Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Rendomized Control Group Only Design

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang penulis
gunakan adalah Penelitian Eksperimen Semu. Tujuan penelitian eksperimen
semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan untuk
informasi yang diperoleh dengan eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang
tidak memungkinkan untuk mengontrol dan memanipulasi semua variabel yang
relevan. Menurut Sumadi Suryabrata (2013: 93) mengemukakan bahwa:
“Penelitian eksperimen semu secara khas mengenai keadaan
praktis yang di dalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol
semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel
tersebut. Si peneliti mengusahakan untuk sampai sedekat
mungkin dengan ketertiban ketelitian eksperimen yang
sesungguhnya dengan hati-hati menunjukkan perkecualian dan
keterbatasan”.
Untuk pelaksanaan penelitian ini digunakan dua kelas sampel yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diterapkan strategi
pembelajaran Concept Mapping (Peta Konsep) sedangkan kelas kontrol
menggunakan strategi pembelajaran konvensional.
Tabel 3.1

Rancangan Penelitian
Rendomized Control Group Only Design
Kelas
Treatment
Tes Akhir
Eksperimen
X
T
Kontrol
T
(Sumber: Suryabrata, 2013: 104)
Keterangan:
X: Perilaku yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu strategi pembelajaran
Concept Mapping (Peta Konsep)
Y: Tes Akhir yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

35

36


B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2010: 117) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VIII SMPN 17 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017. Untuk lebih jelasnya
jumlah siswa kelas VIII SMPN 17 Padang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Jumlah Siswa Kelas VIII SMPN 17 Padang
Tahun Pelajaran 2016/2017
No
Kelas
Jumlah Siswa
1
VIII.1
32 orang
2
VIII.2
32 orang

3
VIII.3
32 orang
4
VIII.4
32 orang
5
VIII.5
32 orang
6
VIII.6
32 orang
7
VIII.7
32 orang
8
VIII.8
32 orang
Jumlah
165 orang

Sumber : Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas VIII SMPN 17 Padang
2. Sampel
Arikunto (2010: 174) menyatakan bahwa: “Sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel ynag dipilih dalam penelitian ini
adalah sampel yang reflesentif yang menggambarkan keseluruhan
karakteristik dari suatu populasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel
adalah himpunan bagian dari populasi dengan syarat harus mampu mewakili
(representative) atau dapat menggambarkan karakteristik dari suatu
populasi.

37

Mengingat keterbatasan waktu, dana maupun tenaga yang ada pada
penulis, maka tidak semua populasi diambil dari peneitian ini. Oleh sebab
itu penulis perlu melakukan penarikan sampel. Teknik yang digunakan
untuk pengambilan sampel adalah Random Sampling (pengambilan data
secara acak). Sukmadina (2015: 253) menyatakan bahwa pengambilan data
secara acak berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang sama
untuk dijadikan sampel. Dengan syarat anggota populasi harus homogen,
sehingga harus terlebuh dahulu dilakukan uji normalitas, uji homogenitas

dan uji kesamaan rata-rata.
Sesuai dengan rancangan penelitian, maka dibutuhkan dua kelas
sebagai sampel yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut
ini adalah langkah-langkah untuk mengetahui populasi berdistribusi normal,
homogen, uji kesamaan rata-rata, dan menentukan kelas sampel.
Prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Mengumpulkan Nilai Semester Ujian Tengah Semester (UTS) II
Matematika siswa kelas VIII SMPN 17 Padang Tahun Pelajaran
2016/2017.
b. Melakukan uji normalias populasi terhadap nilai Ujian Tengah
Semester (UTS) II Matematika siswa kelas VIII SMPN 17
Padang Tahun Pelajaran 2016/2017.
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok
sampel berasal dari distribusi normal atau tidak. Dalam melakukan uji
normalitas penulis menggunakan bantuan SPSS (Statistik Product and

38

Service Solution), yaitu dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk.

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh masing-masing kelas pada
populasi mempunyai tingkat signifikan lebih besar dari 0.05, maka dapat
dikatakan bahwa populasi berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan uji
Shapiro Wilk sama dengan uji Kolmogorov-Smirnov

memiliki tingkat

signifikan lebih besar dari 0.05. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov (a)
Statistic
Df
Sig.
.096
32
.200*
.126
32

.200*
.159
32
.038
.134
32
.156
.113
32
.200*
.080
32
.200*
.125
32
.200*
.137
32
.133


KELAS
VIII. 1
VIII. 2
VIII. 3
VIII. 4
NILAI
VIII. 5
VIII. 6
VIII. 7
VIII. 8

Shapiro-Wilk
Statistic
Df
.952
32
.947
32
.936
32

.935
32
.954
32
.969
32
.943
32
.943
32

Sig.
.163
.119
.059
.055
.192
.469
.092
.094


Sumber: Output SPSS for Windows Versi.20
Selain menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Shapiro Wilk,
peneliti juga menggunakan SPSS (Statistik Product and service Solution)
untuk menentukan normalitas populasi, dapat juga ditentukan dengan
menggunakan uji Lilliefors, dapat dilihat pada lampiran II. Adapun langkahlangkahnya menurut Sudjana (2005: 466) adalah sebagai berikut:
1) Menyusun skor siswa dari yang rendah sampai yang tinggi.
2) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
xi =

Σ xi
n

Keterangan:
xi = rata-rata kelas ke-i

39

xi = skor siswa kelas ke-i
n = jumlah siswa kelas ke-i

2

si =

n Σx i - (Σxi)

2

n(n - 1)

Keterangan : si = simpangan baku kelas ke-i
3) Menghitung nilai zi
zi =

xi - x
s

Keterangan:
zi = simpangan baku untuk kurva normal standar
xi = skor ke-i dari suatu kelompok data
x = skor rata-rata
s = simpangan baku
4) Menentukan nilai F(zi) dengan melihat tabel z.
5) Menghitung harga S(zi)
S(zi) =

banyaknya z1,z2,…,zn yang ≤ zi
n

Keterangan: S(zi) = frekuensi komulatif relatif dari masing-masing
z.
6) Menghitung selisih F(zi) dan S(zi) kemudian ditentukan harga
mutlaknya.
7) Ambil harga yang paling besar dari harga-harga mutlak selisih
tersebut yang dinyatakan dengan L0, dibandingkan antara L0
dengan L yang diambil dari daftar tabel pada uji Lilifors.
Kriteria pengujiannya:

40

Jika L0 < Ltabel, berarti populasi berdistribusi normal
Jika L0 > Ltabel, berarti populasi tidak berdistribusi normal
Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh:

No

Tabel 3.4
Perbandingan L0 dan L tabel Populasi
Lo
Ltabel
Kelas
Kesimpulan Keterangan

1

VIII.1

0,0874

0,1566

Lo < Ltabel

Data normal

2

VIII.2

0,0909

0,1566

Lo < Ltabel

Data normal

3

VIII.3

0,0782

0,1566

Lo < Ltabel

Data normal

4

VIII.4

0,0668

0,1566

Lo < Ltabel

Data normal

5

VIII.5

0,1506

0,1566

Lo < Ltabel

Data normal

6

VIII.6

0,1150

0,1566

Lo < Ltabel

Data normal

7

VIII.7

0,0908

0,1566

Lo < Ltabel

Data normal

8

VIII.8

0,0961

0,1566

Lo < Ltabel

Data normal

Berdasarkan uji normalitas, diperoleh masing-masing kelas pada
populasi berdistribusi normal karena nilai L

tabel

masimg-masing

kelas populasi lebih besar dari nilai L0. Untuk lebih jelasnya dapat
di lihat pada lampiran II.
c. Melakukan uji homogenitas variansi populasi
Uji homogenitas variansi populasi bertujuan untuk melihat
apakah populasi mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji yang
dilakukan adalah uji Bartlett. Adapun langkah-langkah melakukan uji
Bartlett menurut Sudjana (2005: 263) adalah sebagai berikut:
1. Menghitung

variansi

menggunakan rumus:

gabungan

dari

semua

populasi

dengan

41

2

2

s =

Σ((ni - 1)s i
Σ(ni - 1)

Keterangan:
2
s = Variansi gabungan dari populasi
2
s i = Variansi dari sampel ke-i
ni = Banyak sampel ke-i

2. Menentukan harga satuan Bartlett (B) dengan rumus:
2

B = (log s ) Σ (ni - 1)
keterangan: B = harga satuan Bartlett
2
2
2
2
bandingkan harga xhitung
dengan harga xtabel
. Jika xhitung
< xtabel, maka
2
populasi mempunyai variansi yang homogen. xhitung
dapat di peroleh

dari daftar distribusi Chi-Kuadrat (x2a) dengan derajat kebebasan dk =
k - 1 ,α = 0.05.
Keterangan:
k = Jumlah peluang kelas
α = Peluang kesalahan
Tabel 3.5
Uji Homogenitas Variansi Populasi (Uji Barlett)
Log Si2

(n-1)Si2

(n-1)log
Si2

309.57664

2.49103

9596.8757

77.22193

14.13857

199.89916

2.30081

6196.874

71.32511

31

12.18142

148.38699

2.17139

4599.9968

67.31309

32

31

16.48252

271.67347

2.43404

8421.8774

75.45524

VIII.5

32

31

15.22678

231.85483

2.36521

7187.4997

73.32151

VIII.6

32

31

17.54889

307.96354

2.48849

9546.8697

77.14319

VIII.7

32

31

16.11451

259.67743

2.41443

8050.0004

74.84733

VIII.8


32

31

14.95962

223.79023

2.34984

6937.4971

72.84504

256

248

124.2471

1952.82229

19.01524

60537.491

589.47244

Kelas

N

n-1

Si

VIII.1

32

31

17.59479

VIII.2

32

31

VIII.3

32

VIII.4

Si2

42

Selain melakukan perhitungan dengan menggunkan langkah-langkah
2
2
di atas diperoleh kriteria pengujian: H0 diterima jika xhitung
< x(1 - α;k - 1)
2
2
dengan α = 0.05. Dari perhitungan diatas diperoleh xhitung
< x(1 - α;k - 1)

(6,448 < 9,488) maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
populasi mempunyai variansi yang homogen pada taraf 95%. Selain
menggunakan uji Chi- Kuadrat penulis juga menggunakan bantuan softwere
SPSS (Statistical Product and Service Solution), yakni dengan melihat tabel
Test Of Homogenity Of Variance. Populasi mempunyai variansi yang
homogen apabila tingkat signifikan lebih besar dari 0.05, untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada lampiran III.
Uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui kehomogenan
variansi dari kelas populasi. Uji homogenitas juga dilakukan dengan
menggunkan bantuan softwere SPSS (Statistical Product and Service
Solution), yakni berupa Test Of Homogenity Of Variance. Populasi memiliki
variansi yang homogen apabila Sign > 0.05. Output uji homogenitas
populasi dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6
Test of Homogeneity of Variance Populasi
Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene Statistic
.509

df1

df2
7

Sig.
264

.828

Sumber: Output SPSS for Windows Versi.20
d. Melakukan uji kesamaan rata-rata terhadap nilai Ujian Tengah Semester
(UTS) II matematika siswa.

43

Uji kesamaabn rata-rata dilakukan dengan tujuan untuk melihat
apakah populasi mempunyai kesamaan rata-rata atau tidak. Uji kesamaan
rata-rata populasi juga menggunkan bantuan softwere SPSS (Statistical
Product and Service Solution), yaitu dengan menggunakan uji ANOVA.
Hipotesis yang diajukan:
H0 = μ1 = μ2
H1 = μ1 > μ2
Dasar pengambilan keputusan:
Probabilitas > 0.05 maka H0 diterima.
Probabilitas < 0.05 maka H1 ditolak.
Langkah-langkah melakukan uji kesamaan rata-rata sebagai berikut:
1. Menghitung jumlah kuadrat rata-rata dengan rumus:
2

JK(R) =

(Σxi)
Σni

=

(8545)

2

=

165

73017025
165

= 442527.42

2. Menentukan jumlah kuadrat rata-rata dengan rumus:
2

JK(R) =

(Σx)

=

Σn

(16280)

2

256

=

265038400
256

= 1035306.25

3. Menghitung jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus:
2

JK(A) =

(Σx)
n

- JK (R)

= 1037713 - 1035306.25
= 2406.75 ≈ 2407
4. Menentukan jumlah kuadrat total dengan rumus:
2

JK(T) = Σx = 1098250

44

5. Menentukan jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus:
JK(D) = JK(T) - JK(R) - JK(A)
= 1098250 - 1035306 - 2407 = 60537
6. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus:
RJK(A) =

JK(A)
k-1

2407

=

8-1

= 343.8571

7. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus:
JK(D)

RJK(D) = Σ(n - 1) =

60537
248

= 244.1

8. Pengujian signifikan dari kelompok dengan rumus:
RJK(A)

F = RJK(D) =

343,8571
244,1

= 1.40756

9. Menghitung Ftabel
Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika Fhitung <
F(1 - α),

(k - 1), (n - 1)

pada tingakat kepercayaann 95%. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran IV. Berdasarkan pengujian
dengan mengikuti 9 langkah tersebut diperoleh :
Fhitung = 1.40756
Ftabel = 2.01
Karena

Fhitung < Ftabel (1.40756 < 2.01)

maka

dapat

di

simpulkan bahwa semua populasi meempunyai rata-rata yang tidak
jauh berbeda. Selain menggunakan uji kesamaan rata-rata juga bisa
menggunakan teknik ANOVA satu arah dengan bantuan softwere SPSS
(Statistical Product and Service Solution).

45

Tabel 3.7
Output Uji Kesamaan Rata-rata Populasi dengan SPSS
ANOVA
Sum of Squares
Between Groups

Df

Mean Square

3117.871

7

Within Groups

57908.594

248

Total

61026.465

255

F

445.410 1.908

Sig.
.069

233.502

Sumber: Output SPSS for Windows Versi.20
Keputusan pada tabel ANOVA dapat dilihat sign. 0.069 lebih
besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa populasi mempunyai
rata-rata yang tidak terlalu jauh berbeda dan H0 diterima. Jadi,
disimpulkan bahwa populasi mempunyai rata-rata yang sama.

e. Menentukan sampel
Berdasarkan uji Liliefors dan pengujian menggunakan softwere
SPSS (Statistical Product and Service Solution). Setelaah diperiksa
ternyata populasi berdistribusi normal, homogen dan mempunyai
kesamaan rata-rata. Sehingga untuk pengambilan sampel dipilih dua
kelas secara acak (Random Sampling) dengan pengundian nomor.
Pengambilan pertama adalah kelas eksperimen, sedangkan pengambilan
kedua adalah kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen terpilih kelas VIII.3
sedangkan kelas kontol kelas VIII.2.
C. Variabel dan Data
1. Variabel
Arikunto (2002: 96) menyatakan bahwa variabel adalah objek
penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

46

a. Variabel Bebas
Menurut Widoyoko (2015: 4) menyatakan bahwa variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau penyebab terjadinya perubahan
pada variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini adalah
pembelajaran dengan strategi Concept Mapping (Peta Konsep) pada
kelas eksperimen dan pembelajaran dengan strategi pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol.
b. Variabel Terikat
Widoyoko (2015: 4) menyatakan bahwa variabel terikat adalah
variabel yang mempengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel
bebas. Atau dikatakan juga dengan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah pemahaman
konsep matematis siswa yang menjadi sampel pada mata pelajaran
matematika kelas VIII SMPN 17 Padang.
2. Jenis dan Sumber Data
Arikunto (2010: 161) menyatakan bahawa data adalah hasil
pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta amaupun angka.
a. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Subana (2000: 21) menjelaskan bahwa data primer adalah data
yang diperoleh langsung dari subjek penlitian. Data primer yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data yang langsung diambil dari

47

sampel yang diteliti. Dalam hal ini data primer yaitu data pemahaman
konsep matematis siswaa yang dilihat dari tes akhir pelajaran
matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Data Skunder
Data sekunder adalah data tentang keadaan awal siswa dan
jumlah siswa yang akan dijadikan populasi dan sampel penelitinnya
adalah nilai Ujian Tengah Semester (UTS) II matematika siswa kelas
VIII SMPN 17 Padang tahun Pelajaran 2016/2017 dan data yang
mengenai jumlah siswa yang menjadi populasi dan sampel dalam
penelitian ini.
b. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Seluruh siswa kelas VIII SMPN 17 Padang tahun Pelajaran
2016/2017 yang terpilih sebagai sampel untuk memperoleh data
primer.
2. Guru matematika VIII SMPN 17 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017.
3. Tata Usaha SMPN 17 Padang.
4. Wakil Kurikulum SMPN 17 Padang.
D. Prosedur Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapakan, perlu disusun
prosedur yang sistematis. Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi
menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan penyelesaian.
1. Tahap Persiapan

48

a. Meminta data awal populasi kelas VIII SMPN 17 Padang berupa Nilai
Ujian Tengah Semester (UTS) II matematika siswa kepada guru yang
bersangkutan.
b. Mengkonsultasikan

jadwal

penelitian

pada

guru

bidang

studi

matematika kelas VIII SMPN 17 Padang.
c. Menetapkan jadwal penelitian.
d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP), sebagai pedoman
dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran V. Dan untuk pedoman dalam proses
pembelajaran pada kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran VI.
e. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan bahan ajar yang sesuai degan
materi yang telah ditetapkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran VII.
f. Selanjutnya, RPP, Bahan Ajar, dan LKS diberikan kepada dosen dan
guru bidang studi matematika kelas VIII SMPN 17 Padang untuk
divalidasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah RPP, LKS dan
bahan ajar sudah layak dipakai.
g. Membuat kisi-kisi soal tes akhir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran X.
h. Menyiapakn soal tes akhirr yang diambil dari soal-soal uji coba dan
kunci jawabannya berdasarkan indikator yang sesuai dengan RPP yang

49

akan diberikan pada akhir pokok pembahasan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran XI.
2. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kedua kelas
sampel harus berdasarkan kepada Rencana Rancanagan Pembelajaran
(RPP). RPP harus disesuaikan dengan kurikulum yang sedang dipakai
disekolah pada saat sekarang ini, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Menurut Mulyasa (2007: 218) bahwa rencana
pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara sistematis, utuh dan
menyeluruh dengan kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran
yang aktual. Perencanaaan pelaksanaan pembelajaran kedua sampel dapat
dilihat pada tabel 3.8.
a. Kelas Eksperimen
Tabel 3.8
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Kegiatan Guru

Kegiatan siswa

Alokasi
waktu

Pendahuluan
a) Guru mengucapkan salam,
mengecek kesiapan belajar
siswa.
b) Guru membuka pelajaran
dengan membaca do’a dan surat
pendek secara bersama-sama.
c) Guru mengecek kehadiran
siswa.
d) Apersepsi: guru mengingatkan
kembali kepada siswa tentang
materi sebelumnya.
e) Motivasi: guru memberikan
motivasi mengenai pemanfaatan

a) Siswa menjawab salam guru
dan bersiap-siap untuk
belajar.
b) Siswa membaca do’a dan
surat pendek secara bersamasama.
c) Siswa mendengarkan guru
mengecek kehadiran.
d) Siswa mendengarkan
apersepsi yang disampaikan

10
menit

50

materi pada apersepsi, apabila
materi tersebut dikuasai dengan
baik, maka siswadiharapkan
dapat menjelaskan materi yang
telah diajarkan.
f) Menyampaikan dan menuliskan
judul materi yamg akan
dipelajari dipapan tulis.
g) Menyampaikan tujuan
pembelajaran.

Kegiatan Inti
Eksplorasi:
a) Meminta siswa mencari
informasi yang luas tentang
materi yang dipelajari.
b) Meminta siswa melakukan
curahan gagasan tentang materi
yang sedang dipelajari sebanyak
mungkin.
c) Memilih konsep-konsep utama
berkaitan dengan materi yang
dipelajari.
d) Mintalah siswa untuk mencoba
beberapa kali membuat suatu
gambar yang saling
berhubungan antar konsepkonsep.
Elaborasi:
e) Membimbing siswa melalui
pertanyaan-pertanyaan sehingga
siswa menemukan konsep dari
materi yang di pelajari.
f) Guru memberikan LKS pada
masing-masing siswa dan
berdiskusi dengan pasangannya.
g) Meminta siswa menampilkan
hasil diskusinya didepan kelas.

oleh guru.
e) Siswa mendengarkan dan
memperhatikan motivasi
yang diberikan oleh guru.

f) Mendengarkan dan menulis
materi pembelajran.
g) Memperhatikan dan
mendengarkan dengan baik.
.
a) Memperhatikan guru dan
meganalisis apa yang di
demostrasikan oleh guru.
b) Menjawab pertanyaan guru
secara berpasangan.

c) Mendiskusikan pertanyaan
secara berpasangan.
d) Siswa mengkomunikasikan
atau mempresentasikan
hasil dari dengan
pasangannya masingmasing dan
membandingkan dengan
pasangan yang lain.

e) Mengikuti diskusi kelas
dengan baik.
f) Mendengarkan dan
memperhatikan dengan
baik penjelasan dari guru.
g) Berdiskusi di depan kelas.
h) Mempresentasikan

60
menit

51

Konfirmasi:
h) Guru bersama-sama siswa
membahas jawaban dari soalsoal yang telah dikerjakan
oleh siswa.
i) Guru menjelaskan tentang halhal yang belum diketahui
siswa.
Penutup
a) Guru bersama siswa membuat
kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari.
b) Memberikan tugas rumah dan
meminta siswa membaca materi
yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
c) Mengakhiri pelajaran.

jawaban mereka secara
bergantian dan
memperhatikan teman yang
presentasi dan mengajukan
pertanyaan jika tidak
mengerti.

a) Siswa menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari.
b) Siswa mendengarkan
arahan guru untuk materi
pada pertemuan
selanjutnya.
c) Siswa berdoa bersama.

10
menit

b. Kelas Kontrol
Tabel 3.9
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
Kegiatan Guru

Kegiatan siswa

Alokasi
Waktu

Pendahuluan
a) Guru mengucapkan salam,
mengecek kesiapan belajar
siswa.
b) Guru membuka pelajaran
dengan membaca do’a dan surat
pendek secara bersama.
c) Guru mengecek kehadiran
siswa.
d) Apersepsi : guru mengingatkan
kembali kepada siswa tentang
materi yang telah di pelajari
sebelumnya.
e) Motivasi
: apabila materi
tersebut dikuasai dengan baik,

a) Siswa menjawab salam
guru dan mendengarkan
penjelasan guru.
b) Siswa membaca do’a dan
surat pendek secara
bersama-sama.
c) Siswa mendengarkan guru
mengecek kehadiran.
d) Siswa mendengarkan
apersepsi yang
disampaikan oleh guru.
e) Siswa mendengarkan
motivasi yang diberikan
oleh guru.

10
menit

52

maka siswadiharapkan dapat
memahaminya.
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
a) Guru memberikan stimulus
berupa pemberian materi oleh
guru kemudian mendiskusikan
materi tersebut dengan siswa.
b) Guru meminta siswa
mengkomunikasikan secara
lisan atau mempresentasikan
mengenai materi yang
diajarkan.

60
menit
a) Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru
mengenaibangun ruang sisi
datar yaitu kubus, balok,
prisma dan limas.
b) Siswa mengkomunikasikan
secara lisan atau
mempresentasikan
mengenai materi yang
sedang dipelajari.

Elaborasi:
c) Guru menjelaskan materi yang
diajarkan dengan contoh yang
mudah dipahami siswa.
d) Guru memberikan beberapa soal
latihan mengenai materi yang
diajarkan.
e) Guru bersama-sama siswa
membahas jawaban dari soalsoal latihan .
f) Guru memberikan soal latihan
mandiri kepada siswa.
Konfirmasi:
g) Guru menjelaskan tentang halhal yang belum diketahui siswa.

c) Siswa memperhatikan
pembahasan dari contoh
soal yang jelaskan oleh
guru.
d) Siswa mengerjakan soal
latihan yang di berikan
oleh guru.
e) Guru bersama-sama siswa
membahas jawaban dari
soal-soal latihan
f) Siswa mengerjakan soal
latihan mandiri yang
diberikan oleh guru.

g) Siswa menyimpulkan
tentang hal-hal yang belum
diketahui dengan bantuan
guru.
Penutup
a) Guru meminta siswa membuat
rangkuman dari materi yang
telah dipelajari.
b) Guru bersama siswa

a) Siswa membuat rangkuman
dari materi yang telah
dipelajari.
b) Siswa dan guru melakukan

10
menit

53

melakukan refleksi.
c) Guru meberikan pekerjaan
rumah (PR) berkaitan dengan
materi yang telah dipelajari.

refleksi.
c) Siswa mencatat pekerjaan
rumah (PR) yang diberikan
oleh guru.

Pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar
siswa. Ali Hamzah (2014: 15) mengatakan bahwa evaluasi adalah sarana
untuk mendapatkan informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan dan
pengolahan data. Proses ini dilakukan dengan melalui pengukuran, setelah
itu dilakukan penilaian dalam rangka mengkategorikan baik, sedang atau
kurang.
Evaluasi untuk aspek kognitif dikerjakan siswa secara individu
dalam waktu yang telah direncanakan. Evaluasi untuk aspek kognitif berupa
tes yang bertujuan untuk penguasaan siswa terhadap materi yang telah
diajarkan selama penelitian dan hasilnya digunakan untuk data penelitian.
3. Tahap Penyelesaian
Adapun hal-hal yang dilakukan pada tahap penyelesaian adalah:
a. Uji coba tes akhir pada kedua kelas sampel untuk melihat perbedaan
hasil belajar pada kedua kelas tersebut.
b. Mengolah data hasil yang diperoleh dari kedua kelas sampel.
c. Menarik kesimpulan dari hasil yang didapat sesuai dengan teknik aalisis
data yang digunakan.
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2010: 148) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang

54

diamati. Menurut Widoyoko (2015: 4) bahwa insstrumen penelitian merupakan
alat bantu yang digunakan oleh seorang peneliti untuk mengumpulkan data
penelitian dengan cara melakukan pengukuran.
Dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa tes
untuk mengukur tingkat kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
Instrumen tes hasil belajar yang digunakan berupa tes tertulis dalam bentuk
essay yang terdiri dari tiga buah soal pemahaman konsep yaitu nomor 1, 2, 3, 4
dan 5. Tes disusun berdasarkan kisi-kisi yang sesuai dengan indikator. Tes
hasil belajar berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan siswa. Untuk
mendapatkan tes yang baik maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penyusunan Tes
Tes yang diberikan adalah tes berbentuk tes essay. Sebelum soal tes
diberikan pada kedua kelas terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu mengetahui tingkat
kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran.
b. Membuat batasan masalah terhadap materi pelajaran yang akan
diuji.
c. Membuat kisi-kisi soal uji coba tes akhir dengan indikator
pemahaman konsep.
d. Menyusun butir-butir soal menjadi bentuk tes akhir yang akan
diujikan.
2. Validitas Tes

55

Validitas tes adalah tingkat ketepatan tes. Sukardi (2003: 121)
mengatakan bahwa suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tes
tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Seorang guru hendak
melakukan tes untuk melakukan penilaian apakah siswa dapat menguasai
pengetahuan yang telah diberi di dalam kelas. Arikunto (2007: 67)
mengemukakan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila
dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan meteri atau isi
pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu materi yang diajarkan tertera
dalam kurikulum maka validitas isi sering disebut juga dengan validitas
kurikuler.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa validitas isi
adalah penyesuaian antara soal yang diberikan

dengan materi yang

diajarkan. Karena tes disusun sesuai dengan kurikulum dan materi tersebut
telah diajarkan maka validitasnya adalah validitas isi. Untuk mengetahui
kualitas validitasnya dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Dari segi penyusunannya telah dipertimbangkan secara rasional
atau logis bahwa tes tersebut akan mengukur apa yang akan
diukur.
b. Validitas tes juga dapat dicapai dengan jalan membandingkan
hasil pengukuran tes-tes yang lain baik yang berasal dari guru
lain ataupun dengan tes yang sudah diketahui valid.
Rancangan tes disusun sesuai dengan indikator yang ada dalam
kurikulum dan materi yang diajarkan. Dalam validitas tes, soal-soal yang

56

telah disusun di berikan kepada beberapa ahli. Dalam hal ini diberikan
kepada guru matematika SMPN 17 Padang (Hj. Elfanita, S.Pd), dosen (Roza
Zaimil S.Pd.I, M.Pd dan Ronal Rifandi, S. Pd, M.Sc), pembimbing II (Yulia
M.Pd), Pembimbing I (Dr. Ahmad Sabri, M. Pd).
Lembar validasi soal uji coba dapat dilihat pada kisi-kisi ssoal uji
coba pada lampiran X.
3. Melaksanakan Uji Coba Tes
Hasil dari sutu penelitiaan akan dipercaya apabila data yang akurat
atau sudah memiliki indeks kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas yang
tinggi. Agar soal yang disusun memiliki kriteria soal yang baik maka soal
tersebut perlu diuji coba terlebih dahulu kemudian di analisis. Uji coba tes
di lakukan pada kels VIII.1 SMPN 17 Padang dan hasil tabulasi proporsi
jawaban uji coba tes akhir dapat dilihat pada lampiran XII.
4. Menganalisis Hasil Uji Coba Tes
Dalam malakukan analisis soal ada tiga hal yang perli diperhatikan,
yaitu:
a. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah
(Ali Hamzah, 2014: 259). Analisis butir soal digunakan untuk melihat
daya beda sehingga perlu dilakukan agar soal yang di buat berfungsi
dengan baik, bagii guru maupun siswa dalam proses pembelajaran yang
dilakukan. Daya beda soal ditentukan dengan mencari indeks pembeda

57

soal. Indeks pembeda soal merupakan angka yang menunjukkan
perbedaan kelompok tertinggi dan kelompok rendah. Cara menghitung
indeks pembeda soal menurut Prawironegoro (1985) adalah:
1) Data diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai terendah.
2) Untuk pembagian kelompok tinggi dan kelompok rendah.
nt = nr = 27% × N = n
Keterangan:
N= jumlah siswa pengikut tes
n = Banyak siswa kelompok skor tinggi atau rendah
3) Hitung derajat kebebasan (degress of freedom/ df) dengan rumus:
df = (nt - 1) + (nr - 1)
Keterangan :
nt = Banyak siswa kelompok skor tinggi
nr = Banyak siswa kelompok skor rendah
df = dk= Derajat kebebasan
Untuk mencari indeks pembeda soal gunakan rumus:
Ip =

Mt - Mr
∑X2t + ∑X2r
n(n - 1)

Keterangan:
Ip = Indeks pembeda soal
Mt = Rata-rata skor kelompok tinggi
Mr = Rata-rata skor kelompok rendah
∑X2r = jumlah kuadrat deviasi skor kelompok rendah
∑X2t = jumlah kuadrat deviasi skor kelompok tinggi
n = 27% × jumlah siswa yang ikut tes

58

Kriteria soal dikatakan mempunyai daya beda yang signifikan,
jika Ip hitung ≥ Ip tabel. Tabel yang digunakan yaitu tabel critical ratio
determinan signifikan of statistic, pada dk yang telah ditentukan yaitu:
dk = (nt - 1) + (nr - 1). Hasil analisis daya pembeda soal uji coba dapat
dilihat pada tabel 3.10 berikut:
Tabel 3.10
Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba
No
Soal
1
2
3
4
5

Ip
hitung
5.19
2.98
5.41
3.80
5.91

Ip
tabel
2.12
2.12
2.12
2.12
2.12

Keterangan

Keterangan

Klaifikasi

Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan

Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang

Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai

b. Indeks Kesukaran
Ali Hamzah (2014: 260) menjelaskan bahawa tingkat kesukaran
soal diperoleh dari perhitungan persentase siswa yang menjawab soal
benar. Jika semakin banyak siswa yang menjawab benar suatu soal
berarti soal tersebut mudah. Akan tetapi jika semakin banyak siswa yang
menjawab salah suatu soal maka semakin sukar soal tersebut.
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sulit. Menurut Prawironegoro (1985: 4) untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Ik =

Dt + Dr
2mn

× 100%

Keterangan:
Ik = indeks kesukaran soal

59

Dt = jumlah skor dari kelompok tinggi
Dr = jumlah skor dari kelompok rendah
m = skor setiap soal yang benar
n = 27% × N
N = Banyak peserta tes
Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat dilihat pade tabel 3.11 di
bawah ini:
Tabel 3.11
Kriteria Indeks Tingkat Kesukaran Soal
Indek Kesukaran
Kriteria
0% ≤ Ik ≤ 27%
Soal dinyatakan sukar
27% < Ik ≤ 73%
Soal dinyatakan sedang
73% < Ik ≤ 100%
Soal dinyatakan mudah
Sumber: Suryabrata (2003:104)
Berikut merupakan hasil analisis indeks keesukaran soal dapat
dilihat pada tabel 3.12, berikut ini:

Tabel 3.12
Hasil Analisis Indeks Kesukaran Soal Uji Coba
Ik
No. Soal
Keterangan
1
2
3
4
5

75.00%
92.36%
46.53%
69.91%
53.61%

Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang

Berdasarkan hasil analisi soal uji coba diperoleh bahwa soal
nomor 1 dan 2 memiliki kriteria soal mudah dan soal no 3, 4 dan 5
memiliki kriteria sedang. Perhitungan yang lebih jelas dapat dilihat pada
lampiran XIV.

60

c. Reliabilitas Tes
Reliabilitas tes menunjukkan bahwa suatu tes cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena tes
tersebut sudah baik. Menurut Arikunto (2010: 238) mengungkapkan
bahwa reliabilitas tes dapat dicari dengan rumus alpha, yaitu:
r11 =

∑σ2b

(k - 1)(1 - σ
k

2
b

Dengan: σ2b =

)

∑x2i -

∑σ2b
N

N

Keterangan:
r11 = Reliabiltas tes
∑σ2b = Banyak soal
2

σb

= Variansi total

= Jumlah yang ikut tes
N
= Banyak soal
k
2
∑x i = Jumlah skor tiap butir soal

Dengan kriteria harga r terdapat pada tabel 3.13 dibawah ini:
Tabel 3.13
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefesien Reliabilitas
Kriteria
Reliabilitas Sangat Tinggi
0,80 < r11 ฀ 1,00
0,60 < r11 ฀ 0,80

Reliabilitas Tinggi

0,40 < r11 ฀ 0,60

Reliabilitas Sedang

0,20 < r11 ฀ 0,40

Reliabilitas Rendah

0,00 < r11 ฀ 0,20

Reliabilitas Sangat Rendah

61

Dari

perhitungan

reliabilitas

soal

diperoleh

r11 = 0.62.

berdasarkan kriteria diatas, dapat disimpulkan bahwa soal uji coba
tersebut memiliki reliabilitas tinggi, sehingga memenuhi kriteria soal
yang baik. Perhitungan yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran XV.
d. Kualifikasi Soal
Setiap soal yang telah dianalisis perlu diklasifikasikan menjadi
soal yang tetap dipakai, direvisi atau dibuang. Menurut Prawironegoro
(1985: 16) tentang klasifikasi soal sebagi berikut:

Ip
Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan

Tabel 3.14
Klasifikasi Soal
Ik
0% < Ik μ2
Keterangan :
μ1= rata-rata kemampuan pemahamn konsep matematis siswa kelas
eksperimen
μ2=

rata-rata kemampuan pemahamn konsep matematis siswa kelas

kontrol.
Apabila data distribusi normal dan mempunyai variansi homogen
maka uji statistik yang digunakan menurut Sudjana (2005: 239):
x1 - x2

t=
s

1
n1

1

+n

2

dengan S =

(n1 - 1)S21 + (n2 - 1)S22
n1 + n2

69

Kriteria pengujian H0 diterima jika

thitung < ttabel dapat dilihat pada

daftar distribusi t dengan derajat kebebasan df = n1 + n2 - 2 dan peluang
(1 - α). Hipotesis nol ditolak jikathitung ≥ ttabel dilihat pada daftar
distribusi t dengan derajat kebebasan df = n1 + n2 - 2 pada taraf
signifikan 0.05.