KURIKULUM PEMBELAJARAN AL QURAN dan AL H

KURIKULUM PEMBELAJARAN AL QUR’AN dan AL HADIST di SEKOLAH
Rani Arsita Nurrohimah
Institut Agama Islam Negri Kota metro
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 15A Iringmulyo - Metro
E-mail:raniarsitanr@gmail.com
Abstrak
Berbicara tentang Kurikulum adalah suatu alat untuk mencapai tujuan dimana tujuan itu
diharapkan untuk mencapai suatu kegiatan yang diinginkan agar tercapainya tujuan
pendidikan setelah meluluskan sekolah. Dalam pendidikan islam dapat dipahami
bahwasannya pendidikan agama islam memiliki ciri keagamaan yang didalamnya terdapat
mata pelajaran Al Qur‟an Hadist, aqidah akhlak, dan seterusnya.
Telah kita ketahui bersama bahwasannya ketika pada masa proses pendidikan agama
islam ini sesungguhnya bertujuan untuk menjadikan peserta didik agar berilmu, berdaya guna
tinggi untuk kemajuan negara kita, berpengetahuan luas, beriman, bertaqwa, serta dapat
menjadi pribadi yang lebih baik. Maka dari itu sangatlah penting adanya kurikulum
Pendidikan Agama Islam dimana ia dapat menekankan kepada peserta didik supaya dapat
mendalami dan memahami pembelajaran Agama Islam yang memang seharusnya untuk
mempelajarinya dengan sebaik-baik mungkin. Karena apabila peserta didik tidak dibekali
dengan mata pelajaran agama islam maka ia akan menyimpang.
Kata kunci: kurikulum, pendidikan agama, pendidikan umum
Abstrack

Talk about the curriculum is a means to an end where the purpose is expected to
achieve a desired activity in order to achieve the goals of education after graduate school. In
islamic education can be understood bahwasan nya islamic religious education is
characterized by religious subjects in which there are Al Qur’an hadith aqidah morals etc.
As may be known ber same her bahwasan in the process of islamic religious
education aims to make students knowledgeable high efficien for the beterrment of our
country is knowledgeable faithful and devoted, and can be a good person. Therefore it is
important to have an Islamic education where he can emphasizeto learners to gain insight
and understanding islamic religious learning that is required to learn it with the best of
possible. Because if the students are not provided with Islamic religious subjects he will
deviate.
Keywords: curriculum, religious education public education
A.

Pendahuluan
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam kurikulum harus berdasarkan Al Qur‟an

dan Hadist. Karena Al Qur‟an dan Hadist merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang wajib diberikan kepada anak-anak sekolah mulai dari sekolah dasar
hingga perguruan tinggi, karena pada zaman sekarang banyak sekali anak-anak sekolah yang

menyimpang terhadap ajaran Al Qur‟an dan Hadist. Maka dari itu dengan adanya mata
pelajaran Al Qur‟an dan Hadist dapat membantu atau dapat memberikan kepada peserta didik
agar dapat dengan mudah memahami isi kandungan Al Qur‟an, mengamalkan ajaran yang
terdapat didalam Al Qur‟an maupun Hadist, dapat menghafal ayat-ayat Al Qur‟an, sehingga

dapat membaca yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan ilmu-ilmu tajwid. Selain itu Al
Qur‟an juga menjadi sumber ajaran bagi seluruh umat muslim didunia agar tidak tersesat dan
senantiasa selalu tetap berada dijalan yang lurus selama ia berpegang teguh kepada Al Qur‟an
dan Hadist.
Agar dapat menjadi pribadi muslim yang baik, maka diadakannya pengetahuan dan
pemahaman Al Qur‟an dan Hadist. Pengetahuan dan pemahaman itulah dapat dipelajari
dipembelajaran Al Qur‟an dan hadist. Telah kita ketahui bersama bahwasannya kurikulum
dimadrasah telah banyak memberikan kesempatan belajar agama dari pada kurikulum
disekolah umum. Karena mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dimadrasah terbagi
menjadi beberapa bagian mata pelajaran, seperti: Al Qur‟an Hadist, sejarah kebudayaan
islam, aqidah akhlak, bahasa arab, fiqih, dan sebagainya. Oleh karena itu peserta didik dapat
dengan mudah mempelajari serta mendalami pelajaran-pelajaran tersebut.
Dalam pembelajaran Al Qur‟an dan Hadist tidak hanya didapatkan disekolah formal
tetapi dalam pendidikan non formal pun banyak yang mempelajari Al Qur‟an dan Hadist
diataranya yaitu seperti di pondok pesantren dan majelis ta‟lim. Pada pendidikan Islam non

formal seperti pondok pesantren dan majelis ta‟lim, materi-materi pokok keislaman yang
diberikan kepada peserta didik adalah murni keislamannya karena diselenggarakan oleh
masyarakat.

B.

Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis karena penelitian ini

memberikan prilaku atau tindakan kepada siswa secara langsung dan perbaikan dalam setiap
tindakan agar tercapai hasil penelitian. Lahirnya ilmu pengetahuan disebabkan kebutuhankebutuhan manusia dan berkamuan hidup berbahagia, dalam mencapai memenuhi kebutuhan
hidupnya menggunakan akal pikirannya. Dari hasil pemikiran manusia itu, maka lahirlah
beberapa ilmu pengetahuan antara lain: ilmu pertanian, perikanan, kesehatan, hukum, sosial,
bahasa, matematika, alam, tekhnologi, dan lain-lain.
Ilmu pengetahuan itu bukan musuh atau lawan dari iman, melainkan jalan yang
membimbing kearah keimanan. Dibalik alam yang nyata ini ada kekuatan yang lebih tinggi
yang mengatur dan menyusunnya serta memelihara. Pendidikan,

“pengetahuan itu,


berlawanan dengan khurafat tetapi tidak berlawanan dengan agama. Dalam kebanyakan ilmu
alam sering terjadi paham yang tidak bertuhan (atheisme), tetapi pengetahuan yang sehat dan
mendalami kenyataan, bebas dari paham yang demikian itu. Ilmu alam tidak bertentangan
dengan agama, mempelajari ilmu itu merupakan ibadah secara diam dan pengakuan yang

membisu tentang keindahan sesuatu yang kita selidiki dan kita pelajari, serta pengakuan
tentang penguasaan dan penciptanya. Mempelajari ilmu pengetahuan itu pasti (memuji
Tuhan) tapi bukan ucapan, melainkan tasbih berupa alam dan menolong bekerja, pengetahuan
ini bukan mengatakan mustahil akan memperoleh sebab yang pertama, yaitu “Allah”.
Dalam metode penelitian ini yaitu tentang analisis yang mana penulis mengutarakan
apa yang dipahami banyak yang didapat dalam membaca fakta atau kejadian yang dilakukan
untuk memahami hal ini penulis mengutarakan bagaimana cara mengeanalisis fakta dengan
teori yang yang berlangsung disini banyaknya yang berlaku dalam perkembangan kurikulum
khususnya indonesia ini banyak yang dilakukan dalam pembelajaran peserta didik untuk
memahami tentang hadis atau sekolah yang berbasis islam yang mana pada dasarnya
kurikulim banyak di rubah-rubah dalam mewujudkan apa yang diharapkan bangsa yaitu agar
peserta didik tidak kalah saing dengan dunia luar yang mana dalam pembejaraan mereka
maju pesat.

C.


Ranah pembahasan

1.

Kurikulum Pembelajaran
Sebelum membahas lebih jauh maka kita terlebih dahulu mengetahui apa itu dari

kurikulum, dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, kurikulum menempati posisis penting.
Secara definitif, kurikulum diartikan sebagai rencana program pengajaran atau pendidikan
yang akan diberikan kepada anak didik. Berbeda dari anggapan umum, kurikulum sebenarnya
meliputi rencana kegiatan ekstra-kurikuler, termasuk di dalamnya adalah filosofi pendidikan
yang dianut oleh lembaga pendidikan tersebut.1 penerapan kurikulum yang dirancang dan
disusun dengan mengutamakan bebagai pengalaman belajar yang mencapai berbagai
pengetahuan sehingga pembelajaran dapa lebih bermakna. Tujuan kurikulum ialah
menyatukan dua komponen antara ilmu umum dan ilmu agama.
Kurikulum merupakan sekumpulan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus,
RPP, mata pelajaran, guru dan peserta didik. Sebelum guru melaksanakan tugasnya sebagai
mengajar maka guru harus menyiapkan terlebih dahulu pembelajaran yang akan diajarkan
kepada siswanya atau yang sering disebut RPP. Dalam kemampuan mengelola pembelajaran

terlebih dahulu guru harus membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sehingga
proses pembelajaran berjalan dengan baik Kemudian guru sebagai pengajar harus dapat
melaksanakan pembelajaran dan membantu siswa yang sedang berkembang untuk
Ida Fiteriani, M. Pd, „Analisis Model Integrasi Ilmu dan Agama Dalam Pelaksanaan Pendidikan di
Sekolah Dasar Islam Bandar Lampung‟, Terampil, 2, Nomor 2 (2014), 12.
1

mempelajari yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi
standar yang dipelajari.2
Materi pelajaran yang disiapkan ialah untuk peserta didik seharusnya diperluas terlebih
dahulu didalam silabus, agar dapat jelas yang direncanakan sesuai dengan target dan
pencapaian yang diinginkan.
Faktor penting dalam pendidikan ialah kurikulum. Karenanya sangat penting dalam
melaksanakan proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan. Mata pelajaran yang harus
diketahui dan dihayati oleh anak didik harus ditetapkan dalam kurikulum. 3
Dalam pembuatan RPP guru haruslah mampu membuatnya dengan baik sehingga
dalam proses pembelajaran dikelas siswa dapat menerima pelajaran dengan mudah yang
disampaikan oleh guru. Sebagai pengajar disekolah maka guru tersebut telah memberikan
ilmu pengetahuan kepada peserta didik baik itu ilmu pengetahuan agama maupun ilmu
pengetahuan umum. Ketika guru sedang, sesudah, atau sebelum ia mengajar baik disekolah

maupun diluar sekolah maka guru harus bisa menjadi contoh bagi anak didiknya dengan
mempunyai sifat-sifat seperti nabi, karena manusia sebagai mahluk yang suka mencontoh,
murid sebagai manusia ia pun suka meniru guru sebagai contoh yang baik bagi siswanya.
Ketika proses pembelajaran akan dilaksanakan maka guru harus mengetahui kemampuankemampuan peserta didik. guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik haruslah
disesuaikan dengan RPP atau silabus yang telah dibuat. Karena karakter siswa berbeda-beda
ada yang mudah menangkap pelajaran dan ada yang sulit dalam memamahi pelajaran, oleh
karena itu guru dituntut untuk membimbing peserta didik dengan tulus dan baik hati. Selain
itu, dalam proses pembelajaran Al Qur‟an dan Hadist guru juga harus banyak menggunakan
metode seperti: peralatan media dan alat-alat pembelajaran yang lainnya supaya pada proses
pembelajaran tersebut menarik sehingga siswa dapat dengan mudah memamahami pelajaran
Al Qur‟an dan Hadist. Guru juga harus mempunyai pribadi yang baik yang dapat disenangi
oleh peserta didiknya, apabila peserta didik sudah merasa senang terhadap gurunya maka
siswanya akan rela memperhatikan gurunya dalam menyampaikan materi sehingga siswa
tersebut dapat dengan mudah memahami materi yang telah disampaikan oleh gurunya. Hal
ini lah yang dapat membantu dalam proses kegiatan pembelajaran bagi siswa.
Manajemen mutu pembelajaran merupakan sarana yang memungkinkan para
profesional pendidik dapat beradaptasi dengan “kekuatan perubahan” yang memukul sistem
Tasnim Idris dan Elva Mahyuni, „Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Al Qur‟an Hadist di
Min Rukoh Darussalam Banda Aceh‟, Jurnal Pionir, 1 No 1 (2013), 6.
3

Muhammad Aqil Azizy, „Liberalisasi Kurikulum Pendidikan (Studi Kritis Buku-Buku Pelajaran
Sekolah)‟, Jurnal At-Ta’dib, 9, No. 2, (2014), 229.
2

pendidikan bangsa kita. Penegtahuan yang diperlukan untuk memperbaiki sistem pendidikan
kita sebenarnya sudah ada dalam komunitas pendidikan kita sendiri.4
Pendidikan yang bagus dapat dibentuk dengan adanya pendidik dan peserta didik yang
bisa bekerja sama dalam proses pembelajaran yang benar. Hal ini merupakan bagian yang
sangat penting untuk dapat menerapkan pembelajaran yang baik dan benar.
Pedidikan bermutu dapat terjadi dengan adanya guru dan siswa. Dengan pembelajaran
yang aktif dan efisien maka keduanya harus saling kerjasama yang baik karena dapat
mewujudkan sekolahan yang bermutu. Sebagai guru haruslah mampu menciptakan suasana
kegiatan pembelajaran disekolah karena akan berpengaruh kepada peserta didik untuk dapat
membina, mengajarkan, serta dapat mengarahkan peserta didik dalam mencapai suatu tujuan
yang diingin kan dapat memimpin proses pembelajaran.
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat tumbuh berkembang
menjadi manusia yang utuh sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Pendidikan membantu manusia menjadi sadar terhadap peran dan tanggung jawab sehingga
senantiasa meningkatkan potensi-potensi diri untuk menghadapi tantangan dan perubahan
kehidupan.5 pendidikan ialah termasuk kedalam komponen yang sangat penting bagi siswa

karena dapat mempengaruhi mutu pendidikan. Selain belajar disekolah, buku atau sumber
bacaan lainnya peran orang tua serta anggota masyarakat juga menjadi sebuah pendidikan
yang mana ia akan menjadi panutan bagi peserta didiknya. Seorang guru pendidikan agama
islam yaitu dapat menjadikan peserta didik sebagai anak yang cerdas, terampil, dan
bertaqwa.6 karena pendidik diharapkan mampu untuk mendidik anak peserta didik nya yang
mempunyai akhlak atau karakter mulia sebagai penggerak untuk membangun karakter peserta
didik. Setiap guru tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan saja tetapi guru juga harus
mampu untuk membimbing karakter dan minat peserta didik.
Pendidikaan Islam menjadi solusi alternatif dalam menghadapi persoalan kesejahteraan
umat.7 Karena Pendidikan Islam itu kajian-kajiannya dipisahkan oleh ilmu-ilmu umum. Umat
Islam pada masa sekarang meniru perkembangan barat, oleh sebab itu maka ilmu-ilmu agama

M. Ihsan Dacholfany, „Manajemen Mutu Pembelajaran di Lembaga Pendidikan Islam‟, Akademika, 15,
No. 02 (2010), 113.
5
Heri Maulana, „Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Sekolah Alam‟, Jurnal Khasanah Ilmu, 7 No.1
(2016), 21.
6
Dedi Wahyudi dan Tuti Alafiah, „Studi Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Intelligences Dalam
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam‟, Kajian Pendidikan Islam, 8, No.2, (2016), 257.

7
Suparta, „Tantangan Pendidikan Islam Dalam Pemberdayaan Umat dan Implikasinya Terhadap
Kesejahteraan Umat‟, Akademika, 20, No. 2 (2015), 360.
4

harus dicantumkan kedalam ajaran ilmu umum agar umat Islam tidak hanya menggali ilmu
pengetahuan tetapi juga bisa mempelajari nilai-nilai ajaran Islam.
Pemilihan materi kurikulum harus mempertimbangkan kriteria yaitu: pertama, materi
kurikulum harus dipilih berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, kedua, materi kurikulum
dipilih karena dianggap berharga sebagai warisan budaya (positif) dari generasi masa lalu.
Ketiga Materi kurikulum dipilih karena berguna bagi penguasaan suatu disiplin ilmu,
keempat, materi kurikulum dipilih karena dianggap bermanfa‟at bagi kehidupan umat
manusia untuk bekal hidup dimasa kini dan masa yang akan datang, kelima, materi kurikulum
dipilih karena sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa dan kebutuhan masyarakat.
Kurikulum dapat disusun dengan memperhatikan kondisi dan keadaan siswa didaerah
tertentu. Kurikulum dipilih sesuai dengan kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat, atau dunia
kerja, dan harapan-harapan dari pemerintah.
Dengan adanya sekolah dan membuka sekolah-sekolah baru itu oleh luar negeri karena
tersenyum lepas. Bahwasannya sebuah masalah yang serius atau pengalaman buruk yang
tidak bisa ditoleransi oleh konsumen akan menyebabkan timbulnya keluhan dari konsumen.8

Kebutuhan siswa meliputi perkembangan psikologi siswa, tuntunan masyarakat dan dunia
kerja yaitu kurikulum harus dapat mengira-ngira kemajuan masyarakat yang akan datang,
sedangkan harapan pemerintah yaitu kurikulum yang dikembangkan disesuaikan dengan
kebijakan-kebijakan pemerintah pusat atau daerah. Perkembangan kurikulum diindonesia
sudah mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan. Kurikulum yang kita pakai
saat ini yaitu kurikulum 2013 yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya.
Pemelihan kurikulum 2013 ini untuk mengembangkan dokumen kurikulum, penerapan
kurikulum, dan evaluasi kurikulum. Untuk mengembangkan kurikulum tingkat nasional,
daerah, dan KTSP. Kurikulum 2013 dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai
kualitas standar nasional atau diatasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai standar
kompetensi kelulusan. Standar kompetensi kelulusan mencakup sikap, prilaku, pengetahuan,
dan keterampilan. Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan
pengetahuan untuk melaksanakan kehidupan disekolah, lingkungan dan tempat siswa berada.
Pada awalnya kurikulum hanya mengembangkan kompetensi guru namun dengan
perubahan zaman maka kurikulum harus disesuaikan dengan zaman agar tidak ketinggalan
zaman. Masing-masing kurikulum memiliki warna dan ciri khas tersendiri. Warna dan ciri
khas tiap kurikulum menunjukkan kurikulum berusaha menghadirkan sosok peserta didik
Dedi Wahyudi, Hartoyo, dan Lilik Noor Yulianti, „Analisis Kepuasan dan Loyalitas Pelaku Usaha
Terhadap Mutu Pelayanan Pengujian Alat dan Mesin Pertanian‟, Widyariset, 18, No. 2 (2015), 208.
8

yang paling pas dengan jamannya.9 Dan kurikulum itu mempunyai ciri-ciri yang berbeda
dimana masing-masing ciri-ciri tersebut menandakan bahwasannya kurikulum membentuk
jiwa peserta didik yang disesuaikan pada zamannya. Dengan kemajuan tekhnologi dan
perkembangan zaman maka kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan zaman dan
tekhnologi agar kurikulum tersebut dapat dengan mudah dalam proses pembelajaran.
Salah satu kekhasan dari kurikulum sekolah di Indonesia adalah terdapat kurikulum
agama pada semua jenjang satuan pendidikan. Hal ini diberikan karena agama memiliki
peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam
upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. 10 Ciri-ciri
kurikulum disekolah yaitu adanya kurikulum agama pada semua tingkat pendidikan. Hal ini
dikarenakan agama Islam mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Kurikulum pembelajaran Agama Islam menjadi suatu arahan untuk mewujudkan suatu
kehidupan yang damai dan sejahtera. Dengan adanya ciri-ciri tersebut untuk membedakan
kurikulum yang berbasis agama dan kurikulum yang berbasis umum.
Pembelajaran Al Qur‟an Hadits adalah segala upaya yang dilakukan dengan penuh
tanggung jawab oleh guru Al Qur‟an Hadits kepada siswa yang tersusun secara terprogram
dengan tujuan untuk mencapai proses pengajaran yang dimulai dengan

perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Proses pembelajaran
akhlak dilakukan sebagian besar dengan metode hafalan, ceramah, mencatat.11 Yang mana
pembelajaran akhlak berkaitan dengan pembelajaran Al Qur‟an Hadist yang sama-sama pada
intinya untuk mewujudkan peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia.
Perencanaan pembelajaran merupakan sekumpulan atau serangkaian suatu kegiatan
yang dikerjakan oleh sekolah agar teciptanya proses dalam belajar yang diinginkan. Karena
apabila tidak ada perencanaan dalam belajar maka guru akan merasakan sulit dalam
menentukan materi yang ingin diajarkan. Maka dari itu, sebelum guru mulai melaksanakan
tugasnya sebagai mengajar maka hendaknya guru tersebut terlebih dahulu menyiapkan apa
saja materi yang hendak diajarkan kepada siswanya. Dalam proses mengajar perencanaan
pembelajaran sangat penting agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Dalam perencanaan pembelajaran ini harus dilaksanakan sebelum guru mengajar agar
dapat menghindari dari kekacauan ketika dalam proses mengajar. Maka perencanaan yang
Prastyawan, „Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran‟, 1 (2011), 172.
Mukhtaruddin, „Pengaruh Pendidikan Agama Terhadap Perilaku Keagamaan Peserta Didik SMA
Swasta di Kota Yogyakarta‟, Analisa, XVIII, No. 01 (2011), 135.
11
Dedi Wahyudi, „Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak Dengan
Program Prezi‟ Studi di SMP Muhammadiyah 2 Mlati Sleman Tahun Ajaran 2013-2014, 2.
9

10

berhubungan dengan proses pembelajaran dimulai dari penyusunan materi hingga kegiatan
evaluasi pembelajaran. Dengan demikian suatu proses perencanaan pembelajaran Al Qur‟an
Hadist ialah mencakup semua proses kegiatan perencanaan yang berhubungan dengan proses
mata pelajaran Al Qur‟an dan Hadist disekolah mulai dari penyusunan hingga pada evaluasi
pembelajaran siswa.
Makna pembelajaran ialah suatu proses kegiatan yang disusun untuk melakukan proses
belajar kepada siswa, pembelajaran itu harus disusun dan dikembangkan secara matang agar
dapat tercipta suasana pembelajaran yang kondusif.12
Pembelajaran merupakan mendidik siswa dengan menggunakan teori pendidikan dan
teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran itu suatu
proses komunikasi yang terdiri dari dua arah yaitu: mengajar yang dilakukan oleh pihak guru
yang disebut sebagai guru, sedangkan pendidik ialah yang dilakukan oleh siswa atau peserta
didik. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efisien itu diperlukan perencanaan
yang baik supaya mendapatkan hasil yang baik pula.
Adapun pendidikan itu terdapat pendidikan formal dan non formal, pendidikan non
formal itu merupakan pendidikan yang dilakukan diluar formal, yang mempunyai ciri khusus
agama Islam yang dilaksanakan diluar susunan pendidikan Islam

secara formal yang

tersusun dan berarturan. Penddikan non formal juga sama dengan pendidikan informal yang
mana kedua pendidikan tersebut untuk mencapai tujuan-tujuan belajar. Tujuan pendidikan
Islam non formal disini adalah upaya membangun manusia yang mampu memahami ajaranajaran Islam berdasarkan studi tekstual dan kemudian dapat diimplementasikan dalam
kehidupan nyata.13 pendidikan Islam non formal dapat menjadi tempat terbentuknya manusia
yang terpelajar yang dapat memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan yang bersumber islami.
Pendidikan non formal dalam Islam ialah suatu tempat ceramah islamiyah yang asli atau
murni keagamaannya. Karena pendidikan non formal merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang bernuansa agama. Maka pada pendidikan non formal dapat meningkatkan tarap
kehidupan uamt Islam yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Pendidikan non formal dapat
mengembangkan pola pikir peserta didik melalui penekanan dan penguasaan dan ketrampilan
yang dapat mengembangkan kepribadian anak.
Perencanaan pembelajaran yang dievaluasi untuk membelajarkan siswa dengan
menggunakan pendidikan dan teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan
Prastyawan, „Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran‟, Al-Hikmah, 1 No 2 (2011), 180.
Mokhtaridi Sudin, „Analisis Kebijakan dan Problematika Pendidikan Islam Non-Formal‟,
Akademika, 15, No. 02 (2010), 174.
12

13

pendidikan belajar. Dengan adanya pelaksanaan evaluasi guru dapat menilai sejauh mana
peserta didik dalam memahami pembelajaran dikelas sehingga guru dapat mengetahui
kemampuan peserta didik nya masing-masing. Itu disebabkan bahwa perencanaan
pembelajaran sangat berpengaruh kepada keberhasilan peserta didik yang telah ditentukan
atau yang telah dibuat oleh guru. Oleh karena itu, perencaanaan pembelajaran wajib
dilakukan oleh guru ketika melaksanakan tugasnya sebagai pendidik anak siswa dan siswi
nya.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai
perwujudan dari pendidikan Agama.14 Disebuah kurikulum adanya pendidikan Agama untuk
meningkatkan potensi, serta dapat membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah Swt dan dapat membentuk kepribadian peserta didik menjadi
lebih baik. Dengan adanya pembelajaran agama islam maka terbentuklah didalam jiwa
peserta didik yang bermoral, berakhlaqul karimah, dan beretika kepada guru, orang tua,
maupun kepada masyarakat, itu semua penerapan dari Pendidikan Agama Islam. Adanya
pembelajaran Agama Islam di sekolah akan memberikan pengaruh terhadap prilaku siswa
baik dirumah maupun di sekolah. Tetapi pada umumnya prilaku siswa tidak hanya terdapat
pada pembelajaran agama disekolah tetapi diluar sekolah pun dapat berpengaruh terhadap
prilaku siswa seperti di lingkungan masyarakat, pergaulan, dirumah, dan sebagainya.
Tugas seorang pendidik adalah menciptakan kondisi belajar yang akan membuat
siswanya belajar secara optimal supaya hasil belajar yang diperoleh memuaskan.15 Dengan
demikian, guru dalam mengajar tidak monoton yang sehingga peserta ddik didalam kelas
mau berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam hal ini diperlukan kerja sama antara pengajar dengan peserta didik agar
terwujudnya pengembangan kurikulum yang mana pada dasarnya peserta didik kunci utama
dari keberhasilan kurikulum yang berbasis islam,bila dilihat zaman semakin moderen banyak
pengaruh yang dapat diambil dari dunia komuniakasi yang berbasis teknologi yaitu seperti
kenakalan remaja yang semakin hari semakin meningkat dalam hal ini kenapa kurikulum
berbasis islam diperlukan karena masih banyak yang diharapkan bangsa ini untuk anak muda

14

Wibowo, „Dampak Kurikulum PAI Terhadap Prilaku Keagamaan‟, Analisa, XVII, No. 01, (2010),

117.
Dedi Wahyudi dan Habibatul Azizah , ‘Strategi Pembelajaran yang Menyenangkan Dengan Konsep
Learning Revolution’, Attarbiyah, 26 (2016), 5.
15

yang mempunyai akhlak yang baik dan dapat bersaing didunia luar tanpa harus bersifat yang
negatif.
Kurikulum merupakan akumulasi dari tujuan, materi, strategi dan penilaian pendidikan
baik disusun untuk suatu lembaga pedidikan maupun untuk sebuah tingkat dan bidang studi.16
kurikulum harus benar-benar disesuaikan dengan niali-nilai pendidikan yang dapat membina
manusia yang mau melakukan perintah Allah Swt yang dapat menjadikan manusia sebagai
pengikut yang sesuai dengan ajaran Al Qur‟an, karena manusia dimuka bumi ini adalah
mahluk yang sebaik-baiknya apabila ia dapat mengamalkan ajaran Al Qur‟an.
Prilaku keagamaan adalah segala aktifitas manusia didalam kehidupan berdasarkan atas
nilai-nilai keagamaan yang mereka yakini. Dengan demikian perwujudan dari prilaku
keagamaan manusia itu mencakup segala aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari yang
berlandaskan nilai-nilai pokok ajaran islam yang telah diajarkan oleh guru. Terbentuk nya
prilaku yang beragama tidak dapat terjadi begitu saja tetapi melalui beberapa proses yaitu
proses dalam pembelajaran di sekolah maupun dilingkungan sekitar, sehingga prilaku itu
akan dengan mudah ditiru oleh peserta didik. Tetapi prilaku itu akan timbul pada prilaku
yang baik maupun yang jelek.
Islam sebagai agama dan sisitem nilai yang bersifat transendental, sepanjang perjalanan
sejarahnya, telah memebnatu penganutnya untuk mengalami realitas yang pada gilirannya
mewujudkan pola-pola pandangan dunia tertentu.17 Ajaran Islam mempunyai peran untuk
mengubah lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga agar didalam
lingkungan tersebut tertanam nilai-nilai agama, yang mempunyai nilai perdamaian,
kesejahteraan, peradilan, kebaikan, dan lain-lain.
Didalam pembelajaran agama islam maka peserta didik dianjurkan untuk berprilaku
sesuai dengan tuntutan agama, yang mana prilaku itu mencakup prilaku yang berhubungan
dengan Al Qur‟an dan Hadist yang terdapat prilaku ikhlas dalam menerima segala
cobaan,ikhlas dalam melaksanakan amal ibadah, selalu berprilaku khusnuzon dalam
kehidupan sehari-hari, dan senantiasa selalu dapat menerapkan ajaran-ajaran agama dalam
kehidupan bermasyarakat. Adanya mata pelajaran Al Qur‟an dan Hadist ialah dapat memberi
motifasi bahkan mampu dapat mendorong peserta didik untuk dapat menerapkan ajaranajaran agama yang terdapat dalam Al Qur‟an dan Hadist dalam kehidupan sehari-hari.
2.

Pengertian Al Qur’an dan Hadist

Ridhwan M. Daud, ‘Islamisasi Pendidikan di Sekolah: Sebuah Harapan dan Tantangan’, Jurnal Ilmiah
Didaktika, Vol. XII, No. 1, (2011), 178.
17
Muhammad Hafrin Zuhdi, „Visi Islam Rahmatan Lil ‟Alamin: Dialektika Islam dan Peradaban‟,
Akademika, XXVII, No. 02 (2012), 158.
16

Al Qur‟an dan Hadits merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Al Qur‟an
sebagai sumber pertama dan utama yang diturunkannya oleh Allah kepada Nabi Muhammad
Saw untuk disampaikan kepada manusia.18 ketika seseorang mempelajari Al Qur‟an secara
baik, lalu dia mengajarkannya kepada orang lain maka dia akan mendapatkan pahala dari
Allah Swt dan mendapatkan kehormatan dari manusia didunia ini. Kemudian Hadist menjadi
sumber ajaran yang kedua setelah Al Qur‟an karena hadit merupakan penjelasan dari Al
Qur‟an yang masih bersifat global yang permasalahan atau hukuman yang tidak termasuk
dalam Al Qur‟an. Setiap ada perintah untuk menaati Allah didalam Al Qur‟an maka selalu
diikuti dengan perintah untuk taat kepada Rosul-Nya. Allah telah memerintahkan kepada kita
untuk senantiasa taat kepada ajaran rosul-Nya dan berpedoman kepada Hadist-hadist rosul.
Karena Rosul adalah orang yang diberi amanah yang diturunkan oleh Allah untuk
menyampaikan ajaran agama islam untuk umat manusia. Dan perbuatan beliau tidak pernah
melenceng dari ajaran islam, oleh sebab itu kita wajib berpegang teguh terhadap Al Qur‟an
dan Hadist agar tidak menyimpang ketika menjalankan kehidupan dunia serta dapat selamat
diakhirat.
Al Qur‟an dan Hadist merupakan dua peninggalan terbesar dari Nabi Muhammad Saw.
Al Qur‟an diturunkan bermacam-macam kondisi dan situasi, didalam isi kandungan Al
Qur‟an terdapat permasalahan-permasalahan yang timbul ditengah-tengah kehidupan
masyarakat. Al Qur‟an tidak hanya diturukan untuk membicarakan permasalahanpermasalahan, tetapi Al Qur‟an juga dapat memberikan solusi dan penilaian terhadap
permasalah-permasalahan itu. Al Qur‟an sebagai kitab suci dan penyempurna dari kitab-kitab
sebelumnya dan merupakan sumber pokok dalam ajaran Islam oleh sebab itu Al Qur‟an
menjadi ajaran yang wajib ditaati dan dipatuhi oleh setiap kaum muslimin maupun kaum
muslimat yang ada didunia ini.
Dasar Pembelajaran Al-Qur‟an adalah Allah SWT menurunkan Al Qur‟an kepada
Muhammad Saw bagi alam semesta. Oleh sebab itu di dalam kehidupan beragama harus
sesuai dengan ajaran Al Qur‟an karena Al Qur‟an merupakan pedoman dan pegangan hidup
manusia.19
Al Qur‟an dan Hadist diturunkan untuk dipelajari, diamalkan, dibaca, dan dijadikan
sebagai pedoman hidup bagi setiap umat manusia dijadikan hukum, serta menjadi petunjuk

18

Tasnim Idris dan Elva Mahyuni.
Mariati, „Manajemen Pembelajaran Al Qur‟an Pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Cabang Iii Ingin
Jaya Aceh Besar‟, Pencerahan, 6, nomor 2 (2012), 66.
19

dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Maka dari itu Allah menganjurkan kita untuk
mempelajari Al Qur‟an dan Hadist dalam kehidupan sehari-hari.
Guru Al-Qur‟an Hadits telah menyusun atau merumuskan tujuan pembelajaran dengan
baik dalam wujud standar kompetensi dan kompetensi dasar, mempersiapkan materi
pelajaran yang hendak disampaikan dalam pembelajaran al-Qur‟an Hadits, menentukan
metode dan media pembelajaran yang hendak digunakan dalam pembelajaran Al-Qur‟an
Hadits, dan juga telah mempersiapkan teknik penilaian, soal-soal yang dibuat sendiri oleh
guru Al Qur‟an dan Hadits, yang hendak digunakan dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadits.20
Karena dengan demikian sebelum guru itu melaksankan pembelajaran guru tersebut
merencanakan dan mempersiapkan secara matang agar pelaksanaan pembelajaran Al Qur‟an
Hadist berjalan dengan lancar sehingga muridnya dapat mencapai suatu tujuan yang
diinginkan.
Pada dasarnya ilmu Al Qur‟an dan Hadist adalah ilmu tauhid untuk mengenal Allah dan
termasuk semulia-mulia ilmu terbesar dan tertinggi. Pada awalnya kejadian manusia itu
dilahirkan dalam keadaan bodoh tidak mengetahui apa-apa kemudian Allah memberinya
untuk mengetahui dan mengenal-Nya. Dengan cara Allah memberikan Pendengaran
penglihatan perasaan dan pikiran. semua panca indra telah diberikan oleh Allah supaya
manusia dapat bersyukur, dengan adanya pendidikan manusia dapat hidup sejahtera. Setelah
mengenal Tuhan dengan adanya Al Qur‟an dan hadist maka Allah yang menjadikan dan
menjamin segala kebutuhan manusia. Dengan Al Qur‟an dan hadist manusia dapat
menjalankan kewajiban sesuai dengan pedoman Al Qur‟an karena ibadah merupakan untuk
mendekatkan diri kepada Allah.
Al Qur‟an diwahyukan oleh Allah dalam bahasa arab bersesuaian dengan bahasa halus
yang dgunakan oleh bangsawan Quraisy mekkah, namun ia mudah diterima oleh dialek suku
arab lainnya, meskipun Al Qur‟an erat sekali hubungannya dengan gaya sastra yang telah
berkembang.21
Adanya pembelajaran Al Qur‟an Hadist bisa menjadikan peserta didik beristiqomah,
atau dapat menunaikan kewajibannya. Karena sifat-sifat manusia berhubungan dengan paham
agama yaitu lahir yang dilakukan dengan anggota jasmani dan batin yaitu yang berlaku dalam
hati atau rohani. Sedangkan yang berhubungan dengan lahir atau jasmani yaitu yang sesuai
dengan perintahnya. Dan ada yang menyalahi perintah yaitu maksiat. Demikian pula, yang
20

408.

Buna‟i, „Manajemen Pembelajaran Al Qur‟an Hadist di MAN Pamekasan‟, Nuansa, 11 No. 2 (2014),

Akla, „Preposisi “an Dalam Al Qur”an Variasi Makna dan Terjemahannya Dalam Bahasa Indonesia‟,
Akademika, 15 no, 1 (2010), 18.
21

berhubungan dengan hati terbagi menjadi dua yaitu sesuai dengan hakikat (kebenaran)
bernama iman dan ilmu, dan yang berlawanan dengan kebenaran bernama nifak dan
kebodohan. Karena itu dengan adanya pendidikan Al Qur‟an dan Hadist sangat penting bagi
umat islam supaya manusia dapat membedakan yang hak atau batil (yang benar dan yang
salah). Seseorang dapat dikatakan memiliki ilmu ketika ia dapat menahan atau memimpin
hawa nafsu dari sifat kebinatang dan kejahatannya. Seseorang yang bergaul dengan orang
yang berilmu baik, dan sholeh maka ia akan hidup yang mulia. Adapun hamba Allah yang
mendapat keistimewaan dari Allah ada dua macam : abrar dan muqqarabin. adapun hamba
yang muqqarabin itu adalah mereka yang telah dibebaskan dari kepentingan dunia dan hanya
sibuk menunaikan ibadah kepada Tuhah. Mereka merasa sebagai hamba yang hanya
mengharapkan keridhoan Allah semata. Adapun orang abrar yaitu orang yang masih merasa
banyak kepentingan didunia. Disamping kewajiban-kewajiban taat beribadah kepada Allah
dan mereka dinamakan zahib aabid. Masing-masing mendapat karunia diri sendiri dalam
tingkat derajad nya yang langsung dari Allah Swt. Seseorang yang mendapat taufik hidayah
dari Allah sehingga kita tetap istiqomah dalam menjalankan perintah-Nya berarti telah
mendapat karunia dan rahmat yang besar dari Allah. Allah akan meninggikan derajad orangorang yang berilmu karena itu sebagai umat islam kita diwajibkan untuk selalu menuntut
ilmu.
Pusat dan pembelajaran dan kajian agama langsung dari sumber agama yakni
mengamalkan dan turut serta menafsirkan Al Qur‟an serta mengambil hikmah dalam Al
Qur‟an dan Hadist.22 Dengan demikian pembelajaran itu berdokus pada Al Qur‟an dan
hadistnya karena kita bisa mengambil hikmah dari pembelajaran Al Qur‟an Hadist dengan
pedoman kepada wahyu Allah.
Dikalangan umat Islam, sikap positif terhadap kebebasan intelektual bukanlah hal yang
baru. Al Qur‟an sendiri senantiasa mendorong untuk selalu berfikir objektif rasional dan
melarang berpegang kepada subjektifitas yang hanya berdasarkan dugaan semata. Tetapi
dalam menyikapi doktrin penciptaannya, khususnya tentang asal-usul manusia ia berada
dalam situasi yang tidak jauh berbeda dengan penganut agama samawi lainnya. Walau upaya
kompromi
3.

Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Al Qur’an dan Hadist
Tujuan mata pelajaran Al Qur‟an Hadits, mata pelajaran Al Qur‟an Hadits merupakan

unsur mata pelajaran PAI di sekolah yang memberikan pendidikan kepada siswa untuk
Dedi Wahyudi dan Rahayu Fitri AS, „Islam dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi Dinamika Islam di
Dunia Barat‟, Fikri, 1, No. 2 (2016), 271.
22

memahami Al Qur‟an dan Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi
kandungannya sebagai petunjuk hidup dalam kehidupannya sehari-hari.23 Mata pelajaran Al
Qur‟an dan Hadist dapat memberikan bekal terhadap peserta didik agar dapat memahami isi
kandungan Al Qur‟an dan Hadist Nabi sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan
dikehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwasanya tujuan pembelajaran Al Qur‟an
dan Hadist ialah agar siswa bersemangat atau termotifasi dalam membaca Al Qur‟an dan
Hadist secara baik dan benar serta siswa dapat mengamalkannya dalam kehidupan seharihari.
Dalam mempelajari Al Qur‟an dan Hadist disekolah agar siswa dapat meningkatkan
pengetahuan, meningkatkan iman, meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt serta dapat
menjadi pedoman bagi akhlak dan ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun fungsi-fungsi Al-Qur‟an dan Hadist dalam kehidupan sehari-hari yaitu
menjadikan Al Qur‟an dan Hadist sebagai pedoman dalam kehidupan pribadi karena pada
dasarnya setiap muslim berkewajiban untuk menggunakan hukum Allah dan Rosulnya,
menjadikan Al-Qur‟an dan Hadist sebagai pedoman dalam kehidupan keluarga karena pada
dasarnya membangun rumah tangga harus seimbang dengan petunjuk Allah dan rosulnya.
Menerapkan Al-Qur‟an dan Hadist sebagai pedoman hidup manusia yaitu bisa dalam
kehidupan pribadi seperti meningkatkan ketekunan dalam mempelajari Al-Qur‟an dan Hadist,
memanfa‟atkan waktu luang untuk mempelajari Al Qur‟an dan Hadist memiliki semangat
mempelajari yang tinggi. Adapun dalam kehidupan keluarga seperti ayah berusaha
mengarahkan istri dan anaknya agar selalu bersikap sesuai dengan Al-Qur‟an dan Hadist,
memberi semangat dan ketekunan dalam menjalankan syari‟at agama Islam.
Adapun dalam kehidupan bermasyarakat yaitu dalam menerapkan Al Qur‟an dan
Hadist ikut serta menjaga dan bergotong royong. Agarpun agar kita dapat mencintai Al Quran
dan Hadist. Cinta berarti selalu mengungat dan memikirkan dalam hati kemudian terwujudlah
tindakan yang nyata. Orang yang mencintai berarti ia selalu memikirkan dan mengingatnya.
Jadi, mencintai Al Qur‟an dan Hadist itu merupakan wujud rasa hormat kita kepada sang
maha pencipta. Mencintai Al Qur‟an dan Hadist dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk
yaitu dengan membacanya setiap hari, mengamalkannya, mempelajari, memahami isi
kandungan ayat tersebut dan bisa untuk dapat mengenal banyak Al Qur‟an dan Hadist.
D.

Problem Mempelajari Al Qur’an dan Al Hadist

Samad Usman, „Tanggung Jawab Guru Dalam Pembelajaran‟, Pendidikan dan Teknologi Informasi,
1, No. 1 (2015), 181.
23

Setiap pelaksanaan pembelajaran pastilah terdapat yang namanya suatu permasalahan
yang dapat menghambat proses pembelajaran yang mana permasalahan tersebut dapat
disebabkan dari faktor siswa maupun faktor guru. Permasalahan tersebut dapat berupa
kurangnya kemampuan membaca dan menulis. Karena anak didik tidak pernah diajarkan
tajwid sehingga pada saat proses pembelajaran siswa belum bisa membaca Al Qur‟an secara
baik. Adapun melalui faktor orang tua yaitu: kurang perhatiannya orang tua terhadap anakanaknya, karena peserta didik tidak hanya belajar disekolah tetapi juga bisa belajar dari
keluarga.
Peran orang tua sangatlah berpengaruh terhadap pembelajaran Al-Qur‟an dan Hadist Al
Qur‟an karena apabila orang tua menyadari bahwasannya nya pendidikan terhadap anaknya
itu sangatlah penting karena akan berpengaruh kepada proses pembelajaran. Dari uraian
diatas terdapat suatu masalah yang harus diselesaikan masalahnya yaitu, adapun dalam
pembelajaran Al Qur‟an Hadist disekolah anak masih banyak yang belum bisa membaca Al
Qur‟an yang sesuai dengan makhroj dan tajwidnya. Dengan guru yang kurang efektif dalam
mengajar sehingga anak murid tersebut kurang menguasai materi Al Qur‟an dan Hadist.
Dalam proses pembelajaran guru sangat penting dalam membimbing peserta ddiknya untuk
belajar karena kemampuan seseorang dalam memahami pembelajaran itu berbeda-beda.
Adapun faktor lainnya ialah kurangnya peserta didik dalam mengahafal Al Qur‟an dan
Hadits itu disebabkan karena faktor lingkungan yang tidak fokus atau dalam pembelajaran
Al Qur‟an dan Hadist terdapat fungsi, manfa‟at dan tujuan dalam suatu proses pembelaajran
Al Qur‟an dan Hadist sudah mampukah peserta didik dalam proses pembelajaran Al Qur‟an
dan Hadist. Problem menghafal menghafal Al Qur‟an dan Hadits boleh sebagai langkah awal
untuk memahami kandungan dari Al Qur‟an dan Hadits.
Problem penerjemahan harus menguasai bahasa sumber secara integral dalam bidang
kebahasaan yaitu bahasa yang diterjemahkan yaitu harus menguasai gramatikalnya. Dalam
menjermahkan Al Qur‟an dan Hadits sering mendapatkan suatu problem tentang perbedaan
kata, karena dalam Al Qur‟an dan Hadits banyak kata yang mempunyai banyak arti-arti
sehingga sulit untuk menentukan kata yang tepat yang sesuai dengan konteks kalimatnya,
menyusun subyek, prediketnya, hal itu dikarenakan dalam Al Qur‟an dan al-hadits suatu
susunannya berbeda dengan bahasa indonesia. Problem memahami dalam Al Qur‟an dan
Hadits untuk memahami dan memperoleh pengertian jelas dan artinya dan nilai-nilai yang
terkandung didalam Al Qur‟an dan Hadits perlu menggunakan akal.

E.

Solusi Mempelajari Al Qur’an dan Hadist

Dari permasalahan diatas dapat memberikan penyelesaiannya Kurikulum pembelajaran
Al Qur‟an dan Hadits nampaknya membutuhkan pemahaman yang dapat mudah untuk
dipahami oleh peserta didik, dengan memberikan pengetahuan kepada peserta didik apa yang
harus dikerjakan dan mana yang harus di pelajari dan mana yang harus di hafalkan terlebih
peserta didik yang sudah bisa dan belum sama sekali harus dibedakan dalam
pembelajarannya karena takutnya akan membuatnya kebingungan. Jika tidak ia di berikan
pembelajaran tambahan. Pada dasarnya Al Qur‟an merupakan petunjuk untuk kita supaya
tidak berhenti belajar dan belajar. Karena tidak ada suatu kerugian apapun dalam belajar.
Dalam suatu proses pembelajaran Al Qur‟an dan Hadist agar siswa tidak bosan dengan
pembelajaran Al Qur‟an tersebut maka pendidik harus mengajar dengan penuh kreatif, kreasi,
inovatif, karna dengan pembelajaran tersebut siswa akan lebih tertarik dan tidak membosan
dalam mengikuti pembelajran, seperti dengan power point, gambar dan menggunakan
metode-metode tanya jawab, diskusi sehingga pendidik bisa mengukur metode mana yang
tepat dalam proses pembelajaran. Guru harus bisa menarik perhatian siswa seperti dengan
permainan dalam proses pembelajaran, dengan adanya permainan dalam proses
pembelajaran, namun harus sesuai dengan materi yang disampaikan. sehingga dalam proses
pembelajaran akan terasa menyenangkan dan siswa pun akan menggemari pembelajaran
tersebut.
Di samping itu solusi yang bisa diberikan yaitu pada kurikulum berbasis karakter baik
kurikulum 2016 maupun 2016, lulusan hendaknya dapat mencapai standar kelulusan yang
mencapai kompetensi sesuai dengan indikator nilai karakter.24 Sebagai pendidik atau peserta
didik harus lebih bisa menekankan pada proses pembelajaran yang efektif dan efesian guna
untuk mewujudkan pendidikan yang berkarakter baik. Dengan demikian pembelajaran Al
Qur‟an dan Hadist ini menjadi pilihan yang tepat ntuk mempelajari dengan sungguh-sungguh
akan tetapi buakn berarti pembelajaran yang lain tidak. Yang di maksud disini ialah
pembelajaran Al Qur‟an dan Hadist sebagai tunjangan belajar seseorang atau pendidik dan
peserta didik unruk lebih mengenal dan memperdalam pembelajaran Al Qur‟an dan Hadist.
Dalam proses pembelajaran tidak selalu efektif dan efesien dan hasil proses belajar
tidak selalu optimal, karena ada sejumlah saja yang tidak berjalan dengan baik. Oleh karena
itu, guru dalam memberikan materi pelajaran hanya berguna dan bermanfaat bagi para
peserta didik. Materi sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan yang mereka belajarkan.

Esti Yuli Widayanti, ‘Analisis Materi Astronomi Pada Pembelajaran Sains (Penyajian Sains Modern dan Al
Qur’an’, Pendidikan Agama Islam, 01, No. 1, 141.

24

pembelajaran akan lebih bermakna dimana guru mampu menciptakan kondisi belajar yang
dapat membangun suasana dalam kelas.
Dengan demikian, pada masa mendatang dalam upaya mengingatkan kualitas perlu
melakukan perubahan wawasan yang selanjutnya berimplikasi pada perubahan perlakukan
guru ke peserta didik, dari peran peserta didik sebagai konsumen keperan peserta didik
sebagai produsen. Guru harus selalu menghargai setiap dan hasil kerja siswa serta
memberikan stimulus yang mendorong siswa untuk berfikir sambil menghasailkan karya
pikiran yang kreatif. ini memungkinkan siswa menjadi pembelajar seumur hidup. Dengan
demikian guru bisa menggunakan berbagai metode dan pengalaman belajar melalu contoh
yang kontekstual. setiap kesuksesan dalam belajar siswa layak untuk disyukuri.
Dan meningkatkan proses belajar mengajar peserta didik dengan belajar berlatih dan
membiasakan membaca meningkatkan profesionalitas guru, melalui pelatihan pembelajaran
Al Qur‟an dan Hadist akan memperkaya keilmuan dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya,
disamping itu peserta didik lebih efektif mencari buku pendukung yang sesuai dengan
pembelajaran. Buku merupakan sumber dari bahan ajar karena buku juga merupakan sebuah
penunjang dari proses belajar mengajar. Selain itu bukan hanya buku saja sebagai bahan ajar
dalam proses belajar mengajar tetapi masih banyak lagi suber-sumber lainnya.
Dalam sebuah proses belajar mengajar terdapat juga metode untuk berlangsungnya
proses belajar mengajar. Gunanya yaitu untuk memudahkan pendidik dan peserta didik dalam
berlangsungnya proses belajar mengajar. Penggunaan metode yang mengedepankan peran
peserta didik mampu mengikut sertakan peserta didik dalam kegiatan di setiap pembelajaran.
Guru menciptakan suasana yang kondusif, penyediaan media dan sarana belajar belajar
untuk menunjang keberhasilan proses belajar, dan harus mengetahui karakteristik dan tingkat
pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Selain itu guru juga harus menguasai strategi
penilaian dengan tujuan mempermudah dan mengevaluasi.

F.

Simpulan
Kurikulum merupakan sekumpulan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus,

RPP, mata pelajaran, guru dan peserta didik. Sebelum guru melaksanakan tugasnya sebagai
mengajar maka guru harus menyiapkan terlebih dahulu pembelajaran yang akan diajarkan
kepada siswanya atau yang sering disebut RPP.
Pembelajaran merupakan mendidik siswa dengan menggunakan teori pendidikan dan
teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran itu suatu
proses komunikasi yang terdiri dari dua arah yaitu: mengajar yang dilakukan oleh pihak guru

yang disebut sebagai guru, sedangkan pendidik ialah yang dilakukan oleh siswa atau peserta
didik. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efisien itu diperlukan perencanaan
yang baik supaya mendapatkan hasil yang baik pula.
Al Qur‟an dan Hadist merupakan dua peninggalan terbesar dari Nabi Muhammad Saw.
Al Qur‟an diturunkan bermacam-macam kondisi dan situasi, didalam isi kandungan Al
Qur‟an terdapat permasalahan-permasalahan yang timbul ditengah-tengah kehidupan
masyarakat. Al Qur‟an tidak hanya diturukan untuk membicarakan permasalahanpermasalahan, tetapi Al Qur‟an juga dapat memberikan solusi dan penilaian terhadap
permasalah-permasalahan itu. Al Qur‟an sebagai kitab suci dan penyempurna dari kitab-kitab
sebelumnya dan merupakan sumber pokok dalam ajaran islam oleh sebab itu Al Qur‟an
menjadi ajaran yang wajib ditaati dan dipatuhi oleh setiap kaum muslimin maupun kaum
muslimat yang ada didunia ini.
Dalam mempelajari Al Qur‟an dan Hadist disekolah agar siswa dapat meningkatkan
pengetahuan, meningkatkan iman, meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt serta dapat
menjadi pedoman bagi akhlak dan ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Adapun fungsi-fungsi
Al-Qur‟an dan Hadist dalam kehidupan sehari-hari yaitu menjadikan Al Qur‟an dan Hadist
sebagai pedoman dalam kehidupan pribadi karena pada dasarnya setiap muslim berkewajiban
untuk menggunakan hukum Allah dan rosulnya, menjadikan Al-Qur‟an dan Hadist sebagai
pedoman dalam kehidupan keluarga karena pada dasarnya membangun rumah tangga harus
seimbang dengan petunjuk Allah dan rosulnya.
Adapun dalam kehidupan bermasyarakat yaitu dalam menerapkan Al Qur‟an dan
Hadist ikut serta menjaga dan bergotong royong. Agarpun agar kita dapat mencintai AlQuran dan Hadist. Cinta berarti selalu mengungat dan memikirkan dalam hati kemudian
terwujudlah tindakan yang nyata. Orang yang mencintai berarti ia selalu memikirkan dan
mengingatnya. Jadi, mencintai Al-Qur‟an dan Hadist itu merupakan wujud rasa hormat kita
kepada sang maha pencipta. Mencintai Al-Qur‟an dan Hadist dapat diwujudkan dalam
beberapa bentuk yaitu dengan membacanya setiap hari, mengamalkannya, mempelajari,
memahami isi kandungan ayat tersebut dan bisa untuk dapat mengenal banyak Al Qur‟an dan
Hadist.
Kurikulum pembelajaran mengingatkan kita bahwa pentingnya sebuah proses belajar
mengajar Al Qur‟an dan Al Hadits disekolah untuk meningkatkan mutu dari karakter
pendididikan.

G.

Refrensi

Akla, „Preposisi 'an Dalam Al Qur'an Variasi Makna dan Terjemahannya Dalam Bahasa
Indonesia‟, Akademika, 15 no, 1 (2010), 18
Wibowo, „Dampak Kurikulum PAI Terhadap Prilaku Keagamaan‟, Analisa, XVII, No. 01,
(2010), 117
Buna‟i, „Manajemen Pembelajaran Al Qur‟an Hadist di MAN Pamekasan‟, Nuansa, 11 No. 2
(2014), 408
Dedi Wahyudi, „Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak
Dengan Program Prezi (Studi di SMP Muhammadiyah 2 Mlati Sleman Tahun Ajaran
2013-2014‟, 2
Dedi Wahyudi dan Alafiah, „Studi Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Intelligences
Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam‟, Kajian Pendidikan Islam, 8, No.2,
(2016), 257
Dedi Wahyudi dan Habibatul Azizah, „Strategi Pembelajaran Yang Menyenangkan Dengan
Konsep Learning Revolution‟, Attarbiyah, 26 (2016), 5
Dedi Wahyudi dan Rahayu Fitri AS, „Islam dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi Dinamika
Islam di Dunia Barat‟, Fikri, 1, No. 2 (2016), 271
Dedi Wahyudi, Hartoyo, dan Lilik Noor Yulianti, „Analisis Kepuasan dan Loyalitas Pelaku
Usaha Terhadap Mutu Pelayanan Pengujian Alat dan Mesin Pertanian‟, Widyariset,
18, No. 2 (2015), 208
Esti Yuli Widayanti, „Analisis Materi Astronomi Pada Pembelajaran Sains (Penyajian Sains
Modern dan Al Qur‟an‟, Pendidikan Agama Islam, 01, No. 1, 141
Heri Maulana, „Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Sekolah Alam‟, Jurnal Khasanah Ilmu, 7
No.1 (2016), 21
Ida Fiteriani,