pengertian Wacana dan paragraf Dan Contohnya

https://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf
Paragraf
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di
samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai
dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang
dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh
pilcrow (¶).
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan
kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih
spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal
dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri
dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal.
Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di
akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri
dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan
setiap kali orang yang dikutip berganti.

Daftar isi












1 Memasukkan
2 Paragraf gantung
3 Detil
4 Kerangka paragraf
5 Macam-macam paragraf
o 5.1 Berdasarkan jenisnya
o 5.2 Berdasarkan letak kalimat utamanya
 5.2.1 Jenis Jenis Paragraf Generalisasi
 5.2.1.1 1.Loncatan Induktif
 5.2.1.2 2.Tanpa Loncatan Induktif
6 Paragraf dalam HTML

7 Lihat pula
8 Rujukan
9 Pranala luar

Memasukkan
Praktik di Amerika secara umum adalah menandakan paragraf baru dengan memasukkan
baris pertama (tiga hingga lima spasi), dengan baris kosong antara paragraf, sementara
penulisan bisnis menggunakan baris kosong dan tanpa masukan (hal ini biasanya dikenal
sebagai "paragraf blok"). Untuk karya tulis masukan dan tanpa baris kosong digunakan.

Banyak terbitan buku menggunakan alat untuk memisahkan paragraf lebih jauh ketika ada
perubahan adegan atau waktu. Spasi tambahan ini, khususnya ketika terjadi pada page break,
dapat mendatangkan sebuah asterisk, tiga asterisk, sebuah dingbat istimewa, atau simbol
khusus yang dikenal sebagai asterisme.

Paragraf gantung
Sebuah "paragraf gantung" adalah paragraf dimana baris pertama paragraf tidak dimasukkan
dan dimana baris selanjutnya dimasukkan.

Detil

Dalam sastra, sebuah "detail" adalah sebagian kecil informasi di dalam paragraf. Sebuah
detail biasanya muncul untuk mendukung atau menjelaskan ide pokok. Dalam kutipan berikut
dari Lives of the English Poets karya Dr. Samuel Johnson, kalimat pertama adalah ide pokok,
bahwa Joseph Addison adalah "pakar kehidupan dan kelakuan" yang hebat. Kalimat
berikutnya adalah detail yang mendukung dan menjelaskan ide pokok dalam cara yang
spesifik.
As a describer of life and manners, he must be allowed to stand perhaps the first of the first
rank. His humour, which, as Steele observes, is peculiar to himself, is so happily diffused as
to give the grace of novelty to domestic scenes and daily occurrences. He never "o'ersteps the
modesty of nature," nor raises merriment or wonder by the violation of truth. His figures
neither divert by distortion nor amaze by aggravation. He copies life with so much fidelity
that he can be hardly said to invent; yet his exhibitions have an air so much original, that it is
difficult to suppose them not merely the product of imagination.[butuh rujukan]

Kerangka paragraf
 Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama paragraf.
 Memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan utama.
 Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali gagasan utama.

Macam-macam paragraf

Paragraf dibagi menurut jenis dan letak kalimat utamanya

Berdasarkan jenisnya
 Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Ciri-cirinya:
ada kejadian, ada pelaku, dan ada waktu kejadian. Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir seseorang akan
memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut
ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya.
Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu.
Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin

menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya
berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
 Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca
seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang
dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.Ciri-cirinya: ada objek yang
digambarkan. Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit
wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang
tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita Palestina.

 Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau
petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya. Ciricirinya: ada informasi. Contoh:
Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di
pesantren. Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan
tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian
besar topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang
persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail
sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat
melalui perspektif agama.
 Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya.
Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya. Contoh:
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut menyangkut
hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan "meta penampilan" siswa yang kadang-kadang
tidak kelihatan. Membentuk karakter manusia memang membutuhkan pengorbanan,
sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia.
Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
 Persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca
agar melakukan sesuatu. Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu.
Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara

tiap tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest
house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan perampingan,
membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang
dimiliki tidak cukup untuk itu.

Berdasarkan letak kalimat utamanya
 Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan
pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh:

Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu
harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia
memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
 Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasanpenjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke
dalam tiga jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas.
♦ Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta
khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. Contoh:
Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan,
mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang
enam dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anakanak kelas tiga cukup pandai mengarang.
Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:

1. Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang
lain merupakan peristiwa khusus.
2. Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.
3. Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup
pandai mengarang.
4. Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali, Toto,
Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup
karena Maman hanya mendapat nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh
atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang.
Berdasarkan bentuk dan pola pengembangannya paragraf generalisasi juga dapat dibagi
dalam 2 jenis bentuk paragraf generalisasi
Jenis Jenis Paragraf Generalisasi
1.Loncatan Induktif

Paragraf Generalisasi yang bentuknya loncatan induktif adalah paragraf yang tetap bertolak
dari beberapa fakta namun fakta yang ada belum bisa mencerminkan seluruh fenomena yang
terjadi. Tapi fakta itu dianggap mewakili sebuah persoalan oleh penulis. Generalisasi jenis ini
sangatlah lemah karena dasar faktanya belum bisa mencerminkan seluruh fenomena.
2.Tanpa Loncatan Induktif


Paragraf Generalisasi yang berbentuk Tanpa Loncatan Induktif merupakan paragraf
generalisasi yang memberikan cukup banyak fakta dan lengkap sehingga bisa mewakili
keseluruhan. Paragraf ini sangat baik karena kebenarannya dapat dipercaya karena
menggunakan fakta yang lengkap.
♦ Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki

sifat sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai
segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Contoh:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan,
dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda
mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada
penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang
masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia
yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan
Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada
penciptanya, yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula
penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan
Tuhan sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
♦ Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan

menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujanhujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola
hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.

o Sebab-Akibat
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada
kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B. Contoh:
Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang
membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan
dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak
bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara. Dengan
demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap
sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun ketiga Era
Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang
kurang lunak untuk membiayai pembangunan.
Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat adalah
kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.

o Akibat-Sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian
kita analisis untuk mencari penyebabnya. Contoh:

Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek
membeli obat. Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.


o Sebab-Akibat-1 Akibat-2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi
sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian
beberapa akibat. Contoh:
Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik.
Minyak tanah, premium, solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena Pemerintah
ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia kembali berlangsung
normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya angkutan pun akan naik
pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang pasti akan ikut naik karena biaya
tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga barang-barang akan
dirasakan berat oleh rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi
dengan usaha menaikkan pendapatan masyarakat.
 Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan
pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri
dengan kalimat topik.Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan
penegasan dari awal paragraf. Contoh:

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa
pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi
yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa
maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
 Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat
utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimatkalimat penjelas. Contoh:
Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah, Sayang
banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah,
lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa terganggu
oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar.

Paragraf dalam HTML
Di XHTML, elemen p menandakan blok teks sebagai paragraf- tag pembuka
menandakan awal paragraf, dan tag penutup menandakan akhir paragraf. Tag akhir
bersifat opsional untuk HTML, sebagaimana penjelajah secara otomatis memulai paragraf
lain di tag berikutnya, atau elemen blok berikutnya.

http://www.artikelsiana.com/2015/10/pengertian-paragraf-ciri-fungsi-jenis.html

Pengertian Paragraf, Ciri, Fungsi, & Jenis-Jenisnya|Secara Umum, Pengertian Paragraf
adalah karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat dengan pikiran utama sebagai
pengendaliannya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya. atau paragraf dapat juga
diartikan sebagai seperangkat kalimat yang terdiri atas satu kalimat pokok dan beberapa
kalimat penjelas. Kalimat Pokok atau kalimat utama yaitu kalimat yang berisi masalah atau
kesimpulan sebuah paragraf. Sedangkan kalimat penjelas adalah kalimat yang berisi
penjelas masalah pada kalimat utama.

Ciri-Ciri Paragraf
 Bertakuk/letaknya agak dalaman, ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan
yang biasa.
 paragraf memakai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik
 Kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang sebagai fungsi
penjelas, menguraikan ataupun menerangkan pikiran utama yang terdapat dalam
kalimat topik.
 Paragraf memakai pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.

Syarat-Syarat Paragraf
Untuk menjadi suatu paragraf yang baik, maka diperlukan beberapa persyaratan yang harus
dilengkapi yaitu sebagai berikut...
1. Mengandung satu pikiran utama atau topik
2. Pikiran utama didukung oleh pikiran penjelasan, baik dengan penjelasan, uraian maupun
contoh-contoh
3. Koherensi antar kalimat dalam satu paragraf dan antar paragraf dalam satu karangan yang
lebih dari satu paragraf. Antar kalimat dan antar paragraf terjalin hubungan saling
mendukung.
4. Unity atau karangan yang memiliki satu kesatuan yang padu
5. Harmonis semantis, gramatis, dan normatif

Fungsi Paragraf
 Mengekspresikan gagasan dalam bentuk tulisan dengan memberikan suatu bentuk
pikiran dan perasaan dengan serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam
suatu kesatuan.
 Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti
paragraf berarti ganti pikiran juga.
 Memudahkan dalam pengorganisasiaan gagasan bagi yang menulis dan memberikan
kemudahan pemahana bagi pembacanya

 Memudahkan dalam pengembangan topik karnagan ke dalam satuan unit pikiran yang
lebih kecil.
 Memudahkan dalam pengendalian variabel, terutama karangan yang terdiri dari
beberapa variabel.

Jenis-Jenis Paragraf
Paragraf terdiri atas beberapa macam paragraf yang dikategorikan berdasarkan letak kalimat
pokok dan berdasarkan isinya. Macam-macam paragraf tersebut yaitu sebagai berikut...
1. Jenis-Jenis Paragraf dan Contohnya Berdasarkan Letak Kalimat Pokok Paragraf
a. Paragraf Deduktif adalah suatu paragraf yang terdiri dari kalimat ide pokoknya terletak di
awal paragraf. Contohnya membaca merupakan faktor utama dalam menguasai ilmu
pengetahuan. Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup hanya dengan membaca
buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup dengan membaca
buku-buku kesehatan. Seperti halnya dengan ilmu pengetahuan yang lainnya, cukup dengan
membaca
buku-buku
yang
berkaitan
dengan
ilmu
pengetahuan.
b. Paragraf Induktif adalah suatu paragraf yang kalimat ide pokoknya terletak diakhir
paragraf. Contohnya seseorang ingin menguasai ilmu hukum, cukup dengan membaca bukubuku hukum,. Ingin mendapatkan pengetahuan kesehatan cukup dengan membaca buku-buku
kesehatan. Seperti halnya dengan pengetahuan yang lain. Jadi membaca merupakan faktor
utama
untuk
menguasai
ilmu
pengetahuan.
c. Paragraf Campuran yaitu " paragraf yang kalimat ide pokoknya terletak diawal paragraf
dan ditegaskan kembali diakhir paragraf ". Contoh: Membaca merupakan faktor utama untuk
menguasai ilmu pengetahuan. Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca
buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca bukubuku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca
buku-buku yang berhubungan erat dengan ilmu tersebut. Sekali lagi membaca merupakan
faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan.
d. Paragraf Narasi yaitu " paragraf yang tidak memiliki kalimat ide pokok. Artinya semua
kalimat dianggap penting, tidak ada kalimat yang dijelaskan ". Semua kalimat berkedudukan
sama antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya. Contoh: Seseorang yang ingin
menguasai ilmu hukum, cukup membaca buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan
tentang kesehatan, cukup membaca buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu
pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan erat
dengan
ilmu
tersebut.
2. Jenis- jenis paragraf dan contohnya ditinjau dari isinya dibedakan menjadi beberapa
bagian:
a. Paragraf Eksposisi yaitu " paragraf yang isinya memaparkan suatu masalah atau peristiwa
". Contoh: Kegiatan dalam memeriahkan HUT RI ke 69 tanggal 17 Agustus 2014 di desa
Simpang Pematang. Semua warga desa Simpang Pematang turut memeriahkan acara HUT RI
ke 69 dengan mengikuti beragam perlombaan yang disediakan oleh panitia, perlombaan
tersebut antara lain : panjat pinang, balap karung, makan kerupuk, memasukkan paku
kedalam botol, tarik tambang dan lain sebagainya.
b. Paragraf Deskripsi yaitu " paragraf yang isinya menggambarkan suatu keadaan atau
peristiwa dengan kata-kata sehingga para pembaca seolah-olah merasakan, melihat,
mendengar dan mengalami langsung keadaan atau peristiwa tersebut ". Contoh: Malam bulan
purnama yang meriah. Cahaya bulan purnama yang sangat terang. Keadaan malam bagaikan
siang, yang terang bukan saja di tempat-tempat yang lapang, bawah pepohonan pun tampak

terang. Anak-anak terlihat senang sekali, ada yang main kejar-kejaran, main sumputsumputan, dan juga ada yang main pencak silat. Anak-anak remajapun tidak mau
ketinggalan, mereka banyak menikmati sinar bulan purnama dengan duduk-duduk santai
dibawah pohon. Sebagian lagi jalan-jalan berkeliling kampung.
c. Paragraf Argumentasi yaitu " paragraf yang isinya meyakinkan pembaca sehingga
pembaca menerima gagasan penulis ". Contoh: Membaca merupakan faktor utama untuk
menguasai ilmu pengetahuan. Seorang dokter pasti selalu membaca buku-buku medis, sebab
tanpa membaca buku medis ia akan banyak mengalami kesulitan ketika akan mendeteksi
penyakit pasien. Seorang pelajar, tanpa mau membaca buku pelajaran secara rutin, pasti akan
banyak mengalami kesulitan ketika menjawab pertanyaan dari guru. Banyak lagi contohcontoh membaca yang selalu dilakukan oleh seseorang.
d. Paragraf Persuasi yaitu " paragraf yang isinya membujuk atau mempengaruhi pembaca
agar mau mengikuti pendapat atau gagasan penulis ". Jenis paragraf ini hampir sama dengan
paragraf argumentasi bahwadiawal paragraf penulis menyajikan pendapat dahulu kemudian
disajikan pernyataan yang berupa alasan . Perbedaannya yaitu pada paragraf argumentasi
alasan yang digunakan berupa fakta, sedangkan pada paragraf persuasi alasannya berupa
kalimat himbauan, ajakan atau harapan penulis. Contoh: Membaca merupakan faktor utama
untuk menguasai ilmu pengetahuan. Sebab seseorang yang tidak mau membaca buku pasti
tidak banyak memiliki pengetahuan. Pengetahuan itu banyak bersumber dari buku. Anak
yang pintar misalnya, dia pasti menjadi kutu buku. Tiada hari tanpa membaca baginya. siapa
saja yang kurang membaca pasti ia sangat terbatas pengetahuannya. Oleh karena itu
biasakanlah membaca buku-buku ilmu pengetahuan, bila ingin memiliki ilmu pengetahuan.
e. Paragraf Narasi yaitu " paragraf yang isinya menceritakan masalah atau suatu peristiwa ,
sehingga pembaca dapat terhibur atau terharu terhadap masalah atau peristiwa yang terjadi ".
Contoh: Beberapa minggu yang lalu kami telah melakukan perjalanan ke Lampung.
Rombongan kami terdiri dari 5 mobil pribadi. Kendaraan kami melaju dengan cepat secara
beriringan. Perjalanan sangat menyenangkan, tak seorangpun yang tidak gembira. Semua
sangat bahagia melihat pemanandangan walau hanya didalam mobil ketika suasana dan
gemerlapnya lampu-lampu yang menghiasi kota Bandar Lampung.

http://www.gurupendidikan.com/pengertian-dan-jenis-jenis-wacana-terlengkapmenurut-para-ahli-berikut-contohnya/

Pengertian dan jenis-jenis wacana berikut contohnya-Istilah “wacana” berasal dari bahasa
sansekerta wac, wak, vak. yang berarti berkata ataupun berucap. Jika dilihat dari jenisnya,
kata “wac” dalam bahasa sansekerta (morfologi) termasuk kata kerja golongan III parasmae
pada (m) bersifat aktif, yakni ‘melakukan tindakan ujar‘. Kata tersebut lalu mengalami
perubahan menjadi wacana Bentuk ‘ana’ yang muncul di belakang adalah sufiks (akhiran)
yang berkata membendakan.

pengertian wacana

Pengertian Wacana
Wacana ialah sebuah tulisan yang memiliki urutan yang teratur atau logis. Didalam sebuah
wacana ada unsur-unsur yang harus memiliki kepadua dan kesatuan
Sebelum kita menulis sebuah wacana, kita harus menentukan dahulu sebuah tema, tujuannya
agar sesuai dengan bentuk di dalam wacana, dan dan mengurutkan atau munyusun
kerangkan karangan. Sebelum kita menulis di anjurkan kita harus membuat kerangka
karangan, apa lagi untuk calon penulis.
Supaya dalam menyusun kerangka karangan menjadi sebuah acuan membuat karangan, calon
penulis dianjurkan untuk tahu langkah-langkah dalam menyusun sebuah kerangka karangan.
Dalam menulis kerangka karangan ada dua bentuk tulisan, yakni kerangka topik dan
kerangka kalimat.

Jenis-Jenis Wacana
Berdasarkan jenis dan bentuknya, wacana dapat dibedakan menjadi 5, yaitu wacana narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentatif, dan persuasi.

 Narasi
Narasi ialah sebuah cerita yang bisa didasarkan pada urutan suatu peristiwa atau kejadian.
Dan narasi juga dapat berbentuk narasi imajinatif dan narasi ekspositarisYang paling penting
dalan unsur-unsur narasi adalah kejadian, konflik, tokoh, alur, plot, dan latar yang terdiri atas
latar waktu, suasana dan tempat.

 Deskripsi
Karangan deskripsi adalah sebuah kerangan yang dapat menggambarkan sesuatu atau objek
berdasarkan hasil dari pengamatan, perasaan, dan pengalaman dari penulis.
Agar deskripsi dapat mencapai sebuah kesan yang sangat baik atau sempurna bagi
pembacanya, penulis harus mengamati dan merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan.
Dari sefar objeknya deskripsi dapat dibedakan dalam du amacam, yaitu deskripsi deskripsi
faktual/ ekspositaris dan Imajimatif/Impresionis.

 Eksposisi
Eksposisi ialah sebuah karangan yang menjelaskan atau menerangkan karangan dengan
terperinci (memaparkan) sesuatu bertujuan agar dapat memberikan sebuah informasi dan
dapat memperluas ilmu dan pengetahuan bagi setiap pembacanya. Karangan yang
menjelaskan atau menerangkan (eksposisi) biasanya dipakai pada sebuah karya-karya ilmiah
seperti makalah-makalah, artikel ilmiah,untuk seminar, simposium, atau penataran.
Dalam tahapan-tahapan menulis sebuah eksposisi, yang harus di lakukan yaitu dengan
menentukan objek pengamatan, juga menentukan tujuan dua pola penyajian eksposisi,
dengan mengumpulkan bahan atau data, menyusun sebuah kerangka karangan, dan juga
melakukan pengembangan kerangka menjadi sebuah karangan. Dalam pengembangan
kerangka karangan bentuk eksposisi dapat berpola penyajian urutan topik, urutan kelimaks
dan antiklimaks.

 Argumentasi
Argumentasi ialah sebuah karangan berisikan pendapat, sikap, ataupun penilaian terhadap
hal-hal yang disertkan dengan bukti-bukti, alasan dan peryataan-pernyataan yang dapat
diterima oleh akal (logis). Adapun tujuan sebuah karangan argumentasi ialah berusaha agar
dapat meyakinkan seorang pembaca akan sebuah kebenaran dari pengarangnya.
Tahapan-tahapan penulisan karangan argumentasi, sebagai berikut:
1. Menentukan topik permasalahan atau tema
2. Mengumpulkan bahan atau data berupa: fakta, bukti-bukti atau pernyataan yang bisa
mendukung
3. Merumuskan tujuan penulisan
4. Menyusun kerangka karangan
5. Mengembangkan kerangka menjadi karangan.Dalam mengembangakan sebuah
kerangka karangan argumentasi bisa berpolakan: sebab-akibat, akibat-sebab, atau pola
pemecahan masalah.
Berikut ini contoh wacana yang perlu di pahami:
Contoh wacana pendek:
1. Awas! kabel tetangan tinggi
2. Exit ( pintu keluar)
Contoh wacana panjang:
 Di halaman rumah kami telah berubah menjadi pemandangan yang hijau, di halaman
depan ditanami berbagai jenis bunga yang sanagat indah. sperti: bunga melati,
kamboja, matahari, anggrek, kuping gajah dan lain-lain. Dan ada juga di samping
pekarangan rumah yang di tanami kebutuhan sehari-hari, speti: capai, terong, tomat,
maupun
singkong.
Kelebihan bunga dan kebuituhan sehari-hari yakni dapat dijual, seperti anggek,
melati, cabai, terong da yang lainnya.

 Disekolahku demikian padatnya kegiatan-kegiatan yang harus aku ikuti, Dari hari
senin- sabtu aku masuk pukul 07.15. Agar aku tida terlambat aku berangkat pukul
06.45 dan bangun pukul 04.45. Setelah bangun aku mandi, lalu sholat
subuh.Kemudian menyiapkan peralatan sekolahku, agar tidak tergesa-gesa ataupun
tertinggal saat berngkat ke sekolah. Setelah selesai aku menyempatkan untuk nelajar
sejenak untuk mata pelajaran yang akan aku pelajari nanti disekolah. Selesai belajar
lalu aku berganti baju seragam sekolah dan sarapan pagi. setelah semoanya selsesai
lalu aku berpamitan dengan orang tuaku untuk berangkat ke sekolah agar ilmu yang
aku dapat nanti dapat bermanfaat dan berguna bagi diriku dimasa depan nanti.

http://shareforgoodpeople.blogspot.co.id/2015/03/wacana-bahasa-indonesia.html

Makna Wacana
Wacana adalah (1) Rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan preposisi yang
satu dengan preposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna
yang serasi diantara kalimat-kalimat itu; (2) Kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi
atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang
berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara
lisan atau tertulis.
Brown dan Yule menyebutkan bahwa wacana adalah bahasa yang digunakan. Menurut
Kinneavy wacana pada umumnya adalah teks yang lengkap yang disampaikan baik secara
lisan maupun tulisan yang tersusun oleh kalimat yang berkaitan, tidak harus selalu
menampilkan isi yang koheren secara rasional. Wacana dapat diarahkan ke satu tujuan bahasa
atau mengacu sejenis kenyataan.
Pendapat lain dari Chaer mengatakan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap,
sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
Menurut Edmonson wacana adalah satu peristiwa yang terstruktur diwujudkan di dalam
perilaku linguistic yang lainnya.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia halaman 1005 kita dapat membaca Keterangan sebagai
berikut:
Wacana: 1. Ucapan, perkataan, tutur
2. Keseluruhan tuturan, yang merupakan kesatuan
3. Satuan bahasa terlengkap, realisasinya tampak pada bentuk karangan yang utuh,
seperti novel, buku, atau artikel.
Dari bahasan di atas dapat kita ambil sari patinya, bahwa wacana itu adalah satuan bahasa
terlengkap, dalam wujud lisan dapat berupa tuturan, dan dalam wujud tulisan dapat berupa
karangan sastra dan ilmiah.

Dardjowidjojo menerangkan bahwa kajian wacana berkaitan dengan pemahaman tentang
tindakan manusia yang dilakukan dengan bahasa (verbal) dan bukan bahasa (nonverbal). Hal
ini menunjukkan, bahwa untuk memahami wacana dengan baik dan tepat, diperlukan bekal
pengetahuan kebahasaan, dan bukan kebahasaan (umum). Dapat ditarik kesimpulan bahwa
wacana adalah suatu satuan bahasa yang kompleks.
Unsur internal wacana terdiri atas satuan kata atau kalimat. Yang dimaksud satuan kata ialah
tuturan yang berwujud satu kata. Untuk menjadi susunan wacana yang lebih besar, satuan
kata atau kalimat tersebut akan bertalian dan bergabung.
Unsur eksternal wacana adalah sesuatu yang juga merupakan bagian wacana, tetapi tidak
eksplisit, sesuatu yang berada di luar satuan lingual wacana. Kehadirannya berfungsi sebagai
pelengkap keutuhan wacana. Unsur-unsur eksternal wacana itu terdiri atas implikatur,
praanggapan, referensi, dan konteks.
2.

Wacana yang Baik

Sebuah wacana dapat digolongkan pada wacana yang baik apabila wacana tersebut
memenuhi criteria wacana yang baik. Dalam wacana tersebut harus mengandung beberapa
diantaranya:
a.

Topic dan tujuan pada wacana monolog

Topik atau pokok pembicaraan merupakan landasan untuk mencapai tujuan dalam
pembicaraan.
b.

Wacana harus Kohesi dan Koherensi

Wacana yang baik adalah wacana yang mengandung kohesif dan koherensi. Arti kata kohesif
adalah hubungan yang erat atau padu. Pengertian wacana kohesif adalah wacana yang
berhubungan di antara unsur-unsurnya sangat erat atau padu sehingga terjalin keserasian yang
baik. Koherasi berarti terusannya uraian atau pandangan sehingga unsur-unsurnya berkaitan
satu sama lain.
c.

Wacana harus mempunyai pembuka dan penutup

Wacana yang baik adalah wacana yang mempunyai pembuka dan penutup. Wacana ideal
memang demikian seharusnya. Bagian awal adalah bagian yang membuka dan
menghantarkan pokok pikiran dalam wacana itu. Sering mengarang atau penutur mulai
dengan beberapa kalimat yang merangkum seluruh cerita. Bagian penutup yaitu kalimatkalimat atau alinea yang dimaksud untuk mengakhiri wacana.

B.
1.

Referensi dan Inferensi serta Kohesi dan Koherensi Wacana Bahasa Indonesia
Referensi dan Inferensi Wacana Bahasa Indonesia

Referensi dalam analisis wacana lebih luas dari telaah referensi dalam kajian sintaksis dan

semantik. Istilah referensi dalam analisis wacana adalah ungkapan kebahasaan yang dipakai
seorang pembicara/penulis untuk mengacu pada suatu hal yang dibicarakan, baik dalam
konteks linguistik maupun dalam konteks nonlinguistik. Dalam menafsirkan acuan perlu
diperhatikan:
a)

Adanya acuan yang bergeser,

b)

Ungkapan berbeda tetapi acuannya sama, dan

c)

Ungkapan yang sama mengacu pada hal yang berbeda.

Inferensi adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya.
Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak
langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur).
2.

Kohesi dan Koherensi Wacana Bahasa Indonesia

Istilah kohesi mengacu pada hubungan antarbagian dalam sebuah teks yang ditandai oleh
penggunaan unsur bahasa sebagai pengikatnya. Kohesi merupakan salah satu unsur
pembentuk koherensi. Oleh sebab itu, dalam sebuah teks koherensi lebih penting dari kohesi.
Namun bukan berarti kohesi tidak penting, Jenis alat kohesi ada tiga, yaitu substitusi,
konjungsi, dan leksikal.
Koherensi adalah kepaduan gagasan antarbagian dalam wacana. Kohesi merupakan salah satu
cara untuk membentuk koherensi. Cara lain adalah menggunakan bentuk-bentuk yang
mempunyai hubungan parataksis dan hipotaksis (parataxis and hypotaxis). Hubungan
parataksis itu dapat diciptakan dengan menggunakan pernyataan atau gagasan yang sejajar
(coordinative) dan subordinatif. Penataan koordinatif berarti menata ide yang sejajar secara
beruntun.

C.
1.

Jenis-Jenis Wacana Bahasa Indonesia
Wacana Lisan dan Tulis

Berdasarkan saluran yang digunakan dalam berkomunikasi, wacana dibedakan atas wacana
tulis dan wacana lisan. Wacana lisan berbeda dari wacana tulis. Wacana lisan cenderung
kurang terstruktur (gramatikal), penataan subordinatif lebih sedikit, jarang menggunakan
piranti hubung (alat kohesi), frasa benda tidak panjang, dan berstruktur topik-komen.
Sebaliknya wacana tulis cenderung gramatikal, penataan subordinatif lebih banyak,
menggunakan piranti hubung, frasa benda panjang, dan berstruktur subjek-predikat.

2.

Wacana Monolog, Dialog, dan Polilog

Berdasarkan jumlah peserta yang terlibat pembicaraan dalam komunikasi, ada tiga jenis
wacana, yaitu wacana monolog, dialog, dan polilog. Bila dalam suatu komunikasi hanya ada
satu pembicara dan tidak ada balikan langsung dari peserta yang lain, maka wacana yang

dihasilkan disebut monolog. Dengan demikian, pembicara tidak berganti peran sebagai
pendengar. Bila peserta dalam komunikasi itu dua orang dan terjadi pergantian peran (dari
pembicara menjadi pendengar atau sebaliknya), maka wacana yang dibentuknya disebut
dialog. Jika peserta dalam komunikasi lebih dari dua orang dan terjadi pergantian peran,
maka wacana yang dihasilkan disebut polilog.
3.

Wacana Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentatif, dan Persuasi

Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi wacana narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentatif, dan persuasi. Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan
suatu kejadian atau peristiwa. Narasi bisa juga berisi cerita khayal/fiksi atau rekaan seperti
yang biasanya terdapat pada cerita novel atau cerpen. Narasi ini disebut dengan narasi
imajinatif.
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin discribere yang berarti gambaran, perincian, atau
pembeberan. Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil
pengamatan, perasaan dan pengalaman penulisnya. Tujuannya adalah pembaca memperoleh
kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehingga
seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri objek tersebut. Untuk
mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek dengan kesan, fakta, dan
citraan.
Kita eksposisi berasal dari bahasa Latin exponere yang berarti: memamerkan, menjelaskan,
atau menguraikan. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan
secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan
memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada
karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau
penataran.
Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap
suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis.
Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran
pendapat pengarang. Karangan argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan
terhadap suatu pendapat dengan memaparkan alasan-alasan yang rasional dan logis.
Wacana persuasi adalah wacana yang memang diciptakan untuk decoder (pembaca atau
pendengar). Tujuannya adalah untuk mempengaruhi.
Dilihat dari sudut pandang tujuan berkomunikasi, dikenal ada wacana dekripsi, eksposisi,
argumentasi, persuasi, dan narasi. Wacana deskripsi bertujuan membentuk suatu citra
(imajinasi) tentang sesuatu hal pada penerima pesan. Aspek kejiwaan yang dapat mencerna
wacana narasi adalah emosi. Sedangkan wacana eksposisi bertujuan untuk menerangkan
sesuatu hal kepada penerima agar yang bersangkutan memahaminya. Wacana eksposisi dapat
berisi konsep-konsep dan logika yang harus diikuti oleh penerima pesan. Oleh sebab itu,
untuk memahami wacana eksposisi diperlukan proses berpikir. Wacana argumentasi
bertujuan mempengaruhi pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan yang
dipertahankan, baik yang didasarkan pada pertimbangan logika maupun emosional. Untuk
mempertahankan argumen diperlukan bukti yang mendukung. Wacana persuasi bertujuan
mempengaruhi penerima pesan agar melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penyampai
pesan. Untuk mernpengaruhi ini, digunakan segala upaya yang memungkinkan penerima

pesan terpengaruh. Untuk mencapai tujuan tersebut, wacana persuasi kadang menggunakan
alasan yang tidak rasional. Wacana narasi merupakan satu jenis wacana yang berisi cerita.
Oleh karena itu, unsur-unsur yang biasa ada dalam narasi adalah unsur waktu, pelaku, dan
peristiwa.

D.

Analisis Wacana

Arti analisis Kamus Umum Bahasa Indonesia dengan menyelidikkan terhadap suatu peristiwa
(karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
Istilah analisis wacana adalah istilah umum yang dipakai di dalam berbagai disiplin ilmu
dengan berbagai pengertian. Titik singgung analisis wacana adalah studi yang berhubungan
dengan pemakaian bahasa. Menurut A.S Hikam ada tiga paradigma analisis wacana dalam
melihat bahasa. Pertama, pandangan positivisme-empiris; kedua, pandangan konstruktivisme;
dan ketiga pandangan kritis. Pengertian analisis wacana adalah penguraian wacana dengan
tujuan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya, tentang wacana, mengetahui berbagai
bagiannya, serta hubungan antarbagian, sehingga kita memperoleh pengertian dan
pemahaman yang tepat tentang wacana. Aspek analisis ini akan berkaitan dengan kriteria
wacana yang baik seperti yang telah anda pelajari pada bagian awal makalah ini, ditambah
dengan aspek lainnya. aspek-aspek tersebut adalah: Kohesi dan koherensi Topik Pengacuan
dan perujukan (referensi dan inferensi) Konteks.
Lukmana, Aziz dan Kosasih mengatakan bahwa analisis wacana kritis (Critical Discourse
Analysis) mempunyai ciri yang berbeda dari analisis wacana yang bersifat “non-kritis”, yang
cenderung hanya mendeskripsikan struktur dari sebuah wacana. Analisis wacana kritis
(Critical Discourse Analysis) bertindak lebih jauh, diantaranya dengan menggali alasan
mengapa sebuah wacana memiliki struktur tertentu, yang pada akhirnya akan berujung pada
analisis hubungan sosial antara pihak-pihak yang tercakup dalam wacana tersebut. Analisis
wacana kritis (Critical Discourse Analysis) juga merupakan kritik terhadap linguistik dan
sosiologi. Tampak adanya kurang komunikasi diantara kedua disiplin ilmu tersebut. Pada satu
sisi, sosiolog cenderung kurang memperhatikan isu-isu linguistik dalam melihat fenomena
sosial meskipun banyak data sosiologis yang berbentuk bahasa.
Fairlough dan Wodak berpendapat bahwa analisis wacana kritis melihat wacana pemakaian
bahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai bentuk dari praktik sosial. Wacana sebagai praktik
sosial menyebabkan sebuah hubungan dialektis di antara peristiwa diskursif tertentu dengan
situasi, institusi, dan struktur sosial yang membentuknya. Praktik wacana bisa jadi
menampilkan efek ideologi.
Dengan demikian, analisis wacana kritis merupakan teori untuk melakukan kajian empiris
tentang hubungan-hubungan antara wacana dan perkembangan sosial budaya. Untuk
menganalisis wacana, yang salah satunya bisa dilihat dalam area linguistik dengan
memperhatikan kalimat-kalimat yang terdapat dalam teks (novel) bisa menggunakan teori
analisis wacana kritis. Teori analisis wacana kritis memiliki beberapa karakteristik dan
pendekatan.

E.
1.

Contoh Wacana Bahasa Indonesia
Narasi

Piknik yang Berkesan
Aku dan teman-temanku memulai perjalanan kami pada hari minggu ini dengan sangat suka
cita. Rombongan kami semuanya berjumlah delapan orang sehingga tidak kesulitan mencari
kendaraan karena pada kami terdapat empat buah sepeda motor. Kami memulai perjalanan
kami dari rumah teman kami di depan kampus I Universitas Flores kurang lebih pukul 07.00
pagi selepas misa pertama. Berdua-dua, kami meliwati jalan Sam Ratulangi lalu menyusuri
jalan Wirajaya, terus masuk ke jalan Pahlawan lalu untuk sementara mengucapkan selamat
tinggal kota Ende setelah sepeda Motor kami melaju pelan di jalan Umum Ndao.
Tujuan perjalanan kami hari ini adalah tempat wisata Nangalala. Kami tiba di sana kira-kira
pukul 07.30 pagi dan kebetulan sekali setibanya di sana kami adalah orang yang pertama
sehingga kami dapat memilih tempat yang lebih bagus untuk kami dirikan kemah darurat dan
menyimpan semua perlengkapan kami. Sebuah rencana yang sangat matang telah kami
susun. Acara rekreasinya kami kemas sedikit lebih lain dari biasanya.
Setelah kemah darurat kami buat, kami harus membuat sharing Emaus, yang berarti berduadua menceritakan keadaan batin kami masing-masing kepada teman yang boleh dipilih secara
acak dari antara kami. Sharing Emaus ini meniru kisah Kitab Kitab Suci tentang Dua Murid
yang berjalan ke Emaus. Selanjutnya sharing yang berjalan selama satu jam kami plenokan di
kemah darurat kami. Masing-masing menceritakan apa yang sudah diceritakan oleh temantemannya, menunjukan masalah-masalahnya dan selanjutnya kami pecahkan secara bersamasama jika memang ada masalah yang belum terpecahkan dalam Sharing Emaus itu.
Setelah semua acara sharing dan bertukar pengelaman selesai maka selanjutnya adalah kami
beramai-ramai menceburkan diri ke laut. Panas matahari rasanya terobati dengan merendam
di dalam laut yang dangkal. Kami begitu merasa lepas dari beban masing-masing setelah
sharing tadi sehingga saatnya sekarang kami bermain sepuas-puasnya.
Tanpa terasa matahari makin ke Barat. Jam telah menunjukan pukul 03.00 sore. Kami segera
mengemas perlengkapan kami masing-masing. Saatnya kami harus pulang dan ketika
matahari sudah benar-benar pergi ke peraduannya, kami sudah berada di kos kami masingmasing sambil membayangkan saat bahagia yang sudah dilewati.

2.

Deskripsi

Kamar Kos
Siang itu aku sedang duduk santai pada bangku kayu di dalam kamar kosku yang baru saja
direhap sambil menghembuskan asap rokok Filter kesukaanku. Kamar kos yang seperti ini
merupakan impianku sejak baru pertama kali aku menjadi mahasiswa pada Universitas
Flores. Sekarang aku memandang puas pada hasil kerjaku. Aku bisa lebih betah sekarang
berada di dalam kamar sambil belajar dan melahap buku-buku bacaan. Kos yang kelihatan
lebih luas. Pada dinding kamar aku gantungkan foto-fotoku semasa SMA dulu. Kelihatan

makin menarik apalagi setelah foto-foto itu aku tempatkan sesuai dengan ukurannya masingmasing, dari atas ke bawah mulai dari yang paling besar.
Pandanganku kemudian tertuju pada rak buku di pojok kamar yang berisi buku-buku bacaan
ilmiah yang ku beli dengan uang sisa pembayaran SKS-ku setiap semester pada Toko Buku
Nusa Indah. Ku ambil satu buku yang disampulnya tertulis Berpikir dan Berjiwa Besar dari
penerbit Binarupa Aksara. Setelah ku pandangi aku tersenyum dan mengembalikannya ke
tempat semula. Aku memandang lagi secara keseluruhan kamar kosku, Sebuah tempat tidur
tak berkasur, hanya beralaskan sehelai tikar plastik tetapi cukup nyaman. Atap yang
terlampau dekat lantas aku batasi dengan kardus bekas yang aku minta dari kios-kios terdekat
untuk dijadikan plafon sederhana. Memang kelihatan sangat simpel namun menarik sebab
plafon yang dari kardus sudah ditutupi dengan kertas putih sampai seluruh dindingnya.
Aku merasa begitu puas sekarang, apalagi saat kupandang lantai kamarku. Seperti lebih
bersih dan licin. Di atasnya aku bentangkan karpet plastik yangn aku beli semeter seharga Rp.
12.000. Lantai kamar yang persis disusun dari keramik-keramik berwarna. Sebuah tape
recorder tua merk Primo, aku letakkan di atas meja panjang dari tripleks di dekat pintu masuk
sedangkan speakernya aku posisikan di bawah tempat tidurku. Agar kelihatan lebih menarik
dan supaya terkesan bahwa aku juga selalu mendengarkan musik, maka pada dua buah
speakerku itu ku tempelkan stiker bertuliskan “full musik’.
Aku telah mengakhiri semua tugasku dengan gemilang. Yang terakhir yang baru saja
kuselesaikan adalah menempel sebuah tulisan pada daun pintu kamarku “welcome”

3.

Argumentasi

Siap Berpacaran
Hasrat untuk berduaan dengan orang yang istimewa yang juga menganggap kita istimewa
bisa kuat sekali bahkan di saat usia kita masih sangat muda. Sebenarnya berpacaran adalah
kegiatan apapun antarteman yang di dalamnya minat romantisme kita terpusat pada satu
orang dan minat orang itu terfokus pada kita. Entah melalui telepon atau bertemu langsung,
entah terang-terangan atau diam-diam, jika kita dan teman lawan jenis kita saling memiliki
perasaan romantis dan berkomunikasi secara rutin itu namanya berpacaran.
Dalam banyak kebudayaan, berpacaran dianggap sebagai sebuah cara untuk saling mengenal,
tetapi, berpacaran sebetulnya harus memiliki tujuan yang terhormat, membantu seorang lakilaki dan perempuan menentukan apakah seorang ingin menjadi suami istri. Memang sebagian
orang menganggap berpacaran itu tidak serius, tanpa berniat untuk menikah atau mungkin
ada yang beranggapan bahwa berpacaran itu adalah sebuah tahap perkenalan di mana belajar
untuk memahami sifat masing-masing dan jika sulit untuk saling memahami maka bisa
memutuskan untuk bubar. Hubungan yang semacam itu memang tidak bertahan lama. Yang
jelas bahwa jika kita ingin berpacaran dengan seseorang maka pastikan motivasi dan niat kita
terhormat. Dalam berpacaran tidak ada yang disebut main-main sebab dalam berpacaran
tentunya melibatkan perasaan. Apakah mungkin perasaan disamakan dengan mainan yang
kalau suka dipungut dan kalau bosan dibuang?
Melihat kemungkinan bahwa berpacaran tidak sekedar menjadi hanya sebagai mainan semata

maka usia juga sangat menentukan layak atau tidak seseorang berpacaran. Usia yang matang
akan mempengaruhi seseorang sanggup memilah mana yang baik dan tidak atau mana yang
pantas dan tidak pantas. Biasanya orang akan sangat terdorong untuk berpacaran ketika
berada pada usia-usia pubertas. Satu alasan bahwa masa ini adalah masa yang sangat
berbahaya di mana kita akan berada dalam periode yang bisa mengobarkan nafsu untuk
mengarah ke prilaku yang salah. Pacaran akan dilihat sebagai ketertarikan fisik, dorongan
seksual tanpa ada motivasi untuk bisa saling menjaga dan memiliki untuk seterusnya
berlanjut ke pernikahan. Pacaran yang semacam ini bisa saja membawa kepada kehancuran
seperti putus sekolah, hamil di luar nikah, menjadi orang tua sebelum waktunya dan bapak
dan mama tanpa tahu bagaimana harus mengurus anak-anaknya.

4.

Eksposisi

Pahlawan
Jika melihat kejadian beberapa hari kebelakang, banyak peristiwa yang membuat bulu kuduk
kita merinding dan hati pun bergetar, tanpa terasa air mata kesedihan pun bercucuran. Kita
pun sedih an menangis, begitu bahyak bencana yang terjadi di bumi nusantara yang kita
cintai. Kejadian ini bukan hanya disaksikan di layar atau mendengar dalam radio bahkan kita
melihatnya dengan mata kepala sendiri.
Di mulai dari bencana yang diakibatkan kecelakaan pesawat yang mengakibatkan ratusan
korban jiwa ditambah dengan kerugian materil yang sangat luar biasa besar.
Sementara itu, pemerintah menaikkan harga BBM yang menjadi kebutuhan pokok
masyarakat dengan harga yang sangat fantastis 120% kenaikannya.Kenaikan BBM ini juga
bertepatan dengan umat Islam yang mayoritas pendudukan Indonesia memasuki bulan
Ramadhan yang biasanya diikuti oleh harga-harga kebutuhan pokok akan meningkat tajam.
Genaplah sudah penderitaan masyarakat. Sekali lagi air mata kesedihan semakin
bercengkrama dengan mesra, dan seolah-olah tidak mau lepas dari kehidupan rakyat
Indonesia ini.
Biasanya saya hanya terdiam, sebab memang tidak ada alasan yang terlalu jelas, tambahnya.
Yang dirasakannya, adalah memang hanya sebuah kenyataan bahwa negeri ini sedang
melintasi sebuah persimpangan sejarah yang rumit.
Kendati demikian, menurut pendapatnya, krisis dan bencana yang melilit setiap sudut
kehidupan negeri ini tidak perlu ditakuti dan dirisaukan, sebab itu adalah takdir semua
bangsa.
Hal yang sangat memiriskan hati adalah bahwa pada saat krisis dan bencana besar ini terjadi,
justru negeri kita mengalami kelangkaan pahlawan.

5.

Persuasi

Sari Jahe Taka Tunga
Pernahkah anda mencoba minum sari jahe Taka Tunga? sungguh sangat disayangkan jika
anda melalui hidup anda tanpa sedikitpun mencoba minuman tradisional berkhasiat ini.
Minuman ini adalah minuman berkhasiat tinggi. Diproduksi secara natural dari bahan
alamiah, yaitu jahe-jahe pilihan dari kampung Taka Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada
dan dikemas menjadi sebuah produk yang sangat bermutu.
Entah anda mau yakin atau tidak, tetapi saya hanya mau mengatakan bahwa akan sangat
disayangkan jika anda tidak pernah mau mencobanya. Saya sendiri pernah mencobanya dan
rasanya tidak seperti meminum sari-sari jahe biasa. Ketika itu saya sedang masuk angin
akibat kehujanan saat mengendarai motor dari Mauponggo ke Bajawa. Saya singgah sebentar
di kampung Taka untuk membeli sebungkus sari jahe. Saya meminta segelas air hangat
kepada seorang ibu di kampung itu