Manusia menurut Sains dan AL Quran

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Tahap perkembangan manusia dapat diketahuai dari dua sudut pandang yang berbeda
namun saling terkait satu sama lain. Dua sudut pandang tersebut yaitu menurut Sains dan AlQur’an. Dikaji dari sudut pandang Sains yang menggambarkan proses perkembangan
manusia secara bertahap. Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah
menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organorgan jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan "saripati berasal
dari tanah" sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan
yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses
metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian
hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki)
dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk
manusia yang sempurna.

1.2 Rumusan Masalah
1.
2.

3.

Apa definisi manusia menurut Sains dan Al-Qur’an?
Bagaiman proses reproduksi manusia menurut Sains dan Al-Qur’an?
Bagaimana tahap-tahap perkembangan manusia menurut Sains dan Al-Qur’an?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi manusia menurut Sains dan Al-Qur’an.
2. Untuk mengetahui proses reproduksi manusia menurut Sains dan Al-Qur’an.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan manusia menurut Sains dan AlQur’an.

BAB II
PEMBAHASAN
1

2.1

Definisi manusia menurut Sains dan Al- Qur’an

Manusia dalam ilmu sains adalah Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami,

mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala
yang bersifat istimewa dan mulia.
Manusia dalam perspektif Islam adalah makhluk yang paling sempurna dibandingkan
dengan makhluk-makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Prof. Abbas Mahmud El-Aqqad dalam
bukunya “Haqaiqul Islam Qa Abathilu Khusumihi” telah merumuskan pandangan Al-Qur’an
tentang manusia dengan amat baik sekali. Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah,
beliau mendefinisikan manusia sebagai berikut: “Manusia adalah makhluk yang bertanggung
jawab, yang diciptakan dengan sifat-sifat ketuhanan”.
Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna dan luar biasa kompleks, yang
diciptakan secara bertahap, yang terdiri atas dimensi jiwa dan raga, jasmani dan rohani,
sehingga memungkinkannya untuk menjadi wakil Allah di muka bumi.

2.2

Proses reproduksi manusia menurut Sains dan Al-Qur’an

Dari sudut pandang reproduksi, manusia berkembang secara bertahap. Proses awal
penciptaan manusia berlangsung dengan adanya pembuahan (fertilisasi). Ketika sperma pria
bergabung dengan sel telur wanita, maka inti sari bayi yang akan lahir itu terbentuk. sel
tunggal yang dikenal sebagai “zigot” dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang biak

dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”. Tentu saja, hal ini hanya
dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara bertahap
pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits
yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah
seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan :
"Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7
M itu". Selain itu beliau juga mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak
mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup
manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin
betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh
Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang
perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum
ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh sebelumnya Al Qur’an telah menegaskan
dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah)
menentukan sifat-sifat dan nasibnya."

Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama
embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding
abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di

dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang
menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang
dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :

2

."..Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput
yang menutup anak dalam rahim)..."(QS. Az Zumar (39) : 6).

2.3

Tahap-tahap perkembangan manusia menurut Sains dan Al-Qur’an

Williams P., penulis buku "Basic Human Embryology" menyebutkan bahwa
kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan, yakni pre-embrionik (dua setengah minggu
pertama), embrionik (sampai akhir minggu kedepalan), dan janin (dari minggu kedelapan
sampai kelahiran). Inilah tiga kegelapan yang dimaksud oleh Allah SWT dalam ayat tersebut.
Fase-fase tersebut mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan
seorang bayi. Lebih jelasnya, ciri-ciri tahap perkembangan bayi dalam rahim sebagai berikut:

a) Fase Pre-embrionik
Pada fase pertama, zigot (sel yang terbentuk sebagai hasil bersatunya dua sel yang
telah masak) tumbuh membesar melalui pembelahan sel. Lalu, terbentuklah segumpalan sel
yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Sel-sel penyusunnya pun mengatur
diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan. Di sinilah tahapan pertama dimulai. Awal
penciptaan manusia adalah dari nuthfah (setetes atau sejumlah kecil air).
Melalui hubungan ini, zigot yang semakin besar, sel-sel penyusunnya mampu
mendapatkan zat-zat penting dari sang ibu bagi pertumbuhannya. Pada tahap ini, satu
keajaiban penting dari al-Qur’an terungkap. Ketika merujuk pada zigot yang sedang tumbuh
dalam rahim ibu, Allah SWT menggunakan kata “’alaq” dalam al-Qur’an:

ْ
َ ِ ‫سم ِ َرب‬
(1)َ‫خلَق‬
َ ‫ك الَذِي‬
ْ ‫اقْ َرأ بِا‬
َ ْ ‫م‬
( 2) ‫ق‬
َ
ِ ‫ن‬

َ ‫سا‬
َ ْ ‫خلَقَ انإ‬
ٍ ‫ن عَل‬
َ ُ ‫اقْ َرأ ْ َو َرب‬
(3)‫م‬
ُ ‫ك اكأ ْ َر‬
Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhan-mu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mulah Yang Maha
Pemurah” (QS. al-‘Alaq: 1-3).
Arti kata “’alaq” dalam bahasa Arab adalah “sesuatu yang menempel pada suatu
tempat”. Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel
pada tubuh untuk menghisap darah. Tentunya, penggunaan kata yang demikian tepat untuk
zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu, membuktikan bahwa al-Qur’an merupakan
wahyu dari Allah SWT; Tuhan Semesta Alam.

b) Fase Embrionik
Fase kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini, bayi disebut
sebagai ”embrio”. Pada fase ini organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisanlapisan sel tersebut. Tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim ibu. Disebutkan dalam
ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, tulang-tulang terbentuk lebih dahulu, kemudian
terbentuklah otot yang membungkus tulang-tukang tersebut. Misalnya, dalam al-Qur’an surat

al-Mu’minun ayat 12-14:
3

(12)‫ين‬
َ َ ‫وَل‬
َ ْ ‫قد‬
ِ ٍ‫سللَة‬
ِ ‫ن‬
َ ‫سا‬
ُ ‫ن‬
َ ْ ‫خلَقْنَا انإ‬
ْ ‫م‬
ْ ‫م‬
ٍ ِ‫ن ط‬
(13)‫ين‬
َ ْ ‫جعَلْنَاهُ إُط‬
ً ‫ف‬
َ ‫م‬
َ ٍ‫ة فِي قَ َرار‬
َ ُ‫ث‬

ٍ ِ ‫مك‬
‫ة‬
َ َ ‫خلَقْنَا الْعَل‬
َ َ ‫ة عَل‬
َ ْ ‫خلَقْنَا النُط‬
َ َ‫ة ف‬
َ ‫م‬
ً َ ‫ضغ‬
َ ‫ق‬
ً ‫ق‬
َ ‫ف‬
ْ ‫م‬
ُ ‫ة‬
َ ُ‫ث‬
‫ما‬
‫مل‬
َ َ‫ف‬
ِ ‫ة‬
َ َ ‫ضغ‬
ْ َ (14)

ْ ‫م‬
َ ‫سوْإَا الْعِظَا‬
َ َ ‫ما فَك‬
ً ‫ح‬
ً ‫عظَا‬
ُ ْ ‫خلَقْن َا ال‬
ْ ‫شأ‬
َ ‫ك اللَه أ‬
َ ‫ثُم أ‬
ْ
َ
َ
َ
‫ن‬
‫س‬
‫ح‬
‫ار‬
‫ب‬
‫ت‬
‫ف‬

‫ر‬
‫خ‬
‫آ‬
‫ا‬
‫ق‬
ً
‫ل‬
‫خ‬
‫ه‬
‫ا‬
‫إ‬
‫إ‬
َ
َ
َ
َ
ْ
ُ
َ
ُ َ ْ ُ

َ َ
َ
‫ين‬
َ ْ ‫ال‬
ِ ِ ‫خال‬
َ ‫ق‬
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan di makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, pencipta yang paling
baik” (QS. Al-Mu’minun: 12-14).
Fase embrionik meliputi proses `alaqah, mudghah, `izhaam, dan kisaa al-`izhaam bil
laham.
Fase tersebut telah dibuktikan secara ilmiah dalam dunia ilmu pengetahuan. Salah
satu ilmuwan yang menjelaskan hal tersebut adalah Prof. Keith Moore (ahli embriologi
Amerika). Ia menjelaskan tahapan pertumbuhan tersebut dalam bukunya "The Developing
Human". Bahkan, Moore juga melengkapi penjelasannya dengan gambar-gambar yang
semakin memperkuat pendapatnya dan mempermudah untuk dipahami.
Moore memulai penjelasannya dengan tahap `alaqah. Kata `alaqah memiliki tiga
makna, yakni 'lintah', 'sesuatu yang tergantung', dan 'segumpal darah'.
Ketika membandingkan lintah air tawar dengan embrio pada tahap `alaqah, Prof.
Moore menemukan kesamaan yang banyak pada keduanya. Ia berkesimpulan bahwa embrio
selama tahap `alaqah, mendapatkan penampakan yang sangat mirip dengan lintah. Prof.
Moore lantas menempatkan sebuah gambar embrio dan lintah bersebelahan (lihat gambar di
bawah ini).

[Perbandingan antara embrio manusia (A) dengan lintah (B)]
Kedua, `alaqah bermakna sesuatu yang tergantung. Yakni, dapat kita lihat pada
penempelan embrio di uterus (rahim) selama tahap `alaqah (lihat gambar di bawah ini).

4

[Dapat dilihat gambar embrio yang bergantung di rahim ibu pada tahap `alaqah]

[Tanda panah (B) menunjukkan embrio yang bergantung di rahim ibu pada tahap
`alaqah]
Ketiga, `alaqah bermakna 'segumpal darah'. Moore menjelaskan embrio selama tahap
`alaqah mengalami peristiwa internal, seperti pembentukan darah pada pembuluh tertutup
sampai siklus metabolisme selesai di plasenta. Selama tahap `alaqah, darah ditangkap di
dalam pembuluh tertutup. Inilah alasan mengapa embrio memiliki penampakan seperti
gumpalan darah.
Setelah tahap `alaqah, embrio masuk ke tahap mudghah (struktur bekas kunyahan).
Untuk membuktikannya, Moore sengaja menngunyah permen karet dan kemudian
membandingkan hasil kunyahannya dengan embrio pada tahap tersebut. Hasilnya? Lihatlah
pada gambar di bawah ini.

5

[Perbandingan antara gambar embrio pada tahap mudghah (A) dan permen karet
bekas kunyahan (2)]
Di samping itu, Dr. Maurice Bucaille (seorang ahli bedah berkebangsaan Prancis)
juga menjelasakan perkembangan taham embrio secara detail dalam bukunya "Asal Manusia
Menurut Bibl, Al-Qur`an, dan Sains". Dalam buku tersebut ia menjelaskan, pada tahap ini
embrio disebut di dalam Al-Qur`an denga kata al-mu`llaqah (sesuatu yang bergantung).
Menurutnya, Al-Qur`an menjelaskan tahap tersebut berbentuk seperti daging yang digulunggulung. Kemudian, embrio terus tampak demikian sampai kira-kira hari kedua puluh.
Selanjutnya, embrio mulai secara bertahap mengambil bentuk manusia sehingga jaringanjaringan tulang dan tulang-belulangnya mulai tampak dalam embrio tersebut. Kemudian,
otot-otot pun mulai terbentuk di dalamnya. Itulah penjelasan Dr. Maurice yang mengutip
salah satu ayat dalam Al-Qur`an:
"Kami jadikan mudghah (segumpal darah), lalu mudghah itu kami jadikan `izhaam
(tulang-belulang) lalu `izhaam itu kami bungkus dengan lahma (daging atau otot), kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang lain (janin)."(QS. Al-Mu`minuun: 14)
Dua tipe daging yang ada pana manusia diberi dua nama berbeda di dalam Al-Qur`an.
Pertama, segumpal daging disebut sebagai mudghah. Kedua, daging yang masih utuh
ditunjukkan oleh kata laham yang memang menguraikan secara tepat bagaimana rupa otot.
c) Fase Fetus Atau Janin
Pada fase ketiga, bayi disebut sebagai fetus. Fase tersebut dimulai sejak kehamilan
bulan kedelapan hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan tersebut adalah terlihatnya fetus
menyerupai manusia. Terutama bagian wajah, kedua tangan, dan kakinya. Meskipun pada
awalnya memiliki panjang 3 cm, semua organnya telah nampak. Kemudian, tahap tersebut
berlangsung selama kurang lebih 30 minggu dan berlanjut hingga minggu kelahiran. Inilah
proses yang disebut oleh Allah SWT sebagai an-nasy`a (formasi pembentukan janin yang
jelas).
Tahap ketiga ini berakhir hingga saat melahirkan tiba, yaitu pada usia kehamilan
kurang lebih 9 bulan 10 hari. Sebab, dalam dunia kedokteran, waktu yang tepat untuk
melahirkan adalah usia kehamilan 37 - 40 minggu.
Perkembangan janin tersebut juga telah dijelaskan dalam Al-Qur`an. Di dalamnya,
Allah SWT menyebutkan tahap penciptaan manusia itu dimulai dari tanah yang telah
berbentuk sari pati sperma. Kemudian, Allah SWT meniupkan roh dan memberikan alat indra
dan hati. Allah SWT berfirman:
"Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan
manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina
(sperma). Kemudian, Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam
(tubuh)-nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagimu, (tetapi) sedikit
sekali kamu bersyukur."(QS. As-Sajdah: 7 - 9)
Ayat tersebut menegaskan bahwa manusia dianugerahi pendengaran, penglihatan, dan
hati untuk melihat dan memahami ayat-ayat Allah SWT. Ketiga organ tubuh tersebut
merupakan nikmat Allah SWT yang begitu besar bagi manusia. Roh yang ditiupkan Allah
SWT inilah yang membuat semua organ manusia hidup.
Di samping itu, suata di dunia luar yang akan didengar oleh bayi yang belum lahir,
juga telah diperhitungkan dalam pembentukan seorang manusia dalam rahim. Di dalam rahim
seorang ibu, manusia dianugerahi telingan yang akan mendengarkan segala suara. Itulah saat
pembentukan sel-sel alat penerima suara terbaik di dunia.

6

Semua uraian tersebut mengingatkan kita bahwa penglihatan dan pendengaran adalah
nikmat besar yang Allah SWT berikan kepada kita. Allah SWT berfirman:
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu
bersyukur."(QS. An-Nahl: 78)
Kemudian, Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam
"
(tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu, (tetapi) sedikit
sekali kamu bersyukur."(QS. As-Sajdah: 9)

BAB III
PENUTUP
Dalam pertumbuhan dan perkembangan individu disetiap fasenya ada prose yang
sistematik, progresif dan berkesinambungan. Allah menjelaskan bagaimana proses individu
tumbuh dan berkembang menjalani fase demi fase kehidupannya sebagaimana dalam firman
Allah QS. Al-Mu'min (40):67 : Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna bila
dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada
manusia, manusia berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, baik perubahan dalam
segi fisiologis maupun perubahan-perubahan dalam segi psikologis. Di dalam al-Quran juga
menjelaskan gambaran penciptaan manusia secara detail dan perkembangan manusia pada
fase yang berbeda. Informasi mengenai perkembangan bayi dalam rahim ibu, baru didapatkan
setelah serangkaian pengamatan dengan peralatan modern. Namun, sebagaimana fakta ilmiah
lainnya, informasi ini disampaikan dalam ayat-ayat al-Qur’an dengan cara yang luar biasa.
Fakta bahwa, informasi yang begitu terperinci dan akurat diberikan dalam al-Qur’an pada
saat bidang kedokteran masih primitif. Hai ini merupakan bahwa, al-Qur’an bukanlah ucapan
manusia, melainkan firman Allah SWT.
7

DAFTAR PUSTAKA
 Abdul Latif PROSES REPRODUKSI MANUSIA NENURUT AL-QUR’AN DAN
SAINS (Kajian Surat al –Mu’minun Ayat 12-14 dan Surat al-Isra’ Ayat 70).htm
 Drs. M. Noor Matdawam, Manusia, Agama, dan Kebatinan
 Yahya, Harun, 2007, al-Qur’an dan Sains; Memahami Metodologi Bimbingan alQur’an bagi Sains. Bandung: Dzikra.
 http://www.helfia.net/3/category/embrio%20manusia/1.html
 http://www.al-habib.info/review/al-quran-perkembangan-embrio-manusia.htm
 Buku karya Muhammad Fakhrurrozi, M. Psi, Psi "The Secret of Kematian"

8

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1

Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2

Rumusan Masalah..................................................................................... 1

1.3

Tujuan....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
2.1

Definisi manusia menurut Sains dan Al- Qur’aan............................2

2.2

Proses reproduksi manusia menurut Sains dan Al-Qur’aan..........2

2.3 Tahap-tahap perkembangan manusia menurut Sains dan AlQur’aan............................................................................................................ 3
a)

Fase Pre-embrionik................................................................................ 3

b) Fase Embrionik...................................................................................... 4
c)

Fase Fetus Atau Janin............................................................................. 6

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 8
3.1

Kesimpulan............................................................................................... 8

3.2

Saran......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 9
DAFTAR ISI........................................................................................................... 10

9

10