Penetapan dan penegasan batas desa

Penetapan dan penegasan batas desa/kelurahan merupakan cikal bakal bagi penetapan dan penegasan
batas pada level di atasnya, bahkan merupakan awal pembangunan Indonesia. Untuk itu BIG
melakukan prototipe pemetaan batas desa/kelurahan dan kecamatan secara kartometris di beberapa
kabupaten, salah satunya di Kabupaten Bandung Barat.
Pemetaan tersebut dilakukan sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Informasi Geospasial dan Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014, didefinisikan bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Batas
wilayah Desa yang dinyatakan dalam bentuk Peta Desa ditetapkan dengan peraturan
Bupati/Walikota. Undang-Undang tersebut pada Pasal 17, mengamanatkan bahwa Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota tentang pembentukan, penghapusan, penggabungan, dan perubahan status Desa
menjadi kelurahan atau kelurahan menjadi Desa diundangkan setelah mendapat nomor registrasi dari
Gubernur dan kode Desa dari Menteri disertai Lampiran Peta Batas Wilayah Desa.
Terkait dengan itu Badan Informasi Geospasial melalui Pusat Pemetaan Batas Wilayah pada Selasa,
14 Oktober 2014 di Lembang Bandung menyelenggarakan Sosialisasi dan Ajudikasi Batas Wilayah
Administrasi Kecamatan dan Desa/Kelurahan di Bandung Barat. Tujuan kegiatan ini adalah
percepatan pembangunan garis segmen batas desa yang definitif seluruh Indonesia khususnya
Kabupaten Bandung Barat, tersusunnya jadwal ajudikasi penarikan garis batas desa secara
kartometrik di kecamatan seluruh Kab. Bandung Barat serta tersusunnya berita acara segmen batas

antar desa dan antar kecamatan di Bandung Barat.
Kegiatan yang bertajuk “My Village, BIG Verified” (Desaku Telah Diverifikasi BIG), dihadiri
lebih dari 230 peserta yang terdiri dari para Camat, Kepala Desa dan SKPD serta Perwakilan dari
Desa/Kelurahan dan Kecamatan se-Kabupaten Bandung Barat dibuka resmi Setda Kabupaten
Bandung Barat, Maman S. Sunjaya. Pada sambutan pembukaannya, Maman mengatakan bahwa
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat sangat berterima kasih pada BIG atas diselenggarakannya
kegiatan Sosialisasi dan Ajudikasi Batas Adminitrasi Kecamatan, Desa/Kelurahan di Kabupaten
Bandung Barat. Kegiatan ini sangat penting untuk percepatan pembangunan desa/kelurahan seKabupaten Bandung Barat, tambahnya.
Pada sambutannya Plh. Kepala Pusat Pemetaan Batas Wilayah, Khafid mengatakan bahwa batas
wilayah memegang peranan penting dalam pemerintahan, disamping isu penting lainnya yaitu tata
ruang. Dalam hal ini BIG berinisiatif untuk membuat prototipe batas desa dan kecamatan. BIG
memilih Kabupaten Bandung Barat sebagai prototipe karena dari sisi data sangat lengkap dan
Pemkab. Bandung Barat sangat mendukung dengan kegiatan tersebut.
Pada kegiatan ini ditampilkan para pembicara, diantaranya paparan dari Kepala Bidang Pemetaan
Batas Wilayah Administrasi, Lulus Hidayatno dengan judul “Pembangunan Indonesia Dimulai dari
Penetapan dan Penegasan Batas Administrasi Desa/Kelurahan”. Lulus mengatakan jika batas wilayah
belum jelas, maka akan menghambat kegiatan pembangunan pada wilayah desa/kelurahan tersebut.
Permasalahan batas desa yaitu jumlah desa/kelurahan cenderung bertambah. Peran BIG dalam
penetapan dan penegasan batas adalah melakukan percepatan penetapan dan penegasan batas. Saat
ini status batas daerah di Indonesia sebanyak 946 segmen batas, segemen definitif 143 atau 15 %.

Solusi percepatannya adalah ajudikasi batas kecamatan, desa/kelurahan dengan menggunakan citra

resolusi tinggi dan batas desa/kelurahan dari RBI sebagai batas indikatif sebagai data awal, dengan
output penetapan batas desa yang disepakati berikut titik koordinat batas kartometris dan delineasi
garis batas yang disajikan dalam peta citra.