Perancangan Promosi Lomba Mendongeng Sebagai Media Pengenalan Cerita Rakyat

  1.1 Latar Belakang Masalah Cerita rakyat merupakan tradisi lisan, Indonesia adalah negara yang kaya akan nilai – nilai budaya dan kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun temurun. Tradisi lisan mengungkapkan kejadian atau peristiwa yang mengandung nilai moral, keagamaan, adat istiadat, fantasi, peribahasa, nyanyian dan mantra. Cerita rakyat yang sarat akan nilai – nilai moral dan kearifan lokal yang bisa menjadi sarana komunikasi untuk mengajarkan nilai- nilai tentang kehidupan kepada anak- anak.

  Cerita rakyat dalam kajian ilmu folklore, cerita rakyat atau dalam pengertian besar folklor dijelaskan William R. Bascom (dalam Danandjaja, 1984) dibagi dalam 3 golongan besar yaitu ; mitos, legenda, dan dongeng. Sejak dahulu hingga saat ini cerita rakyat yang ada dan berkembang di masyarakat adalah cerita yang diwariskan secara turun temurun dari generasi sebelumnya, maka tidak menutup kemungkinan apabila suatu kejadian ataupun kisah yang dialami pada saat ini, diceritakan kembali secara berulang-ulang telah menjadi bagian yang tak bisa terpisahkan dari sekelompok masyarakat, sehingga menjadi cerita rakyat di masa yang akan datang.

  Di dalam cerita rakyat dari berbagai daerah terdapat kesamaan pada kesatuan-kesatuan cerita (tale types) atau unsur-unsur kesatuan cerita (tale motifs). Peran penting cerita rakyat terletak pada kemampuannya mengkomunikasikan tradisi, pengetahuan, serta adat istiadat, atau menguraikan pengalaman-pengalaman manusia baik dalam dimensi perseorangan maupun dimensi sosial. Hal ini dapat membuat seseorang

  1

  

dapat mengenal dan mempelajari kebudayaan lain yang berada

disekitarnya.

  

Hingga saat ini, cerita rakyat menghadapi tantangan untuk tetap tumbuh

dan berkembang di masyarakat, serta beberapa tantangan untuk berinovasi

terutama dalam cara penyajian untuk bersaing dengan cerita-cerita fiksi dari

luar negeri. Selain itu tantangan tersebut juga datang dari derasnya arus

informasi yang membuat persaingan cerita rakyat yang ada di Indonesia

dengan cerita luar negeri menjadi begitu ketat, banyak pula orangtua yang

telah meninggalkan budaya untuk menceritakan dongeng sebelum tidur

yang sarat akan muatan lokal dan nilai-nilai luhur dengan alasan sibuk, hal

ini tanpa disadari sedikit demi sedikit telah membuat anak-anak lupa akan

tokoh-tokoh cerita dari budaya yang dekat dengan mereka.

  

Cerita rakyat adalah gambaran otentitas masyarakat yang mencerminkan

perilaku dan budaya masyarakat setempat. Cerita rakyat yang merupakan

bagian dari budaya Indonesia yang harus tetap dilestarikan, tentunya

dengan penyesuaian dengan budaya terkini terutama dalam cara

penyampaian agar bisa tetap diminati oleh anak-anak Indonesia sebagai

sarana pembelajaran budaya dan nilai-nilai kearifan lokal.

  

Penyampaian cerita rakyat sesuai fungsinya haruslah dibarengi dengan

penekanan – penekanan tertentu, hal ini menjadi perlu dilakukan agar

kandungan nilai moral yang ada dalam cerita rakyat dapat ditangkap oleh

anak sehingga tidak hanya menjadi hiburan semata namun juga sebagai

sarana pembelajaran untuk mengenal budaya setempat tempat mereka

tinggal, tentunya dengan memilah – milah cerita mana yang sesuai dengan

usia sang anak. Beragam cerita dari luar negeri dapat dengan cepat diakses,

hal itu patut juga dikenalkan kepada anak agar mereka tahu keragaman

budaya terutama yang ada diluar ruang lingkup mereka, maka dari itu

sangatlah penting membentuk pondasi tentang nilai-nilai kebudayaan

terhadap anak-anak Indonesia agar mereka tidak lupa akan kebudayaan

yang mereka miliki, khususnya budaya lisan melalui cerita rakyat.

  2 Dimulai dengan ruang lingkup terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga, bagi anak-anak mendengarkan dongeng atau cerita yang diceritakan oleh orang tuanya dapat menjadi petualangan imajinasi yang sangat seru, mengingat dunia imajinasi anak yang sangat luas. Selain sebagai sarana untuk mendekatkan hubungan antara orang tua dan anak, interaksi dalam bercerita juga bisa menjadi sarana pelajaran untuk menyampaikan nilai-nilai moral kepada anak tanpa terkesan menggurui, yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi yang mendengar.

  Dalam budaya teks dan budaya audio visual yang modern dan canggih, Tradisi lisan pada saat ini menghadapi tantangan untuk melakukan inovasi dan kreasi terhadap cerita rakyat. Dengan era informasi yang sudah demikian berkembang seperti sekarang. Fakta bahwa banyak anak-anak lebih menggemari cerita dari komik atau film kartun jepang misalnya, menandakan bahwa cerita dari luar negeri begitu ekspansif.

  Keluarga ataupun orang tua haruslah menyadari pentingnya mengenalkan kembali cerita rakyat Indonesia kepada anak-anak mereka agar cerita rakyat Indonesia yang keberdaannya pada zaman modern ini tidak dianggap sebagai mitos lama, khayalan klise, atau dongeng yang ketinggalan zaman oleh anak-anak di zaman sekarang yang seleranya telah berubah dan lebih beragam karena arus informasi yang mereka terima begitu deras di era globalisasi saat ini.

  1.2 Identifikasi Masalah Semakin ekspansifnya cerita dari luar negeri saat ini, cerita rakyat Indonesia menghadapi beberapa permasalahan, antara lain adalah :

  • Berkurangnya peran orang tua sebagai mediator kepada anak-anaknya untuk menceritakan cerita rakyat sebagai alat pengenalan terhadap budaya.

  3

  • Cerita rakyat Indonesia bersaing dengan cerita fiksi luar negeri yang lebih ekspansif sehingga tokoh- tokoh cerita tersebut lebih diminati oleh anak – anak saat ini.

  1.3 Rumusan Masalah Dari masalah serta fenomena yang ada, dalam perancangan tugas akhir ini maka dirumuskan permasalahan yaitu : “Bagaimana merancang promosi event untuk mempopulerkan cerita rakyat di kalangan anak-anak sekolah dasar ?”

  1.4 Batasan Masalah Dalam perancangan kampanye ini, terdapat batasan masalah sebagai berikut : - Cerita rakyat yang dibahas adalah cerita rakyat Jawa Barat.

  • - Khalayak sasaran kampanye adalah anak – anak usia sekolah dasar.

  • Daerah yang diteliti untuk melihat fenomena permasalahan adalah kota Sukabumi, Jawa Barat.

  1.5 Maksud dan Tujuan Perancangan Maksud dari promosi ini adalah, untuk merancang sebuah solusi atas permasalahan mengenai eksistensi cerita rakyat sebagai media pengenalan kearifan lokal, ditengah masyarakat yang hidup di zaman globalisasi seperti saat ini. Tujuan akhir dari perancangan ini adalah untuk mempopoulerkan kembali cerita rakyat terutama di kalangan anak-anak pada usia sekolah dasar, diharapkan agar anak-anak di usia sekolah dasar dapat lebih mencintai cerita rakyat Indonesia.

  4

  • Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang lain atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produksi barang atau jasa yang dipasarkannya. Alexander Sindoro (2000)
  • Cerita rakyat adalah budaya lisan yang dipelajari dalam ilmu folklor yaitu cabang ilmu dari antropologi. (Danandjaya ,2007)
  • Interaksi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah saling melakukan aksi, berhubungan, mem-pengaruhi, antar hubungan. Interaksi sosial ; hubungan social yang dinamis antara perse-orangan dan orang perseorangan, antara perseorangan dan kelompok, dan antara kelompok dan kelompok.

  5 BAB II PROMOSI DAN CERITA RAKYAT

  2.1 Promosi Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang lain atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produksi barang atau jasa yang dipasarkannya. (Alexander Sindoro ,2000). Promosi adalah semua yang dilakukan untuk membantu penjualan suatu produk atau jasa di tiap tempat jaringan penjualan, mulai dari bahan-bahan presentasi yang di gunakan seorang tenaga penjual ketika melalui penawaran hingga siaran niaga, televisi, atau iklan di surat kabar yang mencoba memikat pelanggan agar memperoleh kesan yang menyenangkan terhadap apa yang di iklankan. (Fread dan Mangun, 1999).

  Dari pengertian diatas promosi merupakan sebuah usaha atau tindakan yang dilakukan oleh seorang pemasar untuk membantu menginformasikan sebuah barang atau jasa untuk memikat masyarakat agar tertarik dengan barang yang dipasarkan.

  2.1.1 Tujuan Promosi Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan lama Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar

  Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.

  2.1.2 Bauran Promosi Bauran promosi merupakan gabungan dari berbagai jenis promosi yang ada untuk suatu produk yang sama agar hasil dari kegiatan promo yang dilakukan dapat memberikan hasil yang maksimal. Sebelum melakukan promosi sebaiknya dilakukan perencanaan matang yang mencakup bauran promosi sebagai berikut:

  1. Iklan seperti iklan koran, majalah, radio, katalog, poster, dan lain-lain.

  2. Publisitas positif maksimal dari pihak-pihak luar.

  3. Promosi dari mulut ke mulut dengan memaksimalkan hal-hal Positif.

  4. Promosi penjualan dengan ikut pameran, membagikan sampel.

  5. Public relation / PR yang mengupayakan produk diterima Masyarakat.

  6. Personal selling / penjualan personil yang dilakukan tatap muka.

  Pada penjelasan diatas, promosi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan agar komunikasi yang diberikannya dapat dilihat dan dimengerti oleh masyarakat sebagaimana yang telah direncanakan pada promosi tersebut.

  2.2 Event Untuk mempopulerkan kembali cerita rakyat, perancangan yang digunakan agar pesan yang disampaikan kemasyarakat adalah melalui event. Alasan digunakannya adalah event lebih interaktif dalam menyampaikan pesan.

  2.2.1 Definisi Event Definisi event adalah sebagai berikut “Event are transient, and every event is a unique blending of its duration, setting, management, and people.” Event adalah fana, tidak abadi, dan setiap event merupakan suatu campuran unik dari durasi,

pengaturan, pengurus, dan orang-orangnya. (Getz ,1997).

  Sedangkan definisi special event adalah sebagai berikut: “Special events are defined as specific rituals, presentation, performances or celebrations that are consciously planned and created to mark special occasions or to archive particular social, cultural, or corporate objective.” Spesial event adalah suatu ritual istimewa, penunjukan, penampilan, atau perayaan yang pasti direncanakan dan dibuat untuk menandai acara-acara khusus atau untuk mencapai tujuan sosial, budaya, atau tujuan bersama-sama. (Allen ,2002).

  2.2.2 Jenis Event Jenis Event dibedakan menjadi public event dan private event. Yang termasuk dalam public event adalah: Perayaan budaya, seni atau hiburan, bisnis atau perdagangan, kompetisi olah raga, pendidikan dan ilmu pengetahuan, rekreasi, serta politik atau kenegaraan. Sedangkan private event meliputi perayaan pribadi seperti peringatan hari jadi, liburan keluarga, pesta pernikahan, dan pesta ulang tahun, serta event-event social seperti pesta-pesta, gala, dan acara reuni. (Getz ,1997).

  2.3 Cerita Rakyat Cerita rakyat merupakan budaya lisan yang dipelajari dalam ilmu folklor yang merupakan cabang ilmu dari antropologi. Kata folklore adalah pengindonesiaan kata inggris folklore, kata itu berasal dari dua kata dasar folk dan lore.

  Menurut Alan Dundes (Danandjaya, 2007) folk sama artinya dengan kata kolektif (collectivity), folk adalah sekelompok orang yang memiliki ciri

  • – ciri pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok
  • – kelompok lainnya, ciri tersebut dapat berupa warna kulit yang sama, mata pencaharian, bahasa, taraf pendidikan, dan agama. Namun yang terpenting adalah bahwa mereka memiliki suau tradisi, yaitu kebudayaan yang telah mereka warisi secara turun temurun sedikitnya dua generasi, yang dapat mereka akui sebagai milik bersama, sehingga membuat mereka sadar akan identitas kelompok mereka sendiri. Yang dimaksudkan denga lore adalah tradisi folk, yaitu sebagian kebudayaannya, yang diwariskan turun temurun secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device). Definisi folklor secara keseluruhan adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan secara turun temurun baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat.

  2.3.1 Jenis

  • – Jenis Cerita Rakyat William R. Bascom dalam Danandjaya (1997) menjelaskan cerita rakyat dalam 3 golongan besar yaitu : Mite atau yang juga dikenal sebagai mitos, legenda, serta dongeng.
  • Mitos Mitos adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar

  • – benar terjadi dan dianggap suci oleh pemilik cerita. Mitos pada umumnya mengisahkan terjadinya alam semesta, dunia, manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk topografi, gejala alam, dan sebagainya. Mitos juga mengisahkan kehidupan para dewa. Mitos di Indonesia pada umunya menceritakan tentang terjadinya alam semesta (cosmogony), terjadinya susunan para dewa; dunia dewata (pantheon); terjadinya manusia pertama dan tokoh pembawa kebudayaan (culture hero); terjadinya makanan pokok, seperti beras untuk pertama kali. Mitos di Indonesia dapat dibagi menjadi dua macam berdasarkan tempat asalnya, yaitu; mitos asli Indonesia dan mitos yang berasal dari luar negeri terutama dari India, Arab, dan Negara sekitar laut tengah. Mitos yang berasal dari luar negeri pada umunya sudah mengalami penglahan lebih lanjut, hal ini disebabkan karena mitos tersebut mengalami proses adaptasi.
    • Legenda Legenda adalah kisah yang bersifat kolektif dan dianggap benar- benar terjadi dan pernah dialami seseorang. Berbeda dengan mitos legenda bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang. Legenda seringkali dipandang sebag ai “sejarah” kolektif (folk

  history

  ), walaupun “sejarah” itu karena tidak tertulis telah mengalami distorsi, sehingga seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, untuk merekonstruksi sejarah melalui legenda, haruslah dipisahkan terlebih dahulu bagian-bagiannya yang mengandung sifat-sifat folklor, misalnya yang bersifat pra-logis. Legenda biasanya bersifat migratoris, yakni dapat berpindah-pindah hingga dikenal luas di daerah-daerah yang berbeda, selain itu legenda seringkali tersebar dalam bentuk pengelompokan yang disebut siklus (cycle), yaitu sekelompok cerita yang berkisar pada suatu tokoh atau suatu kejadian tertentu. Di Indonesia sendiri khususnya di daerah Jawa, legenda- legenda mengenai Panji termasuk golongan legenda siklus.

  • Dongeng Dongeng dijelaskan sebagai cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi yang melukiskan kebenaran, pelajaran moral, atau sindiran. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral), atau bahkan sindiran. Dala pikiran orang, dongeng sering dianggap sebagai cerita mengenai peri, padahal dalam kenyataan banyak dongeng yang tidak mengenai peri melainkan isi cerita dan plotnya mengenai sesuatu yang wajar. Seperti halnya mitos dan legenda, dongeng juga memiliki unsur- unsur cerita di daerah
    • –daerah lain yang letaknya berjauhan, sehingga dapat dijadikan bahan penelitian perbandingan. Pada mulanya telah diusahakan oleh para ahli folklor eropa untuk menggolongkan dongeng berdasarkan judul-judul kesatuan cerita yang terkenal dari dongeng-dongeng, seperti Cinderella, Pus in

  Boots (kucing bersepatu), Jack the Giant Killer (jack oembunuh

  raksasa). Pada awalnya penggolongan berdasarkan judul berdasarkan kesatuan cerita itu berguna, tetapi setelah makin banyak dikumpulkan dongeng-dongeng terasa ada kekurangannya.hal itu disebabkan, misalnya cerita Cinderella dari negara Skandinavia bukan wanita melainkan pria bernama

  Askeladen, yang berarti putra abu. Bahkan seringkali ada suatu dongeng yang merupakan suatu gabungan dari berbagai kesatuan cerita yang berbeda. Dan karena kebanyakan cerita-cerita prosa rakyat tradisional tidak mempunyai judul, maka setiap informan leluasa untuk memberikan judul sesukanya.

  2.3.2 Contoh Cerita Rakyat Jawa Barat

  • Talaga Warna Zaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat. Negeri itu dipimpin oleh seorang raja. Prabu, begitulah orang memanggilnya. Ia adalah raja yang baik dan bijaksana. Tak heran, kalau negeri itu makmur dan tenteram. Tak ada penduduk yang lapar di negeri itu. Semua sangat menyenangkan. Sayangnya, Prabu dan istrinya belum memiliki anak. Itu membuat pasangan kerajaan itu sangat sedih. Penasehat Prabu menyarankan, agar mereka mengangkat anak. Namun Prabu dan Ratu tidak setuju. "Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat," sahut mereka. Anak itu tumbuh menjadi orang dewasa yang tinggi besar. Karena itu ia dipanggil dengan nama Kebo Iwa, yang artinya paman kerbau. Ratu sering murung dan menangis. Prabu pun ikut sedih melihat istrinya.. Lalu Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Prabu terus berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa bulan

  kemudian, keinginan mereka terkabul. Ratu pun mulai hamil. Seluruh rakyat di kerajaan itu senang sekali. Mereka membanjiri istana dengan hadiah.

  Sembilan bulan kemudian, Ratu melahirkan seorang putri. Penduduk negeri pun kembali mengirimi putri kecil itu aneka hadiah. Bayi itu tumbuh menjadi anak yang lucu. Belasan tahun kemudian, ia sudah menjadi remaja yang cantik.

  Kebo Iwa memang serba besar. Jangkauan kakinya sangat lebar, sehingga ia dapat bepergian dengan cepat. Kalau ia ingin minum, Kebo Iwa tinggal menusukkan telunjuknya ke tanah. Sehingga terjadilah sumur kecil yang mengeluarkan air.

  Prabu dan Ratu sangat menyayangi putrinya. Mereka memberi putrinya apa pun yang dia inginkan. Namun itu membuatnya menjadi gadis yang manja. Kalau keinginannya tidak terpenuhi, gadis itu akan marah. Ia bahkan sering berkata kasar. Walaupun begitu, orangtua dan rakyat di kerajaan itu mencintainya. Hari berlalu, Putri pun tumbuh menjadi gadis tercantik di seluruh negeri. Dalam beberapa hari, Putri akan berusia 17 tahun. Maka para penduduk di negeri itu pergi ke istana. Mereka membawa aneka hadiah yang sangat indah. Prabu mengumpulkan hadiah- hadiah yang sangat banyak itu, lalu menyimpannya dalam ruangan istana. Sewaktu-waktu, ia bisa menggunakannya untuk kepentingan rakyat. Prabu hanya mengambil sedikit emas dan permata. Ia membawanya ke ahli perhiasan. "Tolong, buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku," kata Prabu. "Dengan senang hati, Yang Mulia," sahut ahli perhiasan. Ia lalu bekerja d sebaik mungkin, dengan sepenuh hati. Ia ingin menciptakan kalung yang paling indah di dunia, karena ia sangat menyayangi Putri. Hari ulang tahun pun tiba. Penduduk negeri berkumpul di alun- alun istana. Ketika Prabu dan Ratu datang, orang menyambutnya dengan gembira. Sambutan hangat makin terdengar, ketika Putri yang cantik jelita muncul di hadapan semua orang. Semua orang mengagumi kecantikannya.

  Prabu lalu bangkit dari kursinya. Kalung yang indah sudah dipegangnya. "Putriku tercinta, hari ini aku berikan kalung ini untukmu. Kalung ini pemberian orang-orang dari penjuru negeri. Mereka sangat mencintaimu. Mereka mempersembahkan hadiah ini, karena mereka gembira melihatmu tumbuh jadi dewasa. Pakailah kalung ini, Nak," kata Prabu. Putri menerima kalung itu. Lalu ia melihat kalung itu sekilas. "Aku tak mau memakainya. Kalung ini jelek!" seru Putri. Kemudian ia melempar kalung itu. Kalung yang indah pun rusak. Emas dan permatanya tersebar di lantai. Itu sungguh mengejutkan. Tak seorang pun menyangka, Putri akan berbuat seperti itu. Tak seorang pun bicara. Suasana hening. Tiba-tiba terdengar tangisan Ratu. Tangisannya diikuti oleh semua orang. Tiba-tiba muncul mata air dari halaman istana. Mula-mula membentuk kolam kecil. Lalu istana mulai banjir. Istana pun dipenuhi air bagai danau. Lalu danau itu makin besar dan menenggelamkan istana.

  Sekarang, danau itu disebut Talaga Warna. Danau itu berada di daerah puncak. Di hari yang cerah, kita bisa melihat danau itu penuh warna yang indah dan mengagumkan. Warna itu berasal dari bayangan hutan, tanaman, bunga-bunga, dan langit di sekitar telaga. Namun orang mengatakan, warna-warna itu berasal dari kalung Putri yang tersebar di dasar telaga.

  • Legenda Gunung Tangkuban Perahu Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan). Seekor babi hutan betina bernama Wayungyang yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air seni tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan
seorang bayi cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati. Banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima.

  Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permitaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik bertenun, toropong (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki- laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki diberi nama Sangkuriang.

  Ketika Sangkuriang berburu di dalam hutan disuruhnya si Tumang untuk mengejar babi betina Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, lalu dibunuhnya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, kemarahannya pun memuncak serta merta kepala Sangkuriang dipukul dengan senduk yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga luka.

  Sangkuriang pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama berjalan ke arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi - ibunya. Terminological kisah kasih di antara kedua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya, dengan tanda luka di kepalanya. Walau demikian

  Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.

  Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur, tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung ukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan menjadi Gunung Burangrang. Dengan bantuan para guriang, bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi bermohon kepada Sang Hyang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi menebarkan irisan boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), ketika itu pula fajar pun merekah di ufuk timur. Sangkuriang menjadi gusar, dipuncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi Gunung Tangkuban Perahu.

  Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di Gunung Putri dan berubah menjadi setangkai bunga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya menghilang ke alam gaib.

  2.4 Manfaat Cerita Bagi Kepribadian Anak Secara naluriah setiap anak senang dengan cerita atau dongeng karena berkembangnya kemampuan berbicara anak semakin menuntut keingintahuan mereka akan banyak hal dengan cara diceritakan.

  Bercerita atau mendongeng merupakan metode sekaligus media komunikasi yang menjadi tradisi dari generasi ke generasi meskipun peran dan fungsinya kini mulai tergantikan oleh tayangan-tayangan televisi dan game di komputer. Padahal, bercerita atau mendongeng dapat membangun dan mengembangkan kepribadian anak. Berikut beberapa manfaat cerita bagi anak :

  • Mengembangkan kemampuan berbicara dan memperkaya kosa kata anak, sehingga secara tidak langsung mengajarkan perbendaharaan kata yang banyak kepada anak melalui cerita. Bagi anak-anak usia SD cerita juga bisa melatih dan memperkaya kemampuan berbahasa dan memahami struktur kalimat yang lebih kompleks.
  • Bercerita atau mendongeng merupakan proses mengenalkan bentuk- bentuk emosi dan ekspresi kepada anak, misalnya marah, sedih, gembira, kesal dan lucu. Hal ini akan memperkaya pengalaman emosinya yang akan berpengaruh terhadap pembentukan dan perkembangan kecerdasan emosionalnya.
  • Memberikan efek menyenangkan, bahagia dan ceria, khususnya bila cerita yang disajikan adalah cerita lucu. Secara psikologis, cerita lucu membuat anak senang dan gembira. Rasa nyaman dan bahagia lebih memudahkannya untuk meyerap nilai-nilai yang diajarkan melalui cerita.
  • Menstimulasi daya imajinasi dan kreativitas anak, memperkuat daya ingat, serta membuka cakrawala pemikiran anak menjadi lebih kritis dan cerdas. Alur cerita dengan menampilkan bentuk-bentuk emosi akan menumbuhkkembangkan daya imajinasi anak, sehingga anak merasakan senang belajar dengan membayangkan cerita tersebut. Suatu saat anak bisa menuliskan atau menceritakan kembali isi cerita tersebut.
  • Dapat menumbuhkan empati dalam diri anak. Jika anak dibacakan cerita yang menyentuh jiwa dan perasaan atau bahkan cerita yang bersumber dari pengalaman masa kecil kita, kejadian-kejadian di lingkungan sosial
atau tayangan televisi yang menarik dan menyentuh sisi kemanusiaan, maka perasaannya akan tersentuh dan anak mulai memiliki rasa empati,

  • Melatih dan mengembangkan kecerdasan anak. Cerita tidak saja menyenangkan, tetapi memberikan manfaat luar biasa bagi kecerdasan anak secara inteligen (kognitif), emosional (afektif), spiritual dan visual anak.
  • Sebagai langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak.

  Ketertarikan pada cerita akan membuat anak penasaran, ingin mengetahui dan membaca bukunya. Semakin tinggi rasa ingin tahunya, semakin tinggi pula minat baca, sehingga kelak menjadi anak yang suka membaca dan menghargai ilmu.

  • Merupakan cara paling baik untuk mendidik tanpa kekerasan, menanamkan nilai moral dan etika juga kebenaran, serta melatih kedisiplinan. Bercerita atau mendongeng merupakan cara yang efektif untuk memberikan sentuhan manusiawi (human touch) dan menumbuhkan sportivitas anak.
  • Membangun hubungan personal dan mempererat ikatan batin orang tua dengan anak. Ini merupakan manfaat yang paling penting bagi juga anak-anak, terutama bagi orang tua yang tidak bisa selalu mendampinginya.

  2.5 Analisa Cerita Rakyat Dalam pelaksanaan promosi lomba mendongeng ini, metode analisa S.W.O.T. coba digunakan, untuk melihat cerit a rakyat sebagai “produk” yang coba dipromosikan dari berbagai sisi. Analisa dijelaskan sebagai berikut:

  Strength (Kekuatan) Syarat akan nilai kearifan lokal dan kebudayaan.

  Bisa menambah wawasan serta daya imajinasi anak. Weakness (kelemahan)

  Cerita rakyat pada saat ini oleh orang dewasa dianggap cerita kuno. Lemahnya daya saing dengan cerita fiksi luar negeri yang lebih ekspansif. Opportunity (peluang)

  Bisa diangkat kembali dengan pengemasan lebih menarik agar eksistensinya dimasyarakat tidak hilang. Dengan keberaneka ragamannya bisa menjadi inspirasi yang tidak akan habis untuk digali. Threat (ancaman)

  Semakin maraknya cerita fiksi luar negeri yang akan membuat cerita rakyat semakin dilupakan. Hilangnya kesadaran orang tua untuk menceritakan kembali cerita rakyat, membuat anak tidak mendapat informasi mengenai itu.

  2.6 Khalayak Sasaran Dalam pelaksanaan promosi ini, target sasaran terdiri dari target utama (primer), dan target kedua (sekunder). Target utama adalah anak-anak yang bersekolah di sekolah dasar dengan jarak usia 8-12 Tahun dikota Sukabumi, dan target yang kedua adalah orang tua yang memiliki anak usia Sekolah Dasar.

  Demografis Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

  Usia : 8-12 Tahun Pekerjaan : Pelajar SD Sosial Ekonomi : semua kalangan Psikografis

  Ceria Aktif Cerdas dan selalu ingin tahu Senang bermain

  Geografis Kota Sukabumi

  Demografis Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan Usia : Orang tua yang memiliki anak di Sekoloah Dasar Pekerjaan : Umum Sosial Ekonomi : Umum Psikografis

  Aktif Perhatian Sayang Anak

  Dan lain-lain Geografis

  Kota Sukabumi

  BAB III STRATEGI DAN KONSEP PERANCANGAN

  3.1 Strategi Komunikasi Komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick O Whitney (1988), bahasa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan yang diproduksi secara massal atau tidak sedikit itu disebabkan kepada massa penerima pesan yang luas.

  Strategi komunikasi pada dasarnya merupakan suatu perancangan (planning) dan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai dalam kampanye.

  Strategi komunikasi dalam pembuatan konsep perancangan lomba mendongeng cerita rakyat di Kota Sukabumi, dibuat untuk kembali mempopulerkan cerita rakyat Indonesia dengan beberapa tujuan utama.

  3.1.1 Tujuan Komunikasi Perancangan promosi lomba mendongeng mempopulerkan cerita di Kota Sukabumi ini dibuat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

  Target sasaran promosi dapat kembali menggali cerita rakyat yang mereka ketahui dari orag tua dan lingkungan sekitar mereka untuk mereka sampaikan atau ceritakan secara kreatif dalam perlombaan.

  Dengan mewakili sekolah tempat mereka belajar diharapkan dapat pula memupuk rasa bertanggung jawab sejak dini, serta diharapkan dapat memberikan mereka rasa bangga mengangkat budaya lokal. Kembali mempopulerkan cerita rakyat Indoenesia serta menggali nilai-nilai moral yang terkandung di dalam cerita rakyat tersebut.

  3.1.2 Tema / Pesan Utama Tema dasar dalam lomba mendongeng ini sangat diperlukan untuk mempertajam isi pesan agar lebih mudah ditangkap oleh khalayak yang menjadi target sasaran maupun masyarakat luas yang melihat media dalam pelaksanaan promosi lomba ini.

Tema dalam lomba mendongeng ini adalah “Hayu Ngadongeng” yang mengajak target sasaran dari promosi ini untuk menceritakan cerita

  rakyat yang mereka ketahui dengan gaya bahasa dan imajinasi yang mereka miliki.

  3.1.3 Materi Pesan Materi pesan yang coba disampaikan dalam perancangan promosi event ini mengacu pada tujuan perancangannya, yaitu rincian detail mengenai lomba yang diselenggarakan, mencoba kembali memunculkan tokoh cerita rakyat yang populer di daerah sasaran promosi, serta menggugah rasa ingin tahu khalayak sasaran romosi mengenai cerita rakyat yang ada di sekitar mereka.

  3.2 Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dilakukan untuk mempopulerkan cerita rakyat ini berupa perancangan promosi lomba mendongeng tingkat SD yang diadakan selama satu minggu dan acara puncak pada beberapa hari terakhir dimana puncaknya adalah pengumuman pemenang serta pembagian hadiah utama berupa piala walikota dan beasiswa.

  Alasan menjadikan beasiswa sebagai hadiah utama adalah agar pemenang lomba yang merupakan siswa SD tidak melupakan kewajiban mereka sebagai pelajar serta dapat menjadikan lomba ini sebagai alat pengenalan kearifan lokal yang sarat akan nilai-nilai pendidikan, oleh karena itu peran guru sebagai orang tua disekolah sangatlah iperlukan guna mendukung acara yang dirancang.

  Strategi kreatif dalam perancangan promosi lomba mendongeng ini menggunakan elemen-elemen dalam sebuah rumus yaitu AIDCA: a.

   Attention (Perhatian)

  Menarik perhatian target sasaran pelajar sekolah dasar yang sangat antusias terhadap hal-hal baru, serta mengundang rasa ingin tahu yang lebih mendalam tentang cerita

  • – cerita rakyat yang ada di Jawa Barat.

  b.

   Interest (Minat)

  Bagaimana agar target sasaran berminat dan ingin mengikuti lomba untuk mewakili sekolahnya dan berlomba memperebutkan besiswa sebagai hadiah utama.

  c.

Desire (Kebutuhan)

  Menggerakan keinginan target sasaran melalui pesan yang disampaikan pada hadiah beasiswa dan semaraknya acara agar target sasaran mau mengikuti lomba dan tidak malu untuk mengenal budaya lokal. d.

   Conviction (Rasa Percaya)

  Membangun rasa percaya pada target sasaran dengan memberikan informasi melalui guru-guru pengajar, sehingga khalayak sasaran mempunyai rasapercaya diri untuk mengikuti lomba, yang pada akhirnya bisa memberikan pengalaman baru yang bisa berguna baginya kelak.

  e.

   Action (Tindakan)

  Memberikan informasi melalui media promosi agar target sasaran dapat merasakan suasana lomba yang sedang berlangsung

  3.4 Strategi Media Untuk mendukung efektifitas promosi untuk lomba mendongeng ini maka diperlukan media yang sekiranya mewakili pesan yang akan disampaikan agar masyarakat dapat menerima pesan dari promosi lomba yang akan atau sedang berlangsung. Media-media yang terpilih di antara lain:

  • Poster Poster dipilih sebagai media utama dalam mempromosikan lomba ini karena akan disebar secara langsung ke setiap sekolah di kotamadya Sukabumi, hal ini dapat membuat target sasaan melihat secara langsung acara yang akan dilangsungkan. Media poster memiliki 3 alternatif yang penyebarannya berbeda, dua alternative akan disebar langsung kesetiap sekolah, dan satu alternative poster hanya akan ditempel di lokasi lomba.
  • Baligho Berisi rincian acara terutama di acara-acara puncak di beberapa hari
terakhir, media ini hanya akan diaplikasikan di lokasi lomba yaitu Gedung Juang Sukabumi.

  • Flag Chain Media yang kecil tanpa keterangan dan hanya berisi visual utama dari lomba ini juga akan disebar kesekolah-sekolah agar para siswa yang menjadi target sasaran lebih merasakan suasana lomba yang sedang berlangsung.
  • Umbul - umbul

  Dengan adanya media ini yang akan disebar di sekitara sekolah, todak hanya menguatkan kesan lomba namun juga membuat pengguna jalan yang melintas bertanya- tanya akan acara yang sedang berlangsung..

  • Spanduk Spanduk akan disebar disekitar lokasi berlangsungnya lomba untuk menarik minat dan rasa ingin tahu, aplikasinya yang menggantung diatas membuat media ini dapat terlihat dari kejauhan.
  • X - banner

  Media x

  • – banner akan diletakkan di depan pintu masuk gedung agar Pengunjung dan terutama peserta lomba semakin antusias masuk kedalam lokasi .
    • Name tag

  Name tag akan dikenakan panitia disaat lomba berlangsung, dibuat agar menjadi identitas bagi orang

  • – orang yang bertanggung jawab akan kelangsungan acara.
  • T - Shirt T-Shirt juga berupa media yang akan dikenakan panitia lomba, namun dapat berfungsi juga sebagai merchandise.

  Untuk merchandise, dipilih beberapa tipe barang yang disesuaikan dengan target sasaran dan sebagai memorabilia dari event lomba mendongeng ini, dan juga sebagai souvenir bagi para pemenang lomba, diantaranya:

  • Pin dan gantungan kunci

  Dengan ukuran yang kecil pin dan gantungan kunci bisa menjadi aksesoris yang unik yang bisa dipakai di tas, kaos, ataupun pakaian.

  • Mug Mug dapat menemani aktifitas makan mereka dan selalu mengingatkan akan pengalaman mengikuti lomba.
  • Jam Dinding Jam adalah salah satu media pengingat waktu yang efektif, dengan media ini target sasaran dapat diingatkan kapan waktu mereka belajar atau pun bermain.
  • Pembatas buku dan Note book

  Media ini dapat dibawa kesekolah menemani saat-saat mereka belajar atau menuangkan kreatifitas corat-coret mereka di sebuah note book kecil.

  • Kalender Sebagai salah satu media pengingat hari, efektif mengingatkan akan hari-hari atau jadwal-jadwal penting, termasuk hari-hari ulangan atau saat-saat liburan.

  3.4.1 Tahapan Media

  Jadwal penyebaran media dilakukan selama 21 hari sepanjang bulan Juni dan 24 hari sepanjang bulan Juli, yaitu hingga acara puncak selesai. Media utama dan pendukung disebarkan sebelum acara dimulai sedangkan media gimmick beberapa diberikan saat acara berlangsung dan ada pula yang diberikan kepada pemenang diakhir acara.

Tabel 3.1 Tahapan media

Ilustrasi

  Pada pembuatan media promosi untuk lomba mendongeng ini digunakan 3 altrernatif visual yang diaplikasikan ke semiua media, teknik yang digunakan dalam eksekusi media adalah teknik ilustrasi, dimaksudkan agar menyentuh dunia anak-anak yang masih gemar menggambar apapun.

  Gambar 3.1 Ilustrasi imajinasi anak

  • – anak sekolah dasar

  Ilustrasi sepasang anak sekolah dasar yang terlihat senang berimajinasi memunculkan tokoh

  • – tokoh cerita rakyat dari dalam buku. Gagasan visual ini dibuat dengan maksud memperlihatkan bahwa hal apapun menjadi mungkin di dunia imajinasi anak-anak.

  Gambar 3.2 Siswa SD yang sedang bercerita

  Ilustrasi kedua yang menggambarkan seorang siswa SD yang seolah- olah berada di atas panggung lengkap dengan mikrophone sedang bercerita mengenai sebuah cerita yang dia tahu, penuturan cerita sendiri digambarkan dengan gaya komik dan teknik eksekusi ilustrasi.

  

Gambar 3.3

Ilustrasi siswi SD yang sedang bercerita

  Alternatif ilustrasi ketiga dibuat untuk melengkapi alternatif kedua, agar siswa maupun siswi SD yang menjadi khalayak sasaran merasa terwakili oleh dua tokoh yang sedang bercerita. Media poster dengan alternatif visual kedua dan ketiga akan disebar kesetiap sekolah dasar yang ada di kotamadya Sukabumi, sedangkan media poster dengan alternatif visual pertama akan disebar dan ditempel disekitar lokasi acara.

  b. Warna Dominan warna yang dipakai pada media-media ini adalah: Merah Warna ini dipilih untuk menggambarkan semangat anak-anak, warna merah identitas sekolah dasar juga menjadi pembeda bahwa acara ini diselenggarakan bagi peserta yang masih berada disekolah dasar. Coklat dan krem Salah satu warna yang dominan disetiap media promosi ini dipilih sebagai karena mewakili warna-warna yang terdapat di daerah atau kampong-kampung, dengan kata lain nuansa kedaerahan terwakili oleh warna ini.

  Putih Warna putih dipilih untuk mewakili keluguan anak-anak yang masih perlu dibimbing, karena haus akan hal-hal baru, dengan warna ini target dari lomba yang diselenggarakan menjadi terwakili, dimana anak-anak perlu dibimbing dan dikenalkan kepada budaya dan kearifan lokal disekitarnya.

  c.

   Tipografi

  Jenis-jenis huruf yang digunakan pada aplikasi media-media yang telah tersebut adalah:

  • Cooper black A B C D E F G a b c d e f g 1 2 3 4 5 H I J K L M N h I j k l m n 6 7 8 9 0 O P Q R S T U o p q r s t u . ? / * ()

  V W X Y Z v w x y z

  • Calibri

   A B C D E F G a b c d e f g 1 2 3 4 5 H I J K L M N h I j k l m n 6 7 8 9 0 O P Q R S T U o p q r s t u , . ? / * ()

  V W X Y Z v w x y z

  Alasan pemilihan dari tipografi tersebut adalah :

  • Cooper Black Jenis huruf ini digunakan dalam identitas visual “Hayu Ngadongeng” karena dinilai cukup fleksibel dan memiliki ketebalan yang cukup agar dapat tetap terbaca dari jarak jauh, terutama bagi media
    • – media pendukung diluar ruangan.

  • Kids Jenis huruf ini digunakan sebagai callouts pada sebagian besar media, alas an dipilihnya jenis huruf ini karena dinilai paling mewakili gaya tulisan anak-anak, sehingga berfungsi untuk menarik minat dan rasa ingin tahu mereka terhadap acara yang sedang diselenggarakan.
  • Calibri Jenis huruf Calibri dipilih dan digunakan pada keterangan detail dari lomba yang diselenggarakan, dipilih karena ketebalannya bias memaksimalkan ruang yang tersedia untuk memuat informasi sedetail mungkin namun dapat tetap terbaca dengan baik.

  

terpenting karena bisa langsung menjangkau masyarakat terutama target

sasaran. Dalam lingkup Kotamadya Sukabumi yang relatif kecil jika dibanding

kota lainnya, media dengan teknik produksi cetak menjadi pilihan karena selain

menekan biaya produksi media dengan teknik cetak juga lebih diakui

keabsahannya oleh masyarakat.

Media yang digunakan dalam promosi lomba mendongen ini antara lain adalah

media utama, media pendukung dan media gimmick.

  BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

Dalam promosi lomba mendongeng ini, aplikasi media menjadi bagian

  4.1 Media Utama

Media utama yang digunakan dalam perancangan promosi ini adalah:

Poster Postermenjadi media utama dalam promosi ini, karena menjadi media yang dirasa paling tepat untuk menyampaikan pesan dengan informasi yang lengkap, satu alternatif media disebar disekitar lokasi acara sedangkan dua alternatif lainnya disebar kesekolah

  • – sekolah dengan ukuran yang lebih kecil. Sedangkan untuk desain disetiap media digunakan gagasan visual utama serta alternatif agar lebih bervariasi. Material : Art paper Ukuran : A2 dan A3 Teknik : Digital Printing

Gambar 4.1 Media Poster

  4.2 Media Pendukung Media pendukung yang digunakan dalam perancangan promosi ini adalah:

Baligho Baligho merupakan media yang lebih besar cakupannya untuk

  menyampaikan pesan ke masyarakat. Disebar di dua lokasi yaitu sekolah dan sekitar lokasi acara. Material : Frontlite Ukuran : 300 x 450 cm Teknik : Digital Printing

Gambar 4.2 Media Baligho

  Spanduk

Seperti halnya baligho, spanduk dimaksdukan untuk menjangkau

masyarakat luas terutama pengguna jalan yang melintas, media spanduk

hanya disebar disektaran sekolah

  • – sekolah dasar di Kotamadya Sukabumi. Material : Frontlite Ukuran : 400 x 90 cm Teknik : Digital Printing

Gambar 4.3 Media Spanduk

  Umbul - umbul Umbul

  • – umbul disebar hanya disekitaran lokasi acara untuk menjangkau masyarakat yang melintas disekotar lokasi lomba. Material : Frontlinte Ukuran : 90 x 400 cm Teknik : Digital Printing

Gambar 4.4 Media Umbul - umbul

  Flag Chain

Flag Chain digunakan sebagai media agar para peserta lomba merasakan

atmosfer lomba yang sedang berlangsung, media ini mulai hanya disebar

disekolah sebelum acara berlangsung hingga selesai. Material : Glossy Paper Ukuran : 15 x 19,5 cm Teknik : Digital Printing

Gambar 4.5 Media Flag Chain

  Nametag Media ini digunakan saat acara berlangsung dan dipakai oleh panitia.

  Material : Glossy Paper & Plastik name tag Ukuran : 8 x 11 cm Teknik : Digital Printing

Gambar 4.6 Media Nametag X - Banner

Media X banner ditempatkan di pintu gerbang lokasi untuk menyambut

peserta lomba, juga sebagai informasi acara yang sedang berlangsung.