BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Legitimasi - PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, KINERJA LINGKUNGAN, LIPUTAN MEDIA, UMUR PERUSAHAAN DAN TIPE INDUSTRI TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Legitimasi Teori Legitimasi memfokuskan pada interaksi perusahaan dengan

  masyarakat. Dowling dan Pfeffer (1975) mengungkapkan bahwa organisasi berusaha menciptakan keselerasan antara nilai-nilai sosial yang melekat pada kegiatanya dengan norma-norma perilaku yang ada dalam sistem sosial masyarakat dimana organisasi adalah bagian dari sistem tersebut. Selama dua nilai sistem tersebut sama, maka akan terbangun legitimasi untuk perusahaan. Ketika perbedaan aktual maupun potensial terjadi diantara dua sistem nilai itu, maka akan muncul ancaman bagi legitimasi perusahaan.

  Ghozali dan Chariri (2007) mengungkapan definisi teori legitimasi sebagai suatu kondisi atau status yang ada ketika suatu sistem nilai perusahaan sejalan dengan sistem nilai dari sistem sosial yang lebih besar dimana perusahaan merupakan bagianya. Dalam teori legitimasi suatu perusahaan akan berusaha secara terus menerus untuk meyakinkan bahwa mereka melakukan kegiatan sesuai dengan batasan norma yang ada dalam masyarakat maupun aturan yang berlaku. Proses untuk mendapatkan legitimasi berkaitan dengan berbagai pihak dalam masyarakat. Legitimasi dapat dikatakan sebagai pengakuan perusahaan oleh masyarakat. Pengakuan perusahaan oleh masyarakat merupakan hal yang paling penting karena dengan begitu keberlangsungan hidup perusahaan akan terus berlanjut.

  Teori legitimasi memfokuskan pada interaksi perusahaan dengan masyarakat. Organisasi berusaha menciptakan keselarasan antara nilai- nilai sosial yang melekat pada kegiatanya dengan norma-norma perilaku yang ada dalam sistem sosial masyarakat dimana organisasi adalah bagian dari sistem tersebut. Selama dua sistem nilai tersebut sama, maka akan terbangun legitimasi untuk perusahaan. Pengungkapan lingkungan perusahaan dianggap sebagai media dialog antara perusahaan dan masyarakat agar mendapatkan legitimasi atas sistem manajemen lingkunganya (Aulia dan Linda, 2015).

  Teori legitimasi memfokuskan pada interaksi perusahaan dengan masyarakat. Apabila perusahaan melakukan kegiatan industrinya tidak mencemari lingkungan masyarakat maka kinerja lingkungan perusahaannya baik sehingga environmental disclosurenya juga akan lebih baik. Ukuran perusahaan adalah suatu ukuran perusahaan yang dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan (Irawati, 2012). Semakin besar suatu perusahaan semakin besar dampak aktivitasnya yaitu berupa pencemaran lingkungan di sekitar masyarakat. Oleh karena itu perusahaan yang besar harus menyampaikan environmental disclosurenya dengan baik agar masyarakat dapat menerima perusahaan tersebut di lingkunganya. Ada dua tipe industri yaitu high profile dan low profile. Perusahaan high profile adalah perusahaan yang memiliki tingkat sensitivitas lingkunganya tinggi sedangkan low profile memiliki tingkat sensitivitasnya rendah. Oleh karena itu, apabila perusahaan high profile melakukan kegiatan industrinya tidak mencemari lingkungan masyarakat sehingga environmental disclosurenya juga baik dan hubungan masyarakat dengan perusahaan akan baik.

2. Teori Stakehoder

  Teori stakeholder Freeman (1984) dalam mendefinisikan stakeholder seperti sebuah kelompok atau individual yang dapat memberi dampak atau terkena dampak oleh hasil tujuan perusahaan. Teori

  

stakeholder juga merupakan teori yang menjelaskan hubungan antara

  perusahaan dengan stakeholder-nya. Perusahaan bukanlah entittas yang melakukan kegiatan operasinya untuk memenuhi kepentinganya sendiri.

  Namun perusahan juga harus mampu memberikan manfaat keberadaanya bagi stakeholder, sehingga keberadaan perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh para stakeholder (Ghozali dan Chariri, 2007).

  Teori stakeholder menjelaskan hubungan antara perusahaan dengan stakeholder-nya. Hubungan profitabilitas dengan environmental

  

disclosure adalah semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan

  maka keberlangsungan hidup perusahaan tersebut lebih terjamin terhadap

  

environmental disclosure. Dengan profitabilitas yang tinggi maka akan

  menjadi pertimbangan pengmabilan keputusan oleh stakeholder. Liputan media merupakan opini publik, semakin banyak perhatian yang didapatkan suatu perusahaan semakin besar dorongan bagi perusahaan untuk melakukan environmental disclosure dengan baik. Melalui media akan meningkatkan reputasi perusahaan di mata stakeholder dan masyarakat. Umur perusahaan dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam mengatasi hambatan yang mengancam kehidupan perusahaan sehingga semakin lama perusahaan berdiri semakin baik environmental

  

disclosurenya sehingga menjadi bahan pertimbangan bagi para

stakeholder dalam mengambil keputusan.

3. Environmental Disclosure

  Environmental disclosure merupakan pengungkapan informasi

  yang berkaitan dengan lingkungan hidup di dalam laporan tahunan perusahaan Suratno dkk (2006). Melalui Environmental disclosure pada laporan tahunan, masyarakat dapat melihat aktivitas dari perusahaan. Ghazali dan Chariri (2007) berpendapat bahwa disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha. Pengungkapan informasi mengenai lingkungan merupakan voluntary disclosure.

  Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yaitu mengungkapkan berbagai informasi yang berkaitan dengan aktivitas dan keadaan perusahaan secara sukarela. Dengan adanya pengungkapan lingkungan perusahaan akan membuat dirinya legitimate di mata masyarakat sehingga tuntunan masyarakat berkurang sejalan dengan teori legitimasi.

  Standar pengukuran yang digunakan untuk mengukur

  

environmental disclosure yaitu Global Reporting Initiative (GRI) yang

  diperoleh dari websiteGRI merupakan lembaga untuk mempromosikan standar yang diciptakan dengan memberi arahan bagi perusahaan-perusahaan dalam menerbitkan laporan keberlanjutan tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini menggunakan standar GRI-G4. Dalam standar GRI-G4 indikator kinerja dibagi menjadi 3 komponen yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial. Pada setiap dimensi terdapat sejumlah indikator masing-masing yang total keseluruhan sejumlah 91 indikator.

  Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan kategori lingkungan yang terdiri dari 34 indikator environmental disclosure . Skala pengukuranya adalah skala rasio. Rumus Environmental Disclosure yaitu : ED = ED = Pengungkapan Lingkungan perusahaan i

  = Jumlah item 1 pada perusahaan i ∑ Xi n = Jumlah seluruh item indikator pengungkapan kategori lingkungan (n = 34) 4.

   Ukuran Perusahaan

  Ukuran perusahaan adalah suatu ukuran perusahaan yang dapat diklasifikasikan besar kecilnya prusahaan Irawati (2012). Ukuran perusahaan berhubungan dengan environmental disclosure karena biaya pengumpulan dan pembuatan informasi lebih besar, untuk perusahaan kecil dibanding perusahaan besar. Perusahaan akan mengungkap lebih banyak informasi dalam pelaporannya, untuk memberikan informasi yang relevan terhadap setiap penggunanya.

  Menurut Asnawi dan Chandra (2005) ukuran perusahaan merupakan variabel kontrol yang dipertimbangkan dalam banyak penelitian (makalah) keuangan. Semakin besar suatu perusahaan semakin besar pula dampak yang ditimbulkankan oleh aktifitasnya. Dampak yang ditimbukan adalah pencemaran lingkungan. Dampak tersebut akan menarik perhatian masyarakat. Adanya tekanan publik dan perhatian melalui media massa akan menyebabkan perusahaan besar mengungkapkan lebih banyak informasi lingkungan. Skala pengukuran ukuran adalah skala rasio dengan indikator logaritma dari total aset perusahaan (Aulia dan Linda, 2015).

  Ukuran perusahaan = Log natural (total asset) 5.

   Profitabilitas

  Menurut Sartono (2010) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubunganya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas memiliki arti penting untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap perusahaan akan selalu meningkatkan profitabilitasnya. Hubungan profitabilitas dengan environmental disclosure adalah semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka keberlangsungan hidup perusahaan tersebut lebih terjamin terhadap environmental disclosure.

  Skala pengukuran profitabilitas dengan menggunakan skala rasio dengan indikator ROE Aulia dan Linda (2915). Adapun pengukuran ROE berdasarkan berikut :

  ROE × 100 6.

   Kinerja Lingkungan

  Menurut Arfan Ikhsan (2009) kinerja lingkungan adalah hasil yang dapat diukur dari sistem manajemen lingkungan yang terkait dengan kontrol aspek-aspek lingkungan. Kinerja lingkungan merupakan keseluruhan pencapaiain perusahaan dalam mengelola masalah-masalah lingkungan sebagai akibat dari pelaksanaan operasional perusahaan. Menurut purwanto (2004) ukuran kinerja lingkungan kuantitatif :

  a. Kinerja lingkungan kuantitatif kinerja yang hasilnya dapat diukur dari sistem manajemen lingkungan yang terkait kontrol aspek lingkungan fisiknya. Kuantitatif adalah ukuran yang didasarkan pada data data empiris, dan hasilnya numeric yang menunjukkan karakteristik kinerja dalam bentuk fisik, keuangan dan bentuk lain.

  b. Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) Salah satu penilaian kinerja lingkungan lingkungan perusahaan adalah melalui PROPER. Program penilaian peringkat kinerja perusahaan (PROPER) merupakan program unggulan Kementrian Lingkungan Hidup yang dikemas dalam bentuk kegiatan pengawasan dan pemberian inisiatif kepada penanggung jawab usaha atau kegiatan.

  c. Pemeringkatan PROPER Informasi mengenai kinerja perusahaan dengan menggunakan warna untuk memudahkan penyerapan informasi oleh masyarakat.

  Peringkat kinerja usaha atau kegiatan yang diberikan terdiri dari :

  1) Emas adalah untuk usaha atau kegiatan yang telas secara konsisten menujukkan keunggulan lingkungan dalam proses produksi atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat.

  2) Hijau adalah untuk usaha atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan melalui pelaksanaan sistem penggelolaan lingkungan pemanfaatan sumber daya secara efisiensi dan melakukan upaya tanggung jawab sosial dengan baik. 3) Biru adalah untuk usaha atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4) Merah adalah upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan belum sesuai dengan persyaratan sebagaimana yang diatur dalam perundang-undangan

  5) Hitam adalah untuk usaha atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku atau tidak melaksanakan sanksi administrasi.

  Skala pengukuran kinerja lingkungan dengan menggunakan skala ordinal dengan 5 untuk warna emas, 4 untuk warna hijau, 3 untuk warna biru, 2 untuk warna merah dan 1 untuk warna hitam dengan indikator peringkat PROPER (Pradini, 2013).

  7. Liputan Media

  Menurut Michael et al., (2000) menyebutkan bahwa liputan media merupakan opini publik dan menjadi indikator yang terbaik untuk mengetahui bagaimana suatu perusahaan dapat diterima oleh khalayaknya. Garcia et al., (2013) dalam Aulia dan Linda (2015) menyebutkan semakin banyak perhatian yang didapatkan suatu perusahaan semakin besar dorongan bagi perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi lingkungan lebih baik. Melalui media akan meningkatkan reputasi perusahaan di mata masyarakat. Oleh karena itu, liputan media akan membentuk legitimasi stakeholder (Winarsih dan Badingatus, 2015).

  Skala pengukuran menggunakan skala nominal dengan indikator 1 terdapat liputan media dan 0 tidak terdapat liputan media (Aulia dan Linda, 2015).

  8. Umur Perusahaan

  Menurut Poerwadarminta (2003) umur perusahaan adalah lamanya waktu hidup suatu perusahaan. Umur perusahaan dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam mengatasi hambatan yang mengancam kehidupan perusahaan sehingga, semakin lama perusahaan berdiri maka, semakin mampu pula perusahaan dalam meningkatkan investor

  Menurut Puasanti (2013) dengan mengetahui umur perusahaan, maka akan diketahui pula sejarah mana perusahaan tersebut dapat survive.

  Semakin panjang umur perusahaan akan memberikan pengungkapan informasi lingkungan yang lebih luas dibanding perusahaan lain yang umurnya lebih pendek dengan alasan perusahaan tersebut memiliki pengalaman lebih dalam pengungkapan laporan tahunan. Wicaksono

  (2012) mengukur umur perusahaan berdasarkan selisih antara tahun penelitian dengan dengan tahun pertama perusahaan terdaftar di BEI.

9. Tipe Industri

  Tipe industri adalah karakteristik yang dimiliki oleh perusahaann bidang usaha, risiko usaha, karyawan yang dimiliki dan lingkungan perusahaan Silaen (2010). Ada dua kategori tipe industri yaitu tipe industri

  

high profile dan low profile. Industri high profile adalah perusahaan yang

  mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap lingkungan. Contoh perusahaan yang tergolong dalam industri high profile adalah perusahaan perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif penerbangan, agribisnis, tembakau dan rokok, produk makanan dan minuman, media dan komunikasi, energi, engineering, kesehatan, serta transportasi dan pariwisata. Industri low profile adalah perusahaan yang tingkat sensitivitasnya rendah terhadap lingkungan. Contoh perusahaan

  

low profile adalah perusahaan bangunan,keungan, perbankan, supplier

  peralatan medis, property, retailer, tekstil dan produk tekstil, produk personal dan produk rumah tangga (Zuhroh dan I Putu, 2003).

  Hubungan tipe industri terhadap environmental disclosure adalah perusahaan dengan tipe industri high profile akan mengungkapkan

  

environmental disclosure secara signifikan lebih tinggi dari tipe

  perusahaan industri low profile. Skala pengukuran tipe industri adalah skala nominal dengan 1 untuk tipe industri high profile dan 0 untuk tipe industri low profile.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

  environmental disclosure

  environmental

  Sedangkan profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap

  disclosure

  Ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh positif terhadap environmental

  Variabel Independen : ukuran perusahaan, profitafitabilitas, dan umur perusahaan Variabel

  I Made Pande Dwiana Putra (2016)

  4 Ni ketut Ciriyani dan

  disclosure

  sedangkan nilai perusahaan, profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap environmental

  disclosure

  ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap environmental

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

  

No. Peneliti dan Tahun Variabel Hasil Penelitian

  3 Chrisdea Harskusumaningrum (2011)

  disclosure

  Sedangkan profitabilitas tidak signifikan terhadap environmental

  disclosur.

  Ukuran perusahaan dan tipe industri berpengaruh signifikan terhadap environmental

  disclosure

  2 Van De Burgwal dan Vierra (2014) Variabel Independen : Ukuran perusahaan, tipe industri dan profitabilitas Variabel Dependen : environmental

  ukuran perusahaan, profitabiltas, kinerja lingkungan, dan liputan media, berpengaruh terhadap environmental disclosure. Sedangkan leverage tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure.

  environmental disclosure

  Variabel Independen : ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, kinerja lingkungan dan liputan media Variabel Dependen

  1 Febri Zaini Aulia dan Linda Agustina (2015)

  Variabel Independen : ukuran perusahaan, nilai perusahaan, profitabilitas dan leverage Variabel Independen :

  No. Peneliti dan Tahun Variabel Hasil Penelitian

  7 Laras Miranti (2009) Variabel Independen : ukuran perusahaan dan leverage Variabel Dependen : environmental

  Sedangkan profitabilitas dan leverage tidak memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap environmental

  disclosure

  lingkungan Ukuran perusahaan, tipe industri dan kinerja lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap environmental

  leverage dan kinerja

  Variabel Independen : ukuran perusahaan, tipe industri, profitabilitas,

  8 Dicko Eka Bimantara Nugraha (2015)

  environmental disclosure

  berpengaruh terhadap

  leverage tidak

  Sedangkan ukuran perusahaan dan

  environmental disclosure

  Profitabilitas berpengaruh terhadap

  disclosure

  Sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas dan kepemilikkan asing tidak berpengaruh signifikan

  Independen :

  disclosure

  Tipe industri berpengaruh signifikn terhadap environmental

  disclosure

  Variabel Indpenden :ukuran perusahaan, profitabilitas, tipe industri dan kepemilikkan asing Variabel Dependen : environmental

  6 Heni Nurani Hartikayanti, M Riyan Trisyandi, dan ER Budhi Saptono (2016)

  environmental disclosure

  sedangkan kinerja lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap hard

  disclosure

  Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap environmental

  disclosure dan hard

environmental

disclosure

  Variabel Independen : kinerja lingkungan Variabel Dependen : environmental

  5 Prima Gladia dan Surya Rahardja (2013)

  

environmental

disclosure disclosure

  Lanjutan Tabel 2.1

  No. Peneliti dan Tahun Variabel Hasil Penelitian

  environmental disclosure

  leverage,

  profitabilitas dan umur perusahaan Variabel Independen :

  environmental disclosure

  Ukuran perusahaan dan

  leverage berpengaruh

  signifikan terhadap

  Sedangkan profitabilitas dan umur prusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap

  11 Bunga Widia Paramitha (2014)

  environmental disclosure

  12 Arga Mustika Winarsih dan Badingatus Solikhah (2015)

  Variabel Indepeden : environmental media, sensivitas industri, komisaris independen, keberagaman

  

gender,multiple

directorship , komite

  audit independen, environmental media, sensivitas industri, komisaris independen, keberagaman

  gender,multiple directorship , komite

  audit independen, kepemilikan institutional dan ukuran

  Variabel Independen : ukuran perusahaan,

  disclosure

  Variabel Dependen : environmental

  Sedangkan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap

  disclosure disclosure

  9 Toluwa Ohidoa, Okun O Omokhudu, Ikhenade A.F Oserogho (2016)

  Variabel Independen : Tipe industri, ukuran perusahaan dan Leverage Variabel Dependen :

  environmental disclosure

  Tipe industri dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

  environmental disclosure

  environmental disclosure

  Sedangkan profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap environmental

  10 Waskito Bagus Pambudi (2015)

  Variabel Independen : ukuran perusahaan, tipe industri, profitabilitas dan

  leverage

  Variabel Independen :

  environmental disclosure

  Ukuran perusahaan dan tipe industri berpengaruh signifikan terhadap environmental

  disclosure

  Lanjutan Tabel 2.1

  

No. Peneliti dan Tahun Variabel Hasil Penelitian

  14 Dewi dan Gerianta (2017)

  Kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap Environmental

  

Environmental

disclosure

  15 Suratno (2006) Variabel Independenya : kinerja lingkungan Variabel Dependen :

  disclosure

  Sedangkan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Environmental

  disclosure

  Ukuran perusahaan, kinerja lingkungan dan tipe industri berpengaruh positif terhadap Environmental

  

Environmental

disclosure

  Variabel Independen : ukuran, perusahaan, profitabilitas, tipe industri dan kinerja lingkungan Variabel Dependen :

  Environmental disclosure

  kepemilikan institutional dan ukuran dewan komisaris Variabel Dependen : environmental

  profitabilitas negatif signifikan terhadap

  Environmental disclosure sedangkan ukuran perusahan tidak berpengaruh signifikan terhadap Environmental disclosure dan

  Tipe industri berpengaruh positif signifikan terhadap

  

Environmental

disclosure

  Variabel Independen : ukuran perusahaan, tipe industri dan profitabilitas Variabel Dependen :

  13 Maya Indriastuti (2012)

  environmental disclosure

  dewan berpengaruh signifikan terhadap

  disclosure

  disclosure Lanjutan Tabel 2.1

C. Kerangka Pemikiran

  Hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian akan diuraikan dan ditampilkan dalam uraian kerangka pemikiran berikut. Berdasarkan teori

  

stakeholder dan legitimasi, aktivitas perusahaan besar akan lebih terlihat oleh

  pan dan media, pemerintah dan masyarakat sehingga tekanan yang muncul lebih besar dibandingkan perusahaan kecil. Para stakeholder akan meminta perusahaan besar untuk lebih luas dalam melakukan environmental

  

disclosure . Hal ini mengharuskan perusahaan besar melakukan environmental

disclosure lebih luas dibanding perusahaan kecil agar memenuhi harapan

  stakeholder dan mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Jadi terdapat pengaruh positif antara ukuran perusahaan dengan environmental disclosure.

  Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan dengan laba yang lebih besar mempunyai kemampuan dalam membayarkan devidenya sehingga akan menjadi pertimbangan para stakeholder. Hal ini menyebabkan perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi lebih besar dalam melakukan

  

environmental disclosure dibandingkan dengan perusahaan dengan

  profitabiitas rendah. Jadi terdapat pengaruh positif antara profitabilitas dengan environmental disclosure.

  Kinerja lingkungan adalah hasil yang dapat diukur dari sistem manajemen lingkungan yang terkait dengan kontrol aspek-aspek lingkungan oleh karena itu perusahaan dengan kinerja lingkungan dengan baik cenderung lebih luas dalam melakukan environmental disclosure. Dibandingkan dengan kinerja lingkungan yang buruk. Teori legitimasi menyebutkan perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik cenderung untuk melakukan

  environmental disclosure. Karena dapat meningkatkan citra perusahaan di

  masyarakat umum sehingga aktivitas perusahaan di legitimasi umum. Jadi terdapat pengaruh positif antara kinerja lingkungan dengan environmental

  disclosure.

  Liputan media dalam lingkungan bisnis merupakan salah satu faktor dominan dalam upaya membangun opini masyarakat terhadap aktivitas maupun kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Persepsi masyarakat terhadap perusahaan dapat berubah melalui liputan media. Semakin banyak perhatian yang didapatkan suatu perusahaan dengan liputan media akan membentuk legitimai stakeholder. Sehingga semakin besar dorongan perusahaan untuk melakukan Jadi terdapat pengaruh positif terhadap

  environmental disclosure. Jadi terdapat pengaruh positif antara liputan media

  dengan environmental disclosure. Perusahaan dengan tingkat umur lebih tua akan lebih banyak informasi mengenai perusahaan. Semakin lama perusahaan berdiri maka semakin mampu pula mampu meningkakan investor karena perusahaan yang berdiri lebih lama akan lebih besar mendapatkan pertimbangan peng mbilan keputusan oleh para stakeholder. Jadi terdapat pengaruh positif antara umur perusahaan dengan environmental disclosure.

  Tipe industri juga mempengaruhi environmental disclosure. Berbagai macam tipe industri menyebabkan perlakuan environmental disclosure yang berbeda. Perusahaan dengan kategori pencemaran tinggi mengungkapkan informasi yang lebih signifikan daripada perusahaan yang dikategorikan sebagai pencemaran rendah. Berdasarkan penjelasan diatas dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

  p D.

   Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap environmental disclosure

  Menurut Asnawi dan Chandra (2005) Semakin besar suatu perusahaan semakin besar pula dampak yang ditimbulkankan oleh aktifitasnya. Dampak yang ditimbulkan adalah pencemaran lingkungan perusahaan. Perusahaan besar akan lebih terlihat aktivitasnya dibandingkan dengan perusahaan kecil. Sehingga perusahaan besar lebih dapat tuntutan dan tekanan dari stakeholder dan masyarakat.

  Profitabilitas (X2)

  Kinerja lingkungan (X3)

  Liputan media (X4)

  Umur perusahaan (X5)

  Tipe Industri (X6)

  Environmental disclosure

  Ukuran perusahaan (X1)

Variabel Indenpenden Variabel Denpenden

  Hal ini juga sejalan dengan teori stakeholder, yang menyebutkan bahwa para pemangku kepentingan memiliki kesempatan untuk mengontrol sumber daya perusahaan. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap environmental disclosure adalah perusahaan besar akan melakukan environmental disclosurenya lebih baik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Semakin besar suatu perusahaan maka semakin besar pula dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas dari perusahaan tersebut (Aulia dan linda, 2015).

  Berdasarkan pada penelitian dari Miranti (2009) menemukan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap environmental

  

dislocure. Harskusumaningrum (2011) dan Nugraha (2015) mendapatkan

  hasil bahwa ukuran perusahaan juga perpengaruh terhadap environmental dislocure.

  Berdasarkan pada teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut :

  

HI : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

environmental disclosure.

2. Pengaruh profitabilitas terhadap environmental disclosure

  Menurut Sartono (2010) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubunganya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas memiliki arti penting untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap perusahaan akan selalu meningkatkan profitabilitasnya. Hubungan profitabilitas dengan environmental disclosure adalah semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka keberlangsungan hidup perusahaan tersebut lebih terjamin terhadap environmental disclosure.

  Penelitian dari Miranti (2009) serta Aulia dan Linda (2015) menunjukkan hasil profitabilitas berpengaruh positif terhadap

  

environmental disclosure. Hal ini juga sejalan dengan penelitian

  Suhardjanto (2010) yang menunjukkan bahwa profitabiltas berpengaruh positif terhadap environmental disclosure.

  Berdasarkan pada teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut :

  

H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap environmental

disclosure 3.

   Pengaruh kinerja lingkungan terhadap environmental disclosure

  Menurut Arfan Ikhsan (2009) kinerja lingkungan adalah hasil yang dapat diukur dari sistem manajemen lingkungan yang terkait dengan kontrol aspek-aspek lingkungan. Kinerja lingkungan merupakan keseluruhan pencapaiain perusahaan dalam mengelola masalah-masalah lingkungan sebagai akibat dari pelaksanaan operasional perusahaan. Dalam usaha memperoleh legitimasi, perusahaan melakukan kegiatan sosial dan lingkungan yang memiliki implikasi akuntansi pada pelaporan

  

disclosure dalam annual report perusahaan melalui pelaporan dan

  lingkungan yang dipublikasian. Disclosure tersebut merupakan media bagi perusahaan terhadap masyarakat agar perusahaan tersebut mendapatkan legitimasi dari masyarakat.

  Penelitian Gladia dan Surya (2015) serta Nugraha (2015) menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap environmental disclosure sejalan dengan penelitian Aulia dan Linda (2015) yang menunjukkan kinerja lingungan bepengaruh signifikan terhadap environmental disclosure.

  Berdasarkan pada teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut :

  

H3 : Kinerja lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap

environmental disclosure 4.

   Pengaruh liputan media terhadap environmental disclosure

  Liputan media dalam lingkungan bisnis merupakan salah satu faktor dominan dalam upaya untuk membangun opini masyarakat terhadap aktivitas maupun kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup menjadikan semakin meningkat pula liputan media mengenai dampak lingkungan yang terjadi akibat aktivitas perusahaan. Persepsi masyarakat terhadap perusahaan dapat berubah melalui liputan media. Reputasi perusahaan akan sangat beruntung kepada persepsi masyarakat. Semakin banyak perhatian yang didapatkan suatu perusahaan dari stakeholders, semakin besar dorongan bagi perusahaan untuk melakukan environmental disclosure (Aulia, 2015).

  Penelitian dari Aulia dan Linda (2015) menemukan hasil bahwa liputan media berpengaruh positif terhadap environmental disclosure. Hal ini sejalan dengan penelitian Winarsih dan Badingatus (2015) menunjukkan hasil bahwa liputan media berpengaruh positif terhadap

  environmental disclosure.

  Berdasarkan pada teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis keempat sebagai berikut :

  

H4 : Liputan media berpengauh positif terhadap environmental

disclosure.

5. Pengaruh umur perusahaan terhadap environmental disclosure.

  Umur perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan. Perusahaan dengan tingkat umur lebih tua tentu akan lebih banyak informasi mengenai perusahaan. Umur perusahaan dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam mengatasi hambatan yang mengancam kehidupan perusahaan (Paramitha, 2014). Pengaruh umur perusahaan terhadap environmental disclosure adalah perusahaan dengan umur yang lebih lama akan menyampaikan environmental disclosure-nya lebih baik dari pada perusahaan yang memiliki umur lebih pendek (Ciriyani dan I Made, 2016).

  Penelitian dari Ciriyani dan I Made (2016) menemukan hasil bahwa umur perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap

  environmental disclosure.

  Berdasarkan pada teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis kelima sebagai berikut :

  

H5 : Umur Perusahaan berpengauh positif terhadap environmental

disclosure.

6. Pengaruh tipe industri terhadap environmental disclosure.

  Tipe industri adalah karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan dalam bidang usaha, risiko usaha, karyawan yang dimiliki dan lingkungan perusahaan Silaen (2010). Ada dua kategori tipe industri yaitu tipe industri

  

high profile dan low profile. Industri. Perusahaan high profile adalah

  perusahaan yang memiliki tingkat sensitivitas lingkunganya tinggi sedangkan low profile memiliki tingkat sensitivitasnya rendah. Apabila perusahaan high profile melakukan kegiatan industrinya tidak mencemari lingkungan masyarakat maka pelaporan environmental disclosurenya juga baik sehingga hubungan masyarakat dengan perusahaan baik (Zuhroh dan I Putu, 2003).

  Penelitian Burgwal dan Vierra (2014) dan Ohidoa (2016) menemukan hasil berpengaruh signifikan terhadap environmental

  

disclosure sejalan dengan penelitian Nugraha (2015) bahwa tipe industri

berpengaruh positif signifikan terhadap environmental disclosure.

  Berdasarkan pada teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis keenam sebagai berikut :

  

H6 : Tipe Industri berpengaruh positif terhadap environmental

disclosure.