T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMA Negeri 3 Salatiga T1 BAB I
BAB I
PENDAHULUHAN
1.1 Latar Belakang
Lembaga pendidikan formal adalah sekolah, yang memegang peranan
penting dalam peningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan itu benih harapan
jika masyarakat dilanda keterpurukan dan penindasan jurus yang paling ampuh
adalah dengan pendidikan.
Sistem sekolah yang berkarakterlah yang dapat
mengahsilkan anak didik berkarakter, sekolah yang hanya mengandalkan daya
beli atau tumbuh kembang melalui program materi pembelajaran proyek
kementrian menghasilkan anak didik menjadi komoditas. Peran sekolah sebagai
salah satu lembaga alternative pelayanan pendidikan merupakan suatu badan
tentunya mempunyai visi, misi, tujuan dan fungsi dalam mengemban misi,
menciptakan visi, mencapai tujuan, dan melanjankan fungsi pastinya sekolah
memerlukan tenaga professional yang mendukung pencapaian tujuan sekolah.
Guru sebagai Sumber Daya Manusia yang berada disekolah. Kinerja guru
disekolah mempunyai peran penting mewujudkan tujuan sekolah. UUD Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 mengenai guru dan dosen Pasal 1, Ayat (1)
"Menyampaikan bahwa guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan dan sebagai orang yang banyak digugu serta
ditiru. Sehingga guru yang semakin bermutu semakin besar sumbangannya untuk
perkembangan diri peserta didik. "Tugas utama seorang guru yang profesional
hendaknya berperilaku baik, karena segala perbuatan yang dilakukan akan
menjadi cermin bagi anak didik untuk bertindak atau berperilaku,Samana
(1994:14)". Moral merupakan suatu perilaku yang dilakukan manusia yang
berpatokan pada perbuatan baik serta adanya pengetahuan yang banyak dapat
mampu mendidik peserta menjadi generasi yang mempunyai pengetahuan luas,
maka itu seorang pendididik akan mempunyai peluang untuk mewujudkan
kinerjanya yang profesioanl apabila ia sudah mempunyai penegtahuan yang
banyak.
Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah hendaknya bertanggung jawab
atas perencanaan (planning) yaitu memikirkan sebelumnya apa yang akan
dikerjakan ini berarti bahwa seorang manajer harus menentuka (memastikan)
lebih dahulu serangkaian kegiatan (aktivitas) atau tindakan yang akan
dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan ini tentunya memanfaatkan sumber daya yang
telah tersedia seperti manusia (tenaga kerja), teknologi (alat bantu) dan lain
sebagainy serta didukung dengan: 1). Perencanaan dalam suatu organisasi perlu
adanya penetapan serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
serta hasil yang diinginkan, 2). Pengorganisasian suatu kegiatan yang harus
dilaksanakan dengan menyelidiki sungguh-sungguh pekerjaan mana yang perlu
dan penting.
Pendidikan yang berkualitas membutuhkan guru yang berkualitas pula,
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya yang mulia mempunyai pendukung
yang menunjang sehingga dapat mendorong keberhasilan dan kesuksesan dalam
menjalankan tugasnya. Pendidik hendaknya memiliki semangat yang kuat dalam
menjalankan tugasnya, sehingga ia dapat melaksanakan tanggung jawabnya
dengan baik, dalam dirinya sangat berdampak pada perilaku seorang pendidik
mengajar apabila semangat dalam dirinya rendah maka dengan otomatis gaya
mengajarnya akan asal-asalan, guru sebagai tenaga kependidikan dan sebagai
pegawai negeri sipil baik di lembaga maupun yayasan sekolah, berperan sebagai
pengelola pendidikan. Maka sebagai seorang guru dalam melaksanakan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya perlu adanya dorongan motivasi dari pemimpin
sekolah agar dapat memacu semangat guru dalam mengajar dan mendidik oleh
sebab itu guru sangat membutuhkan morivasi, rangsangan serta dorongan dari
pimpinan sekolah. Dengan demikian "kinerja guru merupakan hasil yang dicapai
oleh seorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya"
(Nainggolan, 1983 :105).
Sebagai pemimpin kepala sekolah berfungsi mewujudkan hubungan yang
harmonis dalam upaya membina dan mengembangkan kerjasama personal, agar
secara bersama-sama melalui kesediaan bergerak ke arah pencapaian tujuan dalam
melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Selain itu juga kepala sekolah
berfungsi sebagai pemberi semangat, kepala sekolah harus memiliki rancangan
paling tepat dalam memberi suport, motivasi kepada tenaga kerja kependidikan
dengan bermacam-macam tugas dan fungsinya. Dorongan semangat dapat
ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja,
disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber
belajar melalui Pusat Sumber Belajar (PSB). Terry dalam Thoha (2003:5)
mengemukakan
bahwa
“kepemimpinan
sebagai
suatu
gerakan
yang
mempengaruhi banyak orang dalam mencapai tujuan pengorganisasian."
Oleh karena itu tugas kepala sekolah adalah dapat menciptakan guru
handal yang mememiliki integritas serta budi pekerti baik agar dapat bekerja
sesuai dengan pengarahan yang diberikan lebih jauh kepala sekolah sebagai
pimpinan harus mengetahui kinerja guru-gurunya. Dengan adanya penilaian
kinerja kepala sekolah akan memperoleh informasi tentang keberhasilan atau
kegagalannya dalam menjalankan tugas masing-masing. Kinerja penting untuk
diteliti karena ukuran terakhir keberhasilan suatu organisasi atau sekolah adalah
kinerja atau pelaksanaan pekerjaannya sehingga kemajuan sekolah banyak
dipengaruhi oleh kinerja guru-gurunya. Penilaian kinerja guru pada dasarnya
merupakan penilaian sistematik terhadap penampilan kerja guru itu sendiri
terhadap taraf potensi kerja guru dalam upaya mengembangkan diri untuk
kepentingan sekolah.
Dapat dilihat kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar ditinjau dari
pengamatan dan pengalaman PPL sealama di SMA Negeri 3 selama 3 bulan pada
tahun 2016. Disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
1. Proses pembelajaran masih belum sepenuhnya baik karena masih sering
menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas, peserta didik cenderung
merasa jenuh dikarenakan mereka merasa bosan mendengar guru hanya
berbicara didepan kelas.
2. Guru sendiri pun masih kurang memenuhi jam mengajarnya, dilihat dari
kegiatan peserta didik yang sering mundar-mandir pada jam pelajaran sudah
dimulai.
3. Juga kurang dalam memotivasi dan memberi arahaan kepada peserta didik hal
ini terlihat dari sikap siswa kepada guru ketika guru sedang mengajar didepan
kelas sisawa sering ribut, bermain handphone, bercerita, mundar-mandir,
bahkan ada yag sampai tidur-tiduran ketika jam pelajaran masih berlangsung
siswa sering tidak tertib mengikuti pelajaran.
Keberhasilan kinerja guru akan tampak apabila terdapat dorongan
semangat dari pimpinan sekolah serta lingkungan sekitar juga dapat menentukan
keberhasilan seseorang. Oleh karena itu, selain guru sendiri yang berusaha pihak
sekolah juga berusaha mengupayakan pemberdayaan gurunya agar memiliki
kinerja yang baik, dan profesional dalam menjalankan tugasnya. Seorang guru
yang baik adalah guru yang mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman menuntut ilmu bersama
gurunya. Guru benar-benar dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi.
1.2 Identifikasi masalah
Dengan adanya beberapa faktor yang disebutkan berdasarkan latar belakang
masalah, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kinerja guru sangat menentukan hasil belajar peserta didik, maka guru
dituntut profesional dalam pelaksananaan tugas.
2. Terdapat persoalan dimana kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, serta kinerja guru
dalam disiplin tugas belum optimal.
3. Rendahnya kinerja yang dimiliki para guru, sehingga loyalitas kerja guru
kurang optimal.
Dengan adanya beberapa faktor yang telah disebutkan diatas maka peneliti
tertarik untuk meneliti Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi
kerja dalam meningkatkan kinerja guru SMA Negeri 3 Salatiga.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh signifikan kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru SMA Negeri 3 Salatiga?
2. Adakah pengaruh signifikan motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja
guru SMA Negeri 3 Salatiga?
3. Adakah pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja dalam
meningkatkan kinerja guru SMA Negeri 3 Salatiga?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisis
pengaruh
kepemimpinan
kepala
sekolah
dalam
meningkatkan kinerja guru SMA Negeri 3 Salatiga.
2. Menganalisis pengaruh motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja guru
SMA Negeri 3 Salatiga.
3. Menganalisis pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja
dalam meningkatkan kinerja guru SMA Negeri 3 Salatiga.
1.5 Signifikansi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis sebagai berikut:
1.5.1 Singnifikansi Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori minimal
menguji teori-teori manajemen pendidikan yang berkaitan dengan kepemimpinan
kepala sekolah dan motivasi kerja guru dalam meningkatkan kinerja guru Sekolah
Menengah Atas Negeri 3 Salatiga.
1.5.2 Signifikansi Praktis
Di harapkan dapat diperoleh melalui temuan penelitian ini adalah sebagai beikut :
a. Bagi sekolah
Sebagai acuan untuk meningkatkan mutu sekolah, agar menghasilkan
pendidik-pendidik yang profesional.
b. Bagi Guru
Dapat meningkatkan motivasi kerja dan dapat menjadi acuan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
c. Bagi Peneliti
Dapat memberi tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
nantinya dapat di manfaatkan sebagai referensi dalam penelitian.
d. Bagi peneliti selanjutnya
Semoga dapat menjadi referensi yang berguna bagi peneliti selanjutnya
yang akan meneliti tentang masalah yang sama.
1.6 Keterbatasan Masalah
Agar penelitian dapat berjalan baik dan sesuai rencana maka masalah
penelitian ini perlu penulis batasi ruang lingkupnya, yang penulis anggap penting
atau yang menjadi indikator penelitian permasalahan yang terjadi yaitu: motivasi
kerja dan kepemimpinan. Dengan batasan masalah sebagai berikut :
a. Objek penelitian ini mencangkup Kepemimpinan kepala sekolah dan
Motivasi kerja guru sebagai penunjangan dalam meningkatan kinerja guru.
b. Subjek penelitian ini adalah Guru-guru SMA Negeri 3 Salatiga.
c. Jumlah responden penelitian relatif sedikit sehingga mengurangi
kemampuan dalam menggeneralisasikan penelitian ini.
d. Penelitian ini hanya menggunakan metode survei kuisioner sehingga
kesimpulan yang diperoleh hanya berdasarkan data hasil pengisian
kuisioner.
1.7 Studi Penelitian Terdahulu
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
Judul
PENGARUH
Metode Penelitian
Populasi penelitian ini
Hasil Penelitian
hasil penelitian
KEPEMIMPINAN
adalah guru mata
menunjukan bahwa
KEPALA SEKOLAH
pelajaran produktif
kepemimpinan kepala
TERHADAP KINERJA
Akuntansi, Administrasi
sekolah berpengaruh
GURU PROGRAM
Perkantoran dan
positif dan signifikan
BISNIS DAN
Manajemen SMK Negeri
terhadap kinerja guru
MANAJEMEN DI SMK
di kota Semarang yang
SMK sebesar 25,10%.
NEGERI SE-KOTA
berjumlah 40 guru.
motivasi kerja
SEMARANG DENGAN
Metode pengumpulan
berpengaruh positif dan
MOTIVASI KERJA
data menggunakan
signifikan terhadap
SEBAGAI VARIABEL
kuesioner. Data variabel
kinerja guru SMK
INTERVENING (2015).
dianalisis dengan statistik sebesar 37,57%. Serta
oleh Wahyu Agung
deskriptif, analisis regresi kepemimpinan kepala
Skripsi
berganda dan analisis
sekolah berpengaruh
jalur
positif dan signifikan
terhadap motivasi kerja
sebesar 36,84%. Motivasi
kerja secara signifikan
berperan menjadi mediasi
partial dalam pengaruh
kepemimpinan kepala
sekolah terhadap kinerja
guru SMK sebesar
26,13%.
Tabel 1.2
Penelitian Terdahulu
Judul
PENGARUH PERSEPSI
Metode Penelitian
Analisis data
Hasil Penelitian
Hasil penelitian:
GURU TENTANG
menggunakan uji regresi
1) Hasil analisis statistik
KEPEMIMPINAN
linier berganda.Populasi
deskripsi variabel
KEPALA SEKOLAH,
penelitian semua guru
persepsi kepemimpinan
MOTIVASI
PNS SD negeri di Gugus
kepala sekolah, motivasi
BERPRESTASI DAN
Ki Hajar Dewantara
berprestasi, dan
KOMPENSASI
Kecamatan Sayung
kompensasi hasilnya
TERHADAP KINERJA
Kabupaten Demak
cukup baik, sedangkan
GURU SD NEGERI DI
berjumlah 50 orang yang
kinerja guru baik.
GUGUS KI HAJAR
sekaligus ditetapkan
2) Analisis regresi linier
DEWANTARA
sebagai sampel
berganda menunjukkan
KECAMATAN
penelitian.
variabel persepsi
SAYUNG KABUPATEN
kepemimpinan kepala
DEMAK (2012). oleh
sekolah, motivasi
Nurchasanah
berprestasi, dan
kompensasi secara
parsial berpengaruh
positif terhadap kinerja
guru dan secara simultan
juga berpengaruh
terhadap kinerja guru.
Tabel 1.3
Studi Penelitian Terdahulu
Judul
PENGARUH MOTIVASI
DAN SELF EFFICACY
TERHADAP KINERJA
GURU DIMODERASI
GAYA KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL
(2016).
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Berdasarkan uji
Hipotesis diuji
instrumen yaitu uji
menggunakan uji t
validitas dan uji
menggunakan MRA.
reliabilitas telah
Hasil penelitian
diperoleh indikator-
menunjukkan bahwa
indikator yang valid
motivasi tidak
dan reliabel untuk
berpengaruh terhadap
dianalisis lebih lanjut.
kinerja guru, self
Model Regresi diuji
efficacy berpengaruh
dengan uji koefisien
positif terhadap kinerja
determinasi dan uji F.
guru, gaya
Berdasarkan uji F
kepemimpinan
diperoleh bahwa
transformasional
model layak untuk
berpengaruh positif
dianalisis lebih lanjut.
terhadap kinerja guru,
gaya kepemimpinan
transformasional tidak
memoderasi pengaruh
motivasi terhadap
kinerja guru dan gaya
kepemimpinan
transformasional
memperlemah pengaruh
self efficacy terhadap
kinerja guru.
PENDAHULUHAN
1.1 Latar Belakang
Lembaga pendidikan formal adalah sekolah, yang memegang peranan
penting dalam peningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan itu benih harapan
jika masyarakat dilanda keterpurukan dan penindasan jurus yang paling ampuh
adalah dengan pendidikan.
Sistem sekolah yang berkarakterlah yang dapat
mengahsilkan anak didik berkarakter, sekolah yang hanya mengandalkan daya
beli atau tumbuh kembang melalui program materi pembelajaran proyek
kementrian menghasilkan anak didik menjadi komoditas. Peran sekolah sebagai
salah satu lembaga alternative pelayanan pendidikan merupakan suatu badan
tentunya mempunyai visi, misi, tujuan dan fungsi dalam mengemban misi,
menciptakan visi, mencapai tujuan, dan melanjankan fungsi pastinya sekolah
memerlukan tenaga professional yang mendukung pencapaian tujuan sekolah.
Guru sebagai Sumber Daya Manusia yang berada disekolah. Kinerja guru
disekolah mempunyai peran penting mewujudkan tujuan sekolah. UUD Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 mengenai guru dan dosen Pasal 1, Ayat (1)
"Menyampaikan bahwa guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan dan sebagai orang yang banyak digugu serta
ditiru. Sehingga guru yang semakin bermutu semakin besar sumbangannya untuk
perkembangan diri peserta didik. "Tugas utama seorang guru yang profesional
hendaknya berperilaku baik, karena segala perbuatan yang dilakukan akan
menjadi cermin bagi anak didik untuk bertindak atau berperilaku,Samana
(1994:14)". Moral merupakan suatu perilaku yang dilakukan manusia yang
berpatokan pada perbuatan baik serta adanya pengetahuan yang banyak dapat
mampu mendidik peserta menjadi generasi yang mempunyai pengetahuan luas,
maka itu seorang pendididik akan mempunyai peluang untuk mewujudkan
kinerjanya yang profesioanl apabila ia sudah mempunyai penegtahuan yang
banyak.
Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah hendaknya bertanggung jawab
atas perencanaan (planning) yaitu memikirkan sebelumnya apa yang akan
dikerjakan ini berarti bahwa seorang manajer harus menentuka (memastikan)
lebih dahulu serangkaian kegiatan (aktivitas) atau tindakan yang akan
dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan ini tentunya memanfaatkan sumber daya yang
telah tersedia seperti manusia (tenaga kerja), teknologi (alat bantu) dan lain
sebagainy serta didukung dengan: 1). Perencanaan dalam suatu organisasi perlu
adanya penetapan serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
serta hasil yang diinginkan, 2). Pengorganisasian suatu kegiatan yang harus
dilaksanakan dengan menyelidiki sungguh-sungguh pekerjaan mana yang perlu
dan penting.
Pendidikan yang berkualitas membutuhkan guru yang berkualitas pula,
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya yang mulia mempunyai pendukung
yang menunjang sehingga dapat mendorong keberhasilan dan kesuksesan dalam
menjalankan tugasnya. Pendidik hendaknya memiliki semangat yang kuat dalam
menjalankan tugasnya, sehingga ia dapat melaksanakan tanggung jawabnya
dengan baik, dalam dirinya sangat berdampak pada perilaku seorang pendidik
mengajar apabila semangat dalam dirinya rendah maka dengan otomatis gaya
mengajarnya akan asal-asalan, guru sebagai tenaga kependidikan dan sebagai
pegawai negeri sipil baik di lembaga maupun yayasan sekolah, berperan sebagai
pengelola pendidikan. Maka sebagai seorang guru dalam melaksanakan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya perlu adanya dorongan motivasi dari pemimpin
sekolah agar dapat memacu semangat guru dalam mengajar dan mendidik oleh
sebab itu guru sangat membutuhkan morivasi, rangsangan serta dorongan dari
pimpinan sekolah. Dengan demikian "kinerja guru merupakan hasil yang dicapai
oleh seorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya"
(Nainggolan, 1983 :105).
Sebagai pemimpin kepala sekolah berfungsi mewujudkan hubungan yang
harmonis dalam upaya membina dan mengembangkan kerjasama personal, agar
secara bersama-sama melalui kesediaan bergerak ke arah pencapaian tujuan dalam
melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Selain itu juga kepala sekolah
berfungsi sebagai pemberi semangat, kepala sekolah harus memiliki rancangan
paling tepat dalam memberi suport, motivasi kepada tenaga kerja kependidikan
dengan bermacam-macam tugas dan fungsinya. Dorongan semangat dapat
ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja,
disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber
belajar melalui Pusat Sumber Belajar (PSB). Terry dalam Thoha (2003:5)
mengemukakan
bahwa
“kepemimpinan
sebagai
suatu
gerakan
yang
mempengaruhi banyak orang dalam mencapai tujuan pengorganisasian."
Oleh karena itu tugas kepala sekolah adalah dapat menciptakan guru
handal yang mememiliki integritas serta budi pekerti baik agar dapat bekerja
sesuai dengan pengarahan yang diberikan lebih jauh kepala sekolah sebagai
pimpinan harus mengetahui kinerja guru-gurunya. Dengan adanya penilaian
kinerja kepala sekolah akan memperoleh informasi tentang keberhasilan atau
kegagalannya dalam menjalankan tugas masing-masing. Kinerja penting untuk
diteliti karena ukuran terakhir keberhasilan suatu organisasi atau sekolah adalah
kinerja atau pelaksanaan pekerjaannya sehingga kemajuan sekolah banyak
dipengaruhi oleh kinerja guru-gurunya. Penilaian kinerja guru pada dasarnya
merupakan penilaian sistematik terhadap penampilan kerja guru itu sendiri
terhadap taraf potensi kerja guru dalam upaya mengembangkan diri untuk
kepentingan sekolah.
Dapat dilihat kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar ditinjau dari
pengamatan dan pengalaman PPL sealama di SMA Negeri 3 selama 3 bulan pada
tahun 2016. Disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
1. Proses pembelajaran masih belum sepenuhnya baik karena masih sering
menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas, peserta didik cenderung
merasa jenuh dikarenakan mereka merasa bosan mendengar guru hanya
berbicara didepan kelas.
2. Guru sendiri pun masih kurang memenuhi jam mengajarnya, dilihat dari
kegiatan peserta didik yang sering mundar-mandir pada jam pelajaran sudah
dimulai.
3. Juga kurang dalam memotivasi dan memberi arahaan kepada peserta didik hal
ini terlihat dari sikap siswa kepada guru ketika guru sedang mengajar didepan
kelas sisawa sering ribut, bermain handphone, bercerita, mundar-mandir,
bahkan ada yag sampai tidur-tiduran ketika jam pelajaran masih berlangsung
siswa sering tidak tertib mengikuti pelajaran.
Keberhasilan kinerja guru akan tampak apabila terdapat dorongan
semangat dari pimpinan sekolah serta lingkungan sekitar juga dapat menentukan
keberhasilan seseorang. Oleh karena itu, selain guru sendiri yang berusaha pihak
sekolah juga berusaha mengupayakan pemberdayaan gurunya agar memiliki
kinerja yang baik, dan profesional dalam menjalankan tugasnya. Seorang guru
yang baik adalah guru yang mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman menuntut ilmu bersama
gurunya. Guru benar-benar dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi.
1.2 Identifikasi masalah
Dengan adanya beberapa faktor yang disebutkan berdasarkan latar belakang
masalah, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kinerja guru sangat menentukan hasil belajar peserta didik, maka guru
dituntut profesional dalam pelaksananaan tugas.
2. Terdapat persoalan dimana kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, serta kinerja guru
dalam disiplin tugas belum optimal.
3. Rendahnya kinerja yang dimiliki para guru, sehingga loyalitas kerja guru
kurang optimal.
Dengan adanya beberapa faktor yang telah disebutkan diatas maka peneliti
tertarik untuk meneliti Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi
kerja dalam meningkatkan kinerja guru SMA Negeri 3 Salatiga.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh signifikan kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru SMA Negeri 3 Salatiga?
2. Adakah pengaruh signifikan motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja
guru SMA Negeri 3 Salatiga?
3. Adakah pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja dalam
meningkatkan kinerja guru SMA Negeri 3 Salatiga?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisis
pengaruh
kepemimpinan
kepala
sekolah
dalam
meningkatkan kinerja guru SMA Negeri 3 Salatiga.
2. Menganalisis pengaruh motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja guru
SMA Negeri 3 Salatiga.
3. Menganalisis pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja
dalam meningkatkan kinerja guru SMA Negeri 3 Salatiga.
1.5 Signifikansi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis sebagai berikut:
1.5.1 Singnifikansi Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori minimal
menguji teori-teori manajemen pendidikan yang berkaitan dengan kepemimpinan
kepala sekolah dan motivasi kerja guru dalam meningkatkan kinerja guru Sekolah
Menengah Atas Negeri 3 Salatiga.
1.5.2 Signifikansi Praktis
Di harapkan dapat diperoleh melalui temuan penelitian ini adalah sebagai beikut :
a. Bagi sekolah
Sebagai acuan untuk meningkatkan mutu sekolah, agar menghasilkan
pendidik-pendidik yang profesional.
b. Bagi Guru
Dapat meningkatkan motivasi kerja dan dapat menjadi acuan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
c. Bagi Peneliti
Dapat memberi tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
nantinya dapat di manfaatkan sebagai referensi dalam penelitian.
d. Bagi peneliti selanjutnya
Semoga dapat menjadi referensi yang berguna bagi peneliti selanjutnya
yang akan meneliti tentang masalah yang sama.
1.6 Keterbatasan Masalah
Agar penelitian dapat berjalan baik dan sesuai rencana maka masalah
penelitian ini perlu penulis batasi ruang lingkupnya, yang penulis anggap penting
atau yang menjadi indikator penelitian permasalahan yang terjadi yaitu: motivasi
kerja dan kepemimpinan. Dengan batasan masalah sebagai berikut :
a. Objek penelitian ini mencangkup Kepemimpinan kepala sekolah dan
Motivasi kerja guru sebagai penunjangan dalam meningkatan kinerja guru.
b. Subjek penelitian ini adalah Guru-guru SMA Negeri 3 Salatiga.
c. Jumlah responden penelitian relatif sedikit sehingga mengurangi
kemampuan dalam menggeneralisasikan penelitian ini.
d. Penelitian ini hanya menggunakan metode survei kuisioner sehingga
kesimpulan yang diperoleh hanya berdasarkan data hasil pengisian
kuisioner.
1.7 Studi Penelitian Terdahulu
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
Judul
PENGARUH
Metode Penelitian
Populasi penelitian ini
Hasil Penelitian
hasil penelitian
KEPEMIMPINAN
adalah guru mata
menunjukan bahwa
KEPALA SEKOLAH
pelajaran produktif
kepemimpinan kepala
TERHADAP KINERJA
Akuntansi, Administrasi
sekolah berpengaruh
GURU PROGRAM
Perkantoran dan
positif dan signifikan
BISNIS DAN
Manajemen SMK Negeri
terhadap kinerja guru
MANAJEMEN DI SMK
di kota Semarang yang
SMK sebesar 25,10%.
NEGERI SE-KOTA
berjumlah 40 guru.
motivasi kerja
SEMARANG DENGAN
Metode pengumpulan
berpengaruh positif dan
MOTIVASI KERJA
data menggunakan
signifikan terhadap
SEBAGAI VARIABEL
kuesioner. Data variabel
kinerja guru SMK
INTERVENING (2015).
dianalisis dengan statistik sebesar 37,57%. Serta
oleh Wahyu Agung
deskriptif, analisis regresi kepemimpinan kepala
Skripsi
berganda dan analisis
sekolah berpengaruh
jalur
positif dan signifikan
terhadap motivasi kerja
sebesar 36,84%. Motivasi
kerja secara signifikan
berperan menjadi mediasi
partial dalam pengaruh
kepemimpinan kepala
sekolah terhadap kinerja
guru SMK sebesar
26,13%.
Tabel 1.2
Penelitian Terdahulu
Judul
PENGARUH PERSEPSI
Metode Penelitian
Analisis data
Hasil Penelitian
Hasil penelitian:
GURU TENTANG
menggunakan uji regresi
1) Hasil analisis statistik
KEPEMIMPINAN
linier berganda.Populasi
deskripsi variabel
KEPALA SEKOLAH,
penelitian semua guru
persepsi kepemimpinan
MOTIVASI
PNS SD negeri di Gugus
kepala sekolah, motivasi
BERPRESTASI DAN
Ki Hajar Dewantara
berprestasi, dan
KOMPENSASI
Kecamatan Sayung
kompensasi hasilnya
TERHADAP KINERJA
Kabupaten Demak
cukup baik, sedangkan
GURU SD NEGERI DI
berjumlah 50 orang yang
kinerja guru baik.
GUGUS KI HAJAR
sekaligus ditetapkan
2) Analisis regresi linier
DEWANTARA
sebagai sampel
berganda menunjukkan
KECAMATAN
penelitian.
variabel persepsi
SAYUNG KABUPATEN
kepemimpinan kepala
DEMAK (2012). oleh
sekolah, motivasi
Nurchasanah
berprestasi, dan
kompensasi secara
parsial berpengaruh
positif terhadap kinerja
guru dan secara simultan
juga berpengaruh
terhadap kinerja guru.
Tabel 1.3
Studi Penelitian Terdahulu
Judul
PENGARUH MOTIVASI
DAN SELF EFFICACY
TERHADAP KINERJA
GURU DIMODERASI
GAYA KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL
(2016).
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Berdasarkan uji
Hipotesis diuji
instrumen yaitu uji
menggunakan uji t
validitas dan uji
menggunakan MRA.
reliabilitas telah
Hasil penelitian
diperoleh indikator-
menunjukkan bahwa
indikator yang valid
motivasi tidak
dan reliabel untuk
berpengaruh terhadap
dianalisis lebih lanjut.
kinerja guru, self
Model Regresi diuji
efficacy berpengaruh
dengan uji koefisien
positif terhadap kinerja
determinasi dan uji F.
guru, gaya
Berdasarkan uji F
kepemimpinan
diperoleh bahwa
transformasional
model layak untuk
berpengaruh positif
dianalisis lebih lanjut.
terhadap kinerja guru,
gaya kepemimpinan
transformasional tidak
memoderasi pengaruh
motivasi terhadap
kinerja guru dan gaya
kepemimpinan
transformasional
memperlemah pengaruh
self efficacy terhadap
kinerja guru.