PEMBINAAN AKHLAK PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP MUHAMMADIYAH 5 KECAMATAN MARISO KOTA MAKASSAR

  PEMBINAAN AKHLAK PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP MUHAMMADIYAH 5 KECAMATAN MARISO KOTA MAKASSAR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd) Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Oleh:

IRHAM 20100113147 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2018

KATA PENGANTAR

  Segala puji hanya milik Allah swt skripsi ini dapat terselesaikan walaupun

dalam bentuk yang sederhana. Pernyataan rasa syukur kepada sang khalik atas

hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “Pembinaan Akhlak Peserta Didik melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 5 Kecamatan Mariso Kota Makassar”.

  Penulis panjatkan salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad saw sebagai suri teladan yang merupakan sumber

inspirasi dan motivasi dalam berbagai aspek kehidupan setiap insan termasuk penulis

Aamiin.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak

akan terselesaikan tanpa bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,

tulisan ini tidak dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Melalui tulisan ini,

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus, teristimewa kepada kedua

orang tua tercinta, Ibunda Hj. Sunarti dan Ayahanda Muh. Amin serta segenap

keluarga besar kedua belah pihak yang telah mengasuh, membimbing dan membiayai

penulis selama dalam pendidikan hingga selesainya skripsi ini, kepada beliau penulis

  

senantiasa memanjatkan doa semoga Allah swt mengasihi dan mengampuni dosanya.

Penulis Ucapan terima kasih pula penulis patut menyampaikan kepada:

  1. Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si., selaku rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Mardan, M.Ag. (Wakil Rektor I), Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A.

  (Wakil Rektor II), dan Prof. Dr. H. Siti Aisyah, M.A.,P.Hd. (Wakil Rektor III) Prof. Hamdan Juhannis, M.A., P.Hd. (Wakil Rektor IV)

  2. Dr. H Muhammad Amri, Lc, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr. Muljono Damopolii, M.Ag. (Wakil Dekan I), Dr. Misykat Malik Ibrahim, M.Si. (Wakil Dekan II), dan Prof. Dr. H. Syahruddin, M.Pd (Wakil Dekan III).

  3. Dr. H. Erwin Hafid, Lc., M Th. I., M. Ed. Dan Dr. Usman, S. Ag, M. Pd. masing-masing sebagai Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Alauddin Makassar.

  4. Dr. H. Muzakkir, M.Pd.I. dan Dr. Nuryamin, M.Ag. pembimbing I dan II yang telah memberi arahan, pengetahuan baru dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai taraf penyelesaian.

  5. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang secara konkrit memberikan bantuannya baik langsung maupun tak langsung.

  6. Kepala sekolah dan guru SMP Muhammadiyah 5 Kecamatan Mariso Kota Makassar, terkhusus adik-adik dan guru pembina.

  7. Teman-teman Jurusan Pendidikan Agama Islam khususnya Angkatan 2013 dan terutama Pendidikan Agama Islam 7,8 tanpa terkecuali atas kebersamaannya menjalani hari-hari perkuliahan, semoga menjadi kenangan indah yang tak terlupakan.

  8. Teman-teman KKN Reguler UIN Alauddin Makassar Angkatan ke-54 khususnya Desa Tambangan Kec. Uluere Kabupaten Bantaeng yang telah

memberikan semangat hidup dan persaudaraan yang terjalin begitu erat.

  9. Saudara-saudara (Kak Irfan, Irniati, Irmawati, dan semua rekan-rekan remaja masjid At-tauhid mattoangin,) yang selalu membantu saya saat membutuhkan sesuatu, baik itu moril ataupun jasa, serta rasa sayang tak terlupakan.

  10. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan sumbangsih kepada penulis selama kuliah hingga penulisan skripsi ini. Segala bantuan yang telah disumbangkan tidak dapat penulis balas. Hanya

Allah swt jualah yang dapat membalas sesuai dengan amal bakti Bapak, Ibu, Saudara

  

(i) dengan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca. Aamiin Makassar, 27 Maret 2018 Penulis, Irham NIM: 20100113147

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ..................................... 7Tabel 4.1 Waktu Pelaksanaan Observasi di SMP Muhammadiyah 5 Kecamatan

  Mariso Kota Makassar ................................................................57

Tabel I Fasilitas di SMP Muhammadiyah 5 Kecamatan Mariso Kota Makassar

  .............. ......................................................................................71 Tabel II Keadaan Guru di SMP Muhammadiyah 5 Kecamatan Mariso Kota

  Makassar......... ............................................................................72 Tabel III Keadaan Siswa di SMP Muhammadiyah 5 Kecamatan Mariso Kota

  Makassar......... ............................................................................73 Tabel IV Hasil Observasi Peserta Didik Atas Nama Syarif Hiddayatulloh tentang Pembinaan Akhlak.......................................................73

Tabel V Hasil Observasi Peserta Didik Atas Nama Wahyu darmawan tentang

Pembinaan Akhlak.....................................................................76 Tabel VI Hasil Observasi Peserta Didik Atas Nama Fikri Haikal tentang Pembinaan Akhlak.......................................................................79 Tabel VII Hasil Observasi Peserta Didik Atas Nama Muhammad Ikhsan tentang Pembinaan Akhlak ….………………….......................82

Tabel VIII Hasil Observasi Peserta Didik Atas Nama Muhammad Khairul Anam

tentang Pembinaan Akhlak............. ...........................................84 Tabel IX Hasil Observasi Peserta Didik Atas Nama Nur Aulia tentang Pembinaan Akhlak......................................................................87

Tabel X Hasil Observasi Peserta Didik Atas Nama Andriani Fitriani S tentang

Pembinaan Akhlak ………….……………................................90

  ABSTRAK Nama : Irham Nim : 20100113147 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Judul : Pembinaan Akhlak Peserta Didik melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 5 Kecamatan Mariso

  Kota Makassar Skripsi ini membahas tentang pembinaan akhlak peserta didik melalui

kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 5 Kecamatan Mariso Kota

  

Makassar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana

pembinaan akhlak peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMP

Muhammadiyah 5 Kecamatan Mariso Kota Makassar ? 2) Apa yang menjadi

faktor pendukung dan penghambat pembinaan akhlak peserta didik melalui

kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 5 Kecamatan Mariso Kota

Makassar ? Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pembinaan akhlak

peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 5

Kecamatan Mariso Kota Makassar, 2) Untuk mengetahui faktor pendukung dan

penghambat pembinaan akhlak peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler di

SMP Muhammadiyah 5 Kecamatan Mariso Kota Makassar.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan lokasi

penelitian SMP Muhammadiyah 5 Kecamatan Mariso Kota Makassar. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi dengan

menggunakan instrument pengumpulan data yaitu pedoman wawancara, pedoman

observasi dan pedoman dokumentasi. Teknik analisis datanya adalah analisis

interaktif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun

sumber data pada penelitian ini yaitu peserta didik dan 2 guru selaku guru

pembina kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 5 Kecamatan Mariso

  .

  Kota Makassar Hasil penelitian yang diperoleh yaitu pembinaan akhlak peserta didik

melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 5 Kecamatan Mariso

Kota Makassar sudah tercipta dengan sangat baik, hal ini terbukti dengan enam

peserta didik dikatakan sangat baik dan satu peserta didik dikatakan baik hal ini

membuktikan bahwa pembinaan akhlak peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 5 Kecamatan Mariso Kota Makassar

sudah sangat baik. Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan

akhlak. faktor pendukung yaitu, 1) Adanya visi, misi 2) Adanya perencanaan

yang tepat dan matang 3) Pendidik yang kompeten dan berpengalaman 4 ) Adanya

manajemen yang baik. 5) Adanya sarana dan prasarana. Faktor penghambat yaitu,

1) sikap disiplin, misalnya ketika berdoa masih ada peserta didik yang belum

serius 2) shalat dzuhur secara berjamaah kadang tidak dilaksanakan karena

kekurangan air bersih.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak peserta didik merupakan suatu hal yang didambakan oleh

  setiap orang dalam proses pendidikan, sebab akhlak memiliki fungsi menjadikan perilaku manusia menjadi lebih beradab serta mampu mengidentifikasi berbagai

  1

  persoalan kehidupan, baik atau buruk menurut norma yang berlaku. Oleh karena itu,perhatian terhadap akhlak menjadi salah satu fokus utama diselenggarakannya pendidikan. Melalui pendidikan akhlak, seseorang akan mengetahui mana yang benar dan mana yang buruk. Oleh karena itu, seiring perkembangan zaman dan teknologi, pendidikan akhlak memiliki posisi yang strategis dalam pengendalian perilaku manusia.

  Pendidikan karakter dapat di integrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Misalnya pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu di kembangkan, dieksplisitkan, di kaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikin pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisai, dan pengamalan

  2 nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.

  Karakter merupakan niliai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri, sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan 1 2 Asmaran, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2002), h. 1.

  2

  norma-normaagama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran dan kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kokurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh

  3 warga dan lingkungan sekolah.

  Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh warga civitas akademika yang terdapat pada setiap satuan pendidikan, baik negeri maupun swasta. Semua warga sekolah, yang meliputi para peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah, menjadi sasaran program ini. Melalui program ini di harapkan lulusannya memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi akademika yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki

  4

  kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Imam Ghozali menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan akhlak, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga

  5 ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.

  3 4 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional h. 84.

  3 Dengan demikian, tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan

  mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapakan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia

  6 sehingga terwujud dalam perilaku sehari-sehari.

  Dalam perjalanan pendidikan nasional, ada satu sisi yang menjadi bagian terpenting dalam usaha pembangunan moral bangsa, yakni pendidikan agama, pendidikan agama menjadi mata pelajaran wajib diseluruh jenjang pendidikan, mulai pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Dengan pendidikan agama, diharapkan seorang individu dapat menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan dan ajaran agamanya. Karena dalam agama semua aspek kehidupan diatur di dalamnya. M. Arifin menyebutkan bahwa pendidikan Islam merupakan suatu proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya

  7 (pengaruh dari luar).

  Pembinaan dan pengajaran merupakan aspek penting bagi kehidupan manusia, untuk itu pendidikan sangat diperlukan karena merupakan jalan dalam membentuk pribadi anak. Terutama pendidikan agama yang berhubungan dengan akhlak, baik penanaman pendidikan tersebut dilakukan pada lembaga-lembaga formal, informal maupun non formal. Pembentukan pribadi anak sejalan dengan tujuan pendidikan 6 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional h.

  4

  nasional yang tertuang dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu :

  Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

  8 negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

  Secara umum pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk meumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalaui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketamwaan, berbangsa, bernegara serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi. Jadi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, tidak hanya menyentuh ranah kognitif dan afektif peserta didik tetapi juga lebih ditkankan ranah psikomotorik peserta didik. Hal ini akan nampak dalam perilaku sehari-hari.

  Pada sisi lain, agama mengandung nilai-nilai yang mendasari ajaran- ajarannya sebagai pedoman dalam menjalani seluruh aspek kehidupan manusia. Dengan demikian agama memiliki dasar dan arah bagi manusia untuk membina kehidupannya baik secara spiritual maupun material, bahkan kedua aspek ini

  9

  terintegrasi secara utuh sehingga keduanya tak boleh dipisahkan satu sama lain. Pada masyarakat perkotaan, praktek-praktek keagamaan dapat terlihat ramai dan bahkan terlihat meningkat bila melihat meningkatnya jumlah fasilitas ibadah. Tetapi hal ini sesungguhnya masih didominasi pula oleh logika dan rasionalisme serta materialisme. Pelaksaan ibadah dilakukan sebatas formalisme belaka dan akibatnya 8 9 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

  5

  tidak memberikan pengaruh implikatif terhadap kesadaran spiritual dan perilaku

  10 sosial.

  Globalisasi menimbulkan masyarakat masa depan yang penuh dengan resiko, yaitu resiko kehilangan pegangan, rasa aman, ragu-ragu, atau berada di alam keadaan yang tidak pasti. Penyebabnya adalah rasa tidak aman karena situasi politik yang tidak menentu. Sebagaimana pendapat Scoot Lash Risk culture menimbulkan budaya

  11

  ketidakpastian. Budaya ini merupakan ciri utama masyarakat modern Sekolah berfungsi mengembangkan rasa empati sebagai akar moral. Sekolah

  knowledge

  bukan hanya berperan sebagai transfer of . Sekolah berperan mengembangkan kemampuan empatik siswa untuk mengontrol kehidupan mereka

  12 sendiri menjadi orang yang memiliki pertimbangan dan perasaan moral yang tepat.

  Martin Huffman menyatakan bahwa sebenarnya akar moralitas terdapat dalam empati. Empati mampu mengembangkan kepribadian individu untuk memelihara dirinya tetap berada dalam koridor. Individu akan terkontrol kepribadiannya untuk berbuat baik, karena individu yang memiliki rasa empati yang dalam mampu merasakan bahwa perbuatan yang tidak bermoral akan menyakiti orang lain dan merugikan kemanusiaan. Hal ini disebabkan karena empati mempunyai dua komponen dasar yakni sensitif dan perseptif. Sensitif adalah keterampilan afektif yang tumbuh dari kesadaran dan kepedulian individu sehingga mampu mengindentifikasi perasaan orang lain. Perseptif adalah keterampilan kognitif untuk

  10 11 Patallongi, Lentera Pendidikan Masyarakat Marginal Urban h. 81 S. Lestari dan Ngatini, Pendidikan Islam Kontekstual (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),

h. 20.

  12

  6

  memahami dan mengidentifikasi stimulus muncul yang memicu perasaan orang

  13 lain.

  Kebanyakan budaya asing yang di adodpsi adalah budaya negatif dan tidak berguna. Misalnya saja, budaya minuman keras, seks bebas, penggunaan obat-obatan terlarang atau bahkan perilaku-perilaku yang menurut kebudayaan nasional dan tradisi-tradisi lokal yang ada tergolong sebagai perilaku negatif dan menyimpang. Meniru dan mengadopsi budaya asing bukan sesuatu yang dilarang dan tidak boleh dilakukan. Akan tetapi meniru hal yang negatif, justru akan merusak tatanan serta hal-hal yang telah tertanam dan mendarah daging di dalam budaya lokal yang arif dan bijak. Mengapa masyarakat Indonesia, lebih cenderung meniru budaya asing negatif, bukan budaya asing yang positif, seperti kerja keras, disiplin, dan berusaha mencari

  14 dan menemukan hal-hal baru yang belum pernah ada sebelumnya.

  Perubahan zaman telah merubah gaya hidup seseorang, terutama di kalangan remaja. Kebanyakan remaja sangat aktif dalam memanfaatkan teknologi yang ditawarkan oleh era global saat ini. Kehidupan remaja saat ini sering dihadapkan pada permasalahan yang begitu kompleks. Salah satu masalah yang dihadapi saat ini adalah semakin menurunnya tatakrama kehidupan social dan etika moral remaja dalam praktik kehidupan, baik di dalam sekolah, rumah, maupun lingkungan

  15

  masyarakat. Sseperti halnya banyak terjadi kasus penyimpangan norma, baik norma agama maupun norma social seperti tawuran, pembunuhan, penggunaan narkotika, serta perilaku negatif lainnya. Oleh karena itu, pembinaan akhlak menjadi sangat penting dalam usaha pencegahan efek negative dari perkembangan zaman. 13 Abdul Rahman Barakatu, “Pendidikan Moral: Antara harapan dan Realitas”, Jurnal

  Lentera Pendidikan 14

  h. 195 15 Patallongi, Lentera Pendidikan Masyarakat Marginal Urban h. 76.

  7 Berdasarkan hal tersebut, penyusun tertarik untuk melakukan penelitian tentang “

  Pembinaan Akhlak Peserta Didik melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 5 kota Makassar”.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana pembinaan akhlak melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 5 Kota Makassar?

  2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlak melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 5 Kota Makassar?

  C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

  Fokus penelitian dan deskripsi fokus berfungsi sebagai pemusatan masalah agar penelitian dapat terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Berikut tabel fokus penelitian dan deskripsi fokus:

  No Fokus Penelitian Deskripsi Fokus

  1. Kegiatan Ekstrakurikuler

  1. BTQ Baca Tulis Quran adalah kegiatan ekstrakurikuler yang di adakan di sekolah SMP Muhammadiyah

  5 Kecamatan Mariso Kota Makassar sebagai salah satu tambahan kegiatan di luar jam pelajaran sekolah yang

  8

  sekolah dengan tujuan memperluas pengetahuan peserta didik mengenai Baca Tulis Qur’an.

  2. Praktikum Ibadah salah satu bagian dari ektrakurikuler di SMP Muhammadiyah

  5 Kecamatan Mariso Kota Makassar dengan tujuan menuntun siswa bagaimana cara beribadah dengan baik dan benar

  3. Muhadarah atau yang dikenal sebagai kultum (Kuliah Tujuh Menit) yang dilakukan dua kali seminggu diluar mata pembelajaran sehingga tidak mengganggu aktifitas siswa yang sedang berlangsung. Tujuan dari Muhadarah ialah untuk melatih siswa berani tampil di depan orang banyak

  4. Hafalan Juz Amma yakni guru hanya mendengarkan bacaan dari siswa dan mengarahkan siswa

  9

  ada keliru

  5. Pramuka, selain kegiatan religius, di SMP Muhammadiyah 5 Kec.

  Mariso Kota Makassar juga menyediakan kegiatan-kegiatan tambahan lain seperti Pramuka, dimana dengan Pramuka warna kegiatan ekstrakurikuler semakin indah

  6. Tapak suci adalah kegiatan ekstrakurikuler untuk melatih fisik siswa dan juga pembelaan diri dari kejahatan yang datang kapan saja

  7. Menari atau tarian yang di jadikan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 5, yang menekankan siswa untuk sadar akan budaya bangsa Indonesia yang memiliki ragam dan budaya di setiap daerah yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.

  2. Pembinaan Akhlak

  1. Guru memberikan pembinaan akhlak kepada peserta didik melalui beberapa cara seperti

  10

  bimbingan, teguran, nasihat, dan hukuman.

  2. Tata Tertib sekolah yang harus ditaati sebagai wadah kedisipilnan siswa maupun para guru dan staf sekolah

  3. Staf BP atau BK mengadapi siswa yang bermasalah dan memberikan solusi terhadap siswa yang bermasalah. Guru mata pelajaran juga boleh mengatasi masalah atau memberikan solusi terhadap siswa yang sedang bermasalah.

  3. Faktor pendukung dan penghambat

  1. Faktor Pendukung dalam pembinaan akhlak a. Adanya kerja sama yang baik antara kepala sekolah, guru, dan peserta didik.

  b. Sarana dan prasarana yang memadai.

  2. Faktor Penghambat

  a. Perkembangan teknologi yang semakin pesat b. Lingkungan pergaulan yang kurang baik

  11

  didik mengubah akhlaknya

  d. Kurangnya perhatian orang tua

  e. Kurangnya minat peserta didik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

D. Kajian Pustaka

  Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti telah menelusuri beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Penelitian itu diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Asti Nurjanah dengan judul penelitian “Metode Pembinaan Akhlak melalui Program Ekstrakurikuler Tapak Suci (Penelitian di SMP Muhammadiyah 6 Baleendah Bandung”. Penelitian ini membahas tentang metode pembinaan akhlak melalui program ekstrakurikuler tapak suci (Penelitian di SMP Muhammadiyah 6 Baleendah Bandung serta faktor penunjang dan penghambatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembinaan akhlak melalui program ekstrakurikuler tapak suci adalah metode pembiasaan, keteladanan, nasihat, hukuman, dan ganjaran. Adapun faktor pendukungnya terdiri dari support dari seluruh komponen sekolah dan penyelenggara sekolah, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan efektifitas metode yang digunakan. Sementara faktor penghambat terdiri dari lingkungan luar sekolah dan budaya masyarakat lingkungan

  16 sekitar.

16 Asti Nurjanah, Metode Pembinaan Akhlak melalui Program Ekstrakurikuler Tapak Suci

  12

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Harmellawati dengan judul penelitian “Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara Tangerang”. Penelitian ini membahas tentang nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater berjalan cukup baik dengan dilakukannya latihan rutin pada hari Sabtu dan dibentuknya nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater, yaitu religius, jujur, kreatif, disiplin,

  17 percaya diri, mandiri, tanggung jawab dan kebersamaan.

  Penelitian yang dilakukan oleh Restiana Lestari dengan judul penelitian “ Pembentukan Karakter Siswa melalui kegiatan Rohani Islam di SMA Negeri 4 Purwokerto”. Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakanan pendekatan dekriptif kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Subjek penelitiannya adalah ekstrakurikuler rohani islam dan siswa yang mengikuti kegiatan rohani islam. Sedangkan yang menjadi obyek penelitiannya adalah pembentukan karakter siswa melalui kegiatan rohani islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan karakter melalui kegiatan rohani islam dilakukan dengan berbagai kegiatan yang di adakan oleh ekstrakurikuler rohani islam dengan menggunakan berbagai metode, seperti pada pengajian rutin yang menerapkan peraturan dalam berpakaian, serta metode hukuman bagi siswa yang tidak hadir tanpa alasan, hal itu untuk mendidik siswa agar lebih disiplin, serta dengan diberi pengetahuan keagamaan secara rutin siswa menjadi lebih religius. Begitu juga dengan kegiatan keputrian dan pendalaman materi yang menerapkan metode keteladanan dengan berbagai materi keagamaan, hal 17 Harmellawati, Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Teater di SMK

  13

  itu untuk mendidik siswa agar lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaan mereka kepada Allah swt. Kemudian kegiatan hadroh dan qiroah yang mampu mengembangkan kreatifitas siswa, dan juga kegiatan hafalan juz amma yang mendidik siswa agar senantiasa bersikap disiplin dengan metode pembiasaan yaitu menghafal minimal 3 surat setiap minggunya. Beberapa nilai karakter yang di peroleh

  18 siswa antara lain religius, disiplin, kreatif, dan juga tanggung jawab.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  1. Tujuan

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui : a. Pembinaan akhlak melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 5 kota Makassar b. Faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlak melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 5 kota Makassar

  2. Kegunaan

  a. Kegunaan Ilmiah Penelitian ini berguna untuk meningkatkan dan pengembangan khazanah ilmu pengetahuan tentang pembinaan akhlak melalui kegiatan ekstrakurikuler.

  b. Kegunaan Praktis

  1. Memperluas wawasan dan memperoleh pengalaman khususnya mengenai pembinaan akhlak.

  2. Bagi pendidik, memberikan bekal pengetahuan untuk mengarahkan, mendidik dan membina akhlak siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler agar peserta didik memiliki akhlak yang lebih baik lagi. 18 Restiana Lestari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Rohani Islam di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi penelitian

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini kualitatif. Penelitian ini hanya berusaha mengungkapkan atau mendeskripsikan fakta di lapangan dengan apa adanya. Secara istilah penelitian kualitatif sebagaimana pendapat yang diungkapkan Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong adalah merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

  1

  berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang lain atau perilaku yang diamati. Jadi penelitian kualitatif hanya berusaha mendeskripsikan atau mengungkapkan fakta dengan apa adanya sesuai kondisi dan keadaan yang sebenarnya sebagaimana kenyataan yang terjadi di lapangan.

  2. Lokasi penelitian Penelitian ini mengambil lokasi sebagaimana tempat meneliti yakni di SMP Muhammadiyah 5 kota Makassar, yang berlokasi di jalan Gagak Kecamatan Mariso.

B. Pendekatan Penelitian

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologis, yaitu pendekatan yang meliputi aspek-aspek kejiwaan yang ada dalam diri siswa baik dari segi fisik maupun segi kognitifnya. Pendekatan psikologis ini dilakukan karena pembinaan akhlak terhadap siswa tidak sepenuhnya dapat dipaksakan dan diterapkan, 1 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. XXIX; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 5.

  42

  karena butuh proses atau waktu yang juga tergantung pada tingkat perkembangan

  2 psikologis siswa itu sendiri.

  Pendekatan psikologis sangat dibutuhkan untuk melihat dan memahami perkembangan akhlak peserta didik, sehingga mempermudah pendidik dalam memberikan pembinaan.

  Sumber Data C.

  Sumber data yang dimaksud adalah perolehan data/darimana data diperoleh,

  3 baik itu sumber primer ataupun sumber sekunder.

  1. Data Primer Data primer yaitu sumber data yang langsung berkaitan dengan objek riset. Yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan peserta didik. Adapaun guru dalam hal ini dikhususkan pada guru pembinan ekstrakurikuler.

  2. Data Sekunder Data sekunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi data-data primer. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku atau karya ilmiah yang isinya dapat melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini. Data sekunder berupa dokumen-dokumen dan buku-buku lain yang mendukung pembahasan ini.

2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Cet. 2; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 60.

  3

  43 D. Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi Observasi adalah proses yang dilakukan peneliti dengan cara mengamati secara langsung objek penelitian dan jarak dekat.

  Sugiyono dan Nasution, menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya biasa bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai

  4 dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

  Dapat dipahami bahwa metode observasi sangat penting untuk mengamati apa yang menjadi fokus penelitian untuk mendapatkan data yang akurat.

  2. Wawancara Wawancara adalah suatu metode atau cara yang dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan wawancara sama responden untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Wawancara penting dilakukan, sebab tidak semua data dapat diperoleh melalui observasi. Wawancara digunakan sebagai metode pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahn yang harus diteliti, dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan responden yang lebih mendalam.

  Jadi metode wawancara dalam hal ini sangat penting untuk mengetahui masalah lebih jauh karena peneliti berkesempatan bertemu langsung dengan sumber data (responden).

4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

  44

  3. Dokumentasi Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip buku, surat kabar, majalah, prasati, notulen rapat, lengger, agenda

  5 dan sebagainya.

E. Instrumen Penelitian

  Instrumen penelitian merupakan alat untuk memperoleh data atau informasi dari informan atau responden. Karena itu, instrumen (alat) peneliti harus betul-betul dirancang dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan data atau informasi sebagaimana yang diharapkan.

  Instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data atau informasi dari objek penelitian, yang digunakan, yaitu sebagai berikut:

  1. Pedoman Observasi Pedoman observasi (lembar pengamatan) adalah alat yang dibuat sebagai panduan untuk mengamati objek penelitian di lapangan yakni untuk memperoleh data tentang pembinaan akhlak melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah 5 kota Makassar.

  2. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara yaitu alat yang dibuat untuk melakukan wawancara pada responden yang berisi daftar pertanyaan sebagai panduan yang dibuat sebelum turun di lapangan. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, peneliti akan melakukan wawancara terhadap guru dan peserta didik di SMP Muhammadiyah 5 kota Makassar . 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi; Jakarta:

  45

  3. Alat Dokumentasi Alat dokumentasi yang digunakan seperti; taperecord, handphone berkamera, dan kamera digital.

  Dari uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa dalam suatu penelitian ilmiah ada beberapa instrumen (alat) penelitian yang akan digunakan untuk memperoleh data atau informasi dari objek yang diamati.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

  1. Teknik Pengolohan Data Data yang diperoleh di lapangan selama melakukan penelitian melalui observasi, wawancara dan dokumentasi diolah dengan teknik induktif. Teknik induktif adalah teknik pengolahan data dengan memulai dari masalah yang sifatnya khusus, kemudian dari hasil tersebut ditarik suatu kesimpulan secara umum.

  2. Analisis Data Miles dan Hubermen mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu (1) reduksi data (data reduction); (2)

  paparan data (data display

  ); dan (3) penerikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion

  drawing/verifying

  ). Analisis data kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan juga selama dan sesudah pengumpulan data. Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema dan polanya. Selanjutnya ditarik kesimpulan untuk menjawab fokus

  

6

  penelitian berdasarkan hasil analisis data. Selanjutnya tahap penarikan kesimpulan 6 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara,

  46

  atau verifikasi yang merupakan tahap lanjutan untuk menarik kesimpulan dari temuan data. Ini adalah interpretasi peneliti atas temuan dari suatu wawancara atau suatu

  7

  dokumen. Kaitan anatara analisis data dan pengumpulan data disajikan oleh

  8 Huberman dan Miles dalam diagram berikut :

  Pengumpulan Penyajian Data

  Data Reduksi Data

  Kesimpulan: penarikan/verifikasi Dalam menganalisis data hasil penelitian ini, penyusun menggunakan cara analisis deskriptif kualitatif. Setelah data diperoleh, baik hasil penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, maka data itu diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan akhir yang diinterpretasikan dalam bentuk kata-kata atau kalimat.

  7 Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu (Jakarta: Rajawali Perss, 2015), h. 180. 8 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. (Jakarta : Sabarti Akhaidah, 2010), h

BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Ruang Lingkup Pembinaan Akhlak

  1. Pembinaan

  Pembinaan adalah proses, cara, pembuatan pembaharuan, penyempurnaa, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pembinaan berarti membina, memperbaharui, atau proses, perbuatan, cara membina, usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil untuk memperoleh

  1 hasil yang kebih baik.

  Pembinaan yang dimaksud di sini merupakan usaha kegiatan mengarahkan peserta didik dalam melaksanakan suatu kegiatan pendidikan baik secara teori maupun praktek agar kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

  2. Akhlak

  a. Pengertian akhlak Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi majis af’ala, yuf’ilu if’alan yang berarti al-sajiyah

  (perangai), ath-thabia’ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-‘adat (kebiasaan,

  2 kelaziman), al-maru’ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama).

  Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu khuluq jamaknya khuluqun, menurut

  lughat

  diartikan sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata akhlak 1 2 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 117.

  Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (edisi revisi; Jakarta: Rajawali Press, mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian serta erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta, dan makhluk yang berarti diciptakan.

  Akhlak dalam ajaran agama tidak dapat disamakan dengan ajaran etika, jika etika dibatasi dengan sopan santun antar sesama manusia serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahariah. Akhlak lebih luas maknanya serta mencakup pula beberapa hal yang tidak merupakan sifat lahiriah. Misalnya yang berkaitan dengan sifat batin atau pikiran. Akhlak diniah (agama) mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang,

  3 tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa).

  Selain pengertian akhlak secara umum, juga terdapat akhlak secara Islam. Akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sebenarnya yang didasarkan pada jaran Islam. Akhlak Islam adalah akhlak yang di samping mengakui anilai-nilai universal sebagai dasar bentuk akhlak, juga mengakui nilai-nilai yang bersifat local dan temporal sebagi penjabaran atas

  4 nilai-nilai yang universal.

  b. Tujuan Akhlak Pada dasarnya, tujuan pokok akhlak adalah agar setiap muslim berbudi pekerti, bertingkah laku, berperangai atau beradat istiadat yang baik sesuai dengan ajara

  Islam. Di samping itu, setiap muslim yang berakhlak baik dapat memperoleh hal-hal berikut: 3 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan. 1996),h. 261. 4

  1) Rida Allah swt. Orang yang berakhlak sesuai dengan ajaran Islam, senantiasa melaksanakan segala perbuatannya dengan hati yang ikhlas, semata-mata karena mengharapkan rida

  Allah swt.

  2) Kepribadian Muslim Segala perilaku muslim, baik ucapan, perbuatan, pikiran ataupun kata hatinya mencerminkan sikap ajaran Islam.

  3) Perbuatan yang mulia dan terhindar dari perbuatan tercela Dengan bimbingan hati yang diridai Allah swt. Dengan keikhlasan, akan terwujud perbuatan-perbuatan yang terpuji, yang seimbang antara kepentingan dunia

  5 dan akhirat serta serta terhindar dari perbuatan tercela.

  c. Pembagian Akhlak Akhlak dapat dibagi berdasarkan sifatnya dan berdasarkan objeknya. Berdasarkan sifatya, akhlak dibagi menjadi dua bagian, yaitu: akhlak mahmudanh

  6 (akhlak terpuji) dan akhlak mazhmumah (ahlak tercela).

  1) Akhlak Mahmudah (akhlak Terpuji) Akhlak terpuji merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman. Tanda tersebut dimanifestasikan ke dalam perbuatan sehari-hari dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ajaran-ajaran yang terkandung dalam al-Qur’an dan al-hadis. Akhlak mahmudah dapat dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu: 5 6 Rosihan Anwar, Akidah Akhlak (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 211-212.

  a) Akhlak yang Berhubungan dengan Allah meliputi: (1) Menauhidkan Allah adalah mempertegas keesaan Allah atau mengakui bahwa tiada sesuatupun yang setara dengan Dzat, Sifat, Af’al, dan Asma

7 Allah.

  (2) Takwa kepada Allah mempunyai dua sisi, yakni sisi duniawi dan sisi ukhrawi. Sisi duniawi yaitu memerhatikan dan menyesuaikan diri dengan hukum-hukum alam yang ditetapkan Allah. Sedangkan sisi ukhrawi yaitu

  8 memerhatikan dan melaksanakan hukum-hukum syariat.

  (3) Dzikrullah Allah swt.berfirman dalam QS al-Baqarah/2: 152.

        

  Terjemahnya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu dan

  9 bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

  (4) Tawakkal mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pemahaman manusia akan takdir, rida, ikhtiar, sabar dan doa. Tawakkal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah swt.untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudharatan, baik menyangkut urusan dunia

  10 maupun urusan akhirat.

  b) Akhlak terhadap Rasulullah SAW (1) Mencintai dan memuliakan Rasul 7 8 Rosihan Anwar, Akidah Akhlak, h. 215. 9 Rosihan Anwar, Akidah Akhlak, h. 219. 10 Kementerian Agama RI. Al- Quran dan Terjemahnya (Bandung: WALI. 2012), h. 23.

  Sebagai seorang muslim atau mukmin sudah seharusnya dan sudah sepantasnya kita mencintai beliau melebihi cinta kita kepada siapapun selain Allah swt. Bila iman kita tulus, lahir dari lubuk hati yang palin dalam tentulah kita akan menxintai beliau, karena cinta itulah yang membuktikan kita betul-betul beriman atau tidak kepada

  11 beliau.

  

            

      

  Terjemahnya : Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang di anugrahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang yang benar, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh.

  12 Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An-Nisa’ 4:69)

  Rasulullah SAW bersabda :