Mapping PekerjaanJabatan; Form Profil Kompetensi; Form Perencanaan Materi Uji; Form

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

  1.1. Latar Belakang

  1.2. Tujuan

  1.3. Sasaran

  1.4. Ruang Lingkup

  1.5. Dasar hukum

  1.6. Pengertian-pengertian

  2.1. Struktur Materi Uji (Profil/ Indikator Unjuk Kerja (IUK), Penilaian Mandiri, Metoda Uji, Soal-soal Uji, Sumberdaya dan Kegiatan Uji)

  2.2. Komponen Penyusunan Materi Uji (Penyelenggara, Tim Penyusun, Tim uji Coba, Tempat Uji Coba, Peserta Uji Coba)

  3.1. Sistimatika Penyusunan Materi Uji Kompetensi

  3.2. Langkah-langkah Penyusunan Materi Uji Kompetensi

  3.3. Uji Coba dan Perbaikan

  4.1. Penerapan dan Pengembangan

  4.2. Distribusi Materi Uji

  4.3. Pengendalian

  (Form Mapping Pekerjaan/Jabatan; Form Profil Kompetensi; Form Perencanaan Materi Uji; Form Tes Tertulis, Lisan, Demonstrasi/Observasi)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Pelaksanaan uji kompetensi dimaksudkan untuk mendapatkan bukti-bukti yang valid, memadai, berlaku sekarang ini/terkini serta otentik sebagai acuan dalam menetapkan apakah peserta uji sudah sudah kompeten atau belum kompeten terhadap unit kompetensi yang diujikan.

  Untuk menentukan bahwa bukti-bukti yang dikumpulkan dalam suatu proses uji kompetensi telah memenuhi unjuk kerja dari suatu unit atau sekelompok unit kompetensi tertentu, maka diperlukan suatu acuan materi uji yang komprehensif dan terukur yang dikembangkan dari unit kompetensi yang diujikan tersebut.

  Materi uji yang telah disusun tersebut untuk selanjutnya dapat dijadikan pula sebagai acuan dalam menentukan metoda uji, soal-soal uji, kegiatan uji serta estimasi waktu uji serta sumber-sumber daya yang dibutuhkan. Berdasarkan uraian diatas, diperlukan adanya suatu pedoman mengenai penyusunan materi uji kompetensi (MUK) sebagai acuan khususnya bagi LSP dan asesor kompetensi dalam melaksanakan uji kompetensi/asesmen.

  Tujuan 1.2.

  Tujuan yang ingin dicapai dari penerbitan pedoman penyusunan materi uji (MUK)/ Pedoman BNSP 304 ini, adalah :

   Memberikan acuan kepada penyelenggara uji kompetensi baik LSP maupun panitia teknis (PTUK) dalam menyusun materi uji kompetensi.  Memberikan panduan praktis kepada asesor kompetensi maupun tenaga expert yang terlibat dalam proses uji kompetensi dalam menyusun materi uji kompetensi.

  Sasaran 1.3.

  Sasaran ingin dicapai dari penerbitan pedoman penyusunan materi uji (MUK)/ Pedoman BNSP 304 ini, adalah :

  Tersusunnya materi-materi uji kompetensi (MUK) yang dapat memberikan gambaran secara lengkap, spesifik dan terukur dari bukti-bukti yang dipersyaratkan dari suatu unit kompetensi untuk dijadikan acuan dalam pelaksanaan uji kompetensi.

  Ruang Lingkup 1.4.

  Ruang lingkup pembahasan pedoman penyusunan materi uji ini meliputi struktur dan komponen materi uji kompetensi, sistimatika dan langkah-langkah penyusunan materi uji kompetensi, implementasi dan pengembangan serta distribusi dan pengendaliannya.

1.5. Dasar Hukum

  Dasar hukum yang melandasi penyusunan Pedoman Penyusunan Materi Uji Kompetensi adalah sebagai berikut :

  2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

  3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi;

  4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistim Pelatihan Kerja Nasional.

  5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep.

  227/MEN/2003 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional; 6. Keputusan Menteri tenaga Kerja dan transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep. 69/MEN/2004 tentang Perubahan Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep. 227/MEN/2003 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional;

  7. Pedoman BNSP 301 tentang pelaksanaan Uji Kompetensi

  1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

1.6. Pengertian-pengertian

  2. Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau regional atau internasional .

  3. Sertifikat Kompetensi adalah bukti pengakuan tertulis atas penguasaan kompetensi kerja pada jenis profesi tertentu yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi atau Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

  4. Uji Kompetensi adalah proses penilaian baik teknis maupun non teknis melalui pengumpulan bukti yang relevan untuk menentukan apakah seseorang kompeten atau belum kompeten pada suatu unit kompetensi atau kualifikasi tertentu.

  5. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  6. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang memungkinkan penyetaraan

  1. Kompetensi Kerja adalah spesifikasi dari setiap sikap, pengetahuan, keterampilan dan atau keahlian serta penerapannya secara efektif dalam pekerjaan sesuai dengan standar kinerja yang dipersyaratkan.

  Dalam Pedoman Penyusunan Materi Uji Kompetensi ini yang dimaksud dengan : dan pengintegrasian antara jalur pendidikan, pelatihan kerja dan pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan dan penghargaan profesi.

  7. Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat BNSP adalah lembaga independen yang bertugas melaksanakan sertifikasi kompetensi yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004.

  8. Lembaga Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat LSP adalah lembaga pelaksana uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi yang telah mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

  9. Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang untuk melakukannya diperlukan kompetensi kerja yang dipersyaratkan serta memenuhi standar yang ditentukan dimana didalamnya terkandung pula nilai-nilai dan kode etik profesi.

  10. Tempat Uji Kompetensi adalah tempat yang memenuhi persyaratan sebagai tempat untuk melaksanakan uji kompetensi sesuai dengan materi dan metoda uji kompetensi yang akan dilaksanakan.

  11. Asesor Kompetensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi dan memenuhi persyaratan untuk melakukan dan/atau menilai uji kompetensi pada jenis dan kualifikasi tertentu.

BAB II STRUKTUR DAN KOMPONEN MATERI UJI KOMPETENSI

2.1 Struktur Materi Uji Kompetensi

  Struktur materi uji ini harus menggambarkan suatu urutan penyusunan materi uji mulai dari profil kompetensi ( unit kompetensi) sampai dengan pengembangan soal-soal

  cluster uji serta dilengkapi instrumen dan sumber daya uji yang dibutuhkan. Struktur materi uji mencakup :

  • Profil Kompetensi Profil kompetensi atau sekumpulan (

  cluster

  ) unit kompetensi harus diambil dan atau menggambarkan kondisi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja ( workplace ), melalui hasil ’matching’ antara standar kompetensi dengan uraian tugas yang dihasilkan dari proses ’job mapping’ dan ’skill analysis’ pada suatu perusahaan/industri tertentu. Profil kompetensi harus mendapatkan validasi dari perusahaan/industri terkait sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan yang ada di tempat kerja.

  • Unit Kompetensi Unit-unit kompetensi yang akan dijadikan materi uji kompetensi (MUK) harus diambil dari profil kompetensi yang sudah ditetapkan. Unit kompetensi dalam konteks penyusunan MUK ini harus diambil dari SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) atau Rancangan SKKNI yang telah dikonvensikan. Dalam pengembangan materi uji, unit kompetensi harus tercakup secara utuh didalamnya, tidak hanya terfokus pada elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja tetapi juga harus mengacu kepada persyaratan dan kondisi yang terdapat pada batasan variabel, panduan penilaian serta kompetensi kunci.
  • Indikator Unjuk Kerja (Bukti-bukti spesifik) Dalam penyusunan materi uji kompetensi maka unit kompetensi harus dijabarkan kedalam bentuk spesifikasi bukti-bukti yang terukur yang mencakup aspek-aspek sikap kerja (attitude), pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) serta penerapannya ditempat kerja sesuai dengan standar perusahaan/industri. Pada format penyusunan materi uji kompetensi (MUK), spesifikasi bukti ini dikembangkan kedalam bentuk indikator unjuk kerja (IUK). Dalam implementasinya indikator unjuk kerja ini merupakan substansi dari materi uji kompetensi yang disusun. Indikator unjuk kerja harus mencakup pula persyaratan dan standar yang diterapkan di industri, sebagai bahan dalam mengembangkan materi uji dan soal- soal uji kompetensi.
  • Penilaian Mandiri Materi uji kompetensi harus dikembangkan pula dalam bentuk penilaian mandiri.

  Penyusunan penilaian mandiri harus mengacu kepada spesifikasi bukti atau indikator unjuk kerja yang sudah ditetapkan. Format dan materi dalam penilaian mandiri harus mampu mengarahkan peserta uji dalam mengukur kesiapan dan kompetensi yang dimilikinya secara obyektif terhadap unit kompetensi yang akan diujikan. Instrumen penilaian mandiri disusun dalam bentuk serangkaian pertanyaan tertutup, dengan alternatif jawaban ya (K = kompeten) atau tidak (BK = belum kompeten).

  • Metoda Uji Kompetensi
Metoda uji harus dikembangkan berdasarkan spesifikasi bukti atau indikator unjuk kerja yang sudah ditetapkan yang mencakup domain sikap kerja, pengetahuan serta keterampilan . Metoda uji harus mampu mengumpulkan bukti-bukti yang memenuhi kriteria bukti yang mencakup aspek-aspek validitas ( validity ), terkini ( Current ), memadai ( ) serta otentik ( ). Metoda yang digunakan dalam

  sufficient authentic

  materi uji seharusnya terdiri dari beberapa metoda atau mengkombinasikan beberapa metoda sekaligus.

  • Soal-soal Uji Soal-soal uji harus mencakup sejumlah pertanyaan yang disusun dalam bentuk tes tertulis (jawaban singkat, essay, pilihan berganda dan lain-lain) dan atau tes lisan/tanya jawab maupun disusun dalam bentuk daftar instruksi atau skenario kegiatan untuk tes praktek/demonstrasi. Soal-soal uji ini harus mengacu dan dikembangkan dari indikator unjuk kerja yang telah disusun sebelumnya, untuk menjamin kesesuaian antara soal uji dengan unit kompetensi yang diujikan. Dalam penyusunan soal-soal uji, harus mempertimbangkan ketercakupan dimensi kompetensi ( task skill, task management skill, contingency skill, environment

  ) serta standar dan persyaratan kerja yang

  management skill and transfer skill berlaku di industri/ perusahaan.

  • Sumber Daya Uji Sumber daya uji mencakup fasilitas, mesin-mesin, peralatan serta bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan uji kompetensi. Sumber daya uji harus dikembangkan berdasarkan metoda uji yang telah ditetapkan dengan mengacu kepada indikator unjuk kerja serta soal-soal yang telah dibuat. Sumber daya uji harus mampu mendukung keberhasilan uji kompetensi, baik terhadap asesor dalam mempersiapkan sumber daya tersebut maupun untuk peserta uji dalam rangka pengenalan dan adaptasi sesuai dengan kebutuhan.
  • Kegiatan Uji Kegiatan uji dalam konteks uji kompetensi harus mampu mendeskripsikan secara singkat seluruh rangkaian kegiatan uji kompetensi yang disusun berdasarkan metoda-metoda uji yang telah ditetapkan. Kegiatan uji ini harus mampu mendorong peserta agar dapat menampilkan seluruh potensi dan kemampuan terbaik yang dimilikinya, agar asesor dapat mengumpulkan bukti-bukti yang telah ditetapkan dan dapat mengambil kesimpulan dan keputusan apakah peserta kompeten atau belum kompeten.

2.2. Komponen Penyusunan Materi Uji Kompetensi

  Komponen penyusunan materi uji kompetensi mencakup penyelenggara, tim penyusun, tim uji coba, tempat uji coba serta peserta uji coba.

  • Penyelenggara

  Penyelenggara penyusunan materi uji dalam rangka uji dan sertifikasi nasional sesuai dengan skema BNSP adalah LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) dan atau Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK). Penyelenggara memiliki tugas dan tanggung jawab mulai dari penetapan unit kompetensi, penetapan tim penyusun, penetapan tim uji coba, tempat uji coba, peserta uji coba serta biaya uji coba.

  • Tim Penyusun Tim penyusun ditetapkan oleh LSP atau PTUK, terdiri dari asesor kompetensi yang memiliki kompetensi pada unit kompetensi yang akan disusun materi ujinya serta dapat dibantu oleh tenaga ahli (subject specialist) pada unit kompetensi tersebut. Ruang lingkup tugas tim penyusun adalah mengidentifikasi unit-unit kompetensi yang akan disusun materi ujinya sesuai dengan profil kompetensi yang diterapkan di industri atau sesuai dengan kebutuhan industri, mengembangkan indikator unjuk kerja, menyusun penilaian mandiri, menetapkan metoda uji, menyusun instrumen (soal-soal) uji, mengidentifikasi dan menetapkan sumber daya yang dibutuhkan serta menetapkan kegiatan uji.
  • Tim Uji Coba Tim uji coba terdiri dari asesor kompetensi yang ditugaskan oleh LSP/PTUK dan bukan anggota tim penyusun. Ruang lingkup tugas dari tim uji coba adalah mengidentifikasi dan menetapkan tempat uji dan peserta uji yang relevan dengan materi uji, melaksanakan uji coba dalam konteks uji kompetensi serta membuat laporan hasil uji coba. Hasil uji coba terhadap materi uji yang telah selesai disusun harus mendapatkan masukan secara real dan obyektif dari lapangan yang mencakup relevansi materi uji dengan materi pekerjaan yang sebenarnya, kesesuaian tingkat literacy dan numeracy materi uji dengan peserta uji serta kesesuaian materi uji dengan standar kinerja dan persyaratan yang berlaku di industri.
  • Tempat Uji Coba Tempat yang digunakan untuk uji coba adalah TUK (Tempat Uji Kompetensi) yang telah diverifikasi oleh LSP. Tempat uji kompetensi dalam konteks uji coba materi uji ini dapat terdiri dari lembaga pendidikan/pelatihan, pusdiklat industri, industri/ perusahaan serta tempat kerja lain yang frelevan. Tim uji coba memastikan bahwa fasilitas, peralatan, bahan serta kebutuhan lainnya telah memenuhi syarat sesuai dengan materi yang akan diujikan.
  • Peserta Uji Coba Peserta dalam rangka uji coba materi ini adalah peserta uji kompetensi yang memiliki latar belakang pendidikan/pelatihan dan pengalaman kerja yang dinilai telah memenuhi persyaratan.

BAB III SISTIMATIKA DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN MATERI UJI KOMPETENSI

3.1. Sistimatika Penyusunan Materi Uji Kompetensi

  Sistimatika penyusunan materi uji kompetensi minimal harus disusun sebagai berikut :

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

   BAGIAN I GAMBARAN UMUM SERTIFIKASI KOMPETENSI

  1.1. Kelembagaan Sertifikasi (BNSP, LSP, TUK)

  1.2. Standar Kompetensi (SKKNI) dan KKNI

  1.3. Uji Kompetensi (Asesmen)

  1.4. Sertifikat Kompetensi

  BAGIAN II URAIAN UNIT KOMPETENSI

  2.1. Unit Kompetensi yang dipilih

  2.2. Penggunaan Unit dalam Pemaketan

  (Cluster)

  2.3. Peran Unit dalam Pekerjaan

  2.4. Persyaratan Pendidikan/Pelatihan dan Pengalaman

  2.5. Standar Kinerja Penerapan Unit

  BAGIAN III MATERI UJI KOMPETENSI Bukti-bukti Kompetensi (IUK) 3.1.

  3.2. Penilaian Mandiri Metoda Asesmen 3.2. Instrumen Asesmen 3.3. Sumber Asesmen 3.4. Kegiatan Asesmen 3.5.

BAB IV PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  (Penjelasan Sistimatika Materi Uji – Terlampir)

3.2. Langkah – Langkah Penyusunan Materi Uji

  Penyusunan materi uji dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : )

  cluster

  1. Penetapan profil kompetensi ( Pada langkah ini tim penyusun harus melaksanakan identifikasi terhadap profil kompetensi yang diterapkan di perusahaan atau mengembangkan profil kompetensi tersebut berdasarkan kebutuhan perusahaan, melalui proses pemetaan pekerjaan ( ), skill serta unit kompetensi

  job mapping analysis/skill tree diagram matching dengan jabatan.

  Profil kompetensi harus memberikan gambaran yang utuh tentang posisi dan peran suatu unit kompetensi dalam membentuk dan memenuhi persyaratan suatu jabatan tertentu.

  2. Penetapan unit kompetensi Pada langkah ini tim penyusun harus menetapkan unit-unit kompetensi yang akan disusun materi ujinya berdasarkan tingkat kekritisan suatu unit kompetensi pada profil kompetensi dari suatu jabatan tertentu.

  Dengan mengacu pada tingkat kekritisan tersebut tim harus dapat menyusun skala prioritas penyusunan materi uji hingga seluruh unit kompetensi yang ada dapat disusun materi ujinya.

  3. Penetapan bukti Pada langkah ini tim penyusun harus mengembangkan spesifikasi bukti-bukti atau indikator unjuk kerja dari unit kompetensi yang telah ditetapkan yang mencakup sikap kerja, pengetahuan serta keterampilan. Untuk memenuhi persyaratan dari industri/perusahaan terkait, tim penyusun harus melaksanakan identifikasi terhadap standar kinerja serta persyaratan kerja lainnya termasuk SOP, sistim dan teknologi yang digunakan agar materi uji yang disusun selalu relevan dengan kondisi terkini dari industri/perusahaan.

  4. Penyusunan penilaian mandiri Pada langkah ini tim penyusun harus menyusun penilaian mandiri dengan mengacu kepada indikator unjuk kerja yang telah dibuat. Penilaian mandiri terdiri dari sejumlah pertanyaan tertutup yang merepresentasikan suatu unit kompetensi secara utuh.

  Penilaian mandiri ini harus mampu menjadi instrumen pendukung dalam memfasilitasi peserta untuk lebih mendalami unit kompetensi serta sekaligus untuk mengukur kesiapan dirinya sebelum mengikuti uji kompetensi.

  5. Penetapan metoda asesmen

  Pada langkah ini tim penyusun harus melaksanakan identifikasi dan penetapan metoda asesmen yang disesuaikan dengan karakteristik serta latarbelakang/ bukti- bukti pendukung yang dimiliki oleh peserta. Penetapan metoda ini harus dapat digunakan untuk menggali bukti-bukti yang dapat menampilkan pengetahuan, sikap kerja dan keterampilan yang dipersyaratkan serta penerapannya secara efektif di tempat kerja dari suatu unit/cluster unit kompetensi. (Dalam konteks penyusunan materi asesmen ini, contoh metode yang digunakan adalah metode tes tertulis, metode tes lisan dan metoda praktek/ demonstrasi).

  6. Penyusunan instrumen/soal-soal uji Penyusunan instrumen/soal-soal uji minimal yang harus disiapkan oleh tim penyusun pada langkah ini disesuaikan dengan contoh metode yang digunakan diatas dengan mengacu kepada spesifikasi bukti/indikator unjuk kerja yang sudah disusun. Untuk menilai aspek pengetahuan, soal-soal uji seharusnya minimal terdiri dari sejumlah tes tertulis dan atau tes lisan/tanya jawab. Sedangkan untuk menilai aspek keterampilan serta sikap seharusnya digunakan sejumlah instruksi kerja atau sejumlah skenario untuk dapat mendemonstrasikan/mempraktekan suatu kegiatan atau pekerjaan tertentu.

  7. Penetapan sumber Pada langkah ini tim penyusun, berdasarkan kepada metoda yang telah ditetapkan harus mengidentifikasi dan menetapkan seluruh fasilitas, peralatan, mesin, dokumen terkait, SDM, serta bahan-bahan yang diperlukan.

  Daftar kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan untuk uji kompetensi ini harus didokumentasikan pada format yang telah disediakan. Pencatatan daftar sumber daya ini harus mampu mendukung asesor dalam mempersiapkan seluruh sumber yang dibutuhkan serta dapat membantu asesi dalam rangka pengenalan dan adaptasi.

8. Penetapan kegiatan

  Pada langkah ini tim penyusun harus mendeskripsikan secara ringkas setiap kegiatan uji yang dilaksanakan dari setiap kriteria unjuk kerja dengan mengacu kepada metoda uji yang telah ditetapkan. Hasil dari setiap kegiatan ini harus mampu menghasilkan bukti-bukti pendukung sebagai dasar dalam mengambil keputusan terhadap kompetensi yang dicapai.

3.3. Uji Coba dan Perbaikan

  Uji coba penerapan materi uji harus dilakukan di lapangan untuk mendapatkan masukan yang nyata dan obyektif dalam rangka menyempurnakan hasil yang sudah dicapai. Uji coba materi uji ini harus dilaksanakan dengan memperhatikan aspek-aspek relevansi materi uji dengan materi pekerjaan yang sebenarnya, kesesuaian tingkat literacy dan numeracy materi uji dengan peserta uji serta kesesuaian materi uji dengan standar kinerja dan persyaratan yang berlaku di industri. Hasil uji coba materi uji harus mampu memperbaiki substansi maupun penyajian dari materi uji yang sudah disusun.

BAB IV PENERAPAN DAN PENGENDALIAN Penerapan 4.1. Dalam proses sertifikasi, penerapan dari materi uji ini harus dilakukan pada saat

  berlangsungnya proses uji kompetensi. Dengan adanya materi uji yang terstandar, maka hasil uji kompetensi harus dapat terjaga kualitasnya serta dapat dipertanggungjawabkan. Secara dokumentatif materi uji sebaiknya ditampilkan dalam bentuk buku ukuran A4 dengan sistimatika penulisan seperti yang terdapat pada bab 2 dan lampiran dari pedoman ini. Secara teknis operasional materi uji harus dapat diterapkan sesuai dengan metoda uji kompetensi yang ditetapkan, khususnya dalam penyajian penilaian mandiri, tes tertulis dan skenario praktek yang dapat ditampilkan secara terpisah dari buku materi uji.

4.2. Distribusi

  Secara kelembagaan BNSP, LSP dan atau PTUK merupakan lembaga yang memiliki kewenangan untuk menyimpan dokumen materi uji kompetensi. Untuk pendistribusian materi uji ditentukan dan dilaksanakan oleh LSP dan PTUK sesuai dengan kebutuhan. Secara struktural pendistribusian materi uji ditujukan kepada tempat-tempat uji kompetensi yang telah diverifikasi oleh LSP serta kepada asesor kompetensi yang telah terdaftar pada LSP yang bersangkutan. Penerima dokumen materi uji berkewajiban menjaga kerahasiaan soal-soal uji yang terdapat pada materi uji dengan menandatangani pernyataan menjaga kerahasiaan serta tidak menggandakan materi uji.

  4.3. Pengendalian

  Pengendalian dokumen materi uji harus dilakukan oleh LSP serta PTUK. Setiap penerbitan materi uji harus divalidasi dengan tanda tangan personil yang berwenang dan stempel asli berwarna biru. Setiap dokumen yang rusak atau hilang harus dilaporkan kepada LSP atau PTUK, disertai dengan surat pernyataan yang disahkan oleh pimpinan TUK. Secara berkala LSP dan PTUK harus melaksanakan monitoring terhadap penerapan materi uji kompetensi di lapangan, baik dalam rangka mengontrol dokumen materi uji maupun substansi dari unit kompetensi yang diujikan.

  Lampiran Penjelasan Penyusunan MUK :

  BAGIAN 1 - GAMBARAN UMUM SERTIFIKASI KOMPETENSI .......................... BAGIAN 2 - URAIAN UNIT KOMPETENSI

  2.1. Unit Kompetensi

  (Tuliskan unit kompetensi yang dipilih pada penyusunan Materi Uji Kompetensi (MUK) ini, serta uraikan secara lengkap mulai dari kode unit, judul unit, elemen kompetensi, KUK, Batasan veriabel, panduan penilaian serta kompetensi kunci) Contoh : Unit kompetensi yang dipilih dalam penyusunan MUK ini adalah : ................................................................................................................. Unit kompetensi ini merupakan salah satu unit dari standar kompetensi yang ada pada sektor/sub sektor .................., pada bidang ......................... .

  Secara lengkap unit kompetensi ini diuraikan sebagai berikut :

  Nomor atau kode dari unit : ....................................... Judul unit : ....................................... Deskripsi unit : ......................................

  Unit kompetensi ini terdiri dari ........ Elemen Kompetensi. Rumusan elemen kompetensi dan KUK dari unit ini adalah sebagai berikut :

  1. Elemen Kompetensi 1 : Nomor Elemen : ................................................ Judul Elemen : ................................................ Kriteria unjuk kerja dari elemen kompetensi ini adalah : 1.1. ................................. 1.2. ................................. 1.3. .................................

  2. Elemen Kompetensi 2 : Nomor Elemen : ................................................ Judul Elemen : ................................................ Kriteria unjuk kerja dari elemen kompetensi ini adalah : 2.1. ................................. 2.2. ................................. 2.3. .................................

  3. Elemen Kompetensi 3 : Nomor Elemen : ................................................ Judul Elemen : ................................................ Kriteria unjuk kerja dari elemen kompetensi ini adalah : 3.1. ................................. 3.2. ................................. Batasan variabel dari unit ini yang merupakan ruang lingkup, situasi dan kondisi dimana KUK diterapkan dirumuskan sebagai berikut : ……………………………………………………………………………………………………………… Untuk membantu menginterpretasikan dan menilai unit sesuai dengan tingkat keterampilan yang digambarkan dalam KUK, dapat mengacu pada panduan penilaian. Panduan penilaian pada unit ini adalah sebagai berikut : ……………………………… ……………………………… ……………………………… Sedangkan kompetensi umum/generik yang diperlukan untuk mendukung pencapaian KUK pada tingkat kinerja yang dipersyaratkan, dapat mengacu kepada tujuh kompetensi kunci dengan tingkatan/level yang sudah ditetapkan. Rumusan kompetensi kunci serta levelnya pada unit ini digambarkan sebagai berikut :

  1. ………………………………………… () 2. ………………………………………… ()

  • kan dengan unit-unit kompetensi yang relevan sesuai dengan hasil pemetaan pekerjaan dan skill analisys. Hasil
  • ....................................
  • ....................................
  • ....................................
  • ....................................
  • ....................................
  • ....................................
  • ....................................
  • ....................................
  • >....................................
  • ....................................
  • ....................................
  • ....................................

  /pemaketan tersebut merupakan suatu

  2. Profil kompetensi pekerjaan ..............................

  1. Profil kompetensi pekerjaan ..............................

  /profil kompetensi dari suatu pekerjaan dapat digambarkan sebagai berikut :

  cluster

  atau profil kompetensi suatu pekerjaan. Beberapa contoh

  cluster

  matching

  3. ………………………………………… () 4. ………………………………………… () 5. ………………………………………… () 6. ………………………………………… () 7. ………………………………………… ()

  matching

  Secara spesifik, pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat di-

  1. ..................................... 2. ..................................... 3. ..................................... 4. ........dst.

  atau pemaketan unit kompetensi yang terdapat unit ini didalamnya) Contoh : Unit kompetensi ................................. ini, dapat diterapkan pada berbagai bidang pekerjaan. Contoh-contoh pekerjaan yang menggunakan unit ini adalah

  cluster

  (Tuliskan contoh-contoh pekerjaan yang mensyaratkan unit kompetensi ini dalam melaksanakan tugas-tugasnya, berikan juga contoh-contoh

  2.2. Penggunaan Unit dalam Profil/Pemaketan (Cluster)

  3. Profil kompetensi pekerjaan ..............................

  4. Dst.

  2.3. Peran Unit dalam Pekerjaan

  (Tuliskan peran unit kompetensi ini dalam suatu pekerjaan atau profil kompetensi seperti yang dicontohkan diatas sesuai dengan ril yang ada di lapangan) Contoh : Unit kompetensi .............................. ini, merupakan unit yang memiliki peran cukup penting dalam mendukung pencapaian kinerja sesuai dengan harapan perusahaan, khususnya dalam hal pengelolaan informasi dengan pelanggan.

  2.4. Persyaratan Pendidikan/Pelatihan dan Pengalaman

  (Tuliskan persyaratan pendidikan, pelatihan maupun pengalaman kerja yang dibutuhkan untuk mencapai unit kompetensi ini Contoh :

  2.5. Standar Kinerja Penerapan Unit

  (Identifikasi dan Tuliskan standar-standar kinerja uang berlaku di suatu perusahaan atau industri secara umum) Contoh :

BAGIAN 3 MATERI UJI KOMPETENSI

3.1. Bukti-bukti Kompetensi (IUK)

  (Tuliskan bukti-bukti yang spesifik atau indikator unjuk kerja (IUK) dari setiap criteria unjuk kerja (KUK) yang ada serta tetapkan domain dari dari setiap item IUK yang sudah dirumuskan. Gunakan form yang sudah dipersiapkan) Contoh :

  Spesifikasi Bukti (Indikator Unjuk Kerja)

  Nomor Unit : Judul Unit : Deskripsi Unit :

  Elemen Kompetensi 1

  Nomor Elemen : Judul Elemen :

  

Kriteria Unjuk Kerja : Spesifikasi Bukti (Indikator Unjuk Kerja) Domain

  1.1

  1.2

1.3 Elemen Kompetensi 2

  Nomor Elemen : Judul Elemen :

  

Kriteria Unjuk Kerja : Spesifikasi Bukti (Indikator Unjuk Kerja) Domain

  2.1

  2.2

  2.3

2.4 Elemen Kompetensi 3

  Nomor Elemen : Judul Elemen :

  

Kriteria Unjuk Kerja : Spesifikasi Bukti (Indikator Unjuk Kerja) Domain

  3.1

  3.2

  3.3

  3.4

3.2. Penilaian Mandiri

  (Buatlah penilaian mandiri dengan mengacu kepada indikator unjuk kerja atau spesifikasi bukti yang telah dirumuskan) Contoh : Penilaian mandiri merupakan salah satu instrumen dalam proses asesmen / uji kompetensi yang bertujuan untuk mempelajari dan mendalami KUK pada unit kompetensi serta untuk mengukur kesiapan peserta dalam mengikuti uji kompetensi. Pada unit kompetensi …………………………… ini, penilaian mandiri disusun sebagai berikut :

  Penilaian mandiri : Pada bagian ini, anda diminta untuk menilai diri sendiri terhadap unit (unit-unit) kompetensi yang akan diujikan.

  1. Pelajari seluruh standar Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang dipersyaratkan, batasan variabel, panduan penilaian dan kompetensi kunci serta yakinkan bahwa anda sudah benar-benar memahami seluruh isinya.

  2. Laksanakan penilaian mandiri dengan mempelajari dan menilai kemampuan yang anda miliki secara obyektif terhadap seluruh daftar pertanyaan yang ada, serta tentukan apakah sudah kompeten (K) atau belum kompeten (BK).

  3. Apabila anda menilai belum kompeten untuk sebagian item pertanyaan yang ada, disarankan untuk melakukan pelatihan terlebih dahulu sampai anda merasa yakin dapat mendemonstrasikan item yang dinilai belum kompeten tersebut.

  Nomor Unit : Judul Unit

  :

  Deskripsi Unit : Elemen Kompetensi 1 Nomor Elemen :

  Judul Elemen :

Kriteria Unjuk Kerja Daftar Pertanyaan Penilaian Mandiri K/BK

  1.1 Kriteria Unjuk Kerja Daftar Pertanyaan Penilaian Mandiri K/BK

  1.2

1.3 Elemen Kompetensi 2

  Nomor Elemen : Judul Elemen :

  

Kriteria Unjuk Kerja Daftar Pertanyaan Penilaian Mandiri K/BK

  2.1

  2.2

  Elemen Kompetensi 3 Nomor Elemen : Judul Elemen :

Kriteria Unjuk Kerja Daftar Pertanyaan Penilaian Mandiri K/BK

  3.1

  3.2

  3.3

  3.4

  3.3. Metoda Asesmen

  (Tuliskan metoda asesmen yang digunakan sesuai dengan domain yang sudah ditetapkan dari setiap indikator unjuk kerja yang dibuat) Contoh : Metoda yang digunakan pada materi uji kompetensi ini meliputi :

  1. Metoda tes lisan Metoda ini digunakan untuk menggali aspek pengetahuan dengan cara tanya jawab mengacu kepada sejumlah daftar pertanyan lisan yang sudah dipersiapkan sesuai dengan IUK.

  2. Metoda tes tertulis Metoda ini digunakan untuk menggali aspek pengetahuan dengan cara menjawab pertanyaan secara tertulis yang meliputi jawaban singkat, tes obyektif, essay dan lain-lain sesuai dengan IUK.

  3. Metoda demonstrasi Metoda ini digunakan untuk menggali aspek keterampilan dengan cara mendemonstrasikan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan IUK.

  3.4. Instrumen/Sumber Uji Kompetensi

  (Tuliskan instrumen dan sumber daya yang dibutuhkan dalam proses asesmen sesuai dengan metoda yang sudah ditetapkan) Contoh : Instrumen dan sumber yang dibutuhkan untuk proses asesmen sesuai dengan metoda yang digunakan adalah sebagai berikut :

  1. Metoda tes tertulis : - ………………………..

  • ………… dst

  2. Metoda tes lisan :

  • …………………………
  • ………… dst

  3. Metoda demonstrasi :