Strategi peningkatan daya saing peternakan ayam ras petelur (studi kasus agribisnis peternakan ayam petelur closed house pada cv rizqi asri di kabupaten jember jawa timur) - Repository Sekolah Bisnis IPB

1 PENDAHULUAN

  

Latar Belakang

  Pembangunan sub sektor peternakan yang berwawasan agribisnis merupakan upaya sistematis dalam memainkan peranan yang aktif dan positif di dalam pembangunan nasional, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, ). pemerataan dan stabilitasi nasional (Parawansa dan Sutiono 2006 Sub sektor peternakan merupakan suatu unit usaha agribisnis pertanian yang merupakan basis yang terintegrasi dengan pola keadaan lingkungan di Indonesia (Widu 2013). Agribisnis ayam ras di Indonesia telah menjadi sebuah industri yang memiliki komponen lengkap dari sektor hulu sampai ke hilir, di mana perkembangan usaha ini memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan pertanian. Industri perunggasan memiliki nilai strategis khususnya dalam penyediaan protein hewani untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan peluang ekspor, selain peranannya dalam memanfaatkan peluang kesempatan kerja. Diperkirakan terdapat sekitar 2 juta tenaga kerja yang dapat diserap oleh industri perunggasan, selain mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi 80 ribu peternak yang tersebar di seluruh Indonesia (Deptan 2007). Sumbangan produk domestik bruto (PDB) sub sektor peternakan terhadap pertanian sebesar 11,61% (atas dasar harga berlaku), sedangkan untuk sektor pertanian terhadap PDB nasional adalah 14,39% pada tahun 2008 (Kementerian KP 2010). Hal ini menunjukkan bahwa peran sub sektor peternakan terhadap pembangunan pertanian cukup signifikan, di mana industri perunggasan merupakan pemicu utama perkembangan usaha di sub sektor peternakan.

  Industri perunggasan di Indonesia berkembang sesuai dengan kemajuan perunggasan global yang mengarah kepada sasaran mencapai tingkat efisiensi usaha yang optimal, sehingga mampu bersaing dengan produk-produk unggas dari luar negeri. Pembangunan industri perunggasan menghadapi tantangan global yang mencakup kesiapan daya saing produk perunggasan, utamanya bila dikaitkan dengan lemahnya kinerja penyediaan bahan baku pakan, yang merupakan 60-70% dari biaya produksi karena sebagian besar masih sangat tergantung dari impor (Deptan 2007). Upaya meningkatkan daya saing produk perunggasan harus dilakukan secara simultan dengan mewujudkan harmonisasi kebijakan yang bersifat lintas departemen. Hal ini dilakukan dengan tetap memperhatikan faktor internal seperti menerapkan efisiensi usaha, meningkatkan kualitas produk, menjamin kontinuitas suplai dan sesuai dengan permintaan pasar. Terwujudnya industri perunggasan yang berdaya saing dicirikan oleh ketidaktergantungan terhadap komponen bahan baku impor dan terjadinya transformasi dari skala usaha yang subsisten ke skala menengah maupun skala besar.

  Prospek usaha peternakan ayam ras petelur di Indonesia dinilai sangat baik dilihat dari pasar dalam negeri maupun luar negeri, jika ditinjau dari sisi penawaran dan permintaan. Di sisi penawaran, kapasitas produksi peternakan ayam ras petelur di Indonesia masih belum mencapai kapasitas produksi yang sesungguhnya (Abidin 2003). Hal ini terlihat dari masih banyaknya perusahaan pembibitan, pakan ternak, dan obat-obatan yang masih berproduksi di bawah pengembangan ternak ayam ras petelur di Indonesia memiliki prospek yang cukup baik, terutama bila ditinjau dari aspek masyarakat akan kebutuhan gizi. Sesuai standar nasional, konsumsi protein per hari per kapita ditetapkan 55 gram yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20% protein hewani. Pemenuhan gizi ini khususnya protein hewani dapat diperoleh dari protein telur. Sehingga dengan demikian, usaha ternak ayam ras petelur memiliki potensi yang baik untuk dikembangan (Sudarmono 2007).

  Di sisi permintaan, saat ini produksi telur ayam ras baru mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri sebesar 65%. Sisanya dipenuhi dari telur ayam kampung, itik, dan puyuh. Iklim perdagangan global yang sudah mulai terasa saat ini, semakin memungkinkan produk telur ayam ras dari Indonesia untuk ke pasar luar negeri, mengingat produk ayam ras bersifat elastis terhadap perubahan pendapatan per kapita per tahun dari suatu negara.

  Salah satu usaha peternakan yang memiliki peluang investasi yang sangat prospektif dalam sub sektor peternakan adalah ayam ras petelur hal ini dibuktikan terdapat kecenderungan bahwa konsumsi telur perkapita khususnya di dalam negeri semakin meningkat, secara total konsumsi telur ayam ras meningkat rata- rata 21,89% pertahun dan terus mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan kondisi perekonomian dan pendapatan perkapita masyarakat, selain itu telur ayam di dalam negeri menempati posisi pertama dengan kontribusi rata- rata 64 %. Ilustrasi ini merupakan tantangan pengembangan subsektor peternakan ke depan (Triana et al 2007).

  Meskipun potensi usaha budidaya ayam ras petelur sangatlah menarik, namun sejumlah tantangan bisa menjadi penghambat usaha yang bisa mengubah potensi keuntungan menjadi kerugian.

  Tantangan dan hambatan dalam usaha peternakan ayam ras petelur antara lain manajemen pemeliharaan yang lemah, fluktuasi harga produk, fluktuasi harga sarana produksi, tidak ada kepastian waktu jual, marjin usaha rendah, sarana produksi yang sangat tergantung pada impor dan persaingan global yang semakin ketat. Namun demikian, tantangan tersebut sebaiknya tidak membuat calon investor yang ingin berinvestasi di sektor budidaya ayam ras petelur mengurungkan niatnya, tetapi harus menjadi penuntun untuk mencari jalan pemecahan masalah. Salah satu pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah penerapan sistem agribisnis, yang dapat membuat usaha peternakan ayam ras petelur tetap potensial dan berkembang.

  Jawa timur merupakan salah satu daerah penghasil telur ayam terbesar di Indonesia, dimana jumlah produksi telur ayam di Indonesia sejak tahun 1992 28,16% telur ayam ras (sebagai penghasil terbesar) dan 14,65% (sebagai penghasil terbesar nomer dua setelah Jawa barat) berasal dari Jawa timur

  .

  (Wahyuningsih et al 2008) Kabupaten Jember merupakan kabupaten yang mempunyai prospek bagus untuk pengembangan usaha peternakan ayam ras petelur karena mempunyai berbagai sumberdaya yang mencukupi untuk usaha ini. Usaha ini masih dinilai sangat menguntungkan karena sebagian besar masyarakat Jember masih memilih telur sebagai pengganti daging dikarenakan harga daging yang tinggi. Peluang usaha pedagang telur masih sangat terbuka dan memiliki prospek yang baik. Beberapa peternak ayam ras petelur berskala besar dan kecil di Kabupaten Jember belum mampu memenuhi kebutuhan telur ayam ras di wilayah kendala dalam pengembangan usaha peternakan ayam ras petelur. Selain itu, harga telur ayam ras yang berfluktuasi juga merupakan kendala yang dapat berpengaruh pada pendapatan peternak mengingat periode kualitas telur sehat sangat terbatas, dengan produksi yang berlimpah, tidak memungkinkan peternak menyimpan telur terlalu lama. Konsumsi daging dan telur rata-rata per kapita setahun di Indonesia tahun 2009-2013 disajikan pada Tabel 1 berikut ini.

  Tabel 1 Konsumsi daging dan telur rata-rata per kapita setahun di Indonesia tahun 2009-2013 (dalam kg)

  Tahun Rata-rata Bahan Makanan

  Pertumbuhan 2009 2010 2011 2012 2013 (%)

  Daging 0.313 0.365 0.417 0.365 0.261 -2.53 Telur 5.840 6.726 6.622 6.518 6.153

  1.61 Sumber: Badan Pusat Statistik Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2014 CV Rizqi Asri merupakan perusahaan di Kabupaten Jember yang mengusahakan telur ayam ras petelur system closed house, namun juga masih megalami kendala yang sama dengan system open house sehingga peternak berpikir ulang untuk mengembangkan dayasaing bagi peternakannya dan berinvestasi untuk menambah peternakan baru dengan harapan dapat memenuhi semua kebutuhan telur di wilayah Jember dan sekitarnya khususnya dapat berekspansi di kawasan Jawa Timur. Produk yang diunggulkan dari perusahaan ini adalah produk “telur sehat” yang merupakan telur yang mempunyai karakteristik, pengelolaan kandang, dan penanganan pasca panen yang higienis, sehingga ini merupakan daya tawar dari produk telur yang dimiliki oleh CV Rizqi Asri. Oleh karena itu perlu dirumuskan strategi peningkatan daya saing peternakan ayam petelur CV Rizqi Asri closed house mengingat banyaknya kompetitor yang ada di Kabupaten Jember dan juga daerah Jelbug khususnya, baik itu peternakan closed house dan open house mampu menghasilkan telur yang melimpah, sehingga cakupan pasar perusahaan semakin kecil. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dikaji lebih mendalam untuk perumusan strategi peningkatan daya saing peternakan ayam petelur CV Rizqi Asri closed house.

  Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk meningkatkan daya saing peternakan ayam ras petelur CV Rizqi Asri, maka dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana kondisi lingkungan internal dan eksternal peternakan ayam ras petelur CV Rizqi Asri?

  2. Bagaimana perumusan alternatif strategi peningkatan dayasaing peternakan ayam ras petelur CV Rizqi Asri?

  3. Bagaimana prioritas alternatif strategi peningkatan dayasaing peternakan ayam ras petelur CV Rizqi Asri?

  Tujuan Penelitan

  Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dijelaskan bahwa tujuan dari penulisan ini adalah:

  1. Menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal peternakan ayam ras petelur CV Rizqi Asri

  2. Memformulasikan alternatif strategi peningkatan daya saing peternakan ayam ras petelur CV Rizqi Asri

  3. Menentukan prioritas alternatif strategi peningkatan daya saing peternakan ayam ras petelur CV Rizqi Asri.

  Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi :

  1. Bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk dapat mengambil langkah- langkah efektif dalam menetapkan strategi peningkatan perusahaan serta mengimplementasikan strategi tersebut agar tercapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai

  2. Bahan referensi dan tambahan pengetahuan guna menambah wawasan penulis mengenai bagaimana ditetapkan strategi peningkatan daya saing perusahaan pternakan ayam petelur yang efektif sehingga bisa menjadi rujukan dan acuan bagi penelitian selanjutnya.

  

Ruang Lingkup Penelitian

  Penelitian ini hanya fokus pada peternakan ayam ras petelur pada CV Rizqi Asri, Kabupaten Jember Jawa Timur dan hanya pada peternakan Closed House. Hasil dari penelitian ini adalah rekomendasi alternatif strategi untuk peningkatan daya saing ayam ras petelur closed house namun implementasi alternatif strategi tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Teoritis Komoditas Telur Ayam

  Nurcholis (2009) Ayam petelur pada dasarnya ayam ras yang merupakan ayam hasil perkawinan silang (silang dalam maupun silang luar) antara bangsa berbagai bangsa ayam hutan, Ayam hutan merah (Galus-galus bankiva), ayam hutan ceton (Galus lafayetti), ayam hutan abu-abu (Galus soneratti), dan ayam hutan hijau (Galus varius, Galus javanicus). Telur konsumsi yang paling mudah

  Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB