Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Faktor Kepribadian Terhadap Keberhasilan Usaha “Studi Kasus Pada Usaha Pasar Kuliner di Kota Stabat”

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Uraian Teoritis

2.1.1. Pengertian Wirausaha
Schumpeter dalam As’ad (2009:145) mengemukakan bahwa wirausaha
atau

entrepreneur adalah

seseorang

yang

menggerakkan

perekonomian


masyarakat untuk maju ke depan, mencakup mereka yang mengambil risiko,
mengkoordinasi penanaman modal atau sarana produksi, yang mengenalkan
fungsi faktor produksi baru atau yang mempunyai respon kreatif dan inovatif.
Menurut As’ad (2009:149) mendefinisikan wirausaha adalah orang yang
menerapkan kemampuannya untuk mengatur, menguasai alat-alat produksi dan
menghasilkan hasil yang berlebihan yang selanjutnya dijual atau ditukarkan dan
memperoleh pendapatan dari usahanya tersebut.
Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain,
menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi
pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat. Seorang
wirausaha adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif
dengan

jalan

mengembangkan

ide

dan


meramu

sumber

daya

untuk

menemukan peluang dan perbaikan hidup (Suryana, 2009:16).
Wirausaha juga dapat didefinisikan sebagai orang yang memiliki,
mengelola, dan melembagakan usahanya sendiri. Faktor yang mendorong

7


Universitas Sumatera Utara

seseorang mengambil keputusan berwirausaha dapat diketahui melalui penilaian
kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya. Biografi yang dimiliki

seseorang bermanfaat karena dalam biografi dapat dilihat pengalaman,
keterampilan, dan kompetensi untuk peningkatan kewirausahaan, pengembangan
nilai-nilai

kewirausahaan dan mendorong

untuk

mencetuskan

ide-ide

kewirausahaan seseorang (Suryana, 2009:270).
Menurut Sukardi dalam As’ad (2009:155) pengertian wirausaha merujuk
kepada kepribadian tertentu yaitu pribadi yang mampu berdiri di atas kekuatan
sendiri. sehingga mampu mengambil keputusan untuk diri sendiri, mampu
menetapkan tujuan yang ingin dicapai atas dasar pertimbangannya, sehingga
seorang wirausaha ini adalah seseorang yang merdeka lahir dan batin.
Shefsky dalam Astamoen (2005:51) mendefinisikan wirausaha sebagai
seseorang yang memasuki dunia bisnis apa saja, tepat pada waktunya untuk

membentuk atau mengubah pusat syaraf bisnis tersebut secara substansial.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah
orang yang memiliki, mengelola, melembagakan usahanya sendiri, melakukan
usaha-usaha kreatif dan inovatif, mengembangkan ide dan memanage sumber
daya yang ada serta memanfaatkan peluang untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik.
2.1.2. Karakteristik Wirausaha
Banyak ahli menjabarkan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang
berbeda-beda. Meredith dalam Suryana (2009:24) mengemukakan karakteristik
dan watak seorang wirausahawan antara lain sebagai berikut:

8


Universitas Sumatera Utara

1.

Percaya diri dan optimis, memiliki watak kepercayaan diri yang kuat,
ketergantungan terhadap orang lain, dan bersikap individual.


2.

Berorientasi pada tugas dan hasil, memiliki kebutuhan untuk berprestasi,
berorientasi pada keuntungan finansial, mempunyai motivasi yang kuat,
energik, tekun, tabah, memilliki tekad untuk bekerja keras, dan inisiatifnya
tinggi.

3.

Berani mengambil risiko dan menyukai tantangan, dan mampu mengambil
risiko yang wajar.

4.

Memiliki jiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan
terbuka terhadap saran dan kritikdari orang lain.

5.


Orisinalitas tinggi, memiliki watak inovatif, kreatif, dan fleksibel.

6.

Berorientasi, memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.
Sukardi dalam As’ad (2009:147), mengemukakan bahwa seorang

wirausaha yang berhasil mempunyai karakteristik psikologik tertentu, antara lain:
1.

Supel dan fleksibel dalam bergaul, mampu menerima kritik dan mampu
melakukan komunikasi secaraefektif dengan orang lain.

2.

Mampu memanfaatkan peluang usaha yang ada.

3.

Berani mengambil risiko yang telah diperhitungkan sebelumnya mengenai

sesuatu yang akan dikerjakan serta menyenangi tugas yang dikerjakan secara
efektif bersamaorang lain.

4.

Memiliki pandangan ke depan, cerdik, lincah, dan fleksibel terhadap berbagai
macam situasi.

9


Universitas Sumatera Utara

5.

Oto-aktivitasnya mampu menemukan sesuatu yang orisinil dari pemikiran
sendiri dan mampu menciptakan hal-hal baru yang kreatif.

6.


Percaya pada kemampuan untuk bekerja mandiri, optimis, dinamis serta
mempunyai kemampuan untuk menjadi pemimpin.

7.

Mampu dan menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan dalam
menyusun, menjalankan, dan mencapai tujuan usaha, manajemen umum dan
berbagai bidang pengetahuan lain yang menyangkut dunia usaha.

8.

Memiliki motivasi yang kuat untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik,
mengutamakan prestasi, selalu memperhitungkan faktor pendorong dan
penghambat, tekun, kerja keras, teguh dalam pendirian dan memiliki
kedisiplinan yang tinggi.

9.

Perhatian pada lingkungan sosial untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik
bagi semua orang.

Zimmerer dalam Suryana (2009:24) mengemukakan bahwa terdapat

delapan karakteristik kewirausahaan, antara lain sebagai berikut:
1.

Desire for responsibility yaitu memiliki rasa tanggung jawab terhadap usaha
yang dilakukannya, sehingga akan selalu mawas diri.

2.

Preference for moderate risk yaitu selalu berusaha menghindari berbagai
macam risiko, baik risiko kecil maupun risiko yang berat.

3.

Confidence in their ability to success yaitu memiliki kepercayaan diri untuk
memperoleh kesuksesan.

4.


Desire for immediate feedback yaitu selalu menginginkan umpan balik
dengan segera.

10


Universitas Sumatera Utara

5.

High level of energy yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk
mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6.

Future orientation yaitu memiliki orientasi, perspektif dan wawasan jauh ke
depan.

7.


Skill at organizing yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan
sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

8.

Value of achievement over money yaitu lebih menghargai prestasi yang telah
dicapai daripada uangatau keuntungan finansial.

2.1.3. Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha menurut Suryana (2009:285) adalah keberhasilan dari
bisnis dalam mencapai tujuanya. Keberhasilan usaha merupakan utama dari
sebuah perusahaan dimana segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukan
untuk mencapai suatu keberhasilan. Dalam pengertian umum, keberhasilan
menunjukan suatu keadaan yang lebih baik atau unnggul dari pada masa
sebelumnya. Mudzakar dalam Andari (2011:21) keberhasilan usaha adalah
sesuatau keadaan yang menggambarkan lebih dari pada yang lainnya yang
sederajat/sekelasnya.
Sesuai dengan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu
usaha dikatakan berhasil apabila memiliki suatu kelebihan dibandingkan
dengan periode sebelumnya atau dengan perusahaan sekelasnya. Suatu bisnis
dikatakan berhasil bila mendapat laba, walaupun laba bukan merupakan satusatunya aspek yang di nilai dari keberhasilan sebuah usaha, tetapi alasan laba yang
menjadi faktor penting adalah karena laba merupakan tujuan dari orang yang

11


Universitas Sumatera Utara

melakukan bisnis. Jika terjadi penurunan laba atau ketidak stabilan laba,
maka perusahaan akan kesulitan untuk mengoperasikan kegiatan usahanya dan
menjaga kertahanan usahanya.
Menurut Suryana (2009:85), indikator keberhasilan usaha sebagai berikut:
1.

Modal

2.

Pendapatan

3.

Volume penjualan

4.

Output produksi

5.

Tenaga Kerja

2.1.4. Faktor Penentu Keberhasilan Usaha
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau
visi usaha yang jelas, kemauan dan keberanian dalam menghadapi risiko. Apabila
ada

kesiapan

selanjutnya

dalam

adalah

menghadapi

risiko (Widayana, 2006:45),

langkah

membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan

menjalankannya. Selain bekerja keras, agar usaha tersebut berhasil, wirausaha
harus mampu mengembangkan hubungan baik dengan mitra usaha maupun
pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan. Berikut ini adalah tahapan
dalam membangun kewirausahaan yang sukses yang dikemukakan Steinhoff dan
Burgess dalam Suryana (2009:66).
Suryana (2009:67), mengemukakan tiga faktor penyebab keberhasilan
seorang wirausaha, antara lain:

12


Universitas Sumatera Utara

1.

Kemampuan dan kemauan
Orang yang memiliki kemampuan tetapi tidak memiliki kemauan dan orang
yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak
akan menjadi seorang wirausaha yang sukses. Misalnya seseorang yang
memiliki kemauan untuk membuka toko tapi tidak memiliki kemampuan
untuk mengelolanya, maka lama kelamaan tokonya akan tutup. Begitu
juga dengan orang yang memiliki kemampuan mengelola usaha tetapi tidak
memiliki kemauan untuk membuka usaha, maka selamanya orang tersebut
tidak pernah memiliki usaha.

2.

Tekad yang kuat dan kerja keras
Orang yang tidak memiliki tekad kuat tetapi mau bekerja keras dan orang
yang tidak mau bekerja keras tetapi memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak
akan menjadi wirausahawan yang sukses.

3.

Kesempatan dan peluang
Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan
merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan seorang
wirausaha.

2.2.

Pengetahuan Kewirausahaan

2.2.1. Pengertian Pengetahuan
Kebutuhan akan pengalaman merupakan pengetahuan yang harus
dicari sebanyak

mungkin.

Pengalaman merupakan pengetahuan atau

keterampilan yang harus dikuasai atau diketahui sebagai akibat dari perbuatan
yang telah dilakukan sebelumnya selama jangka waktu tertentu. Wirausaha yang

13


Universitas Sumatera Utara

berpengalaman lebih jeli dalam melihat lebih banyak jalan untuk membuka
usaha baru.
Aktivitas terpenting yang melibatkan otak termasuk dalam ranah kognitif.
Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, keenam jenjang
tersebut adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
penilaian. Pada pembahasan penelitian ini jenjang yang akan dibahas adalah
jenjang

pengetahuan.

Menurut

Sudjono

(2009:50)

pengetahuan

adalah

kemampuan seseorang untuk mengingat kembali kejadian-kejadian yang sudah
pernah dialami, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
Menurut Winkel (2004:274) pengetahuan itu mencakup ingatan akan hal atau
peristiwa yang pernah terjadi, dipelajari, disimpan dalam ingatan dan digali pada
saat dibutuhkan. Sedangkan menurut Djaali (2007:77) pengetahuan (knowledge)
merupakan salah satu faktor kognitif yang merupakan kemampuan menghafal,
mengingat sesuatu atau melakukan pengulangan suatu informasi yang sudah
diresapi atau ditangkap.
Pengetahuan adalah mengelola seluruh elemen sistem berupa dokumen,
basis data, kebijakan, dan prosedur lengkap, beserta informasi tentang
pengalaman, keahlian, dan kecakapan sumber daya manusia secara individu
maupun kolektif. Pengetahuan terdiri dari pengetahuan langsung yaitu
pengetahuan yang telah dimiliki oleh seorang wirausahawan sebelum ia menjadi
seorang wirausaha serta pengetahuan tidak langsung yang di perolehnya dari
berbagai pihak sebelum maupun saat ia telah menjadi seorang wirausaha
(Widayana, 2006:9).

14


Universitas Sumatera Utara

Pengetahuan didefinisikan oleh Oxford Kamus Inggris sebagai (a)
keahlian, dan keterampilan yang diperoleh oleh seseorang melalui pengalaman
atau pendidikan; pemahaman teoritis atau praktis dari suatu subjek, (b) apa yang
dikenal dalam bidang tertentu atau secara total; fakta dan informasi; atau (c)
kesadaran atau keakraban diperoleh pengalaman fakta atau situasi. Perdebatan
filosofis pada mulai umum dengan formulasi Plato pengetahuan sebagai
“keyakinan yang benar dibenarkan.” Namun ada ada definisi yang disepakati
tunggal pengetahuan saat ini, maupun prospek satu, dan masih ada banyak teori
yang bersaing. Pengetahuan akuisisi melibatkan proses kognitif yang kompleks:
persepsi, pembelajaran, komunikasi, asosiasi dan penalaran. pengetahuan Istilah
ini juga digunakan untuk berarti pemahaman subjek percaya diri dengan
kemampuan untuk menggunakannya untuk tujuan tertentu jika sesuai. (Journal of
Economic Education 1 (1) (2012))
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa pengetahuan
bagian dari faktor kognitif yang pertama dan merupakan satu kekayaan dan
kesempurnaan bagi manusia yang memiliki kemampuan menangkap, mengingat,
mengulang, menghasilkan informasi sehingga otak akan bekerja, dan menyimpan
informasi tersebut di dalam memori.
2.2.2. Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan
Pengetahuan

kewirausahaan

adalah

kemampuan

seseorang

untuk

menghasilkan sesuatu yang baru melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif,
sehingga dapat menciptakan ide-ide atau peluang dan dapat dimanfaatkan dengan
baik (Basrowi, 2014:18).

15


Universitas Sumatera Utara

Pengetahuan

kewirausahaan

dapat

diperoleh

melalui

pendidikan

kewirausahaan. Materi kewirausahaan dapat disampaikan sesuai dengan
kurikulum yang ada. Kurikulum tersebut memasukan pendidikan kewirausahaan
yang mempelajari nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan
berinovasi. Selain itu mutu pelajaran yang bersifat teori untuk meningkatkan
pengetahuan kewirausahaan atau dengan praktik langsung kelapangan usaha.
Dengan pengetahuan kewirausahaan yang diperoleh seseorang dari proses
pembelajaran melalui materi-materi pembelajaran maupun dari sumber lainnya
diharapkan dapat memberikan gambaran dan bekal mengenai kewirausahaan yang
nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan seseorang untuk menentukan masa
depan dan diharapkan dapat mendorong seseorang untuk minat berwirausaha.
2.2.3. Pengertian Kompetensi
Agar mencapai kesuksesan karir di dalam suatu bisnis tentunya tidaklah
mudah, ada banyak hal yang harus diketahui dan dikuasai oleh pelaku bisnis
tersebut. Menurut Fithri dan Amanda (2012:280) kompetensi diartikan sebagai
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh
pada kinerja. Sehingga dapat diartikan bahwa wirausaha yang sukses adalah
seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu
yang meliputi sikap, nilai, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksakanan
pekerjaan atau kegiatan.

16


Universitas Sumatera Utara

2.2.4. Jenis-Jenis Kompetensi Wirausaha
Menurut Mitchelmore (2009:100), kompetensi wirausaha terbagi 6, yaitu:
1.

Mengidentifikasi dan mendefinisikan ceruk pasar yang layak

2.

Mengembangkan produk layanan yang tepat bagi perusahaan

3.

Menghasilkan ide

4.

Mampu mengenali lingkungan

5.

Mengenali manfaat peluang

6.

Mampu membuat strategi untuk memanfaatkan peluang
Menurut Heru (2009:41), disebutkan juga bahwa kompetensi wirausaha

terbagi menjadi 7, antara lain:
1.

Kompetensi

hubungan

antar

manusia,

kompetensi

wirausaha

yang

berhubungan dengan kemampuan menjaga, membangun, mengembangkan,
hubungan baik dengan orang, serta pihak yang berkepentingan dengan
aktivitas perusahaan, seperti dengan: rekan kerja, karyawan, penyalur barang,
pemasok bahan, investor, kreditur, masyarakat
2.

Kompetensi teknik, kompetensi wirausaha yang berhubungan dengan teknik,
cara, bahan serta tenaga kerja yang menghasilkan berang dan jasa yang
dihasilkan perusahaan

3.

Kompetensi marketing, kompetensi wirausaha yang berkaitan dengan
kemampuan wirausaha di bidang pemasaran produk. Kemampuan ini
mencakup keahlian melakukan riset pasar, memilih strategi pemasaran,
mengkombinasikan bauran pemasaran yang menguntungkan

17


Universitas Sumatera Utara

4.

Kompetensi keuangan, kompetensi wirausaha dalam mengelola keuangan,
terutama mencari sumber pendanaan yang paling murah, menggunakan dan
menginvestasikan dana yang menguntungkan, membuat anggaran yang tepat
dan membagi laba atas keuntungan usaha dengan memuaskan semua pihak
yang berkepentingan

5.

Kompetensi konseptual, kompetensi yang dimiliki oleh wirausahawan yang
berhubungan dengan kemampuan untuk membuat konsep kegiatan, event,
produk yang baik. Konsep tersebut apabila dijalankan dapat berhasil

6.

Kompetensi dalam pengambilan keputusan, kompetensi yang dimiliki oleh
wirausahawan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengambil
keputusan dengan tepat. Wirausaha selalu berhubungan dengan aktivitas yang
berisiko, ketidak pastian lingkungan, maka dibutuhkan keahlian dalam
pengambilan keputusan yang tepat, terukur dan menguntungkan.

7.

Kompetensi dalam mengatur waktu, kompetesi

yang dimiliki oleh

wirausahawan yang berhubungan dengan kemampuan mengatur waktu
dengan efisien
Sedangkan Fithri dan Amanda (2012:280), beberapa kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang wirausaha adalah:
1.

Kemampuan menganalisis secara sistematis

2.

Kemampuan untuk mengambil peluang dan mengelola sumber yang ada

3.

Kemampuan untuk menemukan kebutuhan internal dan eksternal dari
konsumen

4.

Kemampuan untuk belajar dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki.

18


Universitas Sumatera Utara

2.3.

Kepribadian

2.3.1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah serangkaian ciri yang relatif mantap, kecenderungan
dan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan faktor
sosial, kebudayaan dan lingkungan. Menurut Robins (2006:85) bahwa
“Kepribadian merupakan total jumlah dari cara-cara dalam mana seorang individu
bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Kepribadian seorang manajer sangat
dipengaruhinya dalam bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain”.
Kepribadian yang rapuh akan berdampak negatif terhadap pekerjaan.
Kepribadian yang baik yaitu apabila wirausaha dapat bekerjasama dengan baik
serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar dan efektif. Di
Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai orang yang tidak bekerja pada
sektor pemerintah seperti para pedagang, pengusaha, dan orang yang bekerja di
perusahaan swasta. Sedangkan wirausahawan adalah orang yang mempunyai
usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani membuka kegiatan
produktif yang mandiri. Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan
watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada
kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang
wirausaha agar wirausaha tersebut dapat maju / sukses (Laura, 2010:152)
Ada empat tipe kepribadian wirausaha, yaitu personal achiever, supersales
person, real manager, dan expert idea generation. Tipe kepribadian wirausaha
dapat menentukan bidang usaha yang akan membawanya kepada keberhasilan.
Berdasarkan penelitiannya, ia menemukan bahwa seorang wirausaha akan berhasil

19


Universitas Sumatera Utara

bila ia mengikuti achieving route tertentu sesuai tipe kepribadiannya (Helmi,
2008).
Salah satu aspek yang sangat popular dan perlu mendapat perhatian dalam
berwirausaha adalah etika dan moral bisnis. Etika bisnis dapat menjamin
kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan,
selain itu etika bisnis sangat menentukan maju mundurnya usaha yang dijalankan.
Menurut Zimmer dalam Suryana (2009:20) etika bisnis adalah suatu kode
etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan
tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan yang dihadapi.
John, Donahue, dan Kentle (1991), membagi dimensi kepribadian menjadi
lima yaitu openness to experience, conscientiousness, extraversion, agreeableness
dan neuroticism (OCEAN). Kepribadian openness to experience atau keterbukaan
terhadap pengalaman hidup antara lain penuh dengan ide baru, imajinasi yang
aktif, cerdik dan mendalam, suka refleksi diri, penasaran dengan banyak hal,
inovatif, dan artistik. Individu dengan openness to experience yang rendah atau
closed to experience memiliki kepribadian yang berkebalikan dari karakter
tersebut di atas seperti: tidak inovatif, suka sesuatu yang rutin, praktis, dan
cenderung tertutup.
Kepribadian conscientiousness atau keterbukaan mata dan telinga antara
lain: suka bekerja keras, bekerja sesuai dengan rencana, dapat diandalkan, teratur,
melakukan pekerjaan dengan cermat dan terperinci, dan cenderung rajin. Individu
dengan kepribadian ini disebut memiliki conscientiousness yang tinggi.

20


Universitas Sumatera Utara

Sedangkan individu dengan conscientiousness yang rendah memiliki
kepribadian: ceroboh, malas, tidak teratur, dan tidak dapat diandalkan.
Kepribadian extraversion atau keterbukaan terhadap orang lain antara lain: aktif
berbicara, penuh dengan energi, antusias, kepribadian yang tegas dan pasti, ramah
dan suka bergaul. Individu dengan kepribadian ini disebut memiliki extaversion
yang tinggi. Kebalikannya, individu dengan extraversion yang rendah memiliki
kepribadian antara lain: pendiam, pemalu, sukar bergaul, dan tidak terlalu
bargairah. Individu dengan kepribadian ini disebut juga memiliki kepribadian
introversion.
Agreeableness

atau

keterbukaan

terhadap

kesepakatan

memiliki

kepribadian antara lain: suka bekerja sama, dapat dipercaya, penuh perhatian dan
baik pada orang lain, sukamenolong, tidak mementingkan diri sendiri, pemaaf,
dan tidak suka berselisih dengan orang lain. Individu dengan kepribadian tersebut
dikatakan memiliki agreeableness yang tinggi. Sebaliknya, individu dengan
agreeableness yang rendah memiliki kepribadian antara lain: suka mencari
kesalahan orang lain, senang berselisih, tak acuh, tidak sopan, dan mementingkan
diri sendiri.
Neoriticism atau keterbukaan terhadap tekanan memiliki kepribadian
antara lain: sering merasa tertekan, penuh ketegangan dan kekhawatiran, mudah
murung dan sedih, dan mudah gelisah. Individu dengan kepribadian ini dikatakan
memiliki emosi yang tidak stabil. Sebaliknya, individu dengan emosi yang stabil
memiliki kepribadian antara lain: dapat mengatasi stress dengan baik, tidak mudah

21


Universitas Sumatera Utara

kecewa, tenang dalam situasi menegangkan, dan tidak mudah tertekan. (Jurnal
Bisnis dan Ekonomi (JBE), 2010.
2.4.

Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Peneliti
Judul
Lalit
Sharma Effect of Individual
dan
Pankaj Factors on Youth
Madan (2014)
Entrepreneurship – A
Study of Uttarakhand
State, Indiaa
Handayani
Faktor-faktor
(2013)
Penentu Keberhasilan
Wirausaha

Samuel Toyin Familial Factors,
Akanbi (2013)
Personality Traits
and Self-Efficacy as
Determinants of
Entrepreneurial
Intention Among
Vocational Based
College of Education
Students in Oyo
State, Nigeria

Hasil Penelitian
Research indicated that the course of a
student which he is studying also has an
influence on his decision to become an
entrepreneur.
Berdasarkan
hasil
analisis
data
menunjukkan
bahwa terdapat
dua
faktor yang menentukan keberhasilan
wirausaha yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal terdiri dari
motivasi yang timbul dari dalam diri
pelaku
usaha,
pengalaman
dan
pendidikan yang dimiliki wirausaha
serta kepribadian wirausaha tersebut.
Sedangkan faktor eksternal terdiri dari
dua faktor yaitu faktor lingkungan
keluarga dan faktor lingkungan kerja.
Sedangkan faktor yang menentukan
keberhasilan
wirausaha
tersebut
dipengaruhi oleh dua kriteria yaitu aspek
dan karakteristik wirausaha. Aspek dan
karakteristik wirausaha tersebut juga
mempengaruhi
individu
dalam
pemilihan jenis usahanya. Adapun profil
seorang
wirausaha
yang
sukses
dipengaruhi oleh pemilihan jenis usaha
yang individu tersebut.
Familial factors, personality trait and
self-efficacy on entrepreneurial intention
both at the composite and linear levels.
The fact that parental occupation
individually
and
significantly
contributed to the prediction of
entrepreneurship

22


Universitas Sumatera Utara

Peneliti

Judul

Hasil Penelitian

Kunto (2012)

The research is to
find out whether
there’s impact from
entrepreneurship, to
Solve
students
problems to students’
interest
in
entrepreneur.

Ulina (2008)

Analisis FaktorFaktor yang
Mendorong
Keberhasilan Usaha
Baru (Studi Kasus
pada Crispo
Accessories Grand
Palladium dan Q-ta
Accessories Sun
Plaza Medan)

Boangmanalu
(2007)

Pengaruh
Pengetahuan
Kewirausahan
Dan strategi
Pemasaran terhadap
Keberhasilan Usaha
Pakaian

The results are 1) Simultaneously the
impact of en-trepreneur exists to solve the
problem of students’ interest in
entrepreneur, 2). Partially, there’s no
impact of entrepreneur knowledge in
entrepreneur’s impact of students 3) there’s
partial impact to solve entrepreneur
problem to the interest of entrepreneur in
students. It is suggested to (1) the
entrepreneur interest of the students,
teachers should give the material based on
real-ity, (2) educational institution which
curriculum oriented.
Diperoleh kesimpulan bahwa rencana
pemasaran merupakan faktor yang
paling dominan dalam mendorong
keberhasilan usaha baru. Oleh karena itu
faktor-faktor
yang
mendorong
keberhasilan
usaha
baru
adalah
penerapan yang diikuti
pengimplementasian keempat faktor dari
rencana usaha (business plan) yaitu
rencana pemasaran, rencana produksi,
rencana organisasi dan manajemen serta
keuangan.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
faktor yang mendorong keberhasilan
usaha pakaian adalah penerapan
pengetahuan kewirausahaan dan strategi
pemasaran. Ini berarti hipotesis diterima.

2.5.

Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual merupakan suatu sintetis berdasarkan tinjauan teori

dan penelitian terdahulu yang menggambarkan keterkaitan antar indikator yang
diteliti. Hal ini tentu merupakan tuntutan penelitian dalam memecahkan masalah
penelitian dengan menggunakan bagan alur disertai penjelasan. Keberhasilan
usaha menurut Suryana (2009:285) adalah keberhasilan dari bisnis dalam

23


Universitas Sumatera Utara

mencapai tujuanya. Keberhasilan

usaha merupakan

utama

dari

sebuah

perusahaan dimana segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukan untuk
mencapai suatu keberhasilan. Dalam pengertian umum, keberhasilan menunjukan
suatu keadaan yang lebih baik atau unggul dari pada masa sebelumnya. Hal
inilah yang akan dituntut dalam menjalankan suatu usaha sampai nantinya usaha
tersebut terus berjalan dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan usaha seperti faktor pengetahuan dan kepribadian.
Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang
baru melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga dapat menciptakan
ide-ide atau peluang dan dapat dimanfaatkan dengan baik (Basrowi, 2014:18).
Pengetahuan terdiri dari pengetahuan langsung yaitu pengetahuan yang
telah dimiliki oleh seorang wirausahawan sebelum ia menjadi seorang wirausaha
serta pengetahuan tidak langsung yang di perolehnya dari berbagai pihak sebelum
maupun saat ia telah menjadi seorang wirausaha (Widayana, 2006:9).
Seorang wirausahawan yang sudah memiliki pengetahuan cukup serta
pengalaman

dan

mengembangkan

keahlian
usahanya

dapat

dengan

mudah

menjalankan

karena

dengan

pengetahuan

yang

serta

dimiliki

wirausahawan mampu memikirkan ide-ide serta menciptakan kreativitaskreativitas

dalam

memajukan

usahanya

tersebut,

sehingga

terciptalah

keberhasilan usaha yang diharapkan.

24


Universitas Sumatera Utara

Pengetahuan
Kewirausahaan
(X1)

Keberhasilan Usaha
(Y)

Faktor Kepribadian
(X2)



Kepribadian yang rapuh akan berdampak negatif terhadap pekerjaan.
Kepribadian yang baik yaitu apabila wirausaha dapat bekerjasama dengan baik
serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar dan efektif. Di
Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai orang yang tidak bekerja pada
sektor pemerintah seperti para pedagang, pengusaha, dan orang yang bekerja di
perusahaan swasta (Laura, 2010:152). Alasan kuat tersebutlah yang mendorong
seseorang untuk membuka suatu usaha sendiri (kewirausahaan), karena
kepribadian yang intelektual dan mampu serta berani dalam mengambil resiko
yang ada maka wirausahawan pasti berani untuk membuka usaha dan
mengembangkan usahanya tersebut untuk mencapai keberhasilan usaha yang
diinginkan.

Pada

penelitian

ini,

penulis

tidak

mencantumkan

dimensi

Neuroticism, karena dimensi tersebut mengandung nilai negatif, sehingga
berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut di atas, maka dapat digambarkan
kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian

25


Universitas Sumatera Utara

2.6.

Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian (Sugiyono, 2005:51). Berdasarkan perumusan masalah di atas penulis
memberikan hipotesis dari penelitian ini adalah: Ada hubungan yang positif antara
Pengetahuan Kewirausahaan, dan Faktor Kepribadian terhadap Keberhasilan
Usaha pada Usaha Pasar Kuliner Kota Stabat.

26


Universitas Sumatera Utara