Laporan Praktikum Mikrobiologi Daya Kerj

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
M I K ROBI OLOGI
(DAYA KERJA ANTIMIKROBA DAN OLIGODINAMIK)

Disusun oleh:

NAMA

:

LASINRANG ADITIA

NIM

:

60300112034

KELAS

:


BIOLOGI A

KELOMPOK

:

II (Dua)

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014

@Copyright Lasinrang Aditia

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Mikrobiologi dengan judul “Daya Kerja
Antimikroba dan Oligodinamik” yang disusun oleh:


Nama

: Lasinrang Aditia

Nim

: 60300112034

Kelas

: Biologi A

Kelmpok

: II (dua)

Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.

Samata-Gowa,


Desember 2014

Kordinator Asisten

Asisten

(Nabillah Purnawijaya)
6030111038

(Rahmania Sari)
60300111056

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

(Eka Sukmawaty, S.Si, M.Si)

@Copyright Lasinrang Aditia

A. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui cara
kerja pengujian antimikroba dan oligodinamik.
B. Dasar Teori
Mikrobiostatis menyatakan suatu keadaan mikroorganisme yang meskipun
masih hidup (viable) tetapi tidak mengadakan multiplikasi. Terjadinya keadaan
mikrobiostatis dapat disebabkan oleh pengaruh fisik seperti, pengeringan,
immobilitasi air sel dengan larutan yangtekanan osmotisnya tinggi, atau dengan
gabungan dari cara-cara tersebut. Mikrobiostatis kimia dan disenfeksi adalah dua
ungkapan yang perbedannya terletak pada apa yang diartikan dengan mematikan
secara cepat (yaitu disenfeksi) dan apa yang diartikan dengan mematikan secara
lambat (yaitu mikrobiostatis). Zat-zat kimia yang merupakan tipe umum dari
mikrobiostatis kimia terdiri dari tiga macam yaitu zat warna aniline, sulfonamide,
dan antibiotic (Irianto, 2006).
Suatu zat antibiotik kemoterapeutik yang idealnya hendaknya memiliki
sifat-sifat sebagai berikut: harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau
menghambat mikroorganisme patogen spesifik. Makin besar jumlah dan macam
mikroorganisme

yang


dipengaruhi

makin

baik.

Tidak

mengakibatkan

berkembangnya bentuk-bentuk resiten parasit. Tidak menimbulkan efek
sampingan yang tidak dikehendaki pada inang, seperti reaksi alergis, kerusakan
pada saraf, iritasi pada ginjal atau saluran gastrointestin. Tidak melenyapkan flora
mikroba normal pada inang (Pelczar, 1988).
Pada umumnya bakteri yang muda kurang daya tahannya terhadap
disenfektan dari pada bakteri yang tua. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya
disenfektan antara lain pekat encernya kosentrasi, kenaikan temperatur menambah
daya disenfektan, medium juga dapat menawarkan disenfektan. Susu, plasma
darah dan zat-zat lain yang serupa protein sering melindungi bakteri terhadap
pengaruh disenfektan tertentu. Beberapa disenfektan dan antiseptic, zat-zat yang

dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri dapat dibagi atas gram-

@Copyright Lasinrang Aditia

gram logam, fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis, formal dehida,
alkohol, yodium klor dan persenyawaan klor, zat warna, detergen, sulfona muda,
dan antibiotik (Dwidjoseputro, 2005).
Desinfektan adalah bahan kimia yang dapat digunakan untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Faktor utama yang menentukan bagaimana
desinfektan bekerja adalah kadar dan suhu desinfektan, waktu yang diberikan
kepada desinfektan untuk bekerja, jumlah dan tipe mikroorganisme yang ada, dan
keadaan bahan yang didesinfeksi. Jadi terlihat sejumlah faktor harus diperhatikan
untuk melaksanakan tugas sebaik mungkin dalam perangkat suasana yang ada.
Mekanisme kerja desinfektan mungkin beraneka dari satu desinfektan ke yang
lain. Akibatnya mungkin disebabkan oleh kerusakan pada membran sel atau oleh
tindakan pada protein sel atau pada gen yang khas yang berakibat kematian atau
mutasi (Volk dan Wheeler, 1993).
C. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai
berikut:

Hari/tanggal

: Kamis/04 Desember 2014

Waktu

: 10.30-12.30 WITA

Tempat

: Laboratorium Mikrobiologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa

D. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu batang pengaduk,
cawan petri, inkubator, ose bulat, pipet ukur, gegep, pinset, dan bunsen.
2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aluminium foil,
aquadest, kapas, label, Tetracycline, Ampicillin, Chloramphenicol, biakan

@Copyright Lasinrang Aditia

Escherichia coli, Stapylococcus aureus, Nutrient Agar (NA), Potato Dextrose
Agar (PDA), Logam perak 1000, Logam perak 100, Logam tembaga 100,
Logam tembaga 500 dan kertas cakram.
E. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Pengujian antibiotik dengan metode Kirby-Bauer
a) Menginokulasikan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus pada cawan
petri yang berisi media NA dengan goresan streak kontinu.
b) Menyiapkan masing-masing kertas cakram steril ke dalam larutan antibiotek
dengan konsentrasi Tetracycline 1,5 mg/ml, Ampicillin 2,5 mg/ml, dan
Chloramphenicol 1 mg/ml. Kemudian meniriskan kertas cakram tersebut.
c) Meletakkan dua kertas cakram pada permukaan media agar dengan
menggunakan pinset serta menekan dengan pinset agar kertas cakram benar
menempel pada agar.
d) Menginkubasi selama 24-48 jam dengan suhu 37ºC.

e) Mengukur diameter zona hambat atau zona bening yang terbentuk sekitar
kertas cakram kemudian membandingkan dengan tabel sensitivitas
antibiotik.
2. Pengujian pengaruh daya oligodinamik
1) Menginokulasikan Escherichia coli dan Stapylococcus aureus pada cawan
petri yang berisi media NA dengan streak kontinu.
2) Memijarkan uang logam kemudian mengangin-anginkannya sampai uang
logam tersebut dingin.
3) Meletakkan uang logam di atas permukaan media agar dengan pinset agar
uang logam benar menempel pada agar.
4) Menginkubasi selama 48 jam dengan suhu 37ºC.
5) Mengukur diameter zona hambat atau zona bening yang terbentuk sekitar
uang logam kemudian membandingkan dengan tabel sensitivitas antibiotik.

@Copyright Lasinrang Aditia

F. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Pengujianantibiotik dengan metode Kirby-Bauer
Zona bening (cm)

No.

Sampel

Escherichia coli

Staphylococcusaureus

Horizontal

Vertikal

Horizontal

Vertikal

1.

Tetracycline


1,9

1,4

1,9

3,6

2.

Ampicillin

2,1

1,0

-

-

3.

Chloramphenicol

-

-

2,5

2,3

4.

Kontrol

-

-

-

-

2. Pengujian pengaruh daya oligodinamik
Zona bening (cm)
Sampel

No.

Escherichia coli

Staphylococcusaureus

Horizontal

Vertikal

Horizontal

Vertikal

1.

Logam perak 1000

-

-

2,9

2,6

2.

Logam perak 100

-

-

-

-

3.

Logam tembaga 100

-

-

-

-

4.

Logam tembaga 500

-

-

-

-

G. Pembahasan
Antimikroba adalah suatu substansi (zat-zat) kimia yang diperoleh dari
atau di bentuk dan di hasilkan oleh mikroorganisme dan zat-zat itu dalam jumlah
yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme yang
lain. Antibiotik tersebar di alam dan memegang peran penting dalam mengatur
populasi mikroba dalam tanah, air, limbah dan kompos. Antibiotika berbeda
dalam susunan kimia dan cara kerjanya. Antiseptis merupakan proses pencegahan
infeksi dengan cara inaktivasi atau mematikan mikroorganisme dengan cara
kimia. Agen antiseptis disebut antiseptik.

@Copyright Lasinrang Aditia

Pada pengamatan ini, ada 2 jenis bakteri yang digunakan yaitu Escherichia
coli, dan Stapylococcus aureus, serta menggunakan bahan Tetracycline,
Ampicillin, dan Chloramphenicol. Adapun hasil yang diperoleh adalah pada
antimikroba yang menggunakan Tetracycline, zona bening Escherichia coli
adalah 1,9 horizontal dan 1,4 vertikal, Stapylococcus aureus adalah 1,9 horizontal
dan 3,6 vertikal. Pada antimikroba yang menggunakan Ampicillin, zona bening
Escherichia coli adalah 2,1 horizontal dan 1,0 vertikal, Stapylococcus aureus
adalah horizontal dan vertikal masing-masing tidak membentuk zona bening.
Terakhir pada antimikroba yang menggunakan Chloramphenicol, zona bening
Escherichia coli adalah horizontal dan vertikal masing-masing tidak membentuk
zona bening, Stapylococcus aureus adalah 2,5 horizontal dan 2,3 vertikal.
Kekuatan suatu antimikroba dapat dilihat dari seberapa besar zona bening yang
terbentuk akibat berdifusinya zat antibiotika tersebut. Antimikroba yang berbeda
memiliki laju difusi yang berbeda pula, karena itu keampuhan antimikroba satu
tidak sama dengan antimikroba yang lain.
Logam-logam berat berfungsi sebagai anti mikroba oleh karena itu dapat
mempresipitasikan enzim-enzim atau protein esensial dalam sel. Tetapi garam
dari logam berat ini mudah merusak kulit dan merusak alat-alat yang terbuat dari
logam. Oligodinamik adalah daya hambat atau kemampuan mematikan dari logam
terhadap makhluk hidup, sehingga variasi yang diberikan pada ujiini adalah
logam. Logam yang digunakan adalah uang logam.
Pada hasil pengamatan oligodinamik, Logam perak 1000, zona bening
Escherichia coli adalah horizontal dan vertikal masing-masing tidak membentuk
zona bening, Stapylococcus aureus adalah 2,9 horizontal dan 2,6 vertikal. Pada
Logam perak 100, zona bening Escherichia coli dan Stapylococcus aureus adalah
horizontal dan vertikal masing-masing tidak membentuk zona bening, begitupun
untuk uang logam selanjutnya. Di sini ada yang terbentuk zona bening karena
logam tersebut dapat mempresipitasikan enzim-enzim atau protein esensial dalam
sel sehingga mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri.

@Copyright Lasinrang Aditia

H. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah prinsip kerja antibiotik
sebagai antimikroba yaitu karena antibiotik merupakan suatu substansi (zat-zat)
kimia yang diperoleh dari atau di bentuk dan di hasilkan oleh mikroorganisme dan
zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan
mikroorganisme yang lain sedangkan prinsip kerja logam sebagai antimikroba
yaitu karena logam dapat mempresipitasikan enzim-enzim atau protein esensial
dalam sel sehingga mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan
bakteri. aktivitas anti mikroba yang dapat diamati secara langsung adalah
perkembangbiakannya. Oleh karena itu mikroba disebut mati jika tidak dapat
berkembang biak. Sedangkan untuk oligodinamik berperan sebagai daya hambat
atau mematikan dari logam terhadap makhluk hidup, sehingga variasi yang
diberikan pada uji ini adalah logam.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputo, D. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta, 2005.
Irianto, Koes. Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung: Wyrama Widya, 2006.
Pelczar. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1988.
Volk, A.W dan Wheeler, M.F. Mikrobiologi Dasar jilid1. Jakarta: Erlangga, 1993.

@Copyright Lasinrang Aditia

LAMPIRAN
A. Pengujian antibiotik dengan metode Kirby-Bauer
No

1.

2.

Sampel

Gambar

Chlorophenico ldan
kontrol

Tetracyline dan ampicilin

@Copyright Lasinrang Aditia

B. Pengujian pengaruh daya oligodinamik
No

Sampel

1.

Uang logam perak Rp.1000

2.

Uang logam perak Rp.100

3.

Uang logam kuning Rp.100

4.

Uang logam kuning Rp.500

Gambar

@Copyright Lasinrang Aditia