Hubungan dan Pengaruh Ideologi Pancasila

Hubungan dan Pengaruh Ideologi Pancasila Sila Ke 5
Terhadap Kemiskinan di Indonesia
Dosen :Ade Jamhuri , Drs.,M.A.

Disusun Oleh
`

Nama

: Muhammad Ilham Fadilah

NPM

: 0216101298

Kelas

:J

Universitas Widyatama
2016 – 2017


Bab I
Pengatar

1.1 Landasan Teori
1.1.1 Idiologi Pancasila
Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari
dasar negara kita, Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila
telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV yang
terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan Prapanca dan
buku Sutasoma karangan Tantular, dalam buku Sutasoma ini,
selain mempunyai arti “Berbatu sendi yang lima” (dari bahasa
Sangsekerta) Pancasila juga mempunyai arti “Pelaksanaan
kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu sebagai berikut:
·

Tidak boleh melakukan kekerasan.

·


Tidak boleh mencuri.

·

Tidak boleh berjiwa dengki.

·

Tidak boleh berbohong.

·
Tidak boleh mengonsumsi minuman keras/obat-obatan
terlarang.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia ditetapkan
pada tanggal 18 Agustus 1945. sebagai dasar negara maka nilainilai kehidupan bernegara dan pemerintahan sejak saat itu
haruslah berdasarkan pada Pancasila, namun berdasrkan
kenyataan, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila tersebut telah
dipraktikan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan kita
teruskan sampai sekarang.
Rumusan Pancasila yang dijadikan dasar negara Indonesia

seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah:
1.
Ketuhanan Yang Maha Esa.
2.
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.
Persatuan Indonesia.
4.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan.
5.
Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Kelima sila tersebut sebagai satu kesatuan nilai kehidupan
masyarakat Indonesia oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) dijadikan Dasar Negara Indonesia.
B.

Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


Dalam pengertian ini, Pancasila disebut juga way of life,
weltanschaung,
wereldbeschouwing,
wereld
en
levens
beschouwing, pandangan dunia, pandangan hidup, pegangan
hidup dan petunjuk hidup. Dalam hal ini Pancasila digunakan
sebagai petunjuk arah semua semua kegiatan atau aktivitas
hidup dan kehidupan dalam segala bidang.
Hal ini berarti bahwa semua tingkah laku dan tindakn pembuatan
setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan
pencatatan dari semua sila Pancasila. Hal ini karena Pancasila
Weltanschauung merupakan suatu kesatuan, tidak bisa
dipisahkan satu dengan yang lain, keseluruhan sila dalam
Pancasila merupakan satu kesatuan organis.
C.

Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia


Pancasila sebagai falsafah negara (philosohische gronslag)
dari negara, ideology negara, dan staatside. Dalam hal ini
Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan atau
penyenggaraan negara. Hal ini sesuai dengan bunyi pembukaan
UUD 1945, yang dengan jelas menyatakan :
“……..maka sisusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu udang-undang dasar negara Indonesia yang
terbentuk dalam suat susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada…..”
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Indonesia
mempunyai beberapa fungsi pokok, yaitu:
1.
Pancsila dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD
1945 dan yang pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari
segala sumber hukum atau sumber tertib hukum. Hal ini tentang
tertuang dalam ketetapan MRP No. XX/MPRS/1966 dan ketetapan
MPR No. V/MP/1973 serta ketetapan No. IX/MPR/1978.
merupakan pengertian yuridis ketatanegaraan.

2.

Pancasila sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada
umumnya (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat
sosiologis).
3.
Pancasila sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan caracara dalam mencari kebenaran (merupakan pengertian Pancasila
yang bersifat etis dan filosofis).

1.1.2 Makna Sila Ke 5 Dalam Bernegara
Nilai yang terkandung dalam sila keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia di dasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, serta Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang
merupakan tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama.
Maka di dalam sila kelima tersebut terkandung nilai keadilan
yang harus terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan
sosial ). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat
keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia
dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia

dengan masyarakat, bangsa dan negaranya, serta hubungan
manusia dengan Tuhannya.
Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud
dalam hidup bersama adalah meliputi keadilan distributif, yaitu
suatu hubungan keadilan antara Negara terhadap warganya ,
dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam
bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan,
bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup bersama yang
didasarkan atas hak dan kewajiban. keadilan legal (keadilan
bertaat) yaitu suatu hubungan keadilan antara warga Negara
terhadap Negara dan dalam masalah ini pihak wargalah yang
wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam Negara.keadilan
komutatif yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu
dengan lainnya secara timbal balik.
Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan soaial bagi
seluruh rakyat Indonesia yang sesuai dengan sifat pancasila
sebagai ideologi terbuka , diharapkan kesejahteraan lahir dan
batin yang berkeadilan soaial bagi seluruh rakyat Indonesia


tanpa kecuali bisa terwujud. Kesejahteraan harus dapat
dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat dan merata di seluruh
daerah. Sikap dan perilaku positif menjunjung tinggi nilai-nilai
keadilan keadilan social antara lain:
a)
Mengembangkan sikap gotong royong dan kekeluargaan
dengan lingkungan masyarakat sekitar.
b)
Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat
merugikan kepentingan orang lain/umum, seperti mencoret-coret
pagar/tembok sekolah atau orang lain, merusak sarana umum,
dll.
c)
Suka bekerja keras dalam memecahkan atau mencari jalan
keluar (solusi) atau masalah-masalah pribadi, masyarakat,
bangsa, dan Negara.
d)
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan social melalui karya
nyata, seperti melatih tenaga produktif untuk terampil dalam

sablon, perbengkelan, teknologi tepat guna, membuat pupuk
kompos, dll.
jaminan untuk mencapai taraf hidup yang layak dan terhormat
sesuai dengan kodratnya, dan menempatkan nilai demokrasi
dalam bidang ekonomi dan sosial.

1.1.3 Kemiskinan
Kemiskinan adalah
keadaan
di
mana
terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah
global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif
dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi
moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari

sudut ilmiah yang telah mapan, dll.
Kemiskinan dipahami
utamanya mencakup:


dalam

berbagai

cara.

Pemahaman

Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup
kebutuhan pangan sehari-hari, sandang,
perumahan,
dan
pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami

sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan

dasar.

Gambaran
tentang
kebutuhan
sosial,
termasuk keterkucilan
sosial,
ketergantungan,
dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal
ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial
biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada
bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah
diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.

BAB II
Permasalahan Yang Berkembang
2.1 Permasalahan Aktual
Pemerintah fokus untuk segera menyelesaikan kemiskinan di
negara ini. Tercatat, saat ini jumlah orang miskin di Indonesia
sangat tinggi, bahkan setara dengan jumlah penduduk Malaysia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang
Brodjonegoro mengatakan, saat ini jumlah penduduk Indonesia
sekitar 250 juta. Dari jumlah tersebut, sekitar 10 persen atau 26
sampai 27 juta berstatus hidup di bawah garis kemiskinan.
Menurut dia, saat ini pemerintah sedang gencar mengentaskan
kemiskinan, dengan membuat berbagai program. Namun,
langkah pemerintah tentunya tidak bisa sendirian, sebab
membutuhkan dukungan peran berbagai pihak termasuk

masyarakat.
"Pemerintah tidak mungkin sendiri agar kemiskinan dapat
diatasi, ekonomi didorong dulu tapi paling berat ada kemiskinan
kronis ini mengangkatnya perlu kemampuan lebih," kata dia.
Bambang menilai, Indonesia memiliki kelebihan pada
masyarakat yang masih memiliki jiwa sosial dan ikatan yang
kuat untuk saling menolong golongan miskin, dengan ini
kemiskinan juga bisa teratasi.
"Sebetulnya Indonesia punya kelebihan dibanding barat. Kita
tahu barat individualis kehidupannya, tapi untuk kemiskinan
punya perhatian lebih. Keunggulan kita bukan individualis, kita
masyarakat lebih sosial, kuat ikatan keluarganya. Harusnya bisa
menggunakan itu mengurangi kemiskinan di sekitar kita,
maupun seluruh Indonesia," tutup Bambang.

2.2 Permasalahan Faktual

Sementara itu, secara riil, upah buruh tani menurun 1,34%
menjadi Rp 39.045 per hari di bulan Maret 2015 dibandingkan
dengan September 2014 (Rp 38.522 per hari).
Pada umumnya, wilayah-wilayah di bagian Timur Indonesia
(berlokasi jauh dari pusat-pusat ekonomi utama) terus memiliki
angka kemiskinan yang lebih tinggi, dalam konteks relatif.
Persentase kemiskinan relatif tertinggi terjadi di Maluku & Papua
yaitu 22,04% dari jumah penduduk lokal. Sementara itu, dalam
konteks absolut, jumlah penduduk miskin terbanyak berada di
pulau Jawa, pulau paling padat penduduk di Indonesia, dengan
15,5 juta penduduk miskin. Menarik pula untuk dicatat bahwa
baik persentase kemiskinan relatif maupun kemiskinan absolut di
wilayah pedesaan berjumlah hampir dua kali lipat dari
persentase kemiskinan di wilayah perkotaan.

BPS
menyebutkan
beberapa
alasan
yang
menjelaskan kenaikan persentase penduduk miskin di Indonesia,
negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Infasi
memang tinggi dalam dua tahun terakhir (terutama karena
beberapa penyesuaian yang dibuat dalam kebijakan bahan bakar
bersubsidi di Indonesia selama dua tahun terakhir). Antara
September 2014 sampai Maret 2015 tingkat infasi di Indonesia
berakumulasi menjadi 4,03%. Selama periode ini, harga rata-rata
beras naik 14,5%. Ini menjadi masalah besar karena penduduk
miskin Indonesia menggunakan porsi yang signifikan dari
pendapatan
mereka
yang
siap
dibelanjakan
untuk
membeli beras. Karena itu, naiknya harga beras menyebabkan
dampak negatif yang sangat besar dan mendorong sebagian dari
sekelompok besar penduduk Indonesia yang hidup sedikit di atas
garis kemiskinan ke bawah garis kemiskinan. Pada Maret 2015,
garis kemiskinan nasional Indonesia ditetapkan pada Rp 330.776
per orang per bulan.
Hal Tersebut sangatlah bertolak belakang dengan keadilan
social bagi seluruh rakyat Indonesia yang berada pada sila ke
5.hal tersbut ada factor foaktornya yang akan di jelaskan pada
bab selanjut nya.
Relative Poverty
(% of population)
Absolute Poverty
(in millions)
Gini Coefficient/
Gini Ratio

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

16.6

15.4

14.2

13.3

12.5

11.7

11.5

11.0

11.2

37

35

33

31

30

29

29

28

29

0.35

0.35

0.37

0.38

0.41

0.41

0.41

-

-

BAB III
Faktor Faktor terjadinya Permasalahan

3.1 Faktor – Faktor Internal
3.1.1 Pendidikan yang Terlampau Rendah
Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang
kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam

kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang
dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan
seseorang untuk masuk dalam dunia kerja.
3.1.2 Terbatasnya Lapangan Kerja
Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi
kemiskinan bagi masyarakat. Secara ideal seseorang harus
mampu menciptakan lapangan kerja baru sedangkan secara
faktual hal tersebut sangat kecil kemungkinanya bagi
masyarakat miskin karena keterbatasan modal dan keterampilan
3.1.3 Merajalela nya Korupsi Karena kurang Pengimplementasian
Pancasila sila ke 5
Banyak nya anggota anggota pemerintahan maupun
anggota Dewan perwakilan yang melakukan tindak pidana
korupsi.sehingga dana yang seharusnya mensejahterakan
masyarakat di pakai untuk keperluan pribadi.
3.1.4 Kurangnya penegakan hukum kepada pengedar Narkoba
Narkoba merupakan suatu zat adiktif yang bisa
menghancurkan
generasi
penerus
dan
mensenjangkan
kehidupan masyarakat.masyarakat pecandu akan melakukan
apa saja untuk bisa merasakan kembali zat adiktif tersebut
3.1.5 Kondisi Keterisolasian
Banyak penduduk miskin secara ekonomi tidak berdaya
karena terpencil dan terisolasi. Mereka hidup terpencil sehingga
sulit atau tidak dapat terjangkau oleh pelayanan pendidikan,
kesehatan dan gerak kemajuan yang dinikmati masyarakat
lainnya.

3.1.6 Keterbatasan Modal
Seseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal
untuk melengkapi alat maupun bahan dalam rangka menerapkan
keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk
memperoleh penghasilan.
3.1.7 Pemerintah lebih mementingkan jumlah lulusan dari pada
kualitas lulusan

Pemerintah hanya mementingkan quantitas lulusan
sedangan pendidikan moral,dan kualitas individu nya sendiri
berkualitas buruk.sekitar 46,7 % pengangguran di dominasi oleh
pelajar sma,Karena jumlah lulusan sma terlalu banyak dan
kurang berkualitas..
3.2 Faktor External
3.2.1 keengganan bekerja dan berusaha,
Kebanyakan pengguran dan kemiskinan di sebabkan oleh
tidak maunya bekerja karna malas,tidak mempunyai semangat
Hidup
3.2.2 kebodohan
Akibat dari Tidak merata nya pendidikan maka akan terjadi
kebodohan yang massif
3.2.3 motivasi rendah,
Banyak masyarakat miskin yang memiliki motivasi rendah
untuk mendapatkan kehidupan yang layak.Mereka hanyalah
pasrah akan nasib seakan akan kemiskinan merupakan takdir
dari sang pencipta
3.2.4 tidak memiliki rencana jangka panjang,
Mereka tidak memiliki pemikiran rentan jangka panjang.
Mereka hanya memikirkan bagaimana mereka tetap hidup untuk
esok hari,dan seterusnya
3.2.5 budaya kemiskinan
Mereka beranggapan bahwa kemiskinan yang ia memiliki
merupakan turunan dari nenek moyang mereka sehingga
mereka tidak berupaya untuk memperbaiki ekonomi mereka dan
beranggapan itu merupakan sudah takdir dari yang maha kuasa

BAB IV
Pendekatan Teori

4.1 Hubungan Pancasila sila ke-5 dengan Kemiskinan
Kemisikinan terjadi bisa Karena pemerintah tidak
mengamalkan nilai Pancasila sila ke 5 yaitu Keadilan Sosial Bagi
seluruh rakyat Indonesia.sebagian dari mereka lebih
memperkaya diri mereka sendiri dengan korupsi,Atau pun
mereka tidak korupsi akan tetapi mereka memilih untuk berdiam
diri melihat kemiskinan merajalela

BAB V
Analysis

4.1 Hubungan Pancasila sila ke-5 dengan Kemiskinan
Kemisikinan terjadi bisa Karena pemerintah tidak
mengamalkan nilai Pancasila sila ke 5 yaitu Keadilan Sosial Bagi
seluruh
rakyat
Indonesia.sebagian
dari
mereka
lebih
memperkaya diri mereka sendiri dengan korupsi,Atau pun
mereka tidak korupsi akan tetapi mereka memilih untuk berdiam
diri melihat kemiskinan merajalela Para pemimpin tersebut
hanyalah memakan gajih buta,seakan akan masa pemimpinan
nya hanyalah seperti Auto Pilot.Yaitu membiarakan semua terjadi
tanpa di lakukan nya action untuk mengatasi masalah tersebut.

Angka Kemiskinan di Jawa Barat

Angka Pertumbuhan penduduk jawa barat

Dapat di lihat bahwa Kemiskinan terus menurun akan tetapi
pertumbuhan penduduk teruslah bertumbuh,sedangkan tingkat
korupsi di jawabarat menurut website Kemendagrri berada di
peringkat pertama termasuk pungutan liar dan lain lain.

5.1 Pemecahan masalah
5.1.1 Dengan Mengalakan undang undang mengatur
pemberantasan Korupsi
Belakang ini pemerintah sedang menggalakan
pemberantasan korupsi hingga ke akar akar nya
5.1.2 Pembentukan OTT(Oprasi Tangkap tangan)
Presiden Jokowi Membentuk Sebuah badan anti pungutan liar