Peran dan Tantangan Literasi Media dalam

KARYA TULIS ILMIAH
PERAN DAN TANTANGAN LITERASI MEDIA
DALAM MEMBANGUN BANGSA DI ERA KORPORATOKRASI MEDIA

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat
Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) 2015
tingkat Universitas Muhammadiyah Malang

Diusulkan oleh :
MUHAMMAD ZULFIKAR AKBAR (201210040311019)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
MALANG
2015

LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH

1. Judul Kegiatan

: Peran dan Tantangan Literasi Media dalam

Membangun Bangsa di Era Korporatokrasi Media

2. Penulis Utama
2.1. Nama Lengkap

: Muhammad Zulfikar Akbar

2.2. NIM

: 201210040311019

2.3. Jurusan/Fakultas

: Ilmu Komunikasi / Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik

2.4. Universitas

: Universitas Muhammadiyah Malang


2.5. Alamat di Malang

: Jl. Simpang Candi Panggung Blok A-18
Perum

Garden

Palma

Kel.

Jatimulyo

Kec. Lowokwaru Kota Malang
2.6. No. HP

: 0823-3670-7950

2.7. Email


: zulfikar@bangzulnews.com

Malang, 20 April 2015
Menyetujui,
Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UMM

Dosen Pembimbing,

Sugeng Winarno, MA.

M. Himawan Sutanto, M.Si

NIDN. 0714027301

NIDN. 10303090397

ii

KATA PENGANTAR


Media massa punya pengaruh yang besar kepada masyarakat. Segala
informasi yang diberikan melalui media massa, masyarakat mau tidak mau pasti
menerima semua yang disampaikan oleh media. Namun di tengah gejala era
korporatokrasi, media massa seolah kehilangan jati dirinya. Media yang sudah
terpengaruh kepentingan ekonomi, politik, atau pribadi pemiliknya sudah mulai
menjamur di Indonesia. Masyarakat harus mampu untuk menyaring informasi
yang benar-benar bermanfaat bagi dirinya dan kepentingan umum. Dengan
kemampuan literasi media, masyarakat diharapkan bisa ikut andil dalam
membangun bangsa menuju Indonesia yang lebih baik. Untuk itulah, penulis
mengambil judul “Peran dan Tantangan Literasi Media dalam Membangun
Bangsa di Era Korporatokrasi Media”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung proses pembuatan karya tulis ilmiah yang akan
diikutsertakan dalam seleksi Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) tingkat
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Terimakasih kepada bapak M
Himawan Sutanto, M.Si yang bersedia membimbing saya, bapak Sugeng
Winarno, MA selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi UMM, rekan-rekan Rumah
Inspirasi Malang, dan seluruh pihak yang tidak bisa saya sebut satu-persatu.
Terpenting kepada kedua orangtua saya yang selalu mendukung pencapaian saya.
Karya tulis ilmiah ini saya persembahkan untuk kemajuan bangsa Indonesia.


Malang, 20 April 2015

Muhammad Zulfikar Akbar

iii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ............................................................................................... ii
Kata Pengantar ...................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................... iv
Ringkasan ............................................................................................................... v
BAB I – Pendahuluan ............................................................................................. 1
BAB II – Telaah Pustaka ........................................................................................ 3
BAB III – Analisis – Sintesis ................................................................................. 7
BAB IV – Kesimpulan – Rekomendasi ............................................................... 11
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 13

iv


RINGKASAN

Perkembangan media massa saat ini sudah sedemikian pesat. Dimulai
sejak jaman Romawi Kuno pada pemerintahan Julius Caesar, hingga jaman
modern saat ini, media selalu mengiringi pembangunan peradaban. Revolusi
teknologi mendukung perkembangan media massa saat ini, mulai dari penemuan
mesin cetak, radio, televisi, hingga internet. Budaya masyarakat juga berubah, dari
budaya tulis menulis, berkembang ke budaya dengar dan tonton, hingga saat ini
masyarakat saling memberi informasi satu sama lain dan bisa berinteraktif dari
jarak jauh. Semua karena perkembangan teknologi yang terjadi hampir tiap
dekade.
Seiring perkembangan itu, media juga mulai terpengaruh dengan isu-isu
ekonomi dan politik. Media perlahan bahkan turut terjun ke dunia tersebut.
Akhirnya, muncullah era korporatokrasi. Ketika beberapa golongan pemegang
kepentingan menggunakan berbagai cara untuk melanggengkan kekuasaannya,
salah satunya dengan menggunakan media. Media menjadi jalan efektif dan masif
agar masyarakat dapat langsung terpengaruh dengan apa yang disajikan untuk
kepentingan korporasi, ekonomi, politik, bahkan pribadi.
Jika korporatokrasi terus dibiarkan, bisa jadi seluruh proyek pembangunan

negara ini hanya akan dikuasai oleh segelintir saja. Informasi yang ada di
Indonesia juga tak menutup kemungkinan akan diatur oleh pemilik kepentingan
atau pemilik media yang pro terhadap korporatokrasi. Ini dapat mengancam
negara dan mengakibatkan pembangunan bangsa ini terganggu. Efek ketika media
sudah dikontrol sangatlah besar. Akan terjadi bias informasi yang ada di
masyarakat. Berbagai informasi yang sampai ke masyarakat akan mengalami
distorsi, sehingga pesan sebenarnya yang diterima oleh masyarakat tidak akan
pernah sampai. Mereka tidak akan lagi mengetahui mana informasi yang baik,
mana informasi yang buruk.
Jika sudah demikian, sebuah gerakan dari masyarakat perlu digalakkan
sebagai bentuk partisipasi publik. Literasi media adalah gerakan yang tepat untuk
melawan korporatokrasi media demi pembangunan bangsa Indonesia. Dengan
demikian, masyarakat mulai saat ini sudah bisa mengontrol media sesuai hak yang
sudah disampaikan melalui Undang-Undang. Media massa juga harus melakukan
kewajibannya sama seperti yang disampaikan melalui Undang-Undang dan
kemauan masyarakat.
Untuk melakukan literasi media diperlukan beberapa strategi yang
menyasar tepat kepada masyarakat. Beberapa strategi seperti membentuk media
komunitas di masyarakat pedesaan, melakukan citizen journalism, dan counter
opinion melalui media sosial. Pembentukan media komunitas di pedesaan

bermanfaat ganda bagi masyarakat tersebut. Selain bisa mengetahui informasi dari
luar, pembentukan media komunitas juga dapat meningkatkan tingkat pendidikan
masyarakat pedesaan. Masyarakat juga dapat membangun desa sesuai dengan
v

kultur dan ciri khas desa tersebut melalui ilmu dan informasi yang didapatnya dari
media komunitas tersebut. Untuk kaum intelektual, mereka dapat menggunakan
media citizen journalism dalam melakukan literasi media kepada masyarakat.
Sebagai kaum terdidik, mereka dapat memberikan pemahaman sesuai
keilmuannya untuk memahamkan masyarakat dengan jalan menulis opini, atau
membangun sebuah media alternatif seperti blog. Bagi kalangan sosialita, mereka
dapat menggunakan media sosial yang aktif digunakan sehari-hari. Dengan
memanfaatkan media sosial yang saling terhubung, kampanye-kampanye literasi
media dapat dilakukan dengan cepat, murah, dan mudah, bahkan masyarakat bisa
melakukan perlawanan ketika kehendak mereka tidak dipenuhi. Segala fenomena
sosial juga dapat diterangkan secara jelas melalui media sosial.
Meskipun media massa kebanyakan dimiliki oleh segelintir orang yang
berekonomi tinggi dan punya hubungan politik, namun kekuasaan masyarakat dan
gerakan literasi media bisa mengontrol media kembali ke jalannya demi
pembangunan bangsa Indonesia.


vi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media massa di Indonesia saat ini sudah berkembang pesat.
Kemunculan media yang diawali dengan penemuan mesin cetak oleh
Johannes Guttenberg pada 1450an memulai revolusi media yang
kemunculannya sudah dimulai sejak jaman pemerintahan Julius Caesar di
masa Romawi Kuno yakni Acta Diurna. Seiring majunya teknologi, media
massa mulai berkembang dari media tulis menuju media audio pada 1920an.
Bersamaan dengan munculnya radio, media televisi juga mulai berkembang
diwaktu yang sama. Praktisnya, pada 1920 hingga periode 1950an terjadilah
perubahan budaya masyarakat dari budaya tulis menulis ke budaya
mendengar dan menonton. Ketika internet mulai muncul di era 1960an
hingga 1980an, perlahan informasi yang sampai ke masyarakat tidak lagi
melalui media cetak, radio, dan televisi saja. Pesan tidak lagi bersifat oneway communication, tapi masyarakat bisa berinteraksi langsung dengan
media itu sendiri. Dengan kata lain, pesan yang disampaikan bersifat twoway communication. Hingga saat ini, internet mendominasi arus informasi

yang ada di masyarakat.
Literasi media atau media literacy adalah sebuah gerakan baru yang
saat ini sedang marak di masyarakat. Literasi media muncul karena arus
informasi yang hampir tak bisa lagi dibendung. Berbagai informasi dari
media massa yang baik maupun yang buruk hadir di tengah-tengah
masyarakat. Hal ini semakin dikhawatirkan dengan masuknya para
pemimpin ataupun pemilik media ke dalam ranah bisnis atau politik, yang
mempengaruhi pers itu sendiri.
Dengan menjadikan media sebagai ladang bisnis ataupun alat meraih
kekuasaan, timbul kebiasan informasi yang ada di masyarakat. Terlebih,
mereka tidak hanya memiliki satu media saja, melainkan bisa lebih dari dua,
1

bahkan hingga membentuk suatu jaringan media yang besar. Ini
mengakibatkan adanya konglomerasi media yang turut mendukung sistem
korporatokrasi di Indonesia. Dengan demikian, media yang seharusnya turut
membangun bangsa, saat ini tidak membantuk membangun bangsa, namun
memperkaya atau diperalat seseorang ataupun segelongan tertentu.
Dari sinilah, masyarakat harus mampu berperan aktif dalam
menyeleksi media-media yang saat ini sudah marak berkembang.

Banyaknya portal-portal, surat kabar, radio, dan stasiun televisi harus
dijadikan sarana untuk membangun bangsa. Melalui karya tulis ini, akan
digali lebih dalam peran dan tantangan literasi media dalam membangun
bangsa di era korporatokrasi media.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana peran dan tantangan literasi media dalam membangun bangsa
di era korporatokrasi media di Indonesia?”.

C. Tujuan
Karya tulis ini bertujuan untuk :
“Menjelaskan peran dan tantangan literasi media dalam membangun
bangsa di era korporatokrasi media di Indonesia”.

D. Manfaat
Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada kelompokkelompok masyarakat untuk membentuk gerakan-gerakan literasi media
kepada masyarakat lainnya.

2

BAB II
TELAAH PUSTAKA

A. Media Massa
Menurut Cangara (2006) media massa adalah alat yang digunakan
dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio,
dan televisi. Pengertian lain, media massa itu adalah alat-alat dalam
komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada
audience yang luas dan heterogen. (Nurudin, 2007)
Istilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisasi untuk
berkomunikasi secara terbuka dan dalam jarak jauh kepada banyak orang
(khalayak) dalam jarak waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar
alat semata-mata, melainkan juga institusionalisasi dalam masyarakat
sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga masyarakat
melalui kekuasaan yang ada maupun melalui kesepakatan-kesepakatan
lain.(Soyomukti, 2010)
Dari definisi diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa media massa
merupakan pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti televisi, radio, surat
kabar, majalah, tabloid, buku, film, internet, dan lain-lain. Kelebihan media
massa dibandingkan dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi
hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan
pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas.

B. Literasi Media
James Potter (2005) mendefinisikan literasi media sebagai satu
perangkat perspektif dimana kita secara aktif memberdayakan diri kita
sendiri dalam menafsirkan pesan-pesan yang kita terima dan bagaimana cara
mengantisipasinya. Sedangkan McCannon dalam Strasburger dan Wilson
3

(2002) mengartikan literasi media sebagai kemampuan secara efektif dan
secara efesien memahami dan menggunakan komunikasi massa.
Dari dua definisi ini, dapat disimpulkan literasi media merupakan
suatu keterampilan membaca dan memahami isi pesan yang berasal dari
komunikasi massa atau media massa.
Oleh Potter (2004), diungkapkan tujuh kemampuan yang diupayakan
muncul dari kegiatan literasi media:
1) Menganalisa
Kemampuan menganalisa struktur pesan yang dikemas dalam
media, atau mengambil makna dari sebuah pesan di media.
Misalnya,

membandingkan

pernyataan-pernyataan

pejabat

publik, dengan dasar teori sesuai ranah keilmuannya.
2) Menilai atau Evaluasi
Seseorang yang mampu menilai atau mengevaluasi, artinya ia
mampu menghubungkan informasi yang ada di media massa itu
dengan kondisi dirinya, dan membuat penilaian mengenai
keakuratan, dan kualitas relevansi informasi itu dengan dirinya;
apakah informasi itu sangat penting, biasa, atau basi. Di sini,
terjadi membandingkan norma dan nilai sosial terhadap isi yang
dihadapi dari media.
3) Pengelompokan
Menentukan setiap unsur yang sama dan berbeda dalam
beberapa cara. Pengelompokan ini untuk mengelompokkan
makna dalam kriteria-kriteria yang sudah ditentukan.
4) Induksi
Menggunakan

sedikit

petunjuk

untuk

membuat

suatu

kesimpulan yang umum. Cara memperoleh petunjuk tersebut
bisa melalui analisis yang sudah dilakukan terhadap pesan yang
disampaikan di media. Petunjuk-petunjuk yang ditemukan itulah
yang akan menghasilkan suatu kesimpulan.

4

5) Deduksi
Menggunakan prinsip-prinsip umum untuk menjelaskan hal
yang spesifik. Deduksi bisa menggunakan beberapa teori
ataupun konsep analisis media untuk menemukan hal-hal yang
bersifat khusus.
6) Sintesis
Menyusun dan menggabungkan unsur-unsur kedalam struktur
yang baru. Beberapa unsur dalam pesan yang disampaikan,
dapat digabungkan untuk menemukan suatu kesimpulan dari
pesan tersebut.
7) Abstrak
Menciptakan gambaran yang singkat, jelas, dan akurat atas
sebuah pesan media. Pesan kemudian di interpretasikan dalam
berbagai bentuk baik tulisan maupun grafis visual agar mudah
dipahami oleh orang lain.
Silverbatt (1995) menambahkan beberapa aspek yang harus dipahami
dalam kegiatan literasi media, yakni proses, konteks, framework, dan
produksi nilai. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu sama lain, seperti
proses di dalam aktivitas penguatan literasi media sangat dipengaruhi oleh
tujuan kegiatan, konteks yang juga sangat berpengaruh pada kegiatan literasi
media, framework atau kerangka pandang konten media juga mempengaruhi
kegiatan literasi media, terutama yang berkaitan dengan motif komersial,
dan produksi nilai menentukan mana konten media yang dipandang baik
dan dipandang buruk.

C. Konglomerasi Media
Konglomerasi media adalah penggabungan-penggabungan perusahaan
media menjadi perusahaan yang lebih besar yang membawahi banyak media
lainya. Konglomerasi ini dilakukan dengan melakukan korporasi dengan
perusahaan media lain yang dianggap mempunyai visi yang sama.
5

Pembentukan konglomerasi ini dengan cara kepemilikan saham, joint
venture/merger, atau pendirian kartel komunikasi dalam skala besar.

D. Korporatokrasi Media
Amien Rais (2008) mengatakan korporatokrasi sebagai sistem atau
mesin kekuasaan yang bertujuan untuk mengontrol ekonomi dan politik
global yang memiliki 7 unsur, yaitu: korporasi-korporasi besar, kekuatan
politik pemerintahan tertentu, perbankan internasional, militer, media
massa, kaum intelektual yang dikooptasi, dan elit nasional negara-negara
berkembang yang bermental pelayan. Sedangkan John Perkins dalam
bukunya “Confessions of an Economic Hit Man” (2004) seperti dikutip
oleh Amien Rais (2008),
… dalam rangka membangun imperium global, maka berbagai
korporasi besar, bank, dan pemerintahan bergabung menyatukan
kekuatan finansial dan politiknya untuk memaksa masyarakat dunia
mengikuti kehendak mereka.
Dari dua definisi ini, dapat disimpulkan korporatokrasi media adalah
suatu sistem yang dibangun oleh media dalam melanggengkan korporasi
untuk kepentingan ekonomi maupun politik. Melalui media, para pelaku
korporatokrasi dapat mempengaruhi masyarakat secara langsung untuk
memenuhi kehendak mereka.

6

BAB III
ANALISIS-SINTESIS

A. Analisis
Indonesia adalah bangsa besar yang sedang berkembang. Di umurnya
yang menuju 70 tahun ini, bangsa ini sedang giat dalam membangun baik
infrastruktur, sumber daya manusia, dan memanfaatkan sumber daya alam
yang terkandung di dalamnya. Seluruh lapisan masyarakat harus bahu
membahu dalam membantu membangun Indonesia menjadi bangsa yang
besar.
Dalam struktur masyarakat Indonesia, masyarakat ini terbagi menjadi
beberapa bagian:
1) Kaum Intelektual.
Masyarakat seperti ini adalah masyarakat yang mengenyam
pendidikan tinggi dan kritis terhadap permasalahan yang ada.
Berbagai fenomena sosial dilihat dari sudut pandang keilmuan
yang dimilikinya.
2) Kalangan Sosialita
Masyarakat ini adalah masyarakat yang tidak memandang status
pendidikan, namun biasanya merupakan masyarakat ekonomi
menengah keatas. Mulai tingkat pendidikan SD hingga
perguruan

tinggi

punya

akun

media

sosial

ataupun

menggunakan internet sebagai sarana mencari informasi.
3) Masyarakat Pedesaan
Sebagian besar masyarakat di Indonesia masih tinggal di desa
dan memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah. Mereka
mempunyai radio ataupun televisi di rumahnya, namun mereka
hanya menerima informasi itu

tanpa mengerti maksud

sebenarnya dari yang disampaikan oleh media tersebut.

7

Media, saat ini sudah tercampuri dengan kepentingan ekonomi
maupun politik pemiliknya. Dari ratusan bahkan ribuan media mainstream
yang tersebar di seluruh Indonesia, keseluruhan media tersebut setidaknya
dimiliki oleh 7-8 orang saja. Artinya, tiap orang memiliki setidaknya 3-4
media nasional yang dari media tersebut mempunyai “anak” di beberapa
daerah di Indonesia. Inilah yang disebut sebagai konglomerasi media di
Indonesia.
Dari konglomerasi itulah, muncul gejala-gejala media saat ini sudah
mengarah kepada korporatokrasi media. Media tidak lagi mementingkan
konten berkualitas yang menjadi hak masyarakat. Hak tersebut sudah
tertuang dalam peran pers di UU Pers No. 40 Tahun 1999 pasal 6 yang
berbunyi,
Pers nasional melaksanakan perannya sebagai berikut; memenuhi hak
masyarakat untuk mengetahui, menegakkan nilai-nilai dasar
demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi
manusia, serta menghormati kebhinnekaan, mengembangkan pendapat
umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar,
melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan kepentingan umum, dan memperjuangkan
keadilan dan kebenaran.
Hal sama juga disampaikan dalam UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002
pasal 1 ayat 8 yang berbunyi,
Spektrum frekuensi radio adalah gelombang elektromagnetik yang
dipergunakan untuk penyiaran dan merambat di udara serta ruang
angkasa tanpa sarana penghantar buatan, merupakan ranah publik dan
sumber daya alam terbatas.
Inilah

yang seharusnya menjadi perhatian masyarakat.

Agar

masyarakat mampu memfilter berbagai informasi yang tidak berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, masyarakat sendiri harus mampu melek
media. Melek media sendiri harus dilakukan dengan berbagai langkah
literasi media. Langkah ini jika dilakukan secara masif tidak hanya dapat
mencerdaskan masyarakat, namun ikut mengontrol media agar memberikan

8

informasi seperti yang diinginkan masyarakat, bukan seperti apa yang
diinginkan pemilik media atau yang berkepentingan dengan media tersebut.
B. Sintesis
Dari analisis diatas, dapat diberikan solusi bagaimana literasi media
juga berperan untuk membangun bangsa:
1) Media Komunitas: Strategi Literasi Media Masyarakat
Pedesaan
Pembentukan media komunitas dirasa penting di masa saat ini.
Pemberian

harga-harga

bahan

pokok

misalnya,

rawan

dimanipulasi oleh para distributor kepada masyarakat desa.
Akibatnya, masyarakat desa mengalami kerugian yang besar,
padahal mereka bisa mendapatkan untung dari bahan pokok
yang mereka jual. Dengan mendirikan misalnya radio desa atau
buletin desa sebagai media komunitasi di desanya, tak hanya
dapat mengetahui informasi di dunia luar dengan cepat, mereka
dapat membangun desa dengan kultur yang mereka punya.
Peningkatan kualitas pendidikan akan terjadi pula ketika mereka
mampu menyaring informasi yang masuk ke desa mereka
melalui media komunitas.

2) Counter Opinion: Strategi Literasi Media Kalangan Sosialita
Sebagai masyarakat yang aktif di media sosial, melakukan
kampanye literasi media di media sosial adalah langkah yang
tepat sasaran. Dalam kampanye tersebut, bisa dibuatkan fanpage
di Facebook mengenai dampak dan bahaya jika menggunakan
media secara tidak terkontrol ataupun menerima begitu saja
informasi yang datang kepadanya. Bisa juga berupa kultwit di
Twitter mengenai literasi media dan apa yang harus dilakukan
dengan media agar menggunakan media tersebut dengan bijak.
Penggunaan hashtag atau tanda tagar terhadap fenomena yang

9

menjadi perhatian publik menjadi jalan alternatif untuk melawan
media yang tidak berpihak kepada masyarakat.

3) Citizen

Journalism:

Strategi

Literasi

Media

Kaum

Intelektual
Sebagai masyarakat yang terdidik, kaum intelektual harus
mampu menyampaikan pandangan dan pemikirannya kepada
masyarakat luas untuk memberikan pemahaman sebenarnya dari
apa yang disampaikan media. Menulis opini di media massa,
membuat media alternatif, maupun memberitakan berbagai
realitas sosial yang tidak tercover media mainstream di berbagai
media alternatif seperti blog adalah salah satu jalan memberikan
literasi media kepada masyarakat.

10

BAB IV
KESIMPULAN – REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Media massa dulu dan sekarang memang sudah berubah drastis.
Ketika dulu masyarakat hanya bisa menerima, kini masyarakat sudah bisa
berinteraksi langsung dengan media. Kemajuan teknologi dari hari ke hari
membuat informasi yang diterima semakin cepat, bahkan dalam waktu satu
detik ada ribuan bahkan jutaan informasi yang bisa kita terima.
Meski demikian, sebagai masyarakat juga harus berhati-hati terhadap
informasi yang beredar melalui media. Adanya campur tangan pemilik
ataupun pemegang kepentingan terhadap media mengakibatkan informasi
yang sampai kepada masyarakat mengalami distorsi. Akhirnya, terjadi bias
informasi yang terjadi di kalangan masyarakat. Informasi pun bisa dipesan
untuk kepentingan politik maupun ekonomi demi melanggengkan
kekuasaan. Gejala korporatokrasi media ini yang mulai menjangkiti media
di Indonesia.
Jika media sudah dikontrol, maka proses pembangunan bangsa
Indonesia bisa terganggu. Masyarakat bahkan bisa saja mengalami
pembodohan masal akibat informasi yang sampai ke masyarakat sudah tidak
sesuai dengan realitas yang ada. Mereka dikontrol oleh kepentingan pemilik
modal, politik, atau kepentingan pribadi padahal tidak ada sangkut paut
sama sekali dengan kepentingan umum.
Untuk itulah, literasi media diperlukan untuk menjaga media
berprilaku seperti yang diamatkan Undang-Undang dan yang diinginkan
masyarakat. Literasi media juga dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman masyarakat tentang media, sehingga dapat membantu
pembangunan bangsa menuju bangsa yang besar.

11

B. Rekomendasi
Untuk meningkatkan peran literasi media dalam membangun bangsa,
dapat diambil langkah-langkah berikut:
1) Media Komunitas: Strategi Literasi Media Masyarakat Pedesaan
2) Counter Opinion: Strategi Literasi Media Kalangan Sosialita
3) Citizen Journalism: Strategi Literasi Media Kaum Intelektual

12

DAFTAR PUSTAKA

Dari Buku :
Cangara, Hafied H. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT RajaGrafindo
Media. Hal. 122.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajawali Pers.
Persada. Hal. 9.
Potter, W. James. 2004. Theory of Media Literacy: A Cognitive Approach.
London: Sage.
Potter, W. James. 2005. Media Literacy. Third Edition. London: Sage.
Rais, M Amien. 2008. Agenda-Mendesak Bangsa: Selamatkan Indonesia.
Yogyakarta: PPSK Press. Hal. 81.
Silverblatt, Art. 1995. Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages.
London: Praeger.
Soyomukti, Nurani. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Ar-Ruzz.
Hal. 198.

Dari Artikel:
Anonim. 2012 (Online). Melek Media. http://allaboutmasscomm.blogspot.com/
diakses pada 19 April 2015.
Anonim. 2015 (Online). Literasi Media dan Antisipasi Terhadap Masalah Sosial.
http://www.academia.edu/10094397/LITERASI_MEDIA_DAN_ANTISIPASI
_TERHADAP_MASALAH_SOSIAL/ diakses pada 20 April 2015.

13

Dunia

Radio.

2008

(Online).

Sejarah Penemuan

dan Inovasi Radio.

http://duniaradio.blogspot.com/2008/02/sejarah-penemuasn-dan-inovasiradio.html/ diakses pada 19 April 2015.
Krisnayana.

2013

(Online).

Sejarah

Televisi.

http://dunianyasejarah.blogspot.com/2013/04/sejarah-televisi.html/ diakses
pada 19 April 2015.
Melek Media. 2012 (Online). W. James Potter: Manfaatkan Media, Hindari
Dampak

Buruknya.

http://melekmedia.org/kajian/literasi-baru/w-james-

potter-manfaatkan-media-hindari-dampak-buruknya/ diakses pada 19 April
2015.
STISIPOL Chandradimuka Palembang. 2014 (Online). ToT Literasi Media.
http://www.slideshare.net/budisantosoichsan/tot-literasi-media/

diakses

pada 20 April 2015.
Tukiban, Muhammad. 2015 (Online). Kapitalisasi dan Konglomerasi Media
Massa

di

Indonesia.

https://www.academia.edu/9427177/Kapitalisasi_Dan_Konglomerasi_Medi
a_Massa_Di_Indonesia/ diakses pada 19 April 2015.

14