TUGAS PENGANTAR BISNIS . docx

TUGAS PENGANTAR BISNIS
RESUME TENTANG
KERJASAMA, PENGGABUNGAN, DAN EKSPANSI,
PENGERTIAN SAHAM, OBLIGASI, REKENING KORAN

OLEH :
NAMA : DIAN HARDIANTO
N I M : A1A 016 035

ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM
2016

KERJASAMA, PENGGABUNGAN, DAN EKSPANSI, SERTA SAHAM,
OBLIGASI, REKENING KORAN
Dalam perkembangannya, perusahaan dapat mengadakan kerjasama, penggabungan dengan perusahaan
lain, atau berkembang sendiri tanpa mengikut-sertakan peran perusahaan lain. Semua ini dilakukan untuk
memenuhi tuntutan bisnisnya. Pembentukan organisasi baru dapat dilaksanakan baik dengan ataupun tanpa
melebur organisasi yang lama. Pembahasan tentang kerjasama, penggabungan dan ekspansi ini akan dipesatkan

pada beberapa bentuk organisasi baru yang ditimbulkannya, yaitu :







Joint Venture
Trust
Holding company
Sindikat
Kartel

 Joint venture
Joint venture merupakan bentuk kerjasama antara beberapa perusahaan yang berasal dari beberapa
negara menjadi satu perusahaan utnuk mencapai konsentrasi kekuatan – kekuatan ekonomi yang lebih
padat. Secara umum dapat dikatakan, bahwa semua bentuk kerjasama antar perusahaan – perusahaan dapat
ditampung ke dalam bentuk usaha Joint Venture, tanpa memandang besar kecilnya modal, kekuasaan
ekonomi ataupun lokasi masing – masing partner yang bersangkutan.

a. Ciri – ciri Joint Venture
 Merupakan perusahaan baru yang secara bersama – sama didirikan oleh beberapa perusahaan
lain.
 Modalnya berupa saham yang disediakan oleh perusahaan – perusahaan pendiri dengan
perbandingan tertentu
 Kekuasaan dan hak suara dalam Joint Venture didasarkan pada banyaknya saham yang ditanam
oleh masing – masing perusahaan pendiri.
 Perusahaan – perusahaan pendiri Joint Venture tetap memiliki eksistensi dan kebebasan masing
– masing
 Di Indonesia, Joint Venture merupakan kerjasama antara perusahaan domestik dan perusahaan
asing, tidak menjadi soal apakah modal pemerintah atau modal swasta
 Resiko ditanggung bersama – sama antara masing – masing partner melalui perusahaan –
perusahaan yang berlainan
Menurut Undang – Undang Nomor 1 tahun 1967 tentang penanaman Modal Asing (UUPMA),
Perusahaan – perusahaan Joint Venture harus memiliki bentuk hukum Perseroan Terbatas (PT),hukum ini
mensyaratkan adanya perimbangan kekuatan modal yang jelas antara pihak – pihak yang membentuk usaha
Joint Venture, sedangkan PT itu terdiri atas pemilik yang mempunyai saham.
Dalam Manajemenya, perusahaan Joint Venture dipimpin oleh Dewan Direktur yang dipilih oleh para
pemegang saham.


b. Proses Terjadinya Joint Venture
Proses terjadinya Joint Venture di Indonesia, seperti dibawah ini :

Agen Tunggal

Pabrik – Pabrik
Merk barang
Luar Negeri

Distributor

GA
Lain - Lain

Gambar Proses terjadinya Joint Venture
Proses ini biasanya dilakukan dengan perantaraan perwakilan perusahaan asing dan/atau Konsultan –
konsultan.Agen tunggal yang dulunya merupakan important tunggal untuk merk tertentu, tidak diikut sertakan ,
karena adanya alasan –alasann tertentu oleh pihak investor, dan gantinya dapat ditunjuk distributor lokal atau
pihak lain yang selama ini tidak mempunyai hubungan apapun dengan merk barang tersebut.
c. Pimpinan Eksekutif

Walaupun keinginan mengadakan Indonesiasi Tenaga Kerja , berarti bukan juga mengabaikan tenaga
ahli dari bangsa asing, karena tenaga ahli dari bangsa asing sering juga didudukan sebagai pimpinan.
Ada beberapa kemungkinan untuk mengisi jabatan pimpinan utama dalam perusahaan Joint Venture.
1) Satu Pimpinan Eksekutif
Apabila Presiden Direktur akan ditunjuk oleh pihak investor asing, maka dalam perjanjian Joint Venture
sebaiknya dicantumkan suatu syarat, bahwa setelah melampaui waktu tertentu pihak Indonesia diberi
hak untuk ikut mempertimbangkan perpanjangan kontrak dari pimpinan eksekutif yang dimaksud.
2) Pimpinan Menurut Giliran
Apabila masing – masing pihak mempunyai hak yang sama dalam penujukan pimpinan, maka ada
kesempatan untuk menggunakan tenaga kerja di Indonesia setelah jabatan pimpinan lama berkahir.
3) Pimpinan Bersama
Artinya kepemimpinan dapat dipegang bersama – sama oleh masing – masing pihak dengan menunjuk
Presiden Direktur sendiri – sendiri, dan ini tentu membutuhkan kerjasama yang baik.
4) Pimpinan Eksekutif Fungsional
Dalam hal ini , jabatan pimpinan dapat dibagi – bagi menurut fungsi – fungsi yang ada, jadi beberapa
jabatan pimipinan dipegang oleh orang Indonesia da jabatan lain dipegang oleh pihak Investor asing.

 Trust
Trust adalah suatu bentuk organisasi perusahaan yang didirikan untuk menghindari kerugian
masing – masing anggota dan memperbesar keuntungan perusahaan.

Trust dibentuk dengan menggabungkan beberapa perusahaan (merger) menjadi satu dan masing –
masing perusahaan yang bergabung telah meleburkan diri atau mengadakan fusi, sehingga gabungan dari
perusahaan – perusahaan tersebut merupakan sebuah perusahaan yang besar. Seluruh kekayaan dari perusahaan
lama dipindahlan ke perusahaan yang baru. Trust dapat mengeluarkan saham dan Obligasi. Masing – masing
anggota dan pengurus (disebut trustees) mempunyai tanggung jawab terbatas, sebesar modal yang ditanamkan.
Trustees dipilih oleh para pemegang saham yang orang – orangnya dapat berganti – ganti. Penggantian pemilik /
pemegang saham ini dapat terjadi karena sahamnya dapat dipindah – tangakan kepada orang lain.

 Holding Company
Holding Company yakni sebuah perusahaan yang keuangannya kuat dapat memiliki perusahaan
laiin dengan cara membeli saham – sahamnya.
Perusahaan yang saham – sahamnya telah dibeli tidak lagi mempunyai kekuasaan apa –apa,
semuua kebijakan ditentukan oelh Holding Company. Jadi dapatlah dikatakan bahwa di sini telah terjadi
pengambil – alihan kekayaan maupun kekuasaan dari perusahaan tersebut kepada Holding Company.
Jika diadakan pembandingan antara Joint Venture , Trust dan Holding Company, bentuk Joint
Venture adalah bentuk yang paling menguntungkan.

Holding Company

Trust


Semua resiko ditanggung oleh
perusahaan yang mengambil
alih.

Resiko tetap menjadi
tanggungan dari perusahaan –
perusahaan yang bergabung

Semua kebaikan dan
kelemahan dari perusahaan
yang diambil alih sama – sama
diterima
Perusahaan yang diambil alih
kehilangan kemerdekaannya,
sedangkan perusahaan yang
mengambil alih tetap
mempunyai posisi seperti
sediakala
Dapat memanfaatkan skala

ekonomi yang ada (tingkat
produksi yang lebih besar),
tetapi mempunyai kelemahan,
yaitu :
a. Ketergantungan pada
mesin – mesin dan
barang – barang modal
yang sudah ada
b. Adanya penyesuaian
organisasi dan
perusahaan yang
diambil alih pada
organisasi induk

Semua kebaikan dan kelemahan
dari perusahaan yang
mengadakan fungsi sama – sama
diterima
Kebebasan masing – masing
perusahaan yang mengadakan

fusi sama sekali hilang

Dapat memanfaatkan skala
ekonomi yang ada, tetapi
mempunyai kelemahan, yaitu :
- Ketergantungan pada
mesin – mesin serta
barang –barang modal
yang sudah ada

Joint Venture
Tanggung jawab terhadap
semua resiko dibagi antara
masing – masing Partner
(perusahaan – perusahaan
yang berlainan)
Kelemahan masing – masing
perusahaan tetap menjadi
beban mereka
Masing – masing perusahaan

yang berjoint benture masih
tetap mempunyai kebebasan

Dapat memanfaatkan skala
ekonomi dan spesialisasi.
Keuntungan ini dapat
ditingkatkan lagi karena Joint
Venture merupakan
perusahaan baru yang tidak
terikat pada barang modal
perusahaan – perusahaan
yang berJoint Venture.

Perbedaan antara Holding Company, Trust , dan Joint Venture

 Sindikat
Sindikat merupakan kerjasama antara beberapa orang untuk melaksanakan proyek khusus dibawah
suatu perjanjian. Penggunaan bentuk ni sekarang hanya terbatas pada bidang keuangan , dimana sekelompok
investor berusaha mengkombinasikan sumber –sumber keungan mereka untuk memperjual – belikan surat –
surat berharga dari suatu perusahaan.

Seorang anggota biasanya dipilih untuk mewakili anggota –anggota yang lain dan dapat bertindak
sebagai manajer. Masing – masing anggota dapat menjual hasil produksinya atau barangnya kepada anggota
yang lain dalam sindikat.
Perjanjian yang diadakan dalam sindikat dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni :
a. Bagian Pertama dibuat bersama – sama dengan perusahaan yang saham – sahamnya akan dibeli oelh
Sindikat.
b. Bagian kedua menyebutkan tentang keanggotaan dan cara –cara mendapatkan laba atau menanggung
rugi. Laba atau rugi umumnya dibagi kepada para anggota menurut besarnya modal yang mereka
tanamkan. Apabila mereka mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas, masng – masing anggota
harus membayar harga beli dari seluruh surat – surat berharga yang disetujuinya tanpa memperhatikan
laku atau tidak. Jika tanggung jawabnya terbatas, masing – masing anggota cukup membayar sebesar
perbedaan antara harga beli dengan harga jual surat berharga yang tidak laku, tentunya surat berharga
yang tidak laku tersebut sudah disetujui untuk dibeli.

 Kartel
Kartel merupakan persekutuan antara beberapa perusahaan sejenis di bawah suatu perjanjian
tertentu. Masing – masing perusahaan tetap berdiri sendiri, mempunyai kedudukan sama, dan sewaktu – waktu
dapat membatalkan perjanjian yang telah disetujuinya bilamana diinginkan. Mereka terikat pada semua masalah
yang tercantum dalam perjanjian, tetapi diluar itu mereka bebas bertindak
Berdasarkan macam perjanjiannya, Kartel dibedakan ke dalam :

a. Kartel Daerah, masing – masing perusahaan mengadakan perjanjian unutk membagi Daerah pemsaran
yang boleh dikuasainya. Salah satu anggota tidak diperbolehkan menjual barangnya ke daerah lain yang
dikuasai oleh anggota lainnya
b. Kartel Produksi, perusahan – perusahaan yang membentuk kartel produksi mengadakan perjanjian
untuk menentukan luas produksi masing – masing.
c. Kartel Kondisi, dibentuk atas dasar suatu perjanjian yang mengatur syarat – syarat penjualan, termasuk
syarat – syarat penyerahan barang, tempat penjualan, tunai atau kredit, pemberian potongan dan
sebagainya.
d. Kartel pembagian laba, perjanjian di dalam kartel ini menentukan cara pembagian dan besarnya laba
yang harus diterima ole masing – masing anggota. Laba dapat dibagi berdasarkan besarnya volume
penjualan yang dicapai oleh setiap anggota.
e. Kartel Harga, perjanjian yang diadakan meliputi penentuan harga minimumdari barang – barang yang
dijual, sehingga bentuk ini dapat mengurangi persaingan harga diantara para anggota.

SAHAM
Pengertian saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu
perusahaan. Pengertian saham ini artinya adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham
tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian kalau seorang investor membeli
saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas itu adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung di bank, setiap kali kita menabung
maka kita akan mendapatkan slip yang menjelaskan bahwa kita telah menyetor sejumlah uang. Dalam investasi
saham, yang kita terima bukan slip melainkan saham.
Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT) saham juga di
identifikasikan sebagai surat bukti kepemilikan dalam suatu PT yang diperoleh melalui pembelian atau cara lain
yang kemudian memberikan hak atas deviden dan lain-lain sesuai dengan besar kecilnya investasi modal pada
perusahaan tersebut.
Saham adalah tanda bukti penagambilan bagian atau peserta dalam suatu Perseroan Terbatas. Bagi
perusahaan yang bersangkutan, hasil yang diterima dari penjualan sahamnya akan tetap tertanam dalam
perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang saham sendiri itu bukanlah merupakan
penanam yang permanen. Karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya.
Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atau penyertaan pasar modal investor dalam
suatu perusahaan (Fakhruddin, 2006:13).
Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan sehingga para pemegang saham berhak
menentukan menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Para
pemegang saham juga berhak memperoleh deviden yang dibagikan oleh perusahaan. Sebaliknya, pemegang
sahampun turut menanggung resiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut. Modal
saham adalah unit kepemilikan dalam sebuah perusahaan, sebagai bukti kepemilikan atas saham, perseroan
terbatas menerbitkan sertifikat sahamnya (Simamora200:408).
Saham yang dikeluarkan perusahaan merupakan bukti pembayaran pemegang saham kedalam
perusahaan. Jumlah yang terakumulasi dalam perusahaan dinamakan dengan nama modal saham. Perwakilan
kepemilikan seseorang didalam suatu perseroan terbatas tercermin dalam sedikit banyaknya lembar saham yang
dimiliki. Semakin banyak lembar saham yang dimiliki akan semakin besar derajat kepemilikannya.

Jenis – Jenis Saham
Perusahaan dapat menerbitkan 2 jenis saham, yaitu saham biasa dan saham preferen.
1. Saham Biasa
Saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan. Mereka menanggung risiko dan mendapatkan keuntungan. Pada saat kondisi perusahaan jelek, mereka tidak menerima dividen. Dan sebaliknya,
pada saat kondisi perusahaan baik, mereka dapat memperoleh dividen yang lebih besar bahkan saham bonus.
Pemegang saham biasa ini memiliki hak suara dalam RUPS (rapat umum pemegang saham) dan ikut
menentukan kebijakan perusahaan. Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham biasa akan membagi sisa aset
perusahaan setelah dikurangi bagian pemegang saham preferen.

Karakteristik Saham biasa adalah sebagai berikut:
 Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris
 Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
 Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja
2. Saham Preferen
Selain saham biasa kita juga mengenal adanya saham preferen. Sesuai namanya, saham preferen ini
mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran dividen dibanding saham biasa.
Karakteristik Saham Preferen adalah sebagai berikut:
 Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda
 Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal
pembagian dividen
 dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode
berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
 Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang saham dan
organisasi penerbit terbentuk

Contoh Saham
“Agar lebih mengerti tentang pengertian saham, di bawah ini anda bisa lihat contoh saham yang dikeluarkan
perusahaan. Untuk contoh saham bisa dilihat dibawah ini:”
Kapan investor dapat membeli saham?
Seorang investor dapat membeli saham di pasar perdana maupun pasar sekunder. Pada pasar
perdana, emiten yang baru go pubtic menawarkan sahamnya kepada investor melalui para penjamin
emisi dan agen penjual.
Investor dapat membeli langsung melalui para penjamin emisi penerbitan saham tersebut atau
melalui agen penjual. Kemudian saham yang dibeli pada pasar perdana dapat diperjualbelikan melalui
pasar sekunder atau di bursa efek melalui perusahaan pialang.
Untuk apa membeli saham?
Membeli saham merupakan alternatif lain dalam mengamankan dan sekaligus meningkatkan nilai
kekayaan (dalam hal ini kekayaan berupa uang). Jadi mengamankan dan meningkatkan kekayaan
bisa dalam bentuk berbagai macam, misalnya: celengan, menyimpan di bank, dibelikan emas,
dibelikan tanah, dibelikan apartemen dan masih banyak lagi.
Mengapa harus memilih saham untuk investasi?
Kalau deposito memberikan imbalan (suku bunga), yang tingginya relatif terbatas, katakan 15 %
per tahun, tentu kita akan bersedia membeli saham, kalau saham itu mampu memberikan imbalan
lebih besar dari 15 %. Jadi memilih investasi pada saham, karena lebih menguntungkan. Sebab
kelebihan menabung dengan cara memiliki saham adalah kemampuannya memberikan keuntungan
yang tidak ter-hingga. Tidak terhingga ini bukan berarti keuntungan investasi saham biasa sangat besar
dalam rupiahnya. Tetapi, tergantung pada perkembangan perusahaan penerbitnya. Apabila, perusahaan
penerbit mampu menghasilkan laba yang besar, maka ada kemungkinan para pemegang sahamnya
akan menikmati keuntungan yang besar juga.
Karena, dengan laba yang besar itu, bisa diharapkan tersedia dana yang besar untuk dibayarkan
sebagai dividen. Di beragam jenis instrument investasi yang ditawarkan kepada masyarakat.
Menyimpan uang bukan hanya deposito bank karena tingkat suku bunganya cenderung terjun bebas.
Sambil menyimpan uang, bagaimana cara agar uang Anda “bekerja” mencari laba? Sebaiknya kita
pahami jenis-jenis instrumen investasi. Apakah mekanisme transaksi (pembelian dan penjualan)
instrument investasi -seperti saham biasa, preferen, obligasi, right issue, waran, dan reksadana mudah
atau sukar melakukannya?

Jenis saham berdasarkan cara peralihan hak
A. Saham atas unjuk (bearer stocks)
Saham jenis ini sangat mudah dipindahkan seperti halnya mata uang. Oleh karena itu kualitas kertas
lembar saham dibuat spesifik agar sulit untuk dapat dipalsukan. Dalam saham jenis ini pada sertifikatnya tidak
tercantum nama pemilik saham sehingga manakala pemiliknya ingin menjual atau memindahkan kepada orang
lain akan dapat melaksanakannya dengan mudah.
B. Saham atas nama (registered stocks)
Saham jenis ini merupakan kebalikan dari saham atas unjuk. Saham ini memuat nama pemiliknya dan
nama ini akan tercantum dalam buku perseroan sehingga apabila terjadi pemindahan saham atas nama maka
harus menempuh prosedur tertentu yang harus dipenuhi.
Saham ini mempunyai tingkat keamanan yang tinggi sebab sudah tercantum dalam buku perseroan
sehingg apabila saham ini hilang maka cukup memberitahukan kepada perusahaan untuk meminta penggantian.

Jenis saham berdasarkan hak tagihan (klaim)
A. Saham biasa (common stocks)
Dengan adanya resiko yang besar tersebut biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik maka
deviden saham biasa akan lebih besar daripada saham preferen. Tetapi manakala terjadi likuidasi pembagian
deviden dan pembagian harta perusahaan serta pemegang saham biasa akan memperoleh pembagian terakhir
setelah pemegang saham preferen.
Pembagian deviden untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar deviden untuk
saham preferen Saham biasa mempunyai hak yang sama bagi pemegangnya yang dapat menentukan jalannya
perseroan melalui rapat umum pemegang saham. Kadangkadang hak suara dalam rapat pemegang saham hanya
diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham preferen mempunyai hak suara (Jogianto, 2000:58).
B. Saham preferen (prefered stock)
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai hak khusus melebihi pemegang saham biasa. Saham
preferen disebut juga dengan saham istimewa sebab mempunyai banyak keistimewaan. Biasanya keistimewaan
ini dihubungkan dalam hal pembagian deviden atau pembagian aktiva pada saat likuiditas.
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan
saham biasa, seperti bond yang membayarkan harga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang
tetap berupa deviden preferen seperti saham biasa dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah
klaim pemegang obligasi (bond) dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak,
yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi (Jogianto, 2000:59).
Kelebihan dalam hal pembagian deviden adalah bahwa deviden yang dibagi pertama kali harus
dibagikan untuk saham preferen, kalau ada kelebihan baru dibagikan kepada pemegang saham biasa. Deviden
saham preferen tidak terutang atas dasar waktu, tetapi baru terutang jikasudah diumumkan oleh perusahaan.
Dalam hal pimpinan perusahaan tidak mengumumkan pembagian deviden dalam suatu periode maka deviden
tidak hilang.
Biasanya saham preferen mempunyai nilai nominal dan devidennya dinyatakan dalam persentase dari
nilai nominal. Apabila saham prioritas tidak mempunyai nilai nominal maka devidennya dinyatakan dalam
bentuk rupiah dan bukan dalam bentuk persentase.
Suatu perusahaan dapat mengeluarkan lebih dari satu macam saham preferen disebut saham preferen ke
satu, saham preferen kedua dan seterusnya, dimana saham preferen kesatu mempunyai klaim yang pertama
terhadap laba dan saham preferen kedua mempunyai klaim kedua dan seterusnya. Saham preferen dipisah lagi
menjadi:

1. Saham preferen kumulatif. Saham preferen kumulatif adalah saham preferen yang devidennya setiap
tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham dengan kata lain saham ini merupakan saham yang
dijamin akan memperoleh deviden setiap tahunnya. Apabila dalam satutahun deviden tidak dapat
dibayarkan maka pada tahun-tahun berikutnya deviden yang belum dibayar tersebut harus dilunasi dulu
sehingga dapat mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa.
2. Saham preferen tidak kumulatif. Saham ini merupakan kebalikan dari saham preferen kumulatif. Dalam
saham preferen tidak kumulatif pemegang saham tidak akan memperoleh pembagian keuntungan secara
penuh manakala dalam suatu periode ada deviden yang belum dibayar. Dalam saham jenis ini,
pemegang saham preferen akan mendapat proritas akan tetapi hanya sampai pada jumlah tertentu
sehingga tidak seluruh deviden yang tidak dibayar akan dipenuhi seluruhnya, kadangkala tidak menutup
kemungkinan bahwa deviden yang tidak dibayar pada tahun sebelumnya tidak akan dibayar ditahun
kemudian.
3. Saham preferen partisipasi. Saham ini merupakan saham preferen dalam hak devidennya tidak terbatas
dalam jumlah tertentu. Ini berarti saham ini disamping memperoleh deviden tetap juga akan
memperoleh bonus (tambahan) deviden manakala perusahaan mencapai sasaran yang telah digariskan.
4. Saham preferen konvertibel (Convertible prefered stocks). Adalah saham preferen yang dapat diujur
dengan surat berharga lain yang dikeluarkan oleh perusahaan lain yang menerbitkan saham ini
umumnya hak konversi ditujukan untuk dapat ditukarnya saham preferen dengan saham biasa.
Meskipun saham preferen umumnya mempunyai hak yang didahulukan dalam pembagian deviden akan
tetapi dalam hubungannya dengan kekuasaan terhadap keberadaan perusahaan sangat jauh lebih kecil
dibandingkan dengan saham biasa.
C. Struktur modal perusahaan
Saham yang dikeluarkan perusahaan nantinya merupakan bukti penyertaan pemegang saham kadalam
perusahaan. Jumlah yang terakumulasi dalam perusahaan dinamakan dengan nama modal saham. Modal saham
dapat dibagi atas tiga macam yaitu:
1. Modal dasar. Dalam anggaran dasar perseroan akan dicantumkan modal dasar yang menggambarkan
estimasi modal yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Modal dasar ini dibagi dalam sejumlah saham
dengan nilai nominal tertentu. Semakin kecil nilai nominal lembar saham akan semakin banyak lembar
saham yang harus dikeluarkan oleh perseroan.
2. Modal ditempatkan. Jika modal yang ditempatkan kurang dari batas minimal yang ditetapkan maka
perseroan tidak akan diakui atau disahkan oleh pemerintah dan keberadaannya tidak dianggap sebagai
perseroan terbatas tetapi akan tunduk pada ketentuan perusahaan persekutuan. Jika sudah demikian,
antara harta peribadi dan harta perusahaan tidak akan terpisah dan para pemilik perusahaan mempunyai
kewajiban untuk menyelesaikan segala kewajibannya meskipun seluruh harta pribadinya tidak
mencukupi.
3. Modal disetor. Semua pendiri perseroan terbatas bertanggung jawab terhadap seluruh modal
ditempatkan akan tetapi walaupun demikian tidak harus setoran kedalam perusahaan dilakukan pada
saat perusahaan baru beroperasi. Ada batas kontribusi minimal besarnya uang yang harus disetor
kadalam perusahaan dan setiap negara mempunyai kebijakan sendiri.

OBLIGASI
Pengertian Obligasi
Pada dasarnya yang dimaksud dengan obligasi adalah surat atau sertifikat pengakuan hutang yang
dikeluarkan oleh peminjam atas sejumlah dana (hutang) yang diterimanya dari investor (pemegang obligasi)
selaku pihak yang memberikan pinjaman tersebut. Intinya yang dimaksud dengan obligasi adalah surat hutang
berjangka waktu panjang (umumnya lebih dari sepuluh tahun). Nantinya pihak yang menerima pinjaman
tersebut wajib membayar sejumlah kupon atau bunga beserta pokok pinjamannya kepada pemegang obligasi
hingga jatuh tempo hutang, dari hasil bunga yang dibayarkan tersebutlah investor mendapatkan keuntungan.
Nilai pasar dari suatu obligasi ini sangat dipengaruhi oleh suku bunga, jika suku bunga meningkat
biasanya nilai pasar (harga pasar) dari obligasi akan turun, hal ini disebabkan oleh sepinya investor karena jika
suku bunga meningkat investor lebih memilih untuk menanamkan modalnya dibank. Sebaliknya, jika suku
bunga menurun, maka harga pasar obligasi akan meningkat, karena investor akan memilih obligasi daripada
menanamkan modalnya di bank.
Memang pada dasarnya obligasi ini merupakan hutang, tapi yang dimaksud hutang disini bukan hutang
perorangan ya, kalau investornya iya bisa saja perorangan, tapi pihak yang meminjam/menerbitkan obligasi
bukanlah orang perorangan melainkan suatu badan, baik perusahaan swasta, pemerintah, maupun pemerintah
daerah. Tujuan peminjam menerbitkan obligasi adalah untuk mendapatkan dana, dana yang di dapat ini nantinya
dapat digunakan untuk ekspansi perusahaan atau untuk menutup kebutuhan lainnya.
Sebenarnya untuk mendapatkan sejumlah dana/modal, perusahaan tidak hanya melalui obligasi, namun
bisa juga melalui penerbitan saham. Namun dalam hal ini perusahaan memiliki alasan tersendiri untuk memilih
menerbitkan obligasi ketimbang menerbitkan saham, alasan umum kenapa perusahaan lebih memilih
menerbitkan obligasi ketimbang saham adalah karena perusahaan tidak ingin adanya intervensi pihak luar
perusahaan yang lebih besar lagi. Seperti yang kita ketahui, jika seseorang membeli saham perusahaan tertentu
maka orang tersebut akan menjadi bagian dari pemilik perusahaan sehingga berhak untuk ikut menentukan arah
perusahaan. Hal ini berbeda dengan pemegang obligasi, pemegang obligasi bukanlah pemilik perusahaan,
sehingga hal ini tidak memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk ikut menentukan arah perusahaan.

Jenis-Jenis Obligasi
Ada banyak tolak ukur yang dapat digunakan untuk membedakan jenis obligasi, diantaranya adalah
obligasi berdasarkan sisi penerbit, system pembayaran bunga, hak penukaran, segi jaminan, segi nilai nominal,
dan obligasi berdasarkan segi perhitungan imbal hasil.
1) Jenis obligasi berdasarkan sisi penerbit
 Corporate Bond, obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan tertentu, perusahaan ini dapat berbentuk

perusahaan swasta maupun perusahaan Negara (BUMN).
 Government Bond, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
 Municipal Bond, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah yang akan digunakan untuk

membiayai proyek-proyek publik.
2) Jenis obligasi berdasarkan jaminannya
 Secured Bond, obligasi yang dijaminkan dengan menggunakan kekayaan tertentu yang dimiliki

oleh penerbit, atau bisa juga dijaminkan dengan menggunakan pihak ketiga. Obligasi ini terbagi
menjadi tiga yaitu guaranteed bond (obligasi yang dijaminkan oleh pihak ketiga), mortgage bond
(obligasi yang dijaminkan dengan hipotik atau aset tetap), dan collateral trust bond (obligasi yang
dijaminkan dengan menggunakan efek yang dimiliki oleh penerbitnya).
 Unsecured Bond, obligasi yang tidak dijaminkan dengan menggunakan kekayaan tertentu yang
dimiliki oleh penerbitnya.
3) Jenis obligasi berdasarkan hak penukaran

 Convertible Bond, obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham perusahaan penerbit. Artinya

pemegang obligasi ini memiliki hak jika sewaktu-waktu ingin menukarkan obligasi yang
dipegangnya dengan saham perusahaan.
 Exchangeable Bond, obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar
saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
 Callable Bond, obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada
harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
 Putable Bond, obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk
membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
4) Jenis obligasi berdasarkan system pembayaran bunga
 Zero Coupon Bond, system pembayaran dari obligasi ini dilakukan dengan cara dibayarkan

sekaligus ketika jatuh tempo (pokok pinjaman dan bunganya) bukan secara periodik.
 Coupon Bond, obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan

ketentuan penerbitnya.
 Fixed Coupon Bond, obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa

penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
 Floating Coupon Bond, obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka

waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu.
5) Jenis obligasi berdasarkan nilai nominal
 Konvensional Bond, obligasi dengan satuan nilai nominal yang besar, umumnya Rp. 1 Miliar per

lot.
 Retail Bond, kebalikan dari konvensional bond, yaitu obligasi dengan satuan nilai nominal yang

kecil.
6) Jenis obligasi berdasarkan perhitungan imbal hasil
 Konvensional Bond, obligasi yang cara kerjanya menggunakan system bunga.
 Syariah Bond, obligasi yang cara kerja dan perhitungannya menggunakan system islam/syariat

islam yaitu system bagi hasil (Mudharabah dan Ijarah).

Perbedaan yang mencolok antara saham dan obligasi
1. Dari penghasilannya.
Dalam kepemilikan saham dalam perusahaan disebut sebagai dividen, yang dimana frekuen penghasilan
yang dia peroleh tidak ditentukan.
Sedangkan untuk obligasi sendiri penghasilan yang diperoleh sudah ditentukan di awal pada surat
obligasi dengan tingkat bunga yang sudah ditentukan dalam waktu tertentu.
2. Dari keuntungan investasi yang diperoleh
Hasil keuntungan investasi yang diperoleh oleh pemilik saham itu sangat bergantung pada iklim
perusahaan atau keuntungan perusahaan tersebut, sehingga tisak bisa ditetukan secara pasti.
Bahkan dalam beberapa kejadian ketika perusahaan tersebut mengalami kerugian, bagi anda yang
menanamkan saham pada perusahaan tersebut juga akan merasakan imbasnya. Melainkan bagi pemegang
obligasi keuntungannya sudah ditentukan diawal dikarnakan tidak ada hubungan antara perusahaan dengan
pemegang obligasi.
3. Dai investasi
Saham cukup sulit untuk diprediksikan oleh sebab itu tidak bisa dipastikan. Terkadang juga dalam
kondisi tertentu harga saham bisa naik, namun tidak menutup kemungkinan juga akan turun, semua itu

tergantung pada kondisi dan perkembangan perusahaan.
Sedangkan untuk harga obligasi tersebut relative stabil namun sangat sensitif terhadap perubahan suku
Bungan dan tingkat inflasi.
4. Bentuk kepemilikan
Pada saham bentuk kepemilikan saham yaitu memiliki hak terhadap perusahaan tertentu. Jadai pemilik
saham sudah memiliki beberapa kekuasaan dalam perusahaan tersebut sesuai dengan saham yang dia miliki.
Sedangkan pada obligasi bentuk kepemilikannya hanya sekedar pengakuan utang saja, jadi bagi
pemegang obligasi diakui sabagai pihak yang dihutangi oleh perusahaan.
5. Dalam segi waktunya
Waktu investasi saham bersifat jangka panjang dan tidak bisa ditentukan, melainkan obligasi suatu
sekuritas hutang jangka panjang yang memiliki jangka waktu yang tetap.
6. Pajak
Dalam keuntungan yang diperoleh pada pemegang saham itu sudah bersih dikarnakan sudah dipotong
terlebih dahulu dengan pajak. sedangkan pemilik obligasi, keuntungan yang akan diperoleh mengalami
pemotongan. Karena itu biasanya perhitungan potongan pajak sudah dilakukan terlebih dahulu sebelum
pembayaran utang oleh pihak perusahaan.
7. Hak suara
Hak suara dalam menentukan suatu kebijakan dalam perusahaan pada pemegang saham memiliki hak
suara atau andil dalam menentukannya, dikarnakan diakui sebagai pemilik perusahaan juga.
Sedangkan untuk pemegang obligasi tidak bisa ikut andil dalam menentukan suatu kebijakan dalam
perusahaan dikarnakan statusnya hanya sebagai pemeri pinjaman saja terhadap perusahaan.
8. Jika terjadi likuidasi
Jika terjadi likuidasi atau pembubaran pada perusahaan maka pemegang saham tidak memiliki hak
prioritas untuk pembagian. Pembagian bukan prioritas perusahaan.
Namun pada pemegang obligasi punya klaim inferior untuk mendapatkan aset-aset yang dipunyai oleh
perusahaan demi pembayaran utang. Oleh karena itu, pemilik obligasi diprioritaskan ketika perusahaan
mengalami likuidasi

REKENING KORAN/GIRO
Rekening Koran / Giro adalah rekening bank yang UTAMA dalam sebagian besar perusahaan dan
biasanya merupakan satu – satunya rekening bank yang dimiliki perusahaan kecil. Fungsi rekenign giro dalam
akuntansi adalah sebagai tempat aliran kas perusahaan. Semua kas disetorkan ke dalam dan dikeluarkan dari
rekening ini karena semua transaksi diputar melalui rekening tersenut. Deposito dari dan pengeluaran ke semua
rekening bank lainnya juga dapat dilakukan melalui rekening koran Umum.
Jadi intinya , Rekening Koran adalah rekening Utama yang digunakan untuk transaksi.
Apa Saja isi dalam Rekening Koran ?
Di dalam rekening koran, sama dengan yang ada dalam buku tabungan , seperti tanggal, dan sandi
transaksi, transaksi mutasi debet, mutasi kredit, juga saldo. Yang membedakannya adalah buku tabungan dibuka
oleh Nasabah (Deposan) perorangan , sedangkan Rekening Koran digunakan untuk Nasabah
Corporate(Entitas).
Perbedaan lainnya antara pemegang buku tabungan dan rekening koran adalah rekening koran yang
dipegang oleh perusahaan akan mendapatkan laporan mengenai transaksinya melalui kiriman langsung oleh
pihak bank. Sedangkan Nasabah perorangan akan memperoleh laporan transaksi dengan mendatangi bank
bersangkutan.