Pengaruh Modal Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja, dan Hutang terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan Logam dan Mineral yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Profitabilitas

2.1.1. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dengan total aktiva, penjualan maupun hutang jangka panjang dalam satu periode
tertentu. Sartono (2001) mendefinisikan profitabiltas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa profitabilitas adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur
efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode waktu
tertentu.
Dengan pengertian profitabilitas di atas maka seluruh perusahaan akan
selalu berusaha keras untuk meningkatkan profitabilitasnya, dapat dikatakan
bahwa perusahaan mampu mengelola sumber daya yang dimiliki secara efektif
dan efisien sehingga mampu menghasilkan laba yang tinggi. Kinerja manajerial
dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila, tingkat profitabilitas
perusahaan yang dikelolanya tinggi ataupun dengan kata lain maksimal, dimana

profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang
diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur
keberhasilan perusahaan.

8
Universitas Sumatera Utara

2.1.2

Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajamen secara keseluruhan

yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam
hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio
profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya
perolehan keuntungan perusahaan.Rasio profitabilitas adalah rasio yang
menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Menurut Brigham dan Houston
(2006:107) rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan
gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil
operasi.

Menurut Kasmir (2008: 198) sesuai dengan tujuan yang dicapai, terdapat
beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan.
a.
b.
c.
d.
e.
Untuk

Profit Margin (Profit Margin on Sales)
Return on Investment (ROI)
Return on Asset (ROA)
Return on Equity (ROE)
Laba perlembar saham
jelasnya dalam mengukur rasio profitabilitas dapat dijelaskan

sebagai berikut:
a. Profit Margin (Profit Margin on Sales)
Profit Margin (Profit Margin on Sales) atau Ratio Profit Margin atau
margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk

mengukur margin laba atas penjualan. Cara penggunaan rasio ini adalah dengan
membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih, rasio ini juga dikenal
dengan profit margin. Untuk margin laba kotor dapat dihitung dengan rumus :

9
Universitas Sumatera Utara

������ ������ =

��� ����� − ���� �� ���� ����
� 100 %
�����

Margin laba kotor menunjukkan laba yang relatif terhadap perusahaan
dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini
merupakan cara untuk penetapan harga pokok penjualan. Untuk margin laba
bersih dapat dihitung dengan rumus :
��� ������ ������ =
Margin


laba

������� ����� ������� ��� ��� (����)
�100 %
�����

bersih

merupakan

ukuran

keuntungan

dengan

membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan
penjualan. Rasio laba bersih (net profit margin) digunakan untuk mengukur
besarnya laba bersih ataupun keuntungan bersih yang dicapai perusahaan dari
sejumlah penjualan tertentu.

Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan perusahaan
setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak.
b.Return on Investment(ROI)
Hasil pengembalian investasi atau yang lebih dikenal dengan nama Return
on Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva
yang digunakan dalam perusahaan. Return on Investment (ROI) juga merupakan
suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.
Rumus untuk mencari Return on Investment (ROI) adalah
������ �� ���������� (���) =

������� ����� �������� ��� ���
� 100%
����� ����������

10
Universitas Sumatera Utara

c. Return on Assets (ROA)
Hasil pengembalian Aset atau yang lebih dikenal dengan nama Return on
Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang

digunakan dalam perusahaan. Return on Assets (ROA) juga merupakan suatu
ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola asetnya. Rumus untuk
mencari Return on Assets (ROA) adalah :
������ �� ������ (���) =

������� ����� �������� ��� ���
� 100%
����� ������

Return On Asset merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara

keseluruhan untuk memperoleh keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva
yang tersedia.Dalam perusahaan, perhitungan ROA adalah semakin tinggi rasio
ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on asset menunjukkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.
d. Return on Equity (ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau Return on Equity (ROE) atau rentabilitas
modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri
semakin tinggi rasio ini semakin baik. Hal ini berarti posisi pemilik perusahaan

semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumus untuk mencari Return on Equity
(ROE) adalah:
������ �� ������ (���) =

������� ����� �������� ��� ���
� 100%
������

Return on equity (ROE) adalah yaitu kemampuan dari modal sendiri untuk

menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.

11
Universitas Sumatera Utara

Pengukuran ini adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik atas invesasi
di perusahaan.
e. Laba Perlembar Saham
Rasio laba per lembar saham atau disebut juga dengan rasio nilai buku
merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai

keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum
berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi,
kesejahteraan pemegang saham meningkat. Dengan pengertian lain tingkat
pengembalian yang tinggi. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
���� ��� ������ ��ℎ�� =

���� ��ℎ�� �����
�100%
��ℎ�� ����� ���� �������

Dalam analisis Laporan keuangan, Return os assets (ROA) adalah yang

paling sering digunakan, karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan
menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di
masa yang akan datang. Assets atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan
harta perusahaan, yang di peroleh dari modal sendiri maupun modal asing yang
telah diubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk
kelangsungan hidup perusahaan.
Peniliti membatasi hanya menggunakan satu cara dari berbagai rasio

profitabilitas yang ada, yakni dengan memakai rasio Return On Assets untuk
mengukur profitabilitas perusahaan. Return On Assets adalah ukuran keefektifan
manajemen dalam menghasilalkan laba dengan aktiva yang tersedia. Semakin
besar Return on assets perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan

12
Universitas Sumatera Utara

perusahaan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi
perusahaan tersebut dari segi penggunaan assetnya.
Menurut Wild, Subramanyam, dan Hasley, (2005:65) memiliki beberapa
kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan ROA sebagai berikut:
1. ROA mudah dihitung dan dipahami,
2. merupakan alat pengukur prestasi manajemen yang sensitive terhadap
setiap pengaruh keadaan keuangan perusahaan,
3. manajemen menitikberatkan perhatiannya pada perolehan laba yang
maksimal,
4. sebagai tolak ukur prestasi manajemen dalam memanfaatkan aset yang
dimiliki peruahaan untuk memperoleh laba,
5. mendorong tercapainya tujuan perusahaan,

6. sebagai alat mengevaluasi atas penerapan kebijakan-kebijakan manajamen.
Meskipun ROA memiliki kelebihan, namun ROA juga memiliki kelemahan,
Kelemahan ROA adalah sebagai berikut:
1. kurang mendorong manajemen untuk menambah asset apabila nilai ROA
yang diharapkan ternyata terlalu tinggi,
2. manajemen cenderung fokus pada tujuan jangka pendek bukan pada tujuan
jangka pendek bukan pada tujuan jangka panjang, sehingga cenderung
mengambil keputusan jangka pendek yang lebih menguntungkan tetapi
berakibat negatif dalam jangka panjangnya.

13
Universitas Sumatera Utara

2.2

Modal Kerja

2.2.1

Definisi Modal Kerja

Menurut Djarwanto (2001) modal kerja adalah berhubungan dengan

keseluruhan dana yang digunakan selama periode akuntasi tertentu yang
dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan untuk periode akuntasi yang
bersangkutan (current income). Menurut Munawir (2004) modal kerja adalah
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutanghutangnya. Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal kerja
adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek-kas,
sekuiritas, persediaan dan piutang yang digunakan untuk memenuhi kegiatan
operasi perusahaan. Menurut Kasmir (2008) mengenai pengertian modal kerja
dapat dikemukakan adanya beberapa konsep yaitu konsep kuantitatif, konsep
kualitatif, dan konsep fungsional.
a) Konsepkuantitatif
Konsep kuantitatif menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh
aset lancar dan lebih menekankan bagaimana membiayai operasi
perusahaan jangka pendek.
b) Konsep kualitatif
Konsep kualitatif merupakan konsep yang berfokus pada kualitas
modal kerja. Aset lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar akan
menimbulkan

kepercayaan

bagi

para

kreditor

kepada

pihak

perusahaan, dan jika current ratio menunjukkan sebaliknya, maka akan
mengurangi kepercayaan kreditor.

14
Universitas Sumatera Utara

c) Konsep fungsional
Konsep fungsional berfokus pada fungsi dana yang dimiliki
perusahaan dalam memperoleh laba, artinya semakin banyak dana
yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan
perolehan laba.
Perbedaan mendasar dari tiga konsep di atas adalah jumlah modal kerja.
Dari beberapa pengertian modal kerja penulis menarik kesimpulan bahwa modal
kerja yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan operasi sehari-hari merupakan
modal kerja kuantitatif karena modal kerja ini didasarkan pada keseluruhan aktiva
lancar dalam menghasilkan pendapatan dari usaha pokok perusahaan, hal ini
sesuai dengan judul yang penulis ambil bahwa ada keterkaitn antara modal kerja
dengan profitabilitas.
2.2.2. Jenis Modal Kerja
Modal kerja dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu modal kerja
permanen dan modal kerja variabel.
a. Modal kerja Permanen (Permanent Working Capital), yaitu modal kerja
yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya.
Modal permanen ini dapat dibedakan dalam :
1. Modal kerja primer, yaitu kerja modal minimum yang harus ada pada
perusahaan untuk menjamin konstinuitas usahanya.
2. Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk
menyelenggarakan luas produksi yang normal.

15
Universitas Sumatera Utara

b. Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital), yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja
ini dibedakan antara modal kerja musiman, modal kerja siklis, dan modal
kerja darurat.
1. Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
disebabkan karena fluktuasi musim.
2. Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
disebabkan

karena fluktuasi.

3. Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah
karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumya (misalnya adanya
pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).
2.2.3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi

suatuperusahaan bukan merupakan hal yang mudah, karena modal kerja
yangdibutuhkan oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai
berikut (Munawir, 2004):
1. sifat atau jenis perusahaan,
2. waktu yang diperoleh untuk memproduksi barang yang akan dijual,
3. syarat pembelian dan penjualan,
4. tingkat perputaran persediaan,
5. tingkat perputaran piutang,
6. volume penjualan,
7. faktor musim dan siklus.

16
Universitas Sumatera Utara

2.2.4

Sumber Modal Kerja
Menurut Djawarnto (2001) pada umumnya modal kerja suatu perusahaan

berasal dari beberapa sumber seperti hasil operasi perusahaan, investasi jangka
pendek, penjualan aktiva tetap, penjualan saham, dana pinjaman dari bank dan
kredit dari supplier.
a) Hasil operasi perusahaan
Modal kerja perusahaan yang berasal dari hasil operasi perusahaan dapat
dihitung dengan menganalisa laporan penghitungan laba rugi perusahaan.
Dengan adanya keuntungan atau laba dari usaha perusahaan dan apabila
laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan maka laba tersebut
akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan.
b) Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek).
Surat-surat berharga merupakan salah satu elemen aktiva lancar yang
segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan.
Dengan adanya penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya
perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga
menjadi uang kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat
berharga ini merupakan suatu sumber bertambahnya modal kerja,
sebaliknya apabila terjadi kerugian maka modal kerja akan berkurang.
c) Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar
Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan
aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainya yang

17
Universitas Sumatera Utara

tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi
kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja.
d) Penjualan saham atau obligasi
Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan perusahaan
dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para
pemilik perusahaan untuk menambah modalnya atau dengan menerbitkan
obligasi.
e) Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya.
Pinjaman jangka pendek (seperti kredit bank) bagi beberapa perusahaan
merupakan sumber penting dari aktiva lancarnya, terutama sebagai
tambahan modal kerja yang diperlukan untuk membelanjai kebutuhan
modal kerja musiman, siklis, keadaan darurat atau kebutuhan jangka
pendek lainnya.
f)

Kredit dari supplier
Salah satu sumber modal kerja adalah kredit yang diberikan supplier.
Material, barang-barang dan jasa bisa dibeli secara kredit. Apabila
perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan menarik
pembayaran piutang sebelum waktu hutang harus dilunasi, perusahaan
hanya memerlukan modal kerja yang kecil.

18
Universitas Sumatera Utara

2.3.

Produktivitas Tenaga Kerja

2.3.1

Definisi Produktivitas Tenaga Kerja
Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi dalam

bentuk memberikan produktivitas tenaga kerja yang maksimal. Produktivitas
karyawan bagi suatu perusahaan sangatlah penting sebagai alat pengukur
keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin tinggi produktivitas
karyawan dalam perusahaan, akan meningkatkan laba dan produktivitas di
perusahaan tersebut.
Menurut William K Carter (2009) Produktivitas tenaga kerja diartikan
sebagai suatu ukuran kinerja produksi yang menggunakan pengeluaran atas usaha
manusia sebagai tolak ukurnya. Produktivitas tenaga kerja merupakan jumlah
barang dan jasa yang di produksi oleh seorang pekerja. Dari pengertian di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas tenaga kerja adalah kemampuan
menghasilkan barang dan jasa dari berbagai sumberdaya atau faktor produksi
yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang
dihasilkan dalam suatu perusahaan. Produktivitas kerja merupakan tingkat
keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk
memenuhi keinginan konsumen. Produktivitas dimulai dari kebutuhan pelanggan
dan berakhir pada persepsi pelanggan.

19
Universitas Sumatera Utara

2.3.2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja
Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan di suatu

perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut
Barry Hender dan Jay heizer (2001), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
yaitu tenaga kerja, manajemen, dan modal.
1) Tenaga kerja
Peningkatan dalam kontribusi ketenagakerjaan pada produktivitas adalah
hasil dari tenaga kerja yang lebih sehat, berpendidikan lebih baik, dan
lebih terjamin. Beberapa peningkatan bahkan dapat terlihat dari lebih
singkatnya waktu kerja sekarang. Sekitar 20% dari peningkatan
produktivitas tahunan dikaitkan dengan peningkatan mutu tenaga kerja.
Tiga variabel kunci untuk produktivitas ketenaga-kerjaan yang lebih baik
adalah:
a. pendidikan dasar cocok bagi angkatan kerja yang efektif,
b. pengetatan angkatan kerja,
c. pengeluaran sosial yang membuat tenaga kerja tersedia,seperti
transportasi dan sanitasi.
2) Manajemen
Manajemen ialah faktor dan produksi dan sumber daya ekonomi.
Manajemen bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa tenaga kerja dan
modal digunakan secara efektif untuk meningkatkan produktivitas.
Manajamen termasuk perbaikan melalui penerapan teknologi dan
pemanfaatan pengetahuan yang memerlukan pendidikan dan penelitian.

20
Universitas Sumatera Utara

3) Modal
Modal merupakan landasan gerak suatu usaha perusahaan,karena dengan
modal perusahaan dapat menyediakan peralatan bagi manusia yaitu untuk
membantu melakukan pekerjaan dalam meningkatkan produktivitas kerja.
Fasilitas yang memadai akan membuat semangat kerja bertambah secara
tidak langsung produktivitas kerja dapat meningkat.
2.3.3

Pengukuran Produktivitas Kerja
Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap karyawan maka perlu

dilakukan sebuah pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran produktivitas
tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik per orang atau per jam kerja orang
ialah diterima secara luas, dengan menggunakan metode pengukuran waktu
tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Menurut Henry Simamora (2004: 612) faktorfaktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas
kerja, kualitas dan ketepatan waktu.
1. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh
karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandinggan standar ada
atau ditetapkan oleh perusahaan.
2. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan
dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam
hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaan secaea terknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan
oleh perusahaan.

21
Universitas Sumatera Utara

3. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada
awal waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil
output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain,
ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap aktivitas yang
disediakan diawal waktu sampai menjadi output.
2.4

Hutang

2.4.1

Pengertian Hutang
Hutang adalah kewajiban, maka hutang merupakan kewajiban yang

dimiliki oleh pihak perusahaan yang bersumber dari dana eksternal baik yang
berasal dari sumber pinjaman perbankan, leasing, penjualan obligasi dan
sejenisnya. Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Pasal 1 Tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang, hutang adalah
kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam
mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang
akan timbul dikemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau
Undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi
memberi hak kepada kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan
debitor.
Dengan kata lain hutang adalah seluruh kewajiban perusahaan kepada
pihak lain yang pelunasannya baru akan dilakukan di masa yang akan
datang.Hutang ini timbul dari transaksi atau kejadian masa lalu. Hutang harus
melibatkan transfer asset atau penyediaan jasa dikemudian hari yang bersifat
probable (hampir pasti). Hutang juga merupakan kewajiban dari suatu entitas.

22
Universitas Sumatera Utara

2.4.2

Klasifikasi Hutang
Klasifikasi hutang dimaksudkan dalam hal ini adalah klasifikasi

sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang

menyatakan bahwa hutang

diklasifikasikan dalam hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek.
1. Hutang jangka pendek merupakan kewajiban yang akan jatuh tempo
dalam satu tahun dalam siklus operasi normal perusahaan. Selain itu,
hutang lancar biasanya dibayar dengan aktiva lancar. Jika hutang yan telah
diklasifikasikan sebagai tidak lancar akan jatuh tempo di tahun depan,
maka kewajiban tersebut harus dilaporkan sebagai hutang lancar.
Hutang lancar terbagi dalam dua jenis ini sebagaimana dikatakan oleh
Subramanyam dan John J. Wild, yaitu “jenis pertama timbul dari aktivitas
operasi meliputi utang pajak, pendapatan diterima di muka, uang muka,
utang usaha, dan beban operasi akrual lainnya, seperti hutang gaji. Jenis
kedua hutang lancar timbul dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman
jangka pendek, bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo dan
hutang bunga”.
2. Hutang jangka panjang merupakan kewajiban yang jatuh temponya lebih
dari satu tahun. Selain itu, hutang jangka panjang ini akan dibayar dengan
penyerahan aktiva tidak lancar yang telah diakumulasikan untuk tujuan
pelunasan kewajiban. Penyebutan hutang jangka pendek ini karena dana
yang dipakai dari sumber hutang ini dipergunakan untuk membiayai
kebutuhan yang bersifat jangka panjang. Alokasi pembiayaan jangka

23
Universitas Sumatera Utara

panjang biasanya bersifat tangible asset (aset yang bisa disentuh), dan
memiliki nilai jual tinggi jika suatu saat dijual kembali, dengan itu
penggunaan dan hutang jangka panjang ini dipakai untuk kebutuhan
jangka panjang seperti pembangunan pabrik, pembelian tanah, gedung,
dan sebagainya.
2.5

Tinjauan Penelitian Terdahulu.
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu

yang beragam dari peneliti sebelumnya. Review atas penelitian terdahulu dapat
dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.
1.

Nama
Peneliti
Kalia
(2013)

Variabel Penelitian

Hasil Penilitian

Variabel Independen;
Hutang jangka pendek dan
Hutang jangka panjang,
Variabel Dependen:
Profitabilitas

Hutang jangka pendek dan
hutang jangka panjang
berpengaruh signifikan terhadap
return on asset dan return on
equity.

2.

Sinuraya
(2011)

Variabel Independen :
Modal Kerja dan Perputaran
modal kerja, Variabel
Dependen : Profitabilitas

Modal kerja dan perputaran
modal kerja secara simultan
berpengaruh positif terhadap
profitabilitas, sedangkan secara
parsial hanya variabel jumlah
modal kerja yang berpengaruh
positif terhadap profitabilitas.

3.

Ginting
(2013)

Variabel Independen :
Perputaran modal kerja dan
likuiditas, Variabel
Dependen : Profitabilitas

Manajemen modal kerja dan
likuiditas berpengaruh secara
bersama-sama terhadap
profitabilitas.

24
Universitas Sumatera Utara

4.

Kelana
(2007)

Variabel Independen :
Modal kerja, Variabel
Dependen : Profitabilitas

Tidak ada hubungan antara
modal kerja dengan
profitabilitas.

Sumber: Diolah oleh peneliti
Kalia (2013) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hutang
jangka pendek dan hutang jangka panjang terhadap profitabilitas yang diukur
dengan return on assets dan return on equity. Teknik pengambilan sampel
menggunakan jugment sampling dengan sampel PT Semen Gresik, Tbk, sedang
teknik analisis data menggunakan regresi liner beganda, di mana variabel bebas
terdiri dari hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang serta profitabilitas
yang diukur dengan return on assets dan return on equity sebagai variabel terikat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel hutang jangka pendek dan hutang
jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap return on assets dan return on
equity. Sedangkan hutang jangka pendek berpengaruh dominan terhadap return on
assets dan return on equity karena nilai koefisien determinasi parsialnya paling
besar.
Sinuraya (2011), Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah modal
kerja dan perputaran modal kerja baik secara parsial maupun secara simultan
berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan pada perusahaan
manufaktur logam dan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian
ini merupakan jenis penelitian kausal dengan sampel data yang digunakan adalah
sebanyak 18 perusahaan dari populasi sebanyak 19 perusahaan manufaktur logam
dan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan keuangan

25
Universitas Sumatera Utara

lengkap yang telah diaudit mulai dari tahun 2007-2011 yang diperoleh dari situs
www.idx.co.id, dan www.icmd.com. Pemilihan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling. Proses analisis data yang digunakan
adalah pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel modal kerja dan perputaran modal kerja secara
simultan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Sedangkan secara
parsial hanya variabel jumlah modal kerja yang berpengaruh positif terhadap
profitabilitas perusahaan manufaktur logam dan semen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Ginting (2013), Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel-variabel independen perputaran modal kerja dan likuiditas terhadap
variabel dependen profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada
perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 20072011. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan bentuk hubungan
kausal (sebab akibat), dengan jumlah sampel sebanyak 9 perusahaan industri
farmasi yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia, sehingga diperoleh 45 sampel.
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.
Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari situs
www.idx.co.id. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji
asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik
yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa secara parsial manajemen modal kerja tidak berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap profitabilitas, ini dapat dilihat dari nilai t hitung < t tabel

26
Universitas Sumatera Utara

(0.394 < 2,0141) dengan signifikansi 0.696 lebih besar dari 0,05, sedangkan
current ratio (CR) berpengaruh dan signifikan terhadap profitabilitas yang dapat
dilihat dari nilai thitung > ttabel (4,343 > 2,0141) dengan signifikansi 0,000 <
0,05. Hasil uji f menunjukkan bahwa nilai F hitung > F tabel (19.130 > 2,449)
dengan signifikansi 0.000 < 0,05. Dari hasil uji F ini dapat disimpulkan bahwa
manajemen modal kerja dan likuiditas berpengaruh secara bersama-sama terhadap
profitabilitas.
Kelana (2007), Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan. Objek penelitian ini
adalah neraca dan laporan keuangan pada tiga perusahaan pada sektor industri
barang konsumsi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
deskriptif dan verifikatif yang bertujuan untuk menguji hipotesis dengan
menggunakan perhitungan statistik dan membuat deskriptif secara sistematis
mengenai fakta-fakta dan hubungan antar fenomena yang diselidiki. Variabel
yang diteliti adalah modal kerja sebagai variabel bebas dan profitabilitas sebagai
variabel tidak bebas/terikat. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh modal kerja
terhadap profitabilitas perusahaan digunakan analisis statistik yang terdiri dari :
analisis regresi, koefisien korelasi dan koefisien determinasi. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan uji statistik, yaitu uji parameter r. Melalui perhitungan koefisien
determinasi, perputaran modal kerja (variabel X) mempunyai pengaruh sebesar
0,572 atau sebesar 57,2% terhadap Return On Assets (variabel Y), sedangkan
sisanya sebesar 42,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam
penelitian ini. Misalnya adanya perubahan kondisi perekonomian makro seperti

27
Universitas Sumatera Utara

merosotnya nilai tukar rupiah, situasi global mengenai fluktuasi harga komoditas
barang, dan juga perkembangan politik nasional. Dari uji parameter r,
memperlihatkan bahwa H0 diterima, yaitu tidak ada hubungan antara modal kerja
dengan profitabilitas.
2.6

Kerangka Konseptual
Kerangka

konseptual

adalah

suatu

hubungan

atau

kaitan

yang

mencerminkan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya dari
penelitian yang sedang diteliti. Modal kerja merupakan elemen penting
perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha. Modal kerja dalam suatu
perusahaan harus dikelola dengan baik. Modal kerja tersebut harus cukup
jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk
kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, dengan adanya modal kerja yang cukup
akan menguntungkan bagi perusahaan karena di samping memungkinkan bagi
perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien perusahaan tidak
mengalami kesulitan keuangan. Modal kerja yang cukup lebih baik daripada
modal kerja yang berlebihan, karena dengan modal kerja yang berlebihan
menunjukkan bahwa perusahaan tidak bisa menggunakan dana yang ada dengan
baik, sehingga dana tersebut menjadi tidak produktif. Hal tersebut akan
berdampak terhadap tingkat pengembalian modal perusahaan atau profitabilitas.
Begitu juga sebaliknya modal kerja yang kurang dari cukup akan dapat menjadi
penyebab kemunduran/bahkan kegagalan suatu perusahaan dan menurunkan
tingkat profitabilitas.

28
Universitas Sumatera Utara

Hal yang harus dilakukan oleh perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai
adalah mengelola produktivitas tenaga kerja sebaik mungkin. Semakin tinggi
sumber daya manusia diperusahaan tersebut akan semakin tinggi pula efisiensi
pada karyawan untuk menghasilkan barang/jasa yang diinginkan dalam
perusahaan tersebut, dengan itu profit di dalam perusahaan akan meningkat
dikarenakan kepuasan seorang karyawan terpenuhi sehingga membuat para
karyawan lebih semangat dan antusias untuk memproduksi barang/jasa pada
perusahaan tersebut. Hasil dari pengukuran produktivitas perusahaan adalah
profitabilitas, berupa keuntungan yang didapat. Peningkatan profit adalah hasil
peningkatan produktivitas perusahaan yang semakin tinggi. Semakin tinggi
produktivitas, semakin banyak terjadi penghematan-penghematan, sehingga profit
semakin besar. Dalam hal ini maka tujuan perusahaan agar mendapatkan profit
yang besar atau hal yang diinginkan tercapai akan terlaksana sesuai dengan modal
kerja dan produktivitas tenaga kerja yang mendukung.
Peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bagi
perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua
kewajibannya, yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang
digunakan untuk membayar seluruh kewajibannya, karena semakin besar
penggunaan utang maka akan semakin besar kewajibannya. Penelitian Titman dan
Wessels (1988) (dalam Hilmi 2010) yang menyatakan bahwa terjadi hubungan
negatif

antara

utang

dengan

profitabilitas,

dimana

perusahaan

dengan

pertumbuhan yang tinggi, cenderung mengambil utang yang lebih sedikit.
Barclay, Smith dan Watts (1998) (dalam Hilmi 2010), menyatakan perusahaan

29
Universitas Sumatera Utara

yang mempunyai opsi untuk tumbuh lebih besar akan mempunyai utang yang
lebih sedikit dikarenakan perusahaan lebih mengutamakan solusi atas masalahmasalah yang berkaitan dengan hutangnya. Dimana perusahaan dengan laba
bertumbuh mempunyai kesempatan yang profitable dalam mendanai aktivitasnya
secara internal sehingga perusahaan menghindar untuk menarik dana dari luar dan
berusaha mencari solusi yang tepat atas masalah-masalah yang terkait dengan
hutangnya, selain itu dengan profitabilitas yang meningkat akan meningkatkan
laba ditahan sehingga akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan
peminjaman (Hilmi, 2010).Kesimpulan yang dapat diambil adalah profitabilitas
perusahaan akan mengalami perubahan ketika pinjaman atau hutang mengalami
perubahan. Tetapi perubahan tersebut dapat dibagi menjadi dua sisi. Pertama, jika
hutang naik maka profitabilitas juga akan naik dan sebaliknya jika hutang turun,
maka profitabilitas juga turun. Hubungan antara dapat dilihat pada kerangka
konseptual pada gambar berikut :
Modal Kerja
(X1)

Produktivitas Tenaga Kerja

Profitablitas

(X2)

(Y)

Hutang
(X3)
Sumber: Diolah oleh peneliti

30
Universitas Sumatera Utara

2.7

Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian (Sugiyono, 2007:51). Dari kerangka konseptual, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut: “Modal Kerja, Produktivitas
Tenaga Kerja, dan Hutang Berpengaruh Baik Secara Simultan maupun Parisal
terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Pertambangan Logan dan Mineral yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

31
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Modal Kerja dan Efektivitas Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Logam dan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 65 106

Pengaruh rasio hutang dan perputaran modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 7 1

Pengaruh Modal Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja, dan Hutang terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan Logam dan Mineral yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 88

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 82

Pengaruh Modal Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja, dan Hutang terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan Logam dan Mineral yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja, dan Hutang terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan Logam dan Mineral yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja, dan Hutang terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan Logam dan Mineral yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 6

Pengaruh Modal Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja, dan Hutang terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan Logam dan Mineral yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja, dan Hutang terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan Logam dan Mineral yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Pengaruh Modal Kerja dan Efektivitas Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Logam dan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 11