IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA SERANG

  

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 4

TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG

KAKI LIMA DI KOTA SERANG

  Disusun oleh : Hyuga Manjulur

  6661120267

  

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2018

  Dari Sini Kumulai

  Kehidupan Sesungguhnya” Karya kecil ini kupersembahkan teruntuk Ayahanda, Ibunda, Keluarga dan Devi Oktavia

  

ABSTRAK

Hyuga Manjulur 6661120267. Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang

Nomer 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima di Kota Serang. Program Studi Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I : Dr.

Agus Sjafari, M.Si., Dosen Pembimbing II : Riswanda, P.hD.

  Penataan dan Pemberdayaan PKL adalah Peraturan yang dibuat Pemerintah Daerah Kota Serang yang bertujuan untuk mengelola pedagang kaki lima yang berada di Kota Serabg. Lokus dalam penelitian ini adalah di Kota Serang yang memiliki jumlah pedagang kaki lima yang sangat banyak dan harus dikelola. Fokus penelitian ini adalah Impelementasi Peraturan Daerah Kota Serang pada Tahun 2018. Masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah pemberian sarana yang jauh dari pusat keramaian masyarakat, kurang sosialisai kepada masyarakat maupun kepedagang sendiri yang menjadi fokus dari Peraturan Daerah itu sendiri. Dengan rumusan masalahnya yaitu bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang Tahun 2018.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, instrumen penelitiannya adalah peneliti itu sendiri dengan menggunakan cara wawancara dengan informan penelitian, studi dokumentasi dan triangulasi, informan dalam penelitian sebanyak 12 orang. Peneliti menggunakan teori Merilee S. Grindle yang memakai indikatornya adalah isi kebijakan dan konteks kebijakan. Adapun hasil dari penelitian ini bedasarkan wawancara dengan menggunakan semua informan menunjukan bawah implementasi Perda ini belum berjalan dengan baik. terdapat kesalahan dalam pemberian sarana dan prasarana yang jauh dari tempat keramaian atau pusat kegiatan masyarakat, prosedur yang tidak sesuai dalam pendataan pedagang kaki lima yang baru, penjalanan peraturan daerah ini baru sebatas dalam pemberian saran relokasi tanpa memberikan pelatihan khusus untuk pedagang kaki lima serta kurang dukungan kepada peraturan daerah yang di implementasikan dalam proses pengenalan tempat relokasi yang telah di bangun maupun sarana yang telah disediakan oleh instansi terkait.

  Kata Kunci: Implemetasi, Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

  

ABSTRACT

Hyuga Manjulur 6661120267. Implementation of Serang City Rule and Regulation

Number 4 Year 2014 on Arrangement and empowerment of street Vendors in

Serang City. Public Administration Study Program. Faculty of Social Political

Sciences. Sultan Ageng Tirtayasa University. First Supervisor: Dr. Agus Sjafari,

M.Si., Second Supervisor : Riswanda, P.hD.

  

Management and empowerment of street vendors (Pedagang Kaki Lima-PKL) is a

Regulation formulated by the Regional Government of Serang City. The focus in this

research was in Serang City that has numerous street vendors that should be

managed. The focus of this research was implementation of Regional Regulation of

Serang City in 2018. The issues in this research were accommodation of facilities

that is distant from downtown, lack of dissemination to the public and to the vendors

themselves that became the focus of the Regional Regulation. Formulation of the

issue was on how the implementation of the Regional Regulation Number 4 of 2014

on Management and Empowerment of Street Vendors in Serang City in 2018 was.

The method used in the research was qualitative method and the research instruments

was interview of the research with the information source, documentation syudy, and

triangulation with 12 people as the information source. The researcher used policies

the theory Merilee S. Grindle that used policies and policies context as the indicators.

Based on the interviews with information sources, the result of this research showed

that the implementation of the Regional Regulation was not carried out properly yet.

There were errors in the location of facilities and infrastructures that were distant

from crowded place of activity centers, unsuitable procedure in data collecting of

new street vendors, limitation of the regional regulation that only provided relocation

suggestion without special training to the street vendors as well as the lack of support

to the implemented regional regulation in the process of had been constructed or

facilities provided by relevant institutions.

  Keywords : Implementation, Structuring and Empowerment of street vendors.

KATA PENGANTAR

  Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan YME, oleh karena berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

  

“Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 tahun 2014 Tentang

Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang . Skripsi

  ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan penulis dalam penyusunan Skripsi ini, dirasakan masih jauh dari sempurna, maka untuk itu penulis menerima dengan lapang dada segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan penulisan Skripsi ini.

  Pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada yang terhormat : 1).

  Bapak Prof. Dr H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2).

  Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan segala bimbingan, motivasi, pengarahan, saran dan dukungan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 3).

  Ibu rahmahwati, S.Sos,. M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 5).

  Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos,. M.Si selaku Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6).

  Ibu Listyaningsih,S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai ketua penguji skripsi yang telah memberikan arahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  7).

  Ibu Dr. Arenawati, M.Si selaku Sekretaris Prodi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai penguji ahli yang telah memberikan arahan-gambaran sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 8).

  Bapak Anis Fuad, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  9).

  Bapak Riswanda, S.Sos., M.PA, PhD., selaku Dosen pembimbing II yang telah meberikan segala bimbingan, motivasim pengarahan, sarandan dukungannya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak.

  10).

  Bapak dan Ibu Dosen dan Staf Administrasi Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  11).

  Bapak Pimpinan dan seluruh staf Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Serang yang telah bersedia membantu penulis dalam pengumpulan data-data yang diperlukan.

  12).

  Bapak Pimpinan dan seluruh staf Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang yang telah bersedia membantu penulis dalam pengumpulan data-data yang diperlukan 13). Bapak Pimpinan dan seluruh staf UPTD Kota Serang yang telah bersedia membantu penulis dalam pengumpulan data-data yang diperlukan.

  14).

  Kedua orang tuaku Bapak Hotman Hutagaol dan Ibu Saurmauli yang tidak pernah letih uutk menyayangi dan memberikan doa kepada penulis.

  15).

  Devi Oktavia yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam memperoleh data serta turut memberikan masukan dan motivasi dalam menyusun skripsi ini hingga dapat diselesaikan. 16).

  Sahabat-sahabat yang memberikan dorongan dan motivasi terbaik dalam menyusun penelitian ini yaitu: Yudhi Prasetya Miharja, Pradytia Herlyansah, Restu Ramadhan, Santi Nurmayanti, Galih Hidayat Ramadhan 17). Pihak – pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan disini satu persatu

  Mudah-mudahan segala amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan YME. serta penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangannya, walapun demikian harapan penulis mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

  Banten, Juli 2018

  DAFTAR ISI Halaman

  HALAMAN JUDUL ABSTRAK ABSTRACT LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR .............................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

  1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................... 11

  1.3 Batasan Masalah ............................................................................... 12

  1.4 Rumusan Masalah ............................................................................ 12

  1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. 13

  1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ 13

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................... 14

  2.1.1 Pengertian Kebijakan Publik .................................................... 14

  2.1.1.1 Pengertian Kebijakan .................................................. 14

  2.1.1.2 Pengertian Publik ........................................................ 15

  2.1.1.3 Pengertian Kebijakan Publik ....................................... 15

  2.1.2 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik ............................ 17

  2.1.3 Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik ................. 18

  2.1.4 Konsep Pedagang Kaki Lima (PKL) ........................................ 27

  2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 28

  2.3 Kerangka Berfikir Penelitian ........................................................... 30

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................ 33 3.2. Fokus Penelitian ............................................................................... 34 3.3. Lokasi Penelitian .............................................................................. 34 3.4. Variabel Penelitian ............................................................................ 35

  3.4.1 Definisi Konsep .................................................................. 35

  3.4.2 Definisi Operasional ........................................................... 36

  3.5 Instrumen Penelitian ......................................................................... 38

  3.6 Informan Penelitian .......................................................................... 39

  3.7 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 40

  3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................ 43

  3.9 Uji Keabsahan Data .......................................................................... 44

  3.10 Jadwal Penelitian .............................................................................. 46

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ............................................................... 48

  4.1.1 Profil Kota Serang ................................................................. 48

  4.1.2 Profil Dinas Perindustrianm Perdagangan dan Koperasi Kota Serang ............................................................................ 53

  4.1.3 Profil Satpol PP Kota Serang ................................................. 59

  4.1.4 Profil Kecamatan di Kota Serang .......................................... 62

  4.2 Deskripsi Data ................................................................................... 68

  4.2.1 Informan Penelitian ................................................................ 69

  4.3 Pembahsan dan Hasil Penelitian ........................................................ 70

  4.3.1 Penataan dan Pemberdayaan .................................................. 70

  4.3.1.1 Isi Kebijakan................................................................. 75

  4.3.1.1.1 Kepentingan Yang Dipengaruhi ............................ 75

  4.3.1.1.2 Tipe Manfaat ......................................................... 80

  4.3.1.1.4 Letak Pengambilan Keputusn ................................ 89

  4.3.1.1.5 Pelaksana Program ................................................ 92

  4.3.1.1.6 Sumber Daya Yang Dilibatkan.............................. 96

  4.3.1.2 Konteks Implementasi .................................................. 101

  4.3.1.2.1 Kekuasaaan , Strategi Aktor yang Terlibat ........... 101

  4.3.1.2.2 Karakteristik Lembaga dan Penguasa ................... 104

  4.3.1.2.3 Kepatuhan Daya Tanggap ..................................... 106

  4.4 Pembahasan .................................................................................... 110

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 114

  5.2 Saran ....................................................................................................... 115

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Pedagang Kaki Lima di Kota Serang tahun 2015 .................. 7Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Penelitian ..................................................... 36Tabel 3.2 Sumber Informan Penelitian ........................................................... 39Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................. 47Tabel 4.1 Informan Penelitian .......................................................................... 69

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Pemberitahuan Perubahan Tempat berdagang ........................... 9Gambar 1.2 Pedagang Kaki Lima .................................................................. 10Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian ..................................................... 32

  Gamabr 4.1 Mekanisme Penataan .................................................................. 71 Gamabr 4.2 Mekanisme Pemberdayaan ......................................................... 73

Gambar 4.3 Mekanisme Keputusan ................................................................ 91

  Gamabr 4.3 Tenda Bantuan Diperindagkop................................................... 97 Gamabr 4.4 Tempat Relokasi Pedagang Kaki Lima ...................................... 100

DAFTAR LAMPIRAN

  LAMPIRAN 1 Daftar Hadir Bimbingan LAMPIRAN 2 Surat Izin Penelitian LAMPIRAN 3 Peraturan Daerah Kota Serang No. 4 Tahun 2014 LAMPIRAN 4 Dokumentasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Perekonomian pada dasarnya adalah hal yang penting bagi seluruh negara, bagi suatu negara aspek perekonomian dapat membantu negaranya untuk membangun berbagai infrastruktur, namun untuk mendapatkan suatu perekonomian yang baik, suatu negara harus memiliki pendapatan yang besar, untuk menunjang keberhasilan dalam aspek ini. Untuk semua masyarakat perekonomian merupakan hal dasar bagi mereka untuk memperbaiki kehidupan, bahkan negara-negara membuat kesepakatan dalam bidang perekonomian untuk mendapatkan kemajuan yang signifikan bagi negara-negara yang ikut serta di dalamnya.

  Indonesia merupakan negara dengan kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.499 pulau dari sabang sampai marauke. Luas total wilayah

  2

  2 Indonesia adalah 7,81 juta km yang terdiri dari 2,01 juta km daratan, 3,25

  2

  2

  juta km lautan, dan 2,55 juta km Zona Ekonomi Eksklusif (BPHN 2015), dengan tujuan nasional yang ditegaskan dalam pembukuan Undang-Undang Dasar 1945 ialah melindungi sengenap bangsa dan daerah dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan bangsa, serta ikut melakukan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan negara yang berkedaulatan rakyat dan demokrasi dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.

  Indonesia merupakan negara dengan sistem pemerintahan otonomi daerah yang terjadi sekarang yang bertujuan agar pembangunan yang ada di daerah-daerah khusunya luar Pulau Jawa merata dan adil. Pada zaman seperti sekarang semua daerah-daerah di Indonesia mulai memperbaiki daerah mereka dengan berbagai cara agar daerahnya semakin maju serta modern, hal ini dilakukan oleh semua daerah-daerah tersebut untuk menciptakan daerah yang asri, indah, dan tertib untuk masyarakat agar lebih nyaman. Dalam masa otonomi daerah yang berlaku di Indonesia seperti sekarang, pemerintah daerah dapat membuat peraturan mereka sendiri yang akan diberlakukan di daerahnya.

  Provinsi yang ada di Indonesia dapat membuat peraturan daerah mereka sendiri dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda), namun suatu perda tidak dapat dibuat atau diberlakukan apabila suatu Perda tersebut bertentangan dengan peraturan yang lebih kuat hukumnya, bedasarkan dijelaskan bahwa hierarki perundang-undangan dibagi menjadi 6 yaitu: UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Ketetapan MPR, UU/Perpu, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah Provinsi, Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

  Peraturan itu sendiri merupakan suatu tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah dan berorientasi pada upaya pencapaian tujuan demi kepentingan masyarakat.

  Banyak fenomena atau masalah di era sekarang ini yang menjadi landasan lahirnya suatu Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Daerah seperti dalam kasus pedagang yang mengeluhkan tempat usaha yang jauh dari keramaian yang melandaskan pedagang tersebut berjualan mendekati konsumennya. Seperti salah satunya yaitu permasalahan ekonomi. Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman, tentu kebutuhan manusia bertambah dan keadaan ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Di tengah keadaan ekonomi yang terus mengalami perubahan ini, masyarakat dituntut untuk dapat bertahan hidup dengan cara mencari nafkah dengan cara memanfaatkan peluang kerja yang ada. Namun, sempitnya peluang kerja yang ada dan tingginya persaingan untuk memasuki lapangan pekerjaan, banyak masyarakat yang lebih memilih untuk menggeluti sektor informal.

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sektor informal dapat di tik n seb i, “ s kecil y n mel kuk n ke i t n p oduksi d n/ t u distribusi barang dan jasa untuk menciptakan lapangan kerja dan penghasilan bagi mereka yang terlibat dalam unit tersebut serta bekerja dengan keterbatasan, baik modal, fisik, tenaga, maupun keahlian

  Salah satu bentuk sektor informal adalah pedagang kaki lima. Kota pedagang kaki lima ini. Kota Serang merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Serang Provinsi Banten, pada tahun 2007 dan mulai resmi memulai pemerintahan pada tanggal 5 Desember 2008. Sebagai Ibu Kota Provinsi, kehadirannya adalah konsekuensi logis dan keberaadaan Provinsi

  2 Banten, Luas wilayah Kota Serang sekitar 266,72 Km yang terdiri dari 6

  kecamatan yaitu Kecamatan Taktakan, Kecamatan Kasemen, Kecamatan Walantaka, Kecamatan Curug, Kecamatan Serang , dan Kecamatan Cipocok Jaya (Pemerintah Kota Serang, 2017), dari keseluruhan kecamatan yang ada di Kota serang terdapatt 46 desa serta 20 kelurahan . Jumlah penduduk Kota Serang pada tahun 2014 mencapai 631.101 Jiwa (BPS Kota Serang 2014).

  Dalam perekonomian masyarakat Kota Serang, berdagang masih menjadi bahan alternatif bagi beberapa masyarakat untuk mencari nafkah, hal ini bisa dilihat dari banyaknya tempat umum yang dijadikan tempat usaha seperti di Stadion Maulana Yusuf, Alun-alun Kota Serang, Pasar Royal, Pasar Lama, dan lainnya. Dalam sektor usaha bisa dikategorikan dalam beberapa golongan seperti usaha dagang modern dan tradisional/sektor informal. Dalam sektor perdagangan yang ada di kota serang terdapat perdagangan yang terbagi menjadi 2 golongan yaitu perdagangan tradisional/sektor informal dan juga perdagangan modern, dimana perdagangan modern terdiri dari pasar swalayan dengan skala besar.

  Sedangkan perdagangan tradisional umumnya mayarakat melihat sebagai pasar, dimana pasar- pasar ini tersebar banyak di Kota Serang. Pada diamana sebagian besar perdagangan tradisional berbentuk PKL (Pedagang Kaki Lima).

  Dalam sektor perdagangan tradisional yang berbentuk pasar ini banyak di antaranya merupakan warga asli Kota Serang namun juga terdapat warga yang bukan asli Kota Serang, karena lebih besar perdagangan tradisional di bandingkan perdagangan modern mengakibatkan hampir sering dijumpai PKL di sepanjang jalan utama kota ini, dimana semakin banyak PKL yang kita jumpai membuat keresahan bagi masyarakat karena mereka berjualan di area trotoar dan fasilitas umum untuk kepentingan mereka sendiri, terutama di area alun-alun yang merupakan daerah hijau.

  Dengan adanya peraturan perundang-undangan mengenai pemeliharaan Pedagang Kaki Lima, maka pemerintah Kota Serang mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2014 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang. Peraturan ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dalam berusaha bagi pedagang kaki lima dan terpeliharanya sarana prasarana, estetika, kebersihan dan kenyamanan ruang milik publik. Adapun dinas terkait yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan PKL yang tertuang dalam Perda Kota Serang Nomor 4 tahun 2014 Bab V Pasal 20 yaitu Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Serang, Satpol PP Kota Serang dan Kecamatan Serang.

  Pedagang Kaki Lima yang selanjutnya disingkat PKL, adalah pelaku usaha bergerak maupun tidak bergerak, menggunakan prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan milik pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah kota dan/atau swasta baik yang sementara/tidak menetap (Perda Kota Serang Nomor 4 tahun 2014 Bab 1 Pasal 1). Keberadaan pedagang kaki lima sering dianggap menimbulkan berbagai persoalan terutama terkait dengan masalah ketertiban, keamanan, serta kebersihan. Dalam melakukan aktivitasnya, pedagang kaki lima banyak memanfaatkan trotoar, taman kota, dan ruang publik lainnya yang mudah untuk dijangkau masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa ruang terbuka publik yang semestinya dimanfaatkan untuk aktivitas sosial telah berubah menjadi kawasan komersil. Rata-rata pedagang kaki lima menggunakan sarana atau perlengkapan yang mudah dibongkar pasang atau dipindahkan.

  Sebagaimana dijelaskan pada Perda Kota Serang Nomor 4 tahun 2014

  Bab V Pasal 20, Pemerintah Daerah yang mempunyai kewenangan dalam mengimplementasikan Perda ini adalah SKPD yang membidangi perdagangan dalam hal ini yaitu Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) dan dibantu oleh Kecamatan Serang serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Mengimplementasikan Peraturan Daerah dilakukan oleh Disperindagkop. Di satu sisi, Satpol PP membantu dalam menegakkan aturan-aturan yang ada di dalam Perda tersebut. Kecamatan Serang pula mendapatkan tugas dalam mencatat PKL yang ada di Kota Serang. Dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah tentunya menjadi acuan kebijakan dan bertujuan untuk menjadi landasan hukum yang harus ditegakkan.

Tabel 1.1 Data Pedagang Kaki Lima di Kota Serang tahun 2017

  Jenis Kelamin No Kecamatan Jumlah

  Laki-laki Perempuan

  1 Kasemen 176 175 351

  2 Serang 417 159 576

  3 Cipocok Jaya 454 79 533

  4 Taktakan 170 84 254

  5 Walantaka 190 80 270

  6 Curug 130 80 210 Jumlah 2194

  Sumber : (Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota

  Serang : 2017) Berdasarkan tabel 1.1 diatas jumlah PKL di Kota Serang cukup banyak dan beragam. Kebanyakan dari para pedagang tersebut menggunakan trotoar atau pinggir jalan sebagai tempat mereka berjualan, padahal seharusnya trotoar tersebut merupakan ruang publik yang diperuntukkan bagi para pejalan kaki. Tapi tidak ada jalan lain bagi para PKL selain tetap bertahan berjualan di pinggir jalan karena belum adanya tempat relokasi yang memadai untuk menampung para PKL di Kota Serang.

  Hal ini menjadi tugas penting para Stakeholder untuk mengimplementasikan Perda Kota Serang Nomor 4 tahun 2014 terutama dari segi Penataan dan

  (2) Penataan PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara : a.

  Pendataan PKL b.

  Pendaftaran PKL c. Penempatan dan pemindahan PKL d.

  Penetapan lokasi dan penghapusan lokasi PKL ; dan e. Peremajaan lokasi PKL

  (3) Pemberdayaan PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a.

  Peningkatan kemampuan berusaha b.

  Fasilitasi akses permodalan c. Fasilitasi bantuan sarana dagang d.

  Penguatan kelembagaan e. Fasilitasi peningkatan produksi f. Pengolahan, pengembangan jaringan dan promosi ; dan g.

  Pembinaan dan bimbingan teknis Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti terkait permasalahan penataan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang, peneliti menemukan beberapa masalah yang berkaitan dengan belum tercapainya sasaran seperti Pasal 4 ayat (1) dan (2) setelah melakukan observasi lapangan dan wawancara dengan pihak terkait antara lain :

  Pertama , dari segi pendaftaran, masih banyak PKL yang belum

  menjalankan prosedur pendaftaran PKL, sehingga PKL di Kota Serang terus menjamur.

Gambar 1.1 Pemberitahuan Perubahan

  Sumber : Peneliti 2017 Gambar di atas diambil di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang pada

  25 September 2017 Pukul 15.11 WIB, pada saat itu sedang ada pemberitahuan dari pihak Satpol PP kepada para PKL agar memindahkan dagangan mereka di area lain stadion yang sudah dianjurkan.

  Kedua , dari segi penempatan dan pemindahan PKL, banyak PKL yang

  berjualan di tempat yang tidak semestinya, karena banyak PKL yang belum mendaftarkan diri, dan belum mendapat tempat usaha atau TDU yang jelas.

Gambar 1.2 Pedagang Kaki Lima

  Sumber : Peneliti 201 Foto ini diambil di Jl. Kitapa tanggal 7 April 2018 Pukul 14.20 WIB terlihat bahwa trotoar yang seharusnya dipakai pejalan kaki untuk berjalan tepi digunakan untuk berjualan hal ini disebabkan sebagian jalan ini di pakai untuk berjualan pisang.

  Ketiga , dari segi penetapan lokasi dan penghapusan lokasi PKL,

  Kurangnya kesadaran para PKL yang menilai bahwa tempat relokasi yang disediakan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Serang tepatnya di daerah Kepandean itu kurang strategis sehingga mengurangi pendapatan mereka, dan kurang tegasnya lembaga terkait dalam menerapkan sanksi kepada para PKL yang melanggar larangan yang telah ditetapkan dalam Perda Kota Serang No. 4 tahun 2014.

  Keempat dari segi pemberdayaan, kurangnya upaya pemberdayaan

  dari pemerintah seperti yang tertuang dalam Perda Kota Serang No 4 Tahun 2014 terutama dalam hal peningkatan kemampuan berusaha serta pengolahan, pengembangan dan promosi.

1.2 Identifikasi Masalah

  Identifikasi masalah adalah mengidentifikasi dikaitkan dengan topik, tema, judul dan fenomena yang diteliti. Berdasarkan latar belakang yang peneliti uraikan di atas maka identifikasi dari permasalahan yang peneliti n k t tent n “Implement si Pe tu n D e Kot Se n omo 4 tahun 2014 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kot Se n ” dik itk n den n Pen t n d n Pembe d y n di P s l 4 y t (2) dan (3) adalah sebagai berikut : 1.

  Dari segi pendaftaran, masih banyak PKL yang belum menjalankan prosedur pendaftaran PKL, sehingga PKL di Kota Serang terus menjamur.

  2. Dari segi penempatan dan pemindahan PKL, banyak PKL yang berjualan di tempat yang tidak semestinya, karena banyak PKL yang belum mendaftarkan diri, dan belum mendapat tempat usaha atau TDU yang jelas.

  3. Dari segi penetapan lokasi dan penghapusan lokasi PKL, kurangnya kesadaran para PKL yang menilai bahwa tempat relokasi yang disediakan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Serang tepatnya di daerah Kepandean itu kurang strategis sehingga mengurangi pendapatan mereka, dan kurang tegasnya lembaga terkait dalam menerapkan sanksi kepada para PKL yang melanggar larangan yang telah ditetapkan dalam Perda Kota Serang No. 4 tahun 2014.

  4. Dari segi pemberdayaan, kurangnya upaya pemberdayaan dari pemerintah seperti yang tertuang dalam Perda Kota Serang No 4 Tahun 2014 terutama dalam hal peningkatan kemampuan berusaha serta pengolahan, pengembangan dan promosi

  1.3 Batasan Masalah

  Untuk mempermudah penelitian, peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan. Hal ini dikarenakan adanya fokus penelitian, maka akan memberikan batasan studi yang akan dilakukan, agar tidak terjebak dengan banyaknya data yang terdapat di lapangan. Maka fokus penelitian ini adalah

  Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang No 4 tahun 2014 tentang

Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang.

  1.4 Rumusan Masalah

  Bedasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dan dengan memperhatikan focus penelitian yang telah disebutkan dalam batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah : Bagaimana

  Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomer 4 tahun 2014

  Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang.

1.5 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor

  4 tahun 2014 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Secara Teoritis a.

  Dari segi keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya Administrasi Negara.

  b.

  Dapat dijadikan sebagai bahan pemahaman untuk penelitian selanjutnya.

  2. Manfaat secara praktik Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pemerintah di lingkungan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Serang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Kebijakan Publik

2.1.1.1 Pengertian Kebijakan

  Kebijakan merupakan suatu arahan tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang memberikan hambatan-hambatan dan peluang-peluang terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan atau merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud tertentu (Winarno, 2012 : 20).

  Adapun makna kebijakan dalam bahasa inggris modern seperti yang dikutip oleh Wicaksono (2006 : 53) adalah “a course

  of action or plan, a set of political purposes as opposed to administration” (seperangkat aksi atau rencana yang mengandung

  tujuan politik yang berbeda dengan administrasi).

  Pendapat lainnya menurut Federick dalam Agustino (2008 : 7), mendefinisikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan atau kegiatan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan- terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pendapat ini juga menunjukkan bahwa ide kebijakan melibatkan perilaku yang memiliki maksud dan tujuan yang merupakan bagian penting dari definisi kebijakan, karena bagaimanapun kebijakan harus menunjukkan apa yang sesungguhnya dikerjakan daripada apa yang diusulkan dalam beberapa kegiatan pada suatu masalah.

  Dari beberapa pengertian kebijakan menurut para ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa kebijakan adalah suatu arahan tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu dengan mengetahui hambatan-hambatannya dalam rangka merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud tertentu.

  2.1.1.2 Pengertian Publik

  Menurut Syafiie (2006 : 17), Publik merupakan serapan kata dari bahasa inggris, “public” yang bisa berarti umum, masyarakat, atau negara. Publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kesamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki (Syafiie, 2006 : 18).

  2.1.1.3 Pengertian Kebijakan Publik

  Sebelum menjelaskan tentang implementasi kebijakan publik, terlebih dahulu harus diketahui apa yang dimaksud dengan mengimplementasikannya. Menurut Dye dalam Nugroho (2012 : 120), “Whatever government choose to do or not to do. Public

  

policy is what government do, why they do it, and what difference

it makes (kebijakan publik adalah segala sesuatu yang

  dikerjakan pemerintah, mengapa mereka melakukan, dan hasil yang membuat sebuah kehidupan bersama tampil berbeda).

  Pengertian lain menurut Eyestone dalam Wachab (2012 : 13), kebijakan publik adalah, “The relationship of governmental unit

  

to its environment”, (Hubungan yang berlangsung di antara

unit/satuan pemerintah dengan lingkungannya).

  Adapun menurut Anderson dalam Tangkilisan (2003 : 2), kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah dimana implikasinya dari kebijakan itu adalah: kebijakan publik memiliki tujuan tertentu, berisi tindakan-tindakan pemerintah, merupakan hal-hal yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah bukan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan, bisa bersifat positif (tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu) dan bersifat negatif (keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu). Kebijakan publik yang bersifat positif setidak-tidaknya disarankan pada peraturan perundang-undangan yang bersifat mengikat dan memaksa. Ini artinya, Peraturan Daerah Kota Serang No. 4 Tahun 2014 tentang Penataan dan Pemberdayaan dari kebijakan public yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Serang dalam rangka memecahkan permasalahan Pedagang Kaki Lima (PKL).

  Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah yang berisi tindakan-tindakan yang memiliki tujuan tertentu.

2.1.2 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik

  Lester dan Stewart dalam Winarno (2007 : 101-102), menjelaskan bahwa implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian luas merupakan alat administrasi hukum dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan.

  Mazmanian dan Sabatier (Agustino, 2006 : 139), implementasi kebijakan ialah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah- perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya.

  Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa, dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting untuk mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan.

2.1.3 Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik

  Dalam literatur ilmu kebijakan, terdapat beberapa model implementasi kebijakan publik yang lazim dipergunakan. Beberapa model implementasi kebijakan menurut para ahli antara lainImplementasi Kebijakan Model Merille S. Grindle, Implementasi Kebijakan Model Donald Van Metter dan Carl Van Horn, Implementasi Kebijakan George C. Edward III, dan Implementasi Kebijakan Model Mazmanian dan Sabatier.

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori model implementasi kebijakan publik yang dikembangkan oleh Merille S.

  Grindle, karena dianggap relevan dengan materi pembahasan dari objek yang diteliti.Hal ini bukan berarti bahwa peneliti menjustifikasi teori-teori lain tidak relevan dengan perkembangan teori implementasi kebijakan publik, melainkan lebih kepada mengarahkan peneliti agar lebih focus terhadap variabel-variabel yang dikaji melalui penelitian ini.Identifikasi masalah yang ditemukan sesuai jika dikaji dengan menggunakan pendekatan Model Merille S. Grindle.

1. Implementasi Kebijakan Model Merille S. Grindle

  Menurut Grindle dalam Ali dkk (2012 : 96), Implementasi implementasinya. Kedua hal tersebut harus didukung oleh program aksi dan proyek individu yang didesain dan dibiayai bedasarkan tujuan kebijakan, sehingga dalam pelaksaan kegiatan akan meberikan hasil berupa dampak pada masyarakat individu maupun kelompok serta perubahan dan penerima oleh masyarakat terhadap kebijakan yang dilaksanakan. Indikator isi kebijakan menurut Grindle :

  1. Kepentingan yang dipengaruhi Yaitu berkaitan dengan berbagai kepentingan yang mempengaruhi suatu implementasi kebijakan. Dalam indikator ini berargumen bahwa Implementasi Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima melibatkan banyak kepentingan dan sejauhmana kepentingan-kepentingan tersebut membawa pengaruh implementasi.

  2. Tipe manfaat Yaitu untuk menjelaskan dan menunjukan bahwa dalam suatu kebijakan terdapat beberapa jenis manfaat yang menunjuk dampak positif yang dihasilkan oleh pengimplementasian suatu kebijakan. Dalam hal ini artinya Implementasi Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung bagi para pedagang yang terkena dampak peraturan tersebut untuk mensejahterakan mereka.

  3. Derajat perubahan yang diharapkan Yaitu setiap kebijakan mempunyai target yang hendak dan ingin dicapai dan seberapa besar perubahan yang ingin dicapai ke arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam indikator ini peneliti ingin mengetahui seberapa jauh targer Implementasi Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang, terkait dengan relokasi serta cara pemberdayaan yang diberikan kepada pedagang kaki lima apakah mampu meningkatkan kesejahteraan mereka.

  4. Letak pengambilan keputusan Yaitu pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan memegang peranan penting dalam pelaksanaan suatu kebijakan. Dalam hal ini, ditinjau lebih jauh mengenai letak pengambilan keputusan dalam menentukan pengambilan keputusan dalam jumlah kuota pedagang kaki lima yang akan di relokasi serta pemberdayaan apasaja yang sesuai dengan kebutuhan pedagang untuk mencai keuntung bagi mereka.

  5. Pelaksana program Yaitu dalam menjalankan suatu kebijakan atau program harus didukung dngan adanya alas an pelaksana kebijkan yang kompeten dan kapabel demi keberhasilan suatu kebijakan. Dalam hal ini diharapkan seluruh jajaran pelaksana program mampu menjalankan tugas yang optimal

  6. Sumber daya yang dilibatkan Yaitu pelaksana suatu kebijakan yang harus didukung dengan adanya sumberdaya-sumberdaya yang mendukung suatu kebijakan, terutama sumberdaya manusia yang berperan penting terhadap kinerja dari suatu implementasi kebijakan. Dalam ini berkaitan dengan poin 4 yang dijelaskan di atas, serta adanya dukungan sumberdaya lainnya.

  Sementara itu dari isi yang mencakup hal-hal yang diatas terdapat konteks implementasinya adalah sebagai berikut :

  1. Kekuasaan, Strategi aktor yang terlibat Yaitu dalam suatu kebijkan perlu diperhitungkan pula kekuatan atau kekuasaan kepentingan serta strategi yang digunakan oleh para aktor yang terlibat guna mempelancar jalannya pelaksanaan suatu implementasi kebijakan.

  Diharapkan dalam Implementasi Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang, seluruh pelaksana mampu memberikan solusi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ditentukan di lapangan.

  2. Karakteristik lembaga dan penguasa Yaitu lingkungan dimana suatu kebijakan tersebut keberhasilannya. Makan pada bagian ini akan dijelaskan karakteristik Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Serang sebagai suatu lembaga yang turut mempengaruhi suatu kebijakan.