Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR

5.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

  Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/kota. D alam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, beberapa yang perlu diperhatikan dari RTRW Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan: i. Pertahanan keamanan ii. Ekonomi iii. Lingkungan hidup iv. Sosial budaya Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi

  b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:

  a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

  b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii.Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

  c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.

  d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

  V-1 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai dasar pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan infrastruktur skala kawasan, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan pembangunan dapat terwujud. Tabel 5.1 memaparkan identifikasi arahan RTRW Kabupaten/Kota u ntuk Bidang Cipta Karya, Tabel 5 .2 memaparkan identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), serta Tabel 5.3 memaparkan identifikasi indikasi program khusus untuk Bidang Cipta Karya. Jika RTRW di kabupaten/kota belum disahkan,maka

5.1.1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah

  Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten disamping menjadi acuan dasar bagi penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan administrasi pertanahan juga berfungsi sebagai pedoman penyusunan RPJP Daerah; pedoman penyusunan RPJM Daerah; pedoman pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten; mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan antar sektor; penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi dan sebagai pedoman penetapan kawasan strategis.

  Acuan yang digunakan dalam penyusunan RTRW Kabupaten/Kota selain Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Pelaksanaan Penataan ruang di wilayah Kabupaten PALI yang selanju tnya disebut dengan Kabupaten PALI meliputi perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang selama ini mengacu kepada Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 1999 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Daerah Tingkat II Ogan Komerin g Ilir. Pelaksanaan RTRW Kabupaten PALI selama ini sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi pengaruh dari munculnya kebijakan otonomi daerah baik kabupaten/kota dan propinsi serta kebijakan regional dan nasional, adanya perubahan undang-undang dan meningkatnya investasi dalam bidang perkebunan besar sehingga sangat berpengaruh terhadap pola pemanfaatan ruang. Selain itu juga sangat dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan di sebagian wilayah kabupaten.

  V-2 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  Pesatnya perke mbangan di wilayah-wilayah cepat tumbuh ini perlu diantisipasi agar pemanfaatan ruangnya menjadi lebih optimal dan berwawasan lingkungan.

5.1.2. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah .

  Kebijakan penataan ruang wilayah kota merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten, sedangkan fungsi dari kebijakan tersebut antara lain sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah kabupaten, sebagai dasar untuk merumuskan rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah kabupaten, memberikan arahan bagi penyusunan indikasi program utama, dan sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

  Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten kedalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi dari strategi penataan ruang wilayah kabupaten antara lain sebagai dasar untuk menyusun rencana struktur ruang dan pola ruang w ilayah kota serta penetapan kawasan strategis kabupaten, memberikan arahan bagi penyusunan indikasi program utama RTRW kabupaten dan sebagai dasar penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

A. Rencana Struktur Ruang Kabupaten PALI

  Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka

tata ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat

kegiatan yang berhirarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem

jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dapat dirumuskan dengan mengikuti kriteria:

  1. Mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah provinsi, dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;

  2. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu

  V-3 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan;

  3. Pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Terdiri atas pusat pe layanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan (PPL), serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah Kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada pemerintah pusat dan pemerintah provinsi; b. Memuat penetapan pusat pelayana n kawasan (PPK) serta pusat pelayanan lingkungan (PPL); dan c. Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten.

  4. Dapat memuat pusat-pusat kegiatan selain sebagaimana dimaksud di atas dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai pusat kegiatan lokal (PKL).

  b. Pusat kegiatan yang dapat ditetapkan menjadi pusat kegiatan lokal promosi (PKLp) hanya pusat pelayanan kawasan (PPK); dan c. Pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam angka 1) harus ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di dalam arahan pemanfataan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk memenuhi kriteria PKL.

  5. Sistem jaringan prasarana Kabupaten dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  6. Merujuk pada ketentuan struktur ruang wilayah Kabupaten yang terdiri atas sistem prasarana utama pembentuk ruang dan sistem prasarana lainnya.

  Dari penjabaran kriteria di atas maka Pusat kegiatan di wilayah kabupaten yang merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi,

dan/atau administrasi masyarakat di wilayah Kabupaten terbagi menjadi:

  1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berada di wilayah kabupaten;

  V-4 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berada di wilayah kabupaten;

  3. Pusat Kegiatan Skala Nasional (PKSN) yang berada di wilayah kabupaten; dan

  4. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu: a. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan

  b. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

B. Rencana Pola Ruang Kabupaten PALI

  Tujuan utama dari suatu perencanaan dalam upaya pengembangan potensi wilayah adalah untuk meningkatkan nilai ekonomisnya. Oleh karena itu, rencana pemanfaatan ruang hendaknya menjadi akselerator dalam pertumbuhan kegiatan perekonomian wilayah perencanaan. Selain itu juga dimaksudkan untuk dapat menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan, sehingg a rencana pengembangan wilayah yang memanfaatkan sumberdaya alam dan lahan akan dapat terlaksana secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

  Pada dasarnya rencana pemanfaatan ruang merupakan pengalokasian dari rencana pengembangan kawasan lindung dan k awasan budidaya. Untuk itu digunakan kriteria/standar dari peraturan yang sudah ada, baik yang berupa Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Daerah, dan sebagainya. Berdasarkan dasar-dasar di atas maka secara umum rencana pemanfaatan ruang yang dikembangkan adalah rencana pola ruang dibedakan atas kawasan lindung dan kawasan budidaya.

  Rencana pola ruang wilayah merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah Kabupaten yang meliputi rencana peruntuk an ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Oleh karena itu, rencana pola ruang wilayah kabupaten memiliki fungsi sebagai berikut:

  1. Sebagai alokasi ruang untuk kawasan budidaya bagi berbagai kegiatan sosial ekonomi dan kawasan lindung bagi pelestarian lingkungan dalam wilayah Kabupaten;

  V-5

  V-6 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; 2. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima 3. tahunan untuk dua puluh tahun; dan Sebagai dasar dalam pemberi an izin pemanfaatan ruang skala besar pada 4. wilayah Kabupaten.

  Kawasan Strategis Kabupaten 5.1.3.

  Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan bagian wilayah kabupaten yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan strategis kabupaten lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis kabupaten akan ditetapkan lebih lanjut di dalam rencana tata ruang kawasan strategis untuk lebi h jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.3.. Kawasan strategis kabupaten berfungsi:

  Mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau mengkoordinasikan 1. keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kabupaten; Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi 2. masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kabupaten bersangkutan; Untuk mewadahi penataan r uang kawasan yang tidak bisa terakomodasi 3. di dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang; Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW 4. kabupaten; dan Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten.

  5. Penetapan kawasan strategis kabupaten dari sudut ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan ditetapkan dengan kriteria: Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh; dan atau 1. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan 2. ekonomi kabupaten; dan atau

  Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  3. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi atau yang pengembangan infrastrukturnya mudah dilakukan; dan atau

  4. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan kabupaten dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan kabupaten;

  5. Diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

  V-7 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

  Proses penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dilakukan melalui pendekatan politik yang dideskripsikan dalam visi, misi dan program kepala daerah terpilih langsung dan secara politis diakui sebagai program prioritas pembangunan jangka menengah daerah.

  Dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan nasional, Pemerintah Kabupaten PALI juga memperhatikan kewenangan yang diberikan oleh pemer intah pusat dan struktur tata pemerintahan. Oleh karena itu RPJMD Kabupaten PALI juga memperhatikan permasalahan yang menjadi lingkup nasional maupun amanat pembangunan yang diberikan oleh pemerintah pusat.

  Sumber daya daerah yang dialokasi selain untuk m engatasi permasalahan- permasalahan internal di Kabupaten PALI juga diupayakan mendukung penyelesaian masalah yang menjadi agenda nasional dengan memperhatikan RPJM Nasional.

  RPJMD Kabupaten PALI merupakan acuan dan pedoman dasar pembangunan yang ingin dicapai Kabupaten PALI dan juga merupakan pedoman manajerial bagi Kepala Daerah beserta perangkatnya dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat. RPJMD Kabupaten PALI berisikan informasi tentang s umber daya yang diperlukan dimana dalam penyusunan RPJMD Kabupaten PALI dilakukan dengan berbagai bentuk pendekatan, diantaranya pendekatan politis, akademis, teoritis dan historis, serta sosial kemasyarakatan. Keluaran dan dampak yang tercantum dalam dok umen RPJMD Kabupaten PALI ini berupa indikasi yang hendak dicapai dan bersifat tidak kaku, yaitu berupa strategi pembangunan; arah kebijakan keuangan; arah kebijakan umum; serta program pembangunan Kabupaten PALI untuk kurun waktu lima tahun; peran dan f ungsi daerah sebagaimana telah disepakati, pandangan kepala daerah tentang pembangunan periode sebelumnya, serta posisi dan muatan Daerah yang disusun guna mencapai visi dan misi Bupati terpilih.

  V-8 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  5.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung

  Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang menyatakan bahwa pengaturan

  

dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan Peraturan Daerah

tentang Bangunan Gedung berdasarkan pada peraturan perundang-undangan

yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi kabupaten/kota setempat serta

penyebarluasan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung dan operasionalisasinya di masyarakat”.

  Perda Bangunan Gedung mengatur tentang persyaratan administrasi dan teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur persyaratan keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Persyaratan ini wajib dip enuhi untuk memberikan perlindungan rasa aman bagi pengguna bangunan gedung dalam melakukan aktifitas di dalamnya dan sebagai landasan operasionalisasi penyelenggaraan bangunan gedung di daerah. Utamanya untuk daerah rawan bencana, Perda Bangunan Gedung sa ngat penting sebagai payung hukum di daerah dalam menjamin keamanan dan keselamatan bagi pengguna. Ketersediaan Perda BG bagi kabupaten/kota merupakan salah satu prasyarat dalam prioritas pembangunan bidang Cipta Karya di kabupaten/kota.

  5.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)

  Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air m inum jaringan perpipaan. dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama system beserta dimensi- dimensinya. RI-SPAM dapat berupa RI-SPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka perlindungan dan pelestarian air.

  V-9 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

5.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)

  Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten PALI didukung fasilitasi dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi Kabupaten PALI berpedoman pada prinsip :

  a. Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi);

  b. Berskala kota dan lintas sektor (air limbah, drainase, persampahan);

  c. Disusun sendiri oleh kota dan untuk kota; dan

  d. Menggabungkan pendekatan ‘top down’ dengan ‘bottom up’

5.5.1 Sub Sektor Pengembangan Air Limbah Domestik

  Berdasarkan hasil pembobotan dan scoring analisis SWOT untuk subsektor air limbah domestic menunjukan bahwa di Kabupaten PALI terdapat beberapa kelemahan. Namun demikian, Kabupaten Kemering Ilir juga mempunyai peluang yang cukup signifikan untuk diraih dengan merubah beberapa strategi yang ada pada saat ini.Berdasarkan hasil analisa SWOT, posisi pengelolaan sanitasi kabupaten PALI khususnya subsector air limbah domestic menunjukan bahwa faktor internal menjadi kekuatan khususnya keteersediaan an ggaran untuk program air limbah domestic. Namun demikian ada faktor eksternal yang menjadiancaman seperti buang air besar sembarangan, pencemaran septic tenk dan septic tank tidak memenuhi syarat.

  Berdasarkan analisa SWOT, diperoleh beberapa isu strategis terkait dengan air limbah domestic di kabupaten PALI yaitu : 1) Perlunya penyusunan perda tentang pengelolaan air limbah domestic dengan dilengkapi dengan kewajiban dan sanksi dalam pengelolaan air limbah domestic serta adanya biaya retribusi pengelolaan air limbah. 2) Perlunya peningkatan kemampuan SDM bidang pengelolaan air limbah domestic baik kuantitas maupun kualitas disertai pengaturan job description dalam pengelolaannya. 3) Perlu pembangunan IPAL dan IPLT khususnya di desa/kelurahan yang memiliki karakteristik perkotaan.

  V-10 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  Sementara itu permasalahan yang timbul dalam pe ngelolaan air limbah domestic di kabupaten PALI meliputi beberapa aspek. Secara lebih rinci aspek yang dimaksud dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4 Tujuan, Sasaran, dan Tahap Pencapaian Pengembangan air limbah domestik Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan Indikator sasaran Sasaran

1.Mewujudkan Peningkatan Meningkatkan

  a). Menambah jumlah prasarana dan sarana air sarana air jamban individual (on-

sarana air limbah limbah domestik limbah site) khususnya di

domestic yang dari 12% domestik perdesaan yang

memenuhi syarat menjadi 80% hingga 80% di berbasis masyarakat dan mampu tahun 2017 mengakses b). Menambah MCK seluruh (komunal) khususnya penduduk di perdesaan yang mayoritas penduduk miskin yang berbasis masyarakat c). Membangun IPAL,

  IPLT dan jaringannya di kawasan perkotaan ( kelurahan/desa yang tumbuh cepat ) d). Mendorong pembiayaan sendiri bagi setiap keluarga untuk pembangunan jamban individual.

  e). Meningkatkan pola koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dalam mengembangkan sistem air limbah domestic

  V-11 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  f). Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah sistem terpusat ( jangka panjang ) g). Merubah perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat dan dunia usaha terhadap pentingnya pengelolaan air limbah permukiman h). Mendorong partisipasi masyarakat dan usaha dalam penyelenggaraan pengembangan dan pengelolaan air limbah permukiman i). Menyusun perangkat perturan baik dalam bentuk perda maupun peraturan bupati yang mendukung penyelenggaraan pengelolaan air limbah. j). Mensosialisasikan peraturan terkait penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman k). Memperkuat kelembagaan pengelolaan air limbah V-12 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir l). Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga m). Mendorong dan meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan untuk memprioritaskan pembangunan sanitasi termasuk pengelolaan air limbah A.Pelayanan AIR 2.

  Berkembangnya Limbah Mengembangkan pelayanan air Jumlah pengelolaan dan limbah domestic penduduk

  a). Mengembangkan pelayanan air hingga 80% di yang terlayani pelayanan air limbah limbah domestik meningkat domestic baik tahun 2017 dari 12% diperkotaan maupun menjadi 80% perdesaan untuk mencapai SPM b). Meningkatkan cakupan pelayanan air limbah domestic baik dikelola oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.

  c). Meningkatkan kinerja penyelenggara pengelolaan air limbah domestic

  d). Memprioritaskan pembangunan air limbah domestik pada masyarakat daerah miskin dan rawan penyakit terkait air.

  V-13 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  1.5)

  e). Mendorong kerja sama antar kota/kabupaten dalam upaya melindungi badan air dari pencemaran air limbah domestic

  1.PROGRAM PELAYANAN

  1.1) Program peningkatan pelayanan air limbah melalui sistem terpusat ( sewerage ) di perkotaan

  1.2) Program pembangunan prasarana dan sarana air limbah untuk masyarakat berpenghasilan rendah diperkotaan

  1.3) Program pembinaan & bimbingan teknis dalam peningkatan kinerja PS Air limbah

  1.4) Program pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna dalam bidang pengolahan air limbah

  1.5) Program pembinaan % bimbingan teknis dalam peningkatan PS

  V-14 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  air limbah untuk daerah tertentu : daerah endemi, daerah bencana daerah terpencil, pulau

  • – pulau kecil dan kawasan perbatasan.

B.PEMBIAYAAN AIR LIMBAH

  a. mendorong peningkatan alternatif sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan

  b. mendorong peningkatan prioritas pendanaan pemerintah dalam pengembangan sistem c. meningkatan pembiayaan melalui kemitraan pemerintah dan swasta d. pembangunan dan pengelolaan berbasis masyarakat.

  2. PROGRAM PEMBIAYAAN 1.program peningkatan pembiayaan pengelolaan air limbah 2.program peningkatan kerjasama pemerintah dan swasta (KPS) dalam

  V-15 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir penyelenggara PS air limbah C. PERAN SERTA MASYARAKAT a.Penyelenggaraan sosialisasi perlunya perilaku hidup bersih dan sehat b. mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengolaan air limbah, melalui pemberian penghargaan dan saksi.

  c. melibatkan peran serta badan usaha swasta dan koperasi dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah.

  d. sosialisasi untuk merubah perilaku supaya tidak membuang tinja di sembarang tempat

  3. PROGRAM PERAN SERTA MASYARAKAT 3.1)Program sosialisasi dan kampanye dalam pendidikan lingkungan dan kepedulian lingkungan 3.2)Program pembangunan PS air V-16 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir limbah berbasis masyarakat 3.3)Deseminasi dan sosialisasi Norma, standar, Pedoman dan Manual bidang air limbah 3.4)Bantuan teknis pembangunan air limbah berbasis masyarakat

  D. KELEMBAGAAN

  a. meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar wilayah dalam pembangunan air limbah b. fasilitas peningkatan manajemen pembangunan air limbah didaerah

  c. fasilitas peningkatan pengelolaan air limbah melalui pelatihan dan pendidikan SDM yang kompeten

  4. PROGRAM KELEMBAGAAN 4.1)Program bantuan teknis penyelenggara kelembagaan PS air Limbah 4.2)Program Bantuan teknis pembentukan badan pengelola Air limbah

  V-17 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir 4.3)Program peningkatan koordinasi dengan sektor lain 4.4) program peningkatan kemauan politik (political will) dalam penanganan Air limbah 4.5)program peningkatan pengawasan kualitas air limbah permukiman 4.6)Program peningkatan kapasitas Kelembagaan dan SDM E. PERATURAN DAN PERUNDANG- UNDANGAN Peraturan yang melakukan pengaturan terhadap yang bergerak dalam pembangunan dan pengolalaan air limbah . Sumber : Permen PU No. 16/PRT/M/2008,RPJMD

Tabel 5.4 Tujuan ,Sasaran, dan tahap pencapaian pengembangan air limbah dolmestik merupakan pernyataan tujuan yang ingin dicapai dalam

  pengelolaan pengembangan air limbah domestic di kabupaten PALI dengan target sasaran dalam pernyataan sasaran dan indikantor sasaran untuk

  V-18

  V-19 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  mencapai st rategi penanganan permasalahan air limbah domestic di kabupaten PALI .

  Dalam rangka untuk memperkecil kelemahan/kendala dan mengatasi tantangan/ ancaman dalam pembangunan subsector air limbah domestic di kabupaten PALI ke depan diperlukan upaya sebagai berikut :

  Menciptakan kesadaran seluruh pemangku kepentingan ( stakeholders) 1) terhadap pentingnya penanganan dan peningkatan pelayanan air limbah. Peningkatan peran serta seluruh pemangku kepentingan dalam upaya 2) mencapai sasaran pembangunan air limbah. Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk turut 3) berperan serta secara aktif dalam memberikan pelayanan air limbah dengan kemitraan pemerintah-swasta. Peningkatan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah melalui 4) restrukturisasi kelembaga an dan membentuk BUMD yang mengelola air limbah. Peningkatan partisipasi media untuk kempanye edukasi dan advokasi 5) sanitasi air limbah Peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelolaan pelayanan air 6) limbah melalui uji kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan perbaikan pelayanan kesehatan.

  Berdasarkan kekuatan dan ancaman, isu strategis, permasalahan dan upaya untuk mengatasi permasalahan, dapat dirumuskan tujuan dan sasaran serta strategi untuk mencapai visi dan misi sanitasi yang dirumuskan berdasarkan k ondisi terkini dari pengelolaan air limbah domestic. Secara lebih jelas tujuan, sasaran dan strategi yang diperlukan dalam rangka pengembangan pengelolaan air limbah domestic di kaabupaten PALI .

5.5.2 Berdasarkan hasil pembobotan dan scoring SWOT untuk subsector

  Sub Sektor Persampahan

  persampahan menunjukan bahwa di kabupaten PALI terdapat beberapa kelemahan. Namun demikian, Kabupaten PALI juga mempunyai peluang yang

  Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  cukup signifikan untuk diraih dengan merubah beberapa strategi yang ada pada saat ini. Berdasarkan hasil analisa SWOT, posisi pengelolaan sanitasi kabupaten PALI khususnya ketersediaan anggaran untuk program persampahan. Dari hasil penilaian analisis SWOT menunjukan hasil sebagai berikut : 1) Berdasarkan data analisis SWOT diatas dapat diambil k esimpulan bahwa analisis nilai pada kondisi internal organisasi menunjukan nilai kekuatan adalah 3.60 dan kelemahan adalah 3.00. Jadi , kekuatan organisasi lebih besar 0.60 poin dibandingkan dengan kelemahannya. 2) Analisis nilai pada kondisi eksternal organi sasi menunjukan nilai peluang adalah 2.50 dan ancaman adalah 2.5. Jadi, ancaman sama besar 2,50 poin dibandingkan dengan peluang yang ada.

  Beberapa isu strategi terkait persampahan berdasarkan analisis SWOT antara lain : 1) Penyempurnaan perda pengelolaan pe rsampahan dilengkapi dengan kewajiban dan sangsi dalam pengelolaan persampahan. 2) Peningkatan kemampuan SDM bidang pengelolaan persampahan baik kuantitas maupun kualitas disertai pengaturan job description dalam pengelolaannya. 3) Pembangunan TPA disetiap ibukota kecamatan dan desa-desa cepat tumbuh. Permasalah yang timbul dalam pengelolaan persampahan di kabupaten PALI meliputi beberapa aspek diantaranya : 1) Cakupan layanan sampah masih rendah, baru sebatas ibukota kabupaten

  (kota Kayuagung) dan satu ibukota kecamatan(Tugumulyo) 2) Khusus diluar ibukota kabupaten, sosialisasi dan penyuluhan masalah persampahan masih kurang sehingga sebagian masyarakat memerlukan sampah dengan membakar atau membuang sampah tidak pada tempatnya:

  1. Belum memasyarakatnya pengelolaan sampa h dengan pendekatan 3R (Recycle, Reuse, Reduce).

  2. Kurang memadainya sarana pengelolaan persampahan yang dapat melayani seluruh wilayah kabupaten PALI .

  3. Kurang memadainya jumlah dan kapasitas SDM pengelolaan sampah, khususnya untuk diluar ibukota kabupaten.

  V-20

  V-21 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  Pendanaan pengelolaan sampah masih sangat mengandalkan anggaran 4. pemerintah dan belum memaksimalkan peran swasta.

  Permasalahan yang timbul dalam pengelolaan persampahan di kabupaten PALI meliputi beberapa aspek. Yaitu asepek Teknis & Oprasional, Sosial, Kelembagaan , Pembiayaan dan Kondisi Lingkungan.

  Berbagai upaya tindak lanjut yang dapat dilakukan dengan memperkecil kelemahan/kendala dan mengatasi tantangan/ancaman dalam pembangunan subsektorpersampahan kabupaten PALI ke depan adalah sebagai berikut :

  Meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) 1) terhadap pentingnya peningkatkan pengelolaan dan pelayanan persampahan. Peningkatan peran serta seluruh pemangku kepentingan dalam upaya 2) mencapai sasaran pembangunan persampahan. Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha(swasta) untuk turut 3) berperan serta secara akitf dalam memberikan pelayanan persampahan dengan kemitraanpemerintah-swasta. Peningkatan partisipasi media untuk kampanye edukasi dan advokasi 4) sanitasi air persampahan Peningkatan kualitas sumberdaya manusia pengelolaan pelayanan 5) persampahan melalui uji kompotensi, pendidikan, pelatihan, dan perbaikan pelayanan persampahan.

  Berdasarkan kekuatan dan ancaman, isu strategi, permasalahan dan upaya untuk mengatasi permasalahan, dapat dirumuskan tujuan dan sasaran serta strategi untuk mencapai visi dan misi sanitasi yang telah dirumuskan berdasarkan kondisi terkini dari pengelolaan sanitasi di subsector persampahan. Secara lebih jelas tujuan, sasaran, dan strategi yang diperlukan dal am rangka pengembangan pengelolaan persampahan di Kabupaten PALI .

Tabel 5.5 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Pengelolaan Persampahan

  Tujuan Sasaran Strategi

  Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir Pernyataan Indikator sasaran Sasaran

  1.Mewujudkan Meningkatan Berkurangnya

  a). Menambah jumlah prasarana dan cakupan layanan timbulan sampah kotak sampah dan sarana dan kualitas melalui akses TPS khususnya persampahan sistem cukupan layanan diperkotaan baik di yang memenuhi pengelolaan dari sampai 80% kawasan permukiman syarat dan 6,8 % menjadi untuk maupun komersial. mampu 80% di tahun penanganan

  b). Menambah jumlah mengakses 2017 langsung TPA sampah seluruh penduduk kawasan khususnya diibukota komersil dan kecamatan dan di desa-

  50% untuk desa cepat tumbuh. kawasan non

  c). Menambah armada komersial ( persampahan penanganan khususnya dikawasan tidak langsung) perkotaan dan hingga tahun kawasan cepat tumbuh 2017 lainnya.

  d). Meningkatkan pengelolaan persampahan melalui

  3R khususnya di kawasan perdesaan.

  e). Mendorong pembiayaan sendiri bagi setiap keluarga untuk membuat kotak sampah.

  f). Meningkatkan pola koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dalam mengembangkan sistem persampahan.

  g). Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana persampahan terpadu ( jangka panjang).

  h). Mengubah prilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat dan dunia usaha terhadap pentingnya pengelolaan persampahan.

  V-22 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  i). Mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pengembangan dan pengelolaan persampahan. j). Mengoptimalkan perangkat peraturan baik dalam bentuk perda maupun Peraturan Bupati yang mendukung penyelenggaraan

  Peningkatan Meningkatkan pengelolaan

  Peran aktif peran serta persampahan. Masyarakat masyarakat k). Mensosialisasikan dalam peraturan terkait pengembangan 80 % peran serta penyelenggaraan sitem masyarakat pengelolaan pengelolaan dalam persampahan. persampahan penyelenggaraan l). Memperkuat dari 6,6 % pengembangan kelembagaan menjadi 80 % sistem pengelolaan pengelolaan persampahan. persampahan di tahun 2017 m). Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga. n). Mendorong dan meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan untuk memprioritaskan pembangunan sanitasi termasuk pengelolaaan persampahan.

  A.Pelayanan Persampahan

  a). Mengembangkan pelayanan persampahan baik diperkotaan maupun perdesaan untuk mencapai SPM.

  V-23

  V-24 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  b). Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan baik yang dikelola oleh pemerintah, swasta maupun oleh masyarakat.

  c). Meningkatkan kinerja penyelenggara pengelolaan persampahan.

  d). Memprioritaskan pembangunan sarana dan prasarana persampahan pada masyarakat daerah miskin dan rawan penyakit terkait sampah.

  e). Mendorong kerja sama antar kota/kabupaten dalam upaya melindungi badan air dari pencemaran sampah.

  1.PROGRAM PELAYANAN

  Program 4.1) peningkatan pelayanan persampahan melaului sistem langsung di perkotaan. Program 4.2) pembangunan prasarana dan sarana persampahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan dan perdesaan melalui 3R.

  Program 4.3) pembinaan & 4.3) Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  bimbingan teknis dalam peningkatan kinerja PS pesampahan. 4.4) Program pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna dalam bidang pengolahan pesampahan. 4.5) Program pembinaan & bimbingan teknis dalam peningkatan PS air limbah untuk daerah tertentu : daerah endemi, daerah bencana daerah terpencil, pulau

  • – pulau kecil dan kawasan perbatasan.

B.PEMBIAYAAN PERSAMPAHAN

  a. mendorong peningkatan alternatif sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan

  b. mendorong peningkatan prioritas pendanaan pemerintah dalam pengembangan sistem persampahan.

  c. meningkatan pembiayaan melalui kemitraan pemerintah dan swasta.

  d. pembangunan dan pengelolaan berbasis

  V-25 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir masyarakat.

  5. PROGRAM PEMBIAYAAN

  1.program peningkatan pembiayaan pengelolaan sampah. 2.program peningkatan kerjasama pemerintah dan swasta (KPS) dalam penyelenggara PS persampahan.

  C. PERAN SERTA MASYARAKAT

  a.Penyelenggaraan sosialisasi perlunya perilaku hidup bersih dan sehat b. mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengolaan air limbah, melalui pemberian penghargaan dan saksi.

  c. melibatkan peran serta badan usaha swasta dan koperasi dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan.

  d. sosialisasi untuk merubah perilaku supaya tidak membuang sampah di sembarang tempat dan membakar sampah.

  6. PROGRAM PERAN SERTA MASYARAKAT

  3.1)Program sosialisasi dan kampanye dalam pendidikan lingkungan dan kepedulian lingkungan 3.2)Program pembangunan PS

  V-26 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  persampahan berbasis masyarakat 3.3)Deseminasi dan sosialisasi Norma, standar, Pedoman dan Manual bidang persampahan. 3.4)Bantuan teknis pembangunan persampahan berbasis masyarakat

  D. KELEMBAGAAN

  a. meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar wilayah dalam pembangunan persampahan.

  b. fasilitas peningkatan manajemen pembangunan persampahan.

  c. fasilitas peningkatan pengelolaan persampahan melalui pelatihan dan pendidikan SDM yang kompeten

  7. PROGRAM KELEMBAGAAN

  4.1)Program bantuan teknis penyelenggara kelembagaan PS persampahan. 4.2)Program Bantuan teknis pembentukan badan pengelola persampahan. 4.3)Program peningkatan koordinasi dengan sektor lain 4.4) program peningkatan kemauan politik (political will) dalam penanganan persampahan. 4.5)program peningkatan pengawasan kualitas

  V-27

  V-28 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  persampahan dan sampah berbahaya. 4.6)Program peningkatan kapasitas Kelembagaan dan SDM (Sumber Daya Manusia)

  E. PERATURAN DAN PERUNDANG- UNDANGAN

  Peraturan yang melakukan pengaturan terhadap yang bergerak dalam pembangunan dan pengolalaan persampahan.

  Sumber : Sub Sektor Drainase Lingkungan

5.5.3 Drainase adalah suatu tindakan untuk mengurangi kelebihan air, baik

  yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan dan atau lahan sehingga fungsi kawasan tersebut tidak terganggu. Sedangkan drainase perkotaan merupakan suatu sistem drainase yang menangani permasalahan kelebihan air di wilayah perkotaan meliputi drainase permukaan dan bawah permukaan.

  Komponen drainase dalam konteks sanitasi yang dimaksud adalah drainase makro atau saluran yang fungsi utamanya untuk saluran pembuangan air hujan dan pengendalian banjir. Drainase ini d ibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu drainase primer, drainase sekunder, dan drainase tersier. Pengelolaannya dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air Bidang Pengendalian Banjir dan Drainase.

  Prinsip dasar dalam suat u perancangan pematusan air hujan (drainase) adalah mengalirkan secepat mungkin kelebihan air permukaan yang menggenang khususnya di daerah hilir suatu aliran. Kemiringan/kelerengan lahan berpengaruh besar terhadap percepatan aliran air. Berdasarkan sifatn ya, tingkat

  Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  kecepatan aliran dalam saluran alami pada suatu kawasan berbeda-beda, sesuai dengan tingkat kemiringannya.

  Berdasarkan hasil pembobotan dan scoring analisis SWOT untuk subsector drainase lingkungan menunjukan bahwa di kabupaten PALI terdapat beberapa kelemahan.

  Namun demikian, kabupaten PALI juga mempunyai peluang yang cukup signifikan untuk diraih dengan merubah beberapa strategi yang ada pada saat ini. Berdasarkan hasil analisa SWOT, posisi pengelolaan sanitasi kabupaten PALI khususnya subs ektor drainase lingkungan menunjukan bahwa faktor internal menjadi kekuatan khusunya ketersediaan anggaran untuk program drainase lingkungan. Namun demikian ada faktor eksternal yang menjadi ancaman seperti sering terjadinya banjir di kawasan permukiman d an penggenangan dalam ewaktu yang lama sebagai akibat dari permukiman tanah yang relative datar.

  Berdasarkan analisis SWOT, diperoleh beberapa isu strategis terkait dengan drainase lingkungan dikabupaten PALI yakni : 1) Perlunya penyusunan perda tentang pen gelolaan drainase lingkungan dengan dilengkapi dengan kewajiban dan sanksi dalam pengelolaan drainase lingkungan serta adanya biaya retribusi pengelolaan drainase lingkungan.

  2) Perlunya peningkatan kemampuan SDM bidang pengelolaan drainase lingkungan baik ku antitas maupun kualitas disertai pengaturan job

  description dalam pengelolaannya.

  Sementara itu permasalahan yang timbul dalam pengelolaan drainase lingkungan di kabupaten PALI meliputi beberapa aspek. Secara lebih rinci aspek dimaksud dapat dilihat pada teknis, sosial, aspek kelembagaan, pendanaan/pembiayaan, dan aspek lingkungan/kondisi alam.

  Dalam rangka untuk memperkecil kelemahan/kendala dan mengatasi tantangan/ancaman dalam pembangunan subsector drainase lingkungan di kabupaten PALI ke depan diperlukan upaya sebagai berikut : 1) Menyusun masterplan drainase lingkungan diseluruh kabupaten PALI

  V-29

  V-30 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  Peningkatan peran serta seluruh pemangku kepentingan dalam upaya 2) mencapai sasaran pembangunan drainase lingkungan. Menciptakan iklim kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk turut berperan 3) serta secara aktif dalam mebangun dan memelihara drainase lingkungan dengan kemitraan pemerintah swasta. Peningkatan kinerja pengelolaan drainase lingkungan melalui pembentukan 4) kelembagaan yang mengelola prasarana dan sarana drainase lingkungan. Peningkatan partisipasi media untuk kompanye edukasi dan advokasi 5) sanitasi drainase lingkungan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelolaan pelayanan drainase 6) lingkungan melalui uji kompetensi , pendidikan, dan pelatihan.

  Berdasarkan kekuatan dan ancaman , isu strategi , permasalahan dan upaya untuk mengatasi permasalahan, dapat dirumuskan tujuan dan sasaranserta strategi untuk mencapai visi dan misi sanitasi yang telah dirumuskan berdasarkan kondisi terkini dari pengelolaan sanitasi di subsector drainase lingkungan. Secara lebih jelas tujuan , sasaran dan strategi yang diperlukan dalam rangka pengembangan pengelolaan drainase lingkungan dikabupaten PALI dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

TABEL 5.6 TUJUAN, SASARAN, DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN

  

DRAINASE

Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan sasaran Indikator Sasaran

  Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

   Pemantapan Tersusunnya Memantapkan

  a). Menambah panjang masterplan keterpaduan jaringan drainase keterpaduan drainase penaganan lingkungan di penanganan pengendalian lingkungan pengendalian banjir permukiman dan non banjir dan permukiman. sektor/sub b). Memeilihara secara sektor terkait berkelanjutan lainnya prasaranan dan sarana drainase lingkungan. berdasarkan c). Meningkatkan keseimbangan kesadaran masyarakat tata air akan arti pentingnya drainase lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

  d). Meningkatkan pola koorrdinasi antar pemerintah pusat, Provinsi dan kabupaten dalam mengembangkan sistem drainase lingkungan.

  e). Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana drainase lingkungan.

  f). Mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pengembangan dan pengelolaan drainase lingkungan.

  g). Menyusun perangkat peraturan baik dalam bentuk perda maupun peraturan bupati yang mendukung penyelenggaraan pengelolaan drainase lingkungan. Pengendalian

  h). Mensosialisasikan banjir melalui 80 % titik peraturan terkait pengurangan genangan banjir penyelenggaraan 80% titik teratasi pengelolaan drainase

  V-31 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  lingkungan genangan. permukiman.  Mengurangi i). Memperkuat kelembagaan

  Genangan Air pengelolaan drainase lingkungan. j). Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga. k). Mendorong dan meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan untuk memprioritaskan pembangunan sanitasi termasuk pengelolaan drainase lingkup.

  A. PELAYANAN DRAINASE

  a). Mengembangkan pelayanan drainase baik diperkotaan maupun perdesaan untuk mencapai SPM.

  b). Meningkatkan cakupan pelayanan drainase baik yang dikelola oleh pemerintah, swasta maupun oleh masyarakat.

  c). Meningkatkan kinerja penyelenggara pengelolaan drainase lingkungan.

  d). Memprioritaskan pembangunan sarana dan prasarana drainase pada masyarakat daerah miskin dan rawan penyakit terkait air.

  e). Mendorong kerja sama antar kota/kabupaten dalam pengelolaan drainase.

  1.PROGRAM V-32 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir PELAYANAN

  1.1) Program peningkatan pelayanan drainase lingkungan. 1.2) Program pembangunan prasarana dan sarana drainase lingkungan. 1.3) Program pembinaan & bimbingan teknis dalam peningkatan kinerja drainase lingkungan. 1.4) Program pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna dalam bidang pengolahan drainase lingkungan. 1.5) Program pembinaan & bimbingan teknis dalam peningkatan pengelolaan drainase lingkungan untuk daerah tertentu : daerah endemi, daerah bencana daerah terpencil, pulau – pulau kecil dan kawasan perbatasan.

B.PEMBIAYAAN DRAINASE LINGKUNGAN

  V-33 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  a. mendorong peningkatan alternatif sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan

  b. mendorong peningkatan prioritas pendanaan pemerintah dalam pengembangan sistem

  c. meningkatan pembiayaan melalui kemitraan pemerintah dan swasta.

  d. pembangunan dan pengelolaan berbasis masyarakat.

  2. PROGRAM PEMBIAYAAN

  1.program peningkatan pembiayaan pengelolaan drainase lingkungan. 2.program peningkatan kerjasama pemerintah dan swasta (KPS) dalam penyelenggara pengelolaan drainase lingkungan.

  C. PERAN SERTA MASYARAKAT

  a.Penyelenggaraan sosialisasi perlunya perilaku hidup bersih dan sehat b. mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengolaan drainase lingkungan, melalui pemberian penghargaan dan saksi.

  c. melibatkan peran serta badan usaha swasta dan koperasi dalam pembangunan dan pengelolaan drainase lingkungan.

  V-34 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  d. sosialisasi untuk merubah perilaku supaya tidak membuang sampah di saluran drainase.

  3. PROGRAM PERAN SERTA MASYARAKAT

  3.1)Program sosialisasi dan kampanye dalam pendidikan lingkungan dan kepedulian lingkungan 3.2)Program pembangunan prasarana dan sarana drainase berbasis masyarakat 3.3)Deseminasi dan sosialisasi Norma, standar, Pedoman dan Manual bidang drainase lingkungan. 3.4)Bantuan teknis pembangunan drainase lingkungan berbasis masyarakat

  D. KELEMBAGAAN

  a. meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar wilayah dalam pembangunan drainase lingkungan.

  b. fasilitas peningkatan manajemen pembangunan drainase lingkungan di daerah.

  c. fasilitas peningkatan pengelolaan drainase lingkungan melalui pelatihan dan pendidikan SDM yang kompeten

  4. PROGRAM KELEMBAGAAN V-35 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

  4.1)Program bantuan teknis penyelenggara kelembagaan PS drainaase lingkungan. 4.2)Program Bantuan teknis pembentukan badan pengelola drainase lingkungan. 4.3)Program peningkatan koordinasi dengan sektor lain 4.4) program peningkatan kemauan politik (political will) dalam penanganan drainase lingkungan. 4.5)program peningkatan pengawasan drainase lingkungan permukiman. 4.6)Program peningkatan kapasitas Kelembagaan dan SDM (Sumber Daya Manusia)