ANALISIS ABILITY TO PAY DAN WILLINGNESS TO PAY PENUMPANG ANGKUTAN UMUM MINIBUS L 300
ANALISIS ABILITY TO PAY
DAN WILLINGNESS TO PAY PENUMPANG ANGKUTAN UMUM MINIBUS L 300
(Studi Kasus : Rute Meulaboh
- – Banda Aceh)
Suatu Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagai Dari Syarat-Syarat Yang Diperlukan Untuk Memperoleh Gelar Serjana Teknik (S-1) Disusun Oleh : Zulfikar
NIM : 07C10203127
Bidang : Transportasi
Jurusan : Teknik Sipil FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR ALUE PEUNYARENG – MEULABOH 2015BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angkutan minibus L 300 merupakan salah satu angkutan umum yang digunakan masyarakat sebagai moda transportasi. Begitu juga bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan rute Meulaboh
- – Banda Aceh, minibus L 300 akan menjadi salah satu moda transportasi. Angkutan minibus L 300 sebagai salah satu moda transportasi sering terjadi permasalahan bagi pengguna, masalah yang selalu menjadi beban yang berat bagi pengguna yaitu tentang penetapan tarif angkutan.
Tarif angkutan umum merupakan biaya yang harus dibayar oleh pengguna jasa angkutan umum atas fasilitas yang diterima sesuai dengan harga yang dikeluarkan oleh operator yang menyediakan jasa angkutan umum tersebut (Muchtarudin S, 1990).
Penetapan tarif resmi angkutan minibus L 300 oleh pemerintah merupakan sesuatu yang berpengaruh langsung terhadap daya guna masyarakat. Jika penetapan tarif terlalu tinggi dibandingkan kemampuan masyarakat, otomatis konsumen tidak akan mau menggunakan angkutan minibus L 300 sebagai moda transportasi. Agar penetapan tarif angkutan tidak menjadi beban yang berat bagi pengguna, maka perlu mengetahui tingkat kemampuan membayar konsumen dan tingkat kemauan membayar konsumen dilihat dari pendapatan dan fasilitas yang disediakan operator yang menyediakan jasa angkutan.
Untuk mengetahui kemampuan dan kemauan membayar tersebut dapat dilakukan analisis keterjangkauan daya beli pengguna jasa angkutan kota dalam membayar tarif yang meliputi Analisis Ability To Pay(kemampuan membayar konsumen) dan Willingness To Pay (kemauan membayar konsumen) terhadap tarif yang diberlakuakan (Soemarsono, 2002). Selanjutnya hal ini disingkat dengan ATP dan WTP.
Harga bahan bakar minyak yang semakin tinggi juga ikut berdampak pada kenaikan tarif angkutan minibus L 300 yang mempengaruhi nilai kemampuan dan kemauan masyarakat pengguna. Berangkat dari permasalahan tersebut maka perlu diadakan suatu penelitian tentang Analisis Ability To Pay (ATP) dan Willingness
To Pay (WTP) sehingga mengetahui besaran daya beli penumpang.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah tarif yang berlaku saat ini untuk angkutan umum minibus L 300 rute Meulaboh
- – Banda Aceh, telah sesuai ditinjau dari Ability To Pay (kemampuan membayar penumpang) dan
Willingness To Pay (kemauan membayar penumpang). Permasalahan lain yang
terjadi adalah perubahan tarif yang seharusnya harga karcis untuk minibus L 300 rute Meulaboh
- – Banda Aceh sebesar Rp.120.000, tetapi dilapangan pihak angkutan mengambil tarif sebesar dibawah Rp.120.000.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian tentang Analisis Ability To Pay dan Willingness
To Pay Penumpang Angkutan Umum Minibus L 300 yaitu untuk mengetahui tarif
dilihat dari kemampuan membayar konsumen berdasarkan dari pendapatan penumpang dan kemauan membayar konsumen berdasarkan dari fasilitas yang
- – disediakan operator penyedia jasa angkutan minibus L 300 rute meulaboh Banda Aceh.
1.4 Batasan Masalah
Untuk menghindari penelitian yang terlalu luas dan untuk memberikan arah yang lebih baik serta memudahkan penyelesaian diperlukan pembatasan- pembatasan sebagai berikut :
1. Angkutan umum yang diamati adalah angkutan umum minibus L 300 rute Meulaboh
- – Banda Aceh 2. Penelitian dilakukan saat harga bensin Rp. 7.300,- per liter.
3. Tarif angkutan yang saat ini sebesar Rp. 120.000,-
4. Pengambilan data dilakukan selama waktu operasi angkutan umum L 300 dalam hari kerja dan hari libur, pada jam sibuk dan tidak sibuk.
5. Lokasi survey yang di amati dalam penelitian ini adalah di terminal Meulaboh dan pada ruas jalan Meulaboh
- – Banda Aceh.
1.5 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian Analisis Ability To Pay Dan Willingness To Pay Penumpang angkutan Umum minibus L 300 rute Meulaboh
- – Banda Aceh, dapat memberikan manfaat berupa :
1. Menambah pengetahuan dalam bidang teknik sipil khususnya mengenai
Analisis Ability To Pay dan Willingness To Pay Penumpang Minibus L 300
2. Sebagai bahan pertimbangan pihak-pihak bersangkutan seperti pemilik minibus L 300 Meulaboh, DLLAJ dalam membuat kebijakan menenai tarif angkutan umum khususnya angkutan umum minibus L 300.
3. Bagi para mahasiswa, akademisi dan pemerintah masalah angkutan pada umumnya, penelitian ini diharapkan akan mendorong penelitian berikutnya yang lebih sempurna.
1.6 Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian dapat dihitung nilai kemampuan dan kemauan
- – penumpang untuk membayar tarif angkutan minibus L 300 rute meulaboh Banda Aceh dengan jumlah sampel 100 penumpang. Dari perhitungan diperoleh nilai Ability To Pay (ATP) rata – rata dari 9 katagori pekerjaan adalah sebesar Rp.
112.000 dilihat dari pendapatan penumpang. Nilai ATP terendah sebesar Rp. 102.000 dengan jenis pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT), dan nilai ATP tertinggi sebesar Rp. 118.500 dengan jenis pekerjaan Nelayan. Hasil nilai Willingness To
Pay (WTP) rata
- – rata dari 100 penumpang minibus L 300 adalah sebesar rp.97.000, kemauan membayar penumpang yang terendah adalah Rp.94.000 dengan jenis pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) dengan persentase 22% dari 100 penumpang. Sedangkan kemauan membayar penumpang yang tetinggi adalah Rp.99.000 dengan jenis pekerjaan nelayan dengan persentaese 7% dari 100 penumpang. Dari hasil perhitungan yang diperoleh, harga tarif yang berlaku saat ini untuk minibus L 300 rute Meulaboh – Banda Aceh tidak terlalu jauh beda jika dibandingkan dengan nilai Ability To Pay(kemampuan membayar konsumen) dan nilai Willingness To Pay (kemauan membayar konsumen).
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN Sofyar, (2004) melakukan penelitian tentang Analisis Ability To Pay (ATP) dan Willingness Pay (WTP) Penumpang Taksi di Wilayah Surakarta. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
membayar konsumen (ATP) berdasarkan pendapatan yang dialokasikan untuk biaya transportasi dan WTP berdasarkan fasilitas yang dinikmatinya. Penelitian tersebut berkesimpulan bahwa ATP tarif buka pintu sebesar Rp. 3113,22,- , WTP tarif buka pintu sebesar Rp. 2756, 76,- ,dan ATP tarif per kilometer sebesar Rp. 2298,04,- , WTP tarif per kilometer sebesar Rp. 1514,98,-, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan membayar lebih besar daripada keinginan masyarakat menggunakan jasa tersebut. Sedangkan pada penelitian ini akan mengkaji tentang analisis tarif angkutan umum khususnya angkutan bus kota dilihat dari daya beli penumpang yang mungkin berbeda dengan angkutan taksi.
2.1 Ability To Pay (ATP)
M Rahmad P (2012) Ability To Pay (ATP) adalah kemampuan seseorang untuk membayar jasa angkutan yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal. Pendekatan yang digunakan dalam Kajian ATP didasarkan pada alokasi biaya untuk transportasi dan intensitas perjalanan pengguna. Besar ATP adalah rasio anggaran untuk transportasi dengan intensitas perjalanan. Besaran ini menunjukkan kemampuan masyarakat dalam membayar ongkos perjalanan yang dilakukannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi ATP adalah :
1. Penghasilan keluarga per bulan Bila pendapatan total keluarga semakin besar, tentunya semakin banyak uang yang dimilikinya sehingga akan semakin besar alokasi biaya transportasi yang disediakannya.
2. Alokasi biaya transportasi Semakin besar alokasi biaya transportasi yang disediakan sebuah keluarga, maka secara otomatis akan meningkatkan kemampuan membayar perjalanannya, demikian pula sebaliknya.
3. Intensitas perjalanan Semakin besar intensitas perjalanan keluarga tentu akan semakin panjang pula jarak (panjang) perjalanan yang ditempuhnya maka akan semakin banyak alokasi dana dari penghasilan keluarga per bulan yang harus disediakan.
4. Jumlah anggota keluarga Semakin banyak jumlah anggota keluarga tentunya akan semakin banyak intensitas perjalanannya, semakin panjang jarak yang ditempuhnya dan secara otomatis akan semakin banyak alokasi dana dari penghasilan keluarga per bulan yang harus disediakan.
Penghasilan keluaga perbulan Alokasi biaya Transportasi
ABILITY TO PAY ( ATP )
Intersitas perjalanan Jumlah Anggota keluarga
Gambar 2.1 Faktor-Faktor ATPRumusnya sebagai berikut: ATP = ..........................................................(2.1)
2.2. Willingness To Pay (WTP)
Willingness To Pay (WTP) adalah kesediaan pengguna untuk mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya. Pendekatan yang digunakan dalam analisis WTP didasarkan pada persepsi pengguna terhadap tarif dari jasa pelayanan angkutan umum tersebut. Dalam permasalahan transportasi WTP dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:
1. Produk yang ditawarkan/disediakan oleh operator jasa pelayanan transportasi. Semakin banyak jumlah armada angkutan yang melayani tentunya lebih menguntungkan pihak pengguna.
2. Kualitas dan kuantitas pelayanan yang disediakan. Dengan produksi jasa angkutan yang besar, maka tingkat kualitas pelayanan akan lebih baik, dengan demikian dapat dilihat pengguna tidak berdesak -desakkan dengan kondisi tersebut tentunya konsumen dapat membayar yang lebih besar.
3. Utilitas atau maksud pengguna terhadap angkutan tersebut Jika manfaat yang dirasakan konsumen semakin besar terhadap suatu pelayanan transportasi yang dirasakannya tentunya semakin besar pula kemauan membayar terhadap tarif yang berlaku, demikian sebaliknya jika manfaat yang dirasakan konsumen rendah maka konsumen akan enggan untuk menggunakannya, sehingga kemauan membayarnya pun akan semakin rendah.
4. Penghasilan pengguna bila seseorang mempunyai penghasilan yang besar maka tentunya kemauan membayar tarif perjalanannya semakin besar hal ini disebabkan oleh alokasi biaya perjalanannya lebih besar, sehingga akan memberikan kemampuan dan kemauan membayar tarif perjalanannya semakin besar.
Produk yang ditawarkan WILLINGNESS TO PAY
Kualitas dan kuantitas pelayanan Utilitas atau maksud pengguna
Penghasilan keluarga per bulan
Gambar 2.2 Faktor-faktor WTPNilai WTP didapat dengan merata-ratakan persepsi tarif yang dipilih untuk setiap jenis pekerjaan: WTP = ....................................(2.2)
jenis pekerjaan
WTP = ........................................(2.3)
seluruh kategori pekerjaan
2.3 Hubungan Ability To Pay dan Willingness To Pay
Pelaksanaan dalam menentukan tarif sering terjadi benturan antara besarnya ATP dan WTP, kondisi tersebut dapat berupa:
- ATP lebih besar dari WTP
Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan membayar lebih besar daripada keinginan membayar jasa tersebut. Ini terjadi bila pengguna mempunyai penghasilan yang relatif tinggi tetapi utilitas terhadap jasa tersebut relatif rendah, pengguna pada kondisi ini disebut choiced riders.
- ATP lebih kecil dari WTP
Kondisi ini merupakan kebalikan dari kondisi yang diutarakan sebelumnya dimana keinginan pengguna untuk membayar jasa tersebut lebih besar daripada kemampuan membayarnya. Hal ini mungkin terjadi bagi pengguna yang mempunyai penghasilan yang relatif rendah tetapi utilitas terhadap jasa angkutan sanagt tinggi, sehingga keinginan pengguna untuk membayar jasa tersebut relatif lebih dipengaruhi oleh utilitas, pada kondisi ini pengguna disebut captive riders.
- ATP sama dengan WTP
Kondisi ini menunjukkan bahwa antara kemampuan dan keinginan membayar jasa tersebut adalah sama, pada kondisi ini terjadi keseimbangan utilitas pengguna dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa tersebut.
2.4 Populasi dan Sampel
Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan. sedangkan sampel merupakan unsur-unsur yang di ambil dari populasi. Populasi dalam penelitian dapat pula diartikan sebagai keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Unit analisis adalah unit/satuan yang akan diteliti atau di analisis.
Menurut Nazir (2003), untuk menentukan jumlah sampel dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
.............................................................................(2.4) D = ................................................................................................. (2.5)
Dimana : n = jumlah sampel yang dicari N = jumlah populasi p = proporsi populasi = 0.5 B = Bond of error dalam pengambilan sampel = 0.1 4 = konstanta
Tiap hasil obsevarsi yang memiliki sifat yang diinginkan diberi nilai 1 dan tidak diberi nilai 0. Jika ditarik sebuah sampel yang besa rnya n, maka proporsi sampel adalah ratio dari unsur dalam sampel yang mempunyai sifat yang diinginkan. Dengan kata lain adalah rata-rata dari harga 0 dan 1 dari nilai observasi sampel.
Menurut Isgianto (2009), proporsi populasi (p) biasanya diketahui dari hasil survey sebelumnya, namun jika nilai p sama sekali tidak diketahui, maka yang mungkin dilakukan adalah mencari sampel sebanyak mungkin. Dari rumus ini nilai sampel yang paling besar bisa diperoleh dari nilai terbesar p(1-p) yaitu pada saat p = 0,5. Nilai derajat ketepatan sebesar 90% atau Bouond of error (B) ditetapkan = 0,1.
2.5 Kerangka Pemikiran
Penelitian akan dimulai dengan pengumpulan data baik data sekunder maupun data primer. Data primer diperoleh dengan meresponden/bertanya lansung pada penumpang, sedangkan data sekunder diperoleh dari pihak Dinas Perhubungan, Setelah memperoleh data-data tersebut dilakukan kajian perhitungan tarif berdasarkan ATP dan WTP. Dari hasil analisis tersebut kemudian dapat ditarik kesimpulan.
METODE PENELITIAN
3.1. Pemilihan Strategi Penelitian
- – Banda Aceh yang berfungsi untuk mengumpulkan data dari penumpang berupa kemampuan membayar dan keinginan membayar penumpang. Perancangan kuesioner dibagi menjadi tiga bagian yaitu karakteristik responden, ATP dan WTP.
- – Banda Aceh dengan menanyakan nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, jumlah ke Banda Aceh, alat transportasi yang paling sering digunakan, waktu tempuh menuju Banda Aceh, maksud perjalanan, dan biaya satu kali perjalanan ke Banda Aceh.
11 BAB III
Strategi penelitian yang dipilih oleh peneliti dalam melaksakanakan penelitian dengan menggunakan metode survey state Preference. Survey dilakukan dengan cara meresponden setiap penumpang minibus L300 rute Meulaboh
1. Kuesioner Karakteristik Penumpang.
Kuesioner ini dirancang untuk mengetahui karakteristik dari responden penumpang minibus L300 rute Meulaboh
2. Kuesioner Ability To Pay (ATP) ATP adalah kemampuan membayar dari masyarakat atas imbalan terhadap barang atau jasa yang dinikmati berdasarkan pendapatan yang dianggap ideal sehingga faktor-faktor yang digunakan untuk menentukan ATP terhadap Angkutan minibus L300 adalah total pendapatan responden, dan alokasi biaya transportasi ke Banda Aceh per bulan.
c. Kuesioner Willingness To Pay (WTP) WTP dapat didefenisikan sebagai besaran rata-rata rupiah yang bersedia dikeluarkan oleh penumpang sebagai pembayaran satu unit layanan minibus
L300 yang dinikmatinya. Pendekatan yang digunakan dalam analisis WTP terhadap jasa angkutan minibus L300 didasarkan atas tarif L300 yang diharapkan. Variabel yang digunakan untuk menentukan WTP terhadap jasa
- – Banda Aceh.
- – Banda Aceh dengan menanyakan umur, jenis kelamin, jumlah ke Banda Aceh, frekuensi ke Banda Aceh, alat transportasi yang paling sering digunakan, alternatif alat tranportasi yang biasa dipilih, waktu tempuh menuju Banda Aceh, posisi tempat tinggal/asal, maksud perjalanan, dan biaya satu kali perjalanan ke Banda Aceh. Kuesioner secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3.1.
2
3.3 Kuisioner Ability To Pay (ATP)
. n
2 .
1
9
8
7
6
5
4
3
1
A c e h / Bu la n
Bi a y a s a tu k a li p e rj a la n a n k e Ba n d a
A c e h
W a k tu m e n u ju Ba n d a A c e h ( Ja m ) T u ju a n k e Ba n d a
T ra n sp o rt a si y a n g
p
a
li
n
g
s
e
ri
n
g
d ig u n ak a n m e n u ju ke B a n d a A c e hA c e h
Re sp o n d e n U m u r Je n is K e la m in Ju m la h k e Ba n d a A c e h F re k u e n si k e Ba n d a
Tabel 3.1 Format tabel untuk data mentah karakteristik respondenKuesioner ini dirancang untuk mengetahui karakteristik dari responden penumpang minibus L300 rute Meulaboh
3.2 Kuisioner Karakteristik Responden
- – Banda Aceh terdiri dari total pendapatan responden, dan alokasi biaya transportasi ke Banda Aceh per bulan. Kuesioner secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3.2:
12 L300 adalah tarif yang diharapkan atau kemauan tarif yang talah ditetap kan oleh pemilik angkutan minibus L300 rute Meulaboh
Kuesioner ATP pengguna jasa angkutan minibus L300 rute Meulaboh
-ra
ta
a
lo
k
a
si
b ia y a t ra n sp o rt a si k e B a n d a A c e h F re k u e n si k e Ba n d a A >ra ta p e n d a p a ta n p e r Bu la n % Ra ta - ra ta a lo k a si b ia y a t ra n sp o rt a si k e B a n d a A c e h
Ra
ta
- – Banda Aceh yaitu di terminal Meulaboh dan pada ruas jalan Lintas Meulaboh – Banda Aceh.
- – Banda Aceh.
- – Banda Aceh, yang meliputi :
- ................ D = = 0,
- – Banda Aceh PRSAHAAN /
- – p) (N-1) D+ p ( 1- p)
- – Banda Aceh dengan sampel 100 penumpang didominasi 49% penumpang yang menggunakan sepeda motor menuju ke Banda Aceh dan 51% penumpang yang menggunakan jasa angkutan minibus L300 untuk menuju ke Banda Aceh.
- – Banda Aceh didominasi antara 1,5 s/d 2 jam yaitu 4%, untuk 2,5 s/d 3 jam yaitu 7%, dan untuk 4,5 s/d 5 jam yaitu 89%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.6 Diagram waktu menuju ke Banda Aceh.
- – Banda Aceh, 24% penumpang berasal dari kecamatan Johan Pahlawan kabupaten Aceh Barat, 36% penumpang dari kecamatan Meureubo kabupaten Aceh Barat, 16% penumpang dari kecamatan Kawai XVI kabupaten Aceh Barat dan 6% penumpang berasal dari Banda Aceh.
- – Banda Aceh disesuaikan dengan jarak tujuan penumpang, tarif yang dibayar diantaranya seperti Meulaboh – Calang tarif yang harus dibayar adalah Rp 30,000/orang, Meulaboh - Lamnoe Rp 50,000/orang. Sedangkan untuk trayek Meulaboh – Banda Aceh penumpang harus membayar jasa angkutan umum minibus L300 adalah Rp 120,000/orang.
- –Banda Aceh Besarnya nilai ATP dibuat bedasarkan pendapatan responden, alokasi biaya transprotasi ke Banda Aceh per bulan dan frekuensi menuju ke Banda Aceh per bulan.
- – Banda Aceh mempunyai penghasilan per bulan di bawah Rp 1.000.000,- yaitu 20%, Rp 1.000.000,- s/d 2.000.000,- yaitu 43%, Rp 2.000.000,- s/d Rp 3.000.000,- yaitu 31%, dan diatas Rp 3.000.000,- yaitu 6%. Presentase pendapatan terbesar yaitu 43% sebesar Rp. 1.000.000,00,- s/d 2.000.000,00,-.
- – Banda Aceh dapat membayar sesuai dengan penghasilan dan sesuai dengan keinginannya.
- – Banda Aceh. Dari perhitungan diperoleh nilai Ability To Pay (ATP) rata-rata dari 9 katagori pekerjaan adalah sebesar Rp.112.OOO,-. ATP terendah sebesar Rp.102.000, jenis pekerjaan Ibu Rumah Tangga dengan persentase penumpang 22% dari 100 penumpang dan nilai ATP tertinggi sebesar Rp.118.500, jenis pekerjaan Nelayan, dengan persentase penumpang yaitu 7% dari 100 penumpang. Sedangkan nilai
13 Tabel 3.2 Format tabel untuk data mentah ATP responden
Re sp o n d e n Ra ta
c e h A
T P Re sp o n d en
1 A B C=AxB D E=C/D
1
2 .
. n
3.4 Kuisioner Willingess To Pay (WTP)
Kuesioner WTP ini berisikan variabel tarif yang diharapkan pengguna jasa angkutan minibus L300 bedasarkan kemauan membayar dilihat dari pendapatan responden
3.5 Alat dan Bahan Survey
Adapun peralatan dan hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam survey ini meliputi : Alat tulis, digunakan untuk menulis berupa, pena, pensil dan lain-lain. formulis survey penumpang. Kamera, di gunakan untuk dokumentasi selama penelitian.
3.6 Bahan atau Data Survey
Tahap pengumpulan data merupakan langkah awal setelah tahap persiapan dalam proses pelaksanaan evaluasi dan perencanaan yang sangat penting, karena dari sini dapat ditentukan permasalahan dan rangkaian penentuan alternatif pemecahan masalah yang diambil. Data yang dibutuhkan antara lain :
3.6.1 Data Primer
Yang dimaksud data primer yaitu data yang diperoleh dari survey langsung di lapangan,adapun data yang diperlukan adalah: a. tujuan/maksud perjalanan
b. intensitas penggunaan angkutan minibus L300
c. besarnya pengeluaran untuk transportasi
d. tingkat penghasilan
e. persepsi penumpang terhadap tarif yang berlaku f. waktu dalam perjalanan.
3.6.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil dari berbegai instansi guna mandukung penelitian. Data merupakan publikasi-publikasi statistik yang dikeluarkan oleh instansi tersebut.
3.7 Lokasi survey
Lokasi survey untuk penelitian Analisis Ability To Pay dan Willingness To
Pay Penumpang angkutan Minibus L300 rute Meulaboh
3.8 Survey Pendahuluan Survey pendahuluan merupakan survey skala kecil tetapi sangat penting, agar survey sesungguhnya dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien.
Survey pendahuluan ini meliputi:
1. Penentuan lokasi survey. Pengenalan lokasi survey bertujuan untuk mengenal rute yang dilalui angkutan yang akan disurvey
14
2. Penentuan waktu survey. Pelaksanaan survey dilaksanakan dalam dua pembagian waktu yaitu pada hari kerja dan hari libur. Penentuan hari survey harus dengan pertimbangan bahwa hari yang dipilih dapat mewakili hari dalam seminggu.
3. Penentuan jumlah surveyor Penentuan jumlah surveyor sangat penting agar Pengecekan form survey Pengecekan form survey bertujuan agar pada saat
survey utama surveyor tidak mengalami kesulitan dalam mengisi formulir
survey. Kelengkapan form survey seperti: nama surveyor, waktu survey, dan plat nomor kendaraan 4. pelaksanaan survey dapat efisien dan efektif.
3.9 Jumlah Sampel
Jumlah sampel diperoleh dari populasi rata-rata penumpang angkutan umum minibus L300 yang dilakukan pada survey pendahuluan. Dari hasil perhitungan jumlah sampel, diperoleh jumlah sampel 100 orang dari 16 unit angkutan minibus yang beropasi. Dihitung memakai rumus menurut Nazir (2003) untuk menentukan jumlah sampel.
N = = = = 100,02 = 100 ....... > D = = 0,0025
3.10 Analisis Data
Analisis data dilaksanakan setalah data-data diperoleh dari lapangan maupun data dari hasil wawancara dengan penumpang minibus L300. Data dari kuisioner untuk mengetahui besarnya nilai ATP dan WTP penumpang angkutan umum minibus L300 rute Meulaboh
15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisikan data hasil penelitian di lapangan yang dilakukan
selama satu minggu pengamatan tentang Analisis Ability To Pay dan Willingness To Pay Penumpang Angkutan Minibus L300 rute Meulaboh
1. Data Jumlah Sampel
2. Analisis Karakteristik Responden
3. Analisis Karakteristik Ability To Pay (ATP) dan
4. Analisis Karakteristik Willingness To Pay (WTP)
4.1 Data Jumlah Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini diperoleh dari populasi rata-rata penumpang angkutan umum minibus L300 yang dilakukan pada survey pendahuluan. Dari hasil perhitungan, diperoleh jumlah sampel 100 orang dari 16 unit angkutan minibus L300 yang beropasi. Menentukan jumlah sampel dihitung memakai rumus menurut Nazir (2003).
= = = 100,02 N = 100
CV. DEK KAS
6.3
1
7 BL 1014 AN
7.0
49
1
6 CV.SAMUDERA BL 1881 AN
1
44
6.1
7 BL 1540 EB
7.0
49
1
6 CV. T DESA BL 1501 EB
6.0
43
1
6 CV. P KEMBAR BL 1144 AN
42
Analisis karakteristik reponden terdiri dari informasi umur, jenis kelamin, jumlah ke Banda Aceh, frekuensi ke Banda Aceh, alat transportasi yang paling sering digunakan, waktu dalam perjalanan, posisi tempat tinggal/asal, maksud perjalanan, dan biaya satu kali perjalanan ke Banda Aceh. Data karakteristik responden sebagai berikut :
6 Jumlah 706 100.9 100
6.0
42
1
6 BL 1300 EB
6.0
1
1
6 FA. A. BARAT BL 1200 EB
6.0
42
1
6 BL 1366 AB
6.0
42
42
5 BL 1142 AN
Tabel 4.1 Tabel jumlah penumpang minibus L300 rute MeulabohN p ( 1
43
1
7 BL 1526 EBL
7.0
49
1
BL 1527 EB
N =
6 CV. R MAS BL 1989 AN
Penumpang rata-rata per Hari
Pengamatan Jumlah
Dalam 1 Minggu
Jumlah Penumpang
Yang Beroperasi
Rit /Armada
NOPOL Jumlah
6.1
1
5.0
6.1
35
1
7 CV. MANDALA BL 1130 AN
7.1
50
1
6 BL 1251 E
43
49
1
6 CV. B WISATA BL 1079 EZ
6.0
42
1
7 BL 1990 AN
7.0
4.2 Analisis Karakteristik Responden
Tabel 4.2 Perhitungan karakteristik responden.1 Sangat Jarang
Kerja 120.000
Sepeda motor 4,5s/d 5
1 Sangat Jarang
. 100 37 LK
5 Keluarga 120.000 .
L300 4,5 s/d
1 Sangat Jarang
40 PR
2
5 Keluarga 120.000
L300 4,5 s/d
38 PR
Bedasarkan penelitian di lapangan diperoleh umur responden penumpang minibus L300 di dominasi oleh usia 19 sampai 25tahun yaitu sebesar 9% . Untuk usia 26 sampai 30 tahun yaitu sebesar 19%. Untuk usia 31 sampai 40 tahun yaitu sebesar 31%. Untuk usia 41 sampai 50 tahun yaitu sebesar 26%. Untuk usai 51 sampai 60 tahun yaitu sebesar 12%. Untuk usia 61 sampai 63 yaitu sebesar 10%. Dan untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 4.1 Diagram umur responden di atas. Umur responden presentase terbesar penumpang minibus L300 ini adalah pada usia 31 s/d 40 yaitu dengan presentase 31%.
1
9
8
7
6
5
4
3
2
1
R e sp o n d e n U m u r J e n is K e la m in J u m la h k e Ba n d a A c e h F r e k u e n si k e Ba n d a A c e h Tr a n sp o r ta si y a n g
p
a
li
n
g
s
e
r
in
g
d ig u n a k a n m e n u ju k e Ba n d a A c e h Wa k tu m e n u ju Ba n d a A c e h ( Jam ) Tu ju a n k e Ba n d a A c e h Bi a y a s a tu k a li p e r ja la n a n k e Ba n d a A c e h4.2.1 Bedasarkan Umur Responden
Umur Responden
19-25 26-30 31-40 41-50 51-60 61-63 3%9% 12% 19% 26%
Gambar 4.1 Diagram umur responden31%
Gambar 4.1 Diagram Umur Responden4.2.2 Jenis kelamin
Bedasarkan jenis kelamin penumpang angkutan minibus L300 di dominasi oleh 54% Pria dan 46% wanita. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar 4.2 Diagram jenis kelamin berikut.
Jenis Kelamin
Pria Wanita
46%54%
Gambar 4.2 Diagram jenis kelamin4.2.3 Frekuesi Ke Banda Aceh
Bedasarkan jumlah 100 penumpang ke Banda Aceh yang diamati, penumpang angkutan minibus L300 di dominasi oleh jumlah penumpang yang satu kali ke Banda Aceh dalam satu bulan yang persentasenya yaitu 93% dan jumlah penumpang yang dua kali ke Banda Aceh dalam satu bulan persentasenya yaitu 7% . Untuk lebih jelas dapat di lihat pada gambar 4.3 diagram frekuensi penumpang ke Banda Aceh beriku.
Frekuensi ke Banda Aceh
Sangat jarang (1 kali/minggu) Jarang (2 kali/minggu)
7%93%
Gambar 4.3 Diagram frekuensi ke Banda Aceh
4.2.4 Tranportasi Yang Paling Sering Di Gunakan Menuju Ke Banda Aceh
Berdasarkan diagram diatas transportasi yang paling sering digunakan oleh penumpang angkutan mnibus L300 rute Meulaboh
Transportasi Yang Sering Digunakan Ke Banda Aceh
Sepeda Motor L300
49% 51%
Gambar 4.4 Diagram tranportasi yang paling sering di gunakan ke Banda Aceh4.2.5 Waktu Menuju Ke Banda Aceh
Bedasarkan waktu menuju atau sampai ke tujuan dari 100 penumpang angkutan minibus L300 rute Meulaboh
Waktu menuju Banda Aceh
1,5 s/d 2 jam 2,5 s/d 3 jam 4,5 s/d 5 jam
4%7% 89%
Gambar 4.5 Diagram waktu menuju ke Banda Aceh4.2.6 Maksud Tujuan Perjalanan
Bedasarkan maksud tujuan dari responden dalam melakukan perjalanan ke Banda Aceh menggunakan jasa angkutan minibus L300 sebesar 56% dalam rangka keluarga atau liburan, 13% untuk belanja, 22% untuk jualan atau bisnis, untuk ke rumah sakit atau berobat yaitu 6% dan 3% responden menggunakan jasa minibus L300 yaitu untuk keperluan kuliah. untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar 4.7 Diagram maksud tujuan perjalan penumpang ke Banda Aceh.
Maksu Tujuan Perjalanan
Keluaga/Liburan/Jenguk Anak Belanja Penataran/Bisnis/Kerja Kuliah/Jilid Buku Rumah Sakit/Berobat Jualan 1%3% 6% 21% 56%
13%
Gambar 4.6 Diagram maksud tujuan perjalan4.2.7 Tempat Tinggal Atau Lokasi Sebelum Ke Banda Aceh
Bedasarkan tempat tinggal atau lokasi sebelum ke Banda Aceh penumpang angkutan minibus L300 rute Meulaboh
Tempat tinggal/lokasi sebelum ke Banda Aceh
Kec. Meureubo Kec. Johan Pahlawan Kec. Kawai XVI Banda Aceh
6%16% 36% 42%
Gambar 4.7 Diagram tempat tinggal atau lokasi sebelum ke Banda Aceh4.2.8 Biaya Satu Kali Perjalan Ke Tujuan
Bedasarkan biaya yang harus di bayar oleh penumpang minibus L300 rute Meulaboh
4.3 . Analisis Ability To Pay (ATP)
Dalam analisis ATP pengguna jasa angkutan minibus L300 rute Meulaboh
Pendapatan Penumpang
< 1 juta > 1 jta < 2 juta > 2 juta < 3 juta > 3 juta
6%20% 31% 43% Gambar 4.8 Diagram pemdapatan penumpang.
Pendapatan penumpang mempengaruhi kemampuan membayar, apabila pendapatan tinggi maka kemauan membayar juga tinggi begitupun sebaliknya, jika pendapatan kecil sudah pasti kemauan untuk membayar sangat kurang. Dari
gambar 4.8 menunjukkan bahwa pendapatan penumpang angkutan minibus L300 rute MeulabohPerhitungan nilai Ability To Pay dapat dilihat pada tabel 4.3 dan hasil lengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.3 Perhitungan Ability to pay (ATP) 4.3.1 ATP Tarif Bedasarkan Jenis Pekerjaan.1. ATP rata-rata untuk katagori PNS = Rp 115.000
2. ATP rata-rata untuk katagori Swasta = Rp 115.500
3. ATP rata-rata untuk katagori Jualan/usaha = Rp 115.600
4. ATP rata-rata untuk katagori Tani = Rp 108.000
5. ATP rata-rata untuk katagori Mahasiswa = Rp 107.000
6. ATP rata-rata untuk katagori Nelayan = Rp 118.500
7. ATP rata-rata untuk katagori Perawat = Rp 107.000
R e sp o n d e n R a ta -r a ta p e n d a p a ta n p e r Bu la n % R a ta -r a ta a lo k a si b ia y a tr a n sp o r ta si k e Ba n d a A c e h R a ta -r a ta a lo k a si b ia y a tr a n sp o r ta si k e Ba n d a A c e h (R p ) F r e k u e n si k e Ba n d a A c e h A TP R e sp o n d e n (R p )
NO A B C=AxB D E=C/D 1 1.700.000 6,47% 110.000 1 110.000 2 1,800,000 6,11% 110.000 1 110.000 . ...... ...... ...... ...... ......
. ...... ...... ...... ...... ...... 100 2,400,000 5,00% 120.000 1 120.000
8. ATP rata-rata untuk katagori IRT = Rp 102.000
9. ATP rata-rata untuk katagori Kerja Bangunan = Rp 118.000
4.3.2 ATP Tarif Rata –Rata Bedasarkan Semua Jenis Pekerjaan.
ATP rata-rata seluruh katagori pekerjaan adalah sebagai berikut.
= Rp. 112.000,00,- ATP responden per bulan yang terbesar didominasi oleh jenis pekerjaaan nelayan yaitu Rp. 118.500 /bulan dengan frekuensi ke Banda Aceh rata-rata 1 kali
/ bulan dan sedangkan ATP terrendah didominasi oleh responden yang jenis pekerjaannya IRT yaitu mampu membayar Rp 102.000 /bulan dengan frekuensi ke Banda Aceh 1 kali/ bulan.
4.4 . Analisis Willingness To Pay (WTP)
Analisis WTP dalam penelitian ini adalah rata-rata tarif yang di harapkan atau yang sesuai dengan kemauan membayar penumpang terhadap jasa angkutan umum yang digunakannya. Dilihat dari kemauan membayar responden angkutan minibus L300 tersebut persentase terbesar responden berkemauan membayar tarif Rp 99,000 yaitu dengan persentase 7% dengan jumlah penumpang 7 orang dari 100 responden. Sedangkan kemauan membayar yang paling rendah adalah Rp 94.000 yaitu dengan persentase 22% dengan jumlah penumpang 22 orang dari 100 responden.
Tabel 4.4 Tabulasi jumlah responden bedasarkan WTP dan pekerjaanIRT Jml
7 % - 1% 6% 7%
Perawat Jml
1
2
3 % 1% 2% 3%
Kerja Bangunan
Jml
5
7
12 % 5% 7% 12%
1
1
11
10
22 % 1% 11% 10% 22%
TOTAL
3
32 65 100 3% 32% 65% 100%
1. WTP rata-rata untuk katagori PNS = Rp 96.250,-
2. WTP rata-rata untuk katagori Swasta = Rp 97.500,-
3. WTP rata-rata untuk katagori Jualan Usaha = Rp 96,000,-
4. WTP rata-rata untuk katagori Tani = Rp 96,000,-
6
Nelayan Jml -
Willingness To Pay Total
Jualan Jml
Rp. 80000 Rp. 90000 Rp.100000
P e k e rj a a n
PNS Jml -
3
5
8 % - 3% 5% 8%
Swasta Jml -
5
15
20 % - 5% 15% 20%
1
9 % 2% 7% 9%
2
6
9 % 1% 2% 6% 9%
Tani Jml
1
2
7
10 % 1% 2% 7% 10%
Mahasiswa/i Jml -
2
7
4.4.1 Nilai WTP Bedasarkan Jenis Pekerjaan
5. WTP rata-rata untuk katagori Mahasiswa = Rp 98.000,-
6. WTP rata-rata untuk katagori Nelayan = Rp 99,000,-
7. WTP rata-rata untuk katagori Perawat = Rp 97,000,-
8. WTP rata-rata untuk katagori Kerja Bangunan = Rp 96,000,-
9. WTP rata-rata untuk katagori IRT = Rp 94,000,-
4.4.2 Nilai WTP Bedasarkan Seluruh Katagori Pekerjaan WTP rata-rata seluruh katagori pekerjaan adalah sebagai berikut.
= Rp 97.000,- WTP responden per bulan yang terbesar didominasi oleh jenis pekerjaaan nelayan yaitu mau membayar Rp 99,000,- dengan frekuensi 7 responden dan sedangkan WTP terendah didominasi oleh responden yang jenis pekerjaannya IRT mau membayar Rp 94.000,- dari 22 responden.
Tabel 4.5 Rekatupilasi TarifNilai tarif Jenis Tarif
Rp. 112.000 Bedasarkan ATP Rata-rata
Bedasarkan WTP Rata-rata Rp. 97.000 Tarif yang berlaku Rp 120,000.00
Perbandingan Tarif ATP & WTP 120,000 112.000
97.000 100,000 80,000 f ri a T
60,000 a y ia B
40,000 20,000 0,000 ATP WTP
Gambar 4.9 Perbandingan tarif menurut ATP dan WTP dalam ribu.Gambar 4.9. menunjukkan bahwa besaran tarif bedasarkan ATP sebesarRp111.000,- dan bedasarkan WTP sebesar Rp94.000,-. Hal ini berati kemampuan da kemauan membayar penumpang di bawah tarif yang berlaku yaitu sebesar Rp120,000,-. Dapat terjadi kerena sebagian penumpang berpenghasilan rendah sehingga masih banyak penumpang yang membayar tarif tidak sesuai yang berlaku, peranan pemerintah akan memberi subsidi sangatlah penting mengingat harga minyak yang terkadang naik dan turun, dan mnciptakan lapangan kerja agar penumpang angkutan minibus L300 rute Meulaboh
4.5 Hubungan Ability To Pay dan Willingness To Pay
Analisis dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh ATP dan WTP terhadap tarif yang ditetapkan. Dilihat dari ATP responden yang berpendapatan tinggi mampu membayar tarif di atas Rp 120.000,- sedangkan responden yang berpendapatan menengah mampu membayar antara Rp 110,000-Rp112,000 dan responden yang berpedapatan rendah mampu membayar tarif antara di bawah Rp.111.000,-. Dilihat dari WTP jenis pekerjaan semua responden yang pekerjaannya PNS mau membayar tarif Rp. 96,250, dan untuk pekerjaan Swasta responden mau membayar tarif Rp. 97.500, untuk responden yang pekerjaanya jualan/usaha semua responden mau membayar tarif Rp. 96,000, untuk pekerjaan tani responden mau membayar tarif antara Rp. 96,000, dan untuk pekerjaan Mahasiswa mau membayar Rp. 98.000, untuk pekerjaan nelayan mau membayar Rp. 99.000, dan untuk pekerjaan Perawat mau membayar Rp. 97.000, untuk pekerjaan IRT mau membayar tarif sebesar Rp. 94,000, sedangkan untuk jenis pekerjaan kerja bangunan mau membayar sebesar Rp. 96.000,-.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dengan jumlah sampel 100 penumpang, maka dapat dihitung nilai kemampuan dan kemauan penumpang untuk membayar tarif angkutan minibus L300 rute Meulaboh
Willingness To Pay ( WTP) rata-rata dari 100 penumpang adalah sebesar Rp
97.000,-. Kemauan membayar penumpang (WTP) yang terendah adalah Rp 94.000 dengan jenis pekerjaan Ibu Rumah Tangga, dan kemauan membayar penumpang (WTP) yang tertinggi adalah Rp 99,000, dengan jenis pekerjaan Nelayan.
Dari perhitungan yang diperoleh seperti penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tarif yang berlaku pada saat ini yaitu sebesar Rp. 120,000.00,- masih berada diatas kemampuan membayar konsumen (Ability To Pay) dan kemauan membayar konsumen (Willingness To Pay).
5.2 Saran
a. Tarif yang diberlakukan lebih tinggi dari daya beli penumpang sehingga perlu disesuaikan.