Lomba Cerdas Cermat UUD NRI 1945

Lomba Cerdas Cermat UUD NRI 1945
1. Pada awal era reformasi, berkembang dan populer di masyarakat banyaknya tuntutan
reformasi yang didesakkan oleh berbagai komponen bangsa, termasuk mahasiswa dan
pemuda. Tuntutan tersebut antara lain ...
Jawaban :
Amandemen UUD Republik Indonesia tahun 1945
Penghapusan dwifungsi ABRI
Penegakkan supremasi hukum, penghormatan HAM, pemberantasan KKN
Otonomi daerah
Mewujudkan kebebasan pers
Mewujudkan kehidupan demokrasi
2. Di Indonesia pernah menggunakan sistem pemerintahan yang menerapkan kekuasaan
tertinggi di tangan MPR. Apa kelemahan dari sistem pemerintahan ini ?
Jawaban :
Kelemahan dari sistem pemerintahan ini adalah kekuasaan pemerintah negara seakanakan tidak memiliki hubungan rakyat. Padahal dasar demokrasi yang diterapkan di
Indonesia yaitu menyebutkan demokrasi adalah ”Dari, oleh, dan untuk rakyat.” Selain itu
hal ini juga berakibat tidak terjadinya saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks
and balances) pada institusi-institusi ketatanegaraan.
3. Kesepakatan perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dilakukan secara Adendum. Apa arti kata Adendum ?
Jawaban :

Perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu dilakukan
dengan tetap mempertahankan naskah asli Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sebagaimana terdapat dalam Lembaran Negara Nomor 75 tahun
1959 hasil Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan naskah perubahan-perubahan Undangundang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diletakkan melekat pada naskah
Asli.
4. Pembicaran Tingkat I, dalam proses perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dilakukan oleh sebuah panitia khusus. Tugas dari panitia itu yang
pertama kali harus dilakukan adalah ...
Jawaban :
Rapat Dengar Pendapat Umum
Kunjungan kerja ke daerah
Seminar
Studi banding ke luar negeri
Membentuk Tim Ahli Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR
5. Mekanisme pembahasan perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 di Komisi A MPR salah satunya berlangsung dalam Forum Lobi. Apa
maksud dari Forum Lobi ?
Jawaban :
Forum Lobi adalah forum yang dibentuk oleh komisi A untuk membicarakan substansi
materi rancangan perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 yang berkembang dalam forum rapat pleno.

6. Sebutkan jenis perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang dilakukan oleh MPR ?
Jawaban :
Mengubah rumusan yang telah ada
Mengubah rumusan baru sama sekali
Menhapuskan / menghilangkan rumusan yang ada
Memindahkan rumusan pasal ke dalam rumusan ayat atau sebaliknya memindahkan
rumusan ayat ke dalam rumusan pasal sekaligus mengubah penomoran pasal dan
ayat.
7. Apa perbedaan rumusan ”diatur dengan undang-undang” dan ”diatur dalam undangundang” yang terdapat dalam pasal atau ayat Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ?
Jawaban :
Rumusan ”diatur dengan undang-undang” memiliki makna yang diatur dalam
ketentuan itu harus dirumuskan dalam sebuah undang-undang yang khusus diterbitkan
untuk kepentingan itu. Sedangkan ”diatur dalam undang-undang” memiliki makna hal
yang diatur dalam ketentuan itu dapat dapat menjadi ateri suatu atau beberapa
undang-undang yang tidak khusus diterbitkan untuk kepentingan itu.
Kapan Naskah Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ditetapkan,

dan oleh siapa Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
ditetapkan ?
Jawaban :
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Apakah dalam perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
terjadi perubahan sistematika penomoran Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ?
Jawaban :
Tidak, walaupun sudah terjadi perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan juga sudah disusun dalam satu naskah resmi sistematika
penomorannya tetap terdiri atas 16 bab dan 37 pasal.
Apa makna dari setiap alinie pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ?
Jawaban :
Alinie Kesatu yaitu pernyataan bangsa Indonesia yang anti kolonialisme dan imperialisme.
Alinie Kedua yaitu berisi cita-cita luhur bangsa Indonesia
Alinie Ketiga yaitu berisi pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia
Alinie Keempat yaitu menyebutkan tujuan bangsa Indonesia
Apakah maksud dari pasal 1 ayat (3), ”Negara Indonesia adalah Negara Hukum” ?

Jawaban :
Maksud Negara Hukum yang tercantum dalam pasal itu adalah Negara Indonesia
adalah Negara yang menegakkan supremasi hukum untuk mengakkan kebenaran dan
keadilan, dan tidak ada kekuasaan yang tidak dipertanggungjawabkan (akuntabel).
Apa perbedaan ”rechtsstaat” dan the “rule of law” ?
Jawaban :
Di dalam rechtsstaat pelembagaan peradilan dibedakan dengan adanya peradilan
khusus administrasi negara karena pihak yang menjadi subjek hukum berbeda
kedudukannya yakni pemerintah/pejabat tata usaha negara melawan warga negara
sebagai perseorangan atau badan hukum privat.

Sedangkan di dalam the rule of law peradilan khusus tata usaha negara tidak dikenal
sebab pandangan dasarnya semua orang (pejabat atau bukan) berkedudukan sama di
depan hukum.
Mengapa susunan keanggotaan MPR seakarang terdiri dari anggota DPR dan DPD ?
Jawaban :
Perubahan ketentuan mengenai susunan keanggotaan MPR dimaksudkan untuk
mengoptimalkan pelaksanaan kedaulatan rakyat yaitu seluruh anggota MPR dipilih
oleh rakyat melalui pemilu. Selain itu, perubahan itu juga untuk meningkatkan
legitimasi MPR. Dan juga agar sesuai dengan prinsip demokrasi perwakilan yaitu

”perwakilan atas dasar pemilihan” (reprensentation by election).
Siapakah yang berhak dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden ?
Jawaban :
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima
puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh
persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di
Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden. (disebut dengan jelas pasal
6A ayat 3)
Kapan mekanisme impeachment dapat diberlakukan ?
Jawaban :
Apabila Presiden dan Wakil Presiden terbukti telah melakukan pelanggaran hukum
berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat
lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Manakah yang wewenang presiden sebagai kepala negera yang mendapat pertimbangan
dari DPR ?
Jawaban :
Mengangkat dan menerima duta (pasal 12)
Memberi grasi dan rehabilitasi [pasal 13 (2) dan (3)]
Memberi amnesti dan abolisi [pasal 14 (2)]

Bagaimana bentuk pembagian daerah di Indonesia ?
Jawaban :
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan
kota itu mempunyai pemerintahan daerah.
Mengapa dalam pasal 18 digunakan ungkapan ”dibagi atas” bukan ”terdiri atas” ?
Jawaban :
Ungkapan ”dibagi atas” digunakan untuk menjelaskan bahwa negara kita adalah
negara kesatuan yang kedaulatan negara berada di tangan pusat. Hal itu konsisten
dengan kesepakatan untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan. Berbeda
dengan ungkapan ”terdiri atas” yang lebih menujukkan substansi federalisme karena
istilah itu menunjukkan letak kedaulatan berada di tangan negara-negara bagian.
DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang, yaitu yang
mengenai ...
Jawaban :
Otonomi daerah
Pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah
Hubungan pusat dan daerah
Pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya
Pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama


Mengapa setelah perubahan keempat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, BPK dipisahkan dalam bab tersendiri ?
Jawaban :
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan dasar hukum yang kuat serta pengaturan rinci
mengenai BPK yang bebas dan mandiri serta sebagai lembaga negara yang berfungsi
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Apa sebab BPK membuka kantor perwakilan di setiap provinsi ?
Jawaban :
Hal ini disebabkan oleh kedudukan BPK sebagai eksternal auditor pemrintah yang
memeriksa keuangan negara dan APBD, serta untuk dapat menjangkau pemeriksaan di
daerah.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 24 ayat (1), apakah wewenang yang dimiliki oleh MA ?
Jawaban :
Mengadili pada tingkat kasasi
Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undangundang
Dan wewenang lainnya yang diberikan undang-undang
Apa syarat menjadi anggota Komisi Yudisial ?
Jawaban :
Harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki

integritas dan kepribadian yang tidak tercela, [pasal 24B (2)]
Berapa jumlah anggota hakim konstitusi dan siapa yang menetapkan dan mengajukan ?
Jawaban :
Mahkamah konstitusi memiliki 9 orang anggota hakim konstitusi. Semuanya ditetapkan
oleh Presiden. Sedangkan yang mengusulkan adalah 3 orang oleh Mahkamah Agung, 3
orang oleh DPR dan 3 orang lainnya oleh Presiden.
Apa inti dari Deklarasi Djuanda yang dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 1957 ?
Jawaban :
Intinya menyebutkan bahwa wilayah negara Indonesia adalah segala perairan di
sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau termasuk dalam daratan
Republik Indonesia, dengan tidak memandang luas dan lebarnya.
Apa makna dari Deklarasi Djuanda sendiri ?
Jawaban :
Deklarasi Djuanda menegaskan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan wilayah
Nuasantara. Laut bukan lagi pemisah, tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia.
Menurut pasal 26 siapakah yang dimaksudkan sebagai warga negara ?
Jawaban :
Warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Menurut pasal 26 apa yang dimaksud penduduk ?

Jawaban :
Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
Dalam Bab tentang Hak Asasi Manusia terdapat dua pasal yang saling berkaitan erat, yaitu
Pasal 28I dan Pasal 28J. Mengapa hal ini bisa terjadi ?
Jawaban :
Keberadaan Pasal 28J dimaksudkan untuk mengantisipasi sekaligus membatasi Pasal
28I.

Pasal 28I mengatur beberapa hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apa pun, termasuk di dalamnya hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut.
Sedangkan Pasal 28J Memeberikan pembatasan yang ditetapkan dengan undangundang dan untuk menjamin pengakuan serta penghoratan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.
Alat negara yang bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara, adalah ...
Jawaban :
Tentara Nasional Indonesia (TNI)

Mengapa dalam Pasal 31 disebutkan bahwa “Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia ?
Jawaban :
Untuk lebih menjelaskan bahwa pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang religius, dan berketuhanan yang Maha Esa.
Bagaimana wujud bangsa Indonesia dalam memprioritaskan penyelenggaraan pendidikan
sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional ?
Jawaban :
Hal ini terlihat jelas dalam Pasal 31 ayat (4) yaitu dengan cara negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari APBN dan
APBD untuk membiayai pendidikan dasar yang dilaksanakan dalam rangka
penyelenggaraan pendidikan nasional.
Penyelenggaraan Perekonomian Nasional didasarkan pada demokrasi ekonomi yang
menerapkan asas kekeluargaan dengan prinsip-prinsip yang mulia. Sebutkan prinsipprinsip demokrasi ekonomi itu ?
Jawaban :
Kebersamaan
Efisiensi berkeadilan
Efisiensi berkelanjutan
Berwawasan lingkungan

Kemandirian
Menjaga keseimbangan kemajuan dan keasatuan ekonomi nasional
Mengapa di Indonesia diadakan suatu Mahkamah Konstitusi ?
Jawaban :
Sebanarnya hal ini ditujukkan untuk lebih menguatkan pernyataan bahwa negara
Indonsia adalah negara hukum. Dalam negara hukum harus dijaga paham
konstitusional. Artinya tidak boleh ada undang-undang dan peraturan perundangundangan lainnya yang bertentangan dengan Undang-undang Dasar. Selain itu
pengujian undang-undang terhadap Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 membutuhkan sebuah mahkamah dalam rangka menjaga
prinsip konstitusionalitas hukum itu. Maka terbentuklah MK.
Dihapusnya Bab VI Dewan Pertimbangan Agung dalam naskah Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 setelah amandemen, merupakan salah satu
contoh jenis perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang dilakukan oleh MPR, yaitu ...
Jawaban :
Menghapus atau menghilangkan

Secara resmi kata yang dipakai dalam perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 adalah kata ...
Jawaban :
Perubahan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas ...
Jawaban :
Pembukaan dan pasal-pasal
Perubahan Ketiga Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dilakukan dalam Sidang Umum MPR, yaitu pada tanggal ...
Jawaban :
Tanggal 1 sampai 9 November 2001
Negara hukum yang berlatar belakang tradisi Anglo Saxon, negara hukumnya
menggunakan istilah ...
Jawaban :
The rule of law
Warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan
lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu
secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, adalah ...
Jawaban :
Syarat calon Presiden dan calon Wakil Presiden
Siapa yang berhak mengajukan usul pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden ...
Jawaban :
Dewan Perwakilan Rakyat
Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden
terbukti melakukan pelanggaran hukum. Apa yang harus dilakukan DPR ...
Jawaban :
DPR harus menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul
pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden Kepada MPR.
Lembaga negara yang terlibat dalam proses impechment adalah ...
Jawaban :
DPR, MK, dan MPR
Dalam proses sumpah atau janji Presiden dan Wakil Presiden apabila MPR tidak dapat
melakukan sidang, apa yang akan terjadi ...
Jawaban :
Presiden dan Wakil Presdien bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan
sungguh-sungguh dihadapan pimpinan MPR dengan disaksikan oleh pimpinan MA.
Siapa yang berhak mengangkat serta memberhentikan menteri-menteri ...
Jawaban :
Presiden
Fungsi anggaran yang dimiliki oleh DPR digunakan untuk ...
Jawaban :
Untuk membahas (termasuk mengubah) RAPBN dan menetapkan RAPBN yang
ditujukan bagi kesejahteraan rakyat.
Bagaimana sifat Badan Pemeriksa Keuangan ...
Jawaban :
Bebas dan mandiri (pasal 23E ayat (1)
Kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh ...
Jawaban :
Sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan

militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi.
Siapa yang memilih Ketua dan Wakil ketua Mahkamah Agung ...
Jawaban :
Hakim Agung

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa Indonesia tersebut
merupakan norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara dan yang menjadi sumber hukum
sekaligus sebagai cita hukum (recht-idee), baik tertulis maupun tidak tertulis di Indonesia.
Cita-cita ini secara langsung merupakan cerminan kesamaan-kesamaan kepentingan di antara
sesame warga bangsa.
Dalam pengertian yang bersifat yuridis kenegaraan, Pancasila yang berfungsi sebagai
dasar negara tercantum dalam Alinea Keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yang
dengan jelas menyatakan, “…..maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdaar kepada Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi selutuh rakyat Indonesia”.
Sesuai dengan tempat keberadaan Pancasila yaitu pada Pembukaan UUD NRI Tahun
1945, maka fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara pada hakikatnya adalah sumber dari
segala sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 (Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978). Hal ini
mengandung konsekuensi yuridis, yaitu bahwa seluruh peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden, dan Praturan-peraturan Pelaksanaan lainnya yang dikeluarkan oleh negara dan
pemerintah Republik Indonesia) harus sejiwa dan sejalan dengan Pancasila. Dengan kata lain,
isi dan tujuan Peraturan Perundanga-undangan RI tidak boleh menyimpang dari jiwa
Pancasila.
Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun
1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat formal dan material. Hubungan secara

formal, seperti dijelaskan oleh Kaelan menunjuk pada tercantumnya Pancasila secara formal
di dalam Pembukaan yang mengandung pengertian bahwa tata kehidupan bernegara tidak
hanya bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduannya dengan
keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religus dan asasasas kenegaraan yang unsure-unsurnya terdapat dalam Pancasila.
Dalam hubungan yang bersifat formal antara Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 dapat ditegaskan bahwa rumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik
Indonesia adalah sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 alinea
keempat. Menurut Kaelan, Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 merupakan Pokok Kaidah
Negara yang Fundamental sehingga terhadap tertib hukum Indonesia mempunyai 2 macam
kedudukan, yaitu: 1) sebagai dasarnya, karena pembukaan itulah yang memberikan factorfaktor mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia; 2) mmasukkan dirinya di dalam tertib
hukum tersebut sebagai tertib hukum tertinggi.
Pembukaan yang berintikan Pancasila merupakan sumber bagi batang tubuh UUD NRI
Tahun 1945. Hal ini disebabkan karena kedudukan hukum Pembukaan berbeda dengan pasalpasal atau batang tubuh UUD NRI Tahun 1945, yaitu bahwa selain sebagai Mukadimah,
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 mempunyai kedudukan atau eksistensi sendiri. Akibat
hukum dari Pembukaan ini adalah memperkuat kedudukan Pancasila sebagai norma dasar
hukum tertinggi yang tidak dapat diubah dengan jalan hukum dan melekat pada kelangsungan
hidup Negara Republik Indonesia.
Adapun hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 secara material
menunjuk pada materi pokok atau isi Pembukaan yang tidak lain adalah Pancasila. Oleh
karena kandungan material Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang demikian itulah maka
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dapat disebut sebagai Pokok Kaidah Negara yang
Fundamental, sebagaimana dinyatakan oleh Notonagoro, esensi atau intisari Pokok Kaidah
Negara yang Fundamental secara material tidak lain adalah Pancasila.
Menurut pandangan Kaelan (2000; 92), bilamana proses perumusan Pancasila dan
Pembukaan ditinjau kembali maka secara kronologis materi yang di bahas oleh BPUPKI
yang pertama-tama adalah dasar filsafat pancasila, baru kemudian pembukaan. Setelah siding
pertama selesai, BPUPKI membicarakan Dasar Filsafat Negara Pancasila dan berikutnya
tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun oleh Panitia Sembilan yang merupakan wujud
pertama Pembukaan UUD NRI tahun 1945.
Dalam tertib hukum Indonesia diadakn pembagian yang hirarkis.Undang-Undang Dasar
bukanlah peraturan hukum yang tertinggi. Di atasnya masih ada dasar poko bagi UUD, yaitu

Pembukaan sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental yang didalamnya temuat
Pancasila. Walaupun UUD itu merupakan hukum dasar Negara Indonesia yang tertulis atau
konstitusi, namun kedududkannnya bukanlah sebagai landasan hukum yang terpokok.
Menurut teori dan keadaan,sebagimana ditunjukkan oleh Bakry (2010: 222), Pokok
Kaidah Negar yang Fundamental dapat tertulis dan juga tidak tertulis. Pokok Kaidah yang
tertulis mengandung kelemahan, yaitu sebagai hukum positif, dengan kekuasaan yang ada
dapat diubah walaupun sebenarnya tidak sah. Walaupun demikian, Pokok Kaidah yang
tertulis juga memiliki kekuatan, yaitu memiliki formulasi yang tegas dan sebagai hukum
positif mempunyai sifat imperative yang dapat dipaksakan.
Pokok Kaidah yang tertulis bagi negara Indonesia pada saat ini diharapkan tetap berupa
pembukaan UUD NRI tahun 1945. Pembukaan UUD NRI tahun 1945 tidak dapat diubah,
karena menurut Bakry (201: 222), fakta sejarah yang terjadi hanya satu kali tidak dapat
diubah. Pembukaan UUD RI tahun 1945 dapat juga tdak digunakan sebagai Pokok Kaidah
tertulis yang dapat diubah oleh kekuasaan yang ada, sebagaimana perubahan ketatanegaraa
yang pernah terjadi saat berlakunya Mukadimah UUDS 1950.
Sementara itu, Pokok Kaidah yang tidak tertulis memiliki kelemahan, yaitu karena tidak
tertulis maka formulasinya tidak tertentu dan tidak jelas semingga mudah tidak diketahui atau
tidak diiingat. Walaupun demikian, Pokok Kaidah terulis juga memiliki kekuatan, yaitu tidak
dapat diubah atau dihilangkan oleh kekuasaan karena bersifat imperative moral dan terdapat
dalm jiwa bangsa Indonesianya (Bakry, 2010: 223).
Pokok Kaidah yang tidak tertulis mencakup hukum Tuhan, hukum kodrat, dan hukum
etis. Pokok Kaidah yang tidak tertulis adalah fundamen moral negar, yaitu “Ketuhanan Yang
Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.

2.2 Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945
Pembukaan UUD NRI tahun 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi
suasana kebatinan, cita-cita dan hukum dan cita-cita moral bangsa Indonesia. Pokok-pokok
pikiran tersebut mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia karena
bersumber dar pandangan hidup dan dasar negara, yaitu Pancasila. Pokok-pokok pikiran yang
bersumber dari Pancasila itulah yang dijabarkan ke dalam batang tubuh melalui pasal-pasal
UUD NRI tahun 1945.
Hubungan Pebukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila dalam batang
tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung pengertian

Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan penyebab keberadaan batang tubuh UUD NRI
tahun 1945, sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun
1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya popok-pokok
pikiran Pembukkan UUD NRI tahun 1945 yang bersumber dari Pancasila ke dalam batang
tubuh, maka Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi
hukum positif.
Sesuai dengan penjelasan UUD NRI tahun 1945, pembukaan mengandung 4 pokok
pikiran yang diciptakan dan dijelaskan dalam batang tubuh. Keempat pokok pikiran tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”, yaitu “negara melindungi segenap
Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan
dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
2. Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”, yaitu “negara hendak mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat.”
3. Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”, yaitu “negara yang
berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”
4. Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu negara
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adali dan
beradab”.
Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara persatuan diterima
dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945, yaitu negara yang melindungi bangsa Indonesia
seluruhnya. Negara, menurut pokok pikiran pertama ini, mengatasi paham golongan dan
segala paham perorangan. Demikian pentingnya pokok pikiran ini maka persatuan
merupakan dasar negara yang utama. Oleh karena itu, penyelenggara negara dan setiap warga
negara wajib mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau
perorangan.
Pokok pikiiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945
yang menegaskan suatu tujuan atau sutu cita-cita yang hendak dicapai. Melalui pokok pikiran
ini, dapat ditentukan jalan dan aturan-aturan yang harus dilaksanakan dalam UUD sehingga
tujuan atau cita-cita dapat dicapai dengan berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu
persatuan. Hal ini menunjukkan bahwa pokok pikiran keadilan sosial merupakan tujuan
negara yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan

kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang menunjukkan bahwa sistem
negara yang terbentuk ke dalam UUD harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan
permusyawaratan perwakilan. Menurut Bakry (2010: 209), aliran sesuai dengan sifat
masyarakat Indonesia. kedaulatan rakyat dalam pokok pikiran ini merupakan sistem negara
yang menegaskan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu UUD harus mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi
pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran ini juga mengandung pengertian taqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab
sehingga mengandung maksud menjunjung tinggi hak asasi manusia yang luhur dan budi
pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat Pembukaan UUD NRI tahun 1945
merupakan asas moral bangsa dan negara (Bakry, 2010; 210).
MPR RI telah melakukan amandemen UUD NRI tahun 1945 sebanyak empat kali secara
berturut-turut terjadi pada 19 Oktober 1999, 18 Agustus 2000, 9 November 2001, dan 10
Agustus 2001. Menurut Rindjin (2012: 245-246), keseluruhan batang tubuh UUD NRI tahun
1945 yang telah mengalami amndemen dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu;
1. Pasal-pasal yang tertakait aturan pemerintahan negara dan kelembagaan negara
2. Pasal-pasal yang mengatur hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga
negara, agama, pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial
3. Pasal-pasal yang berisi materi lain berupa aturan mengenai bendera negara, bahasa negara,
lambing negara, lagu kebangsaan, peerubahan UUD, aturan peralihan, dan aturan tambahan.
Berdasarkan hasil amandemen dan pengelompokan keseluruhan Batang Tubuh UUD
NRI Tahun 1945, berikut disampaikan beberapa contoh penjabaran Pancasila kedalam batang
tubuh melalaui pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945.
1. Sistem pemerintahan negara dan kelembagaan negara
a.

Pasal 1 ayat (3) : Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara hukum yang dimaksud
adalah negara yang menegakkan supremasi hukum untuk menegakkan keadilan dan
kebenaran dan tidak ada kekuasaan yang tidak dipertanggungjawabkan.

b. Pasal 3

ayat (1) : MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD
ayat (2) : MPR melantik Prisiden dan / atau Wakil Presiden
ayat (3) : MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan / atau Wakil

Presiden

dalam masa jabatannya menurut UUD

2. Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga negara, agama,
pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
a. Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
b. Pasal 27 ayat (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.
c.

Pasal 29 ayat (2) : negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

d.

Pasal 31 ayat (2) : setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya.

e.

Pasal 33 ayat (1) : perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.

f.

Pasal 34 ayat (2) : negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan.

3. Materi lain berupa aturan bendera negara, bahasa negara, lambing negara, dan lagu
kebangsaan.
a. Pasal 35 Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih
b. Pasal 36 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia
c.

Pasal 36A Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika

d. Pasal 36B Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat formal dan material. Hubungan
secara formal, seperti dijelaskan oleh Kaelan menunjuk pada tercantumnya Pancasila secara
formal di dalam Pembukaan yang mengandung pengertian bahwa tata kehidupan bernegara
tidak hanya bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduannya
dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religus
dan asas-asas kenegaraan yang unsure-unsurnya terdapat dalam Pancasila.
Hubungan Pebukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila dalam batang
tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung pengertian
Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan penyebab keberadaan batang tubuh UUD NRI
tahun 1945, sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun
1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya popok-pokok
pikiran Pembukkan UUD NRI tahun 1945 yang bersumber dari Pancasila ke dalam batang
tubuh, maka Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi
hukum positif.