Kompetensi Manajerial Kompetensi Supervisi Kompetensi Kewirausahaan DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN

PEDOMAN
PELATIHAN
PENGUATAN KEMAMPUAN
KEPALA SEKOLAH
Kompetensi Manajerial
Kompetensi Supervisi
Kompetensi Kewirausahaan

DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT JENDERAL
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
2010

$ %
' (

!"!#
!"!# &
) * )++,,,


KATA PENGANTAR
Sebagaimana telah ditegaskan di dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah, bahwa terdapat lima
dimensi

kompetensi

sekolah/madrasah,

yang
yaitu

harus

dimiliki

oleh

dimensi-dimensi


kepala

kompetensi

kepribadian, manajerial, supervisi, kewirausahaan, dan sosial.
Dalam rangka menumbuhkembangkan kompetensi kepala
sekolah tersebut perlu dilakukan penguatan kemampuan
kepala sekolah melalui program pelatihan bagi kepala sekolah.
Sebenarnya,

bilamana

merujuk

kepada

Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Standar Kepala Sekolah, terdapat sekian banyak standar
kompetensi kepala sekolah. Namun buku pedoman ini
difokuskan pada pengembangan dimensi-dimensi kompetensi
kepala

sekolah

terkait

dengan

bagaimana

mengelola,

memimpin, dan mensupervisi guru dalam mengembangkan
pembelajaran

berbasis


kreativitas,

inovasi,

pemecahan

masalah, berpikir kritis, dan nilai-nilai kewirausahaan.
Penyelenggaraan pelatihan dalam rangka penguatan
kemampuan

kepala

sekolah

dapat

dilaksanakan

oleh


Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

i

Kependidikan

(P4TK),

Lembaga

Pengembangan

dan

Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) dan semua pihak
yang bermaksud akan menyelenggarakannya. Dalam rangka
penjaminan kualitasnya diperlukan adanya pedoman yang

dapat dijadikan acuan bagi setiap lembaga penyelenggara
sehingga proses penyelenggaaraannya memiliki standar yang
sama. Untuk maksud tersebut, pedoman pelatihan dalam
rangka penguatan kemampuan kepala sekolah ini disusun.
Dalam

kesempatan

ini

perkenankanlah

kami

mengucapkan terima kasih atas peran aktif semua pihak
dalam menyusun pedoman pelatihan ini.
Jakarta,
Januari 2010
Direktur Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Prof. Dr. Baedhowi, M.Si
NIP. 19490828 197903 1 001

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................

i

DAFTAR ISI .................................................................

iii

A.

Pendahuluan ...................................................


1

B.

Landasan Hukum ............................................

3

C.

Tujuan .............................................................

4

D.

Hasil yang Diharapkan ....................................

6


E.

Sasaran/Peserta .............................................

7

F.

Strategi Pelaksanaan ......................................

8

G. Struktur Program dan Materi ..........................

9

H.

Bahan Ajar atau Buku Sumber .......................


16

I.

Narasumber/Fasilitator ...................................

17

J.

Penyelenggara dan Tempat Penyelengaraan

18

K.

Metode Pelatihan ............................................

19


L.

Kegiatan belajar ..............................................

20

M. Evaluasi dan Sertifikasi ...................................

22

N.

Pelaporan .......................................................

23

O. Anggaran Biaya ..............................................

24

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

iii

Lampiran 1

:

Lampiran 2

:

Lampiran 3

:

Lampiran 4

:

Lampiran 5

:

Lampiran 6

:

Silabus Pelatihan Penguatan Kepala
Sekolah
Rambu-rambu Penyelenggaraan pelatihan
tahap kedua (On Service Learning)
Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Formatif dan
Sumatif
Sistematika Laporan Penyelenggaraan
Pelatihan
Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Pelaksanaan
Pelatihan
Tata-Tertib Peserta Pelatihan

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

iv

A. Pendahuluan
Penguatan kemampuan kepala sekolah melalui
program pelatihan kompetensi kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana
menjadi

kebijakan

Menteri

Pendidikan

Nasional

merupakan program yang tidak dapat dihindari. Paling
tidak

ada

tiga

hal

yang

melatarbekangi

perlunya

dikembangkan program penguatan kemampuan kepala
sekolah. Pertama, adanya tuntutan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah, yang mengandung
amanat bahwa Kepala sekolah merupakan pimpinan
tertinggi

di

sekolah

kompetensi,

yaitu

dituntut

memiliki

lima

dimensi-dimensi

dimensi

kompetensi

kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan
sosial, sehingga secara bertahap dan berkesinambungan
kompetensi kepala sekolah harus ditingkatkan. Kedua,
Adanya tuntutan masyarakat yang semakin menginginkan
adanya peningkatan kualitas pembelajaran dalam rangka
menghasilkan lulusan yang mampu bersaing, tidak hanya
di tingkat lokal dan nasional, melainkan juga di tingkat
internasional.
kualitas

Masyarakat

pembelajaran

menginginkan

tidak

hanya

peningkatan

dalam

rangka

menyiapkan putera-puterinya mengikuti ujian nasional,

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

1

melainkan

juga

membuat

putera-puterinya

memiliki

kecakapan hidup, misalnya kecakapan-kecakapan berpikir
kritis, inovatif, dan kreatif. Ketiga, adanya kebijakan
Menteri

Pendidikan

pengembangan

Nasional,

bahwa

pembelajaran

ke

depan

difokuskan

pada

pengembangan pembelajaran yang diharapkan mampu
menghasilkan lulusan yang kreatif, inovatif, terampil
memecahkan

masalah,

mampu

berpikir

kritis,

dan

bernaluri kewirausahaan.
Mengingat

pentingnya

program

penguatan

kemampuan kepala sekolah melalui pelatihan, Direktorat
Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK),
Kementerian

Pendidikan

Nasional

bermaksud

mengembangkan pedoman pelaksanaan pelatihan dalam
rangka penguatan kemampuan kepala sekolah, dengan
harapan

dapat

digunakan

oleh

semua

Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (P4TK) dan pihak yang menyelenggarakan
program pelatihan kepala sekolah dalam rangka rangka
penguatan kemampuan kepala sekolah. Sebenarnya,
bilamana merujuk kepada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah, terdapat lima dimensi kompetensi

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

2

yang meliputi 33 standar kompetensi kepala sekolah.
Namun,

buku

pengembangkan

pedoman

ini

difokuskan

pada

dimensi-dimensi

kompetensi

kepala

sekolah terkait dengan bagaimana mengelola, memimpin,
dan

mensupervisi

guru

dalam

mengembangkan

pembelajaran berbasis kreativitas, inovasi, pemecahan
masalah, berpikir kritis, dan naluri kewirausahaan.
B. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian
2. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang
Tenaga Kependidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
sebagai Daerah Otonom
5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri
Sipil
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

3

7. Keputusan

Menteri

162/U/2003

tentang

Pendidikan

Nasional

Nomor

Pedoman

Penugasan

Guru

sebagai Kepala Sekolah
8. Peraturan

Menteri

Pendidikan

Nasional

Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah
C. Tujuan
Tujuan

umum

pelatihan

ini

adalah

untuk

memperkuat kemampuan kepala sekolah melalui pelatihan
pengembangan kompetensi kepala sekolah sebagaimana
ditegaskan

di

dalam

Peraturan

Menteri

Pendidikan

Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah, terutama difokuskan pada peningkatan
kompetensi-kompetensi kepala sekolah dalam mengelola,
memimpin,

dan

mengembangkan

mensupervisi
pembelajaran

guru

berbasis

dalam
kreativitas,

inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri
kewirausahaan sehingga menghasilkan lulusan yang
memiliki kreativitas, inovasi, kemampuan memecahkan
masalah dan bernaluri kewirausahaan. Secara lebih rinci,
tujuan

khusus

program

pelatihan

pengembangan

kompetensi kepala sekolah adalah:

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

4

1. Untuk

menfasilitasi

kepala

sekolah

dalam

meningkatkan kemampuannya merumuskan standar
proses

pembelajaran

menumbuhkembangkan

yang

dapat

kreativitas,

inovatif,

kemampuan memecahkan masalah dan berfikir kritis,
dan berjiwa wirausaha.pada diri anak didik.
2. Untuk menfasilitasi kepala sekolah dalam merumuskan
unjuk

kerja

manajemen

pembelajaran

dan

dan

kepemimpinan

bagaimana

rencana

implementasinya di sekolah.
3. untuk

menfasilitasi

kepala

sekolah

dalam

meningkatkan pemahaman dan merumuskan program
kerja

supervisi

akademik

dalam

rangka

menumbuhkembangkan keterampilan guru mengelola
proses pembelajaran yang inovatif, kreatif, pemecahan
masalah, dan menumbuhkan naluri kewirausahaan.
4. Untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah
dalam melakukan reviu internal atas keseluruhan
kinerjannya
inovatif,

dalam
kreatif,

pengembangan
pemecahan

pembelajaran

masalah,

dan

menumbuhkan naluri kewirausahaan.

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

5

D. Hasil yang Diharapkan
Pada akhir pelatihan ini semua peserta diharapkan
memiliki

kompetensi

ditegaskan

di

kepala

dalam

sekolah

Peraturan

sebagaimana

Menteri

Pendidikan

Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah,
kepala

sekolah

terutama
dalam

kompetensi-kompetensi

mengelola,

memimpin,

dan

mensupervisi guru dalam mengembangkan pembelajaran
berbasis kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir
kritis, dan nilai-nilai kewirausahaan. Indikator keberhasilan
pelatihan ini adalah:
1. Peserta memiliki kemampuan merumuskan standar
proses

pembelajaran

menumbuhkembangkan

yang

dapat

kreativitas,

inovasi,

kemampuan memecahkan masalah, berfikir kritis dan
bernaluri kewirausahaan pada diri anak didik.
2. Peserta berhasil merumuskan unjuk kerja manajemen
dan kepemimpinan pembelajaran dan bagaimana
rencana implementasinnya di sekolah.
3. Peserta memiliki pemahaman tentang supervisi dan
berhasil menyusun program kerja supervisi akademik
dalam rangka menumbuhkembangkan keterampilan
guru mengelola proses pembelajaran yang inovatif,

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

6

kreatif, pemecahan masalah, dan menumbuhkan naluri
kewirausahaan.
4. Peserta
dengan

terampil

melakukan

menggunakan

supervisi

berbagai

akademik

teknik

supervisi

pembelajaran.
5. Peserta terampil melakukan supervisi klinis.
6. Peserta
sekolah

terampil
atas

penelitian

keseluruhan

pengembangan
pemecahan

melakukan

pembelajaran

masalah,

dan

tindakan

kinerjanya

dalam

inovatif,

kreatif,

menumbuhkan

naluri

kewirausahaan.
Melalui hasil pelatihan tersebut di atas diharapkan
kepala sekolah memiliki kompetensi dalam mengelola,
memimpin,

dan

mensupervisi

pembelajaran

inovatif,

kreatif, pemecahan masalah, dan menumbuhkan naluri
kewirausahaan.
E. Sasaran/Peserta
Peserta pelatihan ini diperuntukkan bagi kepala
TK/SD/SLB/SMP/SMA/SMK:
1. Jumlah

peserta

pelatihan

pada

setiap

satuan

pendidikan ditetapkan secara proporsional sesuai
dengan jumlah TK, SD, SLB, SMP, SMA, dan SMK.
2. Prioritas utama peserta pelatihan ini adalah kepala
TK/SD/SLB/SMP/SMA/SMK

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

yang

berkualifikasi

7

akademik S1 dengan tingkat penguasaan kompetensi
manajerial, kewirausahaan, dan supervisi yang rendah
dan cukup.
Setiap rombongan pelatihan maksimal 60 orang
peserta.
F. Strategi Pelaksanaan
Kegiatan

pelatihan

ini

dilakukan

dengan

pendekatan in service learning-on service learning-in
service learning (in-on-in). Dalam pengertian, setiap
pelatihan dilakukan melalui tiga tahap, sebagai berikut.
1. Pelatihan

tahap

pertama

(in

service

pertama)

diselenggarakan di tempat pelatihan, dalam durasi
minimal 40 jam @ 45 menit. Materi pelatihan
mencakup (1) Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);
(2) Kepemimpinan Pembelajaran (Instruksional); (3)
Supervisi

Akademik;

(4)

Kewirausahaan

dalam

peningkatan kualitas pembelajaran; dan (5) Penelitian
Tindakan Sekolah (PTS). Pada akhir pelatihan tahap
pertama tersebut, peserta diberi tugas untuk menyusun
rencana tindak lanjut dan diimplementansikan pada
tahap pelatihan tahap kedua (on service learning).
Mengenai silabus pelatihan tahap pertama (in service
learning) dapat dilihat pada Lampiran 1.

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

8

2. Pelatihan

tahap

kedua

(on

service

learning)

diselenggarakan di sekolah masing-masing peserta
dalam waktu 3 (tiga) bulan. Dalam pelatihan tahap
kedua tersebut, setiap peserta pelatihan ditugaskan
berlatih

mengimplementasikan

keseluruhan materi

pelatihan tahap pertama, dalam bentuk membuat
rencana tindak lanjut yang disusun pada pada akhir
pelatihan tahap pertama. Rambu-rambu pelaksanaan
pelatihan tahap kedua (on service learning) tersebut
dapat dilihat pada Lampiran 2.
3. Sedangkan

tahap

ketiga

(in

service

kedua)

diselenggarakan di tempat pelatihan lagi dalam durasi
minimal 20 jam @ 45 menit. Pelatihan tahap ketiga
tersebut diselenggarakan dalam bentuk dimana setiap
peserta

pelatihan

mempresentasikan

laporan

pelaksanaan atau implementasi rencana tindak lanjut
selama dalam on service learning atau pelatihan tahap
kedua.

G. Struktur Program dan Materi
Dengan

mengacu

kepada

strategi

pelatihan

tersebut di atas, struktur program dan materi pelatihan ini
adalah sebagai berikut.

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

9

1. Program pelatihan tahap pertama (in service learning).
Materi program pelatihan tahap pertama tersebut

terdiri dari: (1) Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);
(2) Kepemimpinan Pembelajaran (Instruksional); (3)
Supervisi Akademik; (4) Kewirausahaan; (5) Penelitian
Tindakan Sekolah.
2. Program pelatihan tahap kedua (on service learning).
Pada program pelatihan tahap kedua tersebut semua
peserta

ditugaskan

berlatih

menerapkan

kepemimpinan pembelajaran, melakukan supervisi
akademik, dan nilai-nilai kewirausahaan di sekolahnya
masing-masing
3. Program pelatihan tahap ketiga (in service learning).
Program pelatihan tahap kedua tersebut berupa
presentasi dan diskusi laporan pelaksanaan atau
implementasi kepemimpinan pembelajaran, melakukan
supervisi akademik, dan nilai-nilai kewirausahaan di
sekolahnya masing-masing selama dalam on service
learning atau pelatihan tahap kedua.
Struktur

program,

materi

dan

alokasi

waktu

pelatihan dapat dilihat pada Tabel 1.

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

10

Tabel 1. Struktur Program, Materi, dan Alokasi Waktu
Pelatihan

!"
# !"
%

$

"
& &

(

!"

'

'

'
)

*

+
#

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

,

%
'

11

(

-

)
+
%

#

(

%

#

,

%
& &
# .
"
"

"

$
#
*
)
+
0

$
/
#
#

%
%

#

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

12

&

(

&
1 /$
&
$

&
"*
#

.
"

"
#
*

"
*
$

%
"%
&

%
%
&

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

13

(

,

%
!

"
" $ /$

"

'
) '
2

/

+ '
0 3#
% 2

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

14

'

)
. (

%
4
"

4 )
#
4 +
&

#
%
&

"%

/
%

*

/

%

4
%

0
%

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

15

1

%

(,
%

%

"
#
%
&

"%

/
%

*

/
%
%

H. Bahan Ajar atau Buku Sumber
Dalam rangka pelatihan kompetensi kepala sekolah
telah

dikembangkan

lima

bahan

ajar

sebagaimana

terlampir, yaitu terdiri dari:
1. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);
2. Kepemimpinan Pembelajaran (Instruksional);
3. Supervisi Akademik;
4. Kewirausahaan;
5. Penelitian Tindakan Sekolah.

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

16

Bahan ajar tersebut dapat dikembangkan lebih
lanjut oleh penyelenggara pelatihan. Berbagai sumber
belajar yang dapat diakses oleh nara sumber dan peserta
pelatihan, baik melalui sumber-sumber belajar eletronik,
tertulis (buku, jurnal, majalah), orang, tempat kerja, dan
bahkan dari berbagai mass media, baik eletronik maupun
tertulis. Ini penting digarisbawahi agar cakrawala peserta
penguatan menjadi luas dengan dikenalkannya sumbersumber belajar yang begitu banyak dan kaya akan
informasi, pengetahuan, dan ilmu pengetahuan. Tentunya
pengembangan bahan ajar pelatihan didasarkan pada
deskripsi materi sebagaimana dipaparkan pada Tabel 1
dan silabus pada Lampiran 1.
I.

Narasumber/Fasilitator
Nara sumber atau fasilitator pelatihan ini adalah; (1)
fasilitator provinsi yang telah bersertifikat pelatih kepala
sekolah

yang

Kependidikan

diterbitkan
Direktorat

oleh

Jenderal

Direktorat

Tenaga

Peningkatan

Mutu

Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Kementerian
Pendidikan
Penjaminan

Nasional;
Mutu

(2)

Widyaiswara

Pendidikan

(LPMP),

Lembaga
Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (P4TK), dan Lembaga Pengembangan dan

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

17

Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) yang memiliki
latar belakang pendidikan yang relevan dengan materi
pelatihan; dan (3) dosen perguruan tinggi yang memiliki
latar belakang pendidikan yang relevan dengan materi
pelatihan.

J. Penyelenggara dan Tempat Penyelengaraan
Penyelenggara dan tempat penyelenggaraan
pelatihan kepala sekolah adalah: Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan (LPMP),
Pemberdayaan

Pendidik

Pusat Pengembangan dan
dan

Tenaga

Kependidikan

(P4TK).

(

5

%

%

#
%

%

%

)

#

%%
%

%
%

#

!
)
+

6
* %
%

%

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

#

18

0

%

#

7

$

-

!

!

#

#
#

,

#
#
$

#

8
(:

%
9

/

#

#

#
#

((

#

(

%

#

#

K. Metode Pelatihan
Pelatihan kepala sekolah dalam rangka penguatan
kemampuan dilaksanakan berdasarkan atas kompetensi
yang harus dimiliki oleh setiap peserta sehingga setelah
mereka

mengikuti

program

pelatihan

akan

mampu

melakukan sesuatu (the ability to do something). Jadi,
kurikulum, penyelenggaraan, evaluasi, dan serta sertifikasi

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

19

penguatan harus mengacu pada kompetensi yang harus
dimiliki dan yang diperlukan oleh peserta pelatihan agar
mereka mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Mengingat setelah mengikuti program penguatan para
peserta harus mampu melakukan sesuatu, maka proses
pembelajaran yang paling tepat adalah menggunakan
experiential learning yang jenis-jenisnya banyak, misalnya
curah pendapat, refleksi diri, praktik, magang, bekerja,
diskusi

kelompok

dan

kelas,

simulasi,

penugasan

individual, bermain peran, dan sebagainya. Lebih lanjut,
pelatihan kompetensi kepala sekolah akan efisien dan
tidak

membosankan

apabila

hasil-hasil

belajar

dan

pengalaman sebelumnya diakui sebagai dasar penetapan
program pelatihan.
L. Kegiatan belajar
Kegiatan

belajar

peserta

selama

pelatihan

berlangsung melalui tahapan kurang lebih sebagai
1. Mengikuti pencerahan konsep yang difasilitasi oleh
nara sumber. Bentuk kegiatannya dapat berupa aktif
menyimak informasi dari nara sumber, tanya jawab,
membaca mandiri, curah pendapat, refleksi diri dan
kegiatan lain yang relevan. Waktu yang disediakan
untuk kegiatan pencerahan konsep tersebut jangan

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

20

lama-lama. Tujuannya adalah agar peserta memiliki
pemahaman yang benar tentang manajemen berbasis
sekolah, kewirausahaan, dan supervisi akademik.
2. Melakukan diskusi kelompok, atau simulasi kelompok,
atau pemecahan masalah dalam kelompok. Kegiatan
tersebut

merupakan

kegiatan

utama

untuk

meningkatkan kompetensi peserta dalam manajemen,
kewirausahaan,
kaitannya

dan

supervisi

pengembangan

akademik

pembelajaran

dalam
kreatif,

inovatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, dan jiwa
kewirausahaan.

Waktu

untuk

kegiatan

tersebut

disediakan cukup banyak. Dalam rangka kegiatan
tersebut peserta dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok, dimana setiap kelompok beranggotakan 5 10 orang peserta.
a. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang ketua dan
seorang sekretaris kelompok.
b. Prosedur

dan

tata

cara

pembahasan

materi/permasalahan ditentukan oleh kelompoknya
masing-masing.
c. Ketua

kelompok

berkewajiban

memberikan

laporan secara tertulis dan lengkap tentang hasil
diskusi kepada panitia atau fasilitator.

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

21

d. Apabila dipandang perlu, setiap kelompok dapat
membagi diri dalam sub kelompok dengan catatan
bahwa hasil akhir merupakan tanggung jawab
kelompok yang bersangkutan.
3. Setelah selesai melakukan diskusi kelompok, atau
simulasi, praktik bermain peran, setiap kelompok
menyusun action plan dan melaporkannya dalam
diskusi kelas

M. Evaluasi dan Sertifikasi
Pada akhir pelatihan perlu dilakukan evaluasi
berbasis

kompetensi,

yaitu

suatu

proses

penilaian/perbandingan kompetensi yang dicapai oleh
peserta penguatan dengan standar kompetensi yang telah
dibakukan. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh
mana peserta pelatihan mencapai kompetensi yang telah
ditentukan. Selain itu, evaluasi berbasis kompetensi juga
bertujuan

untuk

memperoleh

informasi

tentang

permasalahan dan tantangan-tantangan yang dihadapi
sebagai

masukan

untuk

meningkatkan

mutu

penyelenggaraan program pelatihan. Melalui evaluasi
tersebut diperoleh informasi tentang tingkat ketercapaian
peserta

pelatihan

dan

akan

menunjukkan

tingkat

efektivitas program penguatan.

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

22

Banyak

ragam

metode

evaluasi

yang

dapat

digunakan untuk mengevaluasi penguasaan kompetensi
tetapi esensinya bahwa semua metode evaluasi yang
digunakan haruslah bersifat otentik. Artinya, semua
metode evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi
kompetensi haruslah authentic assessment yaitu metode
evaluasi yang digunakan dapat menjamin kepastian
penguasaan kompetensi, misalnya metode uji unjuk kerja
(performance test) dan portofolio. Evaluasi dapat dilakukan
dalam bentuk evaluasi formatif dan sumatif. Kisi-kisi
penyusunan

instrumen

evaluasi

dapat

dilihat

pada

Lampiran 3.
Bagi mereka yang telah mengikuti uji kompetensi
dan

dinyatakan

mendapatkan

lulus,

sertifikat.

yang

bersangkutan

Sertifikat

berhak

kompetensi

dapat

diartikan sebagai surat keterangan yang memberikan
jaminan atas kompetensi yang dimiliki oleh kepala sekolah.

N. Pelaporan
Pada

akhir

pelaksanaan

kegiatan

pelatihan

penyelenggara pelatihan diwajibkan membuat laporan
tertulis dan menyampaikannya kepada Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan Nasional. Laporan memuat hasil

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

23

pelatihan dan pelaksanaan kegiatan pelatihan yang
dilampiri dengan panduan pelatihan, materi pelatihan,
daftar hadir peserta pelatihan, daftar hadir narasumber
atau fasilitaor pelatihan dan hasil evaluasi akhir pelatihan.
Pelaporan

disampaikan

kepada

Direktorat

Jenderal

Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan Nasional paling lambat 1 bulan
setelah selesainya pelatihan. Sistematika laporan dapat
dilihat pada Lampiran 4.

O. Anggaran Biaya
Anggaran biaya untuk kegiatan pelatihan dalam
rangka penguatan kemampuan kepala sekolah bersumber
dari DIPA LPMP, P4TK, dan LPTK tahun anggaran 2010.
Anggaran

tersebut

digunakan

untuk

biaya:

(1)

penyelenggaraan in-service learning tahap 1 (40 jam), in
service learning tahap 2 (20 jam); dan (2) biaya kegiatan
dan pemantauan kegiatan on service learning peserta
pelatihan. Penggunaan anggaran pelatihan kepala sekolah
ini dilaporkan penyelenggara kepada Ditjen PMPTK.

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

24

LAMPIRAN 1
SILABUS PELATIHAN DALAM RANGKA PENGUATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH
!
(

(
' "%
%
/

'

'
)
+

"

; +0

'
*
%

'

.

'
#

'

!" %
.
%

/

(

*

% !

; +0

*
%
%
*

!"

# !"
# "%

"

)

*

+

*

&

&

%

$
*
!

*

*

'

'

!
0
%

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

25

#

'

.

!
)

%
$
#

a.

.

#

(

$

%
%

%

%

#
%

%

$
*

#
%

%
%
# *

%
%
#
%

$
#

%
%
%

%
# *

"%

%

)

#

%

%

!
!

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

%

%

%
%

26

'

.
#
%

!
b.

c.

,
; +0

*

%
%
%

!
+

.

&

&
$

a.
*

"
*

#

(

#

*

; +0

%

'

.
&

%
$

4
$

*
)
$

*
!

!4

#

!
#

!"

*

*

*

!
*

&

%

*

%

!"
# !"
"
# "%

4
*

%

$

+

4
&

%
%

%

$
%

0
%

%

!
%

%

&
&

b.
7
&
%

&

*
* "

%
*

%

%

%
&

*

!"
"

# !"
# "%

&
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

%
&

27

!
0

a.
b.

(
*

%
%

c.
d.

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

)
+
0
7
,
8
(:
((

*
*
*

% !
$ /$

; +0
/

+
+

*
%

28

.
%

%

*

'

LAMPIRAN 2
RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN
PELATIHAN TAHAP KEDUA (ON SERVICE LEARNING)
DALAM RANGKA PENGUATAN KEMAMPUAN
KEPALA SEKOLAH
A. Pengantar
Penyelenggaraan pelatihan tahap kedua (on service
learning) merupakan satu tahapan pelatihan yang sangat
penting dalam rangka penguatan kemampuan kepala
sekolah, sebab pelatihan ini berbasis kompetensi kepala
sekolah sebagaimana ditegaskan di dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007. Oleh
karena itu penyelenggaraan pelatihan tahap kedua

(on

service learning) harus diselenggarakan dengan sebaikbaiknya.
B. Tujuan
Tujuan pelatihan tahap kedua (on service learning) adalah
menfasilitasi peserta pelatihan (kepala sekolah) untuk
berlatih

mengimplementasikan

seluruh

materi

di

sekolahnya masing-masing, sehingga peserta pelatihan
tidak hanya memiliki pemahaman terhadap seluruh materi
pelatihan, melainkan juga memiliki keterampilan dalam
mengelola, memimpin, dan mensupervisi pembelajaran

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

29

yang kreatif, inivatif, berfikir kritis, pemecahan masalah,
dan jiwa kewirausahaan.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelatihan

tahap

kedua

(on

service

learning)

diselenggarakan dalam waktu maksimal 2 (dua) bulan.di
sekolah masing-masing peserta pelatihan.
D. Tahapan Pelaksanaan
Ada tiga tahapan pelaksanaan pelatihan tahap kedua (on
service learning), yaitu:
1. Penyusunan rencana tindak lanjut, rencana tindak
manajemen,

kepemimpinan,

dan

supervisi

pembelajaran kreatif, inovatif, berfikir kritis, pemecahan
masalah, dan jiwa kewirausahaan. Penyusunannnya
dilakukan oleh setiap peserta pada akhir pelatihan
tahap

pertama

dibawah

bimbingan

narasumber/

fasilitator.
2. Implementasi rencana tindak lanjut oleh setiap peserta
di sekolahnya masing-masing dalam waktu masikmal 2
(dua) bulan di bawah monitoring narasumber/fasilitator
yang ditunjuk oleh lembaga penyelenggara pelatihan.
3. Penyusunan laporan implementasi tindak lanjut oleh
setiap peserta.

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

30

E. Monitoring dan Evaluasi
Agar pelaksanaan pelatihan tahap kedua (on service
learning berlangsung dengan sebaik-baiknya perlu adanya
monitoring dan evaluasi oleh penyelenggara pelatihan.
Kegiatan monitoring pada kegiatan on-service difokuskan
pada

membimbing

kepala

sekolah

dalam

mengimplementasi rencana tindak lanjut, mengidentifikasi
kendala-kendala

pelaksanaan

on

service

learning.

Sedangkan evaluasi akhir dimaksudkan untuk mengetahui
pelaksanaan program penguatan kompetensi pengawas
sekolah

secara kumulatif. Instrumen monitoring dan

evaluasi disusun oleh masing-masing penyelenggara
pelatihan.

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

31

LAMPIRAN 3
KISI-KISI INSTRUMEN
EVALUASI FORMATIF DAN SUMATIF PESERTA
PELATIHAN DALAM RANGKA PENGUATAN
KEPALA SEKOLAH
"
(

#
3<
=
3 '32 > 5 =

%

a.

%
!

!

b.
%

c.
%

d.
%

%
*

e.
%
f. <

# ! %
*

%

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

!
*
%

32

"

#
35 2

=
?

a. '
b.

%

%

c. 5

" & "

"
%

%
&

d.
&
!%
$

e.

%
*
/

%
*
f.
/
%%

%
"

%

*
%

&

*

#

g.
% %

* %

h. '

%
%
%

&

%
%
*

i.
%
%

%

j.
&
*

%

%

/

k.
%

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

33

"

#
%

l.
%
)

5 35
32?2?

=

a.

% *
-0
%
%
!
%

b.

!

!

%

%

$
8:@
c.
#$
&

$
*

d.
e.

%

%

#
%

A

A

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

34

LAMPIRAN 4
SISTEMATIKA LAPORAN PENYELENGGARAAN
PELATIHAN PENGUATAN KEMAMPUAN
KEPALA SEKOLAH
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
A. Rasional
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Hasil yang diharapkan
BAB II Pelaksanaan Pelaksanaan Pelatihan
A. Kegiatan Pelatihan Tahap I (In Service Learning I)
B. Kegiatan Pelatihan Tahap II (On Service Learning)
C. Kegiatan Pelatihan Tahap III (In Service Learning II)
BAB III Hasil Pelatihan
A. Hasil Kegiatan Pelatihan Tahap I (In Service Learning I)
B. Hasil Kegiatan Pelatihan Tahap II (On Service Learning)
C. Hasil Kegiatan Pelatihan Tahap III (In Service Learning
II)
BAB IV Kesimpulan dan Rekomendasi
LAMPIRAN
1. Nama Peserta Pelatihan
2. Jadwal kegiatan Pelatihan
3. Biodata Nara Sumber/Fasilitator
4. Hasil dari Tugas-tugas yang dibuat
Pelatihan
5. Lainnya yang diangap perlu

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

Peserta

35

LAMPIRAN 5
KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN PELAKSANAAN PELATIHAN
DALAM RANGKA PENGUATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH
NO
ASPEK
1 Kegiatan
Pelatihan

a.
b.

c.
d.

Indikator
Kesesuaian kegiatan pelatihan yang dilaksanakan
dengan tuntutan kompetensi/ tujuan pelatihan.
Kesesuaian antara kompetensi yang dituntut dengan
bahan/materi yang diberikan/ disajikan dalam
pelatihan.
Kesesuaian antara kompetensi yang dituntut dengan
strategi/metode yang digunakan dalam pelatihan.
Kesesuaian antara kompetensi yang dituntut dengan
sistem penilaian yang digunakan untuk melihat
ketercapaian hasil pelatihan.

e. Kesesuaian antara kompetensi yang dituntut dengan
instrumen/alat penilaian yang digunakan untuk
melihat ketercapaian hasil pelatihan.
f. Proporsi materi pelatihan antara teori dan
aplikasi/praktek/praktekum.
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

36

Ketr.
Dapat menggunakan
Skala Bertingkat
Misal:
Sangat Memadai,
Cukup Memadai,
Tidak Memadai, dll.

NO

ASPEK

Indikator

Ketr.

g. Lamanya waktu pelaksanaan (jadwal) pelatihan per
program disesuaikan dengan kompetensi yang ingin
dicapai dalam pelatihan.
h. Lamanya waktu pelaksanaan (jadwal) pelatihan per
hari disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan lain
dalam pelatihan.
2 Kompetensi
Fasilitator/
Nara Sumber

a. Kompetensi narasumber/fasilitator dan

kesesuaiannya dengan materi yang disajikan.
b. Materi yang diberikan narasumber/fasilitator dan

kesesuaiannya dengan mata pelajaran/pelatihan
yang ditugaskannya.
c. Strategi/metode yang digunakan
narasumber/fasilitator dalam penyajian materi dan
praktek.
d. Strategi narasumber/fasilitator dalam :
i. Memotivasi belajar peserta pelatihan.
ii. Menghilangkan kejenuhan dalam belajar.
iii. Memberikan kesempatan untuk bertanya
jawab/diskusi.
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

37

NO

ASPEK

Indikator

Ketr.

iv. Menyimpulkan materi pelatihan.
e. Media/alat presentasi yang digunakan

narasumber/fasilitator instruktur dalam penyajian
materi dan praktek.
f. Sikap narasumber/fasilitator terhadap peserta
pelatihan.
g. Perilaku narasumber/fasilitator dalam :

i. Penyajian materi dan praktek.
ii. Memotivasi peserta pelatihan.
iii. Memberikan bimbingan kepada peserta
pelatihan.
iv. Memberikan penjelasan atas pertanyaan
peserta pelatihan.
h. Kehadiran narasumber/fasilitator sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan.
i. Kemampuan narasumber/fasilitator dalam

memberikan penilaian hasil belajar peserta
pelatihan.

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

38

NO

ASPEK

Indikator

Ketr.

j. Kesesuaian apa yang diajarkan fasilitator/ instruktur

3 Fasilitas
Pelatihan

dengan penilaian (tes) yang digunakannya untuk
menilai kemampuan peserta didik.Kompetensi
fasilitator/instruktur dan kesesuaiannya dengan
materi yang disajikan.
a. Kondisi/kenyamanan kelas/ruang tempat kegiatan
pelatihan.
b. Fasilitas pendukung kegiatan pelatihan di kelas (OHP,
LCD, dan alat pendukung lainnya)
c. Buku/kumpulan materi pelatihan (Modul/bahan
ajar)
d. Kit pelatihan (tas, blocknote, dsb.)
e. Perpustakaan dan kelengkapan sumber rujukan.
f. Kelengkapan sarana penunjang tugas-tugas
pelatihan (komputer dan ruangan komputer).

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

39

NO
ASPEK
4 Materi Diklat

Indikator

Ketr.

Kualitas materi pelatihan:
a. Manajemen berbasis sekolah
b. Kepemimpinan pembelajaran
c. Supervisi pembelajaran
d. Kewirausahaan

e. Penelitian tindakan sekolah
5 Akomodasi dan a. Kondisi/kenyamanan tempat penginapan yang
Konsumsi
disediakan.
b. Makanan dan snack yang disediakan untuk peserta
pelatihan.
c. Kondisi/kenyamanan sarana penunjang untuk Olah
Raga.
d. Kondisi/kenyamanan sarana penunjang untuk
Kesenian.
e. Kondisi/kenyamanan sarana penunjang untuk
rileks/rekreasi/hiburan.
f. Kondisi/kenyamanan fasilitas kamar mandi dan
toilet.
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

40

NO
ASPEK
6 Pelayanan
Pengelola /
Panitia/
Lembaga

Indikator

Ketr.

a. Sikap/perilaku pelayanan yang diberikan
lembaga/panitia kepada peserta pelatihan.
b. Penghargaan yang diberikan lembaga/panitia kepada
peserta pelatihan.

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

41

LAMPIRAN 6
TATA TERTIB PESERTA PELATIHAN
DALAM RANGKA PENGUATAN KEMAMPUAN
KEPALA SEKOLAH
1. Kewajiban Peserta
a) Pada waktu datang di tempat harus segera
mendaftarkan diri
(check in ) kepada petugas pendaftaran (panitia);
b) Mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan
panitia;
c) Menyerahkan surat tugas dari instansi asal kepada
panitia;
d) Menyerahkan pas foto ukuran 3 x 4 cm sebanyak 3
lembar
e) Menyerahkan SPPD yang telah ditandatangani oleh
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota masingmasing;
f) Menempati kamar yang telah disediakan oleh panitia;
g) Mematuhi segala tata tertib serta ikut memelihara
ketertiban
dan
keamanan
selama
kegiatan
berlangsung.
h) Selama mengikuti kegiatan belajar dalam kegiatan
pelatihan, peserta diwajibkan :
- Mengikuti semua kegiatan sesuai dengan arahan
pelatih/nara sumber
- Hadir di ruang sidang sepuluh menit sebelum acara
kegiatan dimulai;
- Mengisi daftar hadir (pagi, siang, dan malam hari)
sebelum kegiatan dimulai;
- Tidak meninggalkan kegiatan belajar, kecuali
dalam hal yang mendesak/sangat penting, setelah
mendapat ijin/persetujuan dari panitia/pelatih;
- Memakai tanda pengenal yang telah dibagikan oleh
panitia.
- Selama mengikuti kegiatan belajar semua
handphone digetarkan
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

42

2. Hak Peserta Pelatihan
a) Semua peserta berhak memperoleh pelayanan yang
sama dari panitia;
b) Mendapatkan pelayanan akomodasi dan konsumsi
yang telah disediakan oleh panitia;
c) Memperoleh penggantian biaya perjalanan pulang
pergi sesuai dengan peraturan yang berlaku;
d) Memperoleh bahan-bahan yang telah disediakan
panitia;
e) Memperoleh pelayanan medis yang disediakan panitia
sesuai dengan biaya yang tersedia bagi peserta yang
sakit;
f) Bagi yang memenuhi syarat berhak menerima sertifikat
dari panitia.

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah

43

Dokumen yang terkait

ANALISIS OVEREDUCATION TERHADAP PENGHASILAN TENAGA KERJA DI INDONESIA BERDASARKAN SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2007

6 234 19

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI EKS KARESIDENAN BESUKI TAHUN 2004-2012

13 284 6

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENGHAPUSAN ATAS MEREK DAGANG "SINKO" DARI DAFTAR UMUM MEREK OLEH DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (Studi Putusan Pengadilan Niaga No. 03/Merek/2001/PN.Jkt.Pst)

0 23 75

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP MINAT TENAGA KERJA INDONESIA UNTUK KEMBALI BEKERJA KE LUAR NEGERI DI DESA KEDUNG JAJANG KECAMATAN KEDUNG JAJANG KABUPATEN LUMAJANG

1 42 20

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENDAPATAN TENAGA KERJA PENGRAJIN ALUMUNIUM DI DESA SUCI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER The factors that influence the alumunium artisans labor income in the suci village of panti subdistrict district jember

0 24 6

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA TENAGA KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN

6 92 18

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Pengaruh Kebijakan Hutang Dan Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Deviden Pada PT. Indosat

8 108 124

Pengaruh Kemampuan Manajerial Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Di Unit Agro Bisnis Pada Yayasan Al-Anshor Bandung (survey pada petani unit Agro Bisnis Yayasan Al-Anshor Bandung)

5 61 1

Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan Kehutanan Kabupaten Pringsewu

18 128 61