T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Pembelajaran Melalui Manajemen Biaya Operasional Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Mijen ebonagung Demak T2 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Perhatian bangsa Indonesia akan pentingnya
pendidikan
nasional

sangat

secara

besar.

Reformasi

mendasar

pendidikan

melalui


tata

aturan

perundang-undangan telah dimulai sejak tahun 1999,
yaitu sejak lahirnya Undang-Undang Nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia.
undang

tersebut

dicantumkan

Dalam undang-

bahwa

pendidikan


merupakan salah satu hak asasi manusia.
Undang-Undang

tentang

Amandemen

UUD

II

Hak

1945

Asasi

Tahun

Selain


Manusia,
2000

juga

menegaskan bahwa pendidikan merupakan hak asasi
manusia.
Pemerintah

Indonesia

menyalurkan

berbagai

bantuan demi kelangsungan pendidikan, salah satunya
adalah dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). BOS
diperuntukkan bagi setiap sekolah tingkat dasar di
Indonesia dengan tujuan mengatasi


beban biaya

pendidikan demi tuntasnya wajib belajar sembilan
tahun.

Kebijakan

bantuan

dana

pemerintah

BOS

bukan

dengan


memberi

berarti

behentinya

permsalahan pendidikan. Masalah baru muncul terkait
dengan penyelewengan dana BOS, dan ketidakefektifan
pengelolan

dana

BOS.

Sistem

yang

ada


bumerang dan menghadirkan masalah baru.

menjadi
Selain
1

masalah

pribadi

juga

masalah

Indonesia ikut berpengaruh

budaya

manusia


terhadap penyelewengan

dan ketidakefektifan pengelolaan dana BOS. Oleh
karena itu dibutuhkan kerja sama semua elemen dalam
mewujudkan efektifitas pengelolaan dana BOS.
Penulis

memilih untuk mengangkat masalah

peningkatan pembelajaran melalui manajemen biaya
operasional sekolah serta permasalahannya.

Pilihan

lokasi di SD Negeri Mijen 3 Kebonagung Demak.
Diperoleh informasi bahwa pelaksanaan program BOS
di

SD


Negeri

Mijen

3

berlangsung

baik

dengan

mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas
publik

dalam

pengelolaannya.

Mudah-mudahan


makalah kecil ini bisa memberikan gambaran bagi para
pembaca terkait dengan pengelolaan dana BOS. Solusi
yang muncul bukan berarti solusi terbaik, tetapi sedikit
sumbangan

pemikiran

untuk

perkembangan

pendidikan di Indonesia.
Tilaar

dan

Nugroho

(2009:


28)

menyatakan

bahwa pendidikan dalam kaitannya dengan manusia
sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat adalah
upaya

pengembangan

kepribadian

agar

mampu

memenuhi kebutuhan pribadi dan menyumbangkan
kemampuannya


untuk

masyarakat.

menyelenggarakan

pendidikan,

Untuk

pemerintah

perlu

menetapkan serangkaian kebijakan pendidikan. Ada
tiga pilar kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan
yaitu: 1) Perluasan dan pemerataan akses pendidikan,
2) Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, 3)
Tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik.

2

Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
adalah suatu kegiatan yang merupakan realisasi atau
implementasi

kebijakan

dalam

pemerataan akses pendidikan,

perluasan

dan

khususnya dalam

mendukung program wajib belajar

pendidikan dasar

(Wajar Dikdas) sembilan tahun. BOS

merupakan

implementasi dari Undang-undang Nomor 20 tahun
2003 pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintah
dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya
wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar
tanpa

memungut

merupakan

biaya

serta

tanggung

diselenggarakan
pemerintah

oleh

daerah

wajib

jawab
lembaga

dan

belajar

negara

yang

pendidikan

dari

masyarakat. Program

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan suatu
peraturan kebijakan yang dikeluarkan dalam rangka
memperlancar penuntasan buta aksara seperti amanat
Inpres Nomor 5 Tahun 2005, untuk itu Menteri
Pendidikan membentuk tim pelaksana yang diatur
dalam surat edaran nomor 5421/MPN/OT/2005.
Konsekuensi
tersebut

adalah

dari

amanat

undang-undang

pemerintah dan pemerintah daerah

wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh
peserta
dan

didik

SMP)

pada

serta

tingkat pendidikan
satuan

pendidikan

dasar
lain

(SD
yang

sederajat dengan menjamin bahwa peserta didik tidak
terbebani oleh biaya pendidikan. Biaya
merupakan

salah

satu

komponen

pendidikan
masukan

instrumen (instrumental input) yang berperan penting
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah karena

3

biaya

pendidikan

menentukan

memiliki

setiap

peran

upaya

yang

sangat

pencapaian

tujuan

pendidikan baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif
maupun kualitatif. Dalam kaitannya dengan keuangan
sekolah, Mulyasa (2006: 195) menyatakan bahwa
dalam rangka
desentralisasi

pelaksanaan otonomi daerah dan
pendidikan,

manajemen

keuangan

sekolah perlu dilakukan untuk menunjang penyediaan
sarana dan prasarana dalam rangka mengefektifkan
kegiatan

belajar

mengajar

dan

meningkatkan

prestasi belajar peserta didik.
Dalam buku panduan BOS (2010: 2) dinyatakan
bahwa secara khusus program BOS bertujuan untuk:
1) membebaskan seluruh siswa SD dan SMP dari biaya
operasi sekolah, 2) membebaskan seluruh siswa miskin
dari pungutan apapun baik di sekolah negeri maupun
swasta, dan 3) meringankan biaya operasional sekolah
terutama bagi sekolah swasta. Pencapaian tujuan
program

BOS

mulai

tampak

berdasarkan

hasil

penelitian Balitbang Kemendiknas dalam Puspitawati
(2006: 3) yang menyebutkan bahwa penyaluran BOS
berdampak

positif

antara

lain:

1)

Program

BOS

mengurangi beban orangtua untuk biaya pendidikan
anak.

Program BOS terbukti meningkatkan jumlah

siswa yang terbebas dari pungutan biaya operasional
sekolah/madrasah

yaitu dari 28,4% pada tahun

2004/2005 menjadi 70,3% pada tahun 2005/2006, 2)
Program BOS berhasil menurunkan
sekolah dari 0,60%

menjadi

angka putus

0,40%, menurunkan

tingkat ketidakhadiran dari 2,71% menjadi 2,14%, dan

4

menurunkan angka mengulang
menjadi

1,24%,

serta

kelas

dari

meningkatkan

1,73%
angka

melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs dari 94,27%
menjadi 96,70%, setelah digulirkannya program BOS
sejak tahun 2005/2006.
Dengan adanya program dana BOS, sekolah
dituntut kemampuannya untuk dapat merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan

pengelolaan

biaya-biaya

pendidikan

secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Pengelolaan pembiayaan pendidikan akan berpengaruh
secara langsung terhadap mutu pendidikan sekolah,
terutama berkaitan dengan sarana prasarana dan
sumber

belajar

dalam

rangka

optimalisasi

pembelajaran disekolah.
Pengelolaan BOS tidak terlepas dari peranan
kepala sekolah dalam pengertian cara kepala sekolah
mengatur

alokasi

pembiayaan

sekolah. Mulyasa (2006:194)
kepala

sekolah

untuk

operasional

menyatakan

profesional

dituntut

bahwa
memiliki

kemampuan memanajemen keuangan sekolah, baik
melakukan
evaluasi
mendasar

perencanaan, pelaksanaan,
dan
dari

maupun

pertanggungjawabannya.
manajemen

adalah

Aspek

perencanaan,

dalam hal pembiayaan yang disebut penganggaran.
Sebagaimana

yang

dikemukakan

Sa’ud

dan

Makmun (2009: 17) bahwa “Perencanaan merupakan
proses penyusunan berbagai keputusan yang akan
dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan”.

Hal ini

5

menunjukkan
merencanakan

bahwa

kemampuan

keuangan

untuk

kepala

rencana

sekolah
kegiatan

beserta sumber daya pendukung lainnya yang ada di
sekolah merupakan sesuatu yang sangat penting.
Dalam manajemen pembiayaan, satu diantara
instrumen yang penting adalah penyusunan Rencana
Anggaran Pendapat dan Belanja Sekolah (RAPBS).
Penyusunan

RAPBS

mendasari

(akuntansi) dan evaluasi (auditing)

pelaksanaan

program

secara

transparan, akuntabel dan demokratis. Penyusunan
anggaran
bangkan

dan

pengembangan RAPBS mempertim-

beberapa

faktor,

diantaranya:

pertumbuhan

peserta

didik,

pengembangan

program

dan

2)

1)

laju

inflasi,

perbaikan,

3)

dan

4)

proses pengajaran dan pembelajaran.
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) diberikan
kepada

sekolah

untuk

meringankan

beban

masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam
rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Dalam
buku panduan BOS (2010: 28-29) disebutkan bahwa
penggunaan dana BOS dialokasikan pada beberapa
jenis

kegiatan

yaitu:

penerimaan

siswa

baru,

pembelian buku referensi dan buku teks pembelajaran,
biaya pembelajaran tambahan dan
biaya

ulangan

dan

ujian,

ekstrakurikuler,

pembelian barang habis

pakai, langganan daya dan jasa serta perawatan
sekolah, honor guru dan kegiatan

pengembangan

profesi, transport siswa miskin, biaya
BOS,

6

pembelian

komputer

pengelolaan

desktop,

media

pembelajaran

dan

mebeler

(jika

masih

ada

sisa

dana).
Untuk menjaga agar tidak terjadi penyimpangan
dalam penyaluran maupun penggunaan dana BOS di
tingkat

sekolah diperlukan evaluasi pelaksanaan

program BOS tersebut. Evaluasi yang dimaksudkan
adalah evaluasi pengelolaan keuangan. Mulyasa (2006:
205) menyatakan, “Evaluasi dan pertanggungjawaban
keuangan sekolah dapat

diidentifikasikan ke dalam

tiga hal yaitu pendekatan pengendalian penggunaan
alokasi dana, bentuk pertanggungjawaban keuangan
sekolah, dan keterlibatan pengawasan pihak eksternal
sekolah”.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

di

atas

maka

rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana

upaya

peningkatan

pembelajaran

melalui manajemen biaya operasional sekolah di
SDN Mijen 3 Kebonagung Demak?
2. Bagaimana implementasi pengelolaan dana bos di
SD Negeri Mijen 3 Kebonagung Demak?
3. Bagaimana pelaporan pengelolaan dana bos di SD
Negeri Mijen 3 Kebonagung Demak?

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

7

1. Mengetahui

upaya

peningkatan

pembelajaran

melalui manajemen biaya operasional sekolah di
SDN Mijen 3 Kebonagung Demak.
2. Mengetahui implementasi pengelolaan dana bos di
SD Negeri Mijen 3 Kebonagung Demak.
3. Mengetahui tindak lanjut pengelolaan dana bos di
SD Negeri Mijen 3 Kebonagung Demak.

1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian

ini

diharapkan

bisa

memberikan

manfaat baik secara teoritis dan praktis bagi para
pemerhati pendidikan:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk
menambah wawasan
tentang program dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS), penggunaan,
problematik, penyaluran, dan mengelola untuk
peningkatan pembelajaran, khususnya melalui
pengelolaan dana BOS secara akuntabel.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi siswa dapat memperoleh pendidikan yang
bermutu dan tanpa memikirkan beaya yang tinggi.
2. Bagi guru dapat meningkatkan aktivitas dan kinerja
guru dalam pembelajaran dengan pemanfaatan dana
BOS.
3. Bagi kepala sekolah dapat memberikan fasilitas
peningkatan

program

pembelajaran

pengalokasian dana BOS secara tepat.
8

melalui