PEMUDA KARANG TARUNA “SEJATI” DAN PEMBANGUNAN DI DESA ALENANGKA KECAMATAN SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI

  PEMUDA KARANG TARUNA “SEJATI” DAN PEMBANGUNAN DI

DESA ALENANGKA KECAMATAN SINJAI SELATAN

KABUPATEN SINJAI

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.SOS), Pada Jurusan Ilmu Politik

Fakultas Ushuluddin, Filsafat Dan Politik

UIN Alauddin Makassar

  Oleh:

  

BAHARUDDIN

NIM: 30600112004

  JURUSAN ILMU POLITIK FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK UIN ALAUDDIN MAKASSAR

  2017

  

MOTTO

“ Lebih baik berusaha daripada harus diam, karena berusaha saja

belum tentu kita akan mendapatkan hasil yang maksimal apalagi

kalau hanya diam dan menunggu waktu yang menjawabnya.”

  

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL MOTTO .......................................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

ABSTRAK ...................................................................................................... xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..........................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ....................................................................

  11 C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian ..............................

  11 D. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................

  12 E. Tinjauan Pustaka ......................................................................

  12 BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN KONSEPTUAL.......................

  19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................

  32 B. Jenis Penelitian .........................................................................

  32 C. Sumber Data .............................................................................

  36 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................

  37 E. Metode Analisis Data ..............................................................

  39 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................

  40 1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Sinjai ............................

  41 2. Karakteristik Wilayah Kecamatan Sinjai Selatan ...............

  50 3. Karakteristik Wilayah Desa Alenangka .............................

  52 B. Organisasi Karang Taruna “SEJATI” .....................................

  57 C. Hasil Penelitian

  1. Pola Relasi Yang Terbangun Antara Pemuda Karang Taruna Sejati Dengan Pemerintah Di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai .........................................

  61

  2. Peranan Pemuda Karang Taruna Sejati Terhadap Pembangunan Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai Dalam Mengoptimalkan Tugas Dan Fungsinya .................

  78 BAB V Pentup A. Kesimpulan ..............................................................................

  77 B. Saran .........................................................................................

  79 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  80 LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR TABEL

Table 1.1 Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah Kecamatan Sinjai Selatan ...................................................................................

  51 Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Desa Alenangka ..................................................

  53 Table 1.3 Jumlah Tempat Peribadatan di Desa Alenangka..............................

  54 Table 1.4 Singkronisasi Program Kerja Karang Taruna “Sejati” dengan Desa Alenangka ...............................................................................

  64

  

ABSTRAK

Nama : BAHARUDDIN NIM : 30600112004

Judul : Pemuda Karang Taruna dan Pembangunan Di desa Alenangka

Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai.

  Skripsi ini membahas Pemuda Karang Taruna dan Pembangunan Di desa

  Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai. Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui bagaimana pola relasi yang terbangun antara pemuda Karang Taruna dengan pemerintah di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai dan untuk mengetahui bagaimana peran pemuda karang taruna di desa alenangka kecamatan sinjai selatan kabupaten sinjai untuk mengoptimalkan tugas dan fungsinya. Teori yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Pemuda dan Pembangunan politik

  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif dan pendekatan berbasis kapasitas asset. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan alat bantu berupa pedoman wawancara dan kamera handphone. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : Pola relasi yang terbangun antara pemuda karang taruna

  “Sejati” dengan pemerintah desa alenangka adalah sebuah pola relasi antar lembaga dan pola relasi sepihak. Dimana dalam hal ini pola relasi antar lembaga sangat baik karena di dasari dengan asas kekeluargaan, namun disisi lain karang taruna

  “Sejati’ ini belum mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat karena pro terhadap pemerintah tetapi kontra dengan masyarakat sedangkan pola relasi sepihak sangat tidak baik karena di dalam anggota Karang Taruna “Sejati” terdapat konflik internal serta adanya segelintir anggotanya yang di fungsikan oleh kepala Desa setempat. Berdasarkan Pendekatan berbasis kapasitas asset sehingga dalam lingkungan masyarakat pasti memiliki sesuatu yang dapat di berdayakan berdasarkan potensi dan aset yang di miliki. Hanya saja kesadaran akan potensi tersebut sering kali tertutupi oleh tekanan yang ada dan juga keengganan untuk bangkit dari titik nyaman yang selama ini telah menjadi kebiasaan yang mereka lakukan sehingga adanya ketidak sesuaian dari pola kerja karang taruna

  “Sejati” yang ada di kabupaten sinjai khususnya di desa Alenangka padahal mereka memiliki peran yang sangat penting untuk melakukan suatu perubahan hanya saja mereka masih kurang kesadaran dari masing-masing anggota karang taruna “Sejati” yang mana apabila mereka dapat bersatu maka dapat tercapainya tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

  “Satu revolusi melahirkan banyak generasi. Namun satu generasi dapat pula melahirkan banyak revolusi”. Inilah sebuah pepatah yang sering kali di diucapkan oleh Bung Karno untuk melukiskan keunggulan kaum muda dari generasi 28, yang dianggapnya paling penuh dinamika dan kepeloporan.

  Meletakkan seluruh sejarah tanah air dalam sebuah tali yang panjang, suka atau tidak suka, kitapun akan sampai pada kesimpulan yang sama. Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, dan Tan Malaka hanyalah serpihan contoh figure gemilang

1 Keempat tokoh ini masih mewarnai aliran politik generasi ’28 sampai saat ini.

  Indonesia saat ini termasuk didalamnya pemuda yang melakukan relasi dengan pemerintahan baik itu di skala Desa/Kelurahan maupun di Kecamatan. Adapun hadis yang mendukung perlunya relasi atau hubungan antar sesama karena satu sama lain saling menguatkan. Hadits H.R. Bukhari dan Muslim :

  2 ) لمسمو يراخبلا هاور( ا ًضْعَب ُه ُضْعَب ُّد ُشَي ِناَيْنُب ْلَكَ ِنِمْؤُمْلِل ُنِمْؤُمْلَا

  Artinya: “Seorang mukmin terhadap mukmin (lainnya) bagaikan satu

  bangunan, satu sama lain saling menguat kan.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

1 Deny,Gerakan Mahasiswa dan Politik Kaum Muda era 80-an(Yogyakarta:

  LKIS,2006).Hal. 41

  Apa yang disabdakan Rasulullah saw. dengan hadis di atas melukiskan gambaran ideal perlu adanya hubungan satu sama lain. Di masa Rasulullah saw dan generasi awal umat mukmin, keadaan itu merupakan realitas, bukan mimpi. Bila kita merenungkan hadis di atas seraya membuka lembaran-lembaran sejarah kehidupan assalafus-shalih (generasi terdahulu yang saleh). Dalam persepsi yang berkembang, peran pemuda dipandang dalam dua perspektif. Disatu sisi pemuda dalam perspektif patologis (cara pandang orangtua terhadap generasi muda) dianggap sebagai anggota masyarakat yang cenderung anarkis, suka memberontak serta tak acuh. Dalam perspektif agensi (cara pandang pemuda memandang dirinya sendiri), pemuda ingin dilihat sebagai objek yang memiliki kreatifitas dan mampu memberdayakan serta memajukan dirinya. Di sisi lain persepsi pemuda yang berland askan alqur’an yaitu pada Q.S Al Kahfi / 18 : 60

                 Terjemahnya :

  “Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya”Aku tidak

  akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah

  3 lautan atau aku akan berjalan sampai bertahun- tahun”

  Kriteria pemuda menurut surah AL Kahfi ayat 60 ialah Tidak berputus asa, pantang menyerah sebelum cita

  • –citanya tercapai Contoh konkret Nabi Musa. Maka dengan adanya hal tersebut sehingga berbagai macam upaya yang
dilakukan generasi muda untuk menunjukan identitas dan melawan perspektif patologis tersebut dan menjadi seorang pemuda seperti yang ada dalam kandungan surah di al- qur’an yang telah di turunkan oleh Allah SWT.

  Dalam upaya mendukung segala kegiatan dalam masyarakat untuk mencapai suatu tujuan bersama merupakan keinginan semua masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut dalam upaya peningkatan pembangunan desa terutama melalui efisiensi dana yang diperuntukan bagi pembangunan maka otonomi desa, alokasi dana Desa (ADD) 1,5 M serta pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang merupakan alternatif, agar pemerintahan desa dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri baik dalam perencanaan, pembiayaan maupun dalam pelaksanaan pembangunan sehingga mampu melayani dan mengayomi

  4

  masyarakat. Selain itu untuk mengoptimalkan segala kegiatan yang ingin dicapai oleh masyarakat maka di didirikanlah sebuah organisasi. Organisasi yang dimaksud disini adalah organisasi yang berada dilingkungan dan disekitar masyarakat yaitu organisasi Pemuda Karang Taruna. Organisasi pemuda karang taruna berfungsi sebagai wadah pembinaan para pemuda atau pemudi di desa atau kelurahan tersebut. Pemuda Karang Taruna disini, tentunya mengambil serta merekrut para pemuda atau pemudi yang asli berdomisili di wilayah tersebut untuk menjadi kader yang notabenennya kuat serta terpercaya. Adapun ayat yang membahas tentang hal ini yakni Q.S Al Qashas / 28 : 26.

         Terjemahnya : :

  “Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk

  5 bekerja(pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya ”.

  Tugas utamanya berkaitan dengan kegiatan-kegiatan positif seperti kesenian, olahraga, bakti sosial dan kegiatan positif lainnya. Dan menurut Peraturan Menteri sosial Republik Indonesia No.77 / HUK / 2010 tentang Pedoman Dasar organisasi pemuda karang tarunamenyebutkan bahwa “Pemuda karang taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah pedesaan, kecamatan, kabupaten, provinsi maupun di pusat terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan s ocial”. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna juga berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa/Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang. Karang Taruna beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya diatur keanggotaannya mulai dari pemuda/i berusia mulai dari 11 - 45 tahun) dan batasan sebagai Pengurus adalah berusia

  6 mulai 17 - 35 tahun.

  Dengan adanya Karang Taruna dimaksudkan sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat, khususnya generasi muda dalam rangka mewujudkan rasa kesadaran dan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat pada umumnya. Tujuannya tidak lain adalah terwujudnya kesejahteraan sosial yang semakin meningkatbagi generasi muda di Desa/Kelurahan yang memungkinkan pelaksanaan optimalisasi fungsional sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial di lingkungannya melalui usaha-usaha

  7

  pencegahan, pelayanan dan pengembangan sosial. Dengan demikian jelas bahwa sasaran yang ingin dicapai oleh karang taruna dititik beratkan pada kesadaran dan tanggung jawab sosial, sehingga dapat mewujudkan dengan baik kesejahteraan sosial yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka tugas pokok Karang Taruna adalah bersama-sama dengan pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda,baik yang bersifat preventif, rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda dilingkungannya. Sejalan dengan tugas pokok di atas, Karang Taruna melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut :

  1).Penyelenggara usaha kesejahteraan sosial. 2).Penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat. 6 7 http://lib.unnes.ac.id/23559/1/1201410043.pdf/diakses 11/02/2017 Endang Ahmad, 125010024 (2017) PERANAN KARANG TARUNA DALAM

  

MEMBINA KEPRIBADIAN YANG PARTISIPATIF DI MASYARAKAT( Studi Deskriptif

  3). Penyelenggaraan usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang actual. 4).Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di lingkungannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan.

  5).Penyelenggaraan kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda dilingkungannya.

  6).Penanaman pengertian, memupuk dan meingkatkan kesadaran tanggung jawab sosial generasimuda.

  7).Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia . 8).Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi di lingkungannya secara berswadaya.

  9).Penyelenggaraan rujukan, pendamping dan advokasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.

  10).Penguatan sistim jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagai sektor lainnya.

  Dengan melihat fungsi-fungsi di atas, terlihat bahwa kegiatan Karang Taruna diarahkan untuk menciptakan watak yang taqwa, terampil dan dinamis serta penanaman kesadaran dan tanggung jawab sosial yang tinggi. Kesadaran dan tanggung jawab sosial yang tinggi pada gilirannya akan menumbuhkan disiplin sosial dalam kehidupan pribadi dan kelompok sehingga menjadikan generasi muda memiliki kesiapan dalam menanggulangi berbagai masalah sosial dilingkungannya. Jadi pembinaan disini selain dapat menolong generasi muda itu sendiri, juga dapat menolong orang lain yang menyandang masalah sosial.

  Sedangkan yang menjadi sasaran kualitatif yang hendak dicapai dalam pembinaan Karang Taruna adalah :

  1) Karang Taruna sebagai wadah pembinaan generasi muda ditingkat Desa dan Kelurahan mampun berperan sebagai organisasi sosial kepemudaan dalam mencegah kenakalan remaja. 2) Karang Taruna mampu menjadi wadah penyiapan kepeloporan dan kemandirian.

  3) Karang Taruna menjadi wadah penyelenggara usaha-usaha ekonomi produktif.

  4) Karang Taruna diharapkan mampu menggali dan memanfaatkan potensi- potensi kesejahteraan sosial secara berdaya guna dan berhasil guna. Dalam pengembangannya, Karang Taruna dapat membentuk Unit Teknis sesuai dengan kebutuhan pengembangan organisasi dan program. Unit Teknis dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kelembagaan Karang Taruna dan pembentukannya harus melalui mekanisme pengambilan keputusan dalam forum yang refresentatif dan sesuai kapasitasnya. Untuk itu, sebagai contoh Unit Perbengkelan, Unit

  8 Peternakan, Unit Perikanan, Unit Pertukangan dan sebagainya.

  Optimalisasi Peran dan fungsi karang taruna dalam pembangunan di desa secara garis besarnya adalah:

  1. Membantu pemerintah desa dan merupakan mitra kerja dalam memberdayakan masyarakatdesa.

  2. Tugas-tugasnya (pasal 91) adalah :

  a. Menyusun rencana pembangunan secara partisipatif (melibatkan unsur masyarakat terutama kelompok masyarkat miskin).

  b. Melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif (melibatkan masyarakat secara demokratis dalam pembangunan).

  c. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi gotong-royong dan swadaya masyarakat (mengembangkan prakarsa masyarakat).

  3. Ikut mencari solusi terhadap permasalahan kolektivitas desa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  4. Perencanaan pembangunan desa kelurahan merupakan salah satu bagian yang sangat penting didalam pengentasan kemiskinan yang di motori oleh lembaga kemasyarakatan khususnya karang taruna dengan konsep pemberdayaan masyarakat dengan memuat penanggulangan kemiskinan.

  9 Adapun konsep

  penanggulangan kemiskinan yaitu sebagai berikut : 1) Kolektivitas (melibatkan warga masyarakat setempat dalam organisasi masyarakat secara proaktif ).

  2) Transfer langsung kegiatan masyarakat untuk kepentingan umum berupa peltihan-pelatihan.

  3) Demokratis (yang dilakukan secara musyawarah mufakat dengan dasar norma-norma sosial danagama).

  4) Bermitra dengan lembaga-lembaga Negara (eksekutif, legislatif, Yudikatif, kepolisian, dan lain-lain).

  5) Memahami bahwa pendekatan pemberdayaan hanyalah strategi bukan tujuan karena tujuan yang terpenting dan utama ialah pengentasan kemiskinan.

10 Berdasarkan peran dan fungsinya sebagai wadah pembinaan dan

  pengembangan tentunya pemuda karang taruna di sini tidak lepas dari adanya korelasi terhadap pemerintah sebagaimana halnya yang tercantum dalam Undang- undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Dengan Undang- undang ini dapat diinterpretasikan akan semakin kuatnya optimalisasi peran dan fungsi Karang Taruna di tingkat Desa, Kelurahan, Kabupaten, termasuk provinsi dan nasional. Tidak sedikit pemerintah daerah yang peduli dan bertanggung jawab terhadap Karang Taruna sebagai mitra strategic dalam pengembangan daerah (bukan sebagai alat politik). Dengan Undang-undang nomor 32 ini secara hakikinya pemerintah bukan lagi sebagai penyedia layanan (rowel) tetapi sebagai

  11

  pengendali kebutuhan masyarakat (steering). Maka dengan adanya hal seperti itu sehingga pemuda Karang Taruna seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat, pemerintah serta pihak-pihak yang terkait, tetapi realitanya tidak demikian dengan melihat begitu banyaknya pemuda/pemudi yang kurang mendapatkan perhatian serta sulitnya untuk mengekspresikan diri, seperti halnya dengan gerakan pemuda Karang Taruna di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai, meskipun terbentuknya pergerakan ini sudah lama namun realitanya di lapangan selama terbentuk tidak pernah memiliki sebuah pergerakan (vakum). Sejatinya karang taruna ini sebagai organisasi yang bekerja berdasarkan peran dan fungsinya yang memiliki program kerja (proker) yang ideal dan memiliki hak untuk memperoleh Dana dari pemerintah Desa setempat sebagai mitra pemerintah namun ternyata hanya di manfaatkan tidak sebagai mestinya oleh oknum-oknum tertentu. Sehingga dengan begitu banyaknya ketimpangan yang terjadi pada organisasi pemuda Karang Taruna ini yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul:

  “Pemuda Karang Taruna dan Pembangunan Di desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai.

  B.

   Rumusan Masalah

  Pada penelitian ini, fokus masalah yang diajukan adalah

  1. Bagaimana pola relasi yang terbangun antara Pemuda Karang Taruna “Sejati” dengan Pemerintah di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten

  Sinjai?

  2. Bagaimana peranan Pemuda Karang Taruna “Sejati” sebagai mitra pemerintah terhadap pembangunan di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan

  Kabupaten Sinjai dalam mengoptimalkan tugas dan fungsinya? C.

   Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

  1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana pola relasi yang terbangun antara pemuda Karang Taruna

  “Sejati” dengan pemerintah di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai. b.Untuk mengetahui bagaimana peranan karang taruna

  “Sejati” sebagai mitra pemerintah terhadap pembangunan di desa alenangka kecamatan sinjai selatan kabupaten sinjai dalam mengoptimalkan tugas dan fungsinya.

  2. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki dua manfaat yaitu manfaat praktis dan manfaat akademis a) Manfaat Praktis

  Manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan empirik mengenai optimalisasi peran pemuda Karang Taruna

  “Sejati” dan Pembangunan Desa di desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai.

  b) Manfaat Akademis Manfaat akademis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan Ilmu Politik dan berguna juga untuk menjadi referensi bagi mahasiswa yang melakukan kajian terhadap hal yang berkaitan dengan penelitian penulis.

  D.

   Ruang Lingkup Penelitian

  Ruang lingkup adalah suatu batasan yang memudahkan dilaksanakannya penelitian agar lebih efektif dan efisien untuk memisahkan aspek tertentu sebuah objek. Dari pengertian diatas maka ruang lingkup penelitian yang dilakukan terbatas, objek yang diteliti hanya fokus terhadap optimalisasi peran pemuda Karang Taruna

  ”Sejati” dan pembangunan di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai.

  E.

   Tinjauan Pustaka

  Tinjauan pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian penulis, dengan maksud untuk menghindari duplikasi. Adapun penelitian terdahulu tersebut yaitu :

  1. Mochamad Ridwan Arif mahasiswa Fakultas Ilmu Sastra, Universitas Negeri Surabaya (2014) dalam jurnalnya yang berjudul “Peran Karang Taruna Dalam Pembinaan Remaja Di Dusun Candi Desa Candinegoro Kecamatan

  Candi desa Candinegoro sudah mempunyai kinerja yang sangat baik. Karang Taruna mampu menjadi agen perubah pemberdaya masyarakat untuk membangkitkan energi, inspirasi, antusiasme masyarakat, termasuk mengaktifkan, menstimulasi dan mengembangkan motivasi warga untuk bertindak. Karang Taruna dusun Candi juga mempunyai kemampuan sebagai pemberdaya masyarakat untuk menjalankan fungsi mediasi guna menghubungkan kelompok- kelompok yang sedang berkonflik agar tercapai sinergi dalam komunitas tersebut terlihat pada kegiatan-kegiatan yang dibuatnya dan terbukti para anggotanya di lingkungan masyarakat seperti pelaksanaan kegiatan kesejahteraan sosial, agama,

  12

  keterampilan maupun olahraga. Berdasarkan skripsi tersebut sehingga saya selaku peneliti menyimpulkan bahwasanya yang membedakan skripsi saya dengan yang sebelumnya adalah adanya ayat dan hadist yang menjadi landasan sebagai materi di bagian pendahuluan yang mana juga menjadi ciri khas penulisan karya ilmiah sebagai mahasiswa UIN Alauddin Makassar, teori yang digunakan sebagai pisau analisis yaitu dengan menggunakan teori pendampingan berbasis kapasitas asset (ABCD) dan hasil penelitian yang menunjukkan adanya anggota Karang taruna sejati sebagai Agent of the change yang tidak optimal karena pro terhadap pemerintah tetapi kontra terhadap masyarakat.

  2. Nurul Sawitri Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Partisipasi Pemuda Dalam Program Karang Taruna Desa (Studi pada Pemuda di Dusun Kupang Kidul Desa Kupang Kecamatan Ambarawa)” menyatakan 12 Mochamad Ridwan Arif, Peran Karangtauna dalam pembinaan remaja di dusun candi

  bahwa Partisipasi pemuda dalam program Karang Taruna desa di dusun Kupang Kidul menggunakan tiga tahap partisipasi, yaitu partisipasi dalam perencanaan partisipasi dalam pelaksanaan; dan partisipasi dalam pemanfaatan. Partisipasi dalam perencanaan pada program Karang Taruna yakni masyarakat khususnya pemuda dan remaja turut serta atau ikut andil dalam kegiatan merencanakan program, rekrutmen atau pemilihan anggota, serta pembentukan program yang akan dijalankan agar program kegiatan dapat diterima oleh masyarakat. Partisipasi dalam pelaksanaan pada program Karang Taruna yaitu turut sertanya masyarakat pada pelaksanaan program kegiatan di bidang pendidikan meliputi Bimbel (Bimbingan Belajar), Taman Pendidikan Alquran (TPA) Faktor pendukung partisipasi pemuda dalam program Karang Taruna dusun Kupang Kidul yaitu individu mempunyai kesadaran atau jiwa bersosial yang tinggi sehingga mereka peduli untuk membangun danmemajukan masyarakat khususnya pemuda dan remaja melalui program

  

13

  karang taruna yang telah ditetapkan. Berdasarkan skripsi tersebut sehingga saya selaku peneliti menyimpulkan bahwasanya yang membedakan skripsi saya dengan yang sebelumnya adalah adanya ayat dan hadist yang menjadi landasan sebagai materi di bagian pendahuluan yang mana juga menjadi ciri khas penulisan karya ilmiah sebagai mahasiswa UIN Alauddin Makassar, teori yang digunakan sebagai pisau analisis yaitu dengan menggunakan teori pendampingan berbasis kapasitas asset (ABCD) dan hasil penelitian yang menunjukkan adanya anggota Karang taruna sejati sebagai Agent of the 13 Nurul Sawitri, Partisipasi Pemuda Dalam Program Karang Taruna DESA Studi pada change yang tidak optimal karena pro terhadap pemerintah tetapi kontra terhadap masyarakat.

  3. Rina Martha Errawati Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Jember (2014) dalam skripsi Peran Karang Taruna Dalam Pembinaan Pemuda (Studi Deskriptif Pada Kegiatan Karang Taruna Karya Muda (Kartayudha) Di Desa Pontang Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember) menyatakan bahwa Hasil penelitian tentang peran karang taruna dalam pembinaan pemuda di Desa Pontang Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember ialah terdapat peran karang taruna dalam pembinaan pemuda yaitu perannya sebagai pemberi dukungan melalui kegiatan olahraga.

  Dalam upayanya melakukan pembinaan pada pemuda, karang taruna tidak bekerja sendiri melainkan juga karena adanya peran dari masyarakat. Dari hal tersebut terlihat hasil pembinaan pada pemuda di Desa Pontang berupa beralihnya kegiatan-kegiatan negatif pemuda seperti mengkonsumsi miras, judi, dan “ngopi” di warung-warung kepada kegiatan olahraga, yang dalam kegiatan ini pemuda dibiasakan untuk patuh terhadap nilai dan norma masyarakat serta dijauhkan dari perilaku yang dapat mendekatkan mereka kepada miras salah satunya. Maka dapat disimpulkan bahwa peran karang

  14 taruna dalam pembinaan pemuda adalah sebagai pemberi dukungan.

  Berdasarkan skripsi tersebut sehingga saya selaku peneliti menyimpulkan bahwasanya yang membedakan skripsi saya dengan yang sebelumnya adalah adanya ayat dan hadist yang menjadi landasan sebagai materi di bagian 14 Rina Martha Errawati, Peran Karang Taruna Dalam Pembinaan Pemuda, Studi pendahuluan yang mana juga menjadi ciri khas penulisan karya ilmiah sebagai mahasiswa UIN Alauddin Makassar, teori yang digunakan sebagai pisau analisis yaitu dengan menggunakan teori pendampingan berbasis kapasitas asset (ABCD) dan hasil penelitian yang menunjukkan adanya anggota Karang taruna sejati sebagai Agent of the change yang tidak optimal karena pro terhadap pemerintah tetapi kontra terhadap masyarakat.

4. Setiyo Pamungkas dalam jurnalnya yang berjudul “Peranan Pemuda Karang

  Taruna dalam Kegiatan Gotong Royong Masyarakat (Studi Kasus Masyarakat Desa Kerjo Kidul, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri)

  ” menjelaskan Sikap gotong royong ini sangat berperan sekali untuk memperlancar pembangunan yang berguna bagi kesejahteraan masyarakat. Kegiatan gotong royong dilakukan oleh para pemuda Desa dan juga masyarakat. Rasa kebersamaan ini muncul, karena adanya sikap sosial tanpa pamrih dari masing-masing individu untuk meringankan beban yang sedang dipikul. Manfaat gotong royong dapat kita rasakan secara langsung anatara lain: pekerjaan akan dengan cepat terselesaikan, tanpa terasa persaudaraan dan kebersamaan sesama warga semakin erat, dalam hal gotong royong menjaga keamanan memberikan manfaat keamanan lingkungan semakin terjamin, terciptanya ketentraman dan kedamaian dalam masyarakat. Dalam kegiatan gotong royong juga muncul berbagai kendala yang menghambat kegiatan gotong royong seperti kekompakan dan penentuan waktu kegiatan gotong royong. Hal-hal tersebut seharusnya harus dapat diselesaikan oleh pihak pemuda Karang Taruna dan masyarakat sehingga kegiatan gotong royong dapat berjalan dengan baik dan lanncar. Simpulan penelitian ini adalah kegiatan gotong royong dilakukan oleh para pemuda Karang Taruna dan juga masyarakat Desa. Berbagai kegiatan gotong royong dilakukan dengan baik tapi juga tidak terlepas dari berbagai kendala seperti masalah kekompakan.

  Kesadaran dari seluruh elemen masyarakat bahwa kegiatan gotong royong merupakan tanggung jawab dari pemuda Karang Taruna dan masyarakat

  15 dengan tujuan untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sejahtera.

  Berdasarkan skripsi tersebut sehingga saya selaku peneliti menyimpulkan bahwasanya yang membedakan skripsi saya dengan yang sebelumnya adalah adanya ayat dan hadist yang menjadi landasan sebagai materi di bagian pendahuluan yang mana juga menjadi ciri khas penulisan karya ilmiah sebagai mahasiswa UIN Alauddin Makassar, teori yang digunakan sebagai pisau analisis yaitu dengan menggunakan teori pendampingan berbasis kapasitas asset (ABCD) dan hasil penelitian yang menunjukkan adanya anggota Karang taruna sejati sebagai Agent of the change yang tidak optimal karena pro terhadap pemerintah tetapi kontra terhadap masyarakat.

  5. Tri Laxmi Fitrikc jurusan politik dan kewarganegaraan fakultas ilmu sosial Universitas Negeri Semarang (2015) dalam Skripsinya yang berjudul “Peran gerakan muda bawang-barang kulon dalam menanamkan hidup gotong royong di desa barang,kecamatan jumo,kabupaten temanggung” menjelaskan Program Gambarku adalah menanamkan gotong-royong sehingga demi melancarkan sistem gotong royong dalam berbagai bidang kegiatan maka dibentuklah 15 Setiyo Pamungkas, Peranan Pemuda Karang Taruna dalam Kegiatan Gotong Royong divisi-divisi kegiatan dalam Gambarku yaitu divisi; 1) keagamaan, untuk menambah ketakwaan warga masyarakat kepada Tuhan yang Maha Esa, 2) keolahragaan, untuk meningkatkan keahlian pemuda dan waga masrakat dalam bidang olahraga, 3) kesenian, untuk melestarikan budaya lokal serta kesenian daerah dan keahlian warga masyarakat dalam bidang kesenian, dan 4) sosial, untuk meningkatkan rasa persaudaraan bagi segenap warga masyarakat desa Barang yang terfokus dalam suatu kegiatan gotong royong.

  Pelaksanaan kegiatan Gambarku adalah difokuskan pada kegiatan yang

  16

  melibatkan peran serta pemuda. Berdasarkan skripsi tersebut sehingga saya selaku peneliti menyimpulkan bahwasanya yang membedakan skripsi saya dengan yang sebelumnya adalah adanya ayat dan hadist yang menjadi landasan sebagai materi di bagian pendahuluan yang mana juga menjadi ciri khas penulisan karya ilmiah sebagai mahasiswa UIN Alauddin Makassar, teori yang digunakan sebagai pisau analisis yaitu dengan menggunakan teori pendampingan berbasis kapasitas asset (ABCD) dan hasil penelitian yang menunjukkan adanya anggota Karang taruna sejati sebagai Agent of the

  change yang tidak optimal karena pro terhadap pemerintah tetapi kontra terhadap masyarakat.

16 Tri Laxmi Fitrikc, Peran gerakan muda bawang-barang kulon dalam menanamkan

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN KONSEPTUAL Penelitian ini menggunakan kerangka teori yang digunakan sebagai pisau analisis adalah Konsep Pemuda dan Pembangunan Politik. Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami

  perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia, Pembangunan baik saat ini maupun nanti yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.

  Di pundak pemuda terdapat bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya, baik itu generasi sebelumnya atau sesudahnya. Hal ini karena mereka diharapkan dapat menjadi generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya dan generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara terus menerus. Pada generasi muda terdapat permasalahan yang sangat bervariasi dimana ketika tidak diatasi secara profesional maka pemuda akan kehilangan fungsinya sebagai penerus bangsa. Disamping menghadapi berbagai masalah pemuda memiliki potensi yang melekat pada dirinya dan sangat penting dalam artian sebagai sumber daya manusia yang

  17 berpotensi dan berkualitas. Berbagai potensi yang ada pada diri pemuda harus dikembangkan sesuai dengan bidangnya masing-masing dan jika itu terlaksana maka aktivitas pemuda akan memiliki konstribusi yang berarti bagi pembangunan bangsa ini terutama dalam bidang pendidikan. Pemuda menjadi penting bukan saja karena bagian terbesar penduduk Indonesia saat ini berusia muda, tetapi penting karena berbagai alasan antara lain.

  Pertama, pemuda adalah generasi penerus yang akan melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa.

  Kedua, kelangsungan sejarah dan budaya bangsa, corak dan warna masa depan suatu bangsa akan sangat ditentukan oleh arah persiapan atau pembinaan dan pengembangan generasi muda pada saat ini.

  Ketiga, terjaminnya proses kesinambungan nilai-nilai dasar negara. Yaitu dipandang dari sudut semangat kepemudaan yakni sumpah pemuda 1928, proklamasi 1945, Pancasila dan UUD 1945.

  Kehidupan sosial politik aspirasi pemuda berkembang cenderung mengikuti pola infra struktur politik yang hidup dan berkembang pada suatu periode tertentu. Akibatnya makin dirasakan bahwa dikalangan pemuda masih ada hambatan-hambatan untuk menumbuhkan satu orientasi baru yakni pemikiran untuk menjangkau kepentingan nasional dan bangsa diatas segala kepentingan lainnya. Dirasakan belum terarahnya pendidikan politik dikalangan pemuda dan belum dihayatinya mekanisme demokrasi Pancasila maupun lembaga-lembaga konstitusional, tertib hukum dan disiplin nasional, dimana merupakan hambatan bagi penyaluran aspirasi generasi muda secara institusional dan konstitusional.

  Studi pembangunan politik ada beberapa konsep yang perluh dipahami sebelum menjelaskan definisi pembangunan politik, yaitu : Perubahan politik dapat diartikan terjadinya perbedaan karakteristik dari suatu sistem politik pada periode tertentu ke periode lain atau dari sistem politik yang satu ke sistem politik lain. Misalnya dari system politik otoriter parlementer ke sistem politik demokrasi Pancasila. Persoalannya ialah, apakah perubahan itu bersifat progresif atau regresif.

  Konsep pembangunan mengandung usaha berencana, mempunyai sasaran yang relatif jelas, prosesnya bertahap dan tidak terdapat kekerasan. Pembangunan politik dapat dilihat sebagai implikasi politik dari pembangunan yang sasarannya antara lain mengembangkan kapasitas- kapasitas sistem politik sehingga mampu memelihara dirinya.

  Modernisasi bisa diartikan sebagai proses perubahan untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan masyarakat dapat hidup sesuai dengan dinamika perkembangan zaman. Karena itu modernisasi mengandung kondisi berupa sistem sosial yang bisa secara terus-menerus berinovasi tanpa mengalami disintegrasi, struktur sosial yang terdiferensiasi dan luwes, serta kerangka sosial yang menyediakan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan bagi kehidupan dalam dunia yang secara teknologi sudah maju (After dalam Ramlan Surbakti, 1992). Dengan demikian dapat dipahami bahwa perubahan politik meliputi semua ciri pembangunan dan modernisasi politik yang objeknya antara lain mencakup perubahan sistem nilai politik, truktur kekuasaan dan strategi

  18 kebijaksanaan umum.

  Konsep pembangunan politik menurut Hungtington dan Dominguez dalam beberapa bagian yaitu konotasi geografis, derivatif, teleologis, dan fungsional.

  Pertama konotasi geografis berarti terjadinya proses perubahan politik pada Negara-negara yang sedang berkembang dengan mengunakan konsep- konsep dan metode-metode yang pernah di gunakan di Negara maju, seperti konsep mengenai sosialisasi politik, komunikasi politik, dan sebagainya.

  Kedua, Pembangunan politik dalam arti derivative dimaksudkan bahwa pembangunan politik merupakan aspek dan konsekuensi politik dari proses perubahan yang menyeluruh, yakni modernisasi yang membawa konsekuensi pada pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, peningkatan pendidikan, media massa, perubahan status sosial, dan aspek-aspek lainnya.

  Ketiga, Pembangunan politik dalam arti teleologis dimaksudkan sebagai proses perubahan menuju pada suatu atau beberapa tujuan dari sistem politik.

  Tujuan-tujuan itu misalnya mengenai stabilitas politik, integrasi politik demokrasi, partisipasi, mobilisasi dan sebagainya.Juga tujuan pembangunan suatu bangsa meliputi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan, demokrasi, stabilitas dan otonomi nasional (Hungtington dan Ramlan Surbakti).

  Keempat, pembangunan politik dalam makna fungsional diartikan sebagai suatu gerakan perubahan menuju kepada suatu sistem politik ideal yang ingin dikembangkan oleh suatu negara misalnya Indonesia ingin mengembangkan

  

19

  sistem politik demokrasi konstutisional. Dari sini dapat dipahami bahwa konsep pembangunan politik berkonotasi ganda sehingga sulit dirumuskan definisi tunggal tentang pembangunan politik yang meliputi seluruh aspek pembangunan politik. Karena itu akan disajikan aneka ragam definisi pembangunan politik.

  Dari berbagai pemahaman definisi pembangunan politik, dapat dikemukakan bahwa gejala atau ciri utama pembangunan politik, yaitu equality (persamaan), capacity (kapasitas), dan differentiation and specialization (diferensiasi dan spesialisasi). Pertama, Equality (persamaan) yaitu pandangan tentang hal ini menunjukkan bahwa pembangunan politik menyangkut partisipasi massa dan keterlibatan rakyat dalam kegiatan- kegiatan politik.

  Partisipasi massa bisa berbentuk demokratis atau mobilisasi totaliter, tetapi yang penting bahwa semua orang harus menjadi warga Negara yang aktif. Kedua, Capacity (kapasitas) Yang dimaksud dengan kapasitas di sini adalah kemampuan sistem politik, yaitu mengenai output (hasil) sistem politik yang mampu mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat. Juga berkaitan kondisi dan prestasi pemerintah yang menyebabkan proses pelaksanaan kebijaksanaan umum menjadi efektif dan efisien. Ketiga, Differenziation dan Specialization (diferensiasi dan spesialisasi) bahwa ciri pembangunan politik ini berkaitan dengan analisis tentang struktur dan fungsi.

  Pembangunan politik pertama-tama mengenai diferensiasi dan spesialisasi struktur. Lembaga-lembaga pemerintahan masing-masing memiliki fungsi tersendiri dan terdapat pembagian kerja di dalamnya. Diferensiasi dapat menimbulkan peningkatan spesialisasi fungsional dari berbagai peranan lembaga- lembaga politik dalam sistem politik. Juga diferensiasi menyangkut integrasi dari struktur dan proses politik. Dengan demikian diferensiasi bukanlah fragmentasi dan isolasi masing-masing bagian dari sistem, melainkan spesialisasi berdasarkan pemahaman kesatuan yang menyeluruh.

  Struktur politik terdiri dari lembaga-lembaga politik baik yang ada dalam masyarakat yang disebut sebagai infra struktur politik maupun yang ada dalam pemerintahan disebut supra struktur politik. Sedangkan proses politik adalah interaksi atau pengaruh timbal balik dari lembaga-lembaga politik yang ada dalam sistem politik. Infra struktur politik dalam bentuk kelompok- kelompok

  20 kepentingan dan partai-partai politik.

  Pembangunan politik merupakan salah satu aspek pembangunan nasional yang bisa dipandang sebagai wahana bagi aspek pembangunan lainnya. Secara empiris proses modernisasi itu semenjak berlangsung di negara barat beberapa abad yang lalu, hanyalah dapat dilaksanakan melalui wadah sistem politik yang berbentuk negara-negara nasional. Untuk negara yang sedang berkembang, pembangunan politik bertujuan mempertinggi kapabilitas dari wadah tersebut,

  21 atau mempertinggi sistem politiknya.

  Sementara itu, Lucian W Pye merumuskan berbagai macam pembangunan politik:

  20 http://repository.ut.ac.id/4262/1/IPEM4434-M1.pdf/diakses 13/02/2017 Pertama: Pembangunan politik sebagai prasyarat politik bagi pembangunan ekonomi. Ketika pertamakali perhatian diarahkan pada masalah-masalah pertumbuhan ekonomi dan perlunya mengubah perekonomian yang berjalan lambat menjadi dinamis dengan pertumbuhan yang swasembada, ahli-ahli ekonomi dengan cepat menunjukan bahwa kondisi-kondisi sosial dan politik dapat memainkan peranan penentu yang dapat menghalangi ataupun membantu peningkatan pendapatan perkapita. Sehingga pantaslah bila pembangunan politik dipandang sebagai keadaan masyarakat politik yang dapat membantu jalannya pertumbuhan ekonomi.