Tabel 6.1 Struktur APBD Kabupaten Bima Tahun 2005-2009

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA

6.1.

GAMBARAN UMUM
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) merupakan dokumen

rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah, yang memegang peranan strategis,
terutama di dalam pelaksanaan fungsi-fungsi anggaran daerah, yang meliputi fungsi
alokasi, distribusi serta fungsi stabilisasi. Melalui fungsi alokasi, belanja daerah
dalam APBD dimaksudkan untuk penyediaan barang dan pelayanan publik yang
dibutuhkan oleh masyarakat dan tidak dapat disediakan sendiri oleh masyarakat.
Sedangkan pelaksanaan

fungsi distribusi, belanja daerah ditekankan untuk

penyusunan penganggarannya berpihak kepada masyarakat, terutama masyarakat

miskin yang memerlukan penanganan melalui berbagai program pembangunan,
sehingga menciptakan distribusi pendapatan dan pembangunan yang merata pada
seluruh lapisan masyarakat.
Fungsi stabilisasi dari APBD dilakukan Pemerintah Dearah melalui belanja
daerah, diarahkan untuk menjaga kestabilan perekonomian daerah terutama pada
saat perekonomian daerah sedang lesu, belanja daerah harus bersifat ekspansif
untuk memacu perekonomian daerah yang dapat meningkatkan peranan masyarakat
dan swasta, sehingga perekonomian bergerak cepat dan tumbuh pada setiap sektor
usaha yang ada di daerah.
Bagi masyarakat, Pemerintah Daerah dianggap berhasil apabila dapat
memberikan

pelayanan

publik

yang

memadai


dan

dapat

meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Sehingga Pemerintah Daerah dituntut untuk mampu
mengelola APBD secara efesien, efektif, relevan, ekonomis dan tanpa kebocoran,
untuk

dapat

menggerakkan

dan

menciptakan

lapangan


kerja

baru

serta

meningkatkan pendapatan.
Struktur

APBD Kabupaten Bima dari tahun ke tahun menganut sistem

anggaran berimbang, dimana besaran Belanja

Daerah disesuaikan dengan

Pendapatan Daerah. Penyesuaian ini dilakukan pada saat perubahan APBD setiap
tahun anggaran berjalan. Penyesuaian ini perlu dilakukan dalam rangka efisiensi dan
efektivitas alokasi penggunaan anggaran untuk program/kegiatan yang betul-betul
RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
1


VI-

1

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA
menyentuh langsung kepentingan masyarakat dan peningkatan pelayanan publik,
sesuai dengan ketersediaan dan kemampuan Keuangan Daerah, yang biasanya
realisasi Pendapatan Daerah setelah tahun anggaran berjalan lebih kecil dari
perkiraan/target Belanja Daerah yang ditetapkan pada awal tahun.
Sebagai gambaran dapat kami tampilkan data APBD Kabupaten Bima TA.
2009, dimana perkiraan/target Pendapatan Daerah sebesar Rp 647.118.670.522,-,
sedangkan jumlah Belanja Daerah diperkirakan sebesar Rp 658.543.670.522,-.
Berarti

terjadi


defisit

11.425.000.000,- ini

sebesar

Rp

11.425.000.000,-.

Defisit

sebesar

Rp

akan ditutupi dengan SILPA dan Penerimaan Pembiayaan

lainnya. Atau jika Penerimaan Pembiayaan tidak memenuhi target maka akan

dilakukan

penyesuaian-penyesuaian

pada

saat

perubahan

APBD,

terutama

penyesuaian terhadap Belanja Daerah.
Secara umum dapat diuraikan bahwa selama lima tahun terakhir sejak tahun
2005, secara nominal nilai APBD Kabupaten Bima semakin meningkat. Begitu pun
dengan porsi Belanja Langsung terhadap Belanja Tidak Langsung. Tahun 2005, dari
total Pendapatan Rp 288.900.643.186,-, hanya sekitar Rp 66.345.267.932,- atau
23,02% yang dialokasikan untuk Belanja Langsung atau Belanja Publik. Sedangkan

untuk tahun 2009, jumlah Belanja Langsung naik menjadi Rp 286.866.890.120 atau
43,56% dari jumlah belanja.

RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
2

VI-

2

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA
Tabel 6.1
Struktur APBD Kabupaten Bima Tahun 2005-2009
Nomor

Uraian


1

2

1.

PENDAPATAN DAERAH

1.1

Pendapatan Asli Daerah

2005

2006

2007

2008


2009

3

4

5

6

7

10.797.241.329,00

19.169.052.677,02

22.047.568.328,54

18.859.351.137,00


20.023.918.876,00

1.1.1

Pajak Daerah

2.003.365.723,00

1.595.506.551,00

1.579.697.462,00

1.455.294.000,00

1.705.060.000,00

1.1.2

Retribusi Daerah


5.785.645.934,00

7.188.091.581,00

8.841.956.313,00

10.174.986.930,00

9.755.547.500,00

1.1.3

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

853.046.820,00

784.435.864,00

1.030.972.004,00

1.335.000.000,00

1.450.000.000,00

1.1.4

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

2.155.182.852,00

9.601.018.681,02

10.594.942.549,54

5.894.070.207,00

7.113.311.376,00

262.094.037.231,00

391.279.228.432,50

464.740.286.911,00

530.890.062.306,16

534.554.600.314,00

23.721.551.876,00

23.977.228.432,50

29.325.286.911,00

47.029.112.306,16

35.079.540.314,00

1.2

Dana Perimbangan

1.2.1

Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak

1.2.2

Dana Alokasi Umum

203.508.000.000,00

330.942.000.000,00

374.364.000.000,00

421.053.950.000,00

440.308.060.000,00

1.2.3

Dana Alokasi Khusus

34.864.485.355,00

36.360.000.000,00

61.051.000.000,00

62.807.000.000,00

59.167.000.000,00

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

16.009.364.626,00

7.333.327.998,10

17.981.091.405,25

30.304.561.632,90

92.540.151.332,00

1.3

1.3.1

Hibah

0,00

0,00

6.000.000.000,00

0,00

0,00

1.3.2

Dana Darurat
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah
Lainnya

0,00

0,00

1.000.000.000,00

4.500.000.000,00

0,00

4.025.754.626,00

7.228.631.798,10

4.718.379.105,25

7.346.023.832,90

7.346.023.832,00

11.983.610.000,00

104.696.200,00

6.262.712.300,00

13.458.537.800,00

84.512.177.800,00

0,00

0,00

0,00

5.000.000.000,00

681.949.700,00

1.3.3
1.3.4
1.3.5

RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
3

VI-

3

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA
Jumlah Pendapatan

1

2

2.

BELANJA DAERAH

2.1

Belanja Tidak Langsung

288.900.643.186,00

417.781.609.107,62

504.768.946.644,79

580.053.975.076,06

647.118.670.522,00

3

4

5

6

7

221.887.887.530,00

251.679.342.618,00

254.219.531.342,00

324.912.557.807,62

371.676.780.402,00

221.847.408.529,00

285.089.097.807,62

329.631.665.902,00

2.1.1

Belanja Pegawai

2.1.2

Belanja Bunga

0,00

0,00

0,00

2.1.3

Belanja Subsidi

0,00

0,00

0,00

2.1.4

Belanja Hibah

0,00

400.000.000,00

3.404.110.000,00

2.1.5

Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ Kabupaten/ Kota dan
Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/ Kabupaten/
Kota Dan Pemerintah Desa
Belanja Tidak Terduga

21.358.926.264,00

23.860.900.000,00

16.851.900.000,00

592.148.549,00

600.000.000,00

20.789.104.500,00

9.320.233.000,00

13.962.560.000,00

0,00

1.100.815.000,00

1.000.000.000,00

1.000.000.000,00

235.868.793.302,00

273.745.212.559,00

286.866.890.120,00

2.1.6
2.1.7
2.1.8
2.2

Belanja Langsung

66.345.267.932,00

149.340.937.906,00

2.2.1

Belanja Pegawai

28.465.660.758,00

38.877.918.600,00

36.097.030.337,00

2.2.2

Belanja Barang dan Jasa

76.440.364.000,00

89.480.174.955,00

80.890.995.082,00

2.2.3

Belanja Modal

130.962.768.544,00

145.387.119.004,00

169.878.864.701,00

Jumlah Belanja

288.233.155.462,00

401.020.280.524,00

490.088.324.644,00

598.657.770.366,62

658.543.670.522,00

Surplus/ Defisit

667.487.724,00

16.761.328.583,62

14.680.622.000,79

(18.603.795.290,56)

(11.425.000.000,00)

RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
4

VI-

4

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA

1

2

3.

PEMBIAYAAN DAERAH

3.1

Penerimaan Pembiayaan

3

4

5

6

7

13.300.000.000,00

13.300.000.000,00

14.098.173.289,77

24.203.795.290,56

13.300.000.000,00

9.800.000.000,00

9.800.000.000,00

14.098.173.289,77

18.203.795.290,56

9.800.000.000,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

3.1.2

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
Sebelumnya (SILPA)
Pencairan Dana Cadangan

3.1.3

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

3.1.4

Penerimaan Pinjaman Daerah

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

3.1.5

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

3.500.000.000,00

3.500.000.000,00

0,00

5.000.000.000,00

3.500.000.000,00

3.1.6

Penerimaan Piutang Daerah

0,00

0,00

0,00

1.000.000.000,00

0,00

3.2

Pengeluaran Pembiayaan

1.875.000.000,00

1.875.000.000,00

10.575.000.000,00

5.600.000.000,00

1.875.000.000,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

1.875.000.000,00

1.875.000.000,00

10.575.000.000,00

5.600.000.000,00

1.875.000.000,00

3.1.1

3.2.1

Pembentukan Dana Cadangan

3.2.2

Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah

3.2.3

Pembayaran Pokok Utang

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

3.2.4

Pemberian Pinjaman Daerah

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

11.425.000.000,00

11.425.000.000,00

3.523.173.289,77

18.603.795.290,56

11.425.000.000,00

12.092.487.724,00

28.186.328.583,62

18.203.795.290,56

(0,00)

0,00

Pembiayaan Neto

3.3

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
(SILPA)

RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
5

VI-

5

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA

6.1.1. Landasan Hukum Penyusunan Nota Keuangan
Landasan hukum yang menjadi pedoman di dalam penyusunan Nota
Keuangan Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2008 meliputi ketentuan peraturanperundangan yang yang terkait langsung di dalam mengatur sistem, struktur dan
mekanisme pengelolaan keuangan daerah, meliputi :
a. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan DaerahDaerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1655);
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
d.

Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

e. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
f.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan

Tanggungjawab

Keuangan

Negara

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
6

VI- 6

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
i.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

6.1.2. Kondisi Umum Pendapatan Daerah
Secara umum, struktur Pendapatan Daerah yang tertuang dalam APBD
Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2009 seperti yang terlihat pada table 6.1 di
atas, sebagian besar bersumber dari Dana Perimbangan yang porsinya mencapai
82,61% dari keseluruhan pendapatan, kemudian dari Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah sebesar 14,30%, dan yang terkecil bersumber dari Pendapatan
Asli Daerah (PAD) sebesar 3,09%.
Tabel 6.2
Struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2009.
Dana Perimbangan
534.554.600.314

600.000.000.000
500.000.000.000
400.000.000.000
300.000.000.000

Lain-lain
Pendapatan Daerah
92.540.151.332

200.000.000.000
100.000.000.000

PAD
20.023.918.876

1

2

3

Secara lebih rinci pada sisi Pendapatan APBD Kabupaten Bima Tahun
Anggaran 2009, sebagai berikut :
1. Target Pendapatan Daerah terbesar pada Tahun Anggaran 2009 bersumber
dari Dana Perimbangan yaitu sebesar

Rp. 534.554.600.314,- bertambah

sebesar Rp 3.664.538.008,- atau 0,96% dibandingkan Tahun Anggaran 2008.
Peningkatan sebesar 0,96 % ini tidak terlalu besar, sehingga perlu upaya dan

RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
7

VI- 7

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA
terobosan baru untuk mencari sumber pendanaan lain di luar komponen DAU
dan DAK.
2. Komponen Pendapatan Daerah yang ditargetkan naik lebih dari 100% adalah
dari

Lain-lain

Pendapatan

Daerah

Yang

Sah,

yang

naik

dari

Rp

30.304.561.632,9,- tahun 2008 menjadi Rp 92.540.151.332,- ataun naik
205,37% tahun 2009.
3. Komponen PAD masih ditargetkan konstan seperti tahun-tahun sebelumnya
yaitu berkisar pada angka Rp 20.023.918.876,-.
Tabel. 6.3
Pendapatan Daerah Kabupaten Bima Tahun 2005-2009
600.000.000.000
500.000.000.000
400.000.000.000
PAD
300.000.000.000

Dana Perimbangan
Lain-lain Pendapatan Daerah

200.000.000.000
100.000.000.000
2005

6.2.

2006

2007

2008

2009

PERMASALAHAN UTAMA PENDAPATAN DAERAH
Besaran target Pendapatan Daerah yang dianggarkan merupakan besaran

target

yang

realistis,

mempengaruhi

didasarkan

pada

pertimbangan

aspek-aspek

yang

seperti analisa potensi yang tersedia, variabel-variabel yang

menjadi penentuan bobot daerah dalam formula dana perimbangan, serta
langkah-langkah dan strategi kebijakan pelaksanaan pemungutan dalam rangka
mencegah terjadinya kebocoran penerimaan serta mempertimbangkan

makro

ekonomi nasional dan daerah. Walaupun demikian, perkembangan Pendapatan
Daerah juga tidak terlepas dari berbagai

permasalahan-permasalahan yang

melingkupinya antara lain yaitu :
RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
8

VI- 8

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA

6.2.1. Dana Perimbangan
Dari sisi Dana Perimbangan, dalam hal ini komponen DAU, semua daerah
di Indonesia dapat memahami besaran DAU yang diterima karena tergantung dari
Indeks-indeks yang digunakan. Namur yang menjadi masalah mendasar hanya
ketepatan waktu dalam penentuan besaran DAU yang diterima oleh masingmasing daerah. Penetapan besaran DAU maupun komponen Dana Perimbangan
lainnya seharusnya sudah ada minimal sejak bulan Juli atau Agustus tahun
anggaran sebelumnya pada saat daerah sedang menyusun Kebijakan Umum
APBD (KUA).
6.2.2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Penetapan peningkatan rencana plafon target pendapatan yang disepakati
bersama merupakan langkah yang sangat positif dan progresif sebagai upaya
untuk menyakinkan kita akan adanya peningkatan perekonomian daerah yang
kondusif. Permasalahan yang paling krusial pada kelompok pendapatan PAD,
antara lain seperti;

pemetaan potensi, pola pemungutan dan mekanisme

pengadministrasian, sehingga diperlukan perencanaan program intesifikasi dan
ekstensifikasi PAD yang matang, untuk menjawab

permasalahan utama pada

PAD yaitu; bagaimana mengupayakan pencegahan terhadap adanya kebocoran
dalam pelaksanaan pemungutan PAD sehingga

realisasi yang dicapai sesuai

dengan target yaitu seratus persen dapat tercapai.
6.2.3. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
Permasalahan utama pada kelompok Lain-lain Pendapatan Yang Syah,
terutama pada Bagi Hasil Pajak Propinsi, terletak pada porsi alokasi yang belum
mencerminkan potensi yang kita miliki, harus ada peningkatan yang signifikan
didalam penetapan plafon targetnya, dengan memperhatikan potensi yang ada di
Kabupaten Bima, terutama dari Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor

dan

potensi pada Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor .

RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
9

VI- 9

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA
6.3.

ESTIMASI PENDAPATAN DAERAH.

6.3.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Penetapan Target PAD sebesar Rp 20.023.918.876.- merupakan target
yang realistis, dengan didasarkan pada proyeksi setelah melakukan penyusunan
profil pendapatan akan dapat tercapai realisasi penerimaannya sebesar seratus
persen, yaitu dengan melakukan beberapa kebijakan dan program kerja, yang
mendorong keberhasilan upaya-upaya intensifikasi pemungutan terutama pada
Retribusi Daerah, serta melakukan upaya-upaya yang lebih fokus dan intensif
pada Pajak Daerah.
6.3.2. Dana Perimbangan .
Realisasi

penerimaan

Dana

Perimbangan,

diproyeksikan

realisasi

penerimaannya akan mencapai seratus persen, mengingat penetapan target yang
diterima merupakan perkiraan-perkiraan yang terukur yang tertuang dalam
keputusan Pemerintah Pusat.
6.3.3. Lain-lain Pendapatan Yang Syah
Realisasi

penerimaan

pada

lain-lain

pendapatan

yang

syah

juga

diperkirakan akan tercapai seratus persen dengan didasari pada pengalamanpengalaman tahun sebelumnya dan potensi-potensi atau peluang yang akan
diterima pada tahun yang akan datang.
6.4.

KEBIJAKAN UMUM PENDAPATAN DAERAH.

6.4.1. Pendapatan Asli Daerah.
Kebijakan-kebijakan pada upaya pencapaian realisasi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) sesuai dengan target pada akhir Desember 2009, meliputi :
a. Penyusunan anggaran kas pendapatan dari masing-masing SKPD yang
menjadi

sumber

pendapatan

daerah

dengan

lebih

akurat,

untuk

mempermudah pemantauan dan langkah-langkah solusi terhadap yang tidak
sesuai pencapaiannya dengan anggaran kas yang telah disusun.

RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
10

VI-10

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA
b. Mengintensifkan rapat-rapat koordinasi bidang pendapatan, dengan SKPD
untuk mengoptimalkan pencapaian realisasi target-target Pendapatan yang
telah ditetapkan.
c. Retribusi Daerah sebagai komponen terbesar kontribusinya pada PAD,
diupayakan

optimalisasi

realisasinya

melalui

pemberian

tambahan

penghasilan beban kerja kepada aparat yang terlibat langsung pada upaya
pemungutan retribusi tersebut.
6.4.2. Dana Perimbangan
Dengan telah ditetapkannya alokasi plafon Dana Perimbangan Tahun
Anggaran 2008, baik, DAU, DAK, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, maka
langkah-langkah

yang

diperlukan

terkait

dengan

selisih

kenaikan

Dana

Perimbangan yang hanya 0,96% dengan kenaikan Gaji PNS sebesar 15-20%,
yaitu dengan mengintnesifkan
agar ada kebijakan

konsultasi-konsultasi dengan pemerintah pusat,

penyediaan dana tambahan lainnya untuk menutupi

kekurangan selisih tersebut sehingga pengalokasian plafon belanja pada pos-pos
lain tidak diperlukan penyesuaian-penyesuaian.
6.4.3. Lain-lain Pendapatan yang Sah
Langkah-langkah yang diupayakan pada Kebijakan pendapatan pada Lainlain Pendapatan yang Sah, ditekankan pada adanya alokasi plafon definitif yang
lebih awal dari pemerintah Propinsi, sehingga memudahkan arah pengalokasian
belanja agar dapat dilaksanakan lebih awal, tidak menunggu Perubahan APBD
berikutnya.
6.5.

KONDISI UMUM BELANJA DAERAH
Secara umum belanja daerah Kabupaten Bima pada Tahun Anggaran 2009

sebesar Rp. 658.543.670.522,- yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar
Rp.

371.676.780.402,-

(56,44%)

dan

Belanja

Langsung

sebesar

Rp.

292.700.784.002,00,- (43,56%) dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2008
setelah perubahan keseluruhan belanja mengalami penambahan belanja sebesar
Rp. 59.885.900.155,38 atau naik sebesar 10%.
RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
11

VI-11

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA

Kenaikan tersebut ter-alokasi pada belanja Tidak Langsung terutama untuk
penyediaan anggaran untuk kemungkinan adanya kebijakan pemerintah pusat
menaikkan gaji PNSD.
Pada Belanja Langsung Tahun Anggaran 2009, mengalami kenaikan
dibandingkan tahun sebelumnya dengan sebaran kenaikan merata pada semua
plafon belanja langsung SKPD.
Gambar 6.5
Perbandingan alokasi belanja Tidak Langsung dan belanja Langsung
Tahun 2009.

BL= 43,56%

BTL=56,44%

6.5.1 Permasalahan Utama Belanja Daerah
Belanja sebagai instrumen pelaksanaan fungsi-fungsi Anggaran Daerah
terutama fungsi alokasi yang menekankan pada penciptaan lapangan kerja,
mengurangi pengangguran, dan pemborosan sumberdaya, serta meningkatkan
efektifitas, dan efesiensi perekonomian, belum sepenuhnya dapat di-disain dan
dirumuskan secara lebih kongkret kedalam Dokumen Pelaksanaan AnggaranSatuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD). Perumusan-perumusan desain
kegiatan belum sepenuhnya dapat menerjemahkan tema dan agenda yang
menjadi isu-isu pembangunan nasional, maupun global yang singkron dengan
RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
12

VI-12

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Permasalahan mendasar lainnya di
dalam belanja daerah, belum adanya Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang
menjadi ketentuan dalam penentuan mutu dan jenis pelayanan yang harus
diberikan kepada masyarakat sebagaimana diamanatkan di dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2006
Permasalahan yang tidak kalah pentingnya, juga terkait dengan Sistim
Informasi Keuangan Daerah (SIKD), dimana agar dapat terlaksananya proses
penyusunan, pelaksanaaan, pengawasan dan pertanggungjawaban APBD yang
transparan dan akuntabel harus dapat terintegrasi dalam sebuah sistim sofware
dan hal tersebut masih terus dalam penyempurnaan.
6.5.2 Kebijakan Umum Belanja Daerah
Belanja daerah yang terbagi kedalam dua kelompok belanja meliputi :
Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung mempunyai karakteristik atau
definisi masing-masing sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku, pada
kelompok

Belanja

Tidak

Langsung

merupakan

kelompok

belanja

yang

penganggarannya tidak terkait langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan. Kelompok ini meliputi penganggaran untuk belanja pegawai berupa gaji
dan tunjangan serta penghasilan tambahan lainnya, belanja bantuan sosial,
belanja bantuan keuangan, belanja bagi hasil

dan belanja tak terduga.

Sedangkan kelompok belanja Langsung merupakan kelompok belanja yang
penganggarannya terkait langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Pelaksanaan program dan kegiatan didasarkan pada : Tugas Pokok dan Fungsi
dari SKPD berdasarkan landasan hukum pembentukannya yang diatur dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Urusan
Pemerintahan Kabupaten Bima dan Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 3
Tahun 2008 Tentang Pembentukan, Susunan Kedudukan, Tugas Pokok dan
Fungsi Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bima.
Kebijakan Belanja Tidak Langsung diarahkan untuk penganggaran
penyelesaian tagihan-tagihan atas gaji dan tunjangan PNS Daerah, kebijakan
belanja bantuan sosial, dilakukan dengan

penyempurnaan

di dalam

pengalokasian belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa, dengan
RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
13

VI-13

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA
berpedoman pada formulasi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2005 tentang Desa. Formulasi Alokasi Dana Desa (ADD) di dalam PP 72
Tahun 2005, ditetapkan Alokasi Dana Desa sebesar 10 persen dari

Dana

Perimbangan yang diterima pemerintah daerah yang meliputi; Bagi Hasil Pajak,
Bagi Hasil Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum (DAU) setelah dikurangi
plafon belanja pegawai didalam APBD. Sehingga Alokasi Dana Desa (ADD) yang
harus disediakan pada Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp. 20.789.104.500.-.
Pada alokasi belanja bantuan sosial diupayakan adanya pengurangan jumlah
plafon anggaran serta diupayakan

pengalokasiannya

lebih ditekankan pada

pelaksanaan program kegiatan yang secara akun belanja merupakan belanja
bantuan sosial.
Kebijakan Belanja Langsung di Tahun Anggaran 2009 diarahkan sebagai
pelaksanaan program dan kegiatan berdasarkan pembagian urusan dan
berdasarkan SKPD. Alokasi dana terbesar untuk urusan wajib yaitu pada urusan
wajib Pekerjaan Umum, yaitu sebesar Rp

63.705.527.800,- yang dialokasikan

untuk pelaksanaan 8 (delapan) program, dimana sebagaian besar anggaran
dialokasikan untuk kebinamargaan, khususnya pembangunan jalan dan jembatan.
Adapun Alokasi dana terbesar kedua pada Urusan Wajib Pendidikan
sebesar Rp 48.712.834.000,-. Arah kebijakan penganggaran urusan wajib
pendidikan difokuskan pada peningkatan, pemerataan dan kualitas pendidikan
khususnya terkait dengan wajib belajar 9 tahun, meningkatkan ketersediaan
gedung sekolah yang standar, buku pelajaran, dan alat peraga yang memadai,
guru yang lebih sejahtera dengan kompetensi yang meningkat, mendorong
peningkatan kapasitas manajemen sekolah/pendidikan yang lebih kuat, partisipatif
dan akuntabel, mendorong pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan pada
jenjang pendidikan menengah terutama SMK untuk menyiapkan tenaga kerja
yang lebih produktif, serta meningkatkan pemberantasan buta huruf yang
diintegrasikan dengan upaya meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan.
Alokasi

terbesar

ketiga

pada

Urusan

Wajib

Kesehatan

sebesar

Rp 47.494.820.250,- dengan fokus pada peningkatan pelayanan kesehatan yang
bermutu kepada masyarakat khususnya kelompok penduduk resiko tinggi,
RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
14

VI-14

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA
peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, peningkatan ketersediaan
sumberdaya kesehatan yang cukup, mengutamakan pencegahan dan promosi
kesehatan dengan mengembangkan desa siaga, penguatan manajemen terutama
surveilance penyakit agar laporan cepat dan tepat..

Tabel.6.8
Komposisi Belanja Langsung Tahun Anggaran 2009
36.097.030.337 ;
13%

Belanja Pegawai
169.878.864.701 ;
59%

80.890.995.082 ;
28%

RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
15

Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal

VI-15

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA
Tabel 6.9
Rekapitulasi Belanja Langsung SKPD Kabupaten Bima Tahun 2009
TA. 2009

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH/
PROGRAM DAN KEGIATAN

NO.

1

2

DAU

DAK

JUMLAH

3

4

5

A

URUSAN WAJIB

42.834.994.051,00

21.900.000.000,00

264.734.994.051,00

1.

PENDIDIKAN

18.667.834.000,00

30. 45.000.000,00

48.712.834.000,00

a.

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

18.667.834.000,00

30.045.000.000,00

48.712.834.000,00

2.

KESEHATAN

13.973.820.251,00

33.521.000.000,00

47.494.820.251,00

a.

DINAS KESEHATAN

9.325.325.501,00

32.198.000.000,00

41.523.325.501,00

b.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

4.648.494.750,00

1.323.000.000,00

5.971.494.750,00

3.

PEKERJAAN UMUM

18.339.527.800

45.366.000.000

63.705.527.800

a.

DINAS PEKERJAAN UMUM

18.339.527.800

45.366.000.000

63.705.527.800

4.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

4.905.422.000,00

-

4.905.422.000,00

a.

BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

4.905.422.000,00

-

4.905.422.000,00

5.

PERHUBUNGAN

1.577.200.000,00

1.498.000.000,00

3.075.200.000,00

a.

DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA

1.577.200.000,00

1.498.000.000,00

3.075.200.000,00

6.

LINGKUNGAN HIDUP

1.299.430.000,00

590.000.000,00

1.889.430.000,00

a.

BADAN LINGKUNGAN HIDUP

1.299.430.000,00

590.000.000,00

1.889.430.000,00

7.

KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

503.851.000,00

-

503.851.000,00

a.

DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

503.851.000,00

-

503.851.000,00

8.

KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA
BERENCANA

1.639.184.000,00

880.000.000,00

2.519.184.000,00

1.639.184.000,00

880.000.000,00

2.519.184.000,00

9.

SOSIAL

1.294.570.000,00

-

1.294.570.000,00

a.

DINAS SOSIAL

1.294.570.000,00

-

1.294.570.000,00

10.

TENAGA KERJA

2.067.350.000,00

-

2.067.350.000,00

a.

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

2.067.350.000,00

-

2.067.350.000,00

11.

KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

1.767.500.000,00

-

1.767.500.000,00

a.

DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

1.767.500.000,00

-

1.767.500.000,00

12.

PENANAMAN MODAL

417.700.000,00

-

417.700.000,00

a.

KANTOR PENANAMAN MODAL DAERAH

417.700.000,00

-

417.700.000,00

a.

RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
16

VI-16

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA
TA. 2009

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH/
PROGRAM DAN KEGIATAN

NO.

1

2

DAU

DAK

JUMLAH

3

4

5

13.

KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI

2.788.140.000,00

-

2.788.140.000,00

a.

KESATUAN POLISI PAMONG PRAJA
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN
PERLINDUNGAN MASYARAKAT

1.551.640.000,00

-

1.551.640.000,00

1.236.500.000,00

-

1.236.500.000,00

58.402.595.000,00

10.000.000.000,00

68.402.595.000,00

b.

14.

OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM,
ADMINISTRASI KEUANGAN, PERANGKAT DAERAH,
KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN

a.

DPRD

-

-

-

b.

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

-

-

-

c.

SEKRETARIAT DAERAH

43.770.100.000,00

10.000.000.000,00

53.770.100.000,00

d.

SEKRETARIAT DPRD

7.976.095.000,00

-

7.976.095.000,00

e.

KECAMATAN

2.790.500.000,00

-

2.790.500.000,00

f.

DINAS PENDAPATAN DAERAH

2.165.500.000,00

-

2.165.500.000,00

g.

INSPEKTORAT

1.700.400.000,00

-

1.700.400.000,00

15.

KEPEGAWAIAN

5.894.420.000,00

-

5.894.420.000,00

a.

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

5.894.420.000,00

-

5.894.420.000,00

16.

KETAHANAN PANGAN

2.414.500.000,00

-

2.414.500.000,00

a.

BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA
PENYULUHAN PERTANIAN (BKP4)

2.414.500.000,00

-

2.414.500.000,00

17.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

6.159.500.000,00

-

6.159.500.000,00

a.

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

6.159.500.000,00

-

6.159.500.000,00

18.

PERPUSTAKAAN

722.450.000,00

-

722.450.000,00

a.

KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

722.450.000,00

-

722.450.000,00

B.

URUSAN PILIHAN

1.

PERTANIAN

a.

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

b.

15.613.227.050,00

7.267.000.000,00

22.865.227.050,00

5.418.627.050,00

4.219.000.000,00

9.622.627.050,00

2.645.500.000

2.750.000.000

5.380.500.000

DINAS PERKEBUNAN

840.377.050,00

819.000.000,00

1.659.377.050,00

c.

DINAS PETERNAKAN

1.932.750.000,00

650.000.000,00

2.582.750.000,00

2.

KEHUTANAN

1.815.700.000,00

-

1.815.700.000,00

a.

DINAS KEHUTANAN

1.815.700.000,00

-

1.815.700.000,00

RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
17

VI-17

RPI J M

KABUPATEN BIMA

BIDANG PU-CIPTA KARYA

NO.

TA. 2009

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH/
PROGRAM DAN KEGIATAN

1

DAU

DAK

JUMLAH

3

4

5

2

3.

PERTAMBANGAN DAN ENERGI

1.480.200.000,00

-

1.480.200.000,00

a.

DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI

1.480.200.000,00

-

1.480.200.000,00

4.

PARIWISATA

3.282.200.000,00

-

3.282.200.000,00

a.

DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

3.282.200.000,00

-

3.282.200.000,00

5.

KELAUTAN DAN PERIKANAN

2.027.500.000,00

3.048.000.000,00

5.075.500.000,00

a.

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

2.027.500.000

3.048.000.000

5.075.500.000

6.

PERINDUSTRIAN

1.589.000.000,00

-

1.589.000.000,00

a.

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

1.589.000.000,00

-

1.589.000.000,00

JUMLAH

157.714.890.120,00

129.167.000.000,00

286.866.890.120,00

Belanja Pilihan terdiri dari 6 urusan pilihan, dengan perincian alokasi
sebagai berikut :
 Urusan pilihan pertanian mempunyai porsi

alokasi dana terbesar dari total

alokasi dana pada urusan pilihan, difokuskan pada optimalisasi pemanfaatan
lahan pertanian dengan teknologi yang dapat meningkatkan nilai guna
lahan/produktivitas lahan, memperkuat kelembagaan dan menumbuhkan
sistem penyuluhan dan pendampingan petani serta budidaya bagi petani,
pembinaan pasca panen, pengolahan hasil pertanian dan mendorong
pemasaran produksi petani
 Urusan Kelautan dan Perikanan mempunyai alokasi dana terbesar kedua
dengan prioritas pembangunan peningkatan sarana dan prasaran perikanan,
serta pengadaan peralatan penangkapan ikan.
 Urusan Pariwisata, mempunyai alokasi terbesar ketiga.

Fokusnya pada

penyediaan prasarana pariwisata dan pengembangan kebudayaan.

RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bima - NTB
18

VI-18