Gambaran Manajemen Pelaksanaan Program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Kampili Tahun 2016 - Repositori UIN Alauddin Makassar
GAMBARAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN
IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS KAMPILI KAB. GOWA
TAHUN 2016
SKIRPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat Prodi Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar Oleh
NUR AZIZAH AZIS
70200112082
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR TAHUN 2017
PENGESAHAN SKRIPSI
Gambaran Manajemen Pelaksanaan Program Kesehatan IbuSkripsi yang berjudul, “
dan Anak (KIA) di Puskesmas Kampili Kab. Gowa Tahun 2016
”, yang disusun oleh Nur Azizah Azis, NIM: 70200112082, mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang skripsi yang diselenggarakan pada hari Selasa, 21 Februari 2017, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.
Makassar, 16 Maret 2017 M
24 Jumadil Awal 1438 H
DEWAN PENGUJI
Penguji I : Dr. M. Fais Satrianegara, SKM, MARS (...............................) Penguji II : Drs. Syamsul Bahri M,si (...............................) Pembimbing I : Muhammad Rusmin, SKM, MARS (...............................) Pembimbing II : Dwi Santy Damayati SKM, M.Kes (................................)
Diketahui Oleh: Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Alauddin Makassar Dr. dr. H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc.
NIP: 19550203 198312 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Gowa, 13 Februari 2017 Penulis,
Nur Azizah Azis NIM: 70200112082
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum wr.wb
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt. karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyusun sebuah Skripsi yang berjudul
“Gambaran Manajemen Pelaksanaan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di
Puskesmas Kampili Kab. Gowa Tahun 2016” sebagai syarat dalam penyelesaian pendidikan di Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Shalawat serta salam kita curahkan kepada baginda Muhammad saw., yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman peradaban saat ini.
Ucapan terima kasih tak terhingga kepada Ayahanda Abd. Azis dan Ibunda Asiah Hafid
yang telah membimbing penulis dan memberikan bantuan baik dari segi moril maupun
material. Serta kepada saudara-saudariku yang senantiasa mendoakan, membantu dan
memberikan semangat.Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat atas bantuan semua pihak terutama kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Musafir Pabbabari, M.Hi selaku Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dan para Wakil Rektor I, II dan III.
2. Bapak Dr. dr. H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dan para Wakil Dekan I, II dan III.
3. Bapak Hasbi Ibrahim, SKM., M.Kes. Sebagai ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat dan Azriful SKM., M.Kes, selaku sekretaris Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar.
4. Bapak Muh. Rusmin, SKM,. MARS selaku Pembimbing I dan Ibu Dwi Santy Damayati, SKM., M.Kes selaku Pembimbing II yang dengan ikhlas menyediakan waktu dan tenaga serta pikiranya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Dr. M. Fais Satrianegara, SKM., MARS selaku Penguji Kompetensi dan Bapak Drs. H. Syamsul Bahri, M.si selaku Penguji Integrasi Keislaman yang dengan ikhlas memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen prodi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakutas Kedokteran dan Ilmu kesehatan UIN Alauddin Makassar.
7. Para dosen di lingkungan Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan UIN Alauddin Makassar atas keikhlasannya memberikan ilmu yang bermanfaat selama proses studi, serta segenap staf Tata Usaha di lingkungan Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan UIN Alauddin Makassar yang banyak penulis dalam berbagai urusan adminitrasi selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
8. Pegawai dan Staff Puskesmas Kampili Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa yang telah membantu dalam proses penelitian.
9. Teman-teman seperjuangan Kesmas C dan Peminatan AKK, serta seluruh keluarga besar Jurusan Kesehatan Masyarakat angkatan 2012 (ACHILLES 2012) yang selalu setia dan selalu tetap solid.
10. Teman-teman di Peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan yang selalu memotivasi dan memberikan semangat.
11. Sahabat- sahabat terbaikku yang telah memberi motivasi, semangat dan membantu penulis dalam proses studi ini yaitu A. Nur Rifa’Atil Fahmiyah, Asriani AS,
Arlinandari, Nisrina Nadhifah, Wahyuni Mansur, Nurul Wahyu Septiani, Patmawati, Nurika, Naurah Alfiyah, Nurjidah dan Nur Azizah Pratiwi.
12. Saudara-saudara seposko PBL di Desa Bungeng Kec.Tompobulu Bantaeng (Insyirah, Rusnah, Munawwarah, Mirna, Susi, Dila, Wildan dan Andri) yang selalu memotivasi dan memberikan semangat.
13. Sahabat-sahabat tersayang Alumni SMAN 1 Sungguminasa khususnya IPA 5 yang selalu memberikan semangatnya.
Akhirnya, penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Gowa, 13 Februari 2017 Penulis Nur Azizah Azis NIM 70200112082
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii KATA PENGANTAR ................................................................................ iv DAFTAR ISI ...............................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix ABSTRAK .................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5 C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian ........................ 5 D. Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 6 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Tentang Puskesmas ............................................................ 9 B. Tinjauan Umum Tentang Fungsi Manajemen .................................. 14 C. Tinjauan Tentang Program Kesehatan Ibu dan Anak ....................... 27 D. Kerangka Teori ................................................................................. 42 E. Kerangka Konsep .............................................................................. 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian ............................................................... 44 B. Informan Penelitian dan Metode Penentuan Informan ..................... 44 C. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 45 D. Instrumen Penelitian ......................................................................... 46 E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 48 B. Hasil Penelitian ................................................................................. 51
C.
Pembahasan ....................................................................................... 62
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 77 B. Saran .................................................................................................. 78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Pedoman Wawancara 2. Matriks Uji Koherensi 3. Planning of Action (POA) Bidang KIA Puskesmas Kampili Kab. Gowa 4. Undangan dan daftar hadir Musyawarah Masyarakat Desa 5. Undangan rapat evaluasi, rencana tindak lanjut dan daftar hadir 6. Surat Izin Penelitian 7. Surat Keterangan selesai penelitian.
8. Dokumentasi Penelitian
ABSTRAK
Nama : Nur Azizah A Nim : 70200112082Judul : Gambaran Manajemen Pelaksanaan Program Kesehatan Ibu dan Anak
di Puskesmas Kampili Tahun 2016Pelaksana kegiatan di Puskesmas adalah seorang tenaga kesehatan yang di tunjuk oleh kepala puskesmas dalam mengelola kegiatan, dimana pelaksana melakukan kegiatan –kegiatan tertentu yang dinamakan dengan fungsi manajemen. Dari data yang di peroleh di Puskesmas Kampili, bahwa berdasarkan data yang diperoleh dalam 3 tahun terakhir cakupan program KIA mengalami peningkatan setiap tahunnya. Untuk itu, dilakukan penelitian bagaimana peranan kepala puskesmas dan staff KIA di Puskesmas untuk mengelola pelayanan kesehatan dalam fungsi manajemen dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan pelayanan kesehatan berdasarkan fungsi manajemen pada program KIA di Puskesmas Kampili, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa.
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang sifatnya deskriptif, yang dilakukan melalui teknik wawancara mendalam. Penentuan informan dengan teknik purposive sampling. Informan berjumlah 7 orang yang terdiri dari 3 informan dari petugas KIA, 2 perawat, Bidan Koordinator dan kepala Puskesmas.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa, fungsi perencanaan pada Program KIA dimulai dengan mengidentifikasi masalah, menentukan prioritas masalah sampai menetapkan tujuan dan kegiatan yang ingin dicapai hal ini sesuai dengan tahapan perencanaan program pada umumnya. Pengorganisasian dilakukan dalam pembagian tugas kerja dan menyusun kelompok kerja yang dirumuskan secara bersama-sama sesuai dengan kompetensi masing-masing pegawai. Kemampuan pimpinan dalam memberikan motivasi dan bimbingan dalam fungsi pergerakan telah dilaksanakan, adanya bantuan program EMAS juga turut menjadi penunjang indikator keberhasilan program kerja karena adanya pelatihan dalam rangka meningkatkan skill para bidan. Bentuk pengawasan pada program KIA di Puskesmas Kampili dilakukan secara rutin oleh Kepala Puskesmas serta di awasi secara langsung oleh Bidan Koordinator. Serta fungsi evaluasi untuk menilai keberhasilan program yang menjadi tolak ukur dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan, dengan melihat standar pelayanan minimal yang sudah disusun.
Kata kunci: Pengelola Pelayanan Kesehatan, Fungsi Manajemen, Program KIA
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu prioritas Kementerian Kesehatan dan keberhasilan program KIA menjadi salah satu indikator utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia membuat pemerintah menempatkan upaya
penurunan AKI sebagai program prioritas dalam pembangunan kesehatan. (Renstra Tahun 2015-2019)
Tingginya angka kematian ibu dapat menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat kesehatan suatu wilayah. Untuk itu pemerintah berupaya bahu membahu membuat berbagai strategi untuk akselerasi menurunkan AKI.
Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment Goals
/MDG’s 2000) untuk tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (Depkes, 2011).
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan upaya perbaikan gizi merupakan bagian dari upaya kesehatan wajib puskesmas. Pemerintah telah melaksanakan program yang terintegrasi/terpadu melalui kegiatan yang dilakukan oleh program KIA- Gizi pada Sub Dinas Bina Kesehatan Masyarakat (Subdin Binkesmas) di Dinas Kesehatan. Keterpaduan ini disebabkan oleh adanya kesamaan sasaran, tenaga, waktu pelayanan, jenis kegiatan dan empat pelayanan yang tujuannya adalah agar dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi keterpaduan kegiatan KIA-Gizi (Depkes RI, 1993 dalam Malik 2002).
Agar pelaksanaan program KIA dapat berjalan lancar, aspek peningkatan mutu pelayanan Program KIA tetap diharapkan menjadi kegiatan prioritas di tingkat Kabupaten/ Kota. Peningkatan mutu Program KIA juga dinilai dari besarnya cakupan program di masing-masing wilayah kerja. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut dikembangkan Sistem PWS KIA. Dengan diketahuinya lokasi rawan kesehatan ibu dan anak, maka wilayah kerja tersebut dapat diperhatikan dan dicarikan pemecahan masalahnya. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut dekembangkan sistem PWS KIA.
Manajemen kebidanan sangat berkaitan erat dengan asuhan antenatal. Bidan menerapkan asuhan antenatal dengan metode manajemen kebidanan dilakukan secara bertahap dan sisitematis melalui suatu proses yang dilaksanakan dalam upaya memecahkan masalah yang diderita pasien atau kliennya. Pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam manajemen kebidanan mulai dari pengumpulan data, perumusan diagnosa, perencanaan asuhan, pelaksanaan asuhan, evaluasi asuhan dan pendokumentasian asuhan.
Puskesmas Kampili yang merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan di Kecamatan Pallangga. Dengan penempatan bidan di Puskesmas diharapkan memberikan arti yang sangat penting bagi masyarakat terutama bagi peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil dan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksakan kehamilan dan pertolongan persalinan yang dirasakan semakin terpenuhi terutama sejak didirikannya Puskesmas ini dan Posyandu oleh bidan di desa.
Jumlah penduduk sebesar 31.991 jiwa, dimana berdasarkan laporan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tahun 2014 di wilayah kerja Puskesmas Kampili terdapat 655 orang ibu hamil, dari jumlah tersebut 650 orang (99,23%) yang melakukan pemeriksaan kehamilan pada kunjungan pertama (K-1) dengan target K1 yang ditargetkan Depkes sebesar 91%. Demikian juga dengan K-4 638 orang (97,40%), dengan target yang ditetapkan Depkes sebesar 84%. Pada tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas Kampili terdapat 738 orang ibu hamil, dari jumlah tersebut 738 orang (100%) yang melakukan pemeriksaan kehamilan pada kunjungan pertama (K-1) dengan target K1 yang ditargetkan Depkes sebesar 91%.
Demikian juga dengan K-4 726 orang (98,37%), target yang ditetapkan Depkes sebesar 84%. (Laporan PWS-KIA Puskesmas Kampili, 2014-2015).
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa angka cakupan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Kampili mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, di ketahui bahwa Puskesmas Kampili memperoleh predikat bidan teladan tahun 2014. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana manajemen pelayanan pemeriksaan kehamilan, apa saja kebijakan yang dibuat oleh kepala puskesmas serta program- program apa saja yang dilaksanakan di Puskesmas Kampili sehingga presentase keberhasilan cakupan pemeriksaannya sangat baik.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran manajemen pelaksanaan program-program KIA di Puskesmas Kampili? C.
Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian 1.
Definisi operasional Untuk mendapatkan kesamaan dan menghindari terjadinya kesalahan penafsiran dalam penelitian ini maka dibuat definisi operasional dari variabel-variabel sebagai berikut: a.
Perencanaan (planning) pelaksanaan kegiatan/program KIA, yaitu didefinisikan sebagai penyusunan rangkaian kegiatan sebelum pelaksanaan kegiatan atau program, menentukan sumber daya pendukung (menghitung kebutuhan tenaga, alat dan tempat) serta menyusun rencana pelaksanaan kegiatan/program.
b.
Pengorganisasian (organizing) pelaksanaan kegiatan atau program KIA, yaitu didefinisikan sebagai kegiatan menyusun kelompok kerja, membagi tugas dan mendelegasikan wewenang.
c.
Penggerakan (actuating) pelaksanaan kegiatan atau program KIA, yaitu didefinisikan sebagai proses pembinaan kepada tenaga kesehatan agar bersedia meliputi memberikan pengarahan tentang tugas kelompok kerja dalam kegiatan atau program KIA, dan memberikan motivasi dan keikutsertaan pelaksana kegiatan dalam kegiatan atau program.
d.
Pengawasan (controlling) pelaksanaan kegiatan atau program KIA, yaitu didefinisikan sebagai tindakan menilai hasil kegiatan atau program yang dilaksanakan apakah sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
e.
Evaluasi (evaluating), pelaksanaan kegiatan atau program KIA, didefinisikan sebagai suatu proses yang memungkinkan seseorang mengetahui hasil programnya dan berdasarkan itu mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif. evaluasi tidak hanya sekedar menentukan keberhasilan atau kegagalan, tetapi juga mengetahui mengapa keberhasilan atau kegagalan itu terjadi dan apa yang bisa dilakukan terhadap hasil-hasil tersebut.
2. Ruang lingkup penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kampili yang berada dalam wilayah Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa pada tahun 2016 .
D.
Tujuan Dan Manfaat 1.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana manajemen pengelolaan program KIA di Puskesmas Kampili Tahun 2016.
b.
Tujuan Khusus 1)
Untuk mengetahui bagaimana gambaran manajemen pengelolaan pelayanan kesehatan berdasarkan perencanaan (planning) Pada Program KIA.
2) Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengelolaan pelayanan kesehatan berdasarkan pengorganisasian (organizing) Pada Program KIA.
3) Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengelolaan pelayanan kesehatan berdasarkan pelaksanaan (actuating) Pada Program KIA
4) Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengelolaan pelayanan kesehatan berdasarkan pengawasan (controlling) Pada Program KIA
5) Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengelolaan pelayanan kesehatan berdasarkan evaluasi (evaluating) Pada Program KIA
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang mengaksesnya, terutama :
1. Pihak Pelaksana fungsi manajemen Puskesmas Kampili
Hasil penelitian ini diharapakan menjadi sumber informasi, saran dan masukan bagi pihak pelaksana fungsi manajemen di Puskesmas Kampili dalam meningkatkan pengelolaan pelayanan kesehatan terkhusus pada program Kesehatan
2. Bagi institusi Penelitian ini diharapkan sebagai sumber tambahan referensi bagi institusi yang menaungi peneliti, yaitu Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
3. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan dapat memperkaya khasanah keilmuan bagi peneliti.
4. Bagi masyarakat Sebagai bahan bacaan dan sumber informasi bagi masyarakat.
8
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Tentang Puskesmas Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/Menkes/SK/II/2004, Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD),
Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan Pembangunan Kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan kabupaten/kota, sedangkan Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja Secara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu Kecamatan.
Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing Puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota.
Menurut Azwar (2010), Puskesmas merupakan suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
a.
Visi dan Misi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup di dalam lingkungan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi- tingginya. Indikator Kecamatan Sehat, yaitu: 1.
Lingkungan sehat 2. Perilaku sehat 3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional, yaitu :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan per orangan, keluarga, dan masyarakat, serta lingkungannya (Depkes RI, 2004).
b.
Fungsi Puskesmas
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/II/2004, ada 3 fungsi Puskesmas yaitu:
1) Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu, Pukesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukanPuskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2) Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
3) Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab Puskesmas meliputi pelayanan kesehatan perorangan berupa rawat jalan dan rawat inap; dan pelayanan kesehatan masyarakat berupa promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
c.
Upaya Puskesmas
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/II/2004, untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia sehat, Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni : 1.
Upaya Kesehatan Wajib Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. a.
Upaya Promosi Kesehatan b.
Upaya Kesehatan Lingkungan c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana d.
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular f. Upaya Pengobatan 2.
Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada, yakni : a.
Upaya Kesehatan Sekolah b. Upaya Kesehatan Olahraga c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat d. Upaya Kesehatan Kerja e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut f. Upaya Kesehatan Jiwa g. Upaya Kesehatan Mata h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional B.
Tinjauan Umum Tentang Fungsi Manajemen
1) Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Pengaturan dalam mencapai tujuan (Hasibuan, 1996). Manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan dan manajemen adalah suatu jenis pekerjaan khusus yang menghendaki usaha mental dan fisik. Fungsi manajemen sendiri dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam satu kelompok sehingga membentuk suatu kesatuan adminstratif yang terdiri dari memimpin, merencana, menyusun dan mengawasi. Setiap pemimpin harus menjalankan fungsi tersebut di dalam organisasi tersebut sehingga hasilnya merupakan keseluruhan yang sistematik (Herujito, 2001).
Manajemen adalah koordinasi antara berbagai sumberdaya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, dan ada kemampuan pengendalian untuk mencapai tujuan (Sabarguna, 2009).
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel (1991) yang dikutip Hasibuan (2007) mendefinisikan bahwa manajemen merupakan usaha mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
Pendapat tersebut menyatakan bahwa manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai dan dilakukan oleh dua orang atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Kegiatan manajemen yang baik dilaksanakan dengan koordinasi yang baik pula, yang di mulai dari perencanaan sumber daya sampai kepada pengawasan sumber daya. Melalui manajemen maka kegiatan sumber daya yang dimiliki dapat dikelola dengan baik sehingga diharapkan mendapatkan hasil yang diinginkan.
2) Unsur- Unsur Manajemen
Terdapat unsur-unsur di dalam menajemen yaitu terdiri dari 6M yang merupakan singkatan dari : Men (Manusia); Money (dana); Materials (bahan, sarana dan prasarana); machine (mesin, peralatan atau tekhnologi); Method (metode); Market (pasar atau masyarakat). Melihat adanya sifat keterbatasan atau ketidakpastian, maka unsur-unsur yang ada harus di manfaatkan secara efektif dan efisien. Dengan melalui penyelenggaraan fungsi-fungsi manajemen, yang paling terutama adalah unsur manusia dan juga sumberdaya, karena peranannya dalam manajemen sangat penting melebihi unsur lainya, maka Siagian mengatakan bahwa manusia merupakan “titik sentral” dari manajemen.
3) Fungsi Manajemen
Manajemen sumber daya manusia memiliki tujuan yang ingin dicapai, agar dapat berjalan dengan baik diperlukan fungsi manajemen, yang terdiri dari : a.
Perencanaan yaitu usaha membuat suatu puluhan tindakan dari beberapa alternatif yang mungkin dapat tersedia yang meliputi strategi, kebijakan, program, proyek dan prosedur dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
b.
Pengorganisasian adalah suatu usaha mengelompokkan pekerjaan yang diatur melalui struktur organisasi sehingga setiap unit kerja mempunyai sasaran dalam rangka mencapai tujuan secara nyata.
c.
Penyusunan staf (departemensi) yaitu suatu usaha penempatan orang-orang yang tepat ke dalam unit-unit kerja yang telah ditetapkan dalam struktur organisasi.
d.
Penggerakan diartikan sebagai suatu usaha mempengaruhi dan mengarahkan anggota organisasi (pegawai) untuk melaksanakan pekerjaan sesuai kebijakan yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan.
e.
Pengendalian suatu usaha mengawasi, membimbing, dan membina gerak pegawai dan unit kerja untuk bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (Salam, 2007).
Winardi (2000), dalam proses pelaksanaan, manajemen mempunyai tugas- manajemen, George R. Terry seorang penulis teks book “manajemen” terkemuka berpendapat bahwa fungsi-fungsi manajemen meliputi : a.
Perencanaan (planning)
Planning adalah suatu fungsi pemilihan alternatif melalui suatu proses yang
rasional untuk mengambil keputusan terhadap kebijakan program, maupun prosedur untuk memperbaikinya. Fungsi planning dalam manajemen merupakan fungsi dasar dari fungsi lainnya, karena perencanaan merupakan tujuan, arah strategi, aturan, maupun program yang akan selalu menjadi bagian penting dari pelaksanaan fungsi manajemen lainnya.
Adapun fungsi perencanaan yaitu suatu proses merumuskan masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas dan menetapkan prioritasnya, menetapkan tujuan, sasaran, dan target kinerja puskesmas, merencanakan kebutuhan sumber daya serta menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan program puskesmas dalam mencapai tujuan puskesmas ( Satrianegara, 2014).
Dalam membuat suatu perencanaan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu Spesific, Measurable, Achiveable, Realistic, dan Time yang biasa di singkat SMART.
1) Specificartinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya, tidak terlalu melebar dan idealis.
2) Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya.
3) Achievable artinya dapat dicapai, jadi bukan hanya sebuah khayalan.
4) Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yangada, tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit akan tetapi tetap ada tantangan.
5) Time artinya ada batas waktu yang jelas baik mingguan, bulanan, triwulan,
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pada tingkat puskesmas menurut M. Fais Satrianegara, 2014 dalam bukunya yang berjudul organisasi dan manajemen pelayanan kesehatan, yaitu :
1) Mengetahui tujuan yang ingin dicapai puskesmas dan cara mencapainya
2) Membuat tujuan dan program puskesmas lebih spesifik, terinci, dan lebih mudah di pahami
3) Mengetahui struktur organisasi puskesmas dan jenis serta jumlah pegawai yang di butuhkan
4) Mengetahui sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan puskesmas yang diperlukan
5) Memungkinkan pimpinan puskesmas memahami keseluruhan gambaran kegiatan dan program puskesmas yang lebih jelas
6) Membantu dalam kristalisasi atau pengejewantahan perwujudan masalah- masalah puskesmas
7) Memudahkan dalam melakukan suatu koordinasi di antara berbagai unit kerja di lingkup puskesmas
8) Menghemat waktu, upaya, dan sumber daya puskesmas.
b.
Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah kegiatan dalam menentukan macam kegiatan beserta jumlah kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi maupun pengelompokan kegiatan-kegiatan beserta orang-orangnya, yang sesuai dengan kegiatannya serta adanya pendelegasian wewenang.
Fungsi pengorganisasian di tingkat puskesmas didefinisikan sebagai proses penetapan pekerjaan-pekerjaan pokok untuk dikerjakan, pengelompokan pekerjaan, pendistribusian otoritas atau wewenang, untuk mencapai tujuan puskesmas secara efektif dan efisien (Satrianegara, 2014). Ada empat bagian penting di dalam fungsi pengorganisasian, antara lain: 1)
Staffing, adalah suatu kegiatan yang melakukan pembagian kelompok- kelompok kerja menurut jenisnya beserta pengisisan orang-orang yang sesuai dengan keahliannya. 2)
Delegation of Authority, yaitu pendelegasian wewenang dari seorang atasan kepada bawahannya sesuai dengan struktur organisasi maupun kepada kedudukan atau kemampuan bawahan. 3)
Departementasi, yaitu pengelompokan kegiatan-kegiatan yang sejenis untuk kemudian dipisahkan dengan kegiatan yang lainnya dimana diantara pengelompokan kegiatan tersebut tetap terjalin koordinasi dalam bekerja sama. 4)
Personalia, kepegawaian ini sangat penting dalam hubungannya dengan para bawahan, baik hubungan yang bersifat formal (sesuai dengan struktur organisasi) maupun informal (timbul karena kebutuhan sosialisasi diri anggota).
c.
Pelaksanaan (penggerakan atau actuating) Koontz dan Donnel (1991) mengatakan penggerakan adalah pengarahan/ atau
directing dan pemberian pimpinan atau leading. Sedangkan Siagian menyatakan
bahwa penggerakan merupakan keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja sebaik mungkin demi mencapai tujuan organisasi secara efektif dan ekonomis, oleh karena itu inti dari fungsi penggerakan adalah kepemimpinan atau leadership dengan harapan para anggota organisasi mau dan bersedia secara ikhlas untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebaik mungkin.
Proses pelaksanaan program kerja di Puskesmas tidak terlepeas dari kepemimpinan dalam layanan Puskesmas, adapun fungsi kepemimpinan Puskesmas adalah sebagai berikut :
1) Pimpinan puskesmas bertugas dan betanggung jawab menjabarkan dan mengimplementasikan program puskesmas.
2) Pimpinan puskesmas mampu memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan kepada staf puskesmas.
3) Pimpinan puskesmas berusaha mengembangkan kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat sehingga kreativitas dan inovasi pegawai puskemas dapat tumbuh dan berkembang.
4) Pimpinan puskesmas membina dan mengembangkan kerja sama dan kemitraan yang harmonis dengan pegawai dan stakeholder puskesmas.
5) Pimpinan puskesmas mampi memecahkan masalah dan mengambil keputusan tugas dan program puskesmas sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
6) Pimpinan puskesmas berusaha membina dan mengembangkan kemampuan dan kemauan pegawai puskesmas.
7) Pimpinan puskesmas melaksanakan dan mendayagunakan fungsi pengawasan, pengendalian, dan penilaian puskesmas,
Kepemimpinan puskesmas hendaknya diselenggarakan melalui kepemimpinan kolektif dan integratif (kemanunggalan) antara Kepala Puskesmas serta menciptakan kebersamaan dengan semua pegawai puskesmas.Sebagaimana dituliskan dalam Al- Qur’an bahwa kepemimpinan merupakan amanah yang dititipkan oleh Allah Swt. kepada seseorang yang tidak lain supaya menguji keimanannya, dimana ayat tersebut terdapat dalam surat Al-
An’am ayat 165 yang berbunyi :
Terjemahnya:
“dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan
Diameninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,
untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu
amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha
penyayang” (Departemen Agama RI, 2010)Makna dari ayat tersebut diatas bahwa Allah telah menjadikan kalian pemakmur bumi itu dari generasi ke generasi, dari satu masa ke masa yang lain, generasi berikutnya setelah generasi sebelumnya. Allah membedakan di antara kalian dalam hal rizki, akhlak, kebaikan, keburukan, penampilan, bentuk, dan warna, dan dalam hal itu semua Allah mempunyai hikmah. untuk mencoba dan menguji kalian mengenai nikmat yang telah diberikan kepada kalian, untuk menguji orang kaya tentang kekayaannya dan meminta pertanggungan-jawab tentang rasa syukurnya kepada-Nya, juga untuk menguji orang miskin tentang kemiskinannya dan meminta pertanggungan-jawab tentang kesabarannya serta untuk menguji para pemimpin dalam hal mengemban amanah. Yang demikian itu merupakan targhib dan tarhib (dorongan dan ancaman), bahwa hisab (perhitungan) Allah itu sangat cepat bagi orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya dan menentang para Rasul-Nya.
Peran kepemimpinan dalam manajemen puskesmas secara teknis adalah sebagai berikut.
1) Pimpinan organisasi sebagai tenaga ahli pendamping camat.
Program pemerintah saat ini baru bisa menempatkan dokter puskesmas sebagai seorang sarjana secara merata di kecamatan-kecamatan. Dengan sendirinya harapan dari seluruh masyarakat kecamatan adalah mendapatkan manfaat dari keahliannya dalam bidang kesehatan masyarakat maupun pandangan dan cara berpikir yang luas dan kreatif dari seorang sarjana. Maka peranan dokter puskesmas dikecamatan disamping sebagai pimpinan puskesmas, juga merupakan tenaga ahli dan pendamping camat.
2)
Penanggung jawab teknis kegiatan dibidang kesehatan di tingkat
kecamatan.Sebagai diketahui bahwa camat merupakan coordinator dari semua instansi/dinas di tingkat kecamatan, maka Kepala Puskesmas sebagai pimpinan bertanggung jawab jawab secara teknis keehatan dan administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II. Hubungan dengan camat adalah hubungan koordinasi, namun demikian tanggung jawab secara moril dokter Kepala Puskesmas terhadap camat tetap ada. Hubungan kerja sama yang baik perlu dipupuk antara puskesmas dengan semua instansi di tingkat kecamatan. Sebagai pimpinan puskesmas, maka pimpinan puskesmas harus secara aktif mencari hubungan kerja sama dengan instansi-instansi di tingkat kecamatan. Usaha kesehatan tidak dapat berjalan sendiri dan perlu kerja sama dengan instansi lain. Pertemuan berkala antarinstansi tingkat kecamatan perlu diadakan di bawah koordinasi camat.
3)
Pimpinan organisasi sebagai penggerak pembangunan di wilayah
kerjanya.Di samping hubungan langsung antara dokter Kepala Puskesmas dan staf dengan anggota masyarakat sebagai pengunjung puskesmas dalam rangka hubungan kerja sama dengan masyarakat dalam rangka membantu masyarakat agar dapat menolong diri mereka sendiri dalam bidang kesehatan. Khususnya dengan pemuka masyarakat dalam rangka memperbaiki nasib mereka, baik dalam ruang lingkup kesehatan maupun dalam hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat. Penggerakan berhubungan erat dengan manusia yang ada dibalik organisasi yaitu tumbuh kembangnya kemauan mereka secara ikhlas, sadar dan sukarela bersedia melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini bertumpu pada
Human Relationship (HR) atau hubungan antar manusia. Sehingga penggerak perlu
memahami benar tujuan organisasi dan prinsip-prinsip Human Relationship yaitu : 1)
Suasana kerja yang menyenangkan 2)
Sinkronisasi antara individu dengan anggota organisasi 3)
Tidak memperlakukan bawahan sebagai mesin atau robot 4)
Hubungan kerja yang harmonis 5)
Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan 6)
Pengembangan kemampuan bawahan sampai tingkat yang optimal 7)
Penempatan tenaga kerja yang tepat 8)
Pengakuan dan penghargaan atas prestasi kerja yang tinggi 9)
Imbalan yang setimpal dengan jasa yang diberikan 10)
Tersedia sarana dan prasarana kerja yang memadai Dapat dipahami Human Relationship adalah lahirnya rasa puas dari dua belah pihak, untuk itu diperlukan komunikasi efektif, jika komunikasi yang dijalin tidak efektif sangat mungkin upaya penggerakan kurang atau tidak berhasil. Jadi, fungsi penggerakan akan efektif jika bertumpu pada kepemimpinan yang efektif dan kepemimpinan akan efektif jika manajer menguasai prinsip-prinsip Human d.
Pengawasan (controlling) Pengawasan bertujuan untuk mengukur atau menilai hasil pekerjaan, menghindari penyimpangan dan jika perlu mengambil tindakan-tindakan kritik terhadap penyimpangan tersebut. Pengawasan perlu dilaksanakan agar para pengikut dapat bekerja sama dengan baik ke arah pencapaian dan tujuan umum organisasi (Alfrida, 2012). Pengawasan berhubungan dengan persoalan-persoalan sebagai berikut :
1) Membandingkan kejadian-kejadian dengan rencana sebelumnya yang telah dibuat.
2) Mengadakan koreksi yang perlu dilakukan apabila kejadian-kejadian yang ada dalam kenyataannya ternyata menyimpang dari rencana-rencana yang telah di buat.
Ada tiga kegiatan utama dalam pelaksanaan fungsi pengawasan ini antara lain: 1)
Menetapkan standar yang dipakai. Standar ditetapkan berdasarkan pada kemampuan seorang bekerja secara normal, baik normal secara kualitatif (normal menurut pendapat umum, langsung, pimpinan) maupun normal secara kuantitatif (bisa diukur melalui standar jam kerja, pendapatan dan investasi).