Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi dan Ekspo

KAUSALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN EKSPOR
DI NEGARA ASEAN*
Arif Rahman Hakim, Sidayu Ariteja, Inaki Maulida Hakim
Reisya Ibtida, Harmini
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antara
pertumbuhan ekonomi dan ekspor di negara ASEAN. Dimana menurut Jung dan
Marshal ( 1985 ) dalam Aliman ( 2001 ) terdapat empat karakteristik
kemungkinan pola hubungan atau hipotesis antara pertumbuhan ekonomi dan
ekspor, yaitu: (1) hipotesis export led growth, (2) hipotesis export reducing
growth, (3) hipotesis internally generated export, dan (4) hipotesis growth
reducing export.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu produk domestik bruto
dan ekspor, berupa data tahunan antara 1985 – 2005. Alat analisis yang
digunakan adalah pendekatan kointegrasi dan ECM yang dipadukan dengan
Kausalitas Granger dan FPE.
Temuan empiris menunjukkan bahwa terdapat enam negara yang
mendukung hipotesis export led growth yakni Indonesia, Malaysia, Singapura,
Filipina, Brunei, dan Vietnam. Negara yang mendukung export reducing growth
yaitu Laos dan Myanmar. Negara yang mendukung hipotesis internally generated

growth hanya Kamboja.
Saran yang diberikan dalam penelitian ini antara lain perlu dipikirkan
strategi kebijakan ekspor yang berkesinambungan yang sesuai dengan tujuan
nasional pembangunan ekonomi masing-masing negara seperti daya saing,
antisipasi terhadap produk negara diluar kawasan, dan penerapan konsep AEC
yang semakin baik.
Kata Kunci: ECM, Kausalitas Granger, FPE, export led growth, export reducing
growth, internally generated export, growth reducing export
*Penelitian ini didanai oleh HIBAH DIPA UNS TH. 2007

I.

PENDAHULUAN
Kajian mengenai peranan ekspor dan pertumbuhan ekonomi merupakan

salah satu topik menarik karena menawarkan hubungan sebab-akibat. Penekanan
yang diberikan adalah mampu tidaknya ekspor menciptakan kesejahteraan
masyarakat di suatu negara.
Upaya perwujudan kesejahteraan masyarakat menurut Todaro ( 1997 )
dapat


dicapai

melalui

kegiatan pembangunan ekonomi

sebagai

proses

multidimensional dengan melibatkan perubahan besar dalam struktur sosial,

1

2

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

sikap-sikap mental yang sudah terbiasa dan lembaga-lembaga nasional, termasuk

pula

percepatan

/

akselerasi

pertumbuhan

ekonomi,

pengurangan

dan

pemberantasan kemiskinan absolut. Pembangunan tersebut harus mencerminkan
perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem nasional secara
keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan
individual maupun kelompok sosial yang ada di dalamnya, untuk bergerak maju

menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara material maupun
spiritual.
Perdebatan atas pandangan hubungan ekspor dan pertumbuhan ekonomi sah
saja karena didasari dengan argumen pendukung yang saling menguatkan.
Menurut Jung dan Marshal ( 1985 ) dalam Aliman ( 2001 ) mengemukakan empat
pandangan bahwa antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan
yang masuk akal dan dapat diterima. Pertama, pandangan bahwa ekspor sebagai
motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi. Kedua, pandangan bahwa ekspor
merupakan penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi. Ketiga, pandangan bahwa
ekspor

bukan

merupakan

penggerak

pertumbuhan

ekonomi


melainkan

pertumbuhan ekonomi dalam negri merupakan penggerak ekspor. Keempat,
pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan penyebab turunnya ekspor.
Dua kelompok pemikiran tersebut sering dikenal dengan nama kelompok
optimistis dengan ekspor dan kelompok pesimistis dengan ekspor.
Berdasarkan empat pandangan diatas, dalam penelitian ini mencoba untuk
menjawab pertanyaan atas pandangan mana yang diterapkan suatu negara terkait
kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor di negara ASEAN. Pertanyaan
ini penting karena akan menentukan kebijakan yang diambil suatu negara. Tentu
saja kebijakan yang diambil dapat mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat
disuatu negara.
II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Export Led Growth ( Export Optimism )

Hipotesis ini banyak disepakati oleh para ahli ekonomi pembangunan

karena dianggap masuk akal. Hal yang mendasari hipotesis ini melalui suatu bukti
empiris

yang menunjukkan tidak ada satupun negara didunia ini yang tidak

melakukan hubungan perdagangan dengan negara lain. Argumen yang menyertai

(2007)

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

3

hipotesis ( lihat Aliman, 2001 ) ini telah banyak dikemukakan oleh beberapa
tokoh, seperti Gerald K Haberler ( 1964 ), Krueger ( 1978 ), penelitian World
Bank ( 1987 ), Marc Piazolo ( 1995 ), Mozhgan ( 1999 ), Gills dan Williams
( 2000 ), dan Izani ( 2002 ). Pertama, ekspor dapat menyebabkan penggunaan
penuh sumber-sumber domestik sesuai dengan keunggulan komparatif dan

terjadinya pembagian kerja sehingga mendorong munculnya skala penghematan.
Kedua, ekspor dapat memperluas pasar baik didalam negri maupun diluar negri.
Ketiga, ekspor merupakan sarana untuk mengadopsi ide atau pengetahuan baru,
teknologi baru, dan keahlian baru serta keahlian lainnya sehingga memungkinkan
penggunaan kapasitas lebig besar dan lebih efisien. Keempat, ekspor dapat
mendorong mengalirnya modal dari negara maju ke negara berkembang. Kelima,
ekspor merupakan salah cara efektif untuk menghilangkan perilaku monopoli
karena produsen dituntut bersaing agar lebih efisien dibanding produsen lain
diluar negri. Keenam, adanya ekspansi ekspor akan menghasilkan devisa dan
karenanya kesempatan untuk mengimpor barang modal dan barang antara
semakin besar.
2.2

Export Reducing Growth ( Export Pessimism )
Bagi pendukung aliran ini kegiatan ekspor sebagai mesin bagi pertumbuhan

ekonomi hanya berlaku dalam jangka pendek khususnya pada negara
berkembang. Namun dalam jangka panjang, ekspor tidak dapat menjadi resep bagi
pembangunan ekonomi karena berbagai alasan. Pertama, ekspor akan
menyebabkan perekonomian negara sedang berkembang menjadi rentan terhadap

fluktuasi perekonomian dunia. Kedua, adanya proteksi dan produk sintesis yang
dibuat oleh negara maju untuk menggantikan bahan alami atau bahan mentah.
Ketiga, adanya struktur perekonomian dualistik negara yang sedang berkembang.
Tokoh yang menganut paham ini seperti Raul Prebisch ( 1950 ), Hans W Singer
( 1950 ), dan Myrdal ( 1956 ). Para pendukung hipotesis ini berpendapat bahwa
faktor yang berasal dari luar negri merupakan faktor utama yang menyebabkan
ekspor tidak berhasil sebagai penggerak pembangunan. Hal ini ditandai dengan
adanya kecenderungan jangka panjang dibidang perdagangan luar negri yang
merugikan perdagangan luar negri sebagai penghasil barang primer. Akibatnya
dalam jangka panjang barang industri semakin mahal sehingga negara penghasil
barang primer mengalami defisit neraca perdagangan yang berarti akan

(2007)

4

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

mengecilkan porsi tabungan dan investasi serta akhirnya menurunkan tingkat
pertumbuhan ekonomi.

2.3

Internally Generated Export ( Growth Optimism )
Perspektif kaum ini mendasarkan pada pemikiran bahwa syarat utama bagi

suatu negara dalam melakukan ekspor adalah menciptakan iklim yang dapat
membawa terjadinya proses pertumbuhan ekonomi dalam negri secara
berkesinambungan melalui pembentukan dan perluasan pasar dalam negri yang
kokoh. Pertumbuhan ekonomi ditempatkan sebagai variabel endogen yang besar
kecilnya dikendalikan sementara ekspor merupakan variabel eksogen yang tidak
dapat dikendalikan. Maka ekspor ditempatkan sebagai ujung proses pertumbuhan
ekonomi bukan pangkal pertumbuhan ekonomi ( Aliman, 2001 ). Terjadinya
proses

pertumbuhan

ekonomi

yang


berkesinambungan

menyebabkan

meningkatnya pendapatan nasional, tersedianya lapangan kerja yang luas,
meningkatnya kemakmuran masyarakat, dan bertambahnya akumulasi modal
dalam negri. Pada saat yang bersamaan, perekonomian dalam negri semakin luas
menyebabkan permintaan barang jasa semakin meningkat sehingga mendorong
pengusaha melakukan investasi dalam perluasan kapasitas perusahaan melalui
spesialisasi melalui diversifikasi produk yang pada akhirnya mendorong skala
penghematan, efisiensi dalam proses produksi dan munculnya daya saing di pasar
internasional.
2.4

Growth Reducing Export ( Growth Pesimism )
Menurut pemikiran ini kaum ini dalam proses pembangunan banyak aspek

yang terlibat tidak hanya aspek ekonomi saja. Proses pembangunan dianggap
sebagai kesatuan aspek ekonomi, sosial, budaya yang merupakan kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan sehingga pembangunan menjadi bagian dari perilaku

masyarakat dan budaya. Pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan
nasional disatu sisi yang akhirnya meningkatkan pendapatan per kapita
masyarakat secara riil sehingga daya beli masyarakat meningkat. Namun
meningkatnya pendapatan riil dapat menciptakan kebutuhan baru dalam jangka
pendek sehingga meningkatkan permintaan konsumen terhadap barang-barang
yang secara langsung dapat diekspor dan barang yang tidak dapat diperdagangkan
sehingga dalam jangka panjang dapat menyebabkan menurunnya ekspor dan

(2007)

5

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

meningkatnya impor bila beberapa komoditi yang diminta tidak dapat dipenuhi
didalam negri.
III.

PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian Far Alei ( 1999 ) terhadap negara Iran dengan alat analisis

pendekatan kointegrasi dan kausalitas granger. Hasil penelitian menunjukkan
ekspor memberi dampak positif terhadap GDP yang diperkuat dengan adanya
hubungan unilateral antara keduanya. Hal ini berarti dalam perekonomian Iran
membuktikan bahwa ekspor terutama minyak dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi. Dengan demikian penelitian ini mendukung pendapat ekspor
mendorong pertumbuhan ekonomi ( export led growth ).
Penelitian Siregar ( 1999 ) terhadap negara Indonesia dengan alat analisis
regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan ekspor
terhadap pertumbuhan PDB. Hal ini terjadi karena ekspor pada periode penelitian
yang dilakukan mengalami penurunan sementara PDB meningkat terus sampai
krisis ekonomi mulai melanda dalam negri pada tahun 1997. Maka krisis ekonomi
harus dipandang sebagai titik permulaan pembangunan yang baru sehingga
diperlukan peningkatan ekspor komoditas yang benar-benar memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif.
Penelitian Aliman ( 2001 ) terhadap negara Indonesia dengan menggunakan
alat analisis kausalitas model koreksi kesalahan dan FPE. Hasil penelitian untuk
uji kausalitas model koreksi kesalahan menunjukkan adanya pola kausalitas
timbal balik antara tingkat ekspor riil dan tingkat pendapatan nasional riil. Akan
tetapi pola kausalitas satu arah dari tingkat pendapatan nasional ke tingkat ekspor
riil lebih kuat selama periode penelitian ketika alat analisis dipadukan dengna
FPE. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung pendapat pertumbuhan
ekonomi dalam negri mendukung ekspor ( internally generated export ).
Penelitian Ibrahim ( 2002 ) terhadap enam negara di Asia yakni Hongkong,
Korea,

Malaysia,

Filipina,

Singapura,

dan

Thailand.

Alat

analisisnya

menggunakan regresi melalui pengembangan model feder. Hasil analisis
menunjukan bahwa terdapat pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi
kecuali Filipina. Oleh karenanya diperlukan orientasi secara kuat dan moderat
untuk mendiversifikasi struktur ekspor dan perbaikan pembuatan produk ekspor

(2007)

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

6

yang disesuaikan dengan karakteristik negara yang bersangkutan. Dengan
demikian hasil penelitian ini mendukung pendapat ekspor mendorong
pertumbuhan ekonomi ( export led growth ).
IV. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan
studi literatur dengan menggunakan data sekunder, jurnal, artikel, makalah, dan
hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Adapun
spesifikasi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah ekspor dan
pendapatan nasional dalam bentuk riil.
Alat analisis yang digunakan yakni, Pertama pendekatan kointegrasi dan
mekanisme koreksi kesalahan. Tujuan utama dilakukan uji kointegrasi terhadap
variabel-variabel adalah untuk mengkaji apakah residual regresi sudah mencapai
stasioner atau belum. Namun secara ekonomi, kointegrasi merupakan statistical
expression dari hubungan ekuilibrium jangka panjang. Thomas ( 1993 )
mengatakan bahwa bila terdapat dua variabel yt dan xt , maka kedua variabel
tersebut dikatakan memiliki hubungan jangka panjang apabila terdapat error term
yang stasioner dihasilkan oleh kombinasi linier dari kedua variabel pada derajat
integrasi yang sama. Sebaliknya bila error term tidak stasioner maka dikatakan
tidak terdapat kondisi ekuilibrium. Secara notasi kondisi keseimbangan dapat
dilukiskan sebagai berikut yt – γ1 – γ2 = 0 sebaliknya kondisi ketidakseimbangan
bila yt – γ1 – γ2 tidak sama dengan nol.
Menurut Gujarati ( 2003 ) ECM menekankan adanya keseimbangan tetap
dalam jangka panjang pada variabel ekonomi yang diamati. Bila dalam jangka
pendek terdapat ketidakseimbangan dalam satu periode, maka pada ECM akan
mengoreksinya pada periode berikutnya. Mekanisme koreksi kesalahan ini dapat
diartikan sebagai penyelaras perilaku ketidakseimbangan untuk kemudian
dilakukan koreksi sehingga terjadi kesimbangan. Dengan mekanisme ini pula,
masalah regresi semrawut dapat dihindarkan melalui penggunaan variabel tetap
dalam model. Dengan demikian, dapat dikatakan ECM tetap konsisten dengan
konsep kointegrasi atau sering dikenal dengan Teorema Representasi Granger
( Granger Representation Theorem ). Teorema ini menekankan bahwa bila
variabel yang diamati membentuk suatu himpunan yang berkointegrasi, maka
hubungan diantara keduanya dapat diekspresikan dengan menggunakan ECM.

(2007)

7

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

Kedua, Kausalitas Granger dipadu dengan FPE. Konsep kausalitas Granger
ini dikenal pula sebagai konsep kausalitas sejati ( Aliman, 1998 ). Ide dasar atas
konsep kausalitas Granger berangkat dari “ bila kejadian A terjadi

sebelum

kejadian B, kemudian terdapat kemungkinan A menyebabkan B. Namun sangat
tidak mungkin bila kejadian B menyebabkan kejadian A atau dengan kata lain
kejadian masa lalu dapat mempengaruhi kejadian masa kini, akan tetapi kejadian
masa kini tidak dapat mempengaruhi masa lalu ”. Konsep kausalitas Granger ini
diistilahkan oleh Francis Diebold dengan kausalitas prediktabilitas atau
precedence over causality menurut istilah oleh Edward Leamer, dimana variabel
X dikatakan menyebabkan variabel Y, apabila penyertaan nilai-nilai masa lalu X
dapat menghasilkan perkiraan yang lebih baik akan Y atau dapat dikatakan
variabel X mengandung informasi yang berguna untuk memprediksi Y ( Gujarati,
2003 ).
Metode ini dapat diterapkan dengan terlebih dahulu membuat model vector
autoregressive ( VAR ) yang dirumuskan sebagai berikut ( Aliman, 1998 ):
m

Zt =



i yt -1 + Ut .....................................................................................( 1.3a )

i1

dimana Zt adalah vektor kolom dari observasi pada waktu t pada semua obsevasi
dalam model, Ut adalah vektor kolom dari white noise innovation term. Dari
persamaan ( 1.3a ) diasumsikan bahwa dalam model hanya ada dua persamaan
( misalnya xt dan yt ), kemudian model tersebut akan mempunyai bivariate
autoregressive model, dimana time lag akan maksimum dari M=1, maka
persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut:
Yt =  11 ( B ) Yt +  12 ( B ) Xt + Vt ..........................................................( 1.3b )
Xt =  21 ( B ) Xt +  22 ( B ) Yt + Vt ..........................................................( 1.3c )
dimana:
m

 11 ( B ) =



i B1 ....................................................................................( 1.3d )

i1

dengan B adalah lag operator.
Berdasarkan persamaan ( 1.3b ) dan persamaan ( 1.3c ) akan ditentukan arah
kausalitas dan FPE yang minimum dengan langkah-langkah sebagai berikut
( Aliman, 1998 dan Aliman 2001 ):

(2007)

8

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)



Menentukan time-lag yang optimal untuk Y berdasarkan persamaan ( 1.3b )
dengan hanya mengambil ( B ) y sebagai variabel bebas. Jumlah time-lag
yang optimal ditentukan dengan menggunakan kriteria FPE yang minimum
dengan melakukan perhitungan coba-coba untuk regresi dari time-lag 1
sampai M dengan rumus:
FPEy ( m,0 ) =

T  S  1 SSR
.........................................................( 1.3f )
x
T  S 1 T

dimana:
S = time-lag dari 1 sampai M

T = jumlah observasi / data

SSR = sum of squared residual


Menentukan time-lag yang optimal untuk Y berdasarkan persamaan ( 1.3b )
dengan hanya mengambil ( B )y sebagai variabel bebas ( yang ikut
menentukan nilai y ) dengan mempertahankan time-lag yang optimal untuk
y sebagai time-lag setelah ditentukan pada langkah pertama. Penentuan timelag yang optimal untuk X ditentukan dengan menggunakan kriteria FPE
yang minimum, dengan rumus:
FPEy ( m,n ) =

T  m  n  1 SSR
................................................( 1.3g )
x
T  m  n 1 T

dimana:
n = time-lag optimal untuk X

m = time-lag yang optimal untuk Y

yang telah diperoleh pada langkah pertama


Membandingkan FPEy ( m,0 ) dengan FPE ( m,n ) dengan pedoman sebagai
berikut:
-

Bila FPEy ( m,0 ) < ( m,n ) maka model yang tepat adalah model tanpa
keberadaan variabel X sebagai variabel penjelas Y, yang berarti bahwa
X tidak mempengaruhi Y.

-

Bila FPEy ( m,0 ) > FPE ( m,n ) maka X mempengaruhi Y dan model
yang tepat untuk memprediksi Y adalah model dengan variabel bebas Y
dengan time-lag yang optimal sebanyak m dan variabel bebas X dengan
time-lag optimal sebanyak n.



Langkah yang sama dapat pula dilakukan untuk menguji apakah Y
mempengaruhi X berdasarkan persamaan ( 1.3c ).

(2007)

9

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

Kemudian dari langkah diatas dapat ditentukan pola kausalitas Granger yang
memiliki 4 pola. Untuk itu akan diformulasikan dahulu model kausalitas Granger
sebagai berikut ( Gujarati, 2003; Aliman, 1998 ):
m

Yt =

Xt =

m

 ai Xt -i +  bi Yt -i + ut ...................................................................( 1.3h )
i1

i1

m

m

 ci Yt -i +  di Xt -i + vt ...................................................................( 1.3i )
i1

i1

dimana:
Yt

–i

dan Xt

variabel

–i

adalah lag dari jumlah T menunjukkan waktu

ekspor

dan

perumbuhan ut

ekonomi

dan

vt

adalah

diasumsikan

mempunyai sifat white noise

Persamaan ( 1.3h ) menyatakan bahwa nilai variabel PDB riil sekarang
dihubungkan dengan nilai masa lalu variabel ekspor riil dan nilai masa lalu
variabel PDB riil. Persaman ( 1.3i ) menyatakan bahwa nilai variabel ekspor riil
sekarang dihubungkan dengan nilai masa lalu variabel pendapatan nasional riil
dan nilai masa lalu variabel ekspor riil.
Kemudian dari hasil regesi dapat dibedakan empat kasus atau 4 pola
kausalitas dari Granger ( Gujarati, 2003 ):


Undirectional Causality from X to Y, terjadi jika koefisien yang diestimasi
pada nilai masa lalu X pada persamaan ( 1.3h ) adalah signifikan secara
statistik atau tidak sama dengan nol dan jika koefisien yang diestimasi pada
nilai masa lalu Y pada persamaan ( 1.3i ) adalah secara statistik tidak
signifikan.



Undirectional Causality from Y to X, terjadi jika koefisien yang diestimasi
pada nilai masa lalu Y pada persamaan ( 1.3i ) adalah signifikan secara
statistic atau sama dengan nol dan jika koefisien yang diestimasi pada nilai
masa lalu X pada persamaan ( 1.3h ) adalah tidak signifikan secara statistik.



Feedback or Bilateral Causality, terjadi jika koefisien yang diestimasi pada
nilai masa lalu X dan nilai masa lalu Y adalah signifikan secara statistik
untuk kedua persamaan diatas.

(2007)

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)



10

Independence, terjadi jika koefisien yang diestimasi pada nilai masa lalu X
dan nilai masa lalu Y adalah tidak signifikan secara statistik untuk kedua
persamaan diatas.

V.

HASIL ESTIMASI

5.1 Indonesia
Tabel 1.1.A Hasil Estimasi ECM Negara Indonesia
Variabel Tak Bebas : DLY
Variabel Tak Bebas : DLX
0.02631
-0.01462
Konstanta
Konstanta
(-4.26867)
(-0.51821)
0.18835
2.02529
DLX
DLY
(3.29322)
(3.34546)
-0.55743
-0.86627
ECT
ECT
(-4.59468)
(-3.08526)
R-Sqrd
0.59217 R-Sqrd
0.42037
D-W Stat
2.10215 D-W Stat
1.91088
F-Stat
13.06791 F-Stat
6.52714
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
0.94096 X2
0.804536
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
8.05318 X2
4.30077
Sumber: Data Diolah
Tabel 1.1.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Indonesia
Variabel Tak Bebas : LY
Variabel Tak Bebas : LX
1.30244
-1.363621
Konstanta
Konstanta
(3.07735)
(-0.984982)
0.27555
0.516682
LX(-1)
LY(-1)
(3.13399)
(1.065903)
0.53989
0.691801
LY(-1)
LX(-1)
(3.64320)
(2.405416)
R-Sqrd
0.99026 R-Sqrd
0.96390
D-W Stat
2.05366 D-W Stat
1.82258
F-Stat
915.24240 F-Stat
240.33580
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
2
X
1.67923 X2
0.26692
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
8.29308 X2
4.31311
Sumber: Data Diolah
Tabel 1.1.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2
Nilai FPE untuk Y
Nilai FPE untuk X
FPE I
FPE II
FPE I
FPE II
0.001352
0.001464
0.009987
0.010820
Sumber: Data Diolah

(2007)

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

5.2

Malaysia

Tabel 1.2.A Hasil Estimasi ECM Negara Malaysia
Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX
0.01344
0.00453
Konstanta
Konstanta
(2.56657)
(0.32614)
0.26937
1.49077
DLX
DLY
(3.37944)
(3.53006)
-0.80052
-0.93923
ECT
ECT
(-3.99965)
(-3.26580)
R-Sqrd
0.54394 R-Sqrd
0.45911
D-W Stat
1.47115 D-W Stat
1.90565
F-Stat
10.73402 F-Stat
7.63916
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
1.63373 X2
2.33857
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
2.16117 X2
2.44821
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.2.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara
Malaysia
Variabel Tak Bebas : LY
Variabel Tak Bebas : LX
1.41560
-1.60060
Konstanta
Konstanta
(2.41649)
(-1.16805)
0.35319
0.71379
LX(-1)
LY(-1)
(2.58444)
(1.26137)
0.39175
0.58729
LY(-1)
LX(-1)
(1.61938)
(1.83718)
R-Sqrd
0.98400 R-Sqrd
0.97093
D-W Stat
1.43563 D-W Stat
1.79953
F-Stat
553.38950 F-Stat
300.62610
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
2.01256 X2
0.01879
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
5.05441 X2
6.06582
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.2.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2
Nilai FPE untuk Y
Nilai FPE untuk X
FPE I
FPE II
FPE I
FPE II
0.000598
0.000523
0.003416
0.010561
Sumber: Data Diolah

(2007)

11

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

5.3 Thailand
Tabel 1.3.A Hasil Estimasi ECM Negara Thailand
Variabel Tak Bebas : DLY
Variabel Tak Bebas : DLX
0.04259
0.05293
Konstanta
Konstanta
(3.07300)
(1.01921)
0.13215
1.02493
DLX
DLY
(1.87771)
(1.53157)
-0.10226
-0.44851
ECT
ECT
(-0.76114)
(-2.38984)
R-Sqrd
0.16446 R-Sqrd
0.34530
D-W Stat
1.65199 D-W Stat
2.45550
F-Stat
1.77153 F-Stat
4.74684
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
5.15521 X2
4.78482
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
9.31143 X2
9.21717
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.3.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Thailand
Variabel Tak Bebas : LY
Variabel Tak Bebas : LX
0.25492
-3.70448
Konstanta
Konstanta
(0.47146)
(-1.98882)
-0.04548
0.89193
LX(-1)
LY(-1)
(-0.80035)
(2.31778)
1.01561
0.50488
LY(-1)
LX(-1)
(9.09170)
(2.57938)
R-Sqrd
0.98217 R-Sqrd
0.94933
D-W Stat
1.63005 D-W Stat
2.36699
F-Stat
495.73440 F-Stat
168.60090
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
2.92719 X2
1.84759
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
1.53162 X2
3.74135
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.3.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2
Nilai FPE untuk Y
Nilai FPE untuk X
FPE I
FPE II
FPE I
FPE II
0.001977
0.001681
0.037637
0.027638
Sumber: Data Diolah

(2007)

12

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

5.4 Singapura
Tabel 1.4.A Hasil Estimasi ECM Negara Singapura
Variabel Tak Bebas : DLY
Variabel Tak Bebas : DLX
0.01480
0.02512
Konstanta
Konstanta
(1.36930)
(2.30029)
0.16441
0.16000
DLX
DLY
(0.76598)
(0.62146)
0.34578
-0.80642
ECT
ECT
(0.90173)
(-2.04282)
R-Sqrd
0.13307 R-Sqrd
0.26444
D-W Stat
1.30414 D-W Stat
1.33057
F-Stat
3.38149 F-Stat
3.23560
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
5.87096 X2
3.71187
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
5.42904 X2
9.42262
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.4.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Singapura
Variabel Tak Bebas : LY
Variabel Tak Bebas : LX
0.60475
0.27944
Konstanta
Konstanta
(2.54383)
(0.97457)
-0.58522
0.88537
LX(-1)
LY(-1)
(-1.91439)
(2.42596)
1.49134
0.09994
LY(-1)
LX(-1)
(4.92865)
(0.27105)
R-Sqrd
0.96098 R-Sqrd
0.95063
D-W Stat
1.64733 D-W Stat
1.37373
F-Stat
221.62480 F-Stat
173.30180
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
1.35511 X2
4.19112
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
7.46243 X2
6.08457
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.4.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2
Nilai FPE untuk Y
Nilai FPE untuk X
FPE I
FPE II
FPE I
FPE II
0.002316
0.002251
0.002797
0.002429
Sumber: Data Diolah

(2007)

13

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

5.5 Filipina
Tabel 1.5.A Hasil Estimasi ECM Negara Filipina
Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX
-0.00227
0.03269
Konstanta
Konstanta
(-0.24525)
(3.45545)
0.37314
0.69991
DLX
DLY
(2.40470)
(2.53643)
-0.39911
-0.00821
ECT
ECT
(-1.86989)
(-0.08210)
R-Sqrd
0.43266 R-Sqrd
0.32270
D-W Stat
1.25113 D-W Stat
1.26813
F-Stat
6.86341 F-Stat
4.28813
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
2.70977 X2
4.17982
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
8.81108 X2
3.60157
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.5.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Filipina
Variabel Tak Bebas : LY
Variabel Tak Bebas : LX
1.41351
1.23434
Konstanta
Konstanta
(2.41428)
(1.57705)
0.18996
-0.45280
LX(-1)
LY(-1)
(2.60988)
(-1.48619)
0.43193
1.12474
LY(-1)
LX(-1)
(1.89525)
(11.55944)
R-Sqrd
0.91903 R-Sqrd
0.98337
D-W Stat
1.09106 D-W Stat
1.08915
F-Stat
102.15620 F-Stat
532.21660
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
3.60564 X2
2.47167
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
7.46238 X2
5.13828
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.5.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2
Nilai FPE untuk Y
Nilai FPE untuk X
FPE I
FPE II
FPE I
FPE II
0.000138
0.000072
0.001907
0.001555
Sumber: Data Diolah

(2007)

14

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

5.6 Brunei
Tabel 1.6.A Hasil Estimasi ECM Negara Brunei
Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX
0.00860
0.01828
Konstanta
Konstanta
(1.51708)
(0.82786)
-0.02747
-0.28207
DLX
DLY
(-0.37026)
(-0.24583)
-0.33603
-0.10454
ECT
ECT
(-1.46003)
(-0.38960)
R-Sqrd
0.15652 R-Sqrd
0.03851
D-W Stat
1.42225 D-W Stat
1.86764
F-Stat
1.29893 F-Stat
0.28038
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
2.71059 X2
1.40238
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
8.18493 X2
2.56614
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.6.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Brunei
Variabel Tak Bebas : LY
Variabel Tak Bebas : LX
0.83162
-1.90345
Konstanta
Konstanta
(1.22728)
(-0.63995)
0.14871
0.63335
LX(-1)
LY(-1)
(3.18399)
(0.78713)
0.64657
0.85351
LY(-1)
LX(-1)
(3.52717)
(4.16329)
R-Sqrd
0.70238 R-Sqrd
0.61410
D-W Stat
1.83470 D-W Stat
1.92889
F-Stat
16.52001 F-Stat
11.13951
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
0.14759 X2
1.36872
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
5.22165 X2
2.15744
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.6.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2
Nilai FPE untuk Y
Nilai FPE untuk X
FPE I
FPE II
FPE I
FPE II
0.000647
0.000340
0.007388
0.006096
Sumber: Data Diolah

(2007)

15

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

5.7 Vietnam
Tabel 1.7.A Hasil Estimasi ECM Negara Vietnam
Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX
0.14078
0.38056
Konstanta
Konstanta
(2.90660)
(3.13772)
-0.13455
-0.09024
DLX
DLY
(-1.63667)
(-0.17181)
0.00000
0.00000
ECT
ECT
(-6.39643)
(0.32593)
R-Sqrd
0.69454 R-Sqrd
0.00610
D-W Stat
1.91586 D-W Stat
1.44748
F-Stat
20.46417 F-Stat
5.05528
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
1.64714 X2
2.95413
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
4.27155 X2
6.93796
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.7.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Vietnam
Variabel Tak Bebas : LY
Variabel Tak Bebas : LX
4.97083
-2.77612
Konstanta
Konstanta
(9.88065)
(-2.20288)
0.05161
0.74129
LX(-1)
LY(-1)
(3.23865)
(2.93801)
0.06375
0.75994
LY(-1)
LX(-1)
(0.63293)
(19.03608)
R-Sqrd
0.65297 R-Sqrd
0.98394
D-W Stat
1.13992 D-W Stat
1.59667
F-Stat
16.93425 F-Stat
551.24580
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
2.41529 X2
1.11825
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
6.33538 X2
6.53719
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.7.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan
Tahap 2
Nilai FPE untuk Y
Nilai FPE untuk X
FPE I
FPE II
FPE I
FPE II
0.000031
0.000039
0.013160
0.004865
Sumber: Data Diolah

(2007)

16

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

5.8 Kamboja
Tabel 1.8.A Hasil Estimasi ECM Negara Kamboja
Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX
0.02429
0.07833
Konstanta
Konstanta
(0.71596)
(1.78463)
0.45839
0.94202
DLX
DLY
(3.43652)
(3.58584)
-0.71533
-0.59977
ECT
ECT
(-2.84996)
(-2.56439)
R-Sqrd
0.55452 R-Sqrd
0.52104
D-W Stat
1.39445 D-W Stat
1.93760
F-Stat
8.71330 F-Stat
7.61507
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
1.93678 X2
0.56152
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
2.23336 X2
7.61487
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.8.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Kamboja
Variabel Tak Bebas : LY
Variabel Tak Bebas : LX
1.48062
0.18410
Konstanta
Konstanta
(3.35503)
(0.35300)
0.27269
0.27694
LX(-1)
LY(-1)
(1.79796)
(0.98839)
0.41161
0.65711
LY(-1)
LX(-1)
(1.73605)
(3.66630)
R-Sqrd
0.96799 R-Sqrd
0.98134
D-W Stat
0.91979 D-W Stat
2.46829
F-Stat
211.66360 F-Stat
368.09410
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
5.30389 X2
1.97246
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
8.17301 X2
5.96557
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.8.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2
Nilai FPE untuk Y
Nilai FPE untuk X
FPE I
FPE II
FPE I
FPE II
0.007716
0.007663
0.006843
0.003263
Sumber: Data Diolah

(2007)

17

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

5.9 Laos
Tabel 1.9.A Hasil Estimasi ECM Negara Laos
Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX
0.03877
-0.04838
Konstanta
Konstanta
(2.58256)
(-1.42078)
-0.04823
0.00242
DLX
DLY
(-0.44785)
(0.00628)
-0.46831
-0.17940
ECT
ECT
(-4.04163)
(-1.45691)
R-Sqrd
0.48318 R-Sqrd
0.21815
D-W Stat
1.67135 D-W Stat
1.78568
F-Stat
8.41401 F-Stat
5.20585
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
5.86178 X2
5.45607
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
7.43394 X2
9.01841
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.9.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Laos
Variabel Tak Bebas : LY
Variabel Tak Bebas : LX
3.53194
2.57647
Konstanta
Konstanta
(4.21974)
(1.32927)
-0.10927
-0.29886
LX(-1)
LY(-1)
(-2.18791)
(-1.25526)
0.54611
0.82033
LY(-1)
LX(-1)
(5.31163)
(7.09282)
R-Sqrd
0.87087 R-Sqrd
0.89694
D-W Stat
0.73574 D-W Stat
0.87588
F-Stat
60.69941 F-Stat
78.33021
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
5.09212 X2
5.71353
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
9.07064 X2
9.29227
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.9.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2
Nilai FPE untuk Y
Nilai FPE untuk X
FPE I
FPE II
FPE I
FPE II
0.000112
0.000048
0.019004
0.016003
Sumber: Data Diolah

(2007)

18

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

5.10

Myanmar

Tabel 1.10.A Hasil Estimasi ECM Negara Myanmar
Variabel Tak Bebas : DLY Variabel Tak Bebas : DLX
0.02035
-0.04572
Konstanta
Konstanta
(2.57486)
(-1.88480)
0.01962
-0.23090
DLX
DLY
(0.25262)
(-0.31625)
0.00000
0.00000
ECT
ECT
(-0.32039)
(-1.45932)
R-Sqrd
0.00938 R-Sqrd
0.10914
D-W Stat
1.07470 D-W Stat
1.97037
F-Stat
0.08525 F-Stat
1.10254
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
5.92500 X2
1.51977
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
4.78088 X2
7.66131
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.10.B Hasil Estimasi Kausalitas Granger Negara Myanmar
Variabel Tak Bebas : LY
Variabel Tak Bebas : LX
0.44216
1.81596
Konstanta
Konstanta
(0.91093)
(1.25979)
-0.05172
-0.17193
LX(-1)
LY(-1)
(-1.67596)
(-0.95700)
0.96773
0.81492
LY(-1)
LX(-1)
(15.99713)
(8.89204)
R-Sqrd
0.97440 R-Sqrd
0.92194
D-W Stat
1.21668 D-W Stat
2.06911
F-Stat
342.58430 F-Stat
106.29270
Uji Diagnosis
Uji Diagnosis
Otokorelasi
Otokorelasi
X2
2.41333 X2
1.72878
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
X2
7.48953 X2
4.65498
Sumber: Data Diolah

Tabel 1.10.C Hasil Estimasi FPE Tahap 1 dan Tahap 2
Nilai FPE untuk Y
Nilai FPE untuk X
FPE I
FPE II
FPE I
FPE II
0.000939
0.000933
0.008349
0.005461
Sumber: Data Diolah

(2007)

19

20

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

VI. PEMBAHASAN
Dari uraian diatas, telah diuraikan alat analisis dan hasil dari penelitian ini,
selanjutnya akan dibahas hasil analisis data yang akan digunakan dalam penelitian
ini.
1.

Penelitian ini mencoba untuk mengurai pola kausalitas antara pertumbuhan
ekonomi dan ekspor. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
pendekatan kointegrasi dan mekanisme koreksi kesalahan serta kausalitas
Granger yang dipadukan dengan FPE. Hasil studi empiris yang dilakukan
diharapkan dapat menjawab teka-teki hubungan kausalitas pertumbuhan
ekonomi dan ekspor di negara ASEAN. Dimana terdapat 4 pola hubungan
yakni export led growth, export reducing growth, internally generating
export, dan growth reducing export.

2.

Dengan menggunakan pendekatan kointegrasi dan mekanisme koreksi
kesalahan maka dapat diketahui pola hubungan antara pertumbuhan
ekonomi dan ekspor di negara ASEAN sebagai berikut:

Tabel 2.1 Pola Hubungan dengan ECM
Pola Hubungan
Negara
UC X to Y
UC Y to X
F C or B C
1
2
3
4
Indonesia
x
x
v
Malaysia
x
x
v
Thailand
x
x
x
Singapura
x
x
x
Filipina
x
x
v
Brunei
x
x
x
Vietnam
x
x
x
Kamboja
x
x
x
Laos
x
x
x
Myanmar
x
x
x
Sumber: Data Diolah

IC
5
x
x
v
v
x
v
v
v
v
v

Keterangan :
UC X to Y : Undirectional Causality from X to Y
UC Y to X : Undirectional Causality from Y to X

3.

FC or BC: Feedback Causality or Bilateral Causality
IC : Independece Causality

Kemudian dengan memadukan alat analisis ECM dengan Kausalitas
Granger dan FPE dapat diketahui pola hubungan kausalitas dan hipotesis
yang berlaku antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor di negara ASEAN
sebagai berikut:

(2007)

21

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

Tabel 2.2 Hubungan Kausalitas dipadu Kausalitas Granger dan FPE
Hubungan Kausalitas
Hipotesis
Negara
UC X to Y
UC Y to X
F C orB C IC ELD ERD IGE
1
2
3
4
5
6
7
8
Indonesia
x
x
x
x
x
v
v
Malaysia
x
x
x
x
x
v
v
Thailand
x
x
x
x
x
x
x
Singapura
x
x
x
x
x
v
v
Filipina
x
x
x
x
x
v
v
Brunei
x
x
v
x
x
v
v
Vietnam
x
x
x
x
x
v
v
Kamboja
x
x
x
x
x
v
v
Laos
x
x
x
x
x
v
v
Myanmar
x
x
x
x
x
v
v
Sumber: Data Diolah
Keterangan:
UC X to Y : Undirectional Causality from X to Y
UC Y to X : Undirectional Causality from Y to X
ELD : Export Led Growth
ERD : Export Reducing Growth

GRE
9
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x

FC or BC: Feedback Causality or Bilateral Causality
IC : Independece Causality
IGE : Internally Generated Export
GRE : Growth Reducing Export

VII. PENUTUP
Dalam bagian ini akan disajikan beberapa kesimpulan yang berhubungan
dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya. Dari
kesimpulan ini penulis berusaha memberikan saran sehubungan dengan
permasalahan yang dikemukakan. Sehingga hal tersebut bisa menjadi bahan
pertimbangan bagi pihak-pihak yang bersangkutan.
1.

Berdasarkan hasil studi terlihat bahwa sektor ekspor merupakan salah satu
ukuran dalam memandang perekonomian nasional suatu negara dalam
menopang pembangunan ekonomi. Potensi kegiatan ekspor dapat terus
tumbuh dan ditingkatkan. Karena kegiatan berdagang masih cukup dominan
dan menjadi andalan oleh negara tersebut walaupun tingkat efektivitasnya
berbeda. Oleh karenanya perlu dipikirkan strategi kebijakan ekspor yang
berkesinambungan yang sesuai dengan tujuan nasional pembangunan
ekonomi masing-masing negara.

2.

Perlunya pemerintah masing-masing negara untuk meningkatkan daya saing
internasional terhadap komoditi yang diperdagangkan untuk mengantisipasi
persaingan sesama eksportir produk yang sejenis terutama dari negara yang
bukan termasuk dalam kelompok. Disamping itu agar negara yang

(2007)

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

22

bersangkutan tidak menjadi bulan-bulanan bagi eksportir negara yang baik
daya saingnya.
3.

Munculnya konsep ASEAN Economy Community ( AEC ) harus menjadi
perhatian bagi kelima negara karena diharapkan dapat menjadi pendorong
penyatuan negara dikawasan sebagai proses integrasi menyeluruh ke dalam
lingkup komunitas ASEAN. Dimana konsep ini membuat kedaulatan
masing-masing negara berkurang karena diserahkan pada institusi
berwenang yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu perlu ada
kemauan politik tiap negara untuk melakukan hal itu.

4.

Perlu adanya upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki fasilitas
perdagangan yang masih lemah sebagai jargon Road map komunitas
ASEAN dalam arti upaya untuk membagi kesejahteraan di kawasan. Karena
fasilitas ini diharapkan dapat memperlancar arus barang dan jasa sehingga
dapat mengurangi biaya tinggi serta meningkatkan efisiensi.

VIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Modul Ekonometrika bagi Pengajar Bidang Ekonomi di Perguruan
Tinggi. Laboratorium Ekonomi Kampus UI Depok, 13 – 16 Desember 2006.
Ariff, M and H. Hill. Industrialisasi di ASEAN. Jakarta: LP3ES, 1990.
Aliman. Kausalitas Antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Indonesia, Vol 16 No 2 2001.
---------. Model Autoregresif Analisis Kausalitas Antara Jumlah Uang Beredar
dan Tingkat Pendapatan Nasional: Studi Kasus Indonesia-Thailand. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 13 No 4 1998.
Basri, Faisal. Perekonomian Indonesia Menjelang Abad XX. Jakarta: Erlangga,
1994.
Dumairy. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1997.
Far Alei, Mozhgan. The Relationship between Export and Economic Growth,
assesing the evidence from Iran ( 1959 – 1999 ). Institute for International
Energy Studies. Tehran: Iran, 1999.
Gujarati, Damodar. Basic Econometrics Fourth Edition. Mc Graw Hill, 2003.
Ibrahim, Izani. On Exports and Economic Growth. Jurnal Pengurusan 21
hal 3 – 18, 2002.
Insukindro. Pemilihan Model Ekonomi Empirik Dengan Pendekatan Koreksi
Kesalahan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 14 No 1 1999.
Krugman, Paul. R and Maurice Obstfield. International Economics Theory and
Policy. Terjemahan oleh Faisal H. Basri, PAU-Ekonomi UI dan New York,
1992.
Lindert, Peter H. dan Charles P. Kindleberger. Ekonomi Internasional.
Jakarta: Erlangga, 1991.
Maddala. Econometrics. Mc Graw Hill, 1992.

(2007)

Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi & Ekspor.. (Arif dkk)

23

Siregar, Masjidin. Kausalitas Antara Ekspor dan PDB di Indonesia,
1971 – 1997. Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol XLVII Nomor 3,
1999.
Thomas, R.L. Introduction Econometrics: Theory and Aplications. Longman
Group UK Limited, 1993.
Todaro, Michael P. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga,
1997.
Salvatore, Dominick. Ekonomi Internasional. Jakarta: Erlangga, 1997.
Todaro, Michael P. Pembangunan di Negara Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga,
1994.
Widodo, Triyatno Suseno. Indikator Ekonomi: Dasar Perhitungan
Perekonomian Indoneisa. Jakarta: Kanisius, 1990.

(2007)