GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH KABUPATEN SINJAI

  BAB 6 GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH KABUPATEN SINJAI Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) randal

  Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan

6.1. Kondisi Umum

6.1.1. Profil Geografi

a. Luas dan batas wilayah

  Secara geografis, Kabupaten Sinjai terletak di bagian pantai timur Propinsi Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 223 km dari kota

  o o

  Makassar. Tepatnya berada pada posisi : 5

  2’ 56” - 5 21’ 16” o o

  Lintang Selatan (LS)dan antara 119 56’ 30” - 120 25’ 33” Bujur Timur (BT)

  ◦ Luas wilayahnya berdasarkan data yang ada, seluas 819,96

2 Km ( 81.996 Ha)

  ◦ Secara administratif, Kabupaten Sinjai mencakup 9 (Sembilan) kecamatan yang terdiri dari 80 desa dan kelurahan. ◦ Posisi wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Bone (bagian

  Utara), Teluk. Bone (bagian Timur), Kabupaten Bulukumba (bagian Selatan) dan Kabupaten Gowa (di bagian. Barat)

Gambar 6.1 Peta Administasi Kabupaten Sinjai

  b. Topografi

  ◦ Secara morfologi, kondisi topografi wilayah kabupaten sangat bervariasi, yaitu dari area dataran hingga area yang bergunung. ◦ Sekitar 38,26 persen atau seluas 31.370 Ha merupakan kawasan dataran hingga landai dengan kemiringan 0

  • – 15 persen.

  ◦ Area perbukitan hingga bergunung dengan kemiringan di atas 40

  persen, diperkirakan seluas 25.625 Ha atau 31,25 persen

  ◦ Berdasarkan klasifikasi menurut ketinggian diatas permukaan laut

  (dpl), wilayah kabupaten terbagi ke dalam 5 (lima) klasifikasi

  • - Area dengan ketinggian 0 - 25 meter dpl , seluas 3.788 ha ketinggian , dengan luasan sebagai berikut :
  • Area dengan ketinggian 25 - 100 meter dpl, seluas 7.983 ha - Area dengan ketinggian 100 - 500 meter dpl, seluas 45.535 ha - Area dengan ketinggian 500 - 1000 meter dpl, seluas 17.368 ha
  • Area dengan ketinggian > 1000 meter dpl, seluas 6.569 ha

  c. Iklim

  Sepanjang tahun, daerah ini termasuk beriklim sub tropis, yang mengenal 2 (dua) musim, yaitu musim penghujan pada periode April - Oktober , dan musim kemarau yang berlangsung pada periode Oktober - April. Selain itu ada 3 (tiga) type iklim (menurut

  Schmidt & Fergusson) yang terjadi dan berlangsung di wilayah ini,

  yaitu iklim type B2, C2, D2 & type D3 ◦ Area/zona dengan iklim type B2 dimana bulan basah berlangsung selama 7 - 9 bulan berturut – turut , sedangkan bulan kering berlangsung 2

  • – 4 bulan sepanjang tahun. Penyebarannya meliputi sebagian besar wilayah Kecamatan Sinjai Timur & Sinjai Selatan .

  ◦ Zona dengan iklim type C2, dicirikan dengan adanya bulan basah yang berlangsung antara 5

  • – 6 bulan, sedangkan bulan keringnya berlangsung selama 3 – 5 bulan sepanjang tahun.
Penyebarannya meliputi sebagian kecil wilayah Kecamatan. Sinjai Timur , Sinjai Selatan , & Sinjai Tengah

  ◦ Zona dengan iklim type D2, mengalami bulan basah selama 3 – 4 bulan , & bulan keringnya berlangsung selama 2

  • – 3 bulan. Penyebarannya meliputi wilayah bag. Tengah Kabupaten Sinjai , yaitu sebagian kecil wilayah Kecamatan Sinjai Tengah, Sinjai Selatan, & Sinjai Barat.

  ◦ Zona dengan iklim type D3, bercirikan dengan berlangsungnya bulan basah antara 3 – 4 bulan , & bulan kering berlangsung antara 3 – 5 bulan . Penyebarannya meliputi sebagian wilayah Kecamatan. Sinjai Barat, Sinjai Tengah &Sinjai Selatan Dari keseluruhan type iklim yang adatersebut

  ,KabupatenSinjaimempunyaicurahhujanberkisarantara 2.000 -

  • – 4.000 mm / tahun, denganharihujan yang bervariasiantara 100 160 harihujan / tahun kelembabanudara rata-rata, tercatatberkisarantara 64 - 87

  o

  persen, dengansuhuudara rata C - 32,4

  • – rata berkisarantara 21,1

  o

  C

d. Hidrologi

  ◦ Ada 2 (dua) jenis kategori hidrologi yang melingkupi wilayah Kabupaten Sinjai, yaitu jenis (1) air permukaan serta jenis (2) air tanah dangkal dan air tanah dalam. Kedua jenis air tersebut berasal dari air hujan yang sebagian mengalir di permukaan (run-off) dan sebagian lagi meresap kedalam tanah.

  ◦ Untuk jenis air permukaan, beberapa diantaranya adalah sungai – sungai yang mengalir melalui wilayah ini, diantaranya sungai (sg) Apareng, sg. Gareccing, sg. Manalohe, sg. Losisang, sg. Bihulo, sg. Pangisoreng, sg. Bintulang, sg. Arango, sg.Rumpala, sg. Tangka, sg. Mangottong, sg. Laure serta beberapa sungai kecil lainnya, yang sebagian besar bermuara ke Teluk Bone.

  ◦ Berdasarkan penelitian, potensi sumber air permukaan (’98) sebesar 15.137.280 ribu m3 atau debit sekitar 3,12 m3 / detik dan sebagian besar potensi air tersebut dimanfaatkan untuk keperluan pertanian. ◦ Mengenai air tanah dangkal dengan kedalaman sekitar 6 meter berupa sumur gali banyak mengandung kapur dan air tanah dalam dengan kedalaman 75

  • – 100 meter berupa sumur bor, banyak dimanfaatkan penduduk untuk keperluannya.

6.1.2 Profil Demografi

  6.1.2.1. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 6.1 Struktur penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

  Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa %

Laki- Laki 105.804 47% 108.806 48% 110.225 48% 110.801 48% 111.888 48%

Perempuan 117.718 53% 117.137 52% 118.079 52% 118.135 52% 119.294 52%

Jumlah 223.522 100% 225.943 100% 228.304 100% 228.936 100% 231.182 100%

  6.1.2.2Laju Pertambahan Penduduk

Tabel 6.2 Persentase Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2006-2011

  K E C A M A T A N PERSENTASE LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK TAHUN 2006 – 2011

  1

  2 010. SINJAI BARAT 1,13 020. SINJAI BORONG 0,36 030. SINJAI SELATAN 1,21 040.TELLU LIMPOE 1,12 050.SINJAI TIMUR 1,28 060. SINJAI TENGAH 1,06 070.SINJAI UTARA 1,91 080.BULUPODDO 0,36

  090.P.SEMBILAN 0,61 KABUPATEN SINJAI 1,17

Tabel 6.3 Banyaknya Penduduk, Kepala Keluarga dan Rata-Rata Anggota Kepala Keluarga di Kabupaten Sinjai Menurut Kecamatan, 2014 Kecamatan Penduduk Kepala Keluarga Rata-Rata Anggota Kepala Keluarga District Population Households Average of Households (1) (2) (3) (4) Sinjai Barat 24,311 5,965

  4 Sinjai Borong 19,073 4,871

  4 Sinjai Selatan 36,918 9,681

  4 Tellulimpoe 31,112 10,041

  3 Sinjai Timur 30,421 8,574

  4 Sinjai Tengah 27,507 7,622

  4 Sinjai Utara 43,505 10,864

  4 Bulupoddo 15,687 4,717

  3 Pulau Sembilan 7,963 2,162

  4 Sumber : Kabupaten Sinjai Dalam Angka 2015

6.2 PROFIL EKONOMI

6.2.1 Sektor Perkebunan

  Keadaan alam yang yang potensial didukung oleh masyarakat yang sebagian besar merupakan petani memungkingkan dapat dikembangkan berbagai jenis tanaman baik untuk tanaman pangan maupun perkebunan.

  Pengembangan sektor Perkebunan dan Kehutanan memberikan suatu keuntungan bagi Kabupaten Sinjai. Kabupaten Sinjai yang ekonomis yang berbasis pada sektor perkebunan, dengan luas potensi serta letak geografis yang mendukung, bagi pengembangan sektor ini.

  Disamping itu pengembangan sektor perkebunan diarahkan unuk meningkatkan produksi dan produktifitas, perbaikan mutu hasil dan pengembangan agribisnis komoditi perkebunan, pengembangan dan pengendalian pengelolaan hutan dan lahan serta rehabilitasi hutan dan lahan kritis.

  Sektor ini mengalami peningkatan, karena memiliki prospek yang cukup menjanjikan terkait dengan permintaan pasar. Dalam pengembangan sektor ini pemerintah mendukung sepenuhnya. Dengan program-program yang ditujukan untuk membantu petani serta peningkatan taraf hidupnya

  1.1.1.1.4

  1.1.1.1.2 B U

  1.1.1.1.5 C

  1.1.1.1.1 B U

  1.1.1.1.6 V

  1.1.1.1.3 K

  1.1.1.1.7 L

Gambar 6.2Peta Perwilayahan Komoditi Sektor Perkebunan di Kabupaten Sinjai

  Ada beberapajeniskomodititanamankeras yang dihasilkanwilayahini, sepertitanamankelapa, kelapahybrida, jambu mete, kopi, kakao, lada, kemiridantanamankeraslainnya,

  Adapunprodukunggulan yang diusahakanolehpetani, antaralain, Kopi Arabika, Kopi Robusta, Kakao, Jambu Mete, Cengkeh, VanilidanLada/Merica.

  Komoditi Unggulan Sektor Perkebunan antara lain :

  • Tanaman Cengkeh

  Tanaman Cengkeh merupakan salah satu komoditi andalan kabupaten Sinjai, tanaman ini merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang banyak diminati oleh investor, contoh tanaman ini merupakan campuran bagi industri rokok.

  Tanamaninibanyakdijumpai :

  1. Sinjai Selatan

  2. Sinjai Barat

  3. Sinjai Tengah

  4. Bulupoddo

  5. Tellulimpoe

  6. Sinjai Borong Luas area tanam : 5.409 Ha Produksi : 1.679 Ton Dengan Jumlah Petani : 9880 KK

  • TanamanCoklat / Kakao

  Tanaman coklat atau lebih dikenal dengan kakao, merupakan salahn satu komoditi andalan kabupaten Sinjai, Coklat yang dihasilkan oleh para petani merupakan coklat dengan kualitas baik. Tanaman ini banyak dijumpai hampir di semua kecamatan yang ada kecuali Kec. Pulau sembilan. Luas area tanam : 6.496 Ha Produksi : 3.218 Ton Dengan jumah Petani : 7.488 KK

  • Tanaman Lada / Marica

  Tanaman lada merupakan tanaman rambat yang memiliki rasa serta bau yang khas. Komoditi ini banyak dminati dan digunakan sebagai bumbu rempah-rempah, terutama untuk makanan. Komoditi ini dijumpai hampir di semua kecamatan dengan daerah pengembangan yakni :

  1. Kec. Sinjai Tengah

  2. Kec. Sinjai Selatan

  3. Kec. Tellulimpoe Luas area tanam : 3.336 Ha Produksi : 2.107 Ton Dengan jumah Petani : 6.642 KK

  • Vanili Komoditi ini merupakan salah satu komoditi unggulan yang nilai jualnya cukup yang cukup menjanjikan. Pengembangan Komoditi ini hampir di semua kecamatan yang ada kecuali kec. Pulau Sembilan. Luas area tanam : 1.573 Ha Produksi : 376 Ton Dengan Jumlah Petani : 3.557 KK
  • Kopi Arabika

  Komoditi ini merupakan komoditi hasil perkebunan dan sekaligus sebagai produk unggulan daerah yang setiap tahun diprogramkan, dikembangkan budidayanya. Komoditi ini merupakan tanaman yang hanya tumbuh pada daerah- daerah tertentu seperti halnya, kabupaten Sinjai yang keadaan alam dan iklimnya sangat cocok dengan komoditi tersebut. Pengembangan Komoditi ini di wilayah kecamatan :  Sinjai Borong  Sinjai Barat luas area tanam : 1.775 Ha Produks : 1.201 Ton

  Jumlah Petani : 2.167 KK

  • Kopi Robusta

  Komoditi ini merupakan komoditi hasil perkebunan dan sekaligus sebagai produk unggulan ini. Komoditi ini merupakan tanaman yang hanya tumbuh pada daerah- daerah dengan curah hujan dan struktur tanah yang baik pula., kabupaten Sinjai yang keadaan alam dan iklimnya sangat cocok dengan komoditi tersebut.

  Pengembangan Komoditi ini di wilayah kecamatan :  Sinjai Borong  Sinjai Tengah  Sinjai Barat  Tellulimpoe  Sinjai Selatan Luas area tanam : 3.284 Ha Produksi : 3.015 Ton Jumlah Petani : 7.393 KK

  • Jambu Mete

  Jambu Mete atau lebih dikenal dengan nama Jambu Monyet. Komoditi ini merupakan komoditi yang menjanjikan, selain harga jual yang cukup tinggi, pemeliharaan tanamanya tidak terlalu sukar. Pengembanan komoditi ini berada di Kec. Sinjai Timur, Sinjai Tengah, Sinjai Selatan, Tellulimpoe, dan Bulupoddo. Dengan luas dan volume produksi : Luas area tanam : 4.658 Ha Produksi : 1.721 Ton Dengan jumlah petani : 7.269 KK Sektorperkebunan dikabupatensinjai, dengandukungansumberdayaalamsertaiklimdanletakgeografis,dikemba ngkanberbagaikomoditi yang bernilaiekspor.

6.2.2 SektorPertanianPangandanHortikultura

  Keadaanalam yang yangpotensialdidukungolehmasyarakat yang sebagaianbesarmerupakanpetanimemungkingkandapatdikembangkan berbagaijenistanamanbaikuntukskalakecilmaupunbesar.

  Pengembangan sektor Pertanian tanaman pangan dan holtikultura ini memberikan suatu keuntungan bagi Kabupaten Sinjai. Kabupaten sinjai yang ekonomisnya yang berbasis pada sektor pertanian, dengan luas potensi serta letak geografis yang mendukung, bagi pengembangan sektor ini.

  Prospek yang dimiliki oleh kabupaten sinjai dalam pengembangan pertanian tanaman pangan dan holtikultura. Dalam pengembangan sektor ini pemerintah mendukung sepenuhnya. Dengan program- program yang ditujukan untuk membantu petani serta peningkatan taraf hidupnya.

  Komoditi – komoditi Unggulan Kabupaten Sinjai Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura dengan kawasan Pengembangan Komoditi andalan tanaman Pangan dan Holtikultura :

a. Kawasan Pengembangan Sayuran dataran Tinggi dengan jenis tanaman :

  Kawasan itu yakni, Kec. Sinjai Barat dan Sinjai Borong

  • Kentang Tanaman Kentang dikembangkan di 2 kecamatan yakni Kec. Sinjai Borong dan Kec. Sinjai Barat. Potensi lahan : 500 Ha Luas panen :

  43 Ha Dengan Produksi Pertahun : 260,30Ton

  • Kubis Tanaman kubis bukan merupakan sayuran yang asing lagi bagi masyarakat. Ada berbagai macam kubis yang diusahakan dan sangat digemari di Indonesia komoditi ini tumbuh baik pada tanah gembur, mudah menahan air (sarang) dan tanah tersebut banyak mengandung humus. Dan Menghendaki iklim
dengan suhu relatif rendah, kelembaban tinggi dan tumbuh baik pada ketinggian 1000 - 2000 dpl. Kabupaten Sinjai dengan kondisi alam serta iklim yang mendukung untuk pengembangan komoditi ini. Potensi Areal : 58 Ha Produksi : 224,40Ton Rata- rata produksi : 46,13 Kw/Ha

  • Bawang Daun Sayuran ini sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia dan popular Di kabupaten Sinjai, pengembangan komoditi ini di dukung dengan keadaan alam serta iklim yang menunjang, disamping itu nilai jual komoditi ini termasuk tinggi. DalampengembangankomoditiiniDinasPertaniantanamanpanga ndanholtikultura, telahmelakukanpembagiankawasanpengembangankomoditian dalankabupatensinjai. Khusununtuktanamaninidikembangkan di duakecamatanyakni, Kec.SinjaiBorongdanSinjai Barat, dengan : Potensi Areal :

  82 Ha Produksi : 270 Ton Dengan Produktifitas : 23,33 Kw/Ha

b. Kawasan Pengembangan Buah-Buahan

  Tanaman Buah-buahan merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan, tanaman ini adalah banyak dikembangkan oleh masyarakat, selain memiliki citra rasa yang khas serta mengandung banyak nutrisi yang cukup penting bagi kesehatan. Kawasan pengemembangan Buah-buahan di Kabupaten Sinjai ini terdapat di 4 (tiga) kecamatan, yakni Kecamatan Sinjai Selatan, Tellu Limpoe, Sinjai Tengah, dan khusus Sinjai Borong tanaman yang dikembangkan adalah Manggis

  Adapun jenis tanaman buah-buahan yang dikembangkan di daerah tersebut antara lain :

  • Durian Tanaman Durian ini telah dikenal oleh masyarakat kita, dengan citra rasa yang khas serta bentuk buah yang khas pula. Tanaman durian tumbuh baik di daerah dengan ketinggian < 800 meter diatas permukaan laut (m dpl), dan masih dapat tumbuh pada ketinggian 1.000 m dpl, tetapi produktivitasnya sangat rendah. Membutuhkan iklim basah dengan curah hujan 1.500
    • – 2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Waktu pembungaan dan pembuahan dibutuhkan bulan kering selama 3 bulan dengan curah hujan < 60 mm/bulan dengan suhu udara 28 – 29 0C Potensi Areal yang tersedia di 2 kecamatan yakni Sinjai Selatan dan Tellulimpoe seluas : 500 Ha. Produksi : 2.920,80 Ton dengan Produktivitas yakni : 140 Kw/Ha.

  • Rambutan Rambutan (Nephelium lappaceum) merupakan salah satu jenis buah-buahan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh manusia. Di Kabupaten Sinjai tanaman dibudidayakan secara luas. Rambutan tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur, dan mengandung sedikit pasir, pH tanah 6,5 - 7. Rambutan mampu tumbuh pada segala tipe-tanah,. Tinggi tempat antara 30- 500 meter, di atas permukaan air laut. yang baik, tanaman komoditi ini dikembangkan oleh masyarakat petani di kabupaten Sinjai. Daerah pengembangan tanaman ini terdapat di Wilayah Kecamatan Sinjai Selatan, Tellulimpoe, dan Sinjai Tengah. Potensi Areal yang terdapat di 3 kecamatan yakni Sinjai Selatan ,Tellulimpoe dan Sinjai Tengah seluas : 1.000 Ha.

  Produksi : 3.890 Ton dengan Produktivitas yakni : 1, 988 Kw/Ha.

  • Duku/Langsat

  Di Kabupaten Sinjai, tanaman ini dikembangkan oleh masyarakat petani. Dengan nilai jual yang ekonomis, komoditi ini dikembangkan di wilayah kecamatan Sinjai Selatan, Sinjai Tengah dan Tellulimpoe. Potensi Areal yang terdapat di 3 kecamatan yakni Sinjai Selatan ,Tellulimpoe dan Sinjai Tengah seluas : 1.100 Ha. Produksi : 4.821,60 Ton Produktivitas yakni : 136,589 Kw/Ha.

  • Manggis Menurut asalnya, manggis (Garcinia mangostana) merupakan buah asli daerah Asia Tenggara, tepatnya Semenanjung Malaya. Kini daerah tumbuhnya sudah tersebar sampai ke beberapa negara tropis, di antaranya Myanmar, Indocina, Indonesia, Filipina, dan Thailand. Di Indonesia, buah yang dijuluki "si hitam manis" ini, keberadaannya tergolong langka.. Dibandingkan jenis tanaman buah lainnya, tanaman manggis relatif lebih membutuhkan kondisi yang spesifik Pengembangan Tanaman ini, di Kabupaten Sinjai terdapat di Kecamatan Sinjai Borong. Tanaman buah Manggis ini memiliki rasa, warna, dan bentuk yang khas. Dengan potensi areal seluas 200 Ha, dengan produksi 631 ton

  serta produktifitas 28 kw/ha.

c. Kawasan Pengembangan Palawija

  Palawija merupakan tanaman kedua selain padi, tanaman palawija banyak dijumpai seperti jagung, kacang tanah, kedelai, kacang hijau, wijen dan lain sebagainya

  Di kabupaten sinjai, tanaman palawija banyak macamnya, dan olehnya itu pemerintah telah mengembangkan kawasan khusus, yang nantinya diharapkan dapat memberikan nilai yang tinggi baik dari segi produksi, dan mutu sehingga taraf hidup petani dapat meningkat. Daerah pengembangan palawija ini terdapat di kecamatan :

  1. Sinjai Timur 2.Sinjai Utara

  3.Bulupoddo dengan jenis komoditi yang dikembangkan adalah :

  • Jagung Tanaman jagung merupakan tanaman kedua setelah padi dan merupakn sumber karbohidrat yang tinggi. Selain nilai jualnya, tanaman ini merupakan kebutuhan pokok. Dengan potensi lahan di 3 kecamatan seluas : 7.609 Ha Produksi Sebesar : 49.208,00 Ton Dengan produkfivitas : 36,88 Kw/Ha
  • Kacang Tanah Kacang tanah merupakan tanaman yang banyak dikembang oleh masyarakat . komoditi ini Tumbuh baik pada ketinggian 0
    • 500 m dpl dengan Struktur tanah gembur dan drainase baik serta Keasaman (pH) tanah antara 6-6,5. Kabupaten Sinjai dengan iklim dan struktur tanah yang cukup baik, pengembangan komoditi ini masih cukup besar. Ini dapat dilihat dari :

  a. Potensi Areal seluas : 3.206 Ha

  b. Produksi sebesar : 5.898 Ton

  c. Produktivitas : 12,02 Kw/Ha Dengan data diatas, potensi pengembang komoditi ini masih luas.

d. Kawasan Pengembangan Padi

  Pengembangan Sektor Tanaman Pangan khususnya Padi digalakkan dalam mencukupi pemenuhan kebutuhan pangan menuju swasemda beras. Pengembangan sektor ini diupayakan untuk menjaga kualitas serta tersedianya beras khususnya dan peningkatan kesejahteraan petani. Kabupaten sinjai yang merupakan daerah pertanian yang cukup luas, serta ditunjang dengan infrastruktur pertanian, yang memadai seperti Irigasi baik teknis maupun semi teknis telah memberikan kontribusi yang cukup dalam pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat. Kondisi alam serta letak geografis yang baik maka pengembangan kawasan komoditi padi ini di delapan kecamatan, dan khusus beras merah di wilayah Sinjai Barat. Potensi Lahan seluas : 23.715 Ha Luas Panen sekitar : 24.317 Ha Dengan jumlah produksi : 154.602 Ton Produktifitas : 56,26 Kw/Ha.

6.2.3 Sektor Perikanan

  Kabupaten Sinjai yang memiliki garis pantai sepanjang 28 Km yang terdiri atas wilayah pantai daratan sepanjang 17 km danwilayahkepulauandenganpanjanggarispantai

  11 Km. Denganpanjanggarispantai yang dimilikiolehkabupatenSinjaimemilikiprospek yang cerahdalamhalpengembanganusaha di sektorperikanandankelautan, sepertiPerikanantangkap, Budidayalaut, Budidayatambak, budidaya air tawardanWisatabahari. KabupatenSinjaimemilikipotensiPerikanan yang besar yang didukungdenganketersediaansaranadanprasaranaPangkalanPendaratan Ikan, sehinggasangatmemungkinkanbagipengembanganusaha di sektorkelautandanperikanan.Hal inimemberikandukungan yang besardalamupayamenwujudkanKabupatenSinjaisebagaipemasokikanter besar di Sulawesi Selatan.

  Selain Perikanan tangkap, kabupaten sinjai juga memiliki potensi yang besar untuk pengembangan budidaya laut, tambak, dan budidaya air tawar.

  Gambar 6.3Peta Perikanan di Kabupaten Sinjai

  Wilayah pesisir Kabupaten Sinjai merupakan suatu kawasan pantai dan pulau dengan potensi perikanan yang cukup besar. Dengan panjang garisn pantai kurang lebih 28 Km termasuk keliling pulau dengan potensi penangkapan, budidaya laut (keramba dan Jaring Apung), perairan umum (sungai dan kolam) sangat menjanjikan.

a. Komoditi Unggulan/Andalan Sektor Kelautan Dan Perikanan

  2 Luas wilayah laut kabupaten sinjai sebesar 305,548 km yang

  merupakan potensi penangkapan ikan pelagis (besar dan Kecil) serta berbagai jenis ikan karang. Tingkat pemanfaatan yang hingga saat ini masih belum optimal dan penanganannya masih skala perikanan rakyat. Adapun produk unggulan antara lain

  1. Ikan Cakalang/Tongkol

  Ikan Cakalang/Tongkol merupakan komoditi. Daerah penyebaran ikan ini terdapat di Selat Makassar, Laut Flores serta di wilayah Teluk Bone dengan Kabupaten Sinjai sebagai daerah yang paling menonjol produksinya. Penyebaran ikan ini sekitar 10 mil dari pantai, dengan musim penangkapan bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain. Untuk kabupaten Sinjai penyebaran terjadi pada bulan Agustus sampai April dan bulan desember hingga Pebruari mencapai puncaknya. Potensi : 16.382,6 Ton/Tahun Produksi : 3.584 Ton

  2. Ikan Kerapu

  Daerah hidupnya di sekitar terumbu karang, pantai sekitar muara sungai, pasir bercampur karang dengan dasar karang yang keras pada kedalaman 5 – 30 meter dengan jarak 2 – 12 mil dari pantai. Penangkapan ikan kerapu ini dengan menggunakan alat tangkap yang dominan yakni pancing ladung dan bubu.

  Produksi tahun 2011 adalah 41,2 Ton

  3. Lobster

  Pengembangan komoditi ini di kembangan di daerah pantai kepulauan sembilan. Pengembangan komoditi ini dengan menggunakan keramba.

  Lobster dengan mana latin Panulirus sp merupakan komoditi andalan dengan produksi mencapai 7,43 ton dengan lokasi penangkapan dan budidaya di pulau sembilan. Pengembangan komoditi di kembangkan di daerah pantai wilayah pulau sembilan. Dengan menggunakan keramba dan jaring apung Potensi Budidaya : 186,9 Ha Produksi : 7,43 Ton

  4. Ikan Napoleon

  Ikan ini merupakan komodititi andalan denga nama latin

  Cheilinus sp,. Ikan Napoleon merupakan ikan yang memiliki nilai

  jual yang sangat tinggi. Potensi budidaya ikan ini di Kabupaten Sinjai dengan lokasi budidaya di kec. Pulau Sembilan.

  Potensi : 186,9 Ha Produksi : 0,9 Ton

  5. Rumput laut

  Pengembangan usaha budidaya laut di kabupaten Sinjai cukup besar, diperkirakan sekitar 186,982 Ha. Tersebar di sepanjang pantai dan pulau-pulau sembilan, namun pemanfaatannya masih sangat kecil dan baru dimanfaatkan sebagian saja. Komoditi ini merupakan salah satu komoditi unggulan di bidang perikanan.. Jumlah produksi setiap tahun terus bertambah mengingat komoditi ini banyak merupakan komoditi ekspor. Skala usaha budidaya ini masih dilakukan secara tradisional, terutama untuk rumput laut dengan menggunakan metode Tali Gantung.

  Potensi Budidaya : 360 Ha Jumlah Produksi : 3.215 Ton

  6. Teripang

  Komoditi ini merupakan salah satu komoditi unggulan di bidang perikanan yang pengembangannya di kecamatan pulau sembilan yang berada di pulau Batang lampe dan Kodingare. Potensi Budidaya : 186,9 Ha Produksi : 9,42 Ton

  7. Abalon / Mata tujuh

  Pengembangan komoditi ini di gugusan pulau sembilan yang terletak pada pulau Kanalo di kecamatan pulausembilan. Komoditi ini merupakan komoditi unggulan dan baru.

  Potensi Budidaya : 0,3 Ha Produksi Alami : 1,3 Ton

  8. Usaha Budidaya Tambak

  Usaha budidaya tambak merupakan usaha yang cukup menjanjikan. Komoditi yang dikembangkan adalah antara lain Udang Windu, Rumput Laut Jenis Gracillaria sp dan Ikan Bandeng. Potensi tambak di Kabupaten Sinjai seluas 678 Ha. Dengan daerah penyebaran usaha budidaya ini terdapat di Kec. Sinjai Utara dengan luas 316 Ha, Sinjai Timur seluas 315 Ha dan Kec. Tellulimpoe Seluas 11 Ha. Usaha budidaya ini pada umumnya masih berskala tradisional. Lahan yang telahdibukaseluas 648 Ha denganrealisasipenyebaranseluas 378 Ha. Peluang investasi di sektor ini masih cukup tersedia dengan pemanfaatan lahan yang telah dibuka. Budidaya tambak ini mempunyai prospek yang cukup baik.

a. Udang

  Budidaya tambak udang telah diusahakan oleh masyarakat pesisir di kabupaten Sinjai. Pengembangan komoditi ini berada di tiga kecamatan yakni Sinjai Utara, Sinjai Timur, dan Tellulimpoe. Komoditi ini merupakan salah satu produk unggulan perikanan yang mana telah menjadi komoditi ekspor untuk kabupaten sinjai.

  Potensi Budidaya : 658 Ha Produksi : 147,1 Ton

b. Ikan Bandeng

  Ikan bandeng merupakan komoditi yang cukup banyak dikembangakan oleh masyarakat pesisir. Pengembangan ini berada pada tiga kecamatan yakni, Kecamatan Sinjai Utara, Sinjai Timur, dan Tellulimpoe.

  Potensi Budidaya : 658 Ha Produksi : 390 Ton

9. Ikan Mas

  Pengembangan komoditi ikan mas berada di wilayah kecamatan sinjai barat. Pengambangan komoditi ini terdapatnya Balai Benih Ikan Air Tawar. Potensi Budidaya : 410 Ha Produksi : 32 Ton

6.2.4 Sektor Peternakan

  Pengembangan sektor Peternakan di Kabupaten Sinjai mendapat perhatian dari Pemerintah, terbukti dengan ditetapkannya Kabupaten Sinjai dalam program Gerbang Mas sektor Peternakan.

  Dengan program Gerbang Mas ini, kabupaten Sinjai yang memiliki iklim dan letak geografis yang menguntungkan. Disamping itu potensi lahan yang luas untuk pengembangan sektor ini masih luas dan tersedianya pakan yang melimpah merupakan salah satu indikator dipilihnya kabupaten Sinjai dalam pengembangan program Gerbang mas di sektor Peternakan.

  Salah satu upaya dalam pengembangan ini yaitu Pengembangan Sapi Perah, Pengemukan Sapi Potong, Pengembangan Kambing Bour. Dalam pengembangan Sapi perah, yang dimulai pada tahun 2002, yang setiap tahunnnya populasinya bertambah, awalnya hanya 73 ekor pada tahun 2009 mencapai 266 ekor.

  Disamping itu Pengembangan Kambing Bour yang nantinya akan dijadikan sebagai pejantan dan dikawin silangkan dengan kambing (PE) Jawa yang menghasilkan Kambing Bourwana yang nantinya merupakan kambing unggulan di Sulawesi Selatan.

  Adapunprodukunggulandanandalandisektorini :

  a. Sapi Perah

  Salah satu jenis ternak yang baru dikenal oleh masyarakat Ka- bupaten Sinjai adalah Jenis Sapi Perah. Sapi yang menghasilkan susu. Di mana daerah pengembangan sapi ini berada di kawasan Sinjai Barat. Sinjai Barat merupakan wilayah yang mempunyai iklim yang sejuk dan memungkinkan untuk jenis ternak tersebut dikembangkan. Dalam pengembangan sapi ini dimulai tahun 2002 dan kini telah menjadi salah satu andalan kabupaten sinjai. Susu yang dihasilkan oleh sapi ini telah dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Sinjai dan telah dipasarkan keluar daerah. Dan dalam pengembangannya Telah dibangun pabrik pengolahan susu di kabupaten sinjai guna mendukung Gerbang Mas Peternakan Sulawesi Selatan. Pabrik susu pasteursasi dengan merek “Susin” telah dipasarkan sampai ke ibukota provinsi Sulawesi Selatan. Disamping itu juga telah diproduksi es cream dengan merk “ Sanshu” dan makanan olahan susu lainnya seperti dodol dan permen susu. Populasi : 266 ekor Produksi Susu : ±306 Liter/hari

  b. Sapi Potong

  Pengemukan sapi yang merupakan metode yang dilakukan oleh para petani dengan bimbingan dari dinas peternakan. Populasi : 39.658 ekor Produksi Daging : 1.743.246 Kg

c. Kambing Boerawa

  Jenis kambing ini merupakan hasil persilangan antara kambing boer (Boergoet) yang berasal dari australia dengan kambing peranakan Etawa(PE), kambing Burawa ini di harapkan dapat menggantikan jenis kambing local yang selama ini di kembangkan masyarakat Keunggulan pada kambing burawa adalah memiliki bobot badan lebih berat di bandingkan dengan kambing local. Sehingga Pemerintah Kabupaten Sinjai telah menggalakkan pengembangannya terutama untuk mendukung Gerbang EMAS bidang peternakan.

  Jenis kambing burawa adalah jenis kambing unggulan dan merupakan kambing masa depan Sulawesi Selatan serta Kabupaten sinjai sebagai pusat pengembangannya Bruding Centre kambing Bur/Burawa di desa Bulu Tellu dan Kecamatan Bulupoddo Kab. Sinjai. Populasi Kambing Bour : 17 Ekor Kambing PE : 91 Ekor Boerawa : 26 Ekor

6.2.5 Sektor Pertambangan

  Kabupaten Sinjai merupakan salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki kaya akan barang tambang, mulai dari singkapan minyak bumi yang berada di sekitar pantai hingga laut di teluk bone sampai pada indikasi logam mulia.

  Ini dikarenakan oleh sejarah pembentukan dan pelapukan batuan yang terjadi berjuta-juta tahun yang lalu. Secara geomorfologi, kabupaten sinjai dapat dibagi atas 3 kelompok bagian yakni :

  a. Bagian timur merupakan morfologi pedataran, melandai dan mendatar ke arah pantai, memanjang dari utara ke seletan mengikuti garis pantai. Ketinggian anatar 25 m dari permukaan laut. Dengan kelerengan antara 0

  • – 10%, luas penyebaran kurang 10% dari luas wilayah

  b. Bagian tengah merupakan penyebaran morfologi bergelombang sedang, ketinggian antara 25-500M dari permukaan laut, dengan kelerengan antara 15%,15%-30%,30-70%. Luas sebaran sekitar 50% dari luas wilayah menempati kec. Bulupoddo, Sinjai Tengah, Sinjai Utara bagian timur, Sinjai tengah dan Sinjai Timur.

  c. Bagian Barat umumnya merupakan penyebaran morfologi bergelombang sedang hingga tinggi, berada pada ketinggian antara 500-2424 M dari permukaan laut, dengan kelerengan wilayah antara

  30

  • – 70%, dan setempat terdapat sudut lereng lebih dari 70%. Luas penyebaran sekitar 40% dari luas wilayah meliputi kec. Sinjai Barat dan Sinjai Borong. Bila kita lihat kabupaten Sinjai memiliki wilayah 3 Dimensi, yaitu, pantai, landai hingga pengunungan.

  Jenis bahan galian yang banyak dijumpai di kabupaten Sinjai antara lain :

a. Batu Bara

  Batu bara merupakan bahan galian fosil atau energi, batu bara dibentuk oleh tumbuh-tumbuhan yang hidup pada lingkungan air tawar, umumnya pada daerah tropis. Singkapan batu bara di kabupaten Sinjai tersebar tidak teratur.

  Batu bara Sinjai tergolong jenis lignit yang terendapkan pada lingkungan pasang surut purba Adapun lokasi singkapan :

  Bulu Pattuku dan Cenrana kec. BulupoddoDesa Panaikang dan Ds. Jekka-Panggo Kec. Sinjai TimurP. Burung Lohe Kec. Pulau Sembilan Dengan potensi singkapan :

  2 Bulupoddo dengan Luas Penyebaran :125.000 m

  Potensi :150.000 Ton

  2 Cenrana dgn Luas Penyebaran :1.500.000 m

  Potensi :270.000 Ton

  2 Bulu Pattuku dgn Luas Penyebaran :250.000 m

  Potensi :318.000 Ton

  3 Pulau Burung Lohe dgn Volume :1.050 m

  Potensi :1.365 Ton Ds. Panaikang dengan volume :130.000 Ton Ds. Jekka-Panggo dengan volume :19.500 Ton

  b. Indikasi logam Mulia (emas)

  Emas yang terindikasi di Kabupaten Sinjai diduga terbentuk dari hasil alterasi hidrotermal pada daerah kontak antara batuan penginduksi (basal dan andesit) dan batuan yang di-intrusi. Lokasi bahan tambang ini terdapat di :

  1. Wilayah Tompobulu Kec. Bulupoddo

  2. Wilayah Katute Kec. Sinjai Borong

  3. Wilayah Pulau Sembilan Volume / Potensi belum dapat diperkirakan

  c. Pasir Besi

  Endapan pasir Besi merupakan material ahsil erosi batuan gunung berapi (vulkanik) yang bersifat menengah sampai basa.. Lokasi endapat terdapat di sepanjang pantai Sinjai Timur. Pengendapan dengan konsentrat terbesar dijumpai di pantai kampung Baringen. Lapisan penutup adalah pasir pantai yang terdiri atas silika dan material organik. Potensi endapan seluas : 91,63 Ha

  Panjang : 3,7 Km Volume diperkirakan : 291.273,9 Ton

d. Andesit, Trakit, dan Basal

  Sebagai bahan galian bangunan, andesit, trakit dan basal termasuk bahan galian golongan C. Andesit mampunyai kenampakan fisik berwarna abu-abu sampai hitam, trakit berwana abu-abu, kompak, porfiritik sedangkan basal mempunyai sifat fisik, berwarna abu-abu tua, struktur kompak, tekstur afanitik.

  Lokasi bahan galian ini di kabupaten Sinjai :

  • Andesit Bahan galian ini banyak dijumpai di kabupaten Sinjai, namun demikian ada 4 lokasi yang dominan yaitu :

  1. Manubu (Ds. Patongko Kec. Sinjai Tengah)

  2. Bulu Banyira (Ds. Saotengah Kec. Sinjai tengah)

  3. Bulu Saukang (Ds. Saotanre Kec. Sinjai Tengah)

  4. Bulu Bara (Ds. Barambang Kec. Sinjai Borong)

  3 Dengan potensi sekitar 827.443.300 M

  • Trakit Bahan galian ini dijumpai di

  1. Bulucinaga (Ds. Lamatti Riaja Kec. Bulupoddo)

  2. Batutete (Ds. Duampanuae Kec. Bulupoddo)

  3. Bulu Kunyi (Ds. Lamatti Riattang Kec. Bulupoddo)

  4. Bulu Paria (Ds. Lamatti Riawang Kec. Bulupoddo)

  5. Bulu Maroanging (Ds. Polewali Kec. Sinjai Selatan)

  3 Dengan keseluruhan potensi 103.412.100 m

  • Basal Bahan galian ini dijumpai :

  1. Hodi (Ds. Palae Kec. Sinjai Selatan dan terus hingga Labettang dan Topengka di Kec. Sinjai Tengah)

  2. Kasuarang (Ds. Bonto Salama Kec. Sinjai Barat)

  3 Dengan volume keseluruhan sebesar 255.493 m

  e. Granodiorit

  Granodiorit merupakan batuan beku pembentukan kristal mineral relative sempurna. Batuannya bersifat asam yang mempunyai kekerasan tertinggi dan semua bahan galian. Bahan galian ini banyak djumpai dan tersebar di kecamatan Bulupoddo yaitu di Bulu Landari hingga Soppeng di Desa Tompo Bulu .

  3 Volume penyebaran keseluruhan sebesar 2.563.840.000 m .

  Bahan galian ini belum diolah sebagai batu hias dinding maupun lantai.

  f. Belerang

  Belarang di kabupaten Sinjai ditemukan pada danau di kaki bulit Porong , desa batu belerang kec. Sinjai Borong. Sumber daya belerang ini sukar diperhitungkan karena sifatnya hanya menempel pada batuan di danau kawah B.Porong dengan ketebalan kurang dari 1 mm. Jika dianggap luas

  2

  permukaan batuan di danau tersebut 300m maka volume

  3 belerang diperkiraan 0,3m .

  Belerang ini belum dikelola untuk keperluan industri rumah tangga, dan masyarakat sekitar memanfaat air belerang untuk penyembuhan penyakit kulit.

  g. Jasperoid

  Jasperoid mempunyai warna khas yakni belang merah putih dengan kekerasan lebih dari 7 skala Mohm. Bahan galian ini ditemukan di bukit sebelah utara hulu Salo Kasika, di kecamatan Sinjai Selatan. Sumber daya ini diperhitungkan dengan volume tubuh batuan yang muncul di atsa permukaan tanah, dengan luas penyebaran

  2

  kurang lebih 69.930 m dengan volume diperkirakan sebesar

  3 3.496.500 m .

  Bahan galian ini layak dimanfaatkan sebagai batu hias tempel seperti marmo.

h. Kaolin

  Koalin di kabupaten Sinjai nampak fisiknya berwarna abu-abu hingga putih, bubuk koalin terasa licin jika digosokkan di tangan. Bahan galian ini merupakan material setengah kompak dengan lapisan permukaan yang mengalami pelapukan lemah.

  Bahan galian koalin ini dijumpai tersingkap dan tersebar di Kecamatan Borong yakni di Kampung Bolalangiri Dsa Bonto Katute.

  3 Volume penyebaran bahan galian ini sebesar 16.474.000 m .

i. Opal

  Opal di Kabupaten Sinjai berwarna transparent hingga kuning kecoklatan, bahan galian ini tidak mempunyai belahan (Cleavege) namun mempunyai pecahan (fracture), melengkung (conchoidal) Bahan galian ini dijumpai di kecamatan Borong yakni di kampung Bolalangiri desa Bonto katute Kec. Sinjai Borong.

  Volume penyebaran bahan galian ini sukar diperhitungkan karena bersifat fragmen dalam massa tanah lempung.

6.2.6 Sektor Industri dan Pariwisata

  a. Industri

  Industri yang ada, berupa aktivitas yang digolongkan sebagai industri kecil. Kuantitas industri ini selama kurun waktu 2006 - 2010 mengalami perkembangan, yaitu dari 2.597 unit (2011), 2.470 unit (2012), 2.583 unit (2013) 2.720 unit (2009) menjadi 2.975 unit (2014), atau mengalami pertumbuhan rata – rata sebesar 9,79 persen / tahun.

  b. Pariwisata

  Kabupaten Sinjai, kaya akan objek – objek wisata , antara lain Objek Wisata Bahari yaitu lain Pulau-pulau Sembilan, Pantai Lasiai (Sinjai Timur) dan Pantai Pattongko (Tellu Limpoe), Wisata Budaya, yaitu Benteng Balangnipa, Taman Purbakala Gojeng (Sinjai Utara), Kuburan Tua Carobo dan Rumah Adat Karampuang (Bulupoddo), Makam Syekh Ibrahim (Sinjai Timur), Objek Wisata Alam yaitu Hutan Bakau (tongke-tongke), Permandian Air Panas (Sinjai Timur), Air Terjun BaruttungE (Sinjai Selatan), Air Terjun Batu Barae (Sinjai Borong), Air Terjun Barania (Sinjai Barat).

6.3 Profil Sosial Budaya

1. Kesehatan

  Untuk pencapaian sasaran strategik, sebagai indikator keberhasilan dari semua program dan kegiatan yang dilakukan digunakan data tahun 2010 dan tahun sebelumnya. Dari data tersebut, pencapaian kinerja sebagai berikut :

  a. Indikator meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Sinjai yang tergambar pada :

  Berdasarkan capaian hasil kegiatan dapat dinilai bahwa upaya yang telah dilakukan melalui tiga pogram pokok yakni peningkatan pelayanan kesehatan dan pengembangan desa sehat serta Program Jaminan Kesehatan Daerah berdampak pada Derajat Kesehatan Masyarakat yakni ; Infant Mortality Rate (Kematian Bayi), Maternal Mortality Rate (Kematian Ibu) dan Child Mortality Rate (Kematian Balita). Namun yang paling besar pengaruhnya terhadap ketiga Indikator tersebut adalah Program Desa Sehat. Program Desa Sehat memuat sepuluh Program Pokok Pelayanan Kesehatan diantaranya adalah Kesehatan Ibu dan Anak, Pencegahan Penyakit, Pemberantasan Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan beberapa program lainnnya yang diimplementasikan sebagai kegiatan operasional puskesmas. Hasil Implementasi dari kegiatan operasional puskesmas selama tahun 2014.

  Adapun gambaran derajat kesehatan di Kabupaten Sinjai selama 4 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut;

  Tabel 6.4Gambaran Derajat Kesehatan Masyarakat Di Kabupaten Sinjai Tahun 2011 - 2014

INDIKATOR TAHUN 2011 2012 2013 2014

  Nampak Dari tabel di atas bahwa dalam tiga tahun terakhir angka kematian bayi mengalami penurunan dari tahun ke tahun yakni; 8/1000

  NO

  1 Angka Kematian Bayi (IMR) 8/1000 KH 8/1000 KH 5/1000KH 6/1000 KH

  2 Angka Kematian Ibu (MMR) 230/100.000

  KH

281/100.000

KH

377/100.000

  KH 155/100.000 KH

  3 Angka Kematian Balita (AKABA)

  2/1000 KH 4/1000 KH 1/1000 KH 1/1000 KH

  4 Umur Harapan Hidup (UHH): a. Laki-laki b.Perempuan

  67 th 69 th

67 th

69 th

  67 th 69 th 67 th 69 th KH pada tahun 2008 menjadi 5/1000 KH pada tahun 2009 dan 2010. Angka kematian Balita berfluktuasi yaitu 2/1000 KH pada tahun 2007 naik menjadi 4/1000 KH pada tahun 2008 sementara pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 1/1000 KH.

  Meskipun belum mencapai hasil optimal yang diharapkan, namun demikian dapat dikatakan bahwa pencapaian kinerja berdasarkan indikator kinerja yang ditetapkan dalam Renstra Kabupaten Sinjai cukup berhasil. Hal ini merupakan merupakan hasil dari Program

  • – program di bidang Kesehatan yang dikembangkan selama ini, terutama Program Desa Sehat, Peningkatan Pelayanan Kesehatan serta Program Jaminan Kesehatan Daerah.

2. Pendidikan

  Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat dapat dilihat pada meningkatnya jumlah lembaga pendidikan, jumlah murid dan jumlah guru, Jumlah penduduk usia sekolah, APK dan APM, serta nilai rata-rata UAN.

  Adapun data mengenai jumlah sekolah, murid dan guru berdasarkan tahun ajaran 2013/2014 sebagai berikut:

  Tabel 6.5Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Lembaga Jml. Murid Jml. Guru No Sekolah

  2013 2014 2013 2014 2013 2014

  1. TK 86 105 5.231 4.465 427 483

  2. SD/MI 267 267 35.112 35.127 3.031 3.235

  3. SLTP/MTs

  52 52 13.417 14.472 1.361 1.472

  4. SMU/K/MA

  30 29 9.280 9.771 984 1.057 JUMLAH 435 453 63.040 63.835 5.803 6.247

  • – 18 Tahun 12.653 27.437 14.012 12.775 12.987 28.184

  72.83

  7.01 7,20 6,82 7,19

  6.71

  6.78

  6,50 7,00 7,00 6,75 7,01

  3. SD SLTP SMU 6,75

  2.

  No Sekolah TARGET HASIL 2013 2014 2013 2014 1.

  41.65 Tabel 6.8Hasil yang dicapai dalam perolehan Nilai Rata-rata Evaluasi pada semua jenjang pendidikan :

  73.35

  41.59 104.23

  58.28 103.42

  Tabel 6.6Jumlah Penduduk Usia Sekolah Usia Tahun

  95.85

  58.24 125.53

  95.18

  3. SD/MI SLTP/MTs SMU/MA 125.23

  2.

  APM 2013/2014 20133/2014 2013/2014 2013/2014 1.

  Tabel 6.7APK dan APM 2013 / 2014 No Sekolah APK

  13.655 28.935 14.249 13.603

  14.398 13.123 13.321 28.448 14.025 13.389

  16

  2011 2012 2013 2014 4 – 6 Tahun 7 – 12 Tahun 13 – 15 Tahun

  Beberapa tabel di atas memberikan gambaran nyata hasil yang dicapai dalam kurun waktu satu tahun dari sasaran stratejik dapat dilihat dari APK, APM dan Nem Rata-Rata diperoleh siswa setiap jenjang pendidikan.

  Tahun 2006 merupakan tahun ketiga pelaksanaan pembebasan biaya pendidikan pada tingkat SD dan SLTA. Kebijakan ini telah mendorong peningkatan angka partisipasi pendidikan di daerah ini. Meningkatnya angka partisipasi pendidikan masyarakat di tingkat SD/MI sampai tingkat SLTA/MA.