DOKUMEN RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN SIMEULUE TAHUN 2015 - 2019

  

Di dalam Bab IX. Ini akan dijelaskan mengenai profil APBD Kabupaten

Simeulue, profil investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang cipta karya.

  IX

ASPEK PEMBIAYAAN

  Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya pada dasarnya bertujuan untuk:

  a. Menidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya

  b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari msyarakat dan sektor swasta untuk mendukung pembangunan bidang cipta karya.

  c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

9.1 ARAHAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA

  Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:

  1. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

  2. Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

  3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005

  4. Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

  5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah

  6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

  7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

  8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur .

  9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah Daerah dan Dilaksanakan Sendiri. Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya meliputi:

  1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di Tingkat Provinsi serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi

  2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi.

  3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana darah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota

  4. Dana swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta, maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR)

  5. Dana masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat 6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

9.2 PROFIL APBD KABUPATEN SIMEULUE

9.2.1. Pendapatan Daerah

  Pendapatan daerah meiputi Pendapata Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain yang Sah. Pendapatan Daerah Kabupaten Simeulue masih lebih didominasi oleh dana perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi umum, Bagi hasil SDA dan non SDA, serta Dana Alokasi Khusus. Selanjutnya diikuti oleh lain-lain Pendapatan daerah yang Sah yang terdiri dari bagi hasil Pajak dan bantuan keuangan dari Provinsi, serta dana penyesuaian, Sedangkan kontribusi PAD menjadi komponen terkecil dalam struktur Pendapatan daerah yang lebih didominasi oleh Retribusi Daerah. Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Simeulue selama 5 (lima)tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 9.1 berikut.

Tabel 9.1. Perkembangan APBK Simeulue Tahunn 2010-2014

  

PENDAPATAN Tahun 2014 Tahun 2013 Tahun 2012 Tahn 2011 Tahun 2010

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % DAERAH Pendapatan Asli 18.244.144.512 2,97 17.478.691.000 3,64 14.790.455.421 3,52 7.231.084.032 1,77 8..107.924.049 2,64 Daerah

  • - Pajak Daerah 2.400.000.000 0,39 2.145.000.000 0,45 2.810.716.251 0,67 1.455.425.649 0,36 779.699.784 0,25

  • Retribusi Daerah 9.202.727.128 1,50 9.195.500.000 1,91 6.800.509.438 1,62 1.241.968.347 0,30 1.911.174.174 0,62
  • Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 2.533.417.384 0,41 2.280.000.000 0,47 1.894.682.925 0,45 1.662.621.609 0,41 2.246.709.829 0,73 Yang Dipisahkan - Lain-lain PAD yang 2.000.000.000 0,33 2.158.191.000 0,45 2.161.675.043 0,51 1.230.811.313 0,30 3.170.340.262 1,03 Sah - Zakat 2.000.000.000 0,33 1.700.000.000 0,35 1.122.871.764 0,27 1.640.257.114 - - 0,40

  Dana Perimbangan 466.645.476.904 75,98 443.326.251.756 92,30 381.577.673.585 90,80 342.889.690.872 84,17 287.556.446..618 93,52

  • Dana Bagi Hasil Pajak 20.758.490.904 3,38 28.881.133.756 6,01 29.543.687.585 7,03 32.731.293.872 8,03 34.907.342.618 11,35 dan Bukan Pajak

    - Dana Alokasi Umum 378.859.516.000 61,69 345.242.688.000 71,88 309.799.056.000 73,72 260.138.597.000 63,86 218.813.604.000 71,16

  • Dana Alokasi Khusus 67.027.470.000 10,91 69.202.430.000 14,41 42.234.930.000 10,05 50.019.800.000 12,28 33.835.500.000 11,00

  Lain-Lain Pendapatan 129.290.350.359 21,05 19.527.155.944 4,07 23.872.485.396 5,68 57.266.774.604 14,06 11.832.577.531 3,85 Daerah Yang Sah

  • - - Pendapatan Hibah
  • - - - - - - - - -
  • - Dana Darurat - - - - - - - - - -

  • DBH Pajak dari Pemda 8.632.277.268 1,41 7.211.295.944 1,50 8.461.025.396 2,01 7.722.957.284 1,90 5.319.929.131 1,73 Lainnya - Dana Penyesuaian & 120.658.073.091 19,65 12.315.860.000 2,56 12.315.860.000 2,93 47.586.550.240 11,68 450.000.000 0,15 Otonomi Khusus - Bantuan Keuangan - 0,74 1.957.267.080 0,48 6.062.648.400 - 3.095.600.000 - -
  • 1,97 Provinsi
    • - - Pendapatan Lainnya
    • - - - - - - - - -

      Total Pendapatan 614.179.971.775 100,0 480.332.098.700 100,0 420.240.614.402 100,0 407.387.549.508 100,0 307.496.948.198 100,0

      Berdasarkan tabel di atas rata-rata pertumbuhan pendapatan sebesar 19,45%, dan kontribusi pertumbuhan rata-rata per jenis pendapatan terhadap pendapatan daerah didominasi oleh dana perimbangan sebesar 12,99%

      Pencapaian target tersebut merupakan komitmen pemerintah Kabupaten Simeulue dalam menggali dan mengoptimalisasikan sumber-sumber PAD dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi sumber- sumber pendapatan yang potensial maupun penyesuaian tarif terhadap pengenaan Pajak dan retribusi daerah yang sudah tidak relevan dengan kondisi didaerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    9.2.2 Belanja Daerah

      Belanja daerah menurut UU Nomor 33 Tahun 2004 merupakan semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Pengelolaan belanja daerah dilaksanakan berdasarkan pada anggaran kinerja yaitu belanja daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja, dimana arah pengelolaan belanja daerah harus digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik dengan menganut pada Pro Poor, Pro growth, dan pro job.

      Di Kabupaten Simeulue belanja daerah selama kurun waktu 2010-2014 mengalami kenaikan sejalan dengan peningkatan pendapatan daerah. Angka Rata-Rata pertumbuhan belanja sebesar 18,36 %, Pada tahun 2010 &2011 belanja tidak langsung lebih dominan bila dibandingkan dengan belanja langsung hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pendapatan daerah digunakan untuk belanja pegawai. Namun Pada tahun 2012 hingga tahun 2014 proporsi belanja langsung menjadi dominan, hal ini dikarenakan adanya penambahan pendanaan dari sumber dana otsus, yang mengakibatkan peningkatan belanja modal. Proporsi belanja daerah 5 (lima) tahun terakhir lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 9.2 :

    Tabel 9.2. Proporsi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kabupaten Simeulue tahun

      (2010-2014)

      Tahun 2014 Tahun 2013 Tahun 2012 Tahn 2011 Tahun 2010

    BELANJA DAERAH

      Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Belanja Tidak Langsung 257.622.786.719 42,88 237.208.998.756 46,88 206.031.895.630 51.83 188.718.829.486 55,85 173.465.424.747 56,36

    • Belanja Pegawai 241.875.986.741 40,25 219.477.206.418 43,37 184.797.897.378 46,49 160.276.584.263 47,44 144.303.203.341 46,88
    • Belanja Bunga - - 120.000.000 0,03 1.083.570.742 0,32 1.020.499.124 - -
    • 0,33<
    • Belanja Subsidi
    • - - - - - - - - - -
    • Belanja Hibah 9.854.422.000 1,64 9.716.814.360 1,92 13.835.272.053 3,48 10.881.646.657 3,22 14.249.630.000 4,63
    • Belanja Bansos 1.352.400.000 0,23 3.385.000.000 0,67 3.326.450.000 0,84 2.289.543.452 0,68 5.939.747.132 1,93
    • Belanja Bantuan 3.839.977.978 0,64 4.129.977.978 0,82 3.857.337.119 0,97 13.905.124.972 4,12 7.472.975.000 2,43 Pemda Lainnya

      - Belanja Tak Terduga 700.000.000 0,12 500.000.000 0,10 214.819.080 0,05 282.359.400 0,08 479.370.150 0,16

      

    Belanja Langsung 343.242.032.964 57,12 268.836.140.941 53,12 191.451.072.376 48,17 149.165.908.288 44,15 134.326.558.454 43,64

    • Belanja Pegawai 59.511.735.210 9,90 63.326.829.000 12,51 52.778.607.462 13,28 18.131.963.575 5,37 20.792.817.200 6,76
    • Belanja Barang &amp; Jasa 120.826.508.802 20,11 92.197.572.758 18,22 79.006.368.776 19,88 49.877.770.690 14,76 64.827.673.265 21,06
    • - Belanja Modal 162.903.788.952 27,11 113.311.739.183 22,39 59.666.096.138 15,01 81.156.174.023 24,02 48.706.067.989 15,82

      

    Total Belanja 600.864.819.683 100,0 506.045.139.697 100,0 397.482.968.006 100,0 337.884.737.773 100,0 307.791.983.201 100,0

    9.2.3. Pembiayaan Daerah

      Dengan diberlakukannya anggaran kinerja, maka dalam penyusunan APBK dimungkinkan adanya defisit maupun surplus. Defisit terjadi ketika pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan belanja, sedangkan surplus terjadi ketika pendapatan lebih besar dibandingkan belanja. Untuk menutup defisit dan menggunakan surplus diperlukan pembiayaan daerah.

      Pembiayaan Daerah adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara Pendapatan daerah dan Belanja Daerah. dalam hal terjadi defisit anggaran. Sumber pembiayaan dapat berasal dari Sisa Lebih perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman obligasi, transfer dari dana cadangan, maupun hasil Penjualan aset daerah yang dipisahkan. Sedangkan Pengeluaran dalam pembiayaan itu sendiri adalah angsuran hutang, bantuan modal dan transfer ke dana Cadangan.

      Secara historis, jumlah seluruh penerimaan, yakni gabungan dari penerimaan dari pendapatan daerah dan penerimaan dalam pembiayaan daerah, selalu meninggalkan sisa dana pada akhir tahun, yang disebut sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan. Untuk tahun anggaran 2010 sampai 2014, sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan mengalami fluktuatif. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan utamanya berkaitan dengan pencapaian target kinerja (output dan outcome) dan atau adanya perencanaan anggaran yang kurang akurat. Rincian sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan dapat dilihat pada Tabel 9.3. berikut.

    Tabel 9.3. Rincian Pembiayaan Anggaran Tahun 2010-2014 Kabupaten Simeulue

      

    PEMBIAYAAN Tahun 2014 Tahun 2013 Tahun 2012 Tahn 2011 Tahun 2010

    Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % DAERAH Penerimaan 14.184.847.908 27.213.040.997 28.383.912.591 (17.379.743.144) 14.415.291.858 Pembiayaan

    • Penggunaan Silpa 14.184.847.908 7.215.548.760. 28.383.912.591 (17.379.743.144) 1.415.291.858
    • Pencairan Dana
    • - - - - Cadangan - Hasil Penjualan - - - 19.997.492.237 Kekayaan Daerah - Penerimaan Pinjaman
    • - - -
    • 13.000.000.000 dan Obligasi D
    • Penerimaan Kembali - - - Pinjaman - Piutang Daerah
    • - - - - -
    • Belanja Tak Terduga
    • - -

      Pengeluaran 27.500.000.000 1.500.000.000 27.000.000.000 23.739.156.000 18.500.000.000 Pembiayaan

    • Pembentukan Dana
    • - - - - - Cadangan - Penyertaan Modal 27.500.000.000 1.500.000.000. 27.000.000.000 - 10.739.156.000
    • Pembayaran Pokok
    • - - 13.000.00.000 - - Pinjaman - Pemberian Pinjaman
    • - - - - - Daerah PEMBIAYAAN NETTO (13.315.152.092) 25.713.040.997 1.383.921.591 (41.118.899.144) (17.084.708.142)
    • 9.3 PROFIL INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

        Beberapa investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya didaerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN. APBD, Perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.

        9.3.1. Perkembangan Sumber Dana APBN Cipta Karya

        Perkembangan investasi pembangunan Cipta karya bersumber dari APBN Kabupaten Simeulue dalam 5 (lima) tahun terakhir dapat terlihat dalam tabel di bawah ini:

      Tabel 9.4 Tabel APBN Cipta Karya di Kabupaten Simeulue Tahun 2010 s/d 2014

        Sektor Alokasi Tahun Alokasi Tahun Alokasi Tahun Alokasi Tahun Alokasi Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Pengembangan Air Minum

        8.000.000 10.500.000.000 - -

      • Pengembangan Permukiman 1.200.000.000 Penataan Bangunan dan Lingkungan
      • RTBL - - - 1.500.000.000 Total
      • Pengembangan PLP

        Prioritas Nasional yang terkait dengan Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK air minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistempenyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan diperdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK sanitasi dugunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Hingga tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Simeulue masih mendapatkan dana Dak sanitasi dan Dak Air Minum untuk pembangunan sektor Cipta Karya khususnya pada sub sektor santasi dan air minum. Adapun perkembangan dana DAK Sanitasi dan DAK Air Minum yang diperoleh Kabupaten Simeulue dapat dijelaskan dalam tabel berikut:

      Tabel 9.5 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten Simeulue Tahun 2010 s/d 2014

        Jenis DAK Alokasi Tahun Alokasi Tahun Alokasi Tahun Alokasi Tahun Alokasi Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 DAK Air Minum 749.000.000 862.100.000 903.770.000 1.689.120.000 2.447.570.000 DAK Sanitasi 1.980.000.000 1.203.480.000 830.910.000 1.186.840.000 2.594.750.000 Jumlah 2.729.000.000 2.065.580.000 1.734680.000 2.875.960.000 5.042.320.000

        9.3.2. Perkembangan Sumber Dana APBD Cipta Karya

        Pembangunan prasarana permukiman merupakan tugas setiap pemerintah kabupaten. Pembangunan sektor Cipta Karya Kabupaten Simeulue juga diprioritaskan melalui sumber dana APBD baik yang merupakan dana sharing kegiatan APBN maupun dana murni kegiatan Cipta Karya di Kabupaten.

        Perkembangan pengalokasian dana APBD untuk pembangunan bidang Cipta Karya dapat terlihat dalam tabel di bawah ini.

      Tabel 9.6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Tahun 2010 s/d 2014

        

      Jenis DAK Alokasi Tahun 2010 Alokasi Tahun 2011 Alokasi Tahun 2012 Alokasi Tahun 2013 Alokasi Tahun 2014

      Rp.000 % Rp.000 % Rp.000 % Rp.000 % Rp.000 %

      Pengembangan 119.840 0.038 637.936 0,034 5.785.391 0,679 613.587 0,127 776.020 0,117

        Air Minum

      Pengembangan 904.450 0.288 985.951 0,244 1.604.996 0,391 971.860 0,200 2.400.702 0,363

      PPLP Pengembanan

        50.000 0,012 8.718.934 1,798 - - 2.111.022 0,320 Permukiman

        30.852 0,008 80.000 0,016 - - - - Penataan Bangunan dan Lingkungan

      Total Belanja 1.024.290 0,326 1.623.887 0,278 7.471.239 1,089 10.384.651 2,141 5.287.744 0,800

      APBD bidang Cipta Karya Total Belanja 313.773.929 404.487.572 410.404.771 484.941.800 660.626.883 APBD

        Selain dari pada itu, Pemerintah Kabupaten Simeulue juga mengalokasikan Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN Bidang Cipta Karya yang dilaksanakan di Kabupaten Simeulue.

      9.3.3. Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya

        Perusahaan daerah yang di bentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sumber pendapatan pemerintah daerah. Pembiayaan dari perusahaan darah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.

        Di Kabupaten Simeulue terdapat 1 satu perusahaan daerah yang bergerak di sektor Cipta Karya yaitu pada sub sektor Air Bersih.

      9.4 PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA.

        Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya Kabupaten Simeulue dalam lima tahun ke depan, maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

      9.4.1. Proyeksi APBD 5 Tahun ke Depan

        Proyeksi APBD Kabupaten Simeulue lima tahun kedepan dilakuan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecendrungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui penapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsi sama dengan rata-rata proporsi tahun- tahun sebelumnya.Tabel berikut menggambarkan proyeksi APBD Kabupaten Simeulue lima tahun kedepan

      Tabel 9.7. Proyeksi Pendapatan APBD Kabupaten Simeulue dalam 5 Tahun ke Depan

        

      Realisasi (Rp. 000.000) % Proyeksi (Rp.000.000)

      Pert Komponen Y-2 Y-1 Y0 umb Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 APBD 2012 2013 2014 uha 2015 2016 2017 2018 2019 n

        Pendapatan 14.790.455.421 17.478.691.000 18.244.144.512 11,27 20.300.259.599 22.588.098.855 25.133.777.596 27.966.354.331 31.118.162.464 Asli Daerah Dana 381.577.673.585 443.326.251.756 466.645.476.904 10,72 516.669.872.028 572.056.882.310 633.381.380.093 701.279.864.039 776.457.065.464 Perimbangan 309.799.056.000 345.242.688.000 378.859.516.000 10,58 418.942.852.793 463.267.006.618 512.280.655.918 566.479.949.315 626.413.527.952

      • DAU
      • - - DBH
      • 29.543.687.585 28.881.133.756 20.758.490.904 17.607.351.985 14.934.555.953 12.667.490.360 10.744.565.323 9.113.540.307 42.234.930.000 69.202.430.000 67.027.470.000 30,35 87.370.307.145 113.887.195.364 148.451.959.156 193.507.128.760 252.236.542.339 15,1
      • DAK
        • DAK Air 3.546.528.930 5.138.920.420 7.446.295.688 10.798.744.490 15.634.249.873

        903.770.000 1.689.120.000 2.447.570.000 44,90 Minum

      • DAK

        42,83 3.706.081.425 5.293.396.099 7.560.557.649 10.798.744.490 15.423.846.754 830.910.000 1.186.840.000 2.594.750.000

        Sanitasi Lain-Lain 23.872.485.396 19.527.155.944 129.290.350.359 22,25 158.057.453.314 193.225.236.676 236.217.851.837 288.776.323.870 353.029.055.931 Pendapatan yang sah Total 420.240.614.402 480.332.098.700 614.179.971.775 14,00 700.165.167.824 798.188.291.319 909.934.652.103 1.037.325.503.39 1.182.551.073.87 8 4 Pendapatan

        Dari data proyeksi APBD tersebut di atas, dapat dinilai kapasitas keuangan daerah Kabupaten Simeulue dengan metode analisis Net Public Saving dan Kemampuan Pinjaman Daerah (DSCR). Net Public Saving atau tabungan pemerintah adalah sisa dari total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/ pengeluaran yang mengikat. Dengan kata lain NPS adalah merupakan sejumlah dana yang tersedia untuk pembangunan. Besarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi APBD dapat dihitung NPS dalam 3-5 tahun ke depan untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvesatasi dalam bidang Cipta Karya. Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah merupakan alternaitf pendanaan APBD yang digunakan untuk menutupi defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas. Pinjaman darah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank dan masyarakat. Berdasarkan PP no 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah, Pemerintah Daerah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

        a. Jumlah sisa pinjaman daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75 % dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya. b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.

        c. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman.

        d. Dalam hal pinjaman daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah juga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah. Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan keuangan darah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt Service Cost Ratio (DSCR), berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR minimal 2,5 , DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman sekaligus memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah.

        9.4.2. Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah

        Kabupaten Simeulue memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum maupun persampahan. Namun demikian rencana bisnis belum dilakukan sehingga belum dapat menjadi acuan dalam investasi bidang Cipta Karya di Kabupaten Simeulue

        9.4.3. Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

        Dalam rangka percepatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah Kabupaten Simeulue, dan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2JM, maka pemerintah daerah harus menyusun suatu set strategi untuk meninkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, yang meliputi: a. Strategi peningkatan DDUB oleh Kabupaten

        b. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran

        c. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah

        d. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya e. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur permukiman yang sudah ada f. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.