TESIS KONSTRUKSI IDENTITAS JUGUN IANFU SEBAGAI PEREMPUAN KORBAN PENJAJAHAN JEPANG TAHUN 1942 - 1945 DALAM FILM DOKUMENTER “SRI SUKANTI – KISAHNYA TERTINGGAL DI GEDUNG PAPAK”

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KONSTRUKSI IDENTITAS JUGUN IANFU SEBAGAI PEREMPUAN KORBAN PENJAJAHAN JEPANG TAHUN 1942 - 1945 DALAM FILM DOKUMENTER “SRI SUKANTI – KISAHNYA TERTINGGAL DI GEDUNG PAPAK”

  NAMA : ASTRI HIDAYATI NIM : 071214853019 PROGRAM MAGISTER MEDIA DAN KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA 2016

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KONSTRUKSI IDENTITAS JUGUN IANFU SEBAGAI PEREMPUAN KORBAN PENJAJAHAN JEPANG TAHUN 1942 - 1945 DALAM FILM DOKUMENTER “SRI SUKANTI – KISAHNYA TERTINGGAL DI GEDUNG PAPAK” NAMA : ASTRI HIDAYATI NIM : 071214853019 PROGRAM MAGISTER MEDIA DAN KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA 2016

  TESIS KONSTRUKSI IDENTITAS JUGUN IANFU SEBAGAI PEREMPUAN KORBAN PENJAJAHAN JEPANG TAHUN 1942 - 1945 DALAM FILM DOKUMENTER “SRI SUKANTI – KISAHNYA TERTINGGAL DI GEDUNG PAPAK” TESIS Untuk memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Media dan Komunikasi pada Program Magister Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Oleh NAMA : ASTRI HIDAYATI NIM : 071214853019 PROGRAM MAGISTER MEDIA DAN KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA 2016

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  Lembar Persetujuan PENULISAN TESIS INI TELAH DISETUJUI

  TANGGAL Desember 2015 Oleh

  Pembimbing Ketua Prof. Dra. Rachmah Ida, M.Comms, Ph.D

  Pembimbing Ke2 Dede Oetomo, Ph.D

  Mengetahui KPS

  Prof. Dra. Rachmah Ida, M.Comms, Ph.D

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Telah diuji pada Tanggal Januari 2016 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. Musta‟in Mashud, Drs., M. Si Anggota : 1. Prof. Rachmah Ida, Dra., M.Comms, Ph.D

  2. Dede Oetomo, Ph.D

  3. Dr. Suko Widodo, MA

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  Halaman Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat Bagian atau keseluruhan isi Penulisan Tesis ini tidak pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademis pada bidang studi dan/atau universitas lain dan tidak pernah dipublikasikan/ditulis oleh individu selain penyusun kecuali bila dituliskan dengan format kutipan dalam isi Penulisan Proposal Tesis dan Penulisan Tesis.

  Apabila ditemukan bukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Airlangga.

  Surabaya, Januari 2016 (Astri Hidayati) Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Karena berkat rahmat-Nya, tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini berjudul “Konstruksi Identitas Jugun Ianfu Sebagai Perempuan Korban Penjajahan Jepang Tahun 1942 – 1945 Dalam Film Dokumenter “Sri Sukanti : Kisahnya Tertingga di Gedung Papak””.

  Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dengan berbagai macam cara kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini, yaitu:

  1. Ibu Prof. Rachmah Ida, Dra. M. Comms., Ph. D selaku Dosen Pembimbing I dalam pengerjaan tesis ini sekaligus sebagai Dosen Wali.

  2. Bapak Dede Oetomo, Ph.D selaku Dosen Pembimbing II dalam pengerjaan tesis ini

  3. Seluruh Dosen di Jurusan Media dan Komunikasi Unair, baik Dosen penguji dan pengajar yang telah memberikan saran dan masukan yang sangat berarti dalam pengembangan tesis ini.

  4. Suami dan anak tercinta, atas semua doa dan dukungan yang telah diberikan selama proses pengerjaan tesis ini

  5. Ibunda tercinta, yang hanya dengan doanya penulis dapat menjalani segala aral yang menghadang dalam hidup

  6. The Kempung‟s, atas semua doa dan dukungan yang telah diberikan dalam sepanjang hidup penulis

  7. Mbak EkaHindra, selaku penggagas film Sri Sukanti, yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk memperoleh salinan film.

  8. Mas Ivan Meirizio selaku sutradara film, yang telah mengirimkan film Sri Sukanti dan atas sedikit diskusi di awal pembuatan tesis.

  9. Mbak Marta dan Eko, atas dukungan, saran dan masukan yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

  10. Kepada semua pihak yang belum disebutkan, atas segala bantuan, motivasi dan lainnya dalam penyelesaian tesis ini.

  Pada akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca tesis ini. Semoga apa yang ditulis dalam tesis ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi inspirasi untuk melanjutkan penelitian-penelitian selanjutnya yang mengambil tema tentang sejarah Indonesia pada umumnya dan tentang jugun ianfu pada khususnya.

  Surabaya, Januari 2016 Penulis

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  Penelitian ini mencoba mengeksplorasi tentang bagaimana konstruksi identitas jugun ianfu sebagai korban kekerasan seksual pada masa penjajahan Jepang dalam sebuah film dokumenter. Penelitian ini mengungkap tentang identitas-identitas yang disematkan kepada seorang perempuan penyintas (mantan) jugun ianfu dalam sebuah film dokumenter.

  Film dokumenter merupakan sebuah media yang dapat digunakan untuk merefleksikan sebuah kenyataan atau sejarah di masa lalu. Film dokumenter disajikan secara obyektif oleh pembuatnya. Film dokumenter merupakan sebuah refleksi dari sebuah kenyataan. Selain sebuah refleksi realitas atas masyarakat, film dokumenter juga dapat membentuk konstruksi masyarakat akan suatu hal.

  Dalam penelitian ini, peneliti memilih sebuah film dokumenter yang berjudul “Sri Sukanti : Kisahnya Tertinggal di Gedung Papak”. Peneliti memilih film Sri Sukanti ini karena film-film tentang ianfu yang telah ada sebelumnya, lebih fokus kepada sosok ianfu yang disajikan dalam cerita fiksi. Namun di film ini, mantan ianfu menuturkan kembali kisah-kisah yang telah dialami selama masa perbudakan seksual tersebut disertai temuan-temuan yang mendukung tuturan kisahnya. Film ini menceritakan tentang salah satu penyintas ianfu yaitu Sri Sukanti.

  Dalam film tersebut, Sri Sukanti menuturkan tentang pengalaman pahitnya ketika dipaksa menjadi ianfu pada masa pendudukan Jepang di tahun 1942-1945. Runtutan peristiwa yang menimpa dirinya, dituturkan oleh Sri Sukanti satu demi satu. Sri Sukanti merupakan salah satu dari ratusan bahkan ratusan ribu wanita muda yang diperkosa oleh para tentara Jepang. Sehingga melalui film dokumenter tersebut diperoleh gambaran tentang sosok ianfu yang sebenar- benarnya. Film dokumenter tersebut juga bertujuan untuk menguak secungkil sejarah yang telah lama disembunyikan dari buku-buku sejarah yang selama ini beredar di Indonesia.

  Film dokumenter tersebut dianalisis dengan menggunakan metode analisis tekstual, untuk mengetahui konstruksi identitas seorang jugun ianfu sebagai korban kekerasan seksual oleh tentara Jepang di Indonesia. Peneliti mengupas narasi-narasi yang disampaikan dalam film tersebut untuk mengetahui bagaimana pembuat film mengkonstruksi makna identitas ianfu sebagai seorang diri (self) dan sebagai korban kekerasan seksual. Penelitian ini dapat dirumuskan dengan rumusan masalah yaitu bagaimana konstruksi identitas jugun ianfu sebagai korban kekerasan seksual pada masa penjajahan Jepang dalam film dokumenter “Sri Sukanti : Kisahnya Tertinggal di Gedung Papak”.

  Unit analisis yang dipakai dalam penelitian ini yaitu film dokumenter “Sri Sukanti : Kisahnya Tertinggal di Gedung Papak”. Objek penelitian yang akan diteliti adalah narasi-narasi dalam film tersebut yang berkaitan dengan konstruksi identitas jugun ianfu sebagai korban kekerasan seksual pada masa penjajahan Jepang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis tekstual.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembuat film mengkonstruksi bahwa jugun ianfu merupakan bentuk eksploitasi terhadap perempuan pribumi pada masa penjajahan Jepang saat perang asia timur raya. Identitas Jugun ianfu yang dikonstruksi dalam film Sri Sukanti adalah identitas sebagai perempuan yang cantik yang menjadi incaran tentara Jepang, perempuan

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  yang mengalami kerusakan pada organ reproduksi, perempuan yang mengalami trauma psikologis dan perempuan yang terasing dalam masyarakat. Selanjutnya, sosok identitas jugun ianfu sebagai korban kekerasan seksual oleh tentara Jepang dikonstruksi dengan menggunakan tiga aspek, yaitu sistem perekrutan ianfu, perlakuan yang diterima oleh para ianfu dan dampak yang terjadi pada para ianfu. Sistem rekruitmen untuk menjadi ianfu menggunakan 3 cara yaitu penipuan (dengan diiming-imingi pekerjaan dengan gaji tinggi atau mendapat pendidikan gratis). Sehingga perempuan yang menjadi jugun ianfu bukanlah dengan sukarela namun karena terpaksa dan dipaksa. Selama menjadi jugun ianfu, perempuan- perempuan tersebut diperkosa dan disiksa. Hal tersebut mengakibatkan para penyintas ianfu mengalami kerusakan psikis dan trauma psikologis sampai akhir hayat mereka. Dengan ketiga aspek tersebut, pembuat film mengkonstruksi bahwa jugun ianfu merupakan sebuah sistem perbudakan seksual yang didalamnya terdapat kekerasan seksual terhadap para ianfu.

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SUMMARY

  This research tries to explore of how the construction of the identity of jugun ianfu as a victims of sexual violence during the Japanese occupation in a documentary film. The research reveals about the identities are pinned to a female survivor of jugun ianfu in a documentary film.

  The documentary film is a medium that can be used to reflect a reality or history in the past. The documentary is presented objectively by the author. The documentary is a reflection of a reality. In addition to a reflection of the reality of the community, a documentary film can also form the public construction of a thing to the public.

  In this study, researchers chose a documentary film entitled "Sri Sukanti – Kisahnya Tertinggal di Gedung Papak". Researchers choose Sri Sukanti Documentary because movies about ianfu that had been produced before were focused more on the figure of ianfu presented in fiction. But in this documentary, the survivor of ianfu recounts the stories that had been experienced during the sexual slavery with invention that support the narrative story. This film tells the story of one ianfu survivor namely Sri Sukanti.

  In the film, Sri Sukanti tells about the bitter infliction when she was forced into ianfu during the Japanese colonization in 1942-1945. Sequence of events that happened to her was spoken by Sri Sukanti one by one. Sri Sukanti is one of hundreds or even hundreds of thousands of young women who were raped by Japanese soldiers. So that, through the documentary ianfu‟s figure truthfully. The

  obtained depiction about

  documentary also aims to uncover a fraction of history that had been hidden from history books in Indonesia all the time.

  The documentary was analyzed by using the method of textual analysis, to determine the construction of the identity of jugun ianfu as victims of sexual violence by the Japanese army in Indonesia. Researchers analyze the narratives presented in the film to look for how the filmmakers construct the meaning of ianfu, an identity of ianfu as a „self‟ and ianfu as victims of sexual violence by the Japanese. This research can be formulated with the formulation of the problem is how the construction of the identity of jugun ianfu as victims of sexual violence during the Japanese colonization in the documentary

  .

  "Sri Sukanti : Kisahnya Tertinggal di Gedung Papak" The analysis unit is the documentary "Sri Sukanti : Kisahnya

  Tertinggal di Gedung Papak". The research objects that will be examined are the

  construction of the identity of jugun ianfu as

  narratives in the film related to the

  victims of sexual violence during the Japanese colonization. Data analysis was performed using textual analysis.

  The results of this study indicate that the filmmaker constructs that jugun ianfu is a form of exploitation of to the local women during the Japanese colonization during the Pacific war. The identities of jugun ianfu that constructed in Sri Sukanti film are identity as a beautiful woman who became the target of Japanese soldiers, women who suffered damage on the reproductive organs, women who experienced psychological trauma and women who are isolated from the society. Furthermore, the figure of the identities of jugun ianfu as victims of sexual violence by the Japanese army constructed using these three aspects, namely the recruitment system of jugun ianfu, the treatment received by the ianfu and the impact of jugun ianfu system for the survivor. The recruitment system to be an ianfu are using three methods, namely fraud (lured by high income jobs or get a free education). So women who become jugun ianfu were not willingly, but because of forced and coerced. During her time become jugun ianfu, the women were raped and tortured. This resulted in the survivors of ianfu a psychical

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

damage and psychological trauma to the rest of their lives. With these three aspects, the filmmaker constructs that jugun ianfu is a system of sexual slavery in which there is sexual violence against ianfu.

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRAK

  Penelitian ini mencoba mengeksplore tentang bagaimana sosok seorang jugun ianfu sebagai korban kekerasan seksual pada masa penjajahan Jepang digambarkan dalam sebuah film dokumenter berjudul “Sri Sukanti : Kisahnya Tertinggal di Gedung Papak”. Unit analisis yang dipakai dalam penelitian yaitu film dokumenter “Sri Sukanti : Kisahnya Tertinggal di Gedung Papak”. Obyek penelitian yang diteliti adalah narasi-narasi dalam film yang berkaitan dengan identitas jugun ianfu sebagai korban kekerasan seksual oleh tentara Jepang pada masa penjajahan Jepang di Indonesia pada tahun 1942 – 1945. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis tekstual.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembuat film mengkonstruksi bahwa jugun ianfu merupakan bentuk eksploitasi terhadap perempuan pribumi pada masa penjajahan Jepang saat perang asia timur raya. Identitas Jugun ianfu yang dikonstruksi dalam film Sri Sukanti adalah identitas sebagai perempuan yang cantik yang menjadi incaran tentara Jepang, perempuan yang mengalami kerusakan pada organ reproduksi, perempuan yang mengalami trauma psikologis dan perempuan yang terasing dalam masyarakat. Selanjutnya, sosok identitas jugun ianfu sebagai korban kekerasan seksual oleh tentara Jepang dikonstruksi dengan menggunakan tiga aspek, yaitu sistem perekrutan ianfu, perlakuan yang diterima oleh para ianfu dan dampak yang terjadi pada para ianfu. Sistem rekruitmen untuk menjadi ianfu menggunakan 3 cara yaitu penipuan (dengan diiming-imingi pekerjaan dengan gaji tinggi atau mendapat pendidikan gratis). Sehingga perempuan yang menjadi jugun ianfu bukanlah dengan sukarela namun karena terpaksa dan dipaksa. Selama menjadi jugun ianfu, perempuan- perempuan tersebut diperkosa dan disiksa. Hal tersebut mengakibatkan para penyintas ianfu mengalami kerusakan psikis dan trauma psikologis sampai akhir hayat mereka. Dengan ketiga aspek tersebut, pembuat film mengkonstruksi bahwa jugun ianfu merupakan sebuah sistem perbudakan seksual yang didalamnya terdapat kekerasan seksual terhadap para ianfu.

  Kata Kunci : Film, Film Dokumenter, Jugun Ianfu, Identitas, Perbudakan Seksual, Korban Kekerasan Seksual, Analisis Tekstual

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

  This research tries to explore of how the construction of the identity of jugun ianfu as a victims of sexual violence during the Japanese occupation in a documentary film “Sri Sukanti – Kisahnya Tertinggal di Gedung Papak”. The analysis unit is the documentary "Sri Sukanti : Kisahnya Tertinggal di Gedung Papak". The research objects that will be examined are the narratives in the film

  construction of the identity of jugun ianfu as victims of sexual violence

  related to the

during the Japanese colonization. Data analysis was performed using textual analysis.

  The results of this study indicate that the filmmaker constructs that jugun ianfu is a form of exploitation of to the local women during the Japanese colonization during the Pacific war. The identities of jugun ianfu that constructed in Sri Sukanti film are identity as a beautiful woman who became the target of Japanese soldiers, women who suffered damage on the reproductive organs, women who experienced psychological trauma and women who are isolated from the society. Furthermore, the figure of the identities of jugun ianfu as victims of sexual violence by the Japanese army constructed using these three aspects, namely the recruitment system of jugun ianfu, the treatment received by the ianfu and the impact of jugun ianfu system for the survivor. The recruitment system to be an ianfu are using three methods, namely fraud (lured by high income jobs or get a free education). So women who become jugun ianfu were not willingly, but because of forced and coerced. During her time become jugun ianfu, the women were raped and tortured. This resulted in the survivors of ianfu a psychical damage and psychological trauma to the rest of their lives. With these three aspects, the filmmaker constructs that jugun ianfu is a system of sexual slavery in which there is sexual violence against ianfu.

  Key words : Film, Documentary Film, Jugun Ianfu, Comfort Women, Identities, Sexual Slavery, Victims of Sexual Vilence, Textual Analysis

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................. vii RINGKASAN PENELITIAN................................................................................. viii SUMMARY............................................................................................................. x ABSTRAK................................................................................................................ xii ABSTRACT............................................................................................................. xiii DAFTAR ISI…………………….…………………………………………........... xiv DAFTAR GAMBAR……...........…………………………………...……………. xvi

  BAB I PENDAHULUAN…………………………………….......…...………….. 1 I.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………................ 1 I.2 Rumusan Masalah…………………………………………………............. 13 I.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………............... 14 I.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………............. 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI........................……………......... 15 II.1 Penelitian Terdahulu..................................................................................... 15 II.2 Teori Identitas................................................................……………........... 17 II.3 Teori Representasi........................................................………………......... 19 II.4 Jepang dan Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Perang…………........ 21 II.5 Konsep Ianfu dan Sejarah Ianfu.................................................................... 27 II.6 Film Dokumenter Sebagai Media Massa dan sebagai Agen Sejarah............ 32 II.7 Konstruksi Sosial Dalam Film........................………………….................. 38 II.8 Analisis Tekstual sebagai Perangkat Analisis............................................... 40 BAB III METODE PENELITIAN……………………………………................ 42 III.1 Metode Penelitian.......................................................................................... 42 III.2 Unit Analisis…………………………………………………...................... 43 III.3 Teknik Pengumpulan Data………………………………………................ 43 III.4 Teknik Analisis Data………………………………………………............. 44 BAB IV GAMBARAN UMUM FILM & KOMUNITAS PEMBUAT FILM.... 45 IV.1 Gambaran Umum Film.................................................................................. 45 IV.1.1 Sinopsis Film.......................................................................................... 45 IV.1.2 Produksi Film......................................................................................... 47

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  IV.1.3 Tim Pembuat Film.................................................................................. 48

  IV.2 Gambaran Umum Pembuat Film................................................................... 48

  BAB V IDENTITAS JUGUN IANFU DALAM FILM DOKUMENTER......... 51 V.1 Jugun Ianfu Dalam Film Sri Sukanti............................................................. 51 V.2 Identitas Ianfu Dalam Film Sri Sukanti......................................................... 58 V.2.1 Perempuan Cantik Incaran Tentara Jepang............................................ 58 V.2.2 Perempuan yang Mengalami Kerusakan Organ Reproduksi.................. 63 V.2.3 Perempuan yang Mengalami Trauma Psikologis................................... 68 V.2.4 Perempuan yang Terasing di Masyarakat............................................... 73 V.3 Ianfu Sebagai Perempuan Korban Penjajahan Jepang.................................. 76 BAB VI PENUTUP................................................................................................. 106 VI.1 Kesimpulan

  106

  VI.2 Rekomendasi 108

  DAFTAR PUSTAKA

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 2.1 Potret Jugun Ianfu............................................................................ 28Gambar 2.2 Analogi Berpikir Analisis Tekstual (Ida; 2011 : 45)....................... 41Gambar 5.1 : Menit ke 31.22 After being captived for 4 days at “Gedung Papak”, Ogawa left the town...............................................................................

  57 Gambar 5.2 Potret Para Penyintas Jugun Ianfu Karya Hilde Janssen dan Jan

  60 Banning................................................................................................................

Gambar 5.3 Menit 22.29 “sampai sekarang mana, punya anak ndak..”.............. 65Gambar 5.4 Menit 23.59 “Kalau sini, atine sini tu rasane sedih..”...................... 70Gambar 5.5 Menit 23.01 Mbah Sri tak kuasa menahan tangisnya saat menceritakan kejadian yang menimpanya di masa lalu......................................

  71 Gambar 5.6 Menit 04.28 salah satu contoh iklan lowongan sebagai penerima tamu di navyhouse...............................................................................................

  84 Gambar 5.7 Menit 13.15 “yang nunjuk ke rumah bapak itu ya dia (Lurah Judi)”....................................................................................................................

  85 Gambar 5.8 Menit 21.38 “nanti mau tidur ya gitu lagi..”.................................... 90

Gambar 5.9 Menit 24.49 “6 kali koq satu hari satu malam”............................... 91Gambar 5.10 Menit 19.19 “Darah!. Saya yo nangis to, yo gero-gero, sungguh!”............................................................................................................

  91 Gambar 5.11 Menit 20.16 Mbah Sri menunjukkan bukti suntikan dari dokter..................................................................................................................

  92 Gambar 5.12 Menit 21.53 Mbah Sri menuturkan bahwa dua diperlakukan seperti seekor kuda..............................................................................................

  92 Gambar 5.13 Menit 22.34 “disini masih sakit..”................................................. 100