Ekonomi Informasi dan Pendidikan Pemusta
EKONOMI INFORMASI
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Informasi yang dibimbing oleh Bapak DR. Kertahadi, M.Com dan Ibu Anita Tri Widyawati,S.S.,M.A
Disusun Oleh :
Yunita Ratnasari
115030700111008
Astria Kharirizah
115030700111010
Fidan Safira
115030700111013
Oditya Negara P.P
115030700111014
Laila Rifa’atul A
115030700111015
Akhmad Alvian Nanda
115030700111016
Elok Nur Azizah
115030700111017
Dedy Dwi Putra
115030700111021
Zohratul Hasanah
115030701111001
Fella Rizka Nurillita
115030707111005
ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
MASYARAKAT EKONOMI INFORMASI
Oleh : Zohratul Hasanah
25 Februari 2014
Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer,
sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit (Wikipedia, 2012). Era Globalisasi merupakan era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan manusia. Perubahan yang sangat cepat di era globalisasi tidak lain disebabkan oleh faktor teknologi. Manusia pun dapat melakukan segala hal dengan cara yang lebih praktis dan cepat. Perkembangannya pun berdampak pada berbagai hal, salah satunya Perubahan gaya hidup, perubahan sosial, pola pikir, hingga pengambilan keputusan dan pada akhirnya adalah explosion information atau ledakan informasi.
dan
bentuk interaksi yang
lain,
Fenomena tersebut tentunya menyiratkan makna bahwasannya kebutuhan informasi masyarakat meningkat. Seperti yang diungkapkan oleh Suwarno, 2011 bahwasannya lahirnya masyarakat informasi tidak terlepas dari masuknya komputer dalam lingkungan masyarakat. Awal dari masyarakat informasi adalah bergabungnya pengolahan data (komputer) dengan Telekomunikasi, membentuk suatu Jaringan tersendiri. Mulai dari rumah, dunia usaha, kantor pemerintah, bank, pertokoan, pusat hiburan, dan lain lain. Aspek lain dari masyarakat informasi adalah digantikannya surat biasa dengan surat elektronik artinya informasi dalam bentuk fisik diubah ke dalam bentuk elektronik, untuk dikirimkan dalam jarak yang jauh. Serta aspek yang lain sebagai akibat dari hasil perkembangan teknologi yang tidak dapat dihindari, guna menunjang terbentuknya masyarakat informasi.
Berbicara tentang masyarakat informasi memang selalu dikaitkan dengan era globalisasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi, konsep masyarakat informasi sebenarnya muncul pada tahun 1970-an dari para ilmuwan dengan sudut pandang dan definisi yang berbeda-beda. Daniel Bell (1973), menggunakan istilah ‘post-industrial society’ untuk menyebut masyarakat Berbicara tentang masyarakat informasi memang selalu dikaitkan dengan era globalisasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi, konsep masyarakat informasi sebenarnya muncul pada tahun 1970-an dari para ilmuwan dengan sudut pandang dan definisi yang berbeda-beda. Daniel Bell (1973), menggunakan istilah ‘post-industrial society’ untuk menyebut masyarakat
Ciri – ciri Masyarakat Informasi
1. Adanya level intensitas informasi yang tinggi (kebutuhan informasi yang tinggi) dalam kehidupan masyarakatnya sehari – hari pada organisasi – organisasi yang ada, dan tempat – tempat kerja
2. Penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran dan bisnis, serta kegiatan – kegiatan lainnya.
3. Kemampuan pertukaran data digital yang cepat dalam jarak yang jauh
Masyarakat Informasi menghadapkan kita pada tantangan-tantangan baru dan kesempatan perkembangan-perkembangan menuju seluruh area dari masyarakat. Dampak dari teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi sebuah budaya yang kuat, dan ini mempengaruhi aktivitas ekonomi dan sosial. Kunci yang penting dari jaringan teknologi dalam masyarakat informasi adalah teknologi membantu kita untuk membuat koneksi-koneksi baru. Koneksi-koneksi dimana tantangan tradisional menerima apa yang mungkin, dan ketika hal tersebut menjadi mungkin. Perkembangan masyarakat informasi telah menjadi bagian penting untuk masyarakat informasi sebagai ekonomi kecil terbuka di dalam Masyarakat Informasi menghadapkan kita pada tantangan-tantangan baru dan kesempatan perkembangan-perkembangan menuju seluruh area dari masyarakat. Dampak dari teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi sebuah budaya yang kuat, dan ini mempengaruhi aktivitas ekonomi dan sosial. Kunci yang penting dari jaringan teknologi dalam masyarakat informasi adalah teknologi membantu kita untuk membuat koneksi-koneksi baru. Koneksi-koneksi dimana tantangan tradisional menerima apa yang mungkin, dan ketika hal tersebut menjadi mungkin. Perkembangan masyarakat informasi telah menjadi bagian penting untuk masyarakat informasi sebagai ekonomi kecil terbuka di dalam
Adapun perbedaan masyarakat informasi dengan masyarakat lainnya adalah sebagai berikut :
1. Sumber daya yang diolah: - SDA (angin, air, tanah, manusia) masyarakat agraris - Membuat tenaga(listrik, bahan bakar) masyarakat industri - Informasi (transmisi data dan komputer) masyarakat informasi
2. Sumber daya yang dibutuhkan: - Bahan mentah / alam masyarakat agraris - Modal masyarakat industri - Pengetahuan masyarakat informasi
3. Keahlian SDM yang dibutuhkan:
- Petani, pekerja tanpa skill tertentu masyarakat agraris. - Ahli mesin, pekerja dengan skill khusus masyarakat industri - Pekerja profesional (dengan skill tinggi) masyarakat informasi
4. Teknologi: - Alat-alat manual masyarakat agraris - Teknologi mesin masyarakat industri - Teknologi cerdas masyarakat informasi
5. Prinsip perkembangan: - Tradisional masyarakat agraris - Pertumbuhan ekonomi masyarakat industri - Penerapan pengetahuan dalam teknologi masyarakat informasi
6. Mode produksi dalam bidang ekonomi: - Pertanian, pertambangan, perikanan, peternakan. masyarakat agraris - Produksi, distribusi barang; konstruksi berat. masyarakat industri - Transportasi, perdagangan, asuransi, real estate, kesehatan,
rekreasi, penelitian, pendidikan, pemerintahan. masyarakat informasi
Menurut Nugroho, yang dimaksud dengan ekonomi informasi adalah informasi sebagai pendorong utama (main thruster) tatanan ekonomi baru dalam era globalisasi. Informasi telah menjadi komoditi yang memiliki nilai ekonomis dan membuka peluang-peluang bisnis baru, terlebih dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Sedangkan yang dimaksud dengan Masyarakat Ekonomi Informasi adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah masyarakat dan sebuah ekonomi yang dapat membuat kemungkinan terbaik dalam menggunakan informasi dan teknologi komunikasi baru (Nurul, 2007). Ekonomi informasi memiliki dua aspek, yaitu :
Pertumbuhan informasi untuk ekonomi Informasi infrastruktur yang mendukung produktifitas industri. Sektor
informasi memiliki dua sektor yaitu primer dan sekunder. o Sektor primer informasi meliputi produksi, proses, dan penjualan
barang & jasa informasi. Sektor informasi primer meliputi lima katagori:
1) Pasar untuk informasi, meliputi produk informasi (misal; media massa, institusi pendidikan).
2) Informasi dalam pasar, meliputi manajemen informasi (misal; periklanan).
3) Infrastruktur informasi, meliputi pemrosesan informasi (misal; pencetakan,proses data, televisi,komputer,dll).
4) Retail perdagangan informasi (misal; toko buku, toko komputer,dll).
5) Fasilitas pendukung untuk aktivitas informasi (misal; bangunan untuk industri informasi, kantor,dll)
o Sedangkan sektor sekunder informasi meliputi distribusi informasi pada pemakai di lingkungan internal mereka. Berdasarkan Jurnal Sastra Klasifikasi JEL Ekonomi D8, Subyek informasi ekonomi dalam sebuah jurnal ekonomi mencakup tiga sub bidang, yaitu : informasi, pengetahuan dan ketidakpastian. Adapun hal-hal yang harus
diperhatikan dan berkaitan dengan ekonomi informasi adalah sebagai berikut :
1. Nilai Informasi, yaitu pengamatan apakah sebuah informasi memiliki nilai ekonomi atau tidak.
2. Informasi dan mekanisme harga , hal tersebut guna memungkinkan perencanaan terhadap sistem pasar bebas melalui informasi agar dapat digunakan secara efektif.
3. Asimetri Informasi, studi mengenai pengambilan keputusan dalam transaksi, dimana salah satu pihak memiliki informasi lebih unggul dari pihak yang lain.
4. Informasi Barang, melakukan jual-beli informasi berbeda melalui jual- beli barang.
5. Bundling yaitu metode pengambilan keuntungan dari barang informasi. Salah satu strategi mengelompokan barang dan menjualnya secara bersama-sama.
Kemudian, ada tiga faktor yang membuat jual-beli informasi menjadi berbeda dengan jual-beli barang padat lainnya, yaitu :
a. Information non-rivalrous : Konsumsi terhadap suatu informasi memungkinkan juga yang lain untuk mengkonsumsi informasi yang sama. Dari kemungkinan tersebut, menunjukan bahwa informasi memiliki biaya marjinal hampir nol. Yang artinya tidak ada biaya untuk membuat salinan informasi kedua.
b. Pengecualian, menunjukan bahwa sulit untuk melarang orang lain menggunakan informasi. Karena informasi merupakan barang publik.
c. Pasar informasi tidak menunjukan derajat transparansi yang tinggi, artinya untuk mengevaluasi sebuah informasi, informasi tersebut harus diketahui.
Bibliografi :
Chintia, Bunga. 2012. Informasi Ekonomi : Ressume Jurnal Sastra Klasifikasi JEL Ekonomi D8. [Online] Available at : http://planningandpublicpolicy.blogspot.com/ diakses pada 23 Februari 2014 : 09.33 WIB
Nurul, Muhammad. 2007. Masyarakat Informasi. Disampaikan Pada Mata Kuliah Ekonomi Informasi Universitas Bina Nusantara Riady, Yasir. 2010. Mewujudkan Masyarakat Informasi Indonesia : Dampak, Konsekuensi dan Kemungkinannya . Jakarta : Universitas Terbuka Safira, Fidan, dkk. 2012. Upaya Meminimalisir Pola Hidup Konsumtif Melalui Taman Baca Masyarakat Pada Pusat Perbelanjaan . Malang : Universitas Brawijaya Suwarno, Wiji. 2010. Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Suwarno, Wiji. 2011. Perpustakaan dan Buku. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Nugroho, Lukito. 2011. Ekonomi Informasi. [Online] Available at www.lenugroho.wordpress.com
diakses pada 23 Februari 2014 : 9.08 WIB
INDUSTRI BERBASIS INFORMASI
Oleh : Akhmad Alvian Nanda
4 Maret 2014
Informasi
Informasi sebagai sumber daya dapat diartikan bahwa informasi tersebut dapat digunakan sebagai data maupun rujukan untuk mencapai tujuan keberhasilan suatu perusahaan, institusi, serta lembaga. Informasi merupakan sumber daya yang harus dikelola dengan sebaik –baiknya. Tanpa informasi, perusahaan tidak dapat beroperasi dengan lancar dan dapat mengambil keputusan manajerial secara objektif karena perusahaan tidak mengetahui secara pasti kondisi di lapangan. Menurut Tim Bryce, salah satu yang terpenting dari katalog dan referensi silang, sumber daya informasi adalah model perusahaan, termasuk bagaimana menjalankan organisasi. Manfaat lain termasuk :
1. Semua sumber daya informasi terkontrol, mampu merancang sistem yang terintegrasi, dan melakukan suatu impact analysis mengusulkan perubahan sumber daya.
2. Pencarian yang sederhana sumber daya informasi dapat digunakan kembali. Kelebihan definisi sumber daya diabaikan.
3. Komplit dan dokumentasi terkini merupakan sumber daya informasi, dalam organisasi dan cara yang lebih berarti.
4. Komunikasi dengan organisasi diperbaiki sejak pengembangan dan pengguna akan menggunakan standard dan definisi sumber daya informasi, semuanya dalam standar istilah bisnis.
Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang,
Industri pengembang Industri distribusi Industri pendidikan dan pelatihan Industri penerbitan Industri layanan perawatan Industri perangkat
Serta adapun bentuk intervensi terhadap industri antara lain adalah : Mentransformasikan komunitas menjadi pelaku industri.
Meningkatkan legitimasi industri di mata pasar. Mendorong peningkatan kompetensi teknis pelaku industri. Menodorong peningkatan kompetensi bisnis pelaku industri.
Industri berbasis Informasi
Industri informasi didefinisikan sebagai suatu istilah untuk industri yang intensif dalam satu cara. Hal ini dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi yang paling penting karena berbagai alasan (Wikipedia, 2014). Dengan adanya industri berbasis pengetahuan dapat digunakan untuk aktivitas bisnis secara spesifik yang membantu perusahaan memperoleh keuntungan stategis dipasar, meliputi pemberian dukungan pada operasi bisnis, pembuatan keputusan dan dukungan strategis. Ada berbagai jenis industri informasi, dan banyak cara untuk mengelompokkannya. Walaupun tidak ada standar atau khas cara yang lebih baik dari pengorganisasian yang berbeda pandangan. Istilah ini umumnya diidentifikasi dengan pemrograman komputer, desain sistem, telekomunikasi, dan lain – lain.
Industri informasi dianggap penting karena beberapa alasan. Bahkan di antara para ahli yang menganggap industri penting. Francis Bacon mengatakan bahwa pengetahuan adalah kekuasaan (knowledge is power), barang siapa menguasai pengetahuan dia akan menguasai dunia, demikianlah arti pentingnya Industri informasi dianggap penting karena beberapa alasan. Bahkan di antara para ahli yang menganggap industri penting. Francis Bacon mengatakan bahwa pengetahuan adalah kekuasaan (knowledge is power), barang siapa menguasai pengetahuan dia akan menguasai dunia, demikianlah arti pentingnya
1. Pertama, industri informasi merupakan bagian yang berkembang pesat dalam ekonomi. Permintaan untuk informasi barang dan jasa dari konsumen meningkat.
2. Kedua, industri informasi dianggap meningkatkan inovasi dan produktivitas industri lainnya. Ekonomi dengan industri informasi yang kuat mungkin yang lebih kompetitif dari yang lain, faktor lainnya mungkin sama.
3. Ketiga, sebagian orang percaya bahwa efek dari struktur ekonomi yang berubah (atau komposisi industri dalam perekonomian) terkait dengan perubahan sosial yang lebih luas. Informasi telah menjadi sentral dari kegiatan ekonomi kita berkembang menjadi sebuah “masyarakat in formasi”, dengan peran penting dalam peningkatan media massa, teknologi digital, dan media informasi lainnya dalam kehidupan kita sehari –hari, kegiatan rekreasi/ bersantai, kehidupan sosial, pekerjaan, politik, pendidikan, seni, dan banyak aspek lain dari masyarakat.
Tipe Industri berbasis Informasi
Adapun tipe-tipe industri berbasis informasi antara lain adalah :
1. Pertama, ada perusahaan yang memproduksi dan menjual informasi dalam bentuk barang atau jasa. Produk media seperti program televisi dan film, buku dan majalah yang akan diterbitkan mungkin merupakan di antara bagian yang paling diterima dari barang apa yang didapat dari informasi. Beberapa informasi yang disediakan bukan sebagai komoditas yang nyata tetapi sebagai layanan. Consulting adalah di antara yang paling kontroversial semacam ini. Bagi orang lain, informasi adalah sesuatu yang diproses mental dan dikonsumsi, baik untuk meningkatkan kegiatan lain (seperti produksi) atau untuk kesenangan pribadi, itu akan mencakup seniman dan arsitek. Untuk yang lain lagi, informasi dapat mencakup apa pun yang ada hubungannya dengan sensasi, dan karena itu industri 1. Pertama, ada perusahaan yang memproduksi dan menjual informasi dalam bentuk barang atau jasa. Produk media seperti program televisi dan film, buku dan majalah yang akan diterbitkan mungkin merupakan di antara bagian yang paling diterima dari barang apa yang didapat dari informasi. Beberapa informasi yang disediakan bukan sebagai komoditas yang nyata tetapi sebagai layanan. Consulting adalah di antara yang paling kontroversial semacam ini. Bagi orang lain, informasi adalah sesuatu yang diproses mental dan dikonsumsi, baik untuk meningkatkan kegiatan lain (seperti produksi) atau untuk kesenangan pribadi, itu akan mencakup seniman dan arsitek. Untuk yang lain lagi, informasi dapat mencakup apa pun yang ada hubungannya dengan sensasi, dan karena itu industri
2. Kedua, ada layanan pengolahan informasi. Beberapa layanan, seperti layanan hukum, perbankan, asuransi, pemrograman komputer, pengolahan data, pengujian, dan riset pasar, memerlukan pengolahan yang intensif dan intelektual informasi. Meskipun layanan tersebut tidak selalu memberikan informasi, mereka sering menawarkan keahlian dalam membuat keputusan atas nama klien. Jenis –jenis industri jasa dapat dianggap sebagai bagian informasi-intensif berbagai industri yang externalized dan khusus.
3. Ketiga, ada industri yang sangat penting untuk penyebaran informasi barang yang disebutkan di atas. Sebagai contoh, industri ritel telepon, penyiaran dan buku tidak menghasilkan banyak informasi, tetapi bisnis inti mereka adalah untuk menyebarluaskan informasi lain yang dihasilkan. Industri –industri ini menangani sebagian besar informasi dan dapat dibedakan dari grosir atau eceran industri pada umumnya.
4. Keempat, ada produsen perangkat pemrosesan informasi yang memerlukan penelitian dan pengambilan keputusan yang canggih. Produk –produk ini penting untuk kegiatan pemrosesan informasi industri yang disebutkan di atas. Produk mencakup komputer dari berbagai tingkat dan berbagai perangkat mikroelektronik lainnya, serta program perangkat lunak.
5. Kelima, ada sangat industri riset intensif yang tidak berfungsi sebagai infrastruktur informasi-produksi atau pengambilan keputusan yang canggih. Farmasi, pengolahan makanan, beberapa desain pakaian, dan beberapa lain nya “high-tech” industri milik jenis ini. Produk–produk ini tidak eksklusif untuk produksi informasi atau pengambilan keputusan yang canggih, meskipun banyak membantu. Beberapa layanan, seperti pemeriksaan medis dalam kategori ini juga. Orang bisa mengatakan industri ini melibatkan banyak pengambilan keputusan yang canggih, 5. Kelima, ada sangat industri riset intensif yang tidak berfungsi sebagai infrastruktur informasi-produksi atau pengambilan keputusan yang canggih. Farmasi, pengolahan makanan, beberapa desain pakaian, dan beberapa lain nya “high-tech” industri milik jenis ini. Produk–produk ini tidak eksklusif untuk produksi informasi atau pengambilan keputusan yang canggih, meskipun banyak membantu. Beberapa layanan, seperti pemeriksaan medis dalam kategori ini juga. Orang bisa mengatakan industri ini melibatkan banyak pengambilan keputusan yang canggih,
Bibliografi :
Cholid, Idham. (n.d). Sektor Industri. Disampaikan pada Mata Kuliah Industri di Universitas Sumatera Utara Fitri, Riri. 2005. Industri Informasi dan Indonesia. Suara Pembaruan Daily. 23 Nov. Ed 3 Handoko, Dwi. (n.d). Proposal Penyusunan RoadMap Industri Teknologi berbasis FOSS di
Indonesia . Jakarta : Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT Suwarno, Wiji. 2010. Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan. Jogjakarta : Ar-ruzz University Library. 2013. Guide to the Harvard Style Referencing. [Online]. Available at
http://libweb.anglia.ac.uk/referencing/harvard.htm Diakses pada tanggal 27 Februari 2014 Pukul 12.37 WIB
Wikipedia. 2014. Information Industry. [Online] Available at http://en.wikipedia.org/ Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 14.00 WIB
PERILAKU INDIVIDU TERHADAP INFORMASI KHUSUSNYA MENGENAI KETIDAKPASTIAN
Oleh : Yunita Ratnasari
11 Maret 2014
Perilaku Individu Terhadap Informasi
Theory Reasoned Action (TRA) pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980 (Jogiyanto, 2007). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia.
Teori Perilaku Informasi
Ada empat istilah yang dipakai oleh para ahli dalam membahas tentang teori perilaku informasi yaitu :
- Perilaku informasi Perilaku informasi adalah totalitas perilaku manusia dalam kaitannya mencari sumber informasi dan saluran informasi, dalam perilaku informasi bentuk komunikasinya adalah face to face dengan orang lain, serta menerima informasi secara pasif, contohnya orang yang menonton iklan tv dan tak ada niat atau umpan balik yang diberikan si penerima terhadap informasi yang diterimanya.
- Mencari informasi perilaku Mencari informasi perilaku adalah informasi itu berguna untuk kebutuhannya dalam memenuhi tujuan tertentu. Dalam perjalanan mencari ini, seseorang atau individu dapat mencari dengan sistem informasi seperti surat kabar, atau perpustakaan atau media elektronik berupa world wide web (www).
- Perilaku mencari informasi Perilaku mencari informasi adalah perilaku yang digunakan oleh pengguna dalam berinteraksi dengan sistem informasi dari semua jenis yang - Perilaku mencari informasi Perilaku mencari informasi adalah perilaku yang digunakan oleh pengguna dalam berinteraksi dengan sistem informasi dari semua jenis yang
a. Interaksi manusia dengan dengan media elektronik (contohnya, penggunaan mouse)
b. Pemikiran atau intelektual (contohnya, menentukan kriteria untuk memutuskan mana dari dua buku dari tempat rak yang berdekatan yang ada di perpustakaan mana yang lebih berguna atau yang lebih banyak dipakai).
- Perilaku pengguna Perilaku pengguna yaitu penggabungan antara fisik dan mental yang terlibat dalam menggabungkan informasi yang ditemukan yang digunakan dalam pengetahuan yang dimiliki oleh orang tersebut.
Jadi kesimpulan dari semua istilah itu yang dimaksud informasi adalah sekumpulan data yang berguna untuk dirinya ataupun tidak ada hubungan dengan dirinya asalkan dia memahami dari semua informasi tersebut.
Asal usul informasi yang diperoleh manusia
Informasi yang diperoleh manusia dalam perilaku pencarian itu didapatkan atau ditemukan pada pengguna perpustakaan. Lahirnya studi modern perilaku manusia dalam mencari informasi terbentuk sewaktu konferensi masyarakat ilmiah kerajaan (1948).
Studi kebutuhan informasi dan perilaku informasi
Studi ini membahas tentang isu –isu atau pertanyaan/tanggapan sebagai berikut : Ø Apa kebutuhan informasi dari masyarakat perkotaan? Ø Bagaimana informasi tersebut bisa dirasa puas di dalam kebutuhan kita? Ø Apakah informasi ini sudah dirancang untuk memenuhi kebutuhan dari segi
efektif dan ekonomis yang dipandang dari sudut publik? Pertanyaan/ studi yang di atas ini berlari atau bisa dibahas di dalam
pendefinisian konsep “kebutuhan informasi” seorang para ahli yang bernama
Wilson 1981 menyaranka n bahwa “kebutuhan informasi” bukanlah kebutuhan dasar seperti kebutuhan seperti tempat hunian atau kebutuhan dalam mencari rezeki, tapi bukan kebutuhan sekunder yang muncul dari keinginan untuk memenuhi kebutuhan primer.
Dua puluh tahun sebelumnya, Mote berusaha untuk mengkarakterisasi pengguna dalam upaya untuk memahami perbedaan mereka dalam penggunaan informasi. Dia mengidentifikasi tiga kelompok ilmuwan di Shell Research Ltd sesuai dengan karaker dari disiplin dimana dia bekerja:
1. Mereka yang bekerja dibidang dengan yang berkembang baik prinsip-prinsip dasar, yang sastranya terorganisasi dengan baik, dan didefinisikan dengan lebar dari subjeknya (misalnya, kimia organik)
2. Berkaitan dengan suatu subyek yang lebih luas dengan kurangnya informasi well organized (misalnya, seorang ahli kimia organik yang kini mempelajari fisika dan kimia dari pelumas)
3. Sebuah bentuk yang berlebihan dari seorang ilmuwan yang mencakup mata pelajaran yang lebih, dengan masalah yang melibatkan variasi yang lebih besar, dan hampir tidak ada organisasi literatur.
Ketidakpastian Informasi
Kerangka Teori - Entropi Entropi adalah konsep keacakan, di mana terdapat suatu keadaan yang tidak dapat dipastikan kemungkinannya. Entropi timbul jika prediktabilitas/ kemungkinan rendah (low predictable) dan informasi yang ada tinggi (high information). Semakin besar
kemungkinan-kemungkinannya (prediktabilitas). Informasi adalah sebuah ukuran ketidakpastian, atau entropi, dalam sebuah situasi. Semakin besar ketidakpastian, semakin besar informasi yang tersedia dalam proses komunikasi.
entropi,
semakin kecil
- Redundansi Redundansi adalah sesuatu yang bisa diramalkan atau diprediksikan (predictable). Karena prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasi pun rendah (low information) (Fiske, 1999).
Teori Informasi Organisasi
Teori informasi organisasi menjelaskan bagaimana organisasi memahami informasi yang membingungkan dan multitafsir. Terdapat beberapa asumsi yang mendasari teori ini :
1. Organisasi berada dalam suatu lingkungan informasi
2. Informasi yang diterima organisasi berbeda dalam hal tingkat kepastiannya
3. Organisasi berusaha mengurangi ketidakpastian (Morissan, 2009, h. 35-37).
Aliran Informasi dalam Organisasi
Ada tiga bentuk arus komunikasi dalam jaringan komunikasi formal seperti yang tertera dalam struktur yakni:
1. Komunikasi ke bawah (Downward communication)
2. Komunikasi ke atas (Upward communication)
3. Komunikasi horizontal (Horizontal communication) (Pace dan Faules, 2001)
Kejelasan Peran
Penjelasan tentang peran dan tugas dapat dilakukan dengan menjelaskan tanggungjawab
dan prosedur, mengkomunikasikan prioritas, membuat tugas latihan, menetapkan batas waktu penyelesaian kerja,menetapkan standar kinerja, mendorong individu untuk menyusun rencana pencapaian tujuan, menunnjukkan bagaimana cara mengerjakan atau mengulangi beberapa prosedianggap yang kompleks (Yulk, 2002).
pekerjaan,
menjelaskan
peraturan
Pencarian Informasi
Pada penelitian Kramer (1994) mengamati proses komunikasi untuk Pengurangan ketidakpastian pada karyawan transfer jabatan, penelitian tersebut menggunakan beberapa kategori, yaitu:
1. Komunikasi umpan balik (Communication of Feed Back) Mengukur dua aspek yang menanyakan informasi dengan adanya umpan balik dari rekan kerja atau supervisor (informasi dalam memenuhi harapan pekerjaan,informasi dalam memenuhi persyaratan perkerjaan, masukan pekerjaan).
2. Komunikasi dukungan sosial (Communication of social support) Supervisor (memberikan informasi, nasehat, sumber daya) dan rekan kerja(memberikan pujian, opini dan sharing).
3. Kejelasan Peran (Role Development) Mengklarifikasi peran dan mengurangi ketidakpastian informasi mengenai kejelasan peran, informasi tugas dan tanggung jawab.
4. Hubungan komunikasi informal (Communication Relationship) Komunikasi informal (berbagi mengenai tugas, berbagi tentang karir dan berbagi tentang perasaan dan ide).
Kesimpulan
Yang dimaksud informasi adalah sekumpulan data yang berguna untuk dirinya ataupun tidak ada hubungan dengan dirinya asalkan dia memahami dari semua informasi tersebut. Mengenai keterkaitannya dengan organisasi, untuk mengetahui hubungan antara persepsi ketidakpastian informasi organisasi dengan perilaku pencarian informasi responden, digunakan beberapa indikator yang meliputi komunikasi umpan balik, komunikasi dukungan informasi, kejelasan peran dan komunikasi hubungan informal.
Bibliografi
Anonim. [n.d] Ketidakpastian
Informasi .
[Online]
Available at :
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2-01045-PS%20Bab2001.doc Acces on March, 9 2014
Felisia Yerike Oktaviani. 2009. Persepsi Ketidakpastian Informasi Organisasi terhadap Perilaku Pencarian Informasi pada Karyawan Pendatang Baru dan Karyawan Transfer jabatan di BTPN
Available at :
http://www.academia.edu/4066270 Acces on March, 9 2014
Nurul. [n.d]. Perilaku Individu. [Online]. Available at : http://nurulhanuraakbar.blogspot.com/ Acces on March, 9 2014
PROSES PRODUKSI INFORMASI DAN BIAYA INFORMASI
Oleh : Elok Nur Azizah
16 Maret 2014
Produksi (Production)
Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan erat dengan kegiatan ekonomi. Melalui proses produksi bisa dihasilkan berbagai macam barang yang dibutuhkan oleh manusia. Tingkat produksi juga dijadikan sebagai patokan penilaian atas tingkat kesejahteraan suatu negara. Setiap negara berlomba – lomba meningkatkan hasil produksi secara global untuk meningkatkan
pendapatan perkapitanya. Dan pengolahan data produksi adalah salah satu faktor yang memiliki peran sangat penting dalam membangun dan mengembangkan sistem informasi produksi. Selain itu, pengolahan data produksi juga menjadi hal yang sangat menentukan dalam pembuatan berbagai bentuk laporan produksi, yang pada akhirnya akan menjadi ukuran untuk menilai proses produksi yang terjadi di suatu industri manufaktur dan jasa.
Pengertian Produksi Secara Umum, Produksi merupakan semua perbuatan atau kegaitan yang tidak hanya mencakup pembuatan barang –barang saja, tetapi dapat juga membuat atau menciptakan jasa pelayanan, seperti acara hiburan, penulisan buku – buku cerita, dan pelayanan jasa keuangan. Produksi Sebagai Sistem Dan Proses, yaitu sistem yang berarti terdapat hubungan yang saling memberikan pengaruh dan mempengaruhi antara faktor produksi yang satu dan yang lainnya. Produksi sebagai proses, berarti bahwa produksi dilakukan melalui tahap demi tahap secara berurutan. Pengertian Produksi Secara Ekonomi, yaitu sesuatu yang mengacu pada kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan atau utilitas suatu barang dan jasa.
Kesimpulannya, produksi merupakan bidang yang terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi, di mana produksi memiliki suatu jalinan hubungan timbal-balik (dua arah) yang sangat erat dengan teknologi. Produksi dan teknologi saling membutuhkan. Kebutuhan produksi untuk beroperasi dengan Kesimpulannya, produksi merupakan bidang yang terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi, di mana produksi memiliki suatu jalinan hubungan timbal-balik (dua arah) yang sangat erat dengan teknologi. Produksi dan teknologi saling membutuhkan. Kebutuhan produksi untuk beroperasi dengan
Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik berikut:
1. Mempunyai komponen–komponen atau elemen–elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi itu.
2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk (barang atau jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.
3. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efisien.
4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa optimalisasi pengalokasian sumber –sumber daya.
Secara skematis sistem produksi dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Sistem Produksi
Proses produksi adalah suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan, modal, energi, dan peralatan dll untuk menghasilkan produk yang berguna atau bernilai lebih bisa berupa barang atau jasa. Atau dengan kata lain proses produksi adalah transformasi bahan (input) menjadi produk (output). Alur proses produksi dalam manajemen operasi adalah INPUT --> TRANSFORMASI --> OUTPUT . Tujuan dari semua proses diatas adalah memaksimalkan output yang kita kehendaki dengan mengunakan input yang tersedia. Dan ini melibatkan banyak bidang disiplin ilmu. Proses produksi dibagi menjadi 2 macam :
1. Produksi atas dasar pesanan
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksi dengan menggunakan harga pokok pesanan (Job order cost methode)
2. Produksi masa
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan produknya untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya produknya berupa standar.
Proses Produksi Informasi
Proses produksi informasi merupakan proses mengolah serta menganalisis informasi yang mencerminkan keadaan lingkungan sekarang ini , keadaan di masa depan bagi pencapaian tujuan dan sasaran jangka pendek maupun jangka Proses produksi informasi merupakan proses mengolah serta menganalisis informasi yang mencerminkan keadaan lingkungan sekarang ini , keadaan di masa depan bagi pencapaian tujuan dan sasaran jangka pendek maupun jangka
Gambar 2. Proses Produksi Informasi
Proses Akses Informasi (Feedback)
Gambar 3. Proses Akses Informasi
Biaya Jasa Informasi
Sebagai seorang pustakawan yang selalu mengoptimalkan layanan informasi yang ada, pustakawan dituntut agar memiliki pengetahuan tentang cara menentukan informasi yang berkualitas. Selain itu juga mereka harus memiliki kemampuan untuk mengelola dana dari hasil pemasukan berdasarkan harga yang Sebagai seorang pustakawan yang selalu mengoptimalkan layanan informasi yang ada, pustakawan dituntut agar memiliki pengetahuan tentang cara menentukan informasi yang berkualitas. Selain itu juga mereka harus memiliki kemampuan untuk mengelola dana dari hasil pemasukan berdasarkan harga yang
Oleh sebab itu tanpa memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memprediksi besarnya biaya yang akan ditetapkan, pengelola perpustakaan akan dapat kehilangan peran dalam hal perencanaan dan pengendalian jasa yang telah dikelolanya. Dalam penetapan biaya jasa informasi, tentunya pengelola perpustakaan harus menyadari bahwa biaya jasa yang dimaksud berbeda dengan jasa produk lainnya. Pengguna informasi akan membayar jasa yang ditawarkan apabila informasi yang dibutuhkannya telah ditemukan. Hal seperti ini lebih dikenal dengan teori hubungan antara kualitas jasa dengan biaya yang telah ditetapkan. Adapun Definisi Biaya Menurut para ahli berarti :
- Definisi biaya menurut Drury (1996: 22) adalah rincian harga suatu
produk yang telah dihasilkan berdasarkan proses pembuatannya. - Sedangkan biaya menurut Soewartoyo (1989: 352) merupakan nilai barang dan jasa yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan yang menghasilkan pendapatan atau keuntungan. Laba dapat diperoleh setelah seluruh jumlah pendapatan dikurangi dengan total jumlah biaya. Biaya dalam accrual basis , tidak sama dengan pengeluaran sehingga ada biaya yang bukan pengeluaran dan ada pula pengeluaran yang bukan biaya.
Davies (1992: 60) menegaskan ada tiga elemen penting yang harus diperhatikan oleh pengelola informasi dalam menentukan besarnya biaya informasi yang akan dibebankan kepada pengguna.Elemen yang dimaksud adalah biaya kerja atau upah, biaya bahan atau koleksi, dan biaya tak terduga. Keseluruhan elemen ini dapat dirinci lagi dalam bentuk biaya langsung dan tidak langsung.Biaya langsung dalam jasa informasi atau aktivitas perpustakaan menurut Broady (1997: 90) meliputi biaya pengeluaran gaji pegawai, perjalanan dinas, koleksi, peralatan penggandaan koleksi, penggunaan telepon, dan dana Davies (1992: 60) menegaskan ada tiga elemen penting yang harus diperhatikan oleh pengelola informasi dalam menentukan besarnya biaya informasi yang akan dibebankan kepada pengguna.Elemen yang dimaksud adalah biaya kerja atau upah, biaya bahan atau koleksi, dan biaya tak terduga. Keseluruhan elemen ini dapat dirinci lagi dalam bentuk biaya langsung dan tidak langsung.Biaya langsung dalam jasa informasi atau aktivitas perpustakaan menurut Broady (1997: 90) meliputi biaya pengeluaran gaji pegawai, perjalanan dinas, koleksi, peralatan penggandaan koleksi, penggunaan telepon, dan dana
Strategi penentuan biaya jasa informasi dalam perpustakaan menurut Rowley (1997: 98) ditentukan oleh tujuan pembuatan produk, harga jasa/produk pengguna yang memanfaatkan informasi, kebutuhan informasi pengguna yang berhubungan dengan data yang dicari serta tingkat kebutuhan pasar terhadap produk yang telah dihasilkan. Biaya dan harga jasa informasi menurut Olaison (1992: 238-239) sebenarnya dapat ditentukan melalui lima pendekatan utama, yaitu:
1. Optimal pricing: keuntungan substansial yang diperoleh diikuti dengan crosspoint antara pendapatan marjinal dengan biaya marjinal. Pendekatan ini biasa dilakukan terhadap layanan jasa secara on-line.
2. Pricing according to value: besarnya harga jasa dilihat berdasarkan kelompok pengguna yang dibebani biaya jasa tersebut. Penyedia jasa on- line sering kali memberikan potongan harga khusus bagi pengguna yang berasal dari lembaga pendidikan. Perbedaan harga jasa diatas tergantung dari jenis penggunanya (buruh, mahasiswa, konsultan, dan lain-lain), jenis permintaan jasa (pangkalan data secara umum/khusus; bibliografi; teks lengkap; data numerik, dan lain-lain); dan waktu permintaan (hari kerja atau hari libur).
3. Pricing for full cost recovery: seluruh modal dapat kembali setelah produk yang dihasilkan terjual habis. Untuk mengatasi hal tersebut maka harga jasa yang telah dibuat harus lebih fleksibel agar permintaan pengguna seluruhnya dapat dilayani dengan baik.
4. Marginal cost pricing: ditentukan salah satu, apakah dari dana subsidi atau dari penyisihan dana yang ada. Dasar pembatasan seperti ini disebabkan banyak dukungan dana yang berasal dari masyarakat, seringkali dipakai untuk menutupi biaya pada elemen-elemen lain.
5. Free distribution of services: subsidi kemungkinan diberikan secara penuh. Biaya yang dimaksud kemungkinan akan dibayarkan melalui pajak atau 5. Free distribution of services: subsidi kemungkinan diberikan secara penuh. Biaya yang dimaksud kemungkinan akan dibayarkan melalui pajak atau
Mahalnya harga informasi bukan disebabkan oleh tingginya biaya penggandaan yang dihitung berdasarkan harga kertas, tetapi lebih disebabkan oleh mahalnya biaya pengadaan, pengelolaan, dan isi informasi yang terkandung didalamnya. Oleh sebab itu harga jasa informasi dari setiap koleksi, seperti layanan tidak terpasang/tercetak (buku, majalah, laporan, tesis, seminar, dan sejenisnya) serta layanan terpasang/elektronik (CD-ROM atau Compact Disc – Read Only Memory; OPAC atau Online Public Access Catalogue atau offline, dan online ) harus diperhitungkan secara cermat, demikian pula besarnya penyusutan dari setiap koleksi atau data terolah.
Perhitungan biaya penelusuran informasi secara online (ke pangkalan data khusus atau melalui internet) sangatlah kompleks, karena struktur biaya yang diperhitungkan terdiri atas beberapa komponen penting yang menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan harga jasa informasi yang diminta. Komponen yang dimaksud antara lain adalah biaya:
Langganan (bulanan atau tahunan), Telekomunikasi, Tambahan waktu untuk berhubungan ke pangkalan data sejenis melalui
fasilitas link, Cetak tampilan (biasanya dibedakan tarifnya antara cetak tampilan data secara online dengan offline, Rentang sesi/bahasan adanya perbedaan cara pembayaran dari setiap bahasan atau topik yang dicari secara fulltext, Perintah-perintah khusus pangkalan data antar bibliografi yang terhubung/link atau data yang diperoleh disimpan dalam floopy disk, Jasa khusus sistem penyebaran informasi/informasi kilat, laporan statistik, dan jasa pengguna lainnya.
Bibliografi
Firdausriza. 2010.
produksi [Online]. http://lanicitraagustini.blogspot.com/2012/03/teori-biaya-produksi.html
diakses pada tanggal 14 Maret 2014 Santoso, Leo Willyanto. [n.d]. Penggunaan Sistem Informasi berbasis komputer sebagai tahap awal siklus Pengembangan Produk . [PDF]. Surabaya : Universitas Kristen Petra. Santoso, Leo Willyanto. [n.d] Penerapan metode design for production (DFP) untuk
meningkatkan proses Margono, Tri. 2000. Aspek-Aspek Biaya Dalam Jasa Informasi. [PDF].Surabaya : Universitas Kristen Petra. Naomi Irlandia Paulina Sihombing. 2010. Sistem Informasi Manufaktur . [Online]. http://omieduth.blogspot.com/2010_11_01_archive.html
diakses pada tanggal 17 Maret 2014 pukul 22.41 WIB. Fao
Document Repository. http://www.fao.org/docrep/007/ae160e/AE160E06.htm . diakses pada tanggal 17 Maret 2014 pukul 22.41 WIB.
Coorporation.
2014.
FRIS
DAMPAK PESATNYA INFORMASI TERHADAP PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Oleh : Fidan Safira
25 Maret 2014
Pendahuluan
Era Globalisasi merupakan era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan manusia. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi. Perkembangan tersebut pun perlu di dukung oleh informasi yang sesuai. Informasi mempunyai manfaat dan peranan yang sangat dominan dalam suatu organisasi/ perusahaan. Tanpa adanya suatu informasi dalam suatu organisasi, para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif (wikipedia,2012). Sehingga dapat dikatakan bahwa informasi merupakan sebuah keterangan yang bermanfaat untuk para pengambil keputusan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Perkembangan kebutuhan informasi yang meningkat tersebut dikenal dengan ledakan informasi atau information explosions . Ledakan kebutuhan informasi tersebut harus di dukung dengan peran media akses informasi yang memenuhi.
Ledakan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membuka babak baru bagi masyarakat untuk memperoleh informasi secara otonom. Sekat-sekat informasi dengan sendirinya menghilang oleh inisiatif kuat individu yang ingin mengetahui lebih jauh apa yang terjadi sekitarnya. Setiap orang memiliki akses terhadap sumber informasi dimanapun di dunia ini. Konsekuensinya, masyarakat menjadi kritis dan tanggap terhadap hal yang berkembang. Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Permintaan
Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu dan dalam periode tertentu. Permintaan seseorang atau masyarakat kepada suatu barang ditentukan oleh faktor-faktor diantaranya adalah:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain
3. Tingkat pendapatan
4. Cita Rasa
5. Iklim
6. Jumlah penduduk Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan
bahwa: “Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut berbanding terbalik. Ketika harga meningkat maka jumlah barang yang diminta
akan menurun dan sebaliknya, apabila harga turun maka permintaan barang meningkat”.
Penawaran
Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu, pada periode tertenu dan pada tingkat harga tertentu. Penentuan-penentuan penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain
3. Biaya produksi
4. Teknologi
5. Tujuan perusahaan
6. Ekspektasi
7. Kebijakan Pemerintah Hukum pe nawaran pada dasarnya mengatakan bahwasannya: “Semakin tinggi
harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan”.
Hubungan Penawaran dan Permintaan
Teori penawaran dan permintaan (Supply and Demand) dalam ilmu ekonomi adalah penggambaran atas hubungan-hubungan di pasar, antara calon pembeli dan penjual dari suatu barang. Model ini sangat penting digunakan untuk antara lain :
1. Menentukan harga dan kuantitas yang terjual dipasar.
2. Model ini juga digunakan untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku para pembeli dan penjual serta interaksi yang terjadi dipasar.
3. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dengan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen. Sehingga, terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas.
4. Model ini juga mengakomodasi kemungkinan adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.
Dampak Pesatnya Informasi Terhadap Penawaran dan Permintaan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat ditarik satu garis bahwasannya ledakan informasi atau information explosions yang merupakan dampak dari era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu bentuk Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat ditarik satu garis bahwasannya ledakan informasi atau information explosions yang merupakan dampak dari era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu bentuk
terbalik. Ketika harga meningkat maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya, apabila harga turun maka permintaan barang meningkat”.
Dari perspektif penawaran: “Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan
ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan”. Realita: “Kebutuhan informasi masyarakat meningkat, penawaran informasi pun semakin
banyak, akan tetapi akses informasi tersebut mudah dan murah. Yang intinya, harga dari pada barang yang saat ini dibutuhkan masyarakat masih tergolong rendah”.
Dijelaskan dalam sebuah Jurnal Sastra Klasifikasi JEL Ekonomi D8, Subyek informasi ekonomi dalam sebuah jurnal ekonomi mencakup tiga sub bidang, yaitu: informasi, pengetahuan dan ketidakpastian. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dan berkaitan dengan ekonomi informasi adalah sebagai berikut:
1. Nilai Informasi, yaitu pengamatan apakah sebuah informasi memiliki nilai ekonomi atau tidak.
2. Informasi dan mekanisme harga, hal tersebut guna memungkinkan perencanaan terhadap sistem pasar bebas melalui informasi agar dapat digunakan secara efektif.
3. Asimetri Informasi, studi mengenai pengambilan keputusan dalam transaksi, dimana salah satu pihak memiliki informasi lebih unggul dari pihak yang lain.
4. Informasi Barang, melakukan jual-beli informasi berbeda melalui jual-beli barang.
5. Bundling yaitu metode pengambilan keuntungan dari barang informasi. Salah satu strategi mengelompokan barang dan menjualnya secara bersama-sama.
Kemudian, ada tiga faktor yang membuat jual-beli informasi menjadi berbeda dengan jual-beli barang padat lainnya, yaitu :
a. Information non-rivalrous: Konsumsi terhadap suatu informasi memungkinkan juga yang lain untuk mengkonsumsi informasi yang sama. Dari kemungkinan tersebut, menunjukan bahwa informasi memiliki biaya marjinal hampir nol. Yang artinya tidak ada biaya untuk membuat salinan informasi kedua.
b. Pengecualian, menunjukan bahwa sulit untuk melarang orang lain menggunakan informasi. Karena informasi merupakan barang publik.
c. Pasar informasi tidak menunjukan derajat transparansi yang tinggi, artinya untuk mengevaluasi sebuah informasi, informasi tersebut harus diketahui.
Bibliografi
Arifa, Fachrina. 2012. Pengaruh Perkembangan Komunikasi dan Informasi di Era Globalisasi . http://www.slideshare.net/fachraarifa/pengaruh-perkembangan-komunikasi- dan-informasi-di-era-globalisasi Diakses Pada Tanggal 16 Maret 2014
Chintia, Bunga. 2012. Informasi Ekonomi : Ressume Jurnal Sastra Klasifikasi JEL Ekonomi D8. [Online] Available at : http://planningandpublicpolicy.blogspot.com/ diakses pada 23 Februari 2014 : 09.33 WIB