TINJAUAN HISTORIS KONFLIK ANTARA PENJAGA KEAMANAN RAKYAT (PKR) DAN RAKYAT MELAWAN TENTARA JEPANG DI TALANG PADANG 17 NOVEMBER 1945

(1)

ABSTRAK

TINJAUAN HISTORIS KONFLIK ANTARA PENJAGA KEAMANAN RAKYAT (PKR) DAN RAKYAT MELAWAN TENTARA JEPANG

DI TALANG PADANG 17 NOVEMBER 1945

Oleh Edi Hartono

Konflik yang terjadi di Talang Padang 17 November 1945 merupakan sebuah konflik bersenjata antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan Jepang. Konflik ini terjadi ketika masyarakat Talang padang masih merayakan Idhul Adha 1364 H. konflik ini bermula ketika tentara Jepang melanggar surat izin yang sudah diberikan Mr. Abbas. Akibat konflik ini kedua belah pihak mengalami banyak kerugian. Dipihak Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat 14 orang meninggal serta beberapa rumah ibadah di bakar tentara Jepang serta 70 tombak besi dan 30 tikar tidur berhasil dirampas. Sedangkan dipihak Jepang 26 tentara meningal serta 2 truk dan 21 senjata dabat direbut oleh PKR.

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa sajakah faktor penyebab terjadinya konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan Jepang di Talang Padang 17 November 1945?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apasajakah faktor penyebab terjadinya konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan Jepang di Talang Padang 17 November 1945. Metode yang digunakan adalah metode historis. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kepustakaan, teknik dokumentasi dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor penyebab terjadinya konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan Jepang di Talang Padang pada 17 November 1945 disebabakan karena 1) pelucutan senjata yang dilakukan oleh PKR. Ketika kabar kemerdekaan Indonesia sampai di Lampung maka hal pertama yang dilakukan oleh tokoh-tokoh di Lampung adalah dengan membentuk organisasi militer. Karena keterbatasan senjata maka organisasi-organisasi militer tersebut melakukan pelucutan senjata milik Jepang. Rasa takut tentara Jepang terhadap pembalasan dendam yang dilakukan rakyat Lampung membuat tentara Jepang enggan memberikan senjata-senjata mereka. Karena Jepang berusaha mempertahankan senjata mereka maka terjadilah konflik dengan organisasi militer yang ada di Lampung, seperti yang terjadi di


(2)

Talang padang pada 17 November 1945. 2) Sikap antipati rakyat terhadap tentara Jepang. Pengerusakan tempat-tempat ibadah, pembunuhan-pembunuhan pemuda Talang Padang dan perampasan sayuran milik pedagang di Gisting membuat rakyat Gisting semakin membenci tentara Jepang. Kedatangan Jepang di Talang Padang dengan tujuan Gisting membuat rakyat di Talang padang bersiap untuk membalas dendam. Apalagi kedatangan tentara jepang kali ini melanggar surat izin yang sudah diberikan oleh Residen Lampung. Dan puncak kejadian ini adalah konflik dengan Jepang yang mengakibtakan banyak kerugian dikeduabelah pihak.


(3)

TINJAUAN HISTORIS KONFLIK ANTARA PENJAGA KEAMANAN RAKYAT (PKR) DAN RAKYAT MELAWAN TENTARA JEPANG

DI TALANG PADANG 17 NOVEMBER 1945

(Skripsi)

Oleh : EDI HARTONO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR lAMPUNG 2013


(4)

(5)

(6)

(7)

MOTTO

“ Sejarah bukan hanya mata pelajaran yang hanya diajarkan di sekolah, tetapi dengan belajar sejarah kita bisa menjadikan masa lalu menjadi ilmu untuk kehidupan yang akan kita lalui “

( Drs. Hi. Iskandarsyah, M.H )

“ Belajarlah untuk membahagiakan orang tuamu, keluargamu, teman-temanmu, dan orang yang mencintaimu”

( RD. Edi Kaprawira ) 


(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada ALLAH SWT yang tak terhingga yang telah melimpahkan keruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan

kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini kepada

Ibunda Fatonah, yang telah membesarkan, mendidik dan mendo’akan ananda dengan penuh kasih sayang. Kupersembahkan sebuah

Karya sederhana ini untuk beliau, mohon maaf jika selama ini anada belum bisa memberikan apa-apa semoga kelak ananda

bisa mumbuat Ibu bangga.


(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Edi Hartono dilahirkan di Banyuurip Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus pada tanggal 10 November 1990 merupakan anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Saman dan Ibu Fatonah

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Banyuurip Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus, yang diselesaikan pada tahun 2002. Pada tahun yang sama peneliti diterima dan melanjutkan pendidikan di SMP Xyang diselesaikan Xaverius Pringsewu pada tahun 2005. Kemudian pada tahun 2005 ini juga peneliti diterima dan melanjutkan pendidikan di SMA N1 Pringsewu yang diselesaikan pada tahun 2008.

Setelah menyelesaikan Pendidikan di SMA N1 Pringsewu, peneliti diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Program Studi Pendidikan Sejarah. Kemudian pada tahun 2011 peneliti melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Adiluhur Kecamatan Panca Jaya Kabupaten Mesuji. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Panca Jaya.


(10)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, Tinjauan Historis Konflik Antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan Rakyat Melawan Jepang di Talang Padang 17 November 1945

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga mendapat banyak petunjuk dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S, Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si, Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H, Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, dan dosen di Pendidikan Sejarah serta pembahas utama peneliti, terima kasih atas segala kasih sayang tulus, nasehat serta bimbingannya untuk membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini;

5. Bapak Drs. Buchori Asyk, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) FKIP Universitas Lampung;


(11)

6. Bapak Drs. Maskun, M. H, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila dan sekaligus dosen Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, dan nasehat kepada penulis dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi; 7. Bapak Suparman Arif, S.Pd, M.Pd Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan

waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, dan nasehat kepada penulis dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi

8. Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum., Drs. Syaiful. M, M.Si., Drs. Wakidi, M.Hum., Drs. Tontowi, M.Si,. Hendri Susanto, S.S, M.Hum., M.Basri, S.Pd, M.Pd., Cheri Saputra, S.Pd, M.Pd. serta Ibu Dr.R.M. Sinaga, M.Hum, Y. Sri Ekwandari, S.Pd, M.Pd selaku bapak/ibu dosen Pendidikan Sejarah Universitas Lampung.

9. Kepala Legiun Veteran Republik Indonesia Cabang Tanggamus beserta jajaranya, terimakasih telah mengizinkan penulis melakukan penelitian dan atas semua bantuanya.

10. Bapak M. Salim, Bapak Keti, Bapak Soleh Sa’im dan bapak Dul Wahab sebagai narasumber yang telah membantu Penulis dalam menulis skripsi ini

11. Sahabat-sahabat seperjuangan 2008 Mandiri Andrean R,Lian Pratama,Vredy Saputra, Nanank Dito Adi, Tahrer Mustofa, Febri, Ginanjar Rahmadi, Dadang Ansori, Riko Sanjaya, Irianto Ibrohim, Sahri Sahdan, Joko Prasetiyo, Joko Yuda Novri, Alpes, Win Fahlefi, Vani, Jaenal Abidin, Berta Safitri, Ina Novianti, Een, Melisa Rahayu, Melia,Reti, Betri. Serta temen-temen 2008 Reguler Aas, Solikin, Amerza, Andik, Samsul , Ginanjar Saputro,Restra, Doli, Nopan, Umar, Ketut Mahardika, Rahman,Relian, esty, Rina, Tika, Iin, Resti, Lia, Indah, Tanti, Anggun, serta


(12)

teman-teman lain yang kiranya tidak dapat peneliti tuliskan satu persatu terima kasih atas kebersamaan kita selama ini dalam suka maupun duka, dan trimakasih pula untuk sebuah kekeluargaanya semoga akan tetap terjalin sampai nanti.

12.Kakak-kakak dan adik-adik tingkat, angkatan 2006, 2007, 2009, 2010 dan 2011, 2012, 2013.

13. Semua pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini, terima kasih atas segalanya.

Semoga ALLAH SWT memberikan pahala kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dan semoga bermanfaat bagi yang membaca.

Wassalamu`alaikum Wr. Wb

Bandar Lampung, Maret 2014

Penulis

Edi Hartono


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

SURAT PERNYATAAN ... vii

RIWAYAT HIDUP ... viii

MOTTO ... ix

PERSEMBAHAN ... x

SANWACANA ... xi

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR TABEL ……….. xvi

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Analisis Masalah ... 4

1. IdentifikasiMasalah ... 4

2. Pembatasan Masalah ... 5

3. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Konsep Tinjauan Historis ... 8

2. Konsep Pemerintahan Pendudukan Jepang ... 10

3. Konsep Faktor ... 12

4. Konsep Konflik ... 12

5. Konsep PKR ... 13

6. Konsep Rakyat ... 14

B. Kerangka Pikir ... 14

C. Paradigma ... 15

III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode yang Digunakan ... 17

B. Variabel Penelitian ... 20

C. Informan ... 20


(14)

1. Teknik Kepustakaan... 21

2. Teknik Dokumentasi ... 22

3. Teknik Wawancara ... 23

E. Teknik Analisis Data ... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum Pendudukan Militer Jepang di Lampung ... 28

2. Lampung Pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ... 30

3.Terjadinya Konflik Antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan Rakyat Melawan Jepang di Talang Padang pada 17 November 1945….. 32

4. Faktor Penyebab Konflik Antara Penjaga Keamanan (PKR) dan Rakyat Melawan Jepang di Talang Padang... 40

B. PEMBAHASAN Faktor Penyebab Konflik Antara Penjaga Keamanan (PKR) dan Rakyat Melawan Jepang di Talang Padang ………. 47

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA


(15)

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Keberhasilan Jepang menghancurkan pangkalan laut Amerika di Pearl Harbour merupakan awal keterlibatan Jepang di Perang Dunia Kedua. Pecahnya Perang Dunia Kedua yaitu antara Jerman, Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara jajahan di asia. Hal ini dikarenakan pertempuran tidak hanya terjadi di Eropa saja melainkan diseluruh dunia, ini terbukti dengan pecahnya perang Asia-Pasifik atau Perang Asia Timur Raya. Dengan Pecahnya perang Asia-Pasifik ini Jepang sebagai lawan pihak sekutu di Asia bermaksud untuk menguasai negara-negara kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia.

Langkah awal yang dilakukan oleh Pemerintahan Militer Jepang untuk menduduki wilayah Indonesia adalah dengan menyerang semenanjung Malaka ke arah Singapura kemudian serangan dilanjutkan ke arah Sumatera. Dari pulau Sumatera, Jepang juga mengharapkan dapat memperoleh bahan makanan, bahkan juga tenaga manusia untuk keperluan perang apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk melawan sekutu.


(16)

Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan, minyak bumi, serta tenaga manusia guna keperluan bantuan perang sewaktu-waktu Jepang memerlukan (Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Depdikbud. 1977/1978 : 131).

Pada masa pendudukan Jepang, Pulau Sumatera dibagi menjadi 10 karesidenan. Karesidenan Aceh, Sumatera Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Palembang, Bangka Belitung dan Lampung. Usaha Jepang untuk menguasai daerah Lampung tak mengalami banyak kesulitan karena sebagian besar tentara Belanda telah meninggalkan Lampung.

Jepang memasuki daerah Lampung dari arah Palembang, pertahanan belanda dihancurkan oleh angkatan udara maupun angkatan darat , dan setelah pertahanan terakhir Belanda di Tulung Buyut dihancurkan oleh Jepang, maka sejak saat itu seluruh Lampung jatuh dan diambilalih oleh Jepang dari tangan Belanda (Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Depdikbud. 1977/1978 : 132).

Untuk menarik simpati dari rakyat Lampung Jepang melakukan propaganda untuk menyakinkan rakyat Lampung bahwa bangsa Jepang adalah saudara tua seperjuangan melawan Barat. Namun kenyataannya pendudukan Jepang di Lampung menimbulkan penderitaan rakyat Lampung.

Mengenai masa kekuasaan Jepang di Lampung hampir sama saja dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Jepang berpropaganda bahwa jepang adalah saudara tua yang membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Tetapi setelah mendapatkan simpati dari bangsa Indonesia, mulailah dijalankan politik penjajahan yang sangat kejam. Pengerahan tenaga rakyat sebagai romusha, pemuda sebagai gyugun, heiho, seinendan, keibodan, wanita sebagai fujin kai dan penghibur, dan termasuk penyerahan hasil bumi, ternak, perhiasan dan kekayaan lainya (Dewan Harian Daerah Angkatan Provinsi Lampung, 1994 : 122-123).

Penderitaan rakyat Lampung terus berlangsung sampai dengan menyerahnya Jepang terhadap tentara Sekutu. Menyerahnya Jepang maka di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan. Hal ini


(17)

menyebabkan para pejuang kemerdekaan Indonesia untuk segera mengambil alih kekusaan. Maka pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno membacakan Proklamasi

Kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah Proklamasi dibacakan oleh Soekarno-Hatta, Jepang terus berusaha agar berita proklamasi kemerdekaan tidak sampai kepelosok-pelosok tanah air. Hal ini dapat di buktikan dengan usaha Jepang mempersulit komunikasi yaitu dengan penyegelan radio-radio dan pemerintahan militer Jepang masih berkuasa di Indonesia. Hal ini yang menyebabkan berita kemerdekaan tidak menyebar secara menyeluruh di Indonesia. Begitu pula di Lampung, berita kemerdekaan di Lampung baru di umumkan secara resmi pada tanggal 24 Agustus 1945. “berita tentang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Lampung baru secara resmi diumumkan oleh Mr. Abbas. Pada tanggal 24 Agustus 1945”( Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Provinsi Lampung, 1994 : 124).

Setelah berita proklamsi kemerdekaan disampaiakan oleh Mr. Abaas maka hal terpenting adalah mempertahankan kemerdekaan. Untuk mempertahankan kemerdekaan maka diperlukan tentara dan senjata. Untuk tentara diambil dari bekas-bekas pemuda yang dilatih oleh Tentara Jepang.

Setelah kedatangan Mr. Abbas di Tanjungkarang, banyak tokoh-tokoh Lampung yang berkunjung kepadanya, demikian juga para bekas perwira-perwira Gyugun yang semuanya telah menerima penjelasan darinya tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia dan rencana perjuangan untuk mengambil alih kekuasaan pemerintahan tentara Jepang serta mepertahankan proklamasi. Dalam pertemuannya dengan tokoh masyarakat serta pemuda yang berkumpul dibekas Hotel Juliana Tanjungkarang, oleh Mr. Abbas diumumkan secara resmi berita proklamsi kemerdekaan Indonesia (M. Arifin Nitipradjo Tegamoan, 2010 : 4-5).

Untuk menyatukan para pemuda itu dibentuk organisasi-organisasi kemiliteran, salah satu organisasi yang didirikan adalah Penjaga Keamanan Rakyat (PKR). Sedangkan untuk mendapatkan senjatanya diperoleh melalui pelucutan senjata milik tentara Jepang dan membuat senjata sendiri.


(18)

Usaha-usaha yang pada mulanya bersifat perseorangan untuk merebut senjata tentara Jepang kemudian meningkat menjadi gerakan massa yang teratur untuk melucuti kesatuan-kesatuan tentara Jepang setempat. kemudian gerakan itu lebih meningkat lagi dengan pengambilalihan kekuasaan sipil dan militer beserta alat-alat perlengkapannya, yang diikuti dengan gerakan menaikkan sang merah putih (Sudharmono, 1985 : 35).

Pelucutan senjata terkadang menimbulkan konflik antara pemuda kita dengan tentara Jepang itu sendiri. Salah satu konflik yang terjadi antara pemuda dan Jepang adalah Konflik yang

terjadi di sekitar Talang Padang. Konflik di Talang Padang merupakan bentrokan antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan Jepang yang terjadi di Talang Padang pada tanggal 17 November 1945. konflik di Talang Padang sendiri terjadi pada saat masyarakat masih merayakan Hari Raya Idhu Adha. “Peristiwa clash dengan Jepang di Talang Padang yang terjadi pada sekitar tanggal 17 November 1945 adalah juga karena tekad para pemuda kita tersebut” (Dewan Harian Daerah Angkatan 1945 Provinsi Lampung, 1994 : 146). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan bapak R.D. Edi Karpawira Ketua Cabang LVRI Tanggamus, beliau mengatakan “Dalam konflik di Talang Padang yang terjadi pada tanggal 17 November ada tiga hal yang tidak bisa dipisahkan. Yang pertama adalah faktor penyebanya terjadinya konfik, kedua adalah proses konflik, dan yang ketiga adalah dampak dari konflik itu sendiri.

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai tinjauan historis konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan Jepang di Talang Padang 17 November 1945

B. Analisis Masalah 1. Identifikasi Masalah


(19)

Berdasarkan latar belakang masalah maka identifikasi masalahnya adalah :

1. Faktor penyebab terjadinya konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan tentara Jepang di Talang Padang 17 November 1945.

2. Proses konflik antara antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan tentara Jepang di Talang Padang 17 November 1945.

3. Dampak konflik antara antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan tentara Jepang di Talang Padang 17 November 1945.

2. Pembatasan Masalah

Agar penelitian tidak terlalu meluas dan tidak menimbulkan kesalah pahaman, maka masalah yang akan dibahas dibatasi pada “Faktor penyebab terjadinya konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan tentara Jepang di Talang Padang 17 November 1945”.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka rumusn masalah dalam penelitian ini adalah apa sajakah faktor penyebab terjadinya konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan tentara Jepang di Talang Padang 17 November 1945?

C. Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apasajakah faktor penyebab terjadinya konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan tentara Jepang di Talang Padang 17 November 1945.


(20)

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :

1. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia di wilayah Lampung.

2. Menambah dan membuka wawasan pengetahuan tentang perjuangan di daerah-daerah Lampung.

3. Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup ilmu : Ruang lingkup ilmu dalam Penelitian ini adalah ilmu sejarah khususnya sejarah perjuangan kemerdekaan Republik

Indonesia di Lampung.

Ruang Lingkup Objek : Objek penelitian ini adalah konflik di Talang Padang 17 November 1945

Ruang Lingkup Subjek : Yang menjadi ruang lingkup subjek pada penelitian ini adalah Perjuangan rakyat di Lampung.

Ruang Lingkup Waktu : Waktu penelitian ini berlangsung tahun 2013.

Lokasi Penelitian : Perpustakaan Daerah Lampung sebagai sumber kajian pustaka, Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) cabang Tanggamus dan Kecamatan Gisting.


(21)

REFRENSI

Depdikbud.1978. Ensiklopedi Nasional Indonesia Cipta Adi Pustaka.Jakarta.Halaman 131. Ibid. Hal 132.

Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Provinsi Lampung,1994.Sejarah Perjuangan

Kemerdekaan di Lampung buku 1. Cv Mataram: Bandar Lampung.Halaman 122-123 M.A Nitipradjo Tegamoan.2010.Perjuangan Masyarakat Lampung Mempertahankan Kemerdekaan RI.Cv Mitra Media Pustaka.Bandar Lampung.Halaman 4-5

Sudharmono.1985.30 Tahun Indonesia merdeka 1945-1949.Pt Citra Lamtoro Agung Persada. Jakarta.Halaman 35.


(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep atau generalisasi-generalisasi yang akan dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah :

1. Konsep Tinjauan Historis

Pada dasarnya konsep tinjauan historis terdiri atas dua kata yaitu tinjauan dan historis. Dalam kamus bahasa Indonesia ”tinjauan berarti menjenguk, melihat, memeriksa, dan meneliti untuk kemudian menarik kesimpulan” (Dendy Sugono, 2008:1713). Pendapat lain menyatakan bahwa tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat tentang sesuatu hal sesudah menyelidiki atau dipelajari (Hasan Alwi, 2005:1198). Sedangkan ”kata Historis berasal dari bahasa Yunani ”istoria” yang berarti ilmu. Kata history dalam bahasa Jerman yaitu Geschichte yang berarti sesuatu yang telah terjadi. Menurut Nugroho Notosusanto definisi paling umum dari kata history berarti masa lampau umat manusia (Nugroho Notosusanto, 1964:27). Dalam bahasa Indonesia kata Historis lebih dikenal dengan Sejarah yang berasal dari bahasa Arab yakni ”syajarah” yang


(23)

berarti pohon (H. Rustam E. Tamburaka, 1999:2). Kata ini masuk ke Indonesia sesudah terjadi akulturasi antara

kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Islam. Dalam Bahasa Indonesia kata historis lebih dikenal dengan istilah sejarah. Ada beberapa defenisi atau batasan mengenai sejarah. Hugiono dan P.K Poerwantana memberi pengertian bahwa sejarah adalah cerita perubahan-perubahan, peristiwa atau kejadian-kejadian masa lampau yang telah diberi tafsiran atau alasan dan dikaitkan sehingga membentuk suatu pengertian yang lengkap (Hugiono dan P.K Poerwantana, 1992:2). Sedangkan menurut M. Nazir ”Adapun pengertian Historis atau sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran”. (M. Nazir. Beberapa Konsep Sejarah, dimuat dalam http://www.edukasi.net/26-3-2008). Pendapat lain mengatakan bahwa :

Sejarah adalah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan dimasa lampau, beserta kejadian-kejadiannya dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arahan program masa depan (Purwantana, Beberapa Konsep Sejarah, dimuat dalam http://www.edukasi .net/23-3-2008).

Berdasarkan beberapa defenisi diatas, maka sejarah adalah ilmu yang mempelajari segala peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang dialami manusia dan disusun secara sistematis sehingga hasilnya dijadikan sebagai pedoman hidup untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinjauan historis adalah suatu prosedur penelitian terhadap segala peristiwa-peristiwa pada masa lampau yang terjadi pada manusia baik individu maupun kelompok beserta lingkungannya yang disusun secara ilmiah, kritis, logis, faktual, dan sistematis meliputi urutan fakta dan masa kejadian peristiwa yang telah


(24)

berlalu itu (kronologis), dengan tafsiran dan penjelasan yang mendukung sehingga memiliki makna yang jelas terhadap fenomena peristiwa tersebut.

2. Konsep Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang

Pemerintahan adalah sistem menjalankan wewenang dalam kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara/bagian-bagiannya (Hasan Alwi,2002:723).Adapun yang dimaksud pemerintah dalam penelitian ini adalah pemerintahan militer.Pemerintahan Militer adalah pemerintahan yang dikusai oleh golongan militer atau pemerintah yang mengatur negara secara militer.sifat pemerintah militer adalah keras dan disiplin.Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa pemerintahan militer adalah pelaksanaan yurisdiksi militer di suatu daerah atau daerah pendudukan baik secara langsung oleh orang-orang militer maupun secara tidak langsung oleh orang-orang sipil yang diangkat oleh pemegang kekuasaan (Depdibud,1991 : 2247)

Upaya mengontrol dan mengelola daerah pendudukan agar tujuan pendudukan dapat tercapai maka dibentuk pemerintahan militer yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang tentara. Pemerintahan militer di Lampung dipimpin oleh kolonel Kurita sebagai kepala pemerintahan/keresidenan.

Pemerintahan militer Jepang di Indonesia dibagi menjadi tiga yaitu :1) Pemerinahan militer angkatan darat (tentara kedua puluh lima) untuk wilayah Sumatera dengan pusatnya di Bukit Tinggi. 2) Pemerintahan militer angkatan darat (tentara keenambelas) untuk Jawa dan Madura dengan pusatnya di Jakarta. 3) Pemerintahan militer angkatan laut (armada selatan kedua) untuk daerah yang meliputi Sulawesi, Kalimantan dan Maluku dengan pusatnya di Makasar.(marwati djoned poesponegoro dan nugroho notosusanto, 1993:5)

Pemerintahan militer Jepang di Lampung menguasai segala aspek pemerintahan serta sarana dan prasarana umum sehingga memiliki kewenangan penuh dalam menentukan segala bentuk kebijakan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perang. Dapat disimpulkan bahwa Pemerintahan militer adalah kelompok atau lembaga yang menyelenggarakan kekuasaan. Dalam


(25)

penelitian ini yang dimaksud adalah Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang yang menguasai daerah Lampung pada masa pendudukan setelah peperangan dangan pemerintah

kolonial belanda sebagai penguasa Lampung sebelumnya. Pendudukan adalah dalam hukum perang, penempatan satuan angkatan perang, di suatu tempat atau daerah yang direbut untuk keperluan pertahanan, atau untuk menjaga tata tertib dan keamanan di masa perang. Biasanya pemerintah beralih ke tangan panglima- panglima tentara musuh. Hak- hak kekuasaan tentara serta pemerintah pendudukan diatur dalam peraturan- peraturan perang darat. (Depdikbud, 1991:26-29). sedangkan W.J.S. Poerwadarminta (1984:731) mendefinisikan Pendudukan merupakan perbuatan yang menyangkut hal dan sebagainya menduduki suatu daerah dengan menggunakan tentara. Maka yang dimaksud dengan pendudukan adalah penguasaan suatu wilayah secara paksa untuk keperluan pertahanan yang dilakukan oleh militer pada masa perang. dalam hal ini wilayah yang dimaksud adalah wilayah Lampung

Militer adalah suatu kelompok atau organisasi yang diorganisir dengan disiplin untuk melakukan pertempuran pada medan peperangan yang dibedakan dari orang-orang sipil.(Yahya A Muhaimin,1982:1). Sedangkan Amos Perlmutter (2000 :2) mendefinisikan Militer adalah sebuah organisasi yang paling sering melayani kepentingan umum tanpa menyertakan orang-orang yang menjadi sasaran usaha-usaha organisasi itu. Militer adalah suatu profesi sukarela arena setiap individu bebas memilih suatu pekerjaan didalamnya, namun ia juga bersifat memaksa karena para anggotanya tidak bebas untuk membentuk suatu perkumpulan sukarela melainkan terbatas kepada situasi hirarki birokrasi. Dari kedua konsep yang dipaparkan oleh para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa militer merupakan sebuah institusi dan komponen yang melayani kepentingan umum, dan dalam hal ini mereka bertanggung jawab terhadap pertahanan dan keamanan negara. Abdoel Fattah (2005 : 41) menyatakan bahwa peranan militer adalah sebagai alat negara yang


(26)

menjaga keutuhan dan kedaulatan negara untuk mensejahterakan kehidupan bangsa.Hal ini berarti bahwa militer memiliki peranan sebagai pertahanan keamanan yang menjaga kedaulatan dan keutuhan negara dari ancaman serta gangguan dari bangsa dan negara lain, termasuk adanya pergolakan dan pemberontakan. Yang dimaksud dengan pemerintahan pendudukan militer Jepang dalam penelitian ini adalah usaha penguasaan suatu wilayah secara paksa dan disiplin yang dilakukan oleh militer Jepang pada masa pendudukannya di wilayah Lampung.

3. Konsep Faktor

Faktor berasal dari bahasa latin, factor, pelaksana, pencipta, factum, tindakan pekerjaan, prestasi, perbuatan, pengamatan peristiwa, kenyataan. Suatu kondisi penyebab atau antisiden yang menimbulkan suatu gejala(Komarudin dan Yooke Tjuparamah,2000:72). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Faktor adalah suatu yang ikut menyebabakan atau mempengaruhi keadaan atau peristiwa(Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan,1990:239). Menurut Hugiono dan Porwantana, faktor adalah suatu hal (keadaan, peristiwa dan sebagainya) yang ikut mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya sesuatu(Hugiono dan Poerwanto,1987:109). Dari berbagai pendapat diatas, maka yang dimaksud dengan faktor yaitu sesuatu hal yang turut menyebabkan atau mempengruhi terjadinya sebuah peristiwa atau kejadian tertentu.

4. Konsep Konflik

Konflik merupakan bagian dari umat manusia yang tidak pernah dapat diatasi sepanjang sejarah umat manusia. Sepanjang seseorang masih hidup hampir mustahil untuk menghilangkan konflik di muka bumi ini. Konflik antar perorangan dan antar kelompok merupakan bagian dari sejarah umat manusia.

Dalam setiap situasi konflik akan bertemu dengan tujuan, dengan asumsi ini maka dibuat katagorisasi tujuan konflik sebagai berikut:1.Pihak- pihak yang terlibat didalam konflik


(27)

memiliki tujuan yang sama, yakni sama- sama berupaya mendapatkan. 2. Disatu pihak hendak mendapatkan, sedangkan dipihak lain berupaya keras mempertahankan apa yang dimiliki( Nasikum,2006:19)

Menurut Nasikum, konflik dapat terjadi karena setiap kelompok memiliki kepentingan-kepentinagn yang saling berlawanan satu sama lain, maka kelompok-kelompok kepentingan itu akan senantiasa berada dalam situasi konflik, Nasikum juga menyatakan bahwa konflik timbul sebagai akibat dari adanya kenyataan bahw disetiap masyarakat selalu terdapat otoritas yang terbatas adanya, (Nasikum, 2006:26)

“Konflik fisik merupakan konflik yang melibatkan fisik/tubuh/berkelahi/berperang/ yang melibatkan 2 orang/kelompok atau lebih yang dimana setiap kelompok mempunyai tujuan-tujuan tertentu”(Hardjono,1993:34). Menurut Soerjono Soekanto,”Konflik adalah salah satu interkasi sosial antara satu pihak dengan pihak lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya saling mengancam, menekan, hin gga saling menghancurkan”(Soerjono Soekanto,2007:87)

Faktor-faktor penyebab terjadinya konfilk menurut Soerjono Soekanto 1.Perbedaan individu

Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan,pendirian,pendapat atau ide yang berkaitan dengan harga diri kebanggan dan identitas seseorang.

2.Perbedaan latar belakang kebudayaan

Kepribadian seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyrakat. Tidak semua masyrakat mempunyai nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. Apa yang dianggap baik belum tentu oleh suatu masyarakat belum tentu sama dengan apa yang dianggap baik oleh masyarakat lain.

3.Perbedaan Kepentingan

Setiap individu atau sering kali memiliki kepentingan kepentingan yang berbeda dengan kelompok lain. Kepentingan itu tergantung dari kebutuhan-kebutuhan tiap kelompok.

4.Perubahan Sosial

Perubahan sosial dalam sebuah masyarakat yang terjadi terlalu cepat dapat

menggangu keseimbangan sistem, nilai, dan normayang berlaku di dalam masyarakat tersebut,( Soerjono Soekanto,2007:94)

Semua konflik yang terjadi di Indonesia antara pejuang-pejuang yang di bantu dengan rakyat biasa melawan tentara penjajah banyak diakibatkan oleh perasaan dendam rakyat itu sendiri. Semangat rakyat bertambah ketika mendengar kabar bahwa kita sudah merdeka, keberanian rakyat berlipat-lipat karena selain untuk membalas dendam mereka juga turut mempertahankan kemerdekaan Indonesia.(Budiman,1982:33)


(28)

Berdasarkan berbagai sumber diatas maka dapat disimpulkan bahwa konflik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertempuran antara dua kelompok atau lebihyang dimana setiap kelompok mempunyai tujuan dan tujuan itu bertentangan satu sama lain.

5.Konsep Penjaga Keamanan Rakyat (PKR)

Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) bukanlah tentara resmi, hal ini dikarenakan Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) hanya di bentuk di wilayah lampung.” Organisasi-organisasi militer yang dibentuk diwilayah-wilayah Indonesia yang bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia bukanlah tentara resmi. Karena pembentukannya bukan atas intruksi pusat” (Yahya A.Muhaimin,1982:23)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan bapak Edi K. Prawira beliau mengatakan Penjaga Keamanan Rakyat merupakan organisasi militer di Lampung yang beranggotakan para pemuda yang pernah dilatih oleh tantara Jepang. Tokoh-tokoh Penjaga Keamanan Rakyat ( PKR) nantinya menduduki jabatan penting di Resimen III Lampung.

Berdasarkan pendapat diatas Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) merupakan organisasi semi militer yang bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Lampung


(29)

Menurut Peter Salim, yang di maksud dengan “rakyat adalah penduduk suatu Negara”(Peter Salim, 2007:924). Menurut C.S.T Kansil,”unsur-unsur negara adapun yang termasuk rakyat suatu negara adalah semua orang yang berada diwilayah negara itu yang tunduk pada kekuasaan dari pada negara tersebut”(C.S.T Kansil, 1990:20). Sedangankan menurut Gunawan Hadi, “rakyat merupakan bagian dari suatu negara atau elemen penting dari suatu pemerintahan. Rakyat terdiri dari beberapa orang yang mempunyai ideologi sama dan tinggal di daerah yang sama dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama yaitu membela negaranya bila diperlukan”(Gunawan Hadi,1994:14).

Dari kedua konsep diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan “rakyat” pada penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal diwilayah tertentu yang tunduk pada peraturan wilayah tersebut dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk mempertahankan kemerdekaan.

B Kerangka Pikir

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan awal dari perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Demikian. pula yang terjadi di daerah Lampung, berita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesi baru secara resmi diumumkan oleh Mr. Abbas pada tanggal 24 Agustus 1945 di hotel Juliana Tanjung Karang. Untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih maka dilampung didirikan organisasi-organisasi kemiliteran yang anggotanya diambil dari pemuda-pemuda yang sudah mendapatkan latihan militer dari tentara Jepang. Organisasi-organisasi kemiliteran yang dibentuk antara lain Angkatan Pemuda Indonesia (API), Penjaga Keamanan Rakyat (PKR), Barisan Pelopor dan PKR Laut. Di Lampung kabar kemerdekaan Indonesia ternyata membuat masyarakat Lampung berani


(30)

melawan terhadap tentara Jepang. Salah pristiwa yang mencerminkan keberan ian masyarakat Lampung adalah konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat dan rakyat melawan Jepang yang terjadi pada tanggal 17 November 1945. Konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat dan rakyat melawan Jepang yang terjadi pada

tanggal 17 November 1945 telah menyisakan pertanyaan besar tentang apakah yang menyebabkan terjadinya konflik tersebut?. Dan untuk menjawab pertanyaan itu bukanlah pekerjaan mudah. Ada beberapa sudut pandang yang bisa diamati dalam meneliti Konflik di Talang Padang. Salah satunya, penulis tertarik meninjau faktor penyebab terjadinya konflik di Talang Padang pada 17 November 1945.

C Paradigma

]

Keterangan :

Faktor Penyebab Terjadinya Konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan Rakyat melawan tentara Jepang di Talang Padang 17 November 1945.

Konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan Rakyat melawan tentara Jepang di Talang Padang 17 November 1945.


(31)

: Garis Hubungan

REFRENSI

Tamburaka, Rustam E dan Roeslan Abdul Gani.1999.Pengantar ilmu sejarah,teori filsafat dan IPTEK.PT.Rineke Cipta: Jakarta.

Hugiono dan Poerwadaminta.1992.Pengantar Ilmu Sejarah.Rineke Cipta : Jakarta. Halaman 2

http://www.edukasi.net/26-3-2008.

Poesponegoro,Marwati Djoned dan Nugroho Notosusanto.1993.Sejarah Nasional Indonesia.Balai Pustaka.Jakarta.Halaman 5

Depdikbud.1991.Ensiklopedi Nasional Indonesia.Cipta Adi Pustaka. Jakarta.Halaman 26-29 W.J.S Poerwadaminta.1984.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Balai Pustaka.Jakarta


(32)

Muhaimin, Yahya A.1982.perkembangan Militer Dalam Politik di Indonesia.Gajah Mada Universitas Press.Yogyakarta.Halaman 1.

Perlmutter,Amos.2000.Militer dan Politik.Jakarta. PT Grasindo Persada.Halaman 2 Komarudin dan Yooke Tjuparamah.2000.Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah,Bumi Aksara.Jakarta.Halaman 72

Departemen Pendidikan Kebudayaan.1990.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka. Jakarta.Halaman 239

Hugiono dan Poerwanto.1987.Pengantar Ilmu Sejarah.PT.Bina Angkasa.Jakarta.Halaman 109.

Nasikum. 2006.Sistem Sosial Indonesia.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.Halaman 26 Hardjono,1993.Konflik dan Perpecahan.Semarang. Halaman 34.


(33)

III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan faktor yang penting dalam memecahkan suatu masalah yang turut menentukan suatu penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa “metode merupakan suatu cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu penelitian. Metode yang berhubungan dengan ilmiah adalah menyangkut masalah kerja, yakni cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan” (Husin Sayuti, 1989 : 32).

Dalam suatu penelitian, metode adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode adalah cara kerja yang ditempuh seseorang dalam melakukan suatu penelitian guna mendapatkan kebenaran dari tujuan yang diharapkan.

A. Metode yang di Gunakan

Berdasarkan permasalahan yang penulis rumuskan maka untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data relevansinya dengan tujuan yang akan dicapai. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian historis karena penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau.


(34)

Adapun maksud dari metode historis adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalan-peninggalan, baik untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu ,terlepas dari keadaan masa sekarang maupun untuk memahami kejadian atau keadaan masa sekarang dalam hubungannya dengan kejadian atau keadaan masa lalu, untuk kemudian hasilnya juga dapat dipergunakan untuk meramalkan kejadian atau keadaan masa yang akan datang (Hadari Nawawi, 1993 : 78-79).

Dalam hal ini metode penelitian historis sangat tergantung pada data-data masa lalu. Pendapat lain menyatakan bahwa :

Metode penelitian historis adalah sekumpulan prinsip-prinsip aturan yang sistematis yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan secara efektif dalam usaha mengumpulkan bahan-bahan bagi sejarah, menilai secara kritis dan kemudian menyajikan suatu sintesa daripada hasil-hasilnya (biasanya dalam bentuk tertulis) (Nugroho Notosusanto, 1984 : 11).

Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa penelitian Historis adalah cara yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah dengan mengumpulkan data yang sistematis dan evaluasi yang objektif dari data yang berhubungan dengan kejadian masa lampau untuk memahami kejadian atau suatu keadaan baik masa lalu maupun masa sekarang.

Metode historis lebih memusatkan pada masa lalu yang berupa peninggalan-peninggalan, dokumen-dokumen, arsip-arsip, dan tempat-tempat yang dianggap keramat. Data tersebut tidak hanya sekedar diungkapkan dari sudut kepentingan sejarahnya, namun untuk memahami berbagai aspek kehidupan masa lalu seperti adat istiadat, kebudayaan, hukum, pemerintah, pendidikan dan lain-lain. Masalah yang diselidiki oleh peneliti pada dasarnya terbatas pada data yang sudah ada.

Tujuan penelitian historis adalah membuat rekontruksi masa lampau secara objektif dan sistematis dengan cara mengumpulkan, memverifikasikan, mengintesikan bukti-bukti


(35)

untuk memperoleh hasil serta penafsiran yang baik. Dalam penelitian historis, validitas dan reabilitas hasil yang dicapai sangat ditentukan oleh sifat data yang ditentukan pula oleh sumber datanya.Sifat data historis diklasifikasikan dala dua jenis yaitu data primer dan data sekunder, adapun data Primer adalah data autentik atau data langsung dari tangan pertama tentang masalah yang diungkapkan. Secara sederhana data ini disebut juga data asli. Sedangkan data Sukender, adalah data yang mengutip dari sumber lain sehingga tidak bersifat autentik karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan selanjutnya, dengan demikian data ini ini disebut juga data tidak asli” (Budi Koesworo dan Basrowi, 2006 : 122).

Pengertian yang disampaikan dalam kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam setiap penelitian, harus dilihat sifat- sifat penelitian yang dipakai. Maka dengan demkian sifat penelitian historis adalah sifat data yang ditentukan oleh sumber yang diperoleh seperti data primer dan data sekunder. Data-data ini dikumpulkan lalu di klasifikasikan, tidak hanya itu saja dalam setiap penelitian dibutuhkan langkah-langkah dalam mengolah data menjadi sebuah tulisan.

Langkah-langkah penelitian historis menurut Nugroho Notosusanto, 1984 : 11)

adalah suatu kegiatan penulisan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Berdasarkan langkah-langkah penelitian historis tersebut, maka langkah-langkah-langkah-langkah kegiatan penelitian adalah :

Heuristik adalah proses mencari untuk menemukan sumber- sumber sejarah. Proses yang dilakukan penulis dalam heuristik adalah mencari sumber-sumber sejarah berupa buku, arsip dan dokumen di perpustakaan daerah Lampung dan perpustakaan Unila sesuai dengan tema penulisan.

Kritik adalah menyelidiki apakah jejak-jejak sejarah itu asli atau palsu dan apakah dapat digunakan atau sesuai dengan tema penelitian. Proses ini dilakukan penulis dengan memilah-milah dan menyesuaikan data yang penulis dapatkan dari heuristik dengan tema yang akan penulis kaji, dan arsip atau data yang diperoleh penulis telah diketahui keasliannya.


(36)

Interpretasi pada bagian ini setelah mendapat fakta-fakta yang diperlukan maka kita merangkaikan fakta-fakta itu menjadi keseluruhan yang masuk akal. Dalam hal ini penulis berupaya untuk mengananilisis data dan fakta yang telah diperoleh dan dipilah yang sesuai dengan kajian penulis. Historiografi adalah suatu kegiatan penulisan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Dalam hal ini penulis membuat laporan hasil penelitian berupa penulisan skripsi dari apa yang didapatkan penulis saat heuristik, kritik dan interpetasi. Penulisan skripsi disusun berdasarkan metode penulisan karya ilmiah yang berlaku di Universitas Lampung.

B. Variabel penelitian,

Dalam suatu penelitian variabel merupakan sesuatu yang tidak dapat ditinggalkan begitu saja karena dengan variabel kita lebih dapat memfokuskan apa yang menjadi objek penelitian kita sehingga akan lebih mempermudah cara kerja.

Menurut Mohammad Nazir (1984 : 149) “variabel dalam arti sederhana adalah suatu konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai”, sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1989 : 91) mendefinisikan variabel sebagai suatu objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah sebuah objek yang mempunyai nilai dan menjadi pusat perhatian dalam sebuah penelitian.Berdasarkan pengertian variabel di atas, maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal dengan fokus penelitian pada Peristiwa Talang Padang November 1945.


(37)

Dalam proses pengumpulan data yang akurat diperlukan informasi yang yang berhubungan dengan penelitian, sehingga penulis memerlukan data dari informan. Informan merupakan orang yang bisa memberikan informasi tentang masalah yang diteliti, seorang informan harus memiliki pengalaman tentang latar belakang penelitian. Informan adalah seorang yang memiliki informasi relatif lengkap terhadap permasalahan yang diteliti(Suwardi, 2006:119).

Kreteria informan yang dipilih dalam penelitian ini antara lain : 1. Orang yang memiliki pengalaman dengan objek yang diteliti 2. Informan mau dan mampu menjelaskan objek yang diteliti 3. Informan yang meiliki kesediaan waktu

4. Dapat dipercaya dan bertanggungjawab atas apa saja yang dikatakan

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang tidak dapat dikesampingkan. pengumpulan data selalu memiliki hubungan dengan dengan masalah yang hendak dipecahkan atau diteliti dan hasil-hasil pengumpulan data menjawab pertanyaan dari suatu masalah penelitian.

Tekhnik pengumpulan data adalah suatu prosedur data yang diperlukan (Muhammad Nazir, 1993 : 211). Oleh sebab itu diharapkan dengan adanya penggunaan teknik-teknik tertentu yang sistematis dan standar akan dapat diperoleh data-data yang akan dapat menjawab dari apa yang menjadi permasalahan dari penelitian yang direncanakan.

1. Teknik Kepustakaan

“Teknik kepustakaan adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi secara lengkap serta untuk menentukan tindakan yang akan diambil sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah (Joko


(38)

Subagyo, 1997 : 109)”, sedangkan Kontjaraningrat (1983 : 133) menyatakan bahwa “Teknik kepustakaan merupakan cara pengumpulan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat diruang perpustakaan, misalnya dalam bentuk koran, naskah, catatan, kisah sejarah, dokumen-dokumen dan sebagainya yang relevan dengan penelitian”.

Sementara itu teknik kepustakaan juga dapat diartikan sebagai “studi penelitian yang

dilaksanakan dengan cara mendapatkan sumber-sumber data yang diperoleh diperpustakaan yaitu melalui buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti (Hadari Nawawi, 1993 : 133).

Teknik kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mempelajari dan menelaah buku- buku untuk memperoleh data-data dan informasi berupa teori- teori atau argumen- argumen yang dikemukakan para ahli yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Manfaat dari penggunaaan teknik kepustakaan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah topik penelitian kita telah diteliti oleh orang lain sebelumnya, sehingga penenlitian kita bukan hasil duplikasi.

2. Untuk mengetahui hasil penelitian orang lain yang ada kaitannya dengan penelitian kita, sehingga kita dapat memanfaatkannya sebagai bahan referensi tambahan.

3. Untuk memperoleh data yang mempertajam orientasi dan dasar teoritis tentang masalah dalam penelitian kita.

4. Untuk memperoleh informasi tentang teknik-teknik penelitian yang telah diterapkan (Muhammad Nazir, 1989 : 97)


(39)

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,transkrip, surat kabar, majalah, notulen,lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikuto, 1989 : 188). Sedangkan menurut Hadari Nawawi dokumentasi adalah cara atau pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk buku-buku lain dan berhubungan dengan masalah penelitian (Hadari Nawawi, 1991 : 133).

Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa teknik dokumentasi dapat dipergunakan untuk mendapatkan data dan informasi secara tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk buku-buku lain yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Dokumentasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data dengan cara penelusuran literatur atau dokumen yang berkaitan dengan sejarah daearah Lampung di perpustakaan Universitas Lampung maupun perpustakaan daerah Lampung.

3. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini, hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor tersebut ialah: pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan, dan situasi wawancara (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989:192).

Wawancara diartikan sebagai alat pengumpul data dengan mempergunakan tanya jawab antara pencari informasi dan sumber informasi. Sebagai alat pengumpul data, wawancara dapat dipergunakan dalam tiga fungsi sebagai berikut :

A. Wawancara sebagai alat primer atau alat utama.

Wawancara dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data utama, apabila data yang akan diungkapkan tidak mungkin diperoleh dengan alat lain yang lebih baik.


(40)

Wawancara akan menjadi alat pelengkap apabila dipergunakan untuk mengumpulkan data yang tidak dapat diperoleh dari alat pengumpul data utama.

C. Wawancara sebagai alat pengukur atau pembanding .

Data yang diperoleh melalui wawancara dipergunakan sebagai pengukur atau pembanding bagi data yang telah dihimpun melalui alat pengumpul data lain sebagai alat utama untuk memecahkan suatu masalah (Hadari Nawawi, 1993: 111).

“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil” (Sugiyono, 2008:137).

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah disiapkan. (http://www.ilmu dialog.net/26-4-2011)

Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (http://www.ilmu dialog.net/26-4-2011)

Berdasarkan pengertian diatas metode wawancara merupakan teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi secara mendalam dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan baik terstruktur maupun tidak struktur kepada beberapa responden.


(41)

1.Persiapan

1. Menentukan Informan

2. Membuat daftar alat-alat yang digunakan 3. Menentukan prosedur wawancara

2.Pelaksanaan

1. Mewawancarai, yaitu mengajukan Tanya jawab sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan dan disiapkan sebelumnya

2. Pengolahan hasil wawancara, dari hasil wawancara dianalisa sesuai dengan metode yang digunakan

3. Membuat Laporan Hasil Wawancara.

Penulis akan melakukan wawancara terhadap saksi hidup yaitu masyarakat yang terlibat dalam konflik di Talang Padang pada 17 November 1945

D. Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian diperoleh maka langkah peneliti selanjutnya adalah mengolah dan mengananlisis data untuk diinterpresentasikan dalam menjawab permasalahan penelitian yang telah diajukan.Dengan demikian teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif.hal ini dikarenakan data yang terkumpul bersifat data-data tertulis.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam Teknik analisis data kualitatif menurut Muhammad Ali (1985 : 151) yaitu :

1. Penyusunan data

Penyusunan data ini merupakan usaha dari peneliti dalam memilih data yang sesuai dengan data yang akan diteliti dari data yang diperoleh.


(42)

2. Klasifikasi Data

Merupakan usaha dari peneliti untuk menggolongkan data berdasarkan jenisnya. 3. Pengolahan Data

Setelah data digolong-golongkan berdasarkan jenisnya kemudian peneliti mengolahnya kedalam suasana kalimat secara kronologis sehingga mudah dipahami.

4. Penyimpulan

Setelah melakukan langkah-langkah di atas, maka langkah terakhir dari

penelitian ini adalah menyimpulkan hasil dari penelitian sehingga akan memperoleh suatu kesimpulan yang jelas kebenarannya

REFRENSI

Sayuti,Husin.1989.Pengantar Metodologi Riset.Fajar Agung.Jakarta.Halaman32. Nawawi,Hadari.1993.Metode Penelitian Bidang Sosial.Gajah Mada University Prees. Yogyakarta.Halaman 78-79.


(43)

Jakarta.Halaman 11

Koetoro, Budi dan Basrowi.2006.Strategi Penelitian sosial dan Pendidikan. Yayasan Kampusina.Jakarta.Halaman 122

Op cit.1984.Halaman 11

Nazir, Muhammad.1984.Metode Penelitian.Ghalia Indonesia.Jakarta.Halaman 149 Arikunto, Suharsimi.1989.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.Bina Aksara. Bandung.Halaman 91

Nazir, Muhammad.1993.Metode Penelitian Masyarakat dan Strategi.Angkasa.Bandung. Halaman 211

Subagyo,Joko.1997.Metode Penelitian.Jakarta.Halaman 109

Kontjaraningrat.1983.Metode-metode Penelitian Masyarakat.Gramedia.Jakarta.Halaman 133 Log cit.1993.Halaman 133

Log cit.1989.Halaman 188 Log cit.1984.Halaman 97

http://www.ilmu dialog.net/26-4-201

Ali,Muhammad.1985.Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi.Angkasa.Bandung. Halaman 151.


(44)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Faktor penyebab terjadinya konflik di Talang Padang antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan Jepang adalah :

1. Pelucutan senjata yang dilakukan PKR Talang Padang terhadap tentara Jepang.

Ketika kabar kemerdekaan Indonesia secara resmi diumumkan, maka yang dilakukan oleh tokoh-tokoh yang ada di Lampung adalah dengan membentuk organisasi-organisasi militer yang bertujuan untuk mengambil alih pemerintahan yang pada waktu itu masih dikuasai Jepang dan melakukan pelucutan senjata untuk keperluan mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih. Salah satu organisasi yang dibentuk adalah Penjaga Keamanan Rakyat (PKR). Pelucutan senjata yang dilakukan Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) tidak selamanya berlangsung secara damai, salah satu peristiwa berdarah adalah pelucutan senjata yang terjadi di Talang Padang 17 November 1945.


(45)

2. Sikap antipati rakyat terhadap tentara Jepang

Kebencian rakyat Talang Padang dan Gisting terhadap tentara Jepang karena semasa pendudukan, tentara Jepang banyak melekukan tindakan-tindakan yang membuat rakyat menderita. Pembakaran mushola, pembunuhan pemuda-pemuda Talang Padang serta perampasan sayuran milik pedagang di Gisting menjadi penyebab sikap antipati rakyat terhadap tentara Jepang.

3. SARAN

Konflik yang terjadi di Talang Padang antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan Jepang adalah bentuk keberanian rakyat Lampung dalam menghadapi pendudukan Jepang. Oleh sebab itu penulis memberikan saran-saran antara lain :

1. Sebagai generasi penerus bangsa, menikmati manisnya perjuangan kemerdekaan yang dilakukan para pendahulu kita dengan mengorbankan jiwa dan raga supaya menghargai jerih payah pejuang, meningkatkan jiwa Patriotisme dan jiwa Nasionalisme serta menyambung kemerdekaan dengan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik 2. Isilah kemerdekaan Republik Indonesia dengan perjuangan-perjuangan yang baik, baik

itu didalam bidang IMPTAQ dan IPTEQ demi mewujudkan bangsa yang sejahtera dan sentausa.


(46)

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Ali,Muhammad.1985.Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi.Angkasa.Bandung. Arikunto, Suharsimi.1989.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.Bina Aksara. Bandung.

Bijkerk. 1988. Selamatberpisahsampaiberjumpadisaat yang lebihbaik (DokumenterRuntuhnyaHindiaBelanda).Jakarta: PenerbitDjambatan

Budiman. 1982. PergolakandidaerahPadaMasaAwalKemerdekaan.Jakarta Depdikbud.1978. Ensiklopedi Nasional Indonesia Cipta Adi Pustaka.Jakarta.

Departemen Pendidikan Kebudayaan.1990.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka. Jakarta.

Depdikbud.1991.Ensiklopedi Nasional Indonesia.Cipta Adi Pustaka. Jakarta. Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Provinsi Lampung,1994.Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Lampung buku 1.BadanPenggerakPotensiAngkatan’45 :Provinsi Lampung.Cv Mataram: Bandar Lampung.

DewanHarian Daerah Angkatan ’45.1994.SejarahPerkembanganPemerintahan di LampungBuku II.BadanPenggerakPotensiAngkatan’45 :Provinsi Lampung.Cv Mataram: Bandar Lampung

DewanHarian Daerah Angkatan ’45.1994.UntaianBungaRampaiPerjuangan di LampungBuku III.BadanPenggerakPotensiAngkatan’45 :Provinsi Lampung.Cv Mataram: Bandar Lampung

Hadi,Gunawan. Rakyat dan Negara dalam Pembangunan Daerah.PT.BumiAksara.Jakarta Hardjono,1993.KonflikdanPerpecahan.Semarang.


(48)

Hugionodan Poerwadaminta.1992.Pengantar IlmuSejarah.RinekeCipta : Jakarta.

Iskandarsyah.2005.Sejarah Daerah Lampung.UniversitasLampung : Bandar Lampung. Kansil,Cst.1990.SistemPemerintahanIndonesia.Jakarta:BumiAksara.

Koetoro, Budi dan Basrowi.2006.Strategi Penelitian sosial dan Pendidikan. Yayasan Kampusina.Jakarta.

Komarudin dan Yooke Tjuparamah.2000.Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah,Bumi Aksara.Jakarta.

Kontjaraningrat.1983.Metode-metode Penelitian Masyarakat.Gramedia.Jakarta.

Muhaimin, Yahya A.1982.perkembangan MiliterDalamPolitik di Indonesia.GajahMada UniversitasPress.Yogyakarta.

M.D Sugimun.1983.Perlawanan Rakyat Indonesia TerhadapFasisme Jepang.PT GunungAgungKwitang.Jakarta

Nasikum. 2006.Sistem Sosial Indonesia.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Nawawi,Hadari.1993.Metode Penelitian Bidang Sosial.Gajah Mada University Prees. Yogyakarta.

Nazir, Muhammad.1984.Metode Penelitian.Ghalia Indonesia.Jakarta.

Nazir, Muhammad.1993.Metode Penelitian Masyarakat dan Strategi.Angkasa.Bandung. Notosusanto,Nugroho.1984.Masalah Penelitian sejarah Kontemporer.Inti Indayu.Jakarta. Perlmutter,Amos.2000.MiliterdanPolitik.Jakarta. PT GrasindoPersada.

Poesponegoro,Marwati Djoned dan Nugroho Notosusanto.1993.Sejarah Nasional Indonesia.Balai Pustaka.Jakarta.

Sayuti,Husin.1989.Pengantar Metodologi Riset.Fajar Agung.Jakarta. Subagyo,Joko.1997.Metode Penelitian.Jakarta.

Sudharmono.1985.30 Tahun Indonesia merdeka 1945-1949.Pt Citra Lamtoro Agung Persada. Jakarta.


(49)

Tamburaka, Rustam E danRoeslan Abdul Gani.1999.Pengantar ilmusejarah,teorifilsafat danIPTEK.PT.RinekeCipta: Jakarta.

Tegamoan, MA Nitipradjo.2010.Perjuangan Masyarakat Lampung Mempertahankan Kemerdekaan RI.Cv Mitra Media Pustaka.Bandar Lampung.

Violetta, Benetta Okta.2012. Proses

PengambilalihanKekuasaanPemerintahPendudukanMiliterJepang di Lampung

PascaProklamasiKemerdekaanRepublik Indonesia 17 Agustus

1945.SkripsiFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Lampung: Bandar Lampung

W.J.S Poerwadaminta.1984.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Balai Pustaka.Jakarta

Wawancara :

Wawancara dengan bapak Edi K. Prawira.Talang Padang. Tanggamus Wawancara dengan bapak SolehSa’im. DesaTugupapak. Tanggamus .

Wawancara dengan bapak Keti. Talang Padang. Tanggamus

Wawancara dengan bapak H. DulWahab. DesaTalangSepuh. Tanggamus. WawancaradenganbapakKadeni.DesaSukorojo. SemakaTanggamus


(1)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Faktor penyebab terjadinya konflik di Talang Padang antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan Jepang adalah :

1. Pelucutan senjata yang dilakukan PKR Talang Padang terhadap tentara Jepang.

Ketika kabar kemerdekaan Indonesia secara resmi diumumkan, maka yang dilakukan oleh tokoh-tokoh yang ada di Lampung adalah dengan membentuk organisasi-organisasi militer yang bertujuan untuk mengambil alih pemerintahan yang pada waktu itu masih dikuasai Jepang dan melakukan pelucutan senjata untuk keperluan mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih. Salah satu organisasi yang dibentuk adalah Penjaga Keamanan Rakyat (PKR). Pelucutan senjata yang dilakukan Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) tidak selamanya berlangsung secara damai, salah satu peristiwa berdarah adalah pelucutan senjata yang terjadi di Talang Padang 17 November 1945.


(2)

2. Sikap antipati rakyat terhadap tentara Jepang

Kebencian rakyat Talang Padang dan Gisting terhadap tentara Jepang karena semasa pendudukan, tentara Jepang banyak melekukan tindakan-tindakan yang membuat rakyat menderita. Pembakaran mushola, pembunuhan pemuda-pemuda Talang Padang serta perampasan sayuran milik pedagang di Gisting menjadi penyebab sikap antipati rakyat terhadap tentara Jepang.

3. SARAN

Konflik yang terjadi di Talang Padang antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan rakyat melawan Jepang adalah bentuk keberanian rakyat Lampung dalam menghadapi pendudukan Jepang. Oleh sebab itu penulis memberikan saran-saran antara lain :

1. Sebagai generasi penerus bangsa, menikmati manisnya perjuangan kemerdekaan yang dilakukan para pendahulu kita dengan mengorbankan jiwa dan raga supaya menghargai jerih payah pejuang, meningkatkan jiwa Patriotisme dan jiwa Nasionalisme serta menyambung kemerdekaan dengan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik 2. Isilah kemerdekaan Republik Indonesia dengan perjuangan-perjuangan yang baik, baik

itu didalam bidang IMPTAQ dan IPTEQ demi mewujudkan bangsa yang sejahtera dan sentausa.


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali,Muhammad.1985.Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi.Angkasa.Bandung. Arikunto, Suharsimi.1989.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.Bina Aksara. Bandung.

Bijkerk. 1988. Selamatberpisahsampaiberjumpadisaat yang lebihbaik (DokumenterRuntuhnyaHindiaBelanda).Jakarta: PenerbitDjambatan

Budiman. 1982. PergolakandidaerahPadaMasaAwalKemerdekaan.Jakarta Depdikbud.1978. Ensiklopedi Nasional Indonesia Cipta Adi Pustaka.Jakarta.

Departemen Pendidikan Kebudayaan.1990.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka. Jakarta.

Depdikbud.1991.Ensiklopedi Nasional Indonesia.Cipta Adi Pustaka. Jakarta. Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Provinsi Lampung,1994.Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Lampung buku 1.BadanPenggerakPotensiAngkatan’45 :Provinsi Lampung.Cv Mataram: Bandar Lampung.

DewanHarian Daerah Angkatan ’45.1994.SejarahPerkembanganPemerintahan di LampungBuku

II.BadanPenggerakPotensiAngkatan’45 :Provinsi Lampung.Cv Mataram: Bandar

Lampung

DewanHarian Daerah Angkatan ’45.1994.UntaianBungaRampaiPerjuangan di LampungBuku

III.BadanPenggerakPotensiAngkatan’45 :Provinsi Lampung.Cv Mataram: Bandar

Lampung

Hadi,Gunawan. Rakyat dan Negara dalam Pembangunan Daerah.PT.BumiAksara.Jakarta Hardjono,1993.KonflikdanPerpecahan.Semarang.


(5)

Hugionodan Poerwadaminta.1992.Pengantar IlmuSejarah.RinekeCipta : Jakarta.

Iskandarsyah.2005.Sejarah Daerah Lampung.UniversitasLampung : Bandar Lampung. Kansil,Cst.1990.SistemPemerintahanIndonesia.Jakarta:BumiAksara.

Koetoro, Budi dan Basrowi.2006.Strategi Penelitian sosial dan Pendidikan. Yayasan Kampusina.Jakarta.

Komarudin dan Yooke Tjuparamah.2000.Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah,Bumi Aksara.Jakarta.

Kontjaraningrat.1983.Metode-metode Penelitian Masyarakat.Gramedia.Jakarta.

Muhaimin, Yahya A.1982.perkembangan MiliterDalamPolitik di Indonesia.GajahMada UniversitasPress.Yogyakarta.

M.D Sugimun.1983.Perlawanan Rakyat Indonesia TerhadapFasisme Jepang.PT GunungAgungKwitang.Jakarta

Nasikum. 2006.Sistem Sosial Indonesia.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Nawawi,Hadari.1993.Metode Penelitian Bidang Sosial.Gajah Mada University Prees. Yogyakarta.

Nazir, Muhammad.1984.Metode Penelitian.Ghalia Indonesia.Jakarta.

Nazir, Muhammad.1993.Metode Penelitian Masyarakat dan Strategi.Angkasa.Bandung. Notosusanto,Nugroho.1984.Masalah Penelitian sejarah Kontemporer.Inti Indayu.Jakarta. Perlmutter,Amos.2000.MiliterdanPolitik.Jakarta. PT GrasindoPersada.

Poesponegoro,Marwati Djoned dan Nugroho Notosusanto.1993.Sejarah Nasional Indonesia.Balai Pustaka.Jakarta.

Sayuti,Husin.1989.Pengantar Metodologi Riset.Fajar Agung.Jakarta. Subagyo,Joko.1997.Metode Penelitian.Jakarta.

Sudharmono.1985.30 Tahun Indonesia merdeka 1945-1949.Pt Citra Lamtoro Agung Persada. Jakarta.


(6)

Tamburaka, Rustam E danRoeslan Abdul Gani.1999.Pengantar ilmusejarah,teorifilsafat danIPTEK.PT.RinekeCipta: Jakarta.

Tegamoan, MA Nitipradjo.2010.Perjuangan Masyarakat Lampung Mempertahankan Kemerdekaan RI.Cv Mitra Media Pustaka.Bandar Lampung.

Violetta, Benetta Okta.2012. Proses

PengambilalihanKekuasaanPemerintahPendudukanMiliterJepang di Lampung

PascaProklamasiKemerdekaanRepublik Indonesia 17 Agustus

1945.SkripsiFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Lampung: Bandar

Lampung

W.J.S Poerwadaminta.1984.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Balai Pustaka.Jakarta

Wawancara :

Wawancara dengan bapak Edi K. Prawira.Talang Padang. Tanggamus Wawancara dengan bapak SolehSa’im. DesaTugupapak. Tanggamus .

Wawancara dengan bapak Keti. Talang Padang. Tanggamus

Wawancara dengan bapak H. DulWahab. DesaTalangSepuh. Tanggamus. WawancaradenganbapakKadeni.DesaSukorojo. SemakaTanggamus