Macam dan macam dan konjungsi

Konjungsi korelatif adalah suatu jenis kata penghubung atau konjungsi yang
menghubungkan 2 buah unsur kalimat yang berupa prase, kata, atau klausa ke dalam
satu kalimat. Hubungan kedua unsur kalimat ini memiliki kedudukan yang sintaksis
dimana hubungan antara suatu klausa,/prase/kata dengan yang lain adalah setara atau
sederajat.
Jadi, kalimat konjungsi korelatif adalah kalimat-kalimat yang menggunakan
konjungsi atau penghubung korelatif. Kalimat yang dibentuk biasanya merupakan
kalimat majemuk setara yang agak rumit dan bervariasi bahkan bisa juga memiliki 2
buah subjek dan satu predikat.
Sebagaimana fungsinya untuk mengabungkan 2 unsur kalimat atau lebih. Berikut
adalah proses pembentukan kalimat konjungsi korelatif:
klausa 1 :Penjahat itu terlibat dalam kasus perampokan
klausa 2 :Penjahat itu terlibat juga dalam kasus pembunuhan
Berdasarkan klausa-klausa diatas, konjungsi yang dibutuhkan adalah konjungsi
yang berarti menambah atau memperjelas apa yang telah dilakukan oleh si penjahat
itu. Jadi kalimat konjungsinya adalah:
Penjahat itu tidak hanya terlibat dalam kasus perampokan, tetapi juga kasus
pembunuhan. Kedua klausa tersebut digabungkan menjadi satu dengan konjungsi
“….tidak hanya…., tetapi juga….” namun, subjek pada klausa kedua tidak ditulis kembali
karena subjeknya merupakan orang yang sama.
Ada beberapa macam kata yang bisa digunakan sebagai konjugsi korelatif. Berikut ini

adalah contoh-contoh Konjungsi korelatif:
tidak hanya …, tetapi juga
baik … maupun
jangankan …, … pun
bukan hanya …, melainkan juga
apa(kah) … atau
sedemikian rupa … sehingga
demikian … sehingga
bukannya …, melainkan
Entah….entah
Advertisement
Agar lebih mudah untuk dipahami, di bawah ini merupakan berbagai macam contoh
kalimat konjungsi korelatif berdasarkan konjungsinya masing-masing.
Tidak hanya …, tetapi

(…)

juga




Contoh :
Tidak hanya kehilangan Anaknya, tetapi ia juga kehilangan seluruh hartanya dalam
musibah itu.
Tidak hanya sebagai guru yang baik, tetapi ia juga bisa menjadi teman yang baik.
Sukses tidak hanya membutuhkan kerja keras, tetapi juga membutuhkan kesabaran.
Baik

… maupun …

Contoh :
Baik Anto maupun Andi ingin menjadi seorang pianis terkenal.
Baik bersama ibunya maupun bersama ayahnya dia tidak mau pergi
Baik salah ataupun maupun benar dia tidak bisa mempertahankan argumennya.
Jangankan …,
Contoh :



pun




Jangankan tidur, duduk pun badanku rasanya pegal sekali.
Jangankan mobil bagus, motor jelek pun aku tak punya.
Jangankan 30 menit, seumur hidup pun aku sanggup menunggunya.
Bukan hanya

…,

melainkan



Contoh :
Bukan hanya peralatan memasak yang dia bawa, melainkan juga membawa perkakas
rumah.
Bukannya aku tidak mau datang, melainkan aku harus pergi dengan ayahku.
Dia bukan hanya pandai berbicara, melainkan pandai dalam menjaga rahasia.
(se)demikian (rupa)




sehingga



Contoh :
Adiknya belajar demikian tekun, sehingga ia dapat menjadi juara kelas.
Dia telah berusaha sedemikan rupa, sehingga ia bisa menyelesainkan tugasnya.
Dia mengerjakan tugasnya demikian rapih, sehingga dia dipuji oleh bosnya.
Apa(kah)



atau



Contoh :

Apakah dia berkata jujur atau tidak?
Apakah kau mengerti maksudku atau tidak?
Apakah ibu guru Ani bisa datang atau tidak besok pagi?
Entah



entah



Contoh :
Entah diterima entah tidak, ia akan mengajukan surat pengunduran diri itu.
Entah ia entah tidak, dia berkata pernah ke luar negeri.
Entah benar entah salah, aku tetap mengerjakan soal-soal itu.

KONJUNGSI
Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih.
Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung.
Jenis-jenis konjungsi:

1. Konjungsi antar klausa, dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
a. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang
memiliki status sintaksis yang sama. ( =konjungsi setara )
Macam-macam:
- dan (menyatakan penambahan)
- tetapi ( menyatakan perlawanan)
- atau ( menyatakan pemilihan )
b. Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang
memiliki status sintaksis yang tidak sama. (=konjungsi bertingkat )
Macam-macamnya:
- sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara,
sambil, seraya, selagi, selama, hingga, sampai (menyatakan waktu).
- Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala ( menyatakan syarat ).
- Andaikan, seandainya, andaikata, umpamanya, sekiranya ( menyatakan pengandaian ).
- agar, supaya, biar ( menyatakan tujuan )
- biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun ( menyatakan konsesif ).
- seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana ( menyatakan pemiripan ).
- sebab, karena, oleh karena ( menyatakan sebab )

- hingga, sehingga, sampai(-sampai), maka(nya) ( menyatakan akibat ).

- bahwa ( menyatakan penjelasan ).
c. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa
dan kedua unsur itu memiliki status sintaksis yang sama.
Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau
klausa yang dihubungkan.
Macam-macamnya:
- baik … maupun …
- tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
- bukan hanya …, melainkan …
- (se)demikian (rupa) … sehingga…
- apa(kah) … atau …
- entah … entah …
- jangankan …, …pun .
2. Konjungsi Antarkalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan
kalimat yang lain.
Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya
ditulis dengan huruf kapital.
Macam-macamnya:
- biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu,
walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu ( menyatakan kesediaan untuk

melakukan sesuatu )
- kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu
( menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan
sebelumnya ).
- sebaliknya ( menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya ).
- sesungguhnya, bahwasannya ( menyatakan keadaan yang sebenarnaya ).
- malahan, bahkan ( menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya).
- akan tetapi, namun, kecuali itu ( menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya ).
- dengan demikian ( menyatakan konsekuensi )
- oleh karena itu, oleh sebab itu ( menyatakan akibat )
- sebelum itu ( menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya )
3. Konjungsi Antar paragraf yaitu konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan paragraf
tempat konjungsi itu dipakai dengan paragraf sebelumnya.
Konjungsi antar paragraf pada umumnya terletak pada awal paragraf.
Macam-macamnya:
- adapun
- akan hal
- mengenal
- dalam pada itu
Selain keempat konjungsi antar paragraf tersebut terdapat juga konjungsi antar paragraf

berikut:
- alkisah
- arkian
- sebermula
- syahdan
Contoh penerapan konjungsi dalam kalimat.
1. Konjungsi koordinatif
a. Puluhan ribu anggota TNI dan POLRI dikerahkan guna mengamankan Pilkada DKI.
b. Tidak hanya kehilangan rumah, tetapi ia juga kehilangan seluruh anggota keluarganya.
c. Pemerintah mengajukan dua opsi yaitu menaikkan harga BBM atau menambah jumlah
subsidi energi.

2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.


Konjungsi subordinatif
Kakaknya belajar demikian tekun, sehingga ia dapat peringkat pertama.
Peraturan tersebut dibuat supaya tidak ada siswa yang membolos.
Budaya kita akan diklaim oleh bangsa lain jika kita tidak menjaga dan melestarikannya.
Karena ia sedang sakit, maka hari ini ia tidak masuk sekolah.
Meskipun hari ini hujan deras, Rooney tetap berangkat ke sekolah.
Pemerintah seolah-olah mengabaikan suara rakyat dengan rencana menaikkan harga
BBM.
g. Seandainya Pepe mau mengoper bola ke Pedro, maka itu akan menghasilkan gol bagi
Chelsea.
h. Semua orang berdoa sebelum mengawali aktivitas mereka masing-masing.
i. Pemerintah menyatakan bahwa harga BBM bersubsidi tidak akan naik pada tanggal 1
April 2012.
3. Konjungsi korelatif
a. Aksi unjuk rasa menentang kenaikan harga BBM semakin berujung bentrok, baik di luar
gedung DPR maupun di sejumlah daerah.
b. Entah ditanggapi entah tidak, ia akan mengajukan usul itu.
c. Jangankan teriak, berbicara pun suaranya tidak bisa keluar.
d. Pada tahun 2012 ini, pemerintah tidak hanya berencana menaikkan harga BBM, tetapi
ingin menaikkan juga harga TDL (Tarif Dasar Listrik).

e. Kepemimpinan wasit J. Kuipers bukan hanya merugikan Real Madrid, melainkan
dialami beberapa klub besar Eropa lainnya.
f. Para koruptor sedemikian rupa mengamankan aset hasil korupsinya sehingga sulit untuk
dilacak oleh pihak berwenang.
g. Apakah Manchester United berhasil mempertahankan gelarnya musim ini atau rival
sekotanya yakni Manchester City yang akan menjadi juara?
4. Konjungsi antar kalimat
a. Kami berencana bermain sepak bola sore ini, namun hujan deras menggagalkan rencana
tersebut.
b. Saya pergi ke Gramedia Sudirman, kemudian mengunjungi Kebun Binatang Gembira
Loka Yogyakarta.
c. Yusril Ihza tidak setuju dengan adanya penambahan pasal dalam UU APBN-P 2012,
oleh karena itu ia berencana mengajukan gugatan ke MK.
d. Barcelona berhasil menghentikan ambisi AC Milan untuk melaju ke semifinal, sebelum
itu Barcelona juga menghentikan langkah Bayern Leverkusen di babak 16 besar Liga
Champions.
e. Real Madrid akan turun dengan skuad terbaiknya, sebaliknya sang lawan yaitu Valencia
tidak akan diperkuat dua pemain andalannya.
f. Walaupun Real Madrid lebih diunggulkan untuk melaju ke partai puncak Liga
Champions Eropa, sesungguhnya kekuatan kedua tim cukup berimbang dan merata di
semua lini.
g. Manchester United dan Manchester City mempunyai poin sama yakni 60, meskipun
demikian Manchester City berhak menempati posisi pertama karena unggul produktivitas
gol dari sang rival tersebut.
h. Prestasi United di Liga Champions musim ini boleh dibilang kurang bagus, bahkan fase
grup pun gagal mereka lewati.
i. Manchester United kini unggul 9 poin dari Manchester City dan masih tersisa 2 laga
lagi, dengan demikian Manchester United dipastikan menjadi juara Liga Inggris Musim
2011/2012.
5. Konjungsi antar paragraf
a. Alkisah Bayan berhikayat......
b. Sebermula ada seorang saudagar di negeri Syam,....
Konjungsi
Konjungsi =kata penghubung=kata sambung
Fungsi konjungsi menghubungkan :
1. kata dengan kata
2.kalimat dengan kalimat

3. paragraf dengan pragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi)
Jenis konjungsi ada dua:
1.
Konjungsi koordinatif: menghubungkan dua hal atau lebih yang sama kedudukannya
contoh : dan,tetapi,atau,bahkan,namun,tambhan dll.
2.
Konjungsi subordinatif : menghubungkan dua hal atau lebih yang kedudukannya tidak
sama contoh: ketika,pada, saat, jika/jikalau,sebab/karena, agar, supaya, bahwa, yang, untuk,
guna, demi, andai, seandainya, bila, apabila, sementara,dll.
Contoh pemakaian :
1.
meja dan kursi, tua dan muda
2.
Andi sedang belajar tetapi adiknya bermain kartu.
3.
Ketika hujan mulai reda, kami melanjutkan perjalanan.
4.
Saya mengunjungi lima tempat pelayanan terpadu kantor pajak, yaitu 2 kantor
di Jakarta Barat, 2 di Jakarta Selatan dan 1 di Tangerang. Saya menjumpai beberapa
pelayanan buruk di gerai (kounter) pelayanan yang tidak jauh berbeda. Sebagian besar
petugas melayani tanpa senyum, tanpa mengucapkan terima kasih, tidak ramah, ada yang
pada jam pelayanan terlihat memakai sandal jepit di sekitar gerai (kounter), toilet kotor, dan
pelayanan lambat. Saat masuk ke suatu ruangan di lantai atas, saya melihat ada pegawai yang
sedang baca koran, ngobrol, dan suasana kerja santai sekali, padahal masih jam kerja.
Sementara itu, untuk ganti nama Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) waktunya
lama, paling cepat satu bulan. Petugas yang melayani pun belum datang meski sudah jam
kerja. Ketika waktu istirahat, petugas tidak bergiliran. Akibatnya, kantor sudah tutup, wajib
pajak masih antre. Begitu pula dengan tempat parkir. Paling depan/paling nyaman untuk
kepala kantor atau pegawai pajak. Adapun wajib pajak sebaliknya.
Makna konjunsi koordinatif pada hubungan antarbagian :
a.
Menyatakan penggabungan atau penjumlahan ditandai konjungsi dan, lagi, tambahan,
b.
Menyatakan pemilihan : atau
c.
Menyatakan pertentangan : tetapi, namun, padahal,
d.
Menyatakan penegasan : bahkan
Makna konjungsi subordinatif pada hubungan antarbagian :
a.
Menyatakan waktu ditandai konjungsi ketika, saat, pada, pada waktu, dll.
b.
Menyatakan tujuan : agar, supaya, demi, guna, untuk dll.
c.
Menyatakan sebab : sebab, karena, oleh karena
d.
Menyatakan alat : dengan
e.
Menyatakan cara: dengan
f.
Menyatakan akibat : sehingga, akibatnya dll
g.
Menyatakan tak beralasan : meskipun, walaupun, kendatipun dll.
h.
DLL.
B. Jenis-jenis Kata Penghubung
Dilihat dari fungsinya dapat dibedakan dua macam kata penghubung sebagai
berikut:
(1) Kata penghubung yang menghubungkan kata, klausa, atau kalimat yang
kedudukannya setara. Kata penghubung ini dibedakan lagi menjadi kata
penghubung yang:
(a) menggabungkan biasa, yaitu dan, dengan, serta.
(b) menggabungkan memilih, yaitu atau.
(c) menggabungkan mempertentangkan, yaitu tetapi, namun, sedangkan,
sebaliknya.
(d) menggabungkan membetulkan, yaitu melainkan, hanya.
(e) menggabungkan menegaskan, yaitu bahwa, malah, lagipuula, apalagi,
jangankan.
(f) menggabungkan membatasi, yaitu kecuali, hanya.
(g) menggabungkan mengurutkan, yaitu lalu, kemudian, selanjutnya.
(h) menggabungkan menyamakan, yaitu yaitu, yakni, adalah, bahwa, ialah.
(i) menggabungkan menyimpulkan, yaitu jadi, karena itu, oleh sebab itu.
(2) Kata penghubung yang menghubungkan klausa dengan klausa yang
kedudukannya bertingkat. Kata penghubung ini dibedakan lagi menjadi kata

penghubung yang menggabungkan:
(a) menyatakan sebab, yaitu sebab, karena.
(b) menyatakan syarat, yaitu kalau, jikalau, jika, bila, apabila, asal.
(c) menyatakan tujuan, yaitu agar, supaya.
(d) menyatakan waktu, yaitu ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala.
(e) menyatakan akibat, yaitu sampai, hingga, sehingga.
(f) menyatakan sasaran, yaitu untuk, guna.
(g) menyatakan perbandingan, yaitu seperti, laksana, sebagai.
(h) menyatakan tempat, yaitu tempat.
Jika dilihat dari kedudukannya konjungsi dibagi dua, yaitu konjungsi koordinatif
dan konjungsi subordinatif.
1. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat
atau lebih yang kedudukannya sederajat atau setara (Abdul Chaer, 2008: 98).
Contoh:
dan penanda hubungan penambahan
serta penanda hubungan pendampingan
atau penanda hubungan pemilihan
tetapi penanda hubungan perlawanan
melainkan penanda hubungan perlawanan
padahal penanda hubungan pertentangan
sedangkan penanda hubungan pertentangan
Konjungsi koordinatif agak berbeda dengan konjungsi lain, karena selain
menghubungkan klausa juga menghubungkan kata. Seperti contoh berikut:
(a) Dia menangis dan istrinya pun tersedu-sedu.
(b) Aku yang datang ke rumahmu atau kamu yang datang ke rumahku?
(c) Dia terus saja berbicara, tetapi istrinya hanya terdiam saja.
(d) Andi pura-pura tidak tahu, padahal tahu banyak.
(e) Ibu sedang mencuci baju, sedangkan Ayah membaca Koran.
2. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat
(kalusa) yang kedudukannya tidak sederajat (Abdul Chaer, 2008: 100). Konjungsi
subordinatif dibagi menjadi tiga belas kelompok sebagai berikut:
1. Konjungsi suordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika,
sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah,
sebelum sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.
2. Konjungsi subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala.
3. Konjungsi subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya,
sekiranya.
4. Konjungsi subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.
5. Konjungsi subordinatif konsesif: biar(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun,
kendati(pun).
6. Konjungsi subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana,
seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.
7. Konjungsi subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.
8. Konjungsi subordinatif hasil: sehingga, sampai(sampai), maka(nya).
9. Konjungsi subordinatif alat: dengan, tanpa.
10. Konjungsi subordinatif cara: dengan, tanpa.
11. Konjungsi subordinatif komplementasi: bahwa
12. Konjungsi suboerdinatif atributif: yang
13. Konjungsi subordinatif perbandingan: sama …. dengan, lebih …. dari(pada)
Koordinatif
Kata penghubung Koordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat atau
lebih yang kedudukannya sederajat atau setara.[2] Contoh:
penanda hubungan penambahan misal: dan.[2]

penanda hubungan pendampingan misal: serta.[2]
penanda hubungan pemilihan misal: atau.[2]
penanda hubungan perlawanan misal: tetapi, melainkan.[2]
penanda hubungan pertentangan misal: padahal, sedangkan.[2]
Subordinatif
Penghubung Subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat (klausa)
yang kedudukannya tidak sederajat.[2] Contoh:
Penghubung subordinatif atributif: yang.[2]
Penghubung subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.[2]
Penghubung subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala.[2]
Penghubung subordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika,
sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah,
sebelum sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.[2]
Penghubung subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya.
[2]

Penghubung subordinatif konsesif: biar(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun,
kendati(pun).[2]
Penghubung subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana,
seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.[2]
Penghubung subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.[2]
Penghubung subordinatif hasil: sehingga, sampai(sampai), maka(nya).[2]
Penghubung subordinatif alat: dengan, tanpa.[2]
Penghubung subordinatif cara: dengan, tanpa.[2]
Penghubung subordinatif komplementasi: bahwa.[2]
Penghubung subordinatif perbandingan: sama …. dengan, lebih …. dari(pada).[2]
Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif merupakan kata penghubung untuk menghubungkan dua atau
lebih unsur kalimat yang setara kedudukannya.
Contoh Konjungsi Koordinatif
penambahan: dan
pendampingan: serta
pemilihan: atau
perlawanan: sedangkan, padahal
pertentangan: tetapi, namun
Contoh Kalimat Menggunakan Konjungsi Koordinatif
1. Dedi dan Dodi sedang belajar bersama.
2. Angga serta adiknya rela bekerja untuk membantu ibunya.
3. Yudi bingung mau makan bakso atau soto.
4. Riswanto ingin membeli motor, sedangkan uangnya hanya cukup untuk kebutuhan
sehari-hari.
5. Adi ingin bermain ke rumah temannya, tetapi ibunya melarang.
2. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif merupakan kata penghubung untuk menghubungkan untuk
menghubungkan dua unsur kalimat yang kedudukannya tidak setara.
Contoh Konjungsi Subordinatif
tujuan: supaya, agar, biar
syarat: bila, jika, kalau, jikalau
waktu: sejak, ketika, saat, semenjak, sewaktu, selama, sesudah, setelah, sebelum,
sampai, hingga
pengandaian: seandainya, seumpama, andaikan, umpamanya, sekiranya
alat: dengan, tanpa
hasil: sehingga, sampai, maka
sebab: karena, sebab, oleh karena, oleh sebab
pembandingan: ibarat, seperti, seolah-olah, seakan-akan, daripada, sebagaimana, alihalih, laksana
konsesif: biarpun, walaupun, kendati, sungguhpun, sekalipun
atributif: yang
komplementasi: bahwa
cara: dengan, tanpa
perbandingan: sama … dengan, lebih … dari(pada)
Contoh Kalimat Menggunakan Konjungsi Subordinatif
1. Nia tidak ingin bangun terlambat agar tidak terlambat datang ke sekolah.
2. Reyhan sudah menjadi guru selama 10 tahun.
3. Ia tidak mau menuruti nasihat ibunya sehingga membuat ibunya marah.
4. Anita lebih baik menuruti nasihat ibunya daripada menuruti kata-kata temantemannya.
5. Amir ingin memberi modal usaha kepada Riyadi karena ia ingin membalas budi
kepadanya.
3. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif merupakan kata penghubung berupa kata yang berpasangan untuk
menghubungkan dua unsur kalimat yang kedudukannya setara.
Contoh Konjungsi Korelatif
tidak hanya …, tetapi juga
baik … maupun
jangankan …, … pun
entah … entah
bukan hanya …, melainkan juga
apa(kah) … atau
sedemikian rupa … sehingga
demikian … sehingga
bukannya …, melainkan
Contoh Kalimat Menggunakan Konjungsi Korelatif
1. Ia tidak hanya terlibat dalam kasus korupsi, tetapi juga terlibat dalam kasus suap.
2. Entah benar entah tidak, ia mengklaim dirinya sebagai keturunan bangsawan.
3. Jangankan membeli sepeda motor, mobil pun sanggup ia beli.
4. Ia telah menutupi bukti kejahatannya sedemikian rupa sehingga ia masih bebas
berkeliaran.
5. Baik Andika maupun Karto, keduanya tidak ada yang mau mengaku.
Demikian pembahasan materi bahasa Indonesia tentang kata penghubung koordinatif,
subordinatif, dan korelatif.
PENGERTIAN

Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimanaisinya dit
ulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian sertamenambah wawasan pe
mbaca mengenai suatu hal dengan gaya penulisan yangsingkat, akurat, dan padat.
STRUKTUR


Tesis, berisi pernyataan pendapat dari suatu wacana yang ingin disampaikanoleh penulis.

Argumentasi, berisi alasan yang mendukung pendapat yang diusulkan danmemiliki data
yang kuat.

Penegasan ulang pendapat, berisi gagasan pribadi dikemukakan kembali danbeberapa sar
an yang membangun.
PENGERTIAN KAIDAH


Kaidah adalah petunjuk hidup, yaitu petunjuk bagaimana seharusnya kita berbuat,bertingkah laku,
tidak berbuat dan tidak bertingkah laku di dalam masyarakat.
Dengan demikian norma dan kaidah tersebut berisi perintah atau larangan , setiap oranghendakny
a mentaati norma atau kaidah itu agar kehidupan dapat tenteram dan damai.

KAIDAH DALAM TEKS EKSPOSISI


Adapun ciri kaidah kebahasaan dalam teks eksposisi, yakni :
Memuat pronomina



Nomina



Verba



Adjektiva



Adverbia



Konjungsi
MENGINTERPRETASI MAKNA SEBUAH TEKS
Interpretasi atau penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antaradua ata
u lebih pembicara yang tak dapat menggunakansimbol-simbol yang sama, baiksecara simultan (dik
enal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagaiinterpretasi berurutan).
Menurut definisi, interpretasi hanya digunakan sebagai suatu metode jika dibutuhkan.
Arti dari Istilah dan Kata Sulit dalam Teks “Ekonomi Indonesia akan melampaui Jerman
dan Inggris”

1.Buah bibirYang selalu menjadi bahan pembicaraan orang lain
2.Consuming Class
(Kelas Menengah) Individu yang memakai pemakaian berlebih (Pemakai)
3.Komoditas
Barang dagangan utama
atau bahan mentah yg dapat digolongkan menurutmutunya sesuai dengan standar perdagangan in
ternasional
4.Financial Deepening
Financial
Deepening adalah Istilah yang menggambarkan perkembangan sektorkeuangan pada suatu negar
a
5.Insfratuktur
kebutuhan dasar fisik pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untukjaminan ekonomi se
ktor publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yangdiperlukan agar perekonomian dap
at berfungsi dengan baik

Konjungsi, konjungtor, atau kata sambung adalah kata atau ungkapan yang
menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa,
klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta.
Preposisi dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki anggota yang dapat beririsan.
Contoh irisannya adalah karena, sesudah, sejak, sebelum.

Kata penghubung adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata,
klausa dengan klausa atau kalimat dengan kalimat. Umpamanya kata dan, karena, dan ketika.
Dilihat dari fungsinya, berikut ini dua macam kata penghubung:
Kata penghubung yang kedudukannya sederajat atau setara terdiri dari beberapa hal berikut:
Menggabungkan biasa; dan, dengan, serta.
Menggabungkan memilih: atau
Menggabungkan mempertentangkan: tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya
Menggabungkan membetulkan: melainkan, hanya
Menggabungkan menegaskan: bahkan, malah (malahan), lagipula, apalagi,
jangankan
Menggabungkan membatasi: kecuali, hanya
Menggabungkan mengurutkan: lalu, kemudian, selanjutnya
Menggabungkan menyamakan: yaitu, yakni, bahwa, adalah, ialah
Menggabungkan menyimpulkan: jadi, karena itu, oleh sebab itu
Kata penghubung yang menghubungkan klausa dengan klausa yang kedudukannya bertingkat
dibedakan sebagai berikut:
Menyatakan sebab: sebab dan karena
Menyatakan syarat: kalau, jikalau, jika, bila, apalagi, dan asal
Menyatakan tujuan: agar dan supaya
Menyatakan waktu: ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala.
Menyatakan akibat: sampai, hingga, dan sehingga
Menyatakan sasaran: untuk dan guna
Menyatakan perbandingan: seperti, sebagai, dan laksana
Menyatakan tempat: tempat

Penggunaan Makna Denotasi, Konotatif, Lugas, Kias, Leksikal, Gramatikal,
Umum dan Khusus
Kali ini kami akan memberikan pengertian dari makna denotatif, konotatif, lugas, kias, leksikal,
gramatikal, umum dan juga khusus secara singkat.
1. Pengertian Makna Denotasi / Denotatif. adalah makna yang menyampaikan sesuatu yang
bersifat faktual. Kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna. Contoh kalimat
denotatif : Mas parto membeli susu sapi ATAU Akhirnya, perampok bank itu mampus
ditangan polisi.
2. Pengertian Makna Konotasi / Konotatif. Adalah makna yang bukan sebenarnya. Umumnya
bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan. Bahwa kata
dengan makna konotatif mempunyai sifat tidak stabil dan makna denotatif bersifat paling
stabil. Contoh kalimat konotatif : Dasar kau panjang tangan!! ATAU Perutnya sudah berteriak
meminta makan.
3. Pengertian Makna Lugas. Adalah makna yang sebenarnya dan mirip dengan makna denotatif.
Contoh kalimatnya pun sama dengan makna denotatif.
4. Pengertian Makna Kias/Asosiatif. Adalah makna yang bukan sebenarnya dan biasanya berisi
kata-kata yang dikiaskan. Contoh makna kias/asosiatif : Pegawai itu MAKAN gaji buta
ATAU Ganja itu membuatnya MELAYANG jauh.
5. Pengertian Makna Leksikal. Adalah makna dasar sebuah kata yang sesuai dengan kamus.
Makna dasar ini melekat pada kata dasar sebuah kata. Contoh makna leksikal : toko, obat,
mandi.
6. Pengertian Makna Gramatikal. Adalah makna kata yang terbentuk karena penggunaan kata
tersebut dalam kaitannya dengan tata bahasa. Makna gramatikal muncul karena kaidah tata
bahasa, seperti afiksasi, pembentukan kata majemuk, penggunaan kata dlm kalimat, dll.
Makna gramatikal mengalami proses gramatikalisasi pada pemajemukan, imbuhan dan
pengulangan. Jadi, makna gramatikal terjadi karena adanya proses gramatikal (pengimbuhan,
pengulangan, pemajemukan). Contoh makna gramatikal : berumah : mempunyai rumah,
rumah-rumah : banyak rumah, rumah makan : rumah tempat makan.

7. Pengertian Makna Umum. Adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas
dari kata yang lain. Contoh Makna Umum : Imron senang makan buah-buahan segar ATAU
preman itu sering memalak kendaraan umum yang lewat.
8. Pengertian Makna Khusus. Kebalikan dari makna umum, makna khusus adalah makna yang
memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain. Perhatikan perbedaannya
pada contoh berikut; Imron senang makan jamblang segar ATAU Preman itu sering memalak
bis kopaja yang lewat.

KATA GANTI ( PRONOMINA)
A. Batasan
Kata ganti ( pronomina ) adalah segala kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda
atau kata yang dibendakan.
B. Penggolongan Kata Ganti ( Pronomina )
1. Kata ganti orang ( pronomina persona )
2. Kata ganti empunya ( pronomina posesiva )
3. Kata ganti petunjuk ( pronomina demonstrativa )
4. Kata ganti penghubung ( pronomina relativa )
5. Kata ganti penanya ( pronomina interogativa )
6. Kata ganti tak tentu ( pronomina intermeinativa )
1. Kata ganti orang ( pronomina persona ) terbagi menjadi :
a. Kata ganti orang pertama ialah kata ganti untuk orang yang berbicara/si pembicara,
selanjutnya disebut “kata ganti orang pertama”.
Contoh :
o Tunggal : Aku / Saya
o Jamak : Kami / Kita
b. Kata ganti orang kedua ialah kata ganti untuk lawan bicara atau yang diajak
berbicara, selanjutnya disebut “kata ganti orang kedua”.
Contoh :
o Tunggal : Engkau / Kau
o Jamak : Kamu
c. Kata ganti orang ketiga ialah kata ganti untuk orang yang sedang dibicarakan atau
yang menjadi bahan pembicaraan, selanjutnya disebut“kata ganti orang ketiga”.
Contoh :
o Tunggal : Ia / Dia
o Jamak : Mereka
1. Kata ganti orang pertama aku, saya, dan kami
Kata ganti orang 1 aku adalah kata ganti asli Bahasa Indonesia, sedangkan saya termasuk
kata ganti orang pertama tidak asli. Kata ganti saya berasal dari kata sahaya atau hamba.
Kata ganti kami merupakan kata ganti orang pertama jamak, sedangkan aku dan saya
merupakan kata ganti orang pertama tunggal.
2. Kata ganti orang kedua engkau dan kamu
Kata engkau dipergunakan terhadap orang kedua ( lawan bicara ) yang sederajat atau
lebih rendah baik usia maupun kedudukannya. Dengan demikian, kedudukan engkau
sama dengan aku.
Para pemakai bahasa sering mengganti engkau dengan kau dan kamu. Perlu diingat
bahwa kamu bentuk kedua jamak sedangkan engkau bentuk kedua tunggal.
3. Penggunaan kata ganti ia dan dia
Pada hakekatnya penggunaan ia dan dia dalam suatu kalimat yaitu sama. Namun dalam
hal-hal tertentu dibedakan, misalnya :
 Jika ia sebagai kata ganti orang ketiga tunggal lebih dipentingkan, maka dipakai kata
dia.
Contoh : Dia pencurinya, bukan saya.

 Jika ia didahului dengan kata-kata yang berhuruf akhir konsonan /n/ , maka ia diganti
dengan dia.
Contoh : dengan ia → dengan dia
2. Kata ganti empunya ( pronomina posesiva )
Kata ganti empunya ialah segala kata yang menggantikan kata ganti orang dalam
kedudukan sebagai pemilik. Kata ganti empunya selalu menyatakan kepunyaan/pemilik.
Macam-macam kata ganti empunya :
a) Kata ganti orang pertama tunggal / jamak
Contoh :
Tunggal : ku → bukuku
Jamak : kami → rumah kami
b) Kata ganti orang kedua tunggal / jamak
Contoh :
Tunggal : bapak, adik, paman, saudara, dll
Jamak : ibu-ibu, saudara-saudara, dll
c) Kata ganti orang ketiga tunggal / jamak
Contoh :
Tunggal : nya → bukunya
Jamak : mereka → buku mereka
3. Kata ganti penunjuk ( pronomina demonstrativa )
Kata ganti penunjuk ialah segala kata yang menunjukkan letak suatu benda atau yang
dibendakan.
Macam-macam kata ganti penunjuk :
Pembagian kata ganti penunjuk didasarkan pada letak / tempat benda.
1. Menunjuk letak di tempat si pembicara dengan menggunakan kata ini.
2. Menunjuk letak di tempat lawan bicara dengan menggunakan kata itu.
Contoh :
Sana
disana
kesana
Sini
disini
kesini
Situ
disitu
kesitu

4. Kata ganti penghubung ( pronomina relativa )
Kata ganti penghubung ialah kata ganti yang merangkaikan kata benda dengan kata yang
meneragkan kata benda tersebut.
Contoh :
Bunga merah → bunga yang merah
Bawang putih → bawang yang putih
Rumah kami → rumah tempat kami
Lemari es → lemari tempat es
Jadi kata ganti penghubungnya yang dan tempat.
Fungsi kata ganti penghubung yang :
 Menyatakan makna sebenarnya
 Menyatakan pengertian “untuk umum”
 Sebagai penunjuk
 Kata ganti penanya
 Sebagai kata sandang / pengganti
5. Kata ganti penanya ( pronomina interogativa )
Kata ganti penanya ialah kata ganti yang menyatakan tentang orang atau keadaan.
Macam-macam kata ganti penanya :
o
Apa ( untuk menanyakan benda )
o
Mana ( untuk menanyakan pilihan )
o
Siapa ( untuk menanyakan orang )
a) Kata ganti penanya apa
d. Untuk menanyakan macam / jenis benda

Contoh : Bola apa itu?
( Bola karet )
e. Menanyakan wujud benda
Contoh : Ikan paus makan apa?
( Daging )
f. Menanyakan alat
Contoh : Dengan apa kau pukul dia? ( Kayu )
g. Menanyakan maksud / tujuan
Contoh : Untuk apa benang itu?
( Mengikat )
b) Kata ganti penanya siapa
Untuk menanyakan orang atau sesuatu yang dianggap orang.
Contoh : Siapa yang datang itu ?
( Ali )
c) Kata ganti penanya mana
Kata ganti penanya untuk menanyakan pilihan orang atau barang.
Contoh : Yang mana kau beli ?
( Yang ini )
1. Menanyakan asal
Contoh : Dari mana kalian ?
( Dari desa )
6. Kata ganti tak tentu ( pronomina indeterminatif )
Kata ganti tak tentu ialah kata-kata yang menggantikan atau menunjukkan tempat suatu
benda / orang dalam keadaan tidak tentu atau umum.
Contoh :
 Suatu saat pasti dia akan sadar
 Salah satu boleh masuk, jangan semua
 Tiap hari mereka berkumpul

Aturan Penulisan Kata Depan
Kata depan seperti “di”, “ke”, dan “dari” ditulis terpisah dengan kata-kata di belakangnya kecuali
untuk kata-kata yang sudah dianggap lazim sebagai satu kata, seperti kepada, daripada dan sebagai
imbuhan, seperti dipukul, dimakan dan lain-lain.
Contoh:
Di sana - Benar
Disini - Salah
Ke sekolah - Benar
kesekolah - Salah
Kata depan ditulis dengan huruf kecil jika digunakan di dalam kalimat sebagai judul.
Contoh:
Berlayar Dari Samudera Indonesia Ke Samudera Hindia Dan Antartika. - Salah
Berlayar dari Samudera Indonesia ke Samudra Hindia dan Antartika. - Benar

Jenis-Jenis Kata Depan
Jika dilihat dari fungsinya, kata depan dibagi menjadi beberapa macam. Di bawah ini adalah macammacam kata depan dan contoh-contohnya:
1. Kata depan penanda tempat keberadaan dan waktu, yaitu: di, pada, dalam, dan antara.
Contoh:
Adikku bersekolah di SDN 4 Pulau Panggung.
Budi berangkat ke Jakarta pada siang hari.
Dani menaruh hand phone di dalam tasnya ketika ada razia di sekolah.
Rumahku terletak antara kantor pos dan bangunan sekolah itu.

Mereka belum menetukan tempat kunjungan antara Jogjakarta dan Surabaya
2. Kata depan penanda arah atau tempat asal, yaitu: dari
Contoh:
Ayahku baru pulang dari Amerika tadi malam.
Siswa baru itu pindahan dari Jakarta.
Pasukan itu bubar dimulai dari barisan yang paling kanan.
Dia menjadi seperti itu semenjak pulang dari rumah sakit.
Aku menunggu kedatanganmu di sini dari jam 8 pagi.
3. Kata depan penanda arah atau tempat tujuan, yaitu: ke, kepada, akan, dan terhadap
Contoh:
Pada liburan yang akan datang aku akan pergi ke rumah nenekku.
Surat ini ditunjukan kepada bapak kepala sekolah SMAN 3 Budi Mulia.
Saya sangat menghormati terhadap apa yang Bapak sampaikan kepada kami semua.
Kita semua tidak mengetahui akan apa yang dilakukan olehnya nanti malam.
Budi mengajak Ani pergi berlibur ke Pulau Bali berdua pada saat liburan nanti.
Advertisement
4. Kata depan penanda pelaku, yaitu: oleh
Contoh:
Pekerjaan itu diselesaikan oleh dirinya sendiri.
Akibat terlambat, dia dimarahi oleh guru bk di sekolah.
Aku ditemani oleh Ani ketika pergi ke pasar.
Budi diberikan oleh-oleh berupa baju oleh Ani.
5. Kata depan penanda alat atau cara yaitu: dengan, dan berkat
Contoh:
Ayah memotong rumput dengan menggunakan pisau rumput.
Ibu pergi bekerja dengan mengendarai sepeda motor.
Lantai rumahku sangat bersih berkat cairan pembersih.
Tugas kita selesai berkat kerjasama yang baik.
Shinta berlari dengan sangat cepat.
6. Kata depan penanda perbandingan, yaitu: daripada
Contoh:
Rumahku lebih kecil daripada rumah pejabat itu.
Jarak antara rumahku ke sekolah lebih lama daripada rumahnya ke sekolah.
Budi lebih tinggi sekitar 4 cm daripada tinggi Andi.
Daripada nilaiku, nilai yang kamu dapatkan lebih bagus.
7. Kata depan menunjukan suatu hal atau permasalahan, yaitu: tentang dan mengenai
Contoh:
Rapat pagi hari itu membahas tentang rencana kegiatan yang akan segera dilaksanankan.
Ani bertanya mengenai sikapku padanya beberapa hari yang lalu.
Apakah kamu mengetahui berita tentang mundurnya Frank Lampard dari timnas Inggris?
Dia menceritakan kepada kami semua mengenai kisah perjuangan hidupnya.
Tak ada lagi yang tersisa semua memori tentang dia selama hidupnya.

8. Kata depan penanda hubungan akibat, yaitu: hingga dan sampai
Contoh:
Pelaku curanmor itu dipukuli hingga babak belur.
Sinta menangis sampai air matanya mengering.
Rumahnya hancur hingga tak tersisa sedikitpun akibat diterjang banjir bandang.
Dia sangat rakus ketika makan sampai tak tersisa barang sebutir nasi pun di atas piringnya.
Danang berjuang dengan sangat keras hingga menjadi seorang pengusaha sukses.
9. Kata depan penanda hubungan tujuan, yaitu: untuk, buat, guna, dan bagi.
Contoh:
Aku membuatkan kue ini khusus untuk Ani yang sedang sakit.
Budi mengerjakan tugas matematika buat adiknya.
Belajarlah yang giat guna masa depan yang cemerlang.
Pendidikan adalah hak yang sangat penting bagi seluruh anak-anak.
Ayah memintaku untuk menemaninya pergi ke luar kota untuk urusan bisnis.