APRESIASI SASTRA NOVEL LA FILLE DE PAPIE

APRESIASI SASTRA NOVEL LA FILLE DE PAPIER
KARYA GUILLAUME MUSSO
Tugas ini ditulis untuk memenuhi mata kuliah Apréciation Littéraire

Disusun Oleh :
Muhammad Abdurrohman Auliyak (2311415029)
xoxyle@students.unnes.ac.id

Dosen Pengampu :
Sunahrowi, S.S., M.A

PROGRAM STUDI SASTRA PERANCIS
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

MUHAMMAD ABDURROHMAN AULIYAK 2311415029
Appréciation Littéraire

1


BAB I
PENGANTAR

1.1 Apresiasi Sastra
Apresiasi Karya Sastra adalah pembelajaran sastra. Menurut Roestam Effendi
dkk.(1998), “Apreasisi adalah kegiatan mengakrabi karya sastra secara sungguhsungguh. Di dalam mengakrabi tersebut terjadi proses pengenalan, pemahaman,
penghayatan, penikmatan, dan setelah itu penerapan.” Pengenalan terhadap karya
sastra dapat dilakukan melalui membaca, mendengar, dan menonton.
Kesungguhan dalam kegiatan tersebut akan menuju tingkat pemahaman.
Pemahaman terhadap karya sastra akan membuat penghayatan. Indikator yang
dapat dilihat setelah menghayati karya sastra adalah jika bacaan, dengaran, atau
tontonan sedih ia akan ikut sedih, jika gembira ia ikut gembira, begitu seterusnya.
Hal itu terjadi seolah-olah ia melihat, mendengar, dan merasakan dari yang
dibacanya. Ia benar-benar terlibat dengan karya sastra yang digeluti atau
diakrabinya.
1.2 Biografi Pengarang
Guillaume Musso lahir pada tahun 1974 in Antibes (Alpes-Maritimes),
Perancis. Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas, ia pergi ke Amerika
Serikat pada usia 19. Musso menghabiskan beberapa bulan di New York City,

hidup sebagai seorang orang asing muda dan menghasilkan uang dengan cara
menjual es krim. Kemudian ia kembali ke Perancis, memperoleh gelar sarjana
ekonomi, dan mengajar di sekolah menengah atas. Novel pertamanya, Skidimarink,
sebuah thriller yang dibuka dengan pencurian Mona Lisa dari Musée de Louvre,
yang dipublisikasikan pada tahun 2001.
Setelah kecelakaan mobil ia menjadi tertarik dengan pengalaman kematian dan
membayangkan sebuah cerita tentang seorang lelaki yang kembali hidup setelah
nyaris meninggal. Cerita ini menjadi novel Et après, diluncurkan pada tahun 2004
oleh XO Editions, yang mana terjual hingga 1 juta copy di Perancis dan telah
diterjemahkan ke dalam 23 bahasa. Setelah itu, ia tidak berhenti berkarya hingga
1

MUHAMMAD ABDURROHMAN AULIYAK 2311415029
Appréciation Littéraire

2

saat ini. Pada tahun 2011 ia menjadi salah satu penulis yang karyanya paling
banyak terjual dan menjadikannya penulis Bestseller.
Berikut adalah novel yang sudah pernah ditulis oleh Musso. Skidamarink

(2001), Et après (2004), Sauve-moi (2005), Seras-tu là? (2006), Parce-que je
t’aime (2007), Je Reviens Te Chercher (2008), Que Serais-je sans Toi? (2009), La
Fille de Papier (2010), L’Appel de l’angle (2011), 7 ans après (2013), Demain
(2013), Central Park (2014), L’instant Présent (2015), La Fille de Brooklyn (2016).
Satu-satunya novelnya yang sudah pernah difilmkan adalah Et après
sedangkan La Fille de Papier adalah karya pertama Musso yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia.

2

MUHAMMAD ABDURROHMAN AULIYAK 2311415029
Appréciation Littéraire

3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENDEKATAN DALAM MENGAPRESIASI SASTRA
Pendekatan sebagai suatu prinsip dasar atau landasan yang digunakan oleh

seseorang

sewaktu

mengapresiasi

karya

sastra

dapat

bermacam-macam.

Keanekaragaman pendekatan yang digunakan itu dalam hal ini lebih banyak
ditentukan oleh (1) tujuan dan apa yang akan di apresiasi lewat teks sastra yang
dibacanya, (2) kelangsungan apresiasi itu terproses lewat kegiatan bagaimana, dan (3)
landasan teori yang digunakan dalam kegiatan apresiasi. Pemilihan dan penentuan
pendekatan tersebut tentu sangat ditentukan oleh tujuan pengapresiasi itu sendiri.
Bertolak dari tujuan dan apa yang akan diapresiasi, pembaca dapat

menggunakan sejumlah pendekatan meliputi
1. Pendekatan parafratis
2. Pendekatan emotif
3. Pendekatan analitis
4. Pendekatan historis
5. Pendekatan sosiopsikologis
6. Pendekatan dikdatis
Cerpen Cendrillon yang akan dibahas ini bukanlah cerita asli dari Charles
Perrault, melainkan telah terjadi perubahan karena cerita Cendrillon sekarang
merupakan acuan dari cerita Disney yang menjadi standar cerita dongeng saat ini.
1. Pendekatan parafratis
Pendekatan prafratis adalah startegi pemahaman kandungan makna
dalam suatu cipta sastra dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang
disampaikan pengarang dengan menggunakan kata-kata maupun kalimat yang
berbeda dengan kata-kata dan kalimat yang digunakan pengarangnnya. Tujuan
akhir dari pendekaran parafratis itu adalah untuk menyederhanakan pemakaian

3

MUHAMMAD ABDURROHMAN AULIYAK 2311415029

Appréciation Littéraire

4

kata atau kalimat seorang pengarang sehingga pembaca lebih mudah
memahami kandungan makna yang terdapat dalam suatu cipta sastra.
Prinsip dasar dari penerapan pendekatan parafratis pada hakikatnya
berangkat dari pemikiran bahwa gagasan yang sama dapat disampaikan lewat
bentuk yang berbeda, simbol-simbol yang bersifat konotatif dalam suatu cipta
sastra dapat diganti dengan lambang atau bentuk lain yang tidak mengandung
ketaksaan makna, kalimat-kalimat atau baris dalam suatu cipta sastra
mengalami pelepasan dapat dikembalikan lagi kepada bentuk dasarnya,
pengubahan suatu cipta sastra baik dalam hal kata maupun kalimat yang
semula simbolik dan eliptis menjadi suatu bentuk kebahasaan yang tidak lagi
konotatif akan mempermudah upaya sesorang untuk memahami kandungan
makna dalam suatu bacaan, dan pengungkapan kembali suatu gagasan yang
sama dengan menggunakan media atau bentuk yang tidak sama oleh seorang
pembaca akan mempertajam pemahaman gagasan yang diperoleh dari
pembaca itu sendiri.
Dari prinsip dasar pada butir 5 itu dapat disimpilkan juga bahwa

penerapan pendekatan parafratis selain untuk mempermudah upaya
pemahaman makna suatu bacaan, juga digunakan untuk mempertajam,
memperluas dan melengkapi pemahaman makna yang diperoleh pembaca itu
sendiri. Sebab itu, dalam pelaknsanaannya nanti, pendekatan parafratis ini,
selain dapat dilaksanakan pada awal kegiatan mengapresiasi sastra, juga dapat
dilaksanakan setelah kegiatan apresiasi berlangsung.
Contoh dari kutipan, sebagai berikut :
Je veux que vous arrêtiez de faire de moi le bouc émissaire de vos
bouquins ! Ça vous amuse de faire défiler dans mon lit tous les
toquards de la terre ? Ça vous excite de me faire rencontrer des
mecs maries dont la femme a perdu tout mystère et qui ne voient
en mo que le coup d’un soir pour pimenter leur libido ? Peut-être
que ma malchance rassure vos lectrices, mais moi, elle m’épuise
et me fait du mal. » (Hal. 134)
“Aku ingin kau berhenti menjadikanku tokoh yang gagal di dalam
ceritamu! Apakah kau senang kau bisa mempertemukanku dengan
4

MUHAMMAD ABDURROHMAN AULIYAK 2311415029
Appréciation Littéraire


5

setiap orang brengsek di muka bumi ini? Apakah kau menikmati
bagian kisah yang menyatukan aku dengan pria yang sudah
menikah dan tidak lagi menemukan kegembiraan bersama
istrinya, dan yang hanya menganggapku sebagai selingan untuk
satu malam? Mungkin nasib burukku membuat para pembaca
wanitamu merasa sedikit lebih baik tentang diri mereka, tapi aku
sudah lelah dan mati perlahan karenanya.” (Hal. 134)

Di dalam kutipan di atas dapat dipahami bahwa penulis memperjelas
cerita ini lebih emotif dalam monolog cerita tanpa ada kalimat yang berteletele.
2. Pendekatan emotif
Pendekatan emotif dalam mengapresiasi sastra adalah suatu pendekatan
yang berusaha menemukan unsur-unsur yang mengajuk emosi atau perasaan
pembaca. Ajukan emosi itu dapat berhubungan dengan keindahan penyajian
bentuk maupun ajukan emosi yang berhubungan dengan isi atau gagasan yang
lucu dan menarik.
Prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi adanya pendekatan emotif

ini adalah pandangan bahwa cipta sastra merupakan bagian dari karya seni
yang hadir diahadapan masyarakat pembaca untuk dinikmati sehingga mampu
memberikan hiburan dan kesenangan. Dan dengan pendekatan emotif inilah
diharapkan pembaca mampu menemukan unsur-unsur keindahan maupun
kelucuan yang terdapat dalam suatu karya sastra.
Sebab itulah dalam pelaksanaannya pendekatan emotif ini pembaca
akan dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan tentang : ada kah unsur-unsur
keindahan dalam cipta sastra yang akan saya baca ini? Bagaimana cara
pengarang menampilkan keindahan itu? Dan bagaimana wujud keindahan itu
sendiri setelah digambarkan pengarangnya? Bagaimana cara pembaca
menemukan keindahan itu ? serta berapa banyak keindahan itu dapat
ditemukan?

5

MUHAMMAD ABDURROHMAN AULIYAK 2311415029
Appréciation Littéraire

6


Selain berhubungan dengan masalah keindahan yang lebih lanjut akan
berhubungan dengan masalah gaya bahasa seperti metafor, simile, maupun
penaraan setting yang mampu menghasilkan panorama yang menarik.
Penikmatan keindahan itu juga dapat berhubungan dengan penyampaian cerita,
peristiwa, maupun gagasan tertentu yang lucu dan menarik sehingga mampu
memberikan hiburan dan kesenangan kepada pembaca.
Untuk menemukan dan menikmati cipta sastra yang mengandung
kelucuan, anda tentunya juga harus memilih cipta sastra yang termasuk dalam
ragam-ragam tertentu. Ragam itu misalnya humor, satirik, sarkasme, maupun
ragam komedi.
Berikut kutipan :
“Pourquoi… pourquoi m’infligez-vous des saloperies
pareilles dans vos romans?” (Hal. 173)
“Kenapa… Kenapa kau membuatku mengalami semua
penderitaan itu dalam novel?” (Hal. 173)
Dari kutipan tersebut dapat dilihat bahwa penulis mengajuk pembaca
pada emosninya dalam penderitaan kehidupannya yang dirasa begitu
sengsara.
3. Pendekatan Analitis
Pendekatan analitis merupakan suatu pendekatan yang berusaha

memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau mengimajikan
ide-idenya, sikap pengarang dalam menampilkan gagasan-gagasan, elemen
intrinsik dan mekanisme hubungan dari setiap elemen intrinsik itu sehingga
mampu membangun adanyan keselarasan dan kesatuan dalam rangkan
membangun totalitas bentuk maupun totalitas makna.
Penerapan pendekatan analitis itu pada dasarnya akan menolong
pembaca dalam upaya mengenal unsur-unsur intrinsik sastra yang secara aktual
telah berada dalam suatu cipta sastra dan bukan dalam rumusan-rumusan atau
definisi yang terdapat dalam kajian teori sastra. Selain itu, pembaca juga dapat
6

MUHAMMAD ABDURROHMAN AULIYAK 2311415029
Appréciation Littéraire

memahami bagaimana fungsi setiap elemen cipta sastra

7

dalam rangka

membandung keseluruhannya. Dengan kata lain, pendekatan analitis ini adalah
suatu pendekatan yang bertujuan menyusun sintetis lewat analisis. Lewat
penerapan pendekatan ini diharapkan pembaca pada umumnya menyadari
bahwa cipta sastra itu pada dasarnya diwujudkan lewat kegiatan yang serius
dan terencana sehingga tertanamkanlah rasa penghargaan atau sikap yang baik
terhadap karya sastra.
Dalam kehadiran pendekatan analitis ini, prinsip dasar yang
melatarbelakanginya adalah anggapa bahwa (1) cipta sastra itu dibentuk oleh
elemen-elemen tertentu, (2) setiap elemen dalam cipta sastra memiliki fungsi
tertentu dan senantiasa memiliki hubungan antara yang satu dengan lainnya
meskipun karakteristik masing-masing berbeda, (3) dari adanya ciri
karakteristik setiap elemen itu, maka antara elemen yang satu dengan elemen
yang lain, pada awalnya dapat dibahas secara terpisah meskipun pada akhirnya
setiap elemen itu harus dilengkapi sebagai suatu kesatuan.
Dalam pelaksanaannya, penerapan pendekatan analitis ini diawali
dengan kegiatan membaca teks secara keseluruhan. Setelah itu, pembaca
menampilkan beberapa pertyanyaan yang berhubungan dengan unsur-unsur
intrinsik yang membandung cipta sastra yang dibacanya. Setelah itu, pembaca
kembali membaca ulang sambil berusaha menganilis setiap unsur yang telah
ditetapkannya. Dari hasil analisis setiap unsur itu, pembaca lebih lanjut
berusaha memahami bagaimana mekanisme hubungan. Lewat analisis
mekanisme hubungan ini lebih lanjut pembaca menganlisis bagaimana fungsi
setiap elemen itu dalam rangka mewujudkan suatu cipta sastra.
Kegiatan mengapresiasi sastra dengan menerapkan pendekatan analitis
ini dapat dianggap sebagai suatu kerja yang bersifat saintifik karena dalam
menerapkan pendekatan itu pembaca harus berangkat dari landasan teori
tertentu, bersikap objektif dan harus mewujudkan hasil analisis yang tepat,
sistematis, dan diakui kebenarannya oleh umum.
Berikut kutipan :
7

MUHAMMAD ABDURROHMAN AULIYAK 2311415029
Appréciation Littéraire

8

Un jour, j’ai découvert que l’enfer et ‘horreur logeaient dans
la maison d’à côté, a même pas dix mètres de ma chambre. Que
la fille que je croisais le matin dans l’escalier était déjà morte
à l’intérieur. Que certains soirs, réduite a l’etat de chose, elle
subissait un épouvantable martyre. Que quelqu’un avait sucé
son sang, sa vie, sa sève. » (Hal. 211)
Sesuatu berubah pada hari ketika aku mendapati bahwa neraka
di dunia itu ada, di apartemen di sebelah tempat tinggalku, tidak
ada sepuluh meter dari kamarku. Sesuatu di dalam gadis yang
kutemui setiap pagi di tangga itu sudah mati. Dia diperlakukan
sebagai objek, sebuah benda, mengalami malam demi malam
yang mengerikan. Seseorang telah menghisap darahnya,
hidupnya, kemudaannya.” (Hal. 211)

Dari kutipan di atas dapat terbaca bahwa salah satu unsur intrinsik yang
tersemat pada cerpen itu adalah penggunaan berbagai kala waktu, hal ini biasa
digunakan dalam penulisan karya sastra fiksi yang menggambarkan kejadian
lampau namun seolah-olah menggiring pembaca merasakan keikutsertaan
dalam suatu peristiwa dalam karya sastra tersebut.

4. Pendekatan historis
Pendekatan historis adalah suatu pendekatan yang menekankan pada
pemahaman tentang biografi pengarang, latar belakang peristiwa kesejarahan
yang melatarbelakangi terwujudnya cipta sastra yang di baca, serta tentang
bagaimana perkembangan kehidupan penciptaan maupun kehidupan sastra itu
sendiri pada umumnya dari zaman ke zaman.
Prinsip dasar yang melatarbelakangi lahirnya pendekatan historis ini
adalah anggapan bahwa cipta sastra bagaimanapun juga merupakan bagian dari
zamannya. Selain itu, pemahaman terhadap biografi pengarang juga sangat
penting dalam upaya memahami kandungan makna dalam suatu cipta sastra.
Sebab itulah telaah makna suatu teks dalam pendekatan sosiosemantik sangat
mengutamakan konteks, baik konteks sosio-budaya, situasi zaman maupun
konteks kehidupan pengarangnnya sendiri.
8

MUHAMMAD ABDURROHMAN AULIYAK 2311415029
Appréciation Littéraire

9

Berikut contoh dari kutipan :
Malibu
Contré de Los Angeles, Californie
Une maison sur la plage

Malibu
Los Angeles Country, California
Sebuah rumah di pantai
Dari kutipan tersebut terlihat jelas bahwa dari biografi pengarang cerita
pernah tinggal di Amerika sebelumnya dengan pengambilan latar di tempat
dimana ia pernah lihat sehingga seolah-olah merupakan pengalaman
pengarang sendiri.

5. Pendekatan soisopsikologis
Pendekatan sosiopsikologis adalah suatu pendekatan yang berusaha
memahami latar belakang kehidupan sosial-budayanya, kehidupan masyarakat
maupun tanggapan kejiwaan atau sikap pengarang terhadap lingkungan
kehidupannya ataupun zamannya pada saat cipta sastra itu diwujudkan. Dalam
pelaksanaannya pendekatan ini memang sering tumpang tindih dengan
pendekatan historis. Dalam pendekatan sosiopsikologis apresiator berusaha
memahami bagaimana kehidupan sosuak masyarakat pada masa itu,
bagaimana sikap pengarang terhadap lingkungannya, serta bagaimana
hubungan antara cipta sastra itu dengan zamannya.
Berikut kutipan dari cerpen :

9

MUHAMMAD ABDURROHMAN AULIYAK 2311415029
Appréciation Littéraire

10

“Un jour, j’ai découvert que l’enfer et ‘horreur logeaient dans
la maison d’à côté, a même pas dix mètres de ma chambre. Que
la fille que je croisais le matin dans l’escalier était déjà morte
à l’intérieur. Que certains soirs, réduite a l’etat de chose, elle
subissait un épouvantable martyre. Que quelqu’un avait sucé
son sang, sa vie, sa sève. » (Hal. 211)
“Sesuatu berubah pada hari ketika aku mendapati bahwa
neraka di dunia itu ada, di apartemen di sebelah tempat
tinggalku, tidak ada sepuluh meter dari kamarku. Sesuatu di
dalam gadis yang kutemui setiap pagi di tangga itu sudah mati.
Dia diperlakukan sebagai objek, sebuah benda, mengalami
malam demi malam yang mengerikan. Seseorang telah
menghisap darahnya, hidupnya, kemudaannya.” (Hal. 211)

Kutipan ini kontras memperlihatkan bahwa novel ini terjadi dalam
keterpurukan sosial dimana masalah dan dimensi sosial yang dihadapi
mempengaruhi psikis tokoh utama. Di mana pembelajaran saat pengarang
kuliah di Amerika dapat dipahami dalam karyanya.

6. Pendekatan didaktis
Pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan yang berusaha
menemukan dan memahami gagasan, tanggapan evaluatif maupun sikap
pengarang terhadap kehidupan. Gagasan, tanggapan maupun sikap itu
dalam hal ini akan mampu terwujud dalam suatu dalam suatu pandangan
etis, filosofis, maupun agamis sehingga akan mengandung nilai-nilai yang
mampu memperkaya kehidupan rohaniah pembaca
Dalam pelaksanaanya, penggunaan pendekatan dikdaris diawali
dengan upaya pemahaman satuan-satuan pokok pikiran yang terdapat
dalam suatu cipta sastra. Satuan pokok pikiran itu pada dasarnya disarikan
dari paparan gagasan pengarang, baik berupa tuntutan ekspresif, komentar,
dialog, lakuanm maupun deskripsi peristiwa dari pengarang atau
penyairnya.

Dalam penerapan pendekatan

didaktis

ini, sebagai

pembimbing kegiatan berpikirnya, pembaca dapat berangkat dari pola
10

MUHAMMAD ABDURROHMAN AULIYAK 2311415029
Appréciation Littéraire

11

berpikir, misalnya jika malin kundang itu akhirnya matu karena durhaka
kepada ibunya, maka dalam hidupnya, manusia itu harus bersifat baik
kepada orang tua.
Berikut kutipan :
“Pourquoi… pourquoi m’infligez-vous des saloperies
pareilles dans vos romans?” (Hal. 173)
“Kenapa… Kenapa kau membuatku mengalami
semua penderitaan itu dalam novel?” (Hal. 173)

Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa novel ini memperlihatkan
kesengsaraan tokoh utama dalam menilai kehidupan yang ditanggungnya
sehingga membuat kesimpulan dengan menyalahkan orang lain atas
penderitaannya.

11

MUHAMMAD ABDURROHMAN AULIYAK 2311415029
Appréciation Littéraire

12

LAMPIRAN
SINOPSIS

Gadis itu terjatuh dari dalam buku.
Hanya beberapa bulan yang lalu, Tom Boyd adalah seorang penulis miliarder
yang tinggal di Los Angeles dan jatuh cinta pada seorang pianis ternama bernama
Aurore. Namun, setelah putusnya hubungan mereka yang terekspos secara public,
Tom menutup dirinya, menderita writer’s block parah, dan tenggelam dalam alcohol
dan obat terlarang.
Suatu malam, seorang gadis asing yang cantik muncul di teras rumah Tom. Dia
mengaku sebagai Billie, karakter dalam novelnya, yang terjatuh ke dunia nyata karena
kesalahan cetak dalam buku terakhir Tom.
Meskipun cerita itu gila, Tom harus percaya bahwa gadis itu benar-benar Billie.
Akhirnya mereka membuat perjanjian. Jika Tom mau menulis novel agar Billie bisa
kembali ke dunianya, Billie akan membantu Tom untuk mendapatkan Aurore kembali.
Tidak ada ruginya, kan? Iya, kan?

12