KONSTRUKSI IDENTITAS PEREMPUAN DALAM FILM (Analisis Semiotik Film Ungu Violet)
KONSTRUKSI IDENTITAS PEREMPUAN DALAM FILM(Analisis Semiotik
Film Ungu Violet)
Oleh: IKA MARIANA SASMITA ( 01220178 )
communication sience
Dibuat: 20070821 , dengan 2 file(s).
Keywords: Identitas Perempuan, Film, Semiotik
ABSTRAKSI
Film sebagai media komunikasi massa yang bersifat audio dan visual mampu mengkonstruksi
dan menyajikan kembali suatu realitas serta berbagai fenomena melalui tandatanda dan semua
struktur yang membangun sebuah film. Fenomena yang selalu menarik adalah tentang cinta dan
perempuan. Film Ungu Violet merupakan salah satu film yang salah satu bagian di dalamnya
menceritakan tentang perempuan yang jatuh cinta (roman) dan optimismenya dalam hidup.
Perbandingan langsung identitas perempuan antara tokohtokoh dalam film ini serta banyaknya
sorotan media dewasa ini kepada perempuan yang tak hanya sebagai subyek, namun juga sebagai
obyek komoditi atau marjinalisasi identitas perempuan dalam film, membuat peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui bagaimana identitas
perempuan dikonstruksikan melalui tandatanda dalam teks film Ungu Violet dan apa makna
identitas perempuan tersebut.
Penelitian ini berorientasi pada komunikasi sebagai produksi dan pembangkitan makna.
Pencarian makna pada film harus menggunakan metode yang tepat, yang nantinya akan
membantu peneliti mengungkap makna yang tersembunyi di balik tandatanda dalam sebuah
film. Karena film dikonstruksi oleh tandatanda, maka pemaknaan ini dirasa tepat dengan
menggunakan metode semiotik. Penelitian ini menggunakan metode semiotik Charles Sanders
Peirce karena formula triadik Peirce yang kedua (secondnes) mengenai relasi “menggantikan”
(stands for) di antara tanda (representamen) dengan obyeknya melalui interpretan, dirasa lengkap
dan tepat untuk meneliti sebuah teks audio visual. Proses pemaknaan pada tanda melalui tiga
tahap tersebut (triadik) disebut Peirce sebagai proses semiosis. Analisis tanda nantinya akan
mengarah pada pembuktian bahwa setiap tanda ditentukan oleh obyeknya, yang terdefinisi
menjadi tiga jenis yaitu, ikon, indeks, dan simbol.
Menggunakan metode semiotik dalam penelitian pada dasarnya adalah sebuah metodologi
kualitatifinterpretatif. Dengan tujuan untuk mengetahui representasi identitas perempuan dalam
film Ungu Violet, maka plotplot yang dipilih adalah yang memunculkan tandatanda yang
mengandung identitas perempuan. Pemaknaan dua elemen penting dalam film, yaitu audio
(meliputi dialog/monolog/voice over, ilustrasi musik, sound effect) dan visual (meliputi teknik
pengambilan gambar, lighting, visualisasi, warna) akan dijadikan sebagai unit analisis data.
Sementara data diperoleh dengan teknik dokumentasi dari VCD film Ungu Violet dan sumber
lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Proses semiosis dalam teknik analisis data
disajikan berupa skema segi tiga makna Peirce.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa identitas perempuan yang dikonstruksikan dalam
film Ungu Violet ditampilkan melalui representasi dua tokoh utama, yaitu yaitu Kalin dan Nenek
Kalin. Identitas perempuan dalam teks film Ungu Violet dikonstruksikan secara dinamis melalui
dua struktur yang membentuk film yaitu audio dan visual. Sedangkan makna identitas
perempuan, diidentifikasi menjadi tiga, yaitu identitas personal, sosial, dan kultural. Tokoh Kalin
merepresentasikan identitas personal sebagai pribadi yang optimis dan positif memandang hidup,
perhatian dan hormat pada orang tua, dan sekaligus mudah dipengaruhi oleh pendapat orang lain
atau tidak dapat mempertahankan argumennya. Identitas sosial Kalin sehubungan dengan
profesinya sebagai model masih dianggap sebelah mata oleh masyarakat, selain itu juga
diperlihatkan relasinya dengan karakter lain dlaam film ini, yaitu Nenek Kalin, Lando, Erlina,
dan Riza. Identitas kultural, diperlihatkan kepatuhan Kalin terhadap nilai budaya masyarakat,
serta melekatnya perilaku feminin dan maskulin, yang berjalan bersama dalam pribadi Kalin.
Tokoh Nenek Kalin merepresentasikan identitas personal sebagai perempuan dengan pribadi
yang ramah, sederhana, bijak, agak cerewet, penyayang dan menyukai kehidupan yang telah lalu.
Identitas sosial dari Nenek Kalin, meliputi relasinya dengan Kalin dan relasi dengan teman
teman sebayanya. Identitas kultural Nenek Kalin, diperlihatkan sebagai perempuan atau individu
yang feminin.
Film Ungu Violet)
Oleh: IKA MARIANA SASMITA ( 01220178 )
communication sience
Dibuat: 20070821 , dengan 2 file(s).
Keywords: Identitas Perempuan, Film, Semiotik
ABSTRAKSI
Film sebagai media komunikasi massa yang bersifat audio dan visual mampu mengkonstruksi
dan menyajikan kembali suatu realitas serta berbagai fenomena melalui tandatanda dan semua
struktur yang membangun sebuah film. Fenomena yang selalu menarik adalah tentang cinta dan
perempuan. Film Ungu Violet merupakan salah satu film yang salah satu bagian di dalamnya
menceritakan tentang perempuan yang jatuh cinta (roman) dan optimismenya dalam hidup.
Perbandingan langsung identitas perempuan antara tokohtokoh dalam film ini serta banyaknya
sorotan media dewasa ini kepada perempuan yang tak hanya sebagai subyek, namun juga sebagai
obyek komoditi atau marjinalisasi identitas perempuan dalam film, membuat peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui bagaimana identitas
perempuan dikonstruksikan melalui tandatanda dalam teks film Ungu Violet dan apa makna
identitas perempuan tersebut.
Penelitian ini berorientasi pada komunikasi sebagai produksi dan pembangkitan makna.
Pencarian makna pada film harus menggunakan metode yang tepat, yang nantinya akan
membantu peneliti mengungkap makna yang tersembunyi di balik tandatanda dalam sebuah
film. Karena film dikonstruksi oleh tandatanda, maka pemaknaan ini dirasa tepat dengan
menggunakan metode semiotik. Penelitian ini menggunakan metode semiotik Charles Sanders
Peirce karena formula triadik Peirce yang kedua (secondnes) mengenai relasi “menggantikan”
(stands for) di antara tanda (representamen) dengan obyeknya melalui interpretan, dirasa lengkap
dan tepat untuk meneliti sebuah teks audio visual. Proses pemaknaan pada tanda melalui tiga
tahap tersebut (triadik) disebut Peirce sebagai proses semiosis. Analisis tanda nantinya akan
mengarah pada pembuktian bahwa setiap tanda ditentukan oleh obyeknya, yang terdefinisi
menjadi tiga jenis yaitu, ikon, indeks, dan simbol.
Menggunakan metode semiotik dalam penelitian pada dasarnya adalah sebuah metodologi
kualitatifinterpretatif. Dengan tujuan untuk mengetahui representasi identitas perempuan dalam
film Ungu Violet, maka plotplot yang dipilih adalah yang memunculkan tandatanda yang
mengandung identitas perempuan. Pemaknaan dua elemen penting dalam film, yaitu audio
(meliputi dialog/monolog/voice over, ilustrasi musik, sound effect) dan visual (meliputi teknik
pengambilan gambar, lighting, visualisasi, warna) akan dijadikan sebagai unit analisis data.
Sementara data diperoleh dengan teknik dokumentasi dari VCD film Ungu Violet dan sumber
lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Proses semiosis dalam teknik analisis data
disajikan berupa skema segi tiga makna Peirce.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa identitas perempuan yang dikonstruksikan dalam
film Ungu Violet ditampilkan melalui representasi dua tokoh utama, yaitu yaitu Kalin dan Nenek
Kalin. Identitas perempuan dalam teks film Ungu Violet dikonstruksikan secara dinamis melalui
dua struktur yang membentuk film yaitu audio dan visual. Sedangkan makna identitas
perempuan, diidentifikasi menjadi tiga, yaitu identitas personal, sosial, dan kultural. Tokoh Kalin
merepresentasikan identitas personal sebagai pribadi yang optimis dan positif memandang hidup,
perhatian dan hormat pada orang tua, dan sekaligus mudah dipengaruhi oleh pendapat orang lain
atau tidak dapat mempertahankan argumennya. Identitas sosial Kalin sehubungan dengan
profesinya sebagai model masih dianggap sebelah mata oleh masyarakat, selain itu juga
diperlihatkan relasinya dengan karakter lain dlaam film ini, yaitu Nenek Kalin, Lando, Erlina,
dan Riza. Identitas kultural, diperlihatkan kepatuhan Kalin terhadap nilai budaya masyarakat,
serta melekatnya perilaku feminin dan maskulin, yang berjalan bersama dalam pribadi Kalin.
Tokoh Nenek Kalin merepresentasikan identitas personal sebagai perempuan dengan pribadi
yang ramah, sederhana, bijak, agak cerewet, penyayang dan menyukai kehidupan yang telah lalu.
Identitas sosial dari Nenek Kalin, meliputi relasinya dengan Kalin dan relasi dengan teman
teman sebayanya. Identitas kultural Nenek Kalin, diperlihatkan sebagai perempuan atau individu
yang feminin.