Pemerintahan Demokratis dan Non Demokrat

Tugas Dasar-Dasar Ilmu Politik
“Take Home Test”

Aedeline Desyanti
170210130058

Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran

What is the definition of a non democratic government? identify and discuss components of non
democratic government!
Would you rank indonesia as high, low, or medium on democracy scale? explain your answer by
discussing indonesia in relation to each of the five components: participatory, pluralist,
protective, performance, and developmental of democracy!

Demokrasi
Pemerintahan non demokratis adalah pemerintahan dimana rakyat sama sekali tidak
dilibatkan dalam proses politik dan keputusan-keputusan dibuat dan berpusat pada pemerintah
pusat (sentralisasi). Pemerintah mempunyai kekuasaan yang mutlak atas warga negara dan tidak
seorangpun mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pemilu, pengambilan keputusan, dan lain

sebagainya. Dalam sistem ini, pemerintah sangat mendominasi segala aspek kehidupan rakyat.
Dalam sistem pemerintahan non demokratis, biasanya sebuah negara dikuasai oleh sekelompok
orang-orang yang berelasi militer, keluarga, dan bahkan partai yang dominan. 1
Berbeda dengan pemerintahan demokratis yang melibatkan rakyat di dalam masalah
politik dan proses pembuatan keputusan tanpa pandang etnis, budaya, ras, dan lain sebagainya. 2
Rakyat dapat menyuarakan pendapat dan setiap orang punya suara dalam masalah yang sedang
terjadi. Abraham Lincoln menyebut pemerintahan demokratis adalah pemerintahan yang dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jadi inti dari pemerintahan demokratis adalah partisipasi
rakyat yang ikut ambil andil dan pemerintahan yang menjunjung rasa demokrasi seutuhnya,
sebaliknya dengan pemerintahan yang non demokratis, rakyat tidak mempunyai andil dalam
mengikuti proses politik yang ada di dalam negara sendiri, jangankan andil, untuk masalah hak,
rakyat pun mutlak diatur oleh pemerintah negara.
Dalam komponen pemerintahan yang non demokratis bahwa yang terindikasi di dalam
sistem ini adalah partisipasi rakyat yang tidak diikut sertakan dan dituntut untuk tunduk atas
apapun keputusan negara. Lalu komponen berikutnya adalah tekanan yang dilakukan oleh
pemerintah kepada rakyat untuk tidak berbicara dan mengeluarkan pendapat secara bebas,
komponen yang ketiga ada performa/kinerja yang akan dilakukan untuk kesejahteraan rakyat
banyak walaupun harus mengambil jalan apapun, bisa diambil contoh sebuah revolusi
pemberontakan, maka pemerintah akan mengambil jalan kekerasan untuk mempertahankan
kedaulatan negara tanpa mendengar aspirasi. Lalu ada komponen pelaku pemerintahan negara

yang biasanya dikuasai oleh kelompok tertentu, bisa militer, partai, keluarga, bahkan
kepentingan individu. Yang terakhir adalah proses suksesi dalam peraturan pemerintahan politik
yang tidak jelas, terutama untuk orang luar (masyarakat), saat pemilihan umum tidak
1

Ellen, 2002, p.170. Analizing Politics : An Introduction to Political Science.

2

http://www.kurdishaspect.com/doc111809ns.html diakses pada Desember 4, 2013. 19.35.

diselenggarakan, pasti rakyat tidak tahu, seperti apa blackbox yang terjadi saat pergantian
kekuasaan karena pemerintah menutupi proses tersebut untuk orang luar/publik.
Indonesia adalah negara yang menganut demokrasi, adanya keikutsertaan masyarakat
Indonesia dalam pemilu merupakan satu contoh bahwa Indonesia sebagai negara yang
demokratis. Dalam skala tinggi, sedang, dan rendah, menurut saya demokrasi di Indonesia dalam
skala sedang, karena rakyat tidak sepenuhnya ikut campur dalam pengambilan keputusan,
kebijakan, dan dalam politik. Dan menurut saya, kita tidak bisa juga menyalahkan pemerintah
dan menuntut pemerintah untuk mengikutsertakan rakyat dalam pengambilan keputusan,
pembuatan kebijakan dan lain sebagainya karena kita tidak hidup di jaman Romawi kuno yang

rakyatnya hanya berjumlah ratusan, pemerintah tidak akan terlalu pusing untuk menganalisa
pendapat-pendapat rakyat dan wilayah atau tempat untuk berkumpul juga cukup untuk
menampung kapasitas rakyat tersebut. Kita tidak bisa menerapkan demokrasi yang seutuhnya,
terutama di Indonesia, dengan rakyat yang berjumlah 237.641.326 jiwa, yang mencakup mereka
yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 118.320.256 jiwa (49,79 %) dan di daerah
perdesaan sebanyak 119.321.070 jiwa (50,21 %) pada tahun 2010. 3 Dengan rakyat yang
jumlahnya sangat banyak tidaklah memungkinkan Indonesia untuk melakukan demokrasi
seutuhnya, dan oleh karena itu demokrasi Indonesia menggunakan demokrasi perwakilan.
Keberadaan dan aspirasi rakyat diwakili oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang dipilih sendiri oleh
rakyat dalam pemilihan caleg. Jika dikatakan pemerintah Indonesia adalah pemerintah yang
menganut demokrasi memang benar adanya, namun hanya dalam skala yang sedang, karena
demokrasi di Indonesia adalah demokrasi perwakilan. Hambatan-hambatan bisa saja terjadi
dalam sistem ini, terutama kepada wakil rakyat. Buruknya sistem ini adalah saat wakil rakyat
yang sudah dipilih oleh rakyat sendiri tidak mementingkan rakyatnya dan lebih mementingkan
kepentingan pribadi untuk memperkaya diri sendiri.
Demokrasi perwakilan dalam teori memang enak dan sedap untuk didengar, namun
dalam prakteknya, demokrasi perwakilan justru memicu suatu penyimpangan lewat politik, dan
menjadikan politik itu kotor. Yang menjadikan politik itu kotor bukanlah suatu esensi dasar dari
politik tersebut, melainkan aktor pelaku politik tersebut. Dan faktanya, di Indonesia yang
berskala sedang dalam demokrasi bukannya meningkatkan kinerja agar demokrasi yang sudah

tidak teresensi „langsung‟ itu pemerintah justru kebanyakan tidak memikirkan apa aspirasi rakyat
yang seharusnya menjadi tanggung jawab mereka karena sudah terpilih menjadi wakil rakyat.
Dalam komponen partisipasi, dalam segi keikutsertaan rakyat Indonesia, menurut saya
hanya 30% saja yang ikut berpartisipasi, dan bahkan itu kebanyakan harus bergabung dengan
salah satu partai politik agar bisa berdalih di kancah politik Indonesia. Sisanya menyebar, ada
yang golput, ada yang tidak tau, ada yang tidak peduli, dan bahkan ada yang menyerah karena
wakil rakyat hanya mementingkan diri sendiri, dan lain sebagainya. Memang hakikatnya
3

http://sp2010.bps.go.id/ diakses pada Desember 4, 2013. 20.13

demokrasi di Indonesia adalah demokrasi perwakilan, namun seharusnya memang bekerja secara
efektif. Kinerja wakil rakyat seharusnya bisa dimonitoring oleh kita sebagai rakyat yang memilih
mereka, dan jika mereka yang sudah terpilih menjadi wakil rakyat melakukan penyimpangan
seperti KKN, kasus suap, tidak sungguh-sungguh menjalani tugasnya sebagai wakil rakyat, kita
seharusnya bisa meminta pertanggungjawaban mereka, bagaimana bisa mereka saat kampanye
janjinya sangatlah gurih untuk didengar namun kenyataannya nihil.
Dalam komponen kemajemukan, di Indonesia ada 1.128 suku bangsa4, terdiri dari 5
agama besar, beragam pekerjaan, dan lain-lain. Kemajemukan tersebut membedakan proses
demokrasi di Indonesia dan bahkan mempengaruhi cara piker masyarakat Indonesia, contohnya

adanya partai politik yang berhaluan agama tertentu, partai politik dari golongan buruh, dan lain
sebagainya. Seperti dispesifikasikan partai tersebut untuk mewakilkan aspirasi dari masyarakat
Indonesia. Mungkin ini salah satu faktor mengapa partai politik di Indonesia sekarang mencapai
kurang lebih 20 partai, agar mewakili suatu pluralitas. Namun itu juga bisa menjadi suatu
perpecahan karena hanya mementingkan kepentingan pribadi.
Komponen keamanan, membicarakan tentang bagaimana hak rakyat dilindungi. Bila di
Amerika Serikat mereka punya Bill of Rights, Indonesia punya UUD yang menjadi dasar
perlindungan rasa aman untuk rakyat Indonesia. Bahkan tertuang dalam UUD pasal 28E ayat 3
“Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”,
menunjukkan bahwa rakyat Indonesia tidak boleh dibungkam oleh pemerintah yang merupakan
suatu itikat pemerintahan yang demokratis.
Komponen penyelenggaraan, di Indonesia penyelenggaraan pemerintahan demokrasi
sudah diterapkan hampir baik, karena saat ingin menuju baik, ada saja yang menodai, namun
uniknya seringkali yang menodai tersebut datang dari elemen partai politik. Kasus korupsi, kasus
suap, ada saja yang berasal dari partai politik. Bahkan, sebelum diadakannya pemilu 2014
mendatang, sudah ada saja dugaan kasus pelanggaran, seperti yang dilakukan oleh Sutiyoso,
yang diduga sudah mulai mengkampanyekan partai PKPI diluar jadwal dan didakwa melanggar
aturan kampanye oleh Jaksa Penuntut Umum di Pengadilan Negeri Semarang5. Politisi saja
melanggar, bagaimana rakyat harus menaruh kepercayaan kepada mereka, dalam komponen ini,
penyelenggaraan masih kurang efektif di Indonesia dikarenakan penyimpangan-penyimpangan

yang ada.
Komponen perkembangan, di Indonesia perkembangan demokrasi dan bagaimana
demokrasi itu tumbuh masih kurang. Karena sosialisasi politik di Indonesia tidak terlalu efektif
4

http://sp2010.bps.go.id/ dikutip oleh http://www.jpnn.com/index.php?id=57455&mib=berita.detail. Diakses
pada Desember 4,2013. 21.56.
5

http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/10/131021_kasus_pemilu_sutiyoso.shtml diakses pada
Desember 4, 2013. 21.58.

dilakukan, dan cenderung dilakukan hanya saat menjelang pemilu. Padahal tujuan utamanya
seharusnya agar rakyat Indonesia menjadi aktif berpartisipasi dalam masalah negara. Pengajaran
politik dan demokrasi juga hanya dilakukan dalam sekolah, universitas, dan tempat formal
lainnya untuk mengajarkan pluralism untuk memicu demokrasi yang baik dari generasi muda.
Jadi, Indonesia sebagai penganut pemerintahan yang demokratis harus menjunjung nilainilai demokrasi. Demokrasi perwakilan yang diterapkan di negara ini mengandung sisi positif
dan negatif. Dapat mewakili rakyat dikarenakan keadaan jumlah penduduk yang tidak
memungkinkan untuk melaksanakan demokrasi yang seutuhnya „langsung‟, namun dapat
menjadi arena bermain para wakil rakyat yang terkadang menyimpang dan yang seharusnya

menjalankan program kerja dari aspirasi dan pendapat rakyat. Komponen-komponen
pemerintahan yang demokratis jika terjalin satu sama lain yang melibatkan masyarakat dengan
pendapatnya dan pemerintahan yang baik akan menghasilkan demokrasi perwakilan yang sukses.
Wakil rakyat menjalankan kewajiban dengan baik, rakyat didengar aspirasinya, terasa baik untuk
didengar namun sulit untuk dilakukan, itulah persoalannya. Ada saja godaan untuk melakukan
hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh wakil rakyat yang dapat menyebabkan rakyat
Indonesia menjadi apatis dan akhirnya golput, alhasil demokrasi yang seharusnya bisa mencapai
pemerintahan yang baik menjadi sulit untuk dicapai.