Analisis usaha tani ayam ras petelur (studi kasus peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi farm desa Tegal kec. Kemang Kab. Bogor Jawa Barat)

(1)

ANALISIS USAHATANI AYAM RAS PETELUR

(Studi Kasus Peternakan Ayam Ras Petelur Jaya Abadi Farm

Desa Tegal Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat )

Nama : Yupi

PRODI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN AGRIBISNIS

FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010-2011


(2)

ANALISIS USAHATANI AYAM RAS PETELUR

(Studi Kasus Peternakan Ayam Ras Petelur Jaya Abadi Farm Desa Tegal Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat)

Oleh: Yupi 103092029657

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011M/1432H


(3)

(4)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Desember 2011

Yupi


(5)

RINGKASAN

Yupi. Analisis Usahatani Ayam Ras Petelur (Studi Kasus Peternakan Ayam Ras Petlur

Jaya Abadi Farm Desa Tegal Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat) di bawah bimbingan Ir. Siti Rochaeni, M.Si dan Drs. Acep Muhib, MM

Perkembangan peternakan ayam ras petelur di Indonesia sangat pesat, terutama ayam ras petelur yang menghasilkan telur berkulit coklat. Pesatnya perkembangan tersebut tidak hanya didorong oleh peluang pasar yang masih terbuka, tetapi juga oleh kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah yang cukup mendorong perkembangan usaha adalah Surat Edaran Direktur Jenderal Peternakan No. TN 220/173/e/0387 yang membatasi impor parent stock.

Tujuan penelitian ini, yaitu: (1) Mengetahui pendapatan usahatani yang diterima peternak dalam melakukuan usahatani ayam ras petelur satu periode pemeliharaan. (2) Menganalisis Rasio Penerimaan atas biaya atau (R/C rasio) ayam ras petelur satu periode pemeliharaan. (3) Menganalisis rasio keuntunggan atas biaya (B/C rasio) ayam ras petelur satu periode pemeliharaan. (4) Menganalisis Break Event Point ayam ras petelur satu periode pemeliharaan. (5) Menganalisis Payback Period (PP) ayam ras petelur satu periode pemeliharaan.

Penelitian ini dilakukan di Peternakan Jaya Abadi Farm Desa Tegal Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja oleh peneliti dengan segala pertimbangan bahwa peternakan tersebut merupakan peternakan yang memiliki sekala usaha yang cukup memadai. Penelitian dilaksanakan tanggal 14 bulan November sampai dengan tanggal 14 bulan Desember 2009. Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan survey tempat lokasi dengan mengamati sekilas kegiatan usahatani peternakan ayam ras petelur dan melakukan wawancara dengan pihak pemilik peternakan sekaligus dengan pekerja lapangan.

Berdasarkan hasil penelitian pada peternakan Ayam Ras Petelur Jaya Abadi Farm, diketahui bahwa pendapatan usahatani peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm adalah sebesar Rp 959.234.744,51 dalam satu periode pemeliharaan dengan total ayam yang di pelihara sebanyak 7.600 ekor ayam. Berdasarkan hasil perhitungan R/C > 1, B/C > 0 serta BEP produksi sebesar 5.254,85 dan BEP harga sebesar Rp 7.574,31/Kg, dan PP sebesar 1,65 kali satu periode selam 14 bulan yaitu 23,1 bulan maka dapat diketahui bahwa usahatani ayam ras petelur pada Peternakan Jaya Abadi Farm ini layak untuk dijalankan dan memiliki prospek usaha yang bagus.


(6)

i KATA PENGANTAR

Bismillahiramaannirrahim

Wb.

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis skripsi ini sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhamad SAW berserta keluarga, para sahabat pengikutnya hingga akhir zaman.

Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil selama proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada:

1. Ayahda tercinta Wardan, Ibunda tercinta Rislah yang telah sabar memberikan cinta, kasih

2. Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dan selalu membantu dalam memberikan bimbingan, nasehat, masukan dan saran yang sangat berarti dalam proses penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Acep Muhib, MMA, selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan untuk memberikan masukan, nasihat, bimbingan dan saran yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

4. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

ii 6. Rizki Adi Puspitasari,SP, MMA, selaku Seketaris Program Studi Agribisnis yang memberikan nasihat-nasihat spiritual serta semangat keilmuan sehingga peneliti biasa dapat menyelesaikan skripsi.

7. Dosen pengajar Program Studi Agribisnis yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu yang telah memberikan banyak ilmunya selama perkuliahan.

8. Seluruh staf Fakultas Sains dan Teknologi yang tidak disebutkan namanya satu-persatu atas segala bantuan dan fasilitas yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

9. Pihak Peternakan Jaya Abadi Farm Khususnya pemilik usaha Bapak Pepen, Karyawan peternakan yaitu: Bapak Zulkarnaen, Bapak Yudianto, Bapak Ade dan Bapak Ari yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini. 10. Sahabat-sahabatku terbaik dan tercinta di Agribisnis 2003.

11. Semua orang yang telah membantu dalam penulisan, baik moril maupun meteril yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Mudah-mudahan segala kebaikan Bapak, Ibu, dan orang yang tersebut di atas mendapatkan pahala dari Allah SWT dan semoga menjadi orang yang kaya hati serta harta semoga setiap langkahnya selalu di ridhoi oleh allah SWT. Akhir kata, semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat Banyak pihak.

Jakarta, Desember 2011


(8)

iii DAFTAR ISI

Halaman i iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.2. Perumusan Masalah 4

1.3. Tujuan Penelitian 4

1.4. Kegunaan Penelitian 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Analisis Pendapatan Usahatani 6

2.1.1. Biaya Usahatani .. 7

2.1.2. Penerimaan Usahatani .. 8 2.1.3. Pendapatan Usahatani .. .. 9 2.1.4. Rasio Penerimaan Atas Biaya (R/C rasio) 10 2.1.5. Rasio Tingkat Keuntunggan Atas Biaya (B/C rasio) 10 2.1.6. Analisis Titik Pulang Pokok (BEP) 11 2.1.7. Payback Period (PP). 1

2.2. Konsep Usahatani 11

2.3. Karakteristik Ayam Ras Petelur 14 2.4. Usaha Ternak Ayam Ras Petelur 15


(9)

iv 2.4.1. Bibit Ayam Ras Petelur 16 2.4.2 Kandang Ayam Ras Petelur 17 2.4.3 Pakan Ayam Ras Petelur . 18 2.4.4. Pengendalian Penyakit Ayam Ras Petelur 19 2.4.5 Tenaga Kerja Peternakan Ayam Ras Petelur 22

2.5. Penelitian Terdahulu 3

2.6. Kerangka Pemikiran 24

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian 26

3.2. Jenis Dan Sumber Data 26

.

3.3. Metode Pengolahan Data Dan Analisis Data 27 3.4. Analisis Usahatani Ayam Ras Petelur 27

3.4.1. Biaya Produksi Ayam Ras Petelur 27 3.4.2. Penerimaan Ayam Ras Petelur

3.4.3. Pendapatan Ayam Ras Petelur .30 3.4.4. Analisis Penerimaan Atas Biaya (R/C rasio) 31 3.4.5. Analisis Tingkat Keuntungan Atas Biaya (B/C rasio) 32 3.4.6 Analisis Titik Pulang Pokok (BEP) 32 3.4.7Analisis Payback Period (PP) 33

3.2. Definisi Operasional 34

BAB IV GAMBARAN UMUM USAHA PETERNAKAN JAYA ABADI FARM 4.1. Sejarah Umum Peternakan Jaya Abadi Farm 33 4.2. Visi dan Misi Peternakan Jaya Abadi Farm 35 4.3. Lokasi Umum Peternakan Jaya Abadi Farm 6 4.4. Struktur Organisasi Peternakan Jaya Abadi Farm 37 4.5. Kegiatan Usaha Peternakan Jaya Abadi Farm 38

4.5.1. Persiapan Lahan 39

4.5.2. Kandang Ayam

4.5.3. Bibit Ayam Ras Petelur.


(10)

v 4.5.5. Vaksin Ayam Ras Petelur 41

4.5.6. Pasca Panen. 42

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Pendapatan Usahatani Peternakan Jaya Abadi Farm... 45 5.1.1. Biaya Tetap (Fixed Cost) 45 5.2.2. Biaya Tidak Tetap (Variabel cost) 46

5.1.2.1. Biaya Bibit 47

5.1.2.2. Biaya Pakan 47

5.1.2.3. Biaya Vaksin

5.1.2.4. Biaya Tenaga Kerja 1

5.1.2.5. Biaya Listerik 52

5.1.2.6. Biaya Transportasi 53 5.1.2.7. Total Biaya Variabel 55

5.1.3. Biaya Total 56

5.1.4. Analisis Penerimaan Peternakan Ayam Ras Petelur Jaya Abadi

Farm 57

5.1.5. Analisis Pendapatan...

5.2. Analisis Penerimaan Atas Biaya (R/C Rasio)

5.3. Analisis Tingkat Keuntungan Atas Biaya (B/C Rasio) 0 5.4. Analisis Break Event Point (BEP) 61 5.5. Analisis Payback period (PP) 62 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan 64

6.2. Saran 5

DAFTAR PUSTAKA 67

LAMPIRAN 68


(11)

vi DAFTAR TABEL

No. Halaman 1. Produksi Telur Menurut Jenis Unggas tahun 2003-2007 2

2. Produksi Telur Ayam Petelur tahun 2003-2007 Per Provinsi 2 3. Biaya Tetap dan Diperhitungkan Pada Peternakan Ayam Ras Petelur Jaya

Abadi Fram Dalam Satu Periode Produksi tahun 2009 6 4. Total Biaya Bibit Per Periode Yang Dikeluarkan Oleh Peternakan Ayam

Ras Petelur Jaya Abadi Farm tahun 2009 47 5. Kebutuhan dan Biaya Pakan Ayam Ras Petelur Per Periode (umur 4

sampai 14 bulan) dengan Populasi 7.600 Ekor Pada Peternakan Jaya Abadi

Farm tahun 2009 48

6. Pemakaian dan Biaya Vaksin Per Periode Pemeliharaan Ayam Ras

Petelur Pada Peternakan Jaya Abadi Farm tahun 2009 49 7. Sistem Upah Tenaga Kerja Per Periode Usahatani Peternakan Ayam Ras

Petelur Jaya Abadi Farm tahun 2009 52 8. Biaya Listrik Peternakan Ayam Ras Petelur Jaya Abadi Farm Dalam

Satu periode pemeliharaan tahun 2009 53 9. Biaya Transportasi Pada Peternakan Ayam Ras Petelur Peternakan

Jaya Abadi Farm tahun 2009 54 10. Komponen Biaya Variabel pada Peternakan Ayam Ras Petelur Jaya Abadi Farm

tahun 2009 Satu Periode 5

11. Total Biaya Per Periode pada Peternakan Jaya Abadi Farm tahun

2009 57

12. Analisis Penerimaan Peternakan Ayam Ras Petelur Jaya Abadi Farm

dalam Satu Periode Pemeliharaan 58 13. Pendapatan Peternakan Ayam Ras Petelur Jaya Abadi Farm dalam

satu Periode Pemeliharaan 59

14. Hasil Analisis R/C Rasio Peternakan Ayam Ras Petelur Jaya Abadi


(12)

vii 15. Hasil Analisis B/C Rasio Peternakan Ayam Ras Petelur Jaya Abadi

Farm 61

16. Hasil Analisis BEP Usahatani Peternakan Ayam Ras Petelur Jaya

Abadi Farm 61

17. Hasil Analisis Payback Periode Usahatani Peternakan Ayam Ras

Petelur Jaya Abadi Farm 62


(13)

viii DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka Pemikiran Konseptual 25 2. Struktur Organisasi Peternakan Jaya Abadi Farm 38


(14)

ix DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman 1. Biaya Investasi Ayam Ras Petelur Peternakan Jaya Abadi Farm Tahun

2009

2. Penyusutan Peralatan dan Bangunan Petenakan Jaya Abadi Farm Tahun 2009

3. Biaya Tidak Tetap Usahatani Ayam Ras Petelur Jaya Abadi Farm Tahun 2009

4. Jumlah Produksi Telur Ayam Ras Petelur Peternakan Jaya Abadi Farm

Tahun 2009 1

5. Daerah Pemasaran Telur Peternakan Jaya Abadi 2

6. Surat Keterang .. 3


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Menjelang akhir periode 1990 mulai merebak peternakan ayam broiler ayam khusus pedaging, sementera ayam petelur dwiguna atau ayam petelur coklat mulai dipeternakan. Masyarakat pun mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging enak. Hal tersebut menyebabkan terjadinya persaingan tajam antara telur dengan daging ayam ras dengan telur dan daging ayam kampung. Maraknya permintaan telur ayam ras coklat yang sedang di atas angin, sedangkan telur ayam kampung mulai terpuruk, menyebabkan persaingan ketat yang menandakan maraknya peternakan ayam petelur.

Perkembangan peternakan ayam ras petelur di Indonesia sangat pesat, terutama ayam ras petelur yang menghasilkan telur berkulit coklat. Pesatnya perkembangan tersebut tidak hanya didorong oleh peluang pasar yang masih terbuka, tetapi juga oleh kebijakan pemerintah dengan adanya Surat Edaran Direktur Jenderal Peternakan No.TN 220/173/e/0387 yang membatasi impor

parent stock. Pembatasan impor parent stock merangsang perusahaan produsen bibit ayam ras petelur melakukan seleksi strain/jenis.

Tabel 1. Produksi Telur Menurut Jenis Unggas tahun 2003-2007

Jenis Unggas 2003 2004 2005 2006 2007 Ayam ras telur 611,5 762,0 681,1 816,8 882,2 Ayam Buras 177,0 172,1 175,4 194,0 212,5 Itik 185,0 173,2 195,0 193,6 202,5 Sumber : Buku statistik Departeman Pertanian 2007


(16)

2 Berdasarkan tabel di atas ayam ras petelur masih memegang posisi teratas dibandingkan dengan jenis unggas lainnya Tabel 1, menunjukan bahwa peningkatan dan penurunan produksi menurut jenis unggas setiap tahunnya terus terjadi, Terjadinya peningkatan dan penurunan produksi diakibatkan karena harga pakan yang tidak stabil.

Sumbangan sub sektor peternakan terhadap pendapatan sektor pertanian terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga produk peternakan memang layak menjadi sumber pertumbuhan yang menjanjikan terutama untuk industri perunggasan tingkat produksi daging, telur dan susu. Berikut ini disajikan tabel 2.

Tabel 2. Produksi Telur Ayam Petelur Tahun 2003-2007 Per Provinsi (2007) Tahun Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI.Yogya Jawa Timur

2003 - 77,634 67,086 9,981 133,226

2004 - 83,349 74,809 9,146 224,399

2005 - 93,472 92,137 15,649 200,673

2006 - 95,143 125,221 19,057 282,478

2007 - 95,143 143,261 19,247 289,540

Sumber: Buku statistik Departemen Pertanian 2007

Berdasarkan Tabel 2, dapat disimpulkan bahwa konsumsi masyarakat Indonesia terhadap telur ayam ras diperkirakan akan terus mengalami peningkatan. Hal ini diakibatkan oleh harga telur ayam ras yang sangat kompetitif, dan lebih murah dibandingkan jenis telur lainnya. Telur ayam juga merupakan sumber protein bermutu tinggi, kaya akan vitamin dan mineral. Adanya selera dan kebiasaan konsumen yang lebih menyukai telur ayam ras untuk dikonsumsi juga diindikasikan sebagai penyebab meningkatnya telur ayam ras.


(17)

3 Salah satu komponen biaya produksi dalam usaha beternak ayam ras petelur adalah biaya pakan, Biaya pakan merupakan biaya terbesar dari biaya- biaya produksi lainya untuk meningkatkan jumlah pendapatan telur, tentu saja dibutuhkan perawatan yang baik dan juga tambahan pakanan-pakanan yang berkualitas baik supaya ayam ras petelur terus bertelur sebelum masuk masa afkir, penambahan bahan makanan inilah yang menyebabkan peternak menambah biaya produksi.

Dengan adanya penambahan biaya produksi maka timbul salah satu pertanyaan berapakah penerimaan atas biaya (R/C rasio) pada peternakan Ayam ras Petelur di tempat penelitian satu periode pemeliharaan. Oleh karena itu peneli

AYAM RAS PETELUR (Studi Kasus Peternakan Ayam Ras Petelur Jaya Abadi Farm Kecamatan Kemang, kabupaten Bogor, Jawa Barat) .


(18)

4 1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian mengenai Analisis Usahatani Ayam

1. Berapa pendapatan usahatani yang diterima peternak dalam melakukan usaha tani Ayam ras petelur satu periode pemeliharaan?

2. Berapa rasio penerimaan atas biaya (R/C rasio) ayam ras petelur satu periode pemeliharaan?

3. Berapa rasio keuntungan atas biaya (B/C rasio) ayam ras petelur satu periode pemeliharaan?

4. Berapa Break Event Point (BEP) ayam ras petelur satu periode pemeliharaan?

5. Berapa Payback Period (PP) ayam ras petelur satu periode pemeliharaan?

1.3. Tujuan Penelitian

Analisis Usahatani Ayam Ras

1. Mengetahui pendapatan usahatani yang diterima peternak dalam melakukan usaha tani ayam ras petelur satu periode pemeliharaan. 2. Menganalisis Rasio Penerimaan atas biaya (R/C rasio) ayam ras petelur

satu periode pemeliharaan.

3. Menganalisis Rasio Keuntungga atas biaya (B/C rasio) ayam ras petelur satu periode pemeliharaan.


(19)

5 4. Menganalisis Break Event Point (BEP) ayam ras petelur satu periode

pemeliharaan.

5. Menganalisis Payback Period (PP) ayam ras petelur satu periode pemeliharaan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak lain dengan memberikan informasi mengenai keadaan usaha peternakan ayam ras petelur didaerah penelitian sehingga dapat membantu pihak lain yang berkepentingan dalam mengambil langkah-langkah yang tepat agar dapat mengembangkan usaha peternakan ayam ras petelur dan referensi bagi para peneliti selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Analisis pendapatan usahatani ternak ayam ras petelur Jaya Abadi Farm akan membahas mengenai pendapatan usaha perternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm. Analisis penerimaan atas biaya (R/C), analisis keuntunggan atas biaya (B/C), Analisis Break Event Point (BEP), dan Analisis Payback Periode


(20)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA.

2.1. Analisis Pendapatan Usahatani

Menurut Gittinger (1986;108) menyatakan bahwa analisis pendapatan usahatani atau peternak untuk mengevaluasi kegiatan usaha dalam setahun, berguna untuk mengetahui dan mengukur apakah kegiatan usaha yang dilakukan berhasil atau sebaliknya. Tingkat pendapatan ternak dipengaruhi oleh keadaan harga faktor produksi dan harga hasil produksi, selain dipengaruhi oleh manajemen pemeliharaan ternak yang dilakukan oleh peternak. untuk menganalisis pendapatan diperlukan dua keterangan pokok yaitu keadaan pengeluaran dan penerimaan dalam waktu tertentu. Ditambahkan pula bahwa tujuan analisis pendapatan ini adalah untuk:

1. Menggambarkan tingkat keberhasilan suatu kegiatan usaha

2. Menggambarkan keadaan yang akan datang melalui perencanaan yang dibuat.

Maksud dari kedua tujuan analisis pendapatan ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan perusahaan agar pengusaha terangsang untuk terus mengembangkan usahanya apabila usaha yang dikelolanya itu cukup berhasil dan membuat perencanaan-perencanaan yang lebih matang dan mengembangkan usahanya dimasa mendatang (Soeharjo dan Patong, 1986;127).


(21)

7 2.1.1. Biaya Usahatani

Menurut Lisey (1995;237) biaya adalah nilai input yang di gunakan untuk memproduksi outputnya, baik itu biaya tetap maupun biaya produksi biasanya juga disebut biaya-biaya operasional dalam jangka satu tahun. Soekartawi dkk (1986;80) menyatakan bahwa pengeluaran usahatani mencakup pengeluaran tunai. Pengeluaran usahatani adalah nilai semua yang habis terpakai atau dikeluarkan dalam proses produksi tetapi tidak termasuk ternaga kerja dan bunga modal. Biaya usahatani juga meliputi penyusutan dan merupakan nilai inventaris yang disebabkan oleh pemakaian alat selama satu tahun pembukuan, penyusutan suatu barang dapat dinilai dengan mengunakan sistem sebanding dengan jumlah angka satu tahun.

Hernanto (1989;179) mengemukakan bahwa klasifikasi biaya penting dalam membandingkan pendapatan untuk mengetahui kebenaran jumlah yang tertera pada pernyataan pendapatan. Terdapat empat kategori atau pengelompokan biaya, yaitu:

a) Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang penggunaanya tidak habis dalam satu masa produksi. Biaya yang tergolong dalam kelompok biaya tetap ini atara lain: pajak tanah, pajak air, penyusutan alat dan bangunan ternak (kandang), dan tenaga kerja keluarga.

b) Biaya variabel atau biaya yang berubah-rubah (variabel cost). Besar kecilnya sangat tergantung kepada skala produksi. Biaya yang tergolong dalam kelompok ini antara lain: biaya bibit, obat pembasmi hama dan


(22)

8 penyakit, upah buruh dan tenaga kerja upahan, biaya panen dan sewa tanah.

c) Biaya yang terdiri dari biaya tunai terdapat berupa air dan pajak tanah. sedangkan untuk Biaya variabelnya antara lain biaya untuk pemakaian bibit, obat-obatan dan tenaga kerja selain keluarga.

d) Biaya tidak tunai (diperhitungkan) meliputi biaya tetap, biaya untuk tenaga kerja keluarga, sedangakan termasuk biaya variabel antara lain biaya panen dan pengolahan tanah dari keluarga.

2.1.2. Penerimaan Usahatani

Penerimaan menurut Dillon dan Hardaker (1986;76) penerimaan tunai usahatani (farm) didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani. Pengeluaran tunai usahatani (farm payment). Penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali (Suratiyah, 2006;65).

Menurut Soekartawi dkk (1986;76) penerimaan merupakan nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani, penerimaan usahatani dalam jangka waktu, baik yang dijual maupun dikonsumsi oleh rumah tangga petani, digunakan untuk pembayaran, atau disimpan pada akhir tahun. Menurut Hernanto (1982;202), penerimaan usahatani adalah penerimaan dari semua sumber usahatani yang meliputi jumlah penambahan inventaris, nilai penjualan hasil, dan nilai penggunaan rumah dan hasil usahatani yang dikonsumsi.


(23)

9 2.1.3. Pendapatan Usahatani

Menurut Mahekam dan Malcolm (1991;138) marjin kotor merupakan selisih antara perolehan kotor dan biaya-biaya tetap yang dikeluarkan. Marjin kotor total adalah penjumlahan marjin kotor dari masing-masing kegiatan. Soekartawi dkk (1986;78) mengemukakan bahwa pendapatan kotor usahatani sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual (umumnya pembukuan dalam jangka waktu satu tahun).

Pendapatan merupakan ukuran hasil perolehan total sumberdaya yang digunakan dalam usahatani. Nisbah seperti pendapatan kotor per hektar perunit kerja dapat dihitung untuk menunjukan intensitas operasi usahatani. Pendapatan tunai usahatani merupakan pengurangan dari penerimaan tunai usahatani dengan pengeluaran tunai usahatani. Dikatakan lebih lanjut bahwa selisih pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani disebut pendapatan usahatani.

Menurut Soeharjo dan Patong (1973;127) pendapatan usahatani adalah keuntungan yang diperoleh petani setelah mengurangi biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dengan penerimaan usahatani. Kuntjoro dan Hafsah (2003;70) mendefinisikan pendapatan usahatani (farm income) sebagai selisih antara jumlah segala penerimaan dan jumlah semua pengeluaran yang berbentuk tunai dalam jangka waktu tertentu. Pendapatan usahatani merupakan balas jasa untuk kerjasama antara ketatalaksanaan, harga dan modal dalam kesatuan organisasinya di dalam proses produksi. Menurut Mahekam dan Malcolm (1991;106) pendapatan usahatani adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan


(24)

10 usahatani adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan usahatani dan peternakan setiap tahun.

2.1.4. Rasio Penerimaan Atas Biaya (R/C rasio)

Menurut Suharno (1996;98) analisis R/C rasio berfungsi untuk mengetahui perbandingan antara penjualan telur itik dengan total biaya yang dikeluarkan selama usaha berlangsung. Soeharjo dan Patong (1986;79) mengemukakan bahwa rasio penerimaan atas biaya menunjukan seberapa besar penerimaan yang akan diperoleh dari setiap satu rupiah yang dikeluarkan dalam produksi usahatani. Rasio penerimaan atas biaya produksi dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relatif kegiatan usahatani, artinya dari angka rasio penerimaan atas biaya tersebut dapat diketahui apakah satu usahatani menguntungkan atau tidak. Rasio penerimaan atas biaya (R/C) rasio adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk usaha (Rahadi dan Hernanto, 2003;69).

2.1.5. Rasio Keuntungan Atas Biaya (B/C rasio)

Analisis keuntungan atas biaya (B/C) rasio adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai rasio keuntungan atas Biaya (B/C) rasio lebih besar dari nol. Semakin besar nilai rasio keuntungan atas biaya (B/C) rasio maka semakin besar nilai manfaat yang akan diperoleh dari


(25)

11 usaha tersebut (Rahardi dan Hartono, 2003;69). Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

B/C Rasio =

Total Keuntungan Total Biaya

2.1.6. Analisis Titik Pulang Pokok (BEP)

Titik pulang pokok (Break Event Point) merupakan titik impas usaha berdasarkan nilai Break Event Point BEP dapat diketahui pada tingkat produksi dan harga berapa suatu usaha peternakan tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian. (Rahardi dkk, 2003;70).

2.1.7. Payback Periode (masa pengembalian modal)

Payback Periode adalah masa pengembalian modal, artinya lama periode waktu untuk mengembalikan modal investasi. Cepat atau lambatnya sangat tergantung pada sifat aliran kas masuknya, jika aliran kas masuknya besar atau lancar maka proses pengembalian modal akan lebih cepat diasumsikan modal yang digunakan tetap atau tidak ada penambahan modal selama umur proyek (Sofyan, 2002;18).

2.2. Konsep Usahatani

Ilmu usahatani merupakan cabang dari ilmu pertanian, ilmu ini mempelajari hal ikhwal intern usahatani yang meliputi organisasi, operasi, pembiayaan dan penjualan, prihal itu usahatani berupa mempelajari tritunggal


(26)

12 manusia petani, lahan, dan tanaman/hewan. Lebih lanjut dalam usahatani terdapat empat unsur pokok meliputi tanah, tenaga kerja, modal, dan pengelolaan (management). Keempat faktor ini memiliki peran penting dalam melakukan kegiatan usahatani untuk mencapai hasil yang optimal (Hernanto, 1998;14).

Usahatani adalah unit ekonomi suatu perusahaan bisnis yang diorganisasikan untuk memproduksi tanaman-tanaman dan hewan. Kegiatan ini memerlukan sumber daya berupa tanah modal di samping menajemen dan tenaga kerja (Halcrow, 1992;6). Rivai dalam Hernanto (1991;7) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, tenaga kerja, dan modal yang ditentukan kepada produksi di lapangan pertanian. Organiasi ini ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat geologis, politis maupun teritorial sebagai pengelolanya.

Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah dan sebagainya usahatani berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak (Mubyarto, 1989;66). Usahatani adalah suatu proses dengan mana sumber dan situasi dimanipulasi oleh keluarga tani dalam mencoba, dengan informasi yang terbatas, untuk mencapai tujuan-tujuannya. Mahekam dan Malcolm (1991;7) menjelaskan di Indonesia ada dua situasi usahatani diantaranya adalah sebagai berikut:


(27)

13 1. Sebagain besar tenaga kerja, keterampilan dan uang berasal dari rumah tangga yang sama, dan sebagian besar produksi dikonsumsi dikeluarga yang sama, dengan sedikit surplus yang dijual ke pasar.

2. Usahatani yang sepenuhnya komersial, membeli banyak masukan dan menjual hampir semua produk.

Mahekam dan Malcolm (1991;210) juga mengelompokan usahatani menjadi empat jenis pokok usahatani, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Petani yang memanen hasil bercocok tanam tahunan hasilnya mungkin dimakan selama masih tumbuh (sargum untuk pakan ternak), atau dipanen dan dijual (sorgum dan kapas), atau dipanen untuk disimpan sebagai pangan (jagung). Hal ini termasuk para petani ladang berpindah-pindah (slifting cultivator) yang beralih kesalahan baru ketika lahan yang tidak subur lagi akibat penanaman yang terus menerus;

2. Mereka yang menghasilkan ternak dan hasil-hasil ternaknya.

3. Mereka yang mengusahakan tanaman tahunan seperti jeruk, pisang, kopi dan tanaman perkebunan berupa karet. Dimana ada arus pendapatan selama periode yang panjang, dan seringkali ada tenggang waktu yang lama antara investasi awal dan perolehan hasil pertama, sedangkan kebutuhan untuk penanaman ulang terjadi dalam selang waktu yang relatif panjang.


(28)

14 2.3. Karakteristik Ayam Ras Petelur

Ayam kampung atau ayam lokal (sering disebut ayam bukan ras atau disingkat ayam buras) sudah lama dikenal oleh masyarakat. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara sebagai ayam penghasil telur. Terdapat dua tipe ayam ras petelur yang biasa diternakan di Indonesia diantaranya adalah ayam tipe petelur ringan dan ayam petelur medium (Ipang, 2010;8).

Ayam petelur tipe ringan memiliki ciri-ciri yang khas, seperti bermata besar, bulunya berwarna putih, ukuran badan kecil, atau kurus serta jeger berwarna merah. Kelebihan dari ayam ini mampu menghasilkan lebih dari 260 butir telur per tahunya. Sementara kelemahan ayam ini sangat sensitif pada suasana dan cuaca.

Ayam petelur medium memiliki ciri-ciri yaitu tubuhnya tidak kurus dan gemuk, bobot badannya diantara ayam pertelur ringan dan ayam boiler, dan warna bulunya berwarna coklat. Warna bulunya yang coklat, menyebabkan ayam ini disebut ayam petelur coklat. Menurut Sudaryani dan Santosa (1995;47) ciri-ciri bibit ayam jantan antara lain: Ayam jantan terlihat lebih jelas badannya cukup tinggi, ukuran badanya lebih besar dibandingkan ayam betina, jenggernya terlihat lebih besar, bulu ekornya panjang dan lebat, dan warna bulu berbeda dengan ayam betina, sedangkan ciri-ciri ayam betina antara lain: Kalau diraba perutnya lunak, kloaka bulat telur, lebar, basah kelihatan pucat, badan agak memanjang, tubuh penuh, punggung luas, dan bentuk kepala bagus sinar matanya cerah dengan memeiliki jengger yang berwarna merah cerah.


(29)

15 2.4. Usaha Ternak Ayam Ras Petelur

Usaha ternak ayam ras petelur menjadi salah satu alternatif dalam bisnis peternakan di Indonesia. Usaha ternak ayam ras petelur ini mampu menyerap tenaga kerja banyak, usaha ini juga memiliki posisi yang strategis dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam rangka penyediaan protein hewani.

Ayam ras petelur akan menghasilkan telur ayam sebagai produk utama, dan daging ayam sebagai produk sampingan. Penjualan telur ayam sudah tentu terletak pada jenis ayam yang diternakan, telur yang dijual berupa butiran telur mentah, kuning telur yang telah diolah, putih telur yang telah diolah atau telur yang telah diolah dengan berbagai jenis bumbu masakan yang dijual di tempat restoran dan rumah makan. Telur ayam kampung dijual perbutir dan umumnya berukuran kecil dan dijual dikalangan toko-toko jamu.

Rasyaf (1992;180) mengemukakan bahwa peternakan ayam kampung mempunyai dua sisi yang saling menunjang yaitu sisi teknis dan sisi non teknis. Sisi teknis meliputi semua aktivitas membesarkan anak ayam kampung hingga dewasa dengan segala perangkatnya, seperti: kandang, peralatan peternakan, makanan dan menjaga kesehatan. Hasil produksi ayam kampung harus dijual agar peternakan berhasil baik. Kegiatan menjual telur ayam tentu membutuhkan pengetahuan tentang pasar dan segala perangkatnya, Harga dan biaya juga di perhitungkan untuk sampai ke pasar, Menghitung biaya sudah pasti melibatkan sumberdaya peternakan baik langsung maupun tidak langsung.


(30)

16 Ilmu yang melibatkan ilmu ekonomi dan manajemen dinamakan sisi non teknis Peternakan yang hanya bertumpu pada sisi teknis saja, cepat atau lambat maka perusahaan tersebut akan mengalami kebangkerutan atau gulung tikar. Peternakan yang hanya mementingkan sisi non teknis saja akan mengalami banyak kesulitan dalam membesarkan ayam kampung itu.

Terdapat tiga unsur yang harus diperhatikan peternak ayam ras petelur untuk menunjang keberhasilan suatu perusahaan, yaitu:

1. Unsur produksi, peternak harus mengetahui secara seimbang antara produksi pakan dan pencegahan penyakit.

2. Unsur manajemen, manajemen berfungsi untuk mengendalikan, mengontrol semua aktivitas seperti ternak secara terpadu dan sinkron guna mencari keuntungan yang maksimal.

3. Unsur pasar dan pemasaran, untuk mendapatkan keuntungan, peternak perlu menjual hasil peternakan ayam ras petelur, untuk mencapai pasar diperlukan jalur khusus yang biasa dikenal dengan pemasaran.

2.4.1. Bibit Ayam Ras Petelur

Bibit adalah ayam muda yang akan dipelihara menjadi ayam dewasa penghasil telur untuk di konsumsi (Ipang, 2010;40). Bibit merupakan faktor utama dalam usaha ternak ayam ras petelur untuk menunjang keberhasilan suatu usaha dalam mencapai produktivitas yang dikehendaki.

Mememilih bibit yang baik hendaknya peternak ayam mengetahui pedoman pemilihan ayam yaitu, DOC berasal dari induk yang sehat, bulu tampak


(31)

17 halus dan penuh, pertumbuhanya baik, punya nafsu makan yang bagus, tidak ada letakan kotoran di duburnya, berat badan sekitar 35 sampai 40 gram dan tidak ada cacat fisik.

2.4.2. Kandang Ayam Ras Petelur

Pengadaan kandang untuk ayam ras petelur tergantung dari tahap mana kita akan memulai usaha. Peternak yang memulai usahanya dari membeli induk ayam maka diperlukan tiga jenis kandang, yaitu kandang untuk induk penghasil bibit, kandang untuk DOC sampai kandang ayam berumur tiga bulan, dan kandang battery. Peternak yang memulai usahanya dengan membeli bibit dara, maka kandang yang digunakan adalah kandang batrry saja (Sujionohadi dan Setiawan, 1993;41).

Kandang merupakan tempat berteduhnya ternak dari pengaruh buruk iklim, seperti hujan, panas matahari, atau gangguan-gangguan lainnya. Kandang yang nyaman dan memenuhi syarat perkandangan maka akan memberikan dampak positif bagi ternak sehingga ternak menjadi senang dan tidak stres. Ternak juga akan memberikan imbalan produksi yang lebih baik bagi peternak atau pemelihara. (Sudaryani dan Santosa, 1998;8).

Menurut Rasyaf (2005;44) kandang untuk ayam ras petelur digolongkan menjadi dua kandang, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Kandang kloni

Kandang kloni adalah kandang yang terdiri dari satu kandang akan tetapi kandang tersebut dihuni oleh banyak ayam, Umumnya terdiri dari ratusan ayam bahkan ribuan ekor ayam, tanpa ada pengaruh individual dalam


(32)

18 kloni itu. Kandang seperti ini biasanya digunakan untuk ayam petelur bibit.

2) Kandang individual

Kandang individual ini lebih dikenal dengan sebutan cage. Ciri dari kandang individual ini adalah terdapat pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan, karena satu kotak dalam peternakan ayam petelur komersil.

2.4.3. Pakan Ayam Ras Petelur

Aspek yang paling penting dari usahatani ayam ras petelur adalah manajemen pakan, Diperlukan jaminan tentang ketersediaan jumlah pakan yang cukup, dengan mutu yang memadai, sehinggga ternak dapat memenuhi potensi produktifnya (Mahekam dan Malcolm, 1991;280). Pemberian pakan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi ayam agar dapat berproduksi tinggi. Jenis pakan yang baik adalah pakan yang paling sesuai dengan nilai gizi yang dibutuhkan oleh ayam. Ayam buras petelur dalam setiap kg berat badannya memerlukan 8 gram protein, 3 g lemak, dan 20-25 g karbohidrat. Pakan yang diperlukan oleh satu ekor ayam pada umur produktif yang berbobot 2 kg adalah sekitar 100 g/hari dengan kandungan protein sekitar 16-17%. (Sujionohadi dan Setiawan, 1993;58).

Pemberian pakan untuk ayam ras petelur yang berumur satu sampai dengan delapan hari diberikan pakan dengan jumlah yang cukup dan memiliki kualitas yang baik. Pakan yang diperoleh dapat berasal dari hasil membeli atau membuat pakan sendiri, pakan anak ayam yang diberikan sesuai dengan berpedoman kebutuhan nutrisi anak ayam, anak ayam berumur satu hari sampai


(33)

19

delapan hari, dianjurkan mengunakan pemakaian energi metabolisme 2.850 kkal/Kg dan protein sebanyak 18%. (Sudaryani dan Santosa, 1998;30).

Pemberian pakan periode dara terbagi dua yaitu periode grower

(pertumbuhan) dan developer (perkembangan). Periode grower pada umur 9-13 minggu, sedangkan developer pada umur 14-20 minggu. Sistem pemeliharaannya pada periode grower dan developer hampir tidak berbeda, kecuali dalam hal pakan. Pakan pada periode developer memiliki kandungan protein yang lebih rendah 1% namun akhir-akhir ini peternak cenderung meneruskan penggunaan pakan grower untuk periode pemeliharaan developer.

Pada ayam dara petelur jenis ras dwiguna yang dipelihara pada lantai liter menyebabkan efesiensi penggunaan pakan lebih baik energi metabolisme yang diberikan adalah 2.700-2.750 kkal/Kg. dengan protein 15% penggantian pakan dari starter ke pakan periode grower dilakukan secara bertahap untuk menghindari stres pada ayam. (Saudaryani dan Santosa, 1998;41). Dalam pemberian pakan ayam petelur dimasa bertelur membutuhkan 17% protein. Kandungan harus terpenuhi agar ayam dapat bertelur dengan baik. Kebutuhan itu dipenuhi dari bahan makanan hingga mencapai 17% (Rasyaf, 1989;178).

2.4.4. Pengendalian Penyakit Ayam Ras Petelur

Dalam suatu peternakan yang dikelola secara baik dan benar. Pencegahan penyakit merupakan salah satu tindakan penting yang harus diterapkan oleh peternak. Pencegahan penyakit jauh lebih baik dilakukan dibandingkan mengobati ayam yang sudah sakit. Apabila pencegahan penyakit


(34)

20 dilakukan secara intensif maka kecil kemungkinan ayam terserang penyakit (Rasyaf, 1998;194). Secara umum, penyakit yang menyerang ayam ras petelur disebabkan oleh mikro organisme, seperti bakteri, jamur, virus, protozoa dan parasit.

1. Penyakit karena bakteri

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri banyak menyerang ayam ras petelur dan unggas lainnya. Penyakit bakteri ini mudah diobati dengan antibiotika.

a. Penyakit berak putih, penyebab penyakit berak putih adalah

salmonella pullorum. Penyakit ini sering juga menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang cukup tinggi.

b. Fowl Typhoid, penyakit fowl typhoid disebabkan oleh salmonella

gallinarum. Sasaran yang sering diserangnya adalah ayam remaja dan dewasa. Tanda spesifik penyakit ini adalah ayam mengeluarkan tinja yang berwarna hijau kekuningan. Pengobatannya dengan antibiotik atau preparat sulfa.

c. Paratthyphoid, penyakit ini juga disebabkan oleh bakteri dari genus

salmonella. Biasanya penyakit ini jarang menyerang ayam di bawah umur satu bulan. Pengobatannya dengan preparat sulfa atau obat sejenisnya.

d. Kolera, penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja. penyebabnya penyakit ini adalah pasteurella multocida. Pada serangan


(35)

21 yang serius pial ayam akan membesar. Penyakit ini juga mudah diobati dengan antibiotika, misalnya tetrassiklin atau streptomisin.

e. Coreza atau pilek ayam, coreza merupakan penyakit ayam yang cukup seperti halnya pilek pada manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, tetapi ada juga yang menyatakan bahwa penyakit ini berasal dari virus. Penyakit ini menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam. Ayam terkena penyakit ini menunjukan tanda-tanda seperti yang terserang pilek. Ayam yang terkena penyakit ini dapat dikendalikan dengan antibiotika atau preparat sulfa.

f. CRD, merupakan penyakit ayam pada yang juga populer di Indonesia. Penyakit pernapasan ini banyak menyerang anak ayam dan juga menyerang ayam remaja. Pencegahan dan pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan antibiotika, misalnya dengan menggunakan

spiramisin dan tilosin. 2. Penyakit Karena Jamur

Penyakit ini terjadi karena ada jamur atu sejenisnya yang merusak bahan makanan. Makanan yang terkena jamur mengeluarkan zat yang dapat menimbulkan racun kemudian racun tersebut dimakan ayam.

a.Gizzerosin, penyakit muntah darah hitam penyakit ini dengan ciri utama kerusakan total pada gizzard ayam. Penyebabnya adalah racun dalam tepung ikan, tepung ikan menimbulkan penyakit. Penyakit ini sebagai akibat dari pemanasan bahan makanan yang menguraikan salah satu asam amino sehingga menjadi racun.


(36)

22 b.Racun dari bungkil kacang, bungkil kacang dan bungkil kelapa merangsang pertumbuhan jamur dari group aspergillus. racun yang dikeluarkan sanggat berbahaya bagi ayam. Untuk menghindari racun ini dalam ransum digunakan antioksidan. Penyakit asal jamur toksin populer di Indonesia yang merupakan negara tropis lembab.

2.4.4. Tenaga Kerja Peternakan Ayam Ras Petelur

Rasyaf (1989;19) menyatakan bahwa peternakan ayam ras petelur sebenarnya bukan padat karya dan juga tidak selalu padat modal. Peternakan ayam ras petelur mempunyai kesibukan yang temporer terutama pagi hari dan pada saat ada tugas khusus seperti vaksinasi. Oleh karena itu, disuatu peternakan dikenal beberapa jenis tenaga antara lain: tenaga kerja tetap, tenaga kerja harian, tenaga kerja harian lepas dan kontrak. Selanjutnya dikatakan juga bahwa tenaga kerja pada peternakan ayam ras petelur yang dikelola secara manual (tanpa alat-alat otomatis) untuk 2.000 ekor ayam ras petelur mampu dipelihara oleh satu pria orang dewasa. Bila mempergunakan alat otomatis (pemberian pakan dan air minum secara otomatis) maka untuk 6.000 ekor cukup satu orang pria dewasa sebagai tenaga kandang yang melakukan tugas sehari-hari di kandang. Di samping itu perlu tenaga kerja bantu umum untuk vaksinasi, pengaturan pakan dan kegiatan lainnya.


(37)

23 2.5. Penelitian Terdahulu

Hasil penellitian Muhamad Agus Sutopo (2008) tentang analisis pendapatan usahatani pembesaran ayam buras dengan pemberian jamu. Berdasarkan hasil dari pembahasan yang dilakukukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa biaya produksi perperiode pemeliharaan dalam usahatani

pembesaran ayam buras P4S Eka Jaya terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 2.553.833,25 dan biaya tidak tetap sebesar Rp. 44.752.816,13. Biaya tersebut

dikelompokan menjadi biaya tunai yang dikeluarkan dalam pembesaran ayam

buras sebesar Rp. 40.406.316,13 dan biaya yang diperhitungkan sebesar Rp. 6.900.333,25. dengan demikian biaya total yang dikeluarkan adalah sebesar

Rp. 47.076.649,38. Pendapatan yang diperoleh dari hasil pembesaran ayam buras P4S Eka Jaya dalam satu priode pemeliharaan yaitu pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp. 18.631.683,87 pendapatan atas biaya total sebesar Rp. 12.076.350,62.

Nilai Rasio penerimaan (R/C rasio) atas biaya total yang diperoleh P4S Eka Jaya adalah 1,26 dan Nilai Rasio penerimaan (R/C rasio) atas biaya tunai adalah 1,46. dengan memiliki nilai R/C rasio atas biaya total 1,26 dan nilai R/C rasio atas biaya tunai 1,46 maka setiap satu rupiah yang dikeluarkan akan memperoleh manfaat sehingga penerimaan lebih dari satu rupiah. Dengan demikian usahatani pembesaran ayam buras yang dilakukan P4S Eka Jaya menguntungkan dan layak untuk dijalankan. Titik pulang pokok (break event point) produksi adalah 1.840,94. Titik pulang pokok (break event point) harga per ekor pada usahatani pembesaran ayam buras adalah Rp 20.612,92.


(38)

24 2.6. Kerangka Pemikiran Konseptual

Usaha peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm merupakan salah satu usaha peternakan ayam ras petelur hidup. Tujuan akhir dari usaha peternakan ayam ras petelur ini adalah memperoleh keuntungan yang maksimal. Peternakan Jaya Abadi Farm perlu mengidentifikasi dan mengetahui struktur biaya produksi dan penerimaan yang didapat dari usaha peternakan ayam ras petelur ini untuk mencapai tujuanya Biaya produksi peternakan Jaya Abadi Farm adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan faktor-faktor produksi selama proses pemeliharaan berlangsung, sedangkan penerimaan usaha didapat dari penghasilan penjualan output utama dan output sampingan yaitu berupa penjualan telur ayam ras, ayam ras afkir dan tinja (kotoran ayam). Hasil dari identifikasi komposisi biaya dan penerimaan tersebut kemudian digunakan untuk menghitung besarnya tingkat pendapatan yang diperoleh pada usaha peternakan Jaya Abadi Farm disertai dengan menghitung penerimaan atas biaya (R/C rasio), menghitung keuntungan atas biaya (B/C rasio), analisis Break Event Point (BEP) dan analisis titik peluang pokok (TPP).

Analisis pendapatan digunakan untuk menghitung besarnya tingkat pendapatan yang seharusnya dapat diperoleh dari usaha ternak ayam ras petelur. Perhitunggan tingkat pendapatan didapat dari hasil pengurangan penerimaan usaha dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Kerangka pemikiran konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.


(39)

25 Gambar. 1. Bagan Kerangka Pemikiran Konseptual

PETERNAKAN JAYA ABADI FARM

VISI DAN MISI PETERNAKAN

INPUT

BIAYA TETAP

-Pajak Tanah

-Penyusutan Peralatan dan kandang

BIAYA TIDAK TETAP

Bibit Pakan Vaksin Tenaga Kerja Listrik Transportasi

OUT PUT

-Telur Ayam Ras

-Ayam

-Tinja (kotoran ayam)

Proses Budidaya Ayam Petelur

Analisis Usahatani

- Analisis Pendapatan

- Analisis Penerimaan

- Analisis R/C Rasio

- Analisis B/C Rasio

- Ananlisis BEP

- Analisis PP


(40)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Jaya Abadi Farm Desa Tegal Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja oleh peneliti dengan pertimbangan bahwa peternakan Jaya Abadi Farm merupakan peternakan yang memiliki skala usaha yang cukup memadai dilihat dengan adanya penambahan jumlah ayam yang di pelihara dalam setiap tahunya.

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 November sampai dengan 14 Desember 2009. Peneliti terlebih dahulu melakukan survey tempat lokasi sebelum peleksanaan penelitian. Penelitian awal ini dilakukan dengan mengamati sekilas kegiatan usahatani pada peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm, penelitian selanjutnya dilakukan dengan mewawancarai pemilik peternakan sekaligus dengan pekerja lapangan.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan pemilik peternakan, pihak pengelola, dan pekerja peternakan yang ada di tempat penelitian. Data sekunder diperoleh melalui pengumpulan data dari referensi tertulis atau literatur-literatur yang dapat dipercaya serta data dari


(41)

27 hasil produksi peternakan Jaya Abadi Farm Desa Tegal Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat.

3.3. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengumpulan data usahatani ayam ras petelur menggunakan teknik observasi atau pengamatan usahatani ayam ras petelur dengan melakukan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki dan wawancara tanya jawab secara langsung dengan nara sumber yang mengetahui tentang objek yang diteliti. Data yang diperoleh disusun dalam bentuk tabulasi pengolahan data yang didapat dilakukukan dengan mengunakan kalkulator disamping itu juga peneliti untuk mengelolah data mengunakan komputer terutama program excel 1998.

3.4. Analisis Usahatani Ayam Ras Petelur

Analisis usahatani ayam ras petelur meliputi analisis terhadap: biaya usahatani, penerimaan usahatani, pendapatan usahatani, ratio penerimaan atas biaya (R/C rasio), perbandingan antara tingkat keuntungan dengan biaya yang dikeluarkan (B/C rasio), Break Event Point (BEP) dan Payback period (PP).

3.4.1. Biaya Produksi Ayam Ras Petelur

Peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm memiliki beberapa peralatan untuk membantu kegiatan usahatani dalam menjalankan usahanya. Peralatan ini


(42)

28 merupakan investasi peternak dalam menjalankan usaha peternakan ayam ras petelur.

Analisis biaya usahatani pada peternakan Jaya Abadi Farm memiliki komponen biaya usahatani yang terdiri atas biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Biaya tunai dari biaya tetap dapat berupa pajak tanah, sedangkan untuk biaya tidak tetap antara lain berupa biaya untuk pembelian bibit ayam ras petelur, pakan ayam ras petelur, vaksin, obat-obatan, tenaga kerja luar keluarga, listrik dan transportasi.

2. Biaya tetap (fixed cost); yang dimaksud adalah biaya yang penggunaanya tidak habis dalam satu masa produksi. Biaya tetap yang tergolong dalam kelompok ini antara lain: pajak tanah, pajak air, penyusutan alat dan bangunan kandang ternak.

3. Biaya variabel atau biaya-biaya berubah (variabel cost) adalah biaya yang besar kecilnya sangat tergantung pada skala produksi. yang tergolong dalam kelompok biaya variabel antara lain: biaya bibit ayam ras petelur, biaya obat pembasmi hama dan penyakit, biaya vaksin, biaya upah buruh dan tenaga kerja, biaya panen, dan sewa tanah. 4. Biaya tidak tunai (diperhitungkan) pada peternakan Jaya Abadi Farm

meliputi biaya penyusutan peralatan dan bangunan.Biaya variabel antara lain biaya tenaga kerja keluarga (Hernanto, 1989;140). Biaya penyusutan dapat dirumuskan sebagai berikut:


(43)

29 Biaya penyusutan = Nb Ns

N Dimana:

Nb : nilai beli (harga perolehan) Ns : taksiran nilai sisa

N : jangka umur pemakaian

Secara matematis untuk menghitung biaya usahatani ternak ayam ras petelur Jaya Abadi Fram adalah sebagai berikut: (Patong;2003:45):

TC = TFC + TVC TC = TVC + Px.X Keterangan:

TC = Total Biaya (Rp/priode) TFC = Total Biaya Tetap (Rp/priode) TVC = Total Biaya Variabel (Rp/priode) Px = Harga Out input (Rp/priode) X = Jumlah Input yang digunakan

3.4.2. Penerimaan Ayam Ras Petelur

Penerimaan perternak ayam ras petelur pada peternakan Jaya Abadi Farm berasal dari produk utamanya telur ayam ras baik yang terjual maupun yang belum terjual dan produk untuk dikonsumsi oleh keluarga peternak dalam jangka


(44)

30 waktu tertentu. Produk sampingan terdiri atas ayam petelur yang sudah afkir, kotoran ayam (tinja) yang biasa digunakan untuk pupuk organik berupa pupuk kandang. Pendapatan peternak dapat dihitung jika biaya dan penerimaan sudah diketahui. Pendapatan peternak merupakan selisih antara penerimaan dan biaya produksi.

Berdasarkan dari hal tersebut diatas menurut patong untuk menanalisis penerimaan usahatani dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

TR = Py.Y Keterangan:

TR = Total Penerimaan (Rp/priode) Py = Total Ouput Per Unit (Rp) Y = Jumlah Ouput Yang Dijual

3.4.3. Pendapatan Ayam Ras Petelur

Analisis pendapatan digunakan untuk menghitung pendapatan peternak dari usaha ternak ayam ras petelur. Menurut kadarasan (1995;83), pendapatan adalah selisih antara penerimaan total perusahaan dengan pengeluaran. Total penerimaan diperoleh dari hasil penjualan output ayam ras petelur berupa telur peternakan Jaya Abadi Farm Desa Tegal kecamatan kemang kabupataen Bogor Jawa Barat. Total biaya yang diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dan biaya tidak tetap, sedangkan biaya variabel diperoleh dari banyaknya input yang dikalikan dengan harga input ayam ras petelur berupa telur. Secara matematis


(45)

31 perhitungan tingkat pendapatan dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut patong (2003;123)

= TR-TC Kriteria yang digunakan: 1. 0 maka untung 2. 0 maka rugi 3. = maka impas

3.4.4. Analisis Penerimaan Atas Biaya (R/C Rasio)

Penerimaan atas biaya (R/C) Analisis Revenue Cost Ratio adalah pembagian antara penerimaan usahatani dengan biaya dari usahatani. Analisis ini dapat menunjukan besarnya penerimaan yang diperoleh peternak akibat per rupiah yang dikeluarkan untuk usaha ternaknya. Menurut Hernanto (1995;56) penerimaan atas biaya (R/C) rasio ini menunjukan pendapatan kotor yang diterima untuk setiap rupiah yang dikeluarkan untuk memproduksi. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung analisisis penerimaan atas biaya (R/C) rasio adalah sebagai berikut:

R/C Rasio = TR TC Keterangan :

TR = Total penerimaan produk


(46)

32 Apabila nilai penerimaan atas biaya (R/C) rasio 1, maka usahatani yang dilakukan menguntungkan atau layak untuk dilaksanakan, tetapi jika nilai penerimaan atas biaya (R/C) rasio 1, maka usahatani yang dilakukan mengalami kerugian sehingga tidak layak untuk dijalankan (Soeharjo dan Patong, 1986;79).

3.4.5. Analisis Keuntungan Atas Biaya (B/C Rasio)

Keuntungan atas biaya (B/C) adalah perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak dan memberi manfaat apabila nilai keuntungan atas biaya (B/C) > 0 semakin besar nilai keuntungan atas biaya (B/C) semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut (Hartono, 2003;69). Secara sistematis (B/C) dapat dirumuskan sebagai berikut.

B/C Rasio = Total Keuntungan Total Biaya Keterangan

TP = Total Keuntungan TC = Total Biaya

3.4.6. Analisis Titik Pulang Pokok (BEP)

Titik pulang pokok (Break Event Point) adalah suatu titik level output dimana perusahaan tidak mendapatkan laba untung dan laba rugi. Pada titik ini hasil penjualan sama dengan jumlah biaya (TR=TC) (Rahadi dkk, 2003;70). Rumus yang digunakan:


(47)

33 BEP Produksi = TB

Hp

BEP Harga = TB TQ

Keterangan : TB = Total Biaya Hp = Harga Penjualan TQ = Total Produksi

3.4.7. Analisis Payback Period (masa pengembalian modal)

Menurut Lukman (2004:444), payback periode adalah perhitungan atau penentuan jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup nilai investasi suatu proyek dengan menggunakan aliran kas yang dihasilkan oleh proyek tersebut. Perhitungan payback periode untuk suatu proyek yang mempunyai pola aliran kas yang sama dari tahun ke tahun dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Payback Period =

Nilai Investasi

x 1 musim tanam Total Pendapatan


(48)

34 3.3. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengeluaran usahatani adalah modal yang habis digunakan atau dikeluarkan dalam usahatani.

2. Biaya tetap adalah biaya yang sewaktu-waktu tidak akan berubah dan tidak akan habis dalam satu masa produksi.

3. Biaya tidak tetap (variabel Cost) adalah biaya yang sewaktu-waktu dapat berubah yang besar kecilnya tergantung pada skala produksi.

4. Biaya produksi merupakan jumlah dari dua komponen biaya yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap yang digunakan dalam produksi.

5. Total Biaya (TB) adalah jumlah dari biaya tetap dengan biaya tidak tetap. 6. Biaya Tunai (BT) usahatani adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk

pembelian peralatan usahatani.

7. Biaya Diperhitungkan (BD) digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja peternak jika penyusutan alat dan nilai tenaga kerja dalam keluarga diperhitungkan.

8. Penerimaan tunai (PNT) usahatani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani yang dihasilkan.

9. Penerimaan diperhitungkan (PND) adalah nilai uang yang diterima dari hasil produksi di luar penjualan produk secara tunai misalkan hasil penjualan kotoran ternak.


(49)

35 BAB IV

GABARAN UMUM USAHA PETERNAKAN JAYA ABADI FARM

4.1. Sejarah Umum Peternakan Jaya Abadi Farm

Pada awalnya Peternakan Jaya Abadi Farm didirikan pada tahun 1992 oleh bapak yang bernama Pepen, Bapak Pepen adalah seorang wirausahawan yang terbilang sukses dalam bidang peternakan ayam ras petelur di Desa Tegal Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Bapak Pepen memulai usahanya berdasarkan ilmu dan pengalaman dalam berternak ayam boiler pada sebuah peternakan yang bernama PT. Sihnta, Bapak Pepen bekerja pada PT. Shinta selama dua puluh tahun namun pada saat itu peternakan PT. Shinta mengalami kegagalan dalam usahanya dikarnakan terjadinya kenaikan pakan pada ayam boiler pada saat itu sampai akhirnya Bapak Pepen memilih keluar dari PT. Shinta dan memulai wirausaha ternak ayam ras petelur.

4.2 Visi Dan Misi Peternakan Jaya Abadi Farm

Visi dan misi pada Peternakan Jaya Abadi Farm adalah sebagai berikut :

1. Menjalankan usaha sebagai bekal hidup dan melestarikan ayam khususnya ayam ras petelur coklat yang memiliki kandungan nilai protein yang tinggi.


(50)

36 2. Memberikan ilmu dan pengalaman tentang berternak ayam ras petelur kepada masyarakat khususnya masyarakat Desa Tegal umumnya seluruh masyarakat yang ada Indonesia.

3. Menanamkan jiwa kepemimpinan, moral etika dan ke wirausahaan.

4.2. Lokasi Umum Peternakan Jaya Abadi Farm

Sejak tahun 1992 sampai pada saat ini, Peternakan Jaya Abadi Farm terletak didaerah Desa Tegal RT.02 RW.05 Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat. Letak geografis Peternakan Jaya Abadi Farm terletak lintang selatan dengan keadaan lokasi yang masih banyak terdapat areal persawahan, empang ikan dan tanaman pertanian seperti pisang, mangga, pepaya, belimbing dan singkong. Disamping itu juga banyak terdapat peternakan ayam boiler. Batas wilayah lokasi Peternakan Jaya Abadi Farm adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Udik Kampung Ambulu.

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Cibeteng Kampung Nagro.

Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Pabuaran Kampung Pok Tua.

Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Babakan Kampung Pondok.

Luas areal lahan peternakan 500 m2. Didalamnya terdapat dua buah kandang ayam dengan ukuran 30 m x 15 m dan satu buah bangunan rumah dengan luas 6 m x 5 m yang terdapat diluar areal peternakan.


(51)

37 4.3. Struktur Organisasi Peternakan Jaya Abadi Farm

Peternakan Jaya Abadi Farm tidak memiliki struktur organisasi seperti peternakan ayam dalam skala besar . Struktur organisasi di Peternakan Jaya Abadi Farm sangatlah sederhana Pemilik merangkap sebagai pengelola dan mengarahkan semua pekerja sesuai dengan pekerjaanya masing-masing, semua keputusan yang ada di Peternakan Jaya Abadi Farm merupakan wewenang pemilik sepenuhnya, mulai dari mengatur pengeluaran uang sampai dengan mengaudit pemasukan uang. Jumlah karyawan di Peternakan Jaya Abadi Farm sebanyak 5 orang, dengan tugas masing-masing sebagai berikut :

1. Bapak Pepen selaku pimpinan bertugas untuk mengevaluasi pemasukan dan pengeluaran keuangan, serta sebagai pengambil keputusan dalam kegiatan usaha.

2. Bapak Zulkarnain bertugas untuk pemilihan pakan ayam ras petelur yang akan digunakan, kegiatan bapak Zulkarnain antara lain memilih bibit ayam ras petelur yang akan diternakan, memilih merk vaksin dan sekaligus merangkap sebagai pembudidaya ayam ras petelur.

3. Bapak Yudianto bertugas mengambil telur, menimbang telur, sampai memasukan telur kedalam peti dan melakukan kegiatan pemasaran. 4. Bapak Adek bertugas sebagai pemanggul telur yang akan diturunkan dari


(52)

38 warung untuk dimasukan ke mobil serta pemasaran ayam afkir dan pengendara mobil pada saat pemasaran ayam afkir.

5. Bapak Ari bertugas membersihkan kandang, sekaligus sebagai pembeli sekam dan peti yang digunakan untuk pengemasan telur.

Gambar struktur organisasi di peternakan Jaya Abadi Farm adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Struktur Organisasi Peternakan Jaya Abadi Farm

Sumber: Administrasi Peternakan Abadi Jaya Farm 2007

4.4. Kegiatan Usaha Peternakan Jaya Abadi Farm

Kegiatan yang dilakukan di Peternakan Jaya Abadi Farm sama dengan usaha peternakan ayam ras petelur lainya, kegiatan peternakan mulai bergerak dari hulu ke hilir dimulai dari budidaya sampai ke pemasaran dengan produk utamanya

PEMILIK

Pemilik

PEGAWAI Pemilihan Pakan

PEGAWAI Pengambilan

telur

PEGAWAI Pemasaran ayam

a ir

PEGAWAI Kebersihan


(53)

39 yaitu, berupa telur ayam dan Produk sampingan berupa ayam afkir sekaligus tinja (kotoran ayam)yang banyak digunakan oleh sebagian orang sebagai pupuk kandang.

4.5.1. Persiapan Lahan

Lahan merupakan faktor penting dalam berternak ayam ras petelur, persiapan lahan perlu diperhatikan karena lahan sangat mempengaruhi keberhasilan suatu usaha peternakan ayam ras petelur. Peternakan Jaya Abadi Farm memilih lahan yang jauh dari pemukiman penduduk dan juga pusat keramaian tujuannya adalah untuk menghindari suara-suara bising. Pemilihan lahan yang tidak diperhatikan atau lokasinya dekat dengan pusat keramaian menyebabkan ayam mengalami steres dan pengurangan produksi telur, bahkan apabila ayam terkena stres berat maka akan mengalami kematian.

Peternakan Jaya Abadi Farm memiliki lahan dengan luas 500 m³, Struktur tanah yang ada di Peternakan Jaya Abadi Farm berupa tanah merah lempung yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman buah-buahan seperti pisang, mangga, belimbing, pepaya dan singkong dengan kondisi lahan yang sudah di kelilinggi tembok pembatas yang permanen.

4.5.2. Kandang Ayam

Kandang merupakan rumah dari binatang ternak yang dipelihara, Peternakan Jaya Abadi Farm memiliki dua buah bangunan kandang dengan


(54)

40 ukuran kandang pertama yaitu 25 x 15 meter yang didalamnya terdapat kandang

battery yang berfungsi untuk memisahkan antara ayam yang satu dengan ayam yang lainya, kandang pertama memiliki 12 jalur kandang battery dalam satu jalur kandang battery terdapat 150 ekor ayam, dalam satu meter kandang battery

terdapat 6 ekor ayam. Kandang pertama memiliki daya tampung ayam sebanyak 5.000 ekor ayam. Kandang ayam ras petelur di Peternakan Jaya Abadi Farm yang lainya memiliki luas kandang dengan ukuran 20 m x 10 m yang didalamnya juga terdapat Kandang battery yang berfungsi sama dengan kandang battery pertama, Kandang battery kedua hanya memiliki 8 jalur dalam satu jalur berisikan 120 ekor ayam dalam satu meter kandang terdapat enam ekor ayam. Kandang ayam memiliki daya tampung ayam sebanyak 3.000 ekor ayam.

4.5.3. Bibit Ayam Ras Petelur

Bibit ayam ras petelur yang dimaksud adalah ayam yang akan dipelihara menjadi ayam dewasa penghasil telur untuk di konsumsi. Peternakan Jaya Abadi Farm mengunakan bibit disesuaikan dengan standar yang dimiliki oleh peternakan Jaya Abadi Farm yaitu mulai dari umur satu minggu sampai dengan bibit yang berumur 16 minggu.

Pada peternakan Jaya Abadi Farm ini sendiri mengunakan bibit tipe

Babcock B380 tipe Dwiguna, ciri-cirinya berbulu coklat, produksi telur 260 sampai dengan 275, ransum 1,9 Kg per dosin dengan umur ayam yang akan diternakan berumur 16 minggu, Tujuan peternakan menggunakan bibit yang


(55)

41 berumur tiga minggu adalah untuk mempercepat ayam berproduksi, dan mempersingkat masa pemeliharaan ayam. Peternakan Jaya Abadi Farm untuk saat ini memelihara ayam dengan jumlah sekitar 8.000 dengan tiga tahap pertama 3.000 ayam yang dipelihara pada bulan Mei 2009, tahap kedua pada bulan Juni sebanyak 2.500, dan tahap ketiga pada bulan Juli sebanyak 2.500 ekor ayam. Jarak tahapan pengisian kandang dengan ayam adalah satu bulan.

4.5.4. Pakan Ayam Ras Petelur

Pakan merupakan aspek yang sangat vital bagi kehidupan ayam. tanpa adanya pakan dan kurangnya kebutuhan nutrisinya maka pertumbuhan ayam akan menjadi terganggu. Peternakan Jaya Abadi Farm menggunakan jenis pakan merek

Gold Coin 105 M berfungsi mempelancar produksi ayam ras dan menjaga kesehatanya ayam ras petelur. Pemberian pakan dalam satu hari dilakukan sebanyak dua kali pemberian pakan pertama di berikan pada pukul 05.00 dan pemberian pakan kedua pukul 11.00 waktu pemberian pakan sanggatlah perlu untuk diperhatikan karena untuk menjaga stabilitas produksi ayam.

Peternakan Jaya Abadi Farm memberikan pakan setiap hari dengan tiga tahap. Tahap pertama, dengan total sebanyak 3.000 ekor ayam diberikan pakan sebanyak 60 Kg, tahap kedua dengan jumlah ayam sebanyak 2.500 menghabiskan pakan sebanyak 50 Kg, dan tahap ketiga dengan total ayam sebanyak 2.500 menghabiskan pakan sebanyak 50 Kg. Total pakan yang dikeluarkan oleh


(56)

42 peternakan Jaya Abadi Farm perharinya adalah sebanyak 150 Kg dengan total ayam sebanyak 8.000 ekor.

4.5.5. Vaksin Ayam Ras Petelur

Pemberian vaksin merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menular dengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Vaksin juga bisa mencegah parasit pada ayam yang datangnya dari kandang. Pada peternakan Jaya Abadi Farm pengendalian penyakit dilakukan dengan pemberian berbagai jenis vaksin, diantaranya adalah Rodalon yang berfungsi membunuh kuman bakteri yang ada didalam kandang pemakaian Rodalon ini dilakukakan dengan cara disemprotkan ke kandang dengan dosis Rodalon ukuran satu botol di campur dengan 20 liter air untuk disemportkan kedalam dua buah kandang yang ada di peternakan Jaya Abadi Farm, Egg Stimulan berfungsi menambah produksi telur ayam dan menambah warna coklat pada telur ayam, Vita Stress berfungsi menambah nafsu makan ayam dan mencegah stres pada ayam dengan dosis 500 gram dicampur dengan 100 liter air dengan pengantian air dilakukan satu mingu sekali, Vitralit berfungsi menjaga terjadinya stres pada ayam, FPD IB berfungsi mencegah terjadinya pembengkakkan sel-sel pada usus ayam petelur kemasan perbotol dengan dosis perbotolnya dapat digunakan untuk 1.000 ekor ayam cara kerjanya dilakukaan dengan menyuntikkan vaksin kedalam tubuh ayam dengan formasi 4:4:4 yang artinya penyuntikan dilakukan dalam empat bulan sekali.


(57)

43 4.5.5. Pasca Panen

Peternakan Jaya Abadi Farm melakukan panen pada saat ayam berumur empat bulan setengah. Penanganan pasca panen mempunyai tiga tujuan pokok yaitu siap untuk dipasarkan, terjaga kesegaran, keawetanya, serta aman dan utuh selama menunggu angkutan dan selama pemasaran. Terdapat beberapa langkah yang dilakukan setelah panen dan sebelum dipasarkan di Peternakan Jaya Abadi Farm, yaitu mengumpulkan, membersihkan, memilih, mengepak, dan menyimpan telur.

Peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm melakukan kegiatan pengumpulan telur ayam sebanyak tiga kali. kegiatan pengumpulan telur dengan cara pengambilan telur. Telur pertama diambil pukul 10.00 sampai pukul 11.00 pengambilan kedua dilakukan pada siang hari pukul 13.00 sampai pukul 14.00 dan pengambilan ketiga dilakukan pada pukul 15.00 sampai 16.00 lalu diletakan telur didalam egg tray dengan posisi telur bagian tumpul diletakan diatas kemudian pada pagi harinya telur yang masih tersisa dikumpulkan.

Peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm membersihkan telurnya dilakukan dengan cara kering yaitu dengan mengelap telur ayam satu persatu memakai kain yang kering tujuanya menghidari telur dari bakteri atau jamur yang membuat telur menjadi cepat rusak. Pemilihan Telur dilakukan dengan cara mensurtir telur yang sesuai dengan keadaan telur mulai dari telur yang kecil, telur yang besar dan telur retak. Telur yang besar dicampur dengan telur yag besar begitu juga sebaliknya dan memisahkan telur yang retak dari telur-telur yang utuh


(58)

44 tujuan pemilihan telur adalah untuk memudahkan penimbangan telur dan menghitung jumlah pendapatan telur.

Pengepakan telur ayam ras petelur pada Peternakan Jaya Abadi Farm dilakukan dengan memasukan telur kedalam peti yang sudah dilapisi dengan koran dan jerami, peti yang terbuat dari kayu dengan bagian samping berlobang dengan fungsi menjaga telur dari suhu yang panas. Peternakan Jaya Abadi Farm menyimpan telur ayam ras di dalam kamar karena suhu yang ada di dalam kamar cocok sekali untuk penyimpanan telur, cara menghindari telur dari kerusakan adalah dengan cara memasarkan telur tujuh hari sejak ditelurkan.

Tataniaga yang mengandung makna menata suatu perdagangan, lebih dibatasi sebagai kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan hasil suatu usaha berupa produk dari peternakan ke konsumen. Jalur pemasaran telur ayam ras peternakan Jaya Abadi Farm adalah sebagai berikut, Peternakan


(59)

45 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Pendapatan Usahatani Peternakan Jaya Abadi Farm

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm mulai dari hulu sampai ke hilir sampai peternakan tersebut mendapatkan produk utama berupa telur ayam ras sampai telur tersebut dipasarkan sehingga peternakan tersebut mendapatkan suatu keuntunggan. Biaya produksi peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm untuk skala menegah dengan total ayam sebanyak 8.000 mengambarkan besarnya input produksi dan biaya yang dikeluarkan selama proses peternakan itu berlangsung. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh peternakan Jaya Abadi Farm dalam satu periode produksi telur ayam sampai dengan ayam tersebut afkir, berasal dari modal sendiri. Biaya peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm untuk memproduksi telur terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost).

5.1.1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap (Fixed Cost)adalah biaya yang dikeluarkan oleh peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm, yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Besar kecilnya biaya produksi tersebut tidak dipengaruhi oleh banyaknya produksi yang dihasilkan oleh peternakan Jaya Abadi Farm namun biaya ini harus dikeluarkan. Pada usahatani ayam ras petelur Jaya Abadi Farm,


(60)

46 yang termasuk biaya tetap (fixed cost) adalah biaya pajak tanah, biaya penyusutan peralatan yang didalamnya termasuk penyusutan bangunan.

Peternakan Jaya Abadi Farm memiliki beberapa peralatan dan bangunan dengan nilai investasi sebesar Rp. 113.488.000,00. Investasi tersebut meliputi: kandang, mobil bak, timbangan, lampu, tempat pakan, tempat minum, sepatu but, drum plastik, ember telur, gayung, peti telur, mesin Genset, mesin air, peralatan vaksin, alat semprot, toren air, skop dan lori (Lampiran 1).

Biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh Peternakan Jaya Abadi Farm berupa pajak tanah yaitu sebesar Rp. 1.250.00,00 setiap tahunnya, sedangkan biaya pajak tanah dalam satu periode adalah sebesar Rp. 1.458.333,33 (setiap 14 bulan satu kali). Total biaya tetap yang dikeluarkan oleh peternakan Jaya Abadi Fram (14 bulan) adalah sebesar Rp. 141.868.255,51. Gambaran mengenai biaya tetap peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm dapat pada Tabel 3. di bawah ini.


(61)

47 Tabel 3. Biaya Tetap dan Diperhitungkan Pada Peternakan Ayam Ras Petelur

Jaya Abadi Farm Dalam Satu Periode Produksi Tahun 2009

N o

Uraian Biaya (Rp.) Setahun Satu periode Perse n (%) Tunai Diperhitungk

an 1 Pajak

tanah

1.250.000,00 - 1.250.000,00 1.458.333,33 1

2 Penyusut an

- 23.075.933,30 23.075.933,3 0

26.921.922,1 8

19

3 Investasi 113.488.000, 00

- 113.488.000, 00

113.488.000, 00

80

Total 137.813.933,

30

141.868.255, 51

100 Sumber: Peternakan Jaya Abadi Farm 2009 (diolah)

5.1.2. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost)

Biaya tidak tetap (Variabel Cost) adalah biaya yang besar kecilnya sanggat tergantung kepada skala produksi. Biaya yang tergolong tidak tetap (Variabel Cost) pada peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm adalah biaya sarana produksi yang terdiri atas biaya bibit, biaya pakan, biaya vaksin, biaya tenaga kerja harian, biaya listrik dan biaya transportasi.

5.1.2.1. Biaya Bibit

Peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm menjalankan usahanya dalam berternak ayam ras petelur, dengan cara membeli bibit berupa bibit yang berumur 16 minggu dari tempat penjualan bibit ayam ras petelur. Peternakan


(62)

48 ayam ras petelur Jaya Abadi Farm membeli bibit dengan mengunakan tiga tahapan. Tahapan pertama membeli bibit sebanyak 3.000 ekor untuk satu ekornya dibeli dengan harga Rp. 38.000,00. Tahapan kedua sebanyak 2.500 ekor dibeli dengan harga Rp. 43.000,00 Tahapan ke tiga sebanyak 2.500 ekor dibeli dengan harga Rp. 43.000,00. Total jumlah ayam yang dipelihara di peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm sebanyak 8.000 ekor. Besarnya biaya bibit yang dikeluarkan oleh peternakan ayam ras petelur pada Jaya Abadi Farm dapat dilihat lebih rinci pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Total Biaya Bibit Per Periode Yang Dikeluarkan Oleh Peternakan Ayam Ras Petelur Jaya Abadi Farm Tahun 2009

No Tahapan Jumlah ayam Harga ayam/ekor (Rp.) Jumlah (Rp.) 1 I 3.000 38.000,00 114.000.000,00 2 II 2.500 43.000,00 107.500.000,00 3 III 2.500 43.000,00 107.500.000,00 Total biaya bibit dalam satu periode 329.000.000,00 Sumber: Peternakan Jaya Abadi Farm 2009 (diolah)

5.1.2.2. Biaya Pakan

Peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm dalam memberikan pakan ayam ras petelur disesuaikan dengan umur ayam. Peternakan Jaya Abadi Farm membeli bibit berumur 16 minggu (4 bulan). Pada umur 4 bulan sampai dengan 9 bulan, ayam ras petelur diberikan pakan khusus ayam ras petelur yaitu jenis pakan dengan merek Gold Coin 104 C. Pakan ayam ras petelur jenis ini berfungsi


(63)

49 untuk merangsang ayam pada masa awal produksi. Ayam yang telah memasuki masa puncak produksi (umur 10 bulan sampai 14 bulan), diberikan pakan Gold Coin 105 C yang berfungsi untuk menstabilkan produksi telur ayam.

Dalam tabel 5, setiap ekor ayam pada umur 4 sampai 9 bulan mengkonsumsi pakan sebanyak 0,02 Kg dengan jenis pakan Gold Coin 104 C, maka untuk 7.600 ekor ayam membutuhkan 152 Kg Gold Coin 104 C dengan harga Rp. 3.400,00 per Kg. Biaya yang dikeluarkan untuk 7.600 ekor ayam ras petelur dari umur 4 sampai 9 bulan sebesar Rp. 93.024.000,00. Ayam ras petelur dari umur 10 sampai 18 bulan mengkonsumsi pakan sebanyak 0,025 Kg dengan jenis pakan Gold Coin 105 C, maka untuk 7.600 ekor ayam membutuhkan 190 Kg Gold Coin 104 C dengan harga Rp. 3.560,00 per Kg. Biaya yang dikeluarkan untuk 7.600 ekor ayam ras petelur dari umur 10 sampai 14 bulan sebesar Rp. 182.628.000,00. jadi total biaya yang dikeluarkan untuk 7.600 ekor ayam ras petelur dalam satu periode sebesar Rp. 275.652.000,00. Gambaran mengenai kebutuhan dan biaya pakan ayam ras petelur yang dikeluarkan oleh Peternakan Jaya Abadi Farm dalam memelihara 7.600 ekor ayam ras petelur dalam satu periodenya.


(64)

50 Tabel 5. Kebutuhan dan Biaya Pakan Ayam Ras Petelur Per Periode (Umur 4 bulan sampai 18 bulan) dengan Populasi 7.600 Ekor Pada Peternakan Jaya Abadi Farm Tahun 2009

N o

Jenis pakan Kebutuh an per ekor Kebutuh an per 7.600 ekor (Kg) Harga per kg (Rp.) Biaya per hari (Rp.) Biaya 4-18 bulan (Rp.) 1 GOLD COIN

104 C

(umur 4-9 bulan)

0,02 kg 152 3.400,0 0

516.800,00 93.024.000,0 0

2 GOLD COIN 105 C

(umur 10-14 bulan)

0,025 kg 190 3.560,0 0

676.400,00 182.628.000, 00

Total 1.193.200,

00

275.652.000, 00 Sumber: Peternakan Jaya Abadi Farm 2009 (diolah)

5.1.2.3. Biaya Vaksin

Peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm menggunakan vaksin ND atau tetelo. Tetelo adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari famili

paramyxoviridae penyakit ini dapat menimbulkan angka kematian ayam mencapai 100 persen. Vaksin yang dilakukan pada peternakan Jaya Abadi Farm menggunakan formasi 4:4:4, yang artinya pemberian vaksin dilakukan selama 4 bulan sekali. Penyakit tetelo ini dapat dikendalikan dengan vaksin berupa strain lentogenic. Peternakan ayam ras petelur Jaya Abadi Farm yang mengunakan obat pembasmi hama atau virus yang ada di dalam kandang dengan cara disemprotkan


(65)

51 kedalam kandang penyemprotan, ini dilakukan dalam satu bulan sekali. Pencegahan penyakit pada ayam ras petelur Peternakan Jaya Abadi Farm dapat dilakukan dengan memberi berbagai jenis vitamin diantaranya adalah egg stimulan, vitralit, vita stress, dan rodalon. Pemakaian dan biaya vaksin per periode pemeliharaan ayam ras petelur pada Peternakan Jaya Abadi Farm dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Pemakaian Dan Biaya Vaksin Per Periode Pemeliharaan Ayam Ras Petelur pada Peternakan Jaya Abadi Farm Tahun 2009

N o Merk vaksin Pemakai an (kali) Harga satuan (Rp.) Kapasit as ayam (ekor) Jumla h ayam (ekor) Kebutuh an (buah) Jumlah (Rp.)

1 Strain lentogen ic

4 450.000,0 0

1.000 7.600 32 14.400.000, 00

2 Rodalon 3 350.000,0 0

1.000 7.600 24 8.400.000,0 0 3 Egg

stimulan

12 5.000,00 1.000 7.600 96 480.000,00

4 Vitralit 420 7.500,00 1.000 7.600 1.400 10.500.000, 00 5 Vita

stress

475 9.000,00 1.000 7.600 1.400 12.600.000, 00 Total biaya vaksin dalam satu periode pemeliharaan 46.380.000,

00 Sumber: Peternakan Jaya Abadi Farm 2009 (diolah)

Berdasarkan tabel 6, pemakaian dan biaya vaksin yang diperlukan oleh Peternakan Jaya Abadi Farm adalah sebagai berikut :


(1)

73 Lampiran 5. Surat Keterangan Penelitian Lapangan

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan dibawa ini: Nama : Pepen

Alamat : Desa Tegal Rt.03 Rw.05 kecamatan kemang kabupaten bogor jawa barat. Jabatan : Pimpinan peternakan jaya abadi farm

Menerangkan bahwa mahasiswa: Nama : YUPI

Nomor induk : 103092029657 Fakultas : Sains dan Teknologi

Program studi : Sosial Ekonomi Pertanian / Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah

Telah melakukan penelitian di peternakan Ayam Ras Petelur jaya abadi farm desa tegal Rt.03 Rw.05 kecamatan kemang kabupaten bogor jawa barat. Judul penelitian adalah : Analisis Usahatani ayam ras petelur .

Dengan demikian keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Mudah-mudahan dapat digunakan sebagai mana mestinya.

Jakarta,14 November 2009 Pimpinan peternakan Jaya Abadi Farm


(2)

73 Lampiran 2. Biaya Tidak Tetap Usahatani Ayam Ras Petelur pada Peternakan Jaya Abadi

Farm tahun 2009

No Uraian Jumlah Harga satuan

(Rp)

Nilai (Rp) 1 Bibit

tahap 1 3.000 ekor 38.000,00 114.000.000,00

tahap 2 2.500 ekor 43.000,00 107.000.000,00

tahap 3 2.500 ekor 43.000,00 107.000.000,00

2 Pakan

Gold coin 104 c

umur 4-9 bulan 152 kg 3.400,00 93.024.000,00

Gold coin 105 c

umur 10-18 bulan 190 kg 3.560,00 182.628.000,00

4 Vaksin

Strain letoenic 32 botol 450.000,00 14.400.000,00

Rodalon 24 botol 350.000,00 8.480.000,00

Egg stimulant 96 bungkus 5.000,00 480.000,00

Vitralit 1.400 bungkus 7.000,00 10.500.000,00

Vita stress 1.400 bungkus 9.000,00 12.600.000,00

5 Tenaga kerja 92.400.000,00

6 Listerik 4.200.000,00

7 Transportasi pemasaran 64.750.000,00

Total 812.382.000,00


(3)

74 Lampiran 3. Jumlah Produksi Telur Ayam Ras pada Peternakan Jaya Abadi Farm tahun

2009.

Nama bulan Tahapan pemeliharaan

Mei Tahap 1 (3.000 ekor) Tahap 2 (2.500 ekor) Tahap 3. (2.500 ekor)

Juni 138 peti - -

Juli 190 peti 116 peti -

Agustus 246 peti 172 peti 116 peti

September 284 peti 219 peti 156 peti

Oktober 304 peti 200 peti 234 peti

November 304 peti 250 peti 241 peti

Desember 322 peti 266 peti 250 peti

Januari 322 peti 266 peti 266 peti

Febuari 342 peti 282 peti 266 peti

Maret 284 peti 310 peti 282 peti

April 258 peti 234 peti 297 peti

Mei 208 peti 172 peti 219 peti

Juni 158 peti 150 peti 203 peti

Juli 83 peti 120 peti 122 peti

Agustus - 103 peti 117 peti

September - 68 peti 103 peti

Oktober - - 83


(4)

75 Lampiaran 4. Wilayah pemasaran dan jumlah telur yang dipasarkan peternakan Jaya

Abadi Farm

No Nama Hari Wilayah Nama Toko Jumlah

1 Senin Lewiliang Toko Badro 15 Peti

Toko Deden 3 Peti

Toko Aska 5 Peti

Toko Nasution 7 Peti

Toko Bintang Cahaya 30 Peti Toko Bintang Niaga 10 Peti

Toko Budi 25 Peti

Toko Khoir 3 Peti

Toko Fajar 2 Peti

2 Selasa Parung Toko Mg 15 Peti

Toko Karyono 15 Peti

Toko Aceng 10 Peti

Toko Yohana 15 peti

Toko Uhang 1 peti

Toko Umi 2 Peti

Toko Iwan 3 Peti

Toko Wati 3 Peti

Toko Ucuk iwan 8 Peti

Toko Bob 2 Peti

Toko Darwin 10 Peti

Toko Wawan 8 Peti

Toko Samsidin 3 Peti

3 Rabu Inkopad Toko Barokah 5 Peti

Toko Misdah 3 Peti

Toko Rahel 5 Peti

Toko Harhap 7 Peti

Toko Agus 7 Peti

Toko Putra 20 Peti

Toko Kemanggor 20 Peti

Toko Siska 4 Peti

Toko Heni 2 Peti

Toko Nasution 2 Peti

Toko Entik 3 Peti

Toko Jojo 3 Peti

4 Kamis Ciampea Toko Wardi 1 Peti


(5)

76

Toko Ancen 2 Peti

Toko Al-fal 4 Peti

Toko Ibu Dewi 13 Peti

Toko Yusuf 2 Peti

Toko Ibu Sani 1 Peti

Toko Eis 3 Peti

Toko Mimin 2 Peti

Toko Arsiri 3 Peti

Toko Ujang 4 Peti

5 Minggu Cibinong Toko Yandi 8 Peti

Toko Rahmat 27 Peti

Toko Abdul Hamid 10 Peti

Toko Ibu Tuti 2 Peti

Toko Munarman 2 Peti

Toko Zainal 15 Peti

Toko Ilham 13 Peti

Toko Irwan 12 Peti

Toko Nurhayimah 2 Peti

Toko Atet 2 Peti


(6)

77 Lampiran 5. Surat Keterangan Penelitian Lapangan

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan dibawa ini: Nama : Pepen

Alamat : Desa Tegal Rt.03 Rw.05 kecamatan kemang kabupaten bogor jawa barat. Jabatan : Pimpinan peternakan jaya abadi farm

Menerangkan bahwa mahasiswa: Nama : YUPI

Nomor induk : 103092029657 Fakultas : Sains dan Teknologi

Program studi : Sosial Ekonomi Pertanian / Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah

Telah melakukan penelitian di peternakan Ayam Ras Petelur jaya abadi farm desa tegal Rt.03 Rw.05 kecamatan kemang kabupaten bogor jawa barat. Judul penelitian adalah : Analisis Usahatani ayam ras petelur .

Dengan demikian keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Mudah-mudahan dapat digunakan sebagai mana mestinya.

Jakarta,14 November 2009 Pimpinan peternakan Jaya Abadi Farm