Tabel 5-1 Potensi Pendanaan APBD Kabupaten Ketapang

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

BAB 5
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
BIDANG CIPTA KARYA

5.1 POTENSI PENDANAAN APBD
Laporan relisasi fisik Bidang Cipta Karya pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang Kabupaten Ketapang selama periode 2011-2014 menunjukkan bahwa
konsentrasi pembangunan lebih terarah pada sektor pengembangan kawasan
permukiman (PKP) yang rata-rata alokasi anggaran pertahunnya mencapai 67,07
persen dengan rata-rata pertumbuhan pertahun mencapai 27,83 persen. Target
fisik terbangun lebih lebih difokuskan pada peningkatan jalan lingkungan dan
barau timbun sedangkan sasaran lokasi lebih terarah pada permukiman non
formal. Untuk sektor penataan bangunan dan lingkungan (PBL) pada tahun 2014
mendapat alokasi anggaran yang signifikan sebesar Rp 15.584 miliar atau
mencapai 84,83 persen dari tahun sebelumnya. Alokasi anggaran tersebut
dipergunakan untuk membiayai pembangunan dan rehabilitasi bangunan
pemerintah diantaranya rehab berat kantor Bupati Ketapang, kantor pemerintah

baik dinas/instansi maupun kantor camat dan desa. Proporsi alokasi anggaran
untuk sektor sistim penyediaan air minum (SPAM) dan sektor penyehatan
lingkungan permukiman (PLP) sangat kecil dan dipergunakan untuk kegiatan
optimalisasi pipanisasi serta pembangunan infrastruktur pengolahan air limbah
padat berupa MCK komunal. Pertumbuhan alokasi anggaran sektor penyehatan
lingkungan permukiman rata-rata hanya sekitar 2,66 persen bahkan untuk sektor
penyediaan air minum pertumbuhan rata-ratanya minus 39,89 persen.
Tabel 5-1
Potensi Pendanaan APBD Kabupaten Ketapang
PENDANAAN APBD KABUPATEN ( X RP 1 000 000)
BIDANG CIPTA KARYA

REALISASI
2011

2012

PROYEKSI

2013


2014

2015

2016

2017

2018

2019

Sektor PKP

12.026

20.052

35.499


35.483

45.358

57.982

74.119

94.748

121.118

Sektor PBL

3.198

2.206

2.364


15.584

18.003

20.797

24.025

27.754

32.062

Sektor SPAM

4.238

4.605

2.838


1.716

6.081

8.030

10.603

14.000

18.486

Sektor PLP

2.005

2.786

3.435


2.472

4.535

5.989

7.908

10.441

13.787

20.841

26.676

45.854

67.865


89.611

118.325

156.241

206.305

272.412

Total APBD Bidang CK
Total Belanja APBD

1.041.920 1.173.820 1.444.720

1.702.690 1.814.420 1.946.690 1.960.280 2.039.530 2.093.900

Sumber : Diolah dari Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan DPUTR dan RPJMD Kabupaten Ketapang, 2015


SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-95

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Gambaran realisasi pendanaan APBD tahun 2011-2014 bidang cipta karya seperti
tabel diatas menunjukkan bahwa ada ketimpangan alokasi anggaran antar sektor
yang berdampak pada ketertinggalan pencapaian target pada sektor yang lain
yakni sektor air minum dan sanitasi. Kondisi ini bisa saja disebabkan oleh
penetapan sasaran dan target kegiatan yang tidak didukung data eksisting hasil
evaluasi program dan pemetaan permasalahan yang mendesak untuk ditangani.
Potensi pendanaan untuk pembangunan bidang cipta karya pada belanja APBD
Kabupaten Ketapang sesuai proyeksi yang didasarkan hasil perhitungan
geometris hingga tahun 2019 meningkat hampir disemua sektor. Proporsi
besaran jumlah dana yang dibutuhkan per sektor dalam persentase dapat dilihat
pada grafik dibawah ini.
Grafik 5-1

Proporsi Anggaran Antar Sektor
Berdasarkan Realisasi dan Proyeksi Pendanaaan
Dalam ABPD 2015-2019
80.00
70.00

persentase

60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
SEKTOR PLP

2011
10.58

2012

10.11

2013
7.65

2014
4.18

2015
5.46

2016
5.12

2017
4.79

2018
4.47


2019
4.17

SEKTOR SPAM

22.37

16.71

6.32

2.90

7.98

8.16

8.32

8.47

8.61

SEKTOR PBL

16.88

8.00

5.27

26.37

24.59

22.89

21.27

19.72

18.26

SEKTOR PKP

63.48

72.74

79.08

60.03

61.97

63.83

65.62

67.33

68.96

Rasio potensi kebutuhan pendanaan rata-rata persektor terhadap proyeksi ratarata belanja total APBD untuk periode 2015-2019 masih sangat kecil yaitu berada
dibawah angka 4 persen. Sementara itu potensi kebutuhan pendanaan terbesar
akan terjadi pada sektor PKP yang tumbuh rata-rata 21,77 persen, sektor PBL
13,44 persen, sektor SPAM 21,17 dan sektor PLP 14,05 persen persen terhadap
perkembangan belanja APBD yang rata-ratanya hanya berkisar di angka 5,40
persen. Khusus untuk sektor SPAM dan PLP, disamping penggunaan metode

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-96

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

geometris, perhitungan proyeksi pertumbuhan kebutuhan pendanaan dilakukan
pula dengan pendekatan atau skema optimistis oleh karena mempertimbangkan
kondisi eksisting cakupan pelayanan yang masih rendah serta target pencapaian
yang tinggi pada akhir tahun 2019.
Grafik 5-2
Rasio Proyeksi Kebutuhan Pendanaan Per Sektor
Terhadap Total Belanja APBD Periode 2015-2019

0.24
0.52
1.30
4.13

SEKTOR PKP

SEKTOR PBL

SEKTOR SPAM

SEKTOR PLP

Hasil perhitungan secara matematis atau statistik diatas menggambarkan bahwa
proporsi kebutuhan pendanaan pembangunan infrastruktur kecipta-karyaan
tergolong sangat kecil dibandingkan besaran anggaran belanja APBD, namun
disisi lain jumlah belanja APBD selama periode 2015-2019 tidak mengalami
pertumbuhan sebagaimana sektor-sektor bidang cipta karya, akibatnya akan
banyak program kegiatan yang telah direncanakan tidak akan mendapatkan
alokasi anggaran pembiayaan. Kondisi ini menuntut para perencana program
kegiatan khususnya terkait pembangunan dan pengembangan infrastruktur
kecipta-karyaan untuk bersikap adaftif dan berusaha mencari sumber
pendanaan alternatif. Sikap adaftif dapat ditunjukkan dengan melakukan
penyeimbangan kembali terhadap besaran alokasi pembiayaan per sektor
bidang cipta karya yang selama ini tidak proporsional. Alokasi anggaran
pembiayaan terutama yang bersumber dari APBD Kabupaten harus diarahkan
untuk mencapai sasaran dan target prioritas sesuai gerakan nasional bidang
cipta karya untuk menuntaskan cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi layak
di akhir tahun 2019. Berdasarkan analisis data diatas dan kondisi eksisting
cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi tergolong masih sangat rendah maka
sektor SPAM dan PLP harus ditingkatkan proporsi anggaran pembiayaan
pembangunannya agar dapat mengejar target tersebut. Program dan kegiatan
pada kedua sektor diatas harus dipilih secara selektif dengan mencermati
efektivitas dampak bagi penerima manfaat secara langsung serta pertimbangan
SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-97

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

sasaran diutamakan bagi masyarakat kurang mampu pada kawasan yang kondisi
lingkungan permukiman yang buruk. Hal ini dimaksudkan agar target yang
dicapai dapat menyentuh dan menuntas beberapa persoalan secara terpadu dan
tuntas sekaligus baik kemiskinan, lingkungan permukiman buruk, serta
pemicuan tumbuhnya ekonomi lokal. Dengan arahan dan strategi diatas
diharapkan kontribsusi bidang cipta karya terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui penyediaan infrastruktur permukiman yang layak secara
berkelanjutan dapat terwujud.
Grafik 3-3
Proyeksi Rata-rata Pertumbuhan Per Sektor
Periode 2015-2019

Persentase

25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
RERATA
PERTUMBUHAN

SEKTOR
PKP

SEKTOR
PBL

SEKTOR
SPAM

SEKTOR
PLP

BELANJA
APBD

21.77

13.44

21.17

14.05

5.40

Selain itu, penggalian potensi pendanaan untuk membiayai pelaksanaan
program prioritas dan pencapaian target pembangunan infrastruktur keciptakaryaan di Kabupaten Ketapang harus terus dilakukan mengingat sasaran dan
target yang akan dicapai dengan kondisi eksisting pelayanan memiliki gap yang
sangat jauh. Espektasi yang tinggi untuk mencapai target Gerakan Nasional 1000-100 Bidang Cipta Karya pada tahun 2019 untuk menuntaskan 100 persen
penyediaan air bersih/minum, 0 persen kawasan kumuh dan 100 persen akses
masyarakat terhadap pelayanan sanitasi akan sangat membutuhkan biaya yang
sangat besar.

5.2 POTENSI PENDANAAN APBN
Sumber pendanaan APBN untuk membiayai pembangunan infrastruktur bidang
cipta khususnya, masih sangat dibutuhkan oleh pemerintah daerah. Dengan
kondisi eksisting capaian pelayanan bidang cipta karya di Kabupaten yang
masih rendah, sementara itu semangat untuk menuntaskan persoalan
infrastruktur kecipta-karyaan secara nasional diakhir tahun 2019 sangat tinggi,

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-98

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

tentu akan menjadi beban berat bagi daerah. Oleh karena itu dengan berbagai
keterbatasannya, pemerintah daerah akan sangat bergantung pada anggaran
pusat untuk mendukung pencapaian target nasional tersebut.
Tabel 5-2
Penggunaan Sumber Dana APBN Bidang Cipta Karya
Di Kabupaten Ketapang
BIDANG CIPTA
KARYA

REALISASI APBN ( X RP 1 000 000)
JUMLAH

2011

2012

2013

2014

DAK AIR MINUM

874

735

145

3.946

5.700

DAK SANITASI

925

1.107

1.098

5.051

8.181

1.799

1.842

1.243

8.997

13.881

46.596

76.844

93.887

101.580

318.907

TOTAL DAK
TOTAL ALOKASI APBN

Sumber : Laporan DAK Kab.Ketapang Tahun 2011-2015

Berdasarkan laporan realisasi penggunaan dana DAK pusat untuk pembiayaan
pembangunan bidang cipta karya selama rentang waktu 2011-2014 rata-rata
sebesar Rp. 3,47 miliar. Jumlah tersebut hanya mencapai 2,89 persen dari total
penggunaan dana APBN dan sekitar 8,61 persen dari total belanja APBD bidang
cipta karya. Dari data tersebut terlihat bahwa alokasi pendanaan pembangunan
bidang cipta karya untuk sektor air minum dan sanitasi masih tergolong kecil
jika dibandingkan dengan sektor lain dalam belanja APBN maupun APBD yang
disalurkan melalui bidang cipta karya DPUTR. Pertumbuhan sumber pendanaan
DAK air minum dan sanitasi tersebut rata-rata 13,44 persen pertahun sedangkan
pertumbuhan total alokasi APBN untuk Kabupaten Ketapang selama periode
tersebut lebih tinggi yakni mencapai angka 21,70 persen.
Grafik 5-4
Pertumbuhan Sumber Pendanaan APBN Bidang Cipta Karya
di Kabupaten Ketapang
35
30
25
20
15
10
5
0
RERATA PERTUMBUHAN

DAK AM+S

DANA APBN

DANA APBD CK

13.44

21.7

32.04

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-99

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Jika melihat proporsi besaran alokasi anggaran DAK air minum dan sanitasi
terhadap total belanja dana APBN yang terealiasi sampai akhir tahun 2014
persentasenya sangat kecil. Untuk DAK air minum hanya sebesar 1,79 persen
dan DAK sanitasi sekitar 2,57. Artinya peningkatan sumber pendanaan APBN
untuk membiayai pembangunan di Kabupaten Ketapang lebih besar
dialokasikan untuk sektor lain ketimbang air minum dan sanitasi yang
menggunakan sumber dana DAK. Rendahnya alokasi dana DAK untuk kedua
sektor diatas berdampak terhadap perlambatan penyediaan layanan dasar air
minum dan sanitasi kepada masyarakat. Kondisi ini bersesuaian manakala
melihat laporan Pokja RAD-AMPL Ketapang tahun 2015 bahwa pencapaian target
cakupan pelayanan air bersih hanya sekitar 60,24 persen dan sanitasi 53,26
persen sampai tahun 2014 di Kabupaten Ketapang. Pencapaian target
pembangunan infrastruktur kecipta-karyaan tidak harus melihat kepada aspek
pendanaan semata jauh lebih penting adalah memformulasikan alokasi dana
secara proporsional diantara sektor sesuai program, sasaran dan target secara
selektif, terpadu serta sinergi.

Grafik 5-5
Proporsi Rata-rata Sumber Pendanaan DAK Terhadap
Belanja APBN dan Belanja APBD-CK 2011-2014

DAK SEKTOR LAIN

DAK SANITASI

DAK AIR MINUM

0
BELANJA ABPD-CK
BELANJA APBN

25

50

75

100

DAK AIR MINUM
3.54

DAK SANITASI
5.07

DAK SEKTOR LAIN
91.39

1.79

2.57

95.64

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-100

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Hampir sama dengan proporsi besaran alokasi anggaran DAK terhadap total
belanja dana APBN diatas, kasus yang sama terjadi pula pada proporsi
pendanaan DAK terhadap belanja APBD bidang cipta karya. Proporsi pendanaan
DAK air minum terhadap belanja APBD tersebut hanya mencapai 3,56 sedangkan
untuk DAK sanitasi sedikit lebih tinggi yakni sebesar 5,07 persen. Artinya
peningkatan sumber pendanaan APBD bidang cipta karya untuk membiayai
pembangunan di Kabupaten Ketapang lebih besar dialokasikan untuk sektor lain
ketimbang air minum dan sanitasi yang menggunakan sumber dana DAK.
Potensi pendanaan sumber APBN untuk pembangunan bidang cipta karya di
Kabupaten Ketapang untuk periode 2015-2019 berdasarkan realisasi
penggunaan dana APBN selama tahun 2011-2014 diprediksi akan meningkat
pada semua sektor. Optmisme ini didukung manakala mencermati pertumbuhan
pendanaan APBN termasuk DAK pada periode tersebut cenderung positif
meskipun bersifat fluktuatif. Disamping itu mempertimbangkan rencana
ambisius pencapaian target nasional pembangunan bidang cipta karya melalui
Gerakan Nasional 100-0-100 otomatis mewajibkan pemerintah untuk
menyediakan pembiayaanya pelaksanaannya.

5.3 ALTERNATIF SUMBER PENDANAAN
Capaian pelayanan infrastruktur kecipta-karyaan di Kabupaten Ketapang
berdasarkan laporan OPD terkait dan standar pelayanan minimal sampai tahun
2015 masih sangat rendah. Dalam rangka memenuhi target pembangunan
nasional bidang cipta karya melalui Gerakan Nasional 100-0-100 hingga tahun
2019 tentu menjadi beban yang berat untuk di capai. Keterbatasan anggaran
pemerintah daerah, persebaran permukiman penduduk yang tidak merata dan
sulit dijangkau merupakan kendala yang tidak mudah dicarikan solusinya. Oleh
karena itu pemerintah daerah akan lebih meningkatkan peran pihak swasta yang
beroperasi di wilayah Kabupaten Ketapang untuk berkontribusi dalam
pembiayaan
pembangunan
infrastruktur
kecipta-karyaan.
Kontribusi
pembiayaan tersebut dalam bentuk atau skema Corporate Social Responsibility
(CRS) dan lebih diarahkan untuk pembangunan infrastruktur yang berlokasi
disekitar areal perusahaan dan sulit dijangkau pemerintah daerah. Adapun
kegiatan yang rencananya akan dilaksanakan melalui skema pembiayaan CRS
antara lain sebagai berikut :

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-101

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Tabel 5-3
Potensi Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur
Bidang Cipta Karya Melalui Skema CSR
PROGRAM / KEGIATAN

DISKRISI PROGRAM / KEGIATAN

Sektor PKP
1 Pembangunan jalan Pembangunan jalan di
lingkungan
permukiman penduduk maupun
yang menghubungkan antar
dusun dan desa .
2. Perumahan tidak
Perbaikan rumah tidak layak
layak huni
huni bagi masyarakat miskin
SEKTOR SPAM
1.
Penyediaan Bantuan PAH, sumur gali atau
Sumber Air Non
sumur bor sesuai keinginan
Perpipaan
masyarakat dan kondisi fisik
lingkungan permukiman
penduduk
2. Penyediaan Sumber Pembangunan pipanisasi
Air Perpipaan
sistem grafitasi mulai dari
bangunan broncap, pipa
transmisi, bak penampung
hingga kran umum. Pipanisasi
akan diutamakan pada daerah
yang memiliki sumber mata air
yang cukup dan layak sebagai
sumber air baku.
SEKTOR PLP
1. Penyediaan Saranaa. Pembangunan MCK Komunal,
Air Limbah
bantuan closet individual, dan
dukunga/fasilitasi sosialisasi
atau kampanye kepada
masyarakat untuk ber PHBS
atau CTPS.
2. Penyediaan Sarana Pengadaan sarana angkutan
Persampahan
persampahan, sarana
persampahan terutama
terutama jenis container dan
TSP 3 R untuk sekolah dan
tempat umum,

PEMBIAYAAN

KELAYAKAN
FINANSIAL

SASARAN

▪ Dibiayai
▪ Menyesuaikan ▪ Sasaran
sendiri oleh
kebutuhan
kegiatan adalah
donatur
yang dibahas
masyarakat yang
secara
secara
bermukim
langsung
bersama pihak disekitar kosesi
perusahaan
▪ Dibiayai oleh donatur dan
bersama
serta sekolah,
beberapa
masyarakat
pelayanan
donatur
▪ Studi
kesehatan,
secara
tempat ibadah
proporsional kelayakan
untuk kegiatan dan ruang
▪ Dibiayai
skala besar
publik.
bersama
dan dapat di ▪ Sasaran lokasi
dengan
fasilitasi oleh
pemerintah
adalah daerah
pemerintah
tertinggal, areal
secara
berisko sanitasi,
sharing
daerah rawan
air, daerah
rawan bencana.
▪ Sasaran donatur
potensial
diantaranya
perusahaan
besar yang
beroperasi di
wilayah
kabupaten
ketapang serta
BUMN
▪ Pemerintah
daerah
mengkoordinir
melalui forum
musrenbang


5.4 STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI
5.4.1 Peningkatan DDUB Kabupaten dan Propinsi
Dana Daerah untuk Urusan Bersama atau DDUB pada dasarnya adalah bentuk
komitmen bersama antara pemerintah daerah dengan pusat untuk pembiayaan
pembangunan. Penyediaan DDUB sering menjadi persolan di daerah oleh

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-102

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

karena berbagai alasan yang salah satunya adalah keterbatasan anggaran
daerah. Disamping itu adanya mis program kegiatan prioritas antara pusat dan
daerah atau munculnya program kegiatan tersebut di akhir tahun anggaran.
Pada dasarnya komunikasi intern antara aparatur pemerintah pusat dan daerah
harus terus ditingkatkan dalam penyelenggaraan pembangunan sehingga akan
berjalan lancar, efektif dan efisien.
Penyediaan DDUB adalah merupakan suatu kebijakan yang dimulai dengan
penyamaan konsepsi perencanaan program kegiatan serta indikator sasaran dan
target yang akan dicapai, dimana salah satu wujudnya adalah dokumen RPIJM
ini. Kesamaan konsepsi perencanaan harus mempunyai kekuatan mengikat
antara pusat dan daerah yang akan dipergunakan sebagai dasar serta acuan
bersama. Langkah selanjutnya adalah penyediaan DDUB Kabupaten sebagai
bentuk komitmen dan konsistensi dari kesepakatan yang telah dicapai. Untuk itu
strategi peningkatan DDUB Kabupaten yang akan dilakukan antara lain sebagai
berikut :
a. Meningkatkan pendapatan daerah melalui pajak, retribusi, serta pendapatan
syah lainnya.
b. Melakukan efisiensi belanja APBD agar diperoleh ketersediaan anggaran
untuk DDUB.
c. Mendorong perangkat daerah yang terkait pembangunan infrastruktur
kecipta-karyaan untuk merasionalisasi pembiayaan program secara internal
serta mengalokasikan anggaran DDUB dalam Rencana Kerja sesuai RPIJM
tahun berjalan.
d. Melakukan pendekatan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
baik secara kelembagaan maupun personal mendukung penyediaan DDUB
dalam rangka pelaksanaan pembangunan bidang cipta karya.
e. Meningkatkan peran swasta dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur
kecipta-karyaan sehingga ada ruang bagi pemerintah daerah untuk
menghimpun dana DDUB.

5.4.2 Peningkatan Penerimaan Daerah dan Efisiensi Anggaran
Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah yang dilakukan pada kurun waktu
2011-2015 diarahkan pada intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan
pendapatan daerah terutama sumber penerimaan dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD) termasuk pajak daerah dan retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah, serta penerimaan lain-lain PAD yang sah.
Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah juga dilakukan dengan
mengoptimalkan dana perimbangan termasuk dana alokasi khusus dan dana
bagi hasil.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-103

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Pengelolaan pendapatan daerah selama periode 2011-2015 menunjukkan
kinerja yang baik dan dapat memenuhi target yang telah ditetapkan.
Penerimaan daerah terus menerus meningkat sejak dari tahun 2011 hingga
tahun 2015 dengan kenaikan rata-rata sebesar 11,58 persen.

Tabel 5-4
Kinerja Penerimaan Daerah Kabupaten Ketapang
Periode 2011 - 2015
PERKEMBANGAN PENDAPATAN DAERAH (X RP 1 000 000)
KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH
2011
PENDAPATAN ASLI DAERAH

2012

2013

2014

2015

44,08

60,61

132,08

107,18

122,30

1. Pajak Daerah

8,86

28,88

95,50

49,44

59,22

2. Retribusi Daerah

4,30

7,34

7,94

10,93

6,53

3. Bagian Laba Usaha Daerah

4,88

5,45

5,28

5,48

5,35

26,04

18,94

23,36

41,33

51,20

DANA PERIMBANGAN

853,23

991,16

1.145,29

1.313,09

1.245,25

1. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak

107,40

130,61

123,56

155,68

148.40

2. Dana Alokasi Umum

670,70

776,58

898,33

1.020,38

1.070,46

3. Dana Alokasi Khusus

75,13

83,97

123,40

137,03

174,79

116,60

92,12

119,42

122,53

298,47

1.013,91

1.143,89

1.396,79

1.542,80

1.666,02

4. Lain-lain Pendapatan

LAIN-LAIN PENERIMAAN SYAH
JUMLAH PENERIMAAN DAERAH
Sumber : Data RPJMD Kabupaten Ketapang, 2015

Secara keseluruhan selama periode 2011-2015 kontribusi Pendapatan Asli
Daerah terhadap penerimaan daerah belum berhasil melewati angka dua digit
atau 10 %. Struktur pendapatan tersebut menunjukkan ketergantungan yang
sangat tinggi terhadap dana perimbangan sebagai sumber utama pendapatan
daerah. Dengan demikian, tantangan dalam lima tahun mendatang adalah
perlunya optimalisasi PAD sebagai sumber utama pendapatan daerah dengan
memperhatikan keberlanjutan fiskal dan prinsip pembangunan berkelanjutan.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-104

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Grafik 5-6
Struktur Perkembangan Penerimaan Daerah
Periode 2011-2015
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
-

2011

2012

2013

2014

I. PENDAPATAN ASLI DAERAH

4.35

5.30

9.46

6.95

2015
7.34

II. DANA PERIMBANGAN

84.15

86.65

81.99

85.11

74.74

III. LAIN-LAIN PENERIMAAN YANG
SYAH

11.50

8.05

8.55

7.94

17.92

Analisis terhadap Struktur Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ketapang
Tahun 2011-2015 menggambarkan bahwa perkembangan sumber utama PAD
yang berasal dari pajak daerah, lain-lain pendapatan yang sah, retribusi dan
bagian laba usaha daerah tumbuh rata-rata masih dibawah 5 persen pertahun.
Grafik 5-7
Struktur Perkembangan Pendapatan Asli Daerah
Periode 2011-2015

2.91
4.25

0.50
0.68

Pajak Daerah

Retribusi Daerah

Bagian Laba Usaha Daerah

Lain-lain Pendapatan Yang Syah

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-105

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Struktur PAD tersebut menunjukkan bahwa pajak daerah belum menjadi sumber
utama penerimaan daerah. Kondisi ini disebabkan oleh masih belum optimalnya
transaksi ekonomi yang dapat menumbuhkan potensi pajak, terbatasnya wajib
pajak dan belum berkembangnya sistem pengelolaan pajak daerah. Oleh
sebab itu, dalam lima tahun mendatang upaya yang harus dilakukan untuk
meningkatkan penerimaan melalui pajak daerah antara lain adalah :






percepatan pembangunan ekonomi untuk menumbuhkan potensi pajak;
intensifikasi pendataan dan penataan pajak daerah;
pembenahan administrasi perpajakan;
perbaikan pelayanan perpajakan;
sosialiasi dan penyuluhan pajak untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam membayar pajak;
• meningkatkan pelayanan publik;
• mengoptimalkan pengelolaan kekayaan dan aset daerah; dan
• memberikan kemudahan perizinan usaha.
Disamping langkah yang bersifat eksternal diatas maka upaya yang bersifat
internal pun akan dilakukan yakni sebagai berikut :
• meningkatkan koordinasi yang lebih intern dengan dinas/instansi terkait
pemungutan retribusi daerah;
• meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang terkait dengan pemungutan
pajak dan retribusi daerah; dan
• membenahi perangkat hukum yang menjadi dasar pemungutan pajak dan
retribusi daerah.
Pembenahan terhadap perangkat hukum yang menjadi dasar pemungutan pajak
dan retribusi antara lain melalui revisi terhadap Peraturan Daerah (Perda)
tentang pajak dan retribusi daerah. Ketentuan yang termuat dalam Perda baik
yang berkaitan dengan subyek dan obyek pajak atau retribusi maupun yang
berkaitan dengan tarif dalam waktu tertentu juga perlu direvisi. Besaran tarif
pajak dan retribusi idealnya terus dilakukan penyesuaian seiring dengan laju
inflasi. Berbagai
langkah
tersebut akan disusun secara sistimatis dan
implementatif dalam suatu kerangka rencana yang konprehensif dan terpadu
untuk dilaksanakan secara bertahap sesuai sasaran dan target dalam rangka
meningkatkan PAD Kabupaten Ketapang.
Aspek lain yang tidak kalah penting adalah melakukan efisiensi penggunaan
anggaran pada belanja pembangunan. Untuk itu strategi yang akan dilakukan
adalah :

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-106

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

1. Komponen belanja tidak langsung
Pada komponen belanja tidak langsung penggunaan anggaran lebih
diarahkan untuk :
a. meningkatkan efisiensi, efektivitas mutu dan nilai tambah dalam
pelayanan umum dan administrasi pemerintahan;
b. melaksanakan kegiatan tugas pokok dan fungsi OPD yang memenuhi
kriteria kesesuaian antara masukan dan daya dukung setiap unit kerja,
antara keluaran dan manfaat yang dirasakan masyarakat, serta antara
dampak dan nilai tambah bagi kemajuan daerah;
c. Meningkatkan efektivitas organisasi dengan kriteria kegiatan yang sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja, tidak terjadi tumpang tindih, dan
dapat mendorong keterpaduan tindakan antar unit.
2. Komponen belanja langsung
Pada komponen belanja langsung penggunaan anggaran akan lebih selektif,
yakni disesuaikan dengan arahan kebijakan, sasaran dan target yang akan
dicapai dalam pembangunan jangka menengah yang telah disusun, yang
adalah sebagai berikut :
a. mempercepat peningkatan mutu sumber
daya
manusia
melalui
penyediaan
layanan pendidikan dan kesehatan, serta mendorong
peningkatan perekonomian masyarakat;
b. Mendorong pengembangan ekonomi lokal melalui percepatan
pembangunan
ekonomi
berbasis
kepulauan,
dan memperkuat
pemberdayaan ekonomi masyarakat;
c. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana daerah untuk
meningkatkan daya saing daerah dan mendorong pemerataan
pembangunan.

5.4.3 Peningkatan Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah
Untuk meningkat pendapatan asli daerah selain pajak dan retribusi, ada sumber
potensial yang dapat dijadikan sasaran yakni perusahaan daerah. Di Kabupaten
Ketapang terdapat dua perusahaan daerah yang didirikan oleh pemerintah
Kabupaten Ketapang yaitu Ketapang Mandiri pada Tahun 2002 dan Perusahaan
Darah Air Minum (PDAM) pada Tahun 1985 serta Bank Pembangunan Daerah
yang didirikan Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat. Untuk mendukung
peningkatan kinerja perusahaan tersebut terutama dari aspek keuangan,
pemerintah daerah telah melakukan investasi secara permanen dalam betuk
penyertaan modal.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-107

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Tabel 5-5
Investasi Permanen Pemerintah Kabupaten Ketapang
Terhadap Perusahaan Daerah

PERKEMBANGAN INVESTASI
PERUSAHAAN DAERAH

JUMLAH
TAHUN 2014

TAHUN 2015

28.505.000.000,00

28.505.000.000,00

57.010.000.000,00

3.746.403.753,53

3.643.878.395,59

7.390.282.149,12

PDAM Ketapang

20.433.559.760,00

11.550.688.348,26

31.984.248.108,26

JUMLAH INVESTASI/TAHUN

52.684.963.513,53

43.699.566.743,85

96.384.530.257,38

Bank Pembangunan Daerah
Ketapang Mandiri

Sumber : Laporan Neraca Keuangan Daerah dalam RPJMD Kabupaten Ketapang, 2015

Pernyertaan modal khususnya kepada PDAM Ketapang pada tahun 2014 dan
2015 adalah sebagai bentuk tindak lanjut rekomendasi BP-SPAM yang telah
melakukan audit kinerja terhadap PDAM pada tahun 2012 dan 2013. Salah satu
hasil audit kinerja menyatakan bahwa PDAM selama melaksanakan tugas dan
fungsi dalam penyediaan air bersih/minum bagi masyarakat selalu merugi
akibat pendapatan yang diperoleh tidak mencukupi untuk membiayai
operasionalisasi perusahaan. Dana pernyertanaan modal tersebut sesuai arahan
kebijakan pemerintah dan Corporate Plant PDAM Tahun 2015 digunakan untuk
peningkatan kapasitas Instalasi Pengolahan Air (IPA), revitalisasi dan
pengembangan jaringan pipa distribusi serta peningkatan sambungan langsung
ke rumah (SR). Sedangkan pembangunan Intake baru di Sei. Sahebar Desa Negri
Baru Kecamatan Benua Kayong dengan Kapasitas 250 liter/detik telah dibangun
melalui fasilitasi dana Ditjen Bidang Sumber Daya Air Kementerian PUPR guna
mendukung suply air baku ke IPA PDAM di Kelurahan Mulia Kerta dan Mulia
Baru. Dengan dukungan anggaran dan infrastruktur sumber air baku tersebut
diharapkan PDAM dapat meningkatkan kinerjanya dengan menjalan tugas dan
fungsi utamanya untuk menjamin penyediaan air bersih bagi masyarakat yang
layak secara berkelanjutan khususnya dalam cakupan wilayah pelayanannya
dengan indikator :
1. Adanya peningkatan jumlah pelanggan di semua kelompok sasaran
2. Adanya peningkatan skor capaian kinerja yang meliputi aspek keuangan,
pelayanan, Operasionalisasi dan SDM.
3. Adanya peningkatan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah dalam
bentuk deviden.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-108

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

5.4.4 Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha
Peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan merupakan amanat dari UU
No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang
menyatakan bahwa penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan peran
masyarakat, baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
maupun evaluasi. Peningkatan peran masyarakat khususnya dalam konteks
pembangunan infrastruktur permukiman akan dilakukan terhadap masyarakat
baik secara individual, komunal maupun corporate bergantung kapasitas dan
sasaran pembangunananya. Strategi konkrit peningkatan peran masyarakat
yang akan dilakukan antara lain :
1. Memprioritaskan pembangunan infrastruktur permukiman pada kawasan
strategis di perkotaan seperti kawasan kumuh dan kawasan rawan sumber air
maupun berisiko sanitasi di berbagai kawasan perdesaan dengan melibatkan
peran masyarakat sebagai subjek sekaligus penerima manfaat.
2. Mendukung pelaksanaan program sanimas
masyarakat yang kurang mampu atau MBR.

dan

pamsimas

berbasis

3. Peningkatan pembinaan melalui kegiatan sosilisasi dan edukasi kepada para
perempuan sebagai pemicu (steiger) untuk ber PHBS.
4. Mendorong peningkatan penguatan kelembagaan pengelola infrastruktur
sanimas dan pamsimas telah terbangun melalui aparat desa setempat.
5. Mengingat keterbatasan anggaran maka pemerintah daerah dalam
pembangunan maupun pemeriliharaan infrastruktur pasca konstruksi akan :
a. Mendorong pengelolaan penyediaan air bersih/minum yang telah
terbangun melalui lembaga Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).
b. Mendorong pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman baru
melalui peran perusahaan pengembang (developer) dengan memberikan
fasilitasi dan intensif baik lokal maupun nasional.
c. Mendorong peningkatan peran pihak swasta untuk berkontribusi dalam
pembiayaan pembangunan infrastruktur permukiman melaui skema CSR
maupun KPS.
d. Mendorong tumbuhnya minat masyarakat baik secara individual maupun
komunal bahkan corporate untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sanitasi
terutama pengolahan air limbah padat (black water) komunal atau
individual untuk di olah menjadi pupuk organik, serta pengolahan sampah
dengan sistem 3 R. Kegiatan ini akan difasilitasi oleh pemerintah daerah
melalui pelatihan dan bantuan permodalan serta insentif bagi yang telah
berhasil melaksanakan.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-109

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

6. Penerbitan regulasi terkait pengelolaan infrastruktur permukiman yang
berpihak serta penciptaan peluang peningkatan peran masyarakat dalam
pembangunan dan pengembangan infrastruktur permukiman.
7 Meningkatkan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan
infrastruktur permukiman terutama terhadap kawasan kumuh, kawasan rawan
air dan area berisiko sanitasi serta pembangunan permukiman oleh para
pengembang.

5.4.5 Pendanaan Operasi Pemerliharaan dan Rehabilitasi
Pasca pembangunan infrastruktur kecipta-karyaan pada akhirnya membutuhkan
pendanaan untuk membiayai operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi pada
waktunya. Untuk itu sumber pendanaan menjadi hal yang penting untuk
dicarikan solusinya dengan prinsip tidak membebani masyarakat dan disisi lain
tidak menciptakan ketergantungan terhadap anggaran pemerintah. Kebijakan
yang akan di ambil pemerintah daerah dalam menyikapi pendanaan operasi dan
pemeliharaan tersebut antara lain dengan melakukan analisis terhadap
kewenangan, beban kerja unit infrastruktur terbangun, skala pelayanan,
penguasaan teknologi serta kemampuan keuangan daerah. Penjelasan analisis
yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Analisis kewenangan dimaksudkan untuk melihat sejauhmana pemerintah
daerah dapat melimpahkan pengelolaan infrastruktur kecipta-karyaan
terbangun kepada pihak ketiga sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Analisis beban kerja infrastruktur terbangun dimaksudkan untuk mengetahui
apakah pengelolaannya membutuhkan kelembagaan dan tenaga kerja
profesional sehingga pembentukan memerlukan intervensi pemerintah
daerah atau cukup di serahkan kepada masyarakat dan kepala desa setempat
termasuk pembiayaanya.
3. Analisis skala pelayanan dimaksudkan untuk melihat luasan cakupan
pelayanan dan sasaran pelayanan. Jika cakupan dan sasaran pelayanan
berada pada kawasan yang luas dan berdampak strategis maka
pengelolaanya akan tetap dilakukan pemerintah. Jika tidak berdampak
strategis maka pengelolaanya akan diserahkan kepada pihak ketiga baik
masyarakat, swasta maupun BUMD yang ada.
4. Analisis Pengusaan Teknologi dimaksudkan jika infrastruktur terbangun
menggunakan teknologi tinggi dan biaya yang besar maka pemerintah
daerah akan meminta fasilitasi dan kerja sama baik dengan Pemerintah
Propinsi maupun pemerintah pusat khususnya Ditjen Cipta Karya terkait
pendanaan operasional maupun rehabilitasi.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-110

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

5. Analsis kemampun keuangan daerah dimaksudkan untuk melihat sampai
sejaumana kemampuan keuangan daerah dapat membiayai operasi
pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur terbangun yang jumlah sangat
banyak dan tersebar di berbagai pelosok daerah per tahunnya.
Hasil analisis diatas selanjutnya akan disusun dalam rencana strategis yang
bersifat konkrit dan implementatif yang memuat sasaran dan target realistis dan
rasional untuk dilaksanakan. Maksudnya program kegiatan yang akan disusun
lebih fokus pada upaya pencapaian sasaran dengan target yang telah ditetapkan
yang sesuai dengan target Gerakan Nasional 100-0-100.

5.4.6 Pengembangan Infrastruktur Regional
Pemerintah Kabupaten Ketapang sangat mendukung sekaligus mendorong
perwujudan pembangunan infrastruktur kecipta-karyaan skala regional. Salah
satu infrastruktur kecipta-karyaan yang potensial untuk dibangun dan
dikembangkan adalah SPAM regional Ketapang-Kayong Utara atau lebih dikenal
dengan SPAM Riam Berasap yang telah dirintis pembangunan oleh pemerintah
daerah sejak tahun 2002. SPAM Riam Berasap ini rencananya akan melayani
penyediaan air bersih bagi masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten
Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang yang hingga saat ini belum dapat
dirasakan manfaatnya.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 5-111