TUGAS PENGANTAR ILMU POLITIK (1)

Kekuasaan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna
menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan
tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh[1] [2] atau kemampuan seseorang
atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan
memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang
memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Dalam pembicaraan umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja,
kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan
tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk
mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi perintah /
dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara yg tersedia.
Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah. Manusia
berlaku sebagau subjek sekaligus objek dari kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat UU
(subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada Undang-Undang (objek dari
kekuasaan

Kekuasaan bersifat positif

merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada individu sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi yang dapat memengaruhi dan mengubah pemikiran orang lain atau
kelompok untuk melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan
dengan sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik secara fisik maupun mental.

Kekuasaan bersifat
Merupakan sifat atau watak dari seseorang yang bernuansa arogan, egois, serta apatis dalam
memengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh
pemegang kuasa dengan cara paksaan atau tekanan baik secara fisik maupun mental.
Biasanya pemegang kekuasaan yang bersifat negatif ini tidak memiliki kecerdasan intelektual
dan emosional yang baik,mereka hanya berfikir pendek dalam mengambil keputusan tanpa
melakukan pemikiran yang tajam dalam mengambil suatu tindakan, bahkan mereka sendiri
kadang-kadang tidak dapat menjalankan segala perintah yang mereka perintahkan kepada
orang atau kelompok yang berada di bawah kekuasannya karena keterbatasan daya pikir tadi.
dan biasanya kekuasaan dengan karakter negatif tersebut hanya mencari keuntungan pribadi
atau golongan di atas kekuasannya itu. karena mereka tidak memiliki kemampuan atau modal
apapun selain kekuasaan untuk menghasilkan apapun, dan para pemegang kekuasaan bersifat
negatif tersbut biasanya tidak akan berlangsung lama karena tidak akan mendapatkan
dukungan sepenuhnya oleh rakyatnya.


Di negara demokrasi, dimana kekuasaan adalah ditangan rakyat, maka jalan menuju
kekuasaan selain melalui jalur birokrasi biasanya ditempuh melalui jalur partai politik. Partai
partai politik berusaha untuk merebut konstituen dalam masa pemilu. Partai politik
selanjutnya mengirimkan calon anggota untuk mewakili partainya dalam lembaga legislatif.
Dalam pemilihan umum legislatif secara langsung seperti yang terjadi di Indonesia dalam
Pemilu 2004 maka calon anggota legislatif dipilih langsung oleh rakyat.

Legitimasi kekuasaan
Dalam pemerintahan mempunya makna yang berbeda: "kekuasaan" didefinisikan sebagai
"kemampuan untuk memengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu yang bila tidak
dilakukan", akan tetapi "kewenangan" ini akan mengacu pada klaim legitimasi, pembenaran
dan hak untuk melakukan kekuasaan. Sebagai contoh masyarakat boleh jadi memiliki
kekuatan untuk menghukum para kriminal dengan hukuman mati tanpa sebuah peradilan
sedangkan orang-orang yang beradab percaya pada aturan hukum dan perundangan-undangan
dan menganggap bahwa hanya dalam suatu pengadilan yang menurut ketenttuan hukum yang
dapat memiliki kewenangan untuk memerintahkan sebuah hukuman mati.
Dalam perkembangan ilmu-ilmu sosial, kekuasaan telah dijadikan subjek penelitian dalam
berbagai empiris pengaturaneluarga (kewenangan orangtua), kelompok-kelompok kecil
(kewenangan kepemimpinan informal), dalam organisasi seperti sekolah, tentara, industri dan
birokrat (birokrasi dalam organisasi pemerintah) dan masyarakat luas atau organisasi inklusif,

mulai dari masyarakat yang paling primitif sampai dengan negara, bangsa-bangsa modern
atau organisasi (kewenangan politik).

Sifat kekuasaan
Kekuasaan cenderung korup adalah ungkapan yang sering kita dengar, atau dalam bahasa
Inggrisnya adalah Power tends to corrupct. Kekuasaan dapat dikatakan melekat pada jabatan
ataupun pada diri orang tersebut, penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Position Power,
kekuasaan yang melekat pada posisi seseorang dalam sebuah organisasi. 2. Personal Power,
kekuasaan yang berada pada pribadi orang tersebut sebagai hubungan sosialnya.
French & Raven mengatakan bahwa ada lima jenis kekuasaan: 1. Kekuasaan memberi
penghargaan. 2. Kekuasaan yang memaksa 3. Kekuasaan yang sah. 4. Kekuasaan memberi
referensi. 5. Kekuasaan ahli Sumber kekuasaan bila dikaitkan dg kegunaan, maka sbb:
1.Militer & Polisi  utk mengendalikan kekerasan dan kriminal 2.Ekonomi  utk
mengendalikan tanah, buruh, kekayaan & produksi 3.Politik  utk pengambilan keputusan
4.Hukum  utk mempertahankan, mengubah, & melancarkan interaksi 5.Tradisi  utk
mempertahankan sistem kepercayaan / nilai-nilai
Sumber – sumber kekuasaan meliputi: 6.Sarana Paksaan Fisik. 5. Keahlian 7.Hukum
normatif 6. Status sosial 8.Harta kekayaan 7. Popularitas 9.Jabatan 8. Massa yg terorganisir

Definisi Nearar

Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki
kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan
kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk
mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pengertian negara dapat ditinjau dari empat sudut yaitu:
1. Negara sebagai organisasi kekuasaan
Negara adalah alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan
antara manusia dalam masyarakat tersebut. Pengertian ini dikemukakan oleh Logemann
dan Harold J. Laski. Logemann menyatakan bahwa negara adalah organisasi kekuasaan
yang bertujuan mengatur masyarakatnya dengan kekuasaannya itu. Negara sebagai
organisasi kekuasaan pada hakekatnya merupakan suatu tata kerja sama untuk membuat
suatu kelompok manusia berbuat atau bersikap sesuai dengan kehendak negara itu.
2. Negara sebagai organisasi politik
Negara adalah asosiasi yang berfungsi memelihara ketertiban dalam masyarakat
berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang diberi
kekuasaan memaksa. Dari sudut organisasi politik, negara merupakan integrasi dari
kekuasaan politik atau merupakan organisasi pokok dari kekuasaan politik. Sebagai
organisasi politik negara Bidang Tata Negara berfungsi sebagai alat dari masyarakat
yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antar manusia dan sekaligus
menertibkan serta mengendalikan gejala–gejala kekuasaan yang muncul dalam

masyarakat. Pandangan tersebut nampak dalam pendapat Roger H. Soltou dan Robert M
Mac Iver. Dalam bukunya “The Modern State”, Robert M Mac Iver menyatakan :
“Negara ialah persekutuan manusia (asosiasi) yang menyelenggarakan penertiban suatu
masyarakat dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh
pemerintah yang dilengkapi kekuasaan memaksa. Menurut RM Mac Iver, walaupun
negara merupakan persekutuan manusia, akan tetapi mempunyai ciri khas yang dapat
digunakan untuk membedakan antara negara dengan persekutuan manusia yang lainnya.
Ciri khas tersebut adalah : kedualatan dan keanggotaan negara bersifat mengikat dan
memaksa.
3. Negara sebagai organisasi kesusilaan
Negara merupakan penjelmaan dari keseluruhan individu. Menurut Friedrich Hegel :
Negara adalah suatu organisasi kesusilaan yang timbul sebagai sintesa antara
kemerdekaan universal dengan kemerdekaan individu. Negara adalah organisme dimana
setiap individu menjelmakan dirinya, karena merupakan penjelmaan seluruh individu
maka negara memiliki kekuasaan tertinggi sehingga tidak ada kekuasaan lain yang lebih
tinggi dari negara. Berdasarkan pemikirannya, Hegel tidak menyetujui adanya :
Pemisahan kekuasaan karena pemisahan kekuasaan akan menyebabkan lenyapnya
negara. Pemilihan umum karena negara bukan merupakan penjelmaan kehendak
mayoritas rakyat secara perseorangan melainkan kehendak kesusilaan. Dengan
memperhatikan pendapat Hegel tersebut, maka ditinjau dari organisasi kesusilaan, negara

dipandang sebagai organisasi yang berhak mengatur tata tertib dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, sementara manusia sebagai penghuninya tidak dapat
berbuat semaunya sendiri.
4. Negara sebagai integrasi antara pemerintah dan rakyat

Negara sebagai kesatuan bangsa, individu dianggap sebagai bagian integral negara yang
memiliki kedudukan dan fungsi untuk menjalankan negara. Menurut Prof. Soepomo, ada
3 teori tentang pengertian negara:
1) Teori Perseorangan (Individualistik)
Negara adalah merupakan sauatu masyarakat hukum yang disusun berdasarkan
perjanjian antar individu yang menjadi anggota masyarakat. Kegiatan negara diarahkan
untuk mewujudkan kepentingan dan kebebasan pribadi. Penganjur teori ini antara lain :
Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques Rousseau, Herbert Spencer, Harold J Laski.
2) Teori Golongan (Kelas)
Negara adalah merupakan alat dari suatu golongan (kelas) yang mempunyai kedudukan
ekonomi yang paling kuat untuk menindas golongan lain yang kedudukan ekonominya
lebih lemah. Teori golongan diajarkan oleh : Karl Marx, Frederich Engels, Lenin
3) Teori Intergralistik (Persatuan)
Negara adalah susunan masyarakat yang integral, yang erat antara semua golongan,
semua bagian dari seluruh anggota masyarakat merupakan persatuan masyarakat yang

organis. Negara integralistik merupakan negara yang hendak mengatasi paham
perseorangan dan paham golongan dan negara mengutamakan kepentingan umum
sebagai satu kesatuan. Teori persatuan diajarkan oleh : Bendictus de Spinosa, F. Hegel,
Adam Muller
Unsua-unsua Nearar
1. Penduduk
Penduduk merupakan warga negara yang memiliki tempat tinggal dan
juga memiliki kesepakatan diri untuk bersatu. Warga negara adalah
pribumi atau penduduk asli Indonesia dan penduduk negara lain yang
sedang berada di Indonesia untuk tujuan tertentu.
2. Wilayah
Wilayah adalah daerah tertentu yang dikuasai atau menjadi teritorial
dari sebuah kedaulatan. Wilayah adalah salah satu unsur pembentuk
negara yang paling utama. Wilaya terdiri dari darat, udara dan juga
laut*.
3. Pemerintah
Pemerintah merupakan unsur yang memegang kekuasaan untuk
menjalankan roda pemerintahan.
4. Kedaulatan
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang untuk membuat undangundang dan melaksanakannya dengan semua cara.

Disamping ketiga unsur pokok (konstitutif) tersebut masih ada unsur
tambahan (disebut unsur deklaratif) yaitu berupa Pengakuan dari
negara lain. Unsur negara tersebut diatas merupakan unsur negara
dari segi hukum tata negara atau organisasi negara
Funasi Nearar
Fungsi Pertahanan dan Keamanan
Negara wajib melindungi unsur negara(rakyat, wilayah, dan
pemerintahan) dari segala ancaman, hambatan, dan gangguan, serta
tantangan lain yang berasal dari internal atau eksternal. Contoh: TNI
menjaga perbatasan negaraNegara
Fungsi Keadilan

Negara wajib berlaku adil dimuka hukum tanpa ada diskriminasi atau
kepentingan tertentu. Contoh: Setiap orang yang melakukan tinfakan
kriminal dihukum tanpa melihat kedudukan dan jabatan.
Fungsi Pengaturan dan Keadilan
Negara membuat peraturan-perundang-undangan untuk
melaksanakan kebijakan dengan ada landasan yang kuat untuk
membentuk tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsan dan juga
bernegara.

Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran
Negara bisa mengeksplorasi sumber daya alam yang dimiliki untuk
meningkatkan kehidupan masyarakat agar lebih makmur dan
sejahtera.
Sifrt Nearar
1. Sifat memaksa
Negara dapat memaksakan kehendak melalui hukum atau kekuasaan.
Negara memiliki kekuasaan memaksa agar masyarakat tunduk dan
patuh terhadap negara tanpa tidak ada pemaksaan fsik
Hak negara ini memiliki sifat legal agar tercipta tertib di masyarakat
dan tidak ada tindakan anarki. Paksaan fsik dapat dilakukan terhadap
hak milik
2. Sifat monopoli
Negara menetapkan tujuan bersama dalam masyarakat. Negara dapat
menguasai hal-hal seperti sumberdaya penting untuk kepentingan
orang banyak. Negara mengatasi paham individu dan kelompok.
3. Sifat totalitas
Semua hal tanpa pengecualian menjadi wewenang negara.
Tujurn Nearar
Miriam Budiharjo (2010) menyatakan bahwa Negara dapat dipandang sebagai asosiasi

manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mengejar beberapa tujuan bersama. Dapat
dikatakan bahwa tujuan akhir setiap negara adalah menciptaka kebahagiaan bagi
rakyatnya.
Sedangkan tujuan Negara Indonesia adalah yang tertulis dalam
pembukaan UUD 1945 alinea ke empat;
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
Memajukan kesejahteraan umum
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Ikut melaksanakan ketertiban dunia
Asrl Mulr Teajrdinyr Nearar
Berdasarkan kenyataan, negara terjadi karena sebab-sebab :
Ocupatie - Pendudukan yaitu suatu wilayah yang diduduki oleh
sekelompok manusia
Separatie - Pelepasan, yaitu suatu daerah yang semual menjadi
wilayah daerah tertentu kemudaia melepaskan diri
Peleburan, yaitu bebrapa negara meleburkan diri menjadi satu

Pemecahan, yaitu lenyapnya suatu negara dan munculnya negara
baru
Berdasarkan teori, negara terjadi karena

Teori Ketuhanan, yaitu negara ada karena adanya kehendak Tuhan
Teori Perjanjian masyarakat, yaitu negara ada karena adanya
perjanjian individu-individu (contrac social)
Teori Kekuasaan, yaitu negara terbentuk karena adanya
kekuasaan / kekuatan
Teori Hukum Alam, yaitu negara ada karena adanya keinginan
untuk memenuhi kebutuhan manusia yang bermacam-macam.
Bentuk Nearar
Berikut adalah bentuk negara yang ada di dunia
Negara Kesatuan
Negara Serikat
Perserikatan Negara (Konfederasi)
Uni, dibagi menjadi 2 yaitu Uni Riil dan Uni Personil
Dominion
Koloni
Protektorat
Mandat
Trust

KEBAIKAN BERSAMA
Dalam kodratnya manusia merupakan makhluk sosial atau dalam kata lain
manusia tidak dapat hidup sendiri dan seharusnya hidup di dalam polis atau
negara. dalam pemikirannya Plato mengungkapkan bahwa tugas seorang
negarawan adalah menciptakan keselarasan antara semua keahlian lainnya dalam
sebuah negara atau polis sehingga akan tercipta keseluruhan yang terjamin
harmonis. mengenai bentuk negara yang ideal menurut Plato adalah menurut
politikos yang mengatakan bahwa sebaiknya undang - undang dibuat berdasarkan
kebutuhan serta keperluan yang di dasarkan pada keadaan yang kongkrit.
Di dalam karyanya Politea, Plato mengungkapkan ajakan dan peringatannya dalam
menganalisis suatu keadaan atau kejadian. yang dapat di jelaskan menjadi
beberapa bagian:
pertama:
membicarakan tentang metafisika yang mencari serta mengungkap apa yang
menjadi hakikat dari segala apa yang ada ini.
kedua:
berbicara tentang etika yakni tentang sikap yang benar dan baik .
ketiga:
berbicara tentang pendidikan yang harus dijalankan seseorang dalam hidup ini.
keempat:
berbicara tentang pemerintahan yang seharusnya yang ideal.
keempatnya merupakan suatu kebulatan ( holistic ) yang saling berhubungan
antara satu dengan yang lainnya serta bersifat menyeluruh.
bagi Plato kepentingan perseorangan harus disesuaikan dengan kepentingan
masyarakat. sehingga Plato cenderung menumbuhkan rasa kolektivisme, rasa
kebersamaan, daripada menonjolkan egoisme perseorangan. oleh karena itu
tujuan negara atau organisasi masyarakat adalah menghendaki adanya
persesuaian dalam fungsi. bagi Plato pembagian pekerjaan itu tidak hanya terbatas
pada ekonomi atau efisiensi kerja saja melainkan berdasar pada panggilan
kesadaran manusia itu sendiri dalam rangka yang sesuai dengan tujuan hidupnya.

Aristoteles
dalam pandangannya mengenai politik atau negara sama seperti yang di ungkap
oleh Plato. ajaran tentang negara dan etika tidak di pisahkan. namun dalam
pemikiran Aristoteles ajaran tentang negara meneruskan dan menyelesaikan
tentang etika sehingga pada akhirnya uraiannya dalam Ethica Nicomachea
Aristoteles menunjukkan kepada traktatnya mengenai politik. Aristoteles juga
memiliki pemikiran yang sama seperti Socrates dan Plato yang menolak dalam
pendirian kaum sofis bahwa negara itu berdasarkan adat kebiasaan dan bukan
berlandaskan pada kodrat.
bagi Aristoteles negara itu bukan berasal dari suatu inisiatif dari pihak manusia,
tetapi menurut kodratnya manusia itu hidup dakam negara. dalam bukunya yang
pertama " Traktat Politica " Aristoteles mengatakan bahwa manusia menurut
kodratnya adalah " zoion Politicon " makhluk yang hidup di dalan polis. selain itu di
dalam bukunya yang ketiga Aristoteles mengungkapkan tentang berbagai susunan
negara dan berusaha untuk menentukan yang mana yang di anggap baik. untuk itu
Aristoteles menggolongkan susunan negara yang mungkin atas dasar tiga macam
bentuk konstitusi. masing - masing bentuk memiliki sisi positif negatif. memiliki sisi
positif apabila di arahkan pada kepentingan umum. sedangkan sisi negatif apabila
hanya di tunjukkan pada kepentingan sang penguasa saja.
bentuk negara yang di anggap ideal menurut Aristoteles adalah:
1. Monarkhi
2. Aristokrasi
3. Politeia
dalam pandangannya bagi Aristoteles tujuan akhir dari filosofis adalah
pengetahuan keyakinan.
bahwa kebenaran yang sesungguhnya hanya dapat di capai dengan jalan
pengertian. Aristoteles lebih
realistis dalam menekankan bukti atau fakta, hal yang kongkret atau nyata, yang
dimulai dengan pengumpulan fakta
atau bukti yang kemudian di susun berdasar ragam jenis atau sifat ke dalam suatu
sistem yang memiliki kaitan satu sama lain.
yang
kemudian di analogikan dengan pendapat atau pemikiran serta filosofi
para pemikir terdahulu yang di perhatikan dan dibandingkan secara
kritis.
yang
kemudian dari semua itu di kemukakan pendapatsendiri dengan alasan
pertimbangan. karena konsep berfikirnya yang sangat logis, maka
Aristoteles
di anugrahi sebagai " bapak logika ".
perbedaan antara Plato dan Aristoteles adalah:
Plato memandang segala sesuatu dalam satu kesatuan yang menyeluruh.
yakni negara memiliki tempat dan fungsi tertentu.
adapun Aristoteles:
berhenti pada apa yang di anggapnya perkembangan terakhir dan sempurnah dari
kumpulan manusia yang disebut sebagai negara.
tidak meluaskannya sehingga rangka keseluruhan dari apa yang ada.
perbedaan
yang lainnya adalah Aristoteles juga mengakui bahwa kenyataan dalam
kehidupan itu mempunyai keperluan dalam urusan memiliki keluarga.

kepemilikan
tersebut mempunyai fungsi sosial, yang mempunyai pengertian bahwa
sebagai alat perbaikan kebaikan di dalam hidup bermasyarakat. oleh
sebab
itu dalam konteks kepemilikan membatasi pertukaran (barter) yang di
sesuaikan dengan keperluan atau yang di butuhkan dan bukan untuk
mengumpulkan
harta
atau menumpuk kekayaan. tidak mempertimbangkan jumlah, melainkan
ketepatan. dari pemikirannya ini dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa
Aristoteles
sangat
menentang kapitalisme. baginya kapitalisme merupakan perbuatan tukar
menukar dengan memunggut keuntungan secara sepihak atau sama dengan
konsep
dalam
riba. Aristoteles menganjurkan dalam kehidupan bernegara selalu
mengambil tindakan yang tepat serta sesuai untuk mempengarui penghidupan
sosial. bagi Aristoteles
konstitusi
yang ideal adalah adalah serupa campuran dari oligarki. pemerintahan
orang - orang tertentu berdasar pada harta, darah atau keturunan,
kedudukan, pendidikan.
serta
konsep dari demokrasi. pemerintahan dengan konsep banyak orang, yang di
dasarkan pada jumlah di pihak yang lain. yang terpenting adalah dasar
sosial serta bentuk
konstitusi
yang ideal adalah dengan adanya kelas menengah yang lebih banyak. yang
jumlahnya lebih banyak dari kelas bawah ( miskin ) dan juga kelas a

Pengertian Konflik
menurut Robbins, Konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan
bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera memengaruhi secara
negatif pihak lain.
Pengertian Konflik adalah kondisi yang dipersepsikan ada di antara pihak-pihak atau lebih
merasakan adanya ketidaksesuaian antara tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha
pencapaian tujuan pihak lain.
Dari kedua pengertian konflik yang disampaikan pakar di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa Konflik adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih banyak menyangkut
persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya. Dengan demikian jika
suatu keadaan tidak dirasakan sebagai konflik, maka pada dasarnya konflik tersebut tidak ada
dan begitu juga sebaliknya.Faktor penyebab konflik ada bermacam-macam.
Beberapa faktor penyebab konflik, yaitu :
(1) Salah satu faktor penyebab konflik adalah Saling bergantungan. Saling bergantungan
dalam pekerjaan terjadi jika dua kelompok organisasi atau lebih saling membutuhkan satu
sama lain guna menyelesaikan tugas.
(2) Salah satu faktor penyebab konflik ialah perbedaan tujuan. Perbedaan tujuan yang
terdapat diantara satu bagian dengan bagian yang lain yang tidak sepaham bisa menjadi
faktor penyebab munculnya konflik.
(3) Salah satu faktor penyebab konflik yaitu perbedaan persepsi atau pendapat. Dalam hal
menghadapi suatu masalah, perbedaan persepsi yang ditimbulkan inilah yang menyebabkan
munculnya konflik.
Faktor penyebab konflik menurut Smith, Mazzarella dan Piele antara lain :
(1) Masalah komunikasi merupakan salah satu faktor penyebab konflik, yang bisa terjadi
pada masing-masing atau gabungan dari unsur-unsur komunikasi, yaitu sumber komunikasi,
pesan, penerima pesan dan saluran.
(2) Struktur organisasi merupakan salah satu faktor penyebab konflik, yang secara potensial
dapat memunculkan konflik. Pada setiap departemen atau fungsi dalam organisasi
mempunyai kepentingan, tujuan dan programnya sendiri-sendiri yang seringkali berbeda
dengan yang lain.
(3) Faktor manusia merupakan salah satu faktor penyebab konflik, sifat manusia satu dengan
yang lain berbeda dan juga unik. Hal ini yang berpotensi memunculkan konflik.

Ada tiga pandangan mengenai konflik, yaitu :
(1) Pandangan Tradisional, menyatakan bahwa konflik harus dihindari karena akan
menimbulkan kerugian. Dalam aliran ini memandang konflik sebagai sesuatu yang tidak
menguntungkan, sesuatu yang buruk dan selalu merugikan dalam organisasi. Oleh karenanya,
konflik harus dicegah dan dihindari sebisa mungkin dengan mencari akar permasalahannya.
(2) Pandangan Hubungan Kemanusiaan, menyatakan bahwa konflik merupakan sesuatu yang
alamiah, wajar dan tidak terelakkan dalam setiap kelompok manusia. Konflik tidak selalu
dipandang buruk karena memiliki potensi kekuatan yang positif di dalam menentukan kinerja
kelompok. Konflik ini tidak selamanya bersifat merugikan, bahkan bisa menguntungkan,
yang oleh karena itu konflik harus dikelola dengan baik.
(3) Pandangan Interaksionis, menyatakan bahwa konflik bukan sekedar sesuatu kekuatan
positif dalam suatu kelompok, akan tetapi mutlak diperlukan untuk suatu kelompok agar
dapat berkinerja positif, dengan demikian konflik harus diciptakan. Pandangan ini didasarkan
pada keyakinan bahwa organisasi yang harmonis, tenang dan damai ini justru akan membuat
organisasi itu menjadi statis dan tidak inovatif. Hal ini kemudian berdampak pada kinerja
organisasi yang menjadi rendah.

| Macam Macam Konflik |
Berbicara mengenai macam macam konflik, maka konflik dibedakan dalam beberapa
perspektif antara lain :
1. Konflik Intraindividu. Konflik ini dialami oleh individu dengan dirinya sendiri karena
adanya tekanan peran dan ekspektasi di luar berbeda dengan keinginan atau harapannya.
(2) Konflik Antarindividu. Konflik yang terjadi antarindividu yang berada dalam suatu
kelompok atau antarindividu pada kelompok yang berbeda.
(3) Konflik Antarkelompok. Konflik yang bersifat kolektif antara satu kelompok dengan
kelompok lainnya.
(4) Konflik Organisais. Konflik yang terjadi antara unit organisasi yang bersifat struktural
maupun fungsional. Contoh konflik ini : konflik antara bagian pemasaran dengan bagian
produksi.
Macam macam konflik ditinjau dari fungsinya, yaitu :
(1) Konflik Konstruktif merupakan konflik yang memiliki nilai positif bagi pengembangan
organisasi.
(2) Konflik Destruktif ialah konflik yang berdampak negatif bagi pengembangan organisasi.
Macam macam konflik ditinjau dari segi instansionalnya, yaitu :
(1) Konflik kebutuhan individu dengan peran yang dimainkan dalam organisasi. Tidak jarang
keinginan dan kebutuhan karyawan bertentangan atau tidak sejalan dengan kepentingan dan
kebutuhan organisasi. Hal ini yang bisa memunculkan konflik.
(2) Konflik peranan dengan peranan. Misalnya setiap karyawan organisasi yang memiliki
peran berbeda-beda dan ada kalanya perbedaan peran tiap individu tersebut memunculkan
suatu konflik, karena setiap individu tersebut berusaha untuk memainkan peran tersebut
dengan sebaik-baiknya.
(3) Konflik individu dengan individu lainnya. Konflik ini seringkali muncul jika seorang
individu berinteraksi dengan individu lainnya karena latar belakang, pola pikir, pola tindak,

minat, kepribadian, persepsi dan sejumlah karakteristik yang berbeda antara hubungan yang
satu dengan yang lain.
Macam macam konflik ditinjau dari segi materi atau masalah yang menjadi sumber
konflik, yaitu :
(1) Konflik tujuan. Adanya perbedaan tujuan antarindividu, organisasi atau kelompok dapat
memunculkan konflik.
(2) Konflik peranan. Setiap manusia memiliki peran lebih dari satu. Peran yang dimainkan ini
seringkali memunculkan konflik.
(3) Konflik nilai. Nilai yang dianut seseorang seringkali tidak sejalan dengan sistem nilai
yang dianut organisasi atau kelompok. Hal ini juga dapat berpotensi untuk memunculkan
konflik.
(4) Konflik kebijakan. Konflik ini muncul karena seorang individu atau kelompok tidak
sependapat dengan kebijakan yang ditetapkan organisasi.
Macam macam konflik menurut Mastenbroek, yaitu :
(1) Instrumen Conflicts adalah Konflik yang terjadi karena adanya ketidaksepahaman
antarkomponen dalam organisasi dan proses pengoperasiannya.
(2) Socio-emotional Conflicts yaitu konflik yang berkaitan dengan identitas, kandungan
emosi, prasangka, kepercayaan, citra diri, keterikatan, identifikasi terhadap kelompok,
lembaga dan lambang-lambang tertentu, sistem nilai dan reaksi individu dengan yang
lainnya.
(3) Negotiating Conflicts atau konflik negosiasi ialah ketegangan-ketegangan yang dirasakan
pada waktu proses negosiasi terjadi, baik antara individu dengan individu maupun kelompok
dengan kelompok.
(4) Power and Dependency Conflicys adalah konflik kekuasaan dan ketergantungan berkaitan
dengan persaingan dalam organisasi, misalnya pengamanan dan penguatan kedudukan yang
strategis.
Sekian mengenai pengertian konflik, macam macam konflik dan faktor penyebab konflik,
semoga tulisan saya mengenai pengertian konflik, macam macam konflik dan faktor
penyebab konflik dapat bermanfaat.

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah
negara (dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama
untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam
mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan
negaranya, baik dari internal maupun eksternal

Beberapa bentuk dari nasionalisme
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan
negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan dan
ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme
mencampuradukkan sebahagian atau semua elemen tersebut.
Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme
dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak
rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan
menjadi bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract
Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").
Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran
politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von
Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").
Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah
lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secara
semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.

Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati
idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik.
Misalnya "Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah
yang berkaitan dengan etnis Jerman.
Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran
politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan
sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah
berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta
ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti
Qing untuk menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa.
Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan
budaya mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.
Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan
dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih
keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras
dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state'
adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan
tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki kontemporer, dan dalam
bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-kanan di Spanyol, serta sikap 'Jacobin' terhadap
unitaris dan golongan pemusat negeri Perancis, seperti juga nasionalisme masyarakat Belgia,
yang secara ganas menentang demi mewujudkan hak kesetaraan (equal rights) dan lebih
otonomi untuk golongan Fleming, dan nasionalis Basque atau Korsika. Secara sistematis,
bilamana nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik kepada
kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme Turki dan penindasan
kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara pemerintahan pusat yang
kuat di Spanyol dan Perancis dengan nasionalisme Basque, Catalan, dan Corsica.
Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi
politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah
dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat
nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India
seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.
Namun, bagi kebanyakan kelompok nasionalis agama hanya merupakan simbol dan
bukannya motivasi utama kelompok tersebut. Misalnya pada abad ke-18, nasionalisme
Irlandia dipimpin oleh mereka yang menganut agama Protestan. Gerakan nasionalis di
Irlandia bukannya berjuang untuk memartabatkan teologi semata-mata. Mereka berjuang
untuk menegakkan paham yang bersangkut paut dengan Irlandia sebagai sebuah negara
merdeka terutamanya budaya Irlandia. Justru itu, nasionalisme kerap dikaitkan dengan
kebebasan.