PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK

  PT BERLINA Tbk

DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR

   31 MARET 2012 DAN 2011, SERTA

  31 DESEMBER 2011

  PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR

31 MARET 2012 DAN 2011, SERTA 31 DESEMBER 2011 DAFTAR ISI

  Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2012 DAN 2011, SERTA 31 DESEMBER 2011 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

  1-2 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3-4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian

  5 Laporan Arus Kas Konsolidasian

  6 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian

  7

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 MARET 2012, DAN 31 DESEMBER 2011

  31 MARET 2012

  31 DESEMBER 2011 CATATAN (TIDAK DIAUDIT) (AUDIT) Rp Rp ASET ASET LANCAR

Kas dan setara kas 3c, 3f, 4 68.347.450.596 39.517.297.062

Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual - bersih 3h, 5 5.174.961.549 4.919.282.741

Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 52432333,0 (2012 dan 2011) 3c, 3i, 6 135.878.088.466 132.921.278.096

Piutang lain-lain 3c, 3i, 7 12.783.831.567 10.526.172.927

Persediaan - setelah dikurangi penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak sebesar Rp 1289727475,0 (2012), dan Rp 823442172,0 (2011) 3k, 3i, 8 98.065.138.926 93.563.208.605

  Uang muka pembelian 15.034.840.978 12.236.882.159

Pajak dibayar dimuka 3q, 9 224.751.613 291.841.944

  

Biaya dibayar dimuka 3l 3.681.529.800 3.975.546.570

Jumlah Aset Lancar 339.190.593.495 297.951.510.104

ASET TIDAK LANCAR

  Piutang kepada pihak hubungan istimewa - setelah dikurangin penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 3003135047,0 (2012), dan (2011) 3d, 10 2.254.700.001 2.254.700.001

Aset pajak tangguhan 3q, 27 2.270.650.968 2.115.748.903

  Beban tangguhan 27 1.539.345.445 1.539.345.445 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 322451098274,0 (2012) 3m, 3n, dan Rp 311116341933,0 (2011) 11, 17, 31 340.273.332.858 335.847.907.728

  Goodwill 3b, 12 1.597.299.409 1.597.299.409 Uang jaminan dan aset lain-lain

  1.640.294.989 2.657.289.610 Jumal Aset Tidak Lancar 349.575.623.670 346.012.291.096

JUMLAH ASET

  688.766.217.165 643.963.801.200 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN)

31 MARET 2012, DAN 31 DESEMBER 2011

  31 MARET 2012

  31 DESEMBER 2011 CATATAN (TIDAK DIAUDIT) (AUDIT) Rp Rp LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK

Hutang bank 3c, 14, 31 66.424.898.837 80.072.355.785

Hutang usaha 3c, 15 113.460.559.023 98.777.665.465

Hutang pajak 3q, 16 12.931.983.649 10.489.618.973

Hutang lain-lain 3c 4.073.667.712 4.295.800.345

Hutang pembelian aset tetap 3c, 13 36.773.698.322 41.848.128.495

Uang muka penjualan

  1.196.485.569 2.139.796.045 Biaya yang masih harus dibayar 16.113.999.515 11.922.995.700 Hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun:

  Hutang bank 3c, 14 40.896.899.388 32.105.280.804 Hutang sewa guna usaha 3c, 17 12.535.519.352 13.568.195.698

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 304.407.711.367 295.219.837.310

LIABILITAS JANGKA PANJANG

  Hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Hutang bank 3c, 14 76.635.000.000 56.563.212.729 Hutang sewa guna usaha 3c, 17 20.653.081.368 22.670.103.344

  

Liabilitas pajak tangguhan 3q, 27 1.145.039.554 1.363.227.764

Liabilitas imbalan pasca kerja 3p, 18 15.476.524.478 13.640.744.124

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 113.909.645.400 94.237.287.961

EKUITAS

  418.317.356.767,00 389.457.125.271,00 Pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp 250 per saham

  Modal dasar - 300.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor - 138.000.000 saham pada 31 Maret 2012, dan 31 Desember 2011 19 34.500.000.000 34.500.000.000 Tambahan modal disetor

  20 575.000.000 575.000.000 Saldo laba: Ditentukan penggunaannya 6.900.000.000 6.900.000.000 Belum ditentukan penggunaannya 193.901.907.769 180.284.674.860

  Komponen ekuitas lainnya 2, 3c, 3h, 21 11.279.041.978 10.436.357.548 Jumlah Pemilik Entitas Induk 247.155.949.747 232.696.032.408

Kepentingan nonpengendali 3b, 22 23.292.910.651 21.810.643.521

  Jumlah Ekuitas 270.448.860.398 254.506.675.929

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 688.766.217.165 643.963.801.200

  Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) UNTUK BULAN-BULAN YANG BERKAHIR PADA 31 MARET 2012 DAN 2011

  31 MARET 2012

  31 MARET 2011 CATATAN PERIODE 3 BULAN PERIODE 3 BULAN Rp Rp

PENJUALAN BERSIH 3o, 24 204.626.411.590 152.205.064.452

BEBAN POKOK PENJUALAN 3o, 25 (157.488.286.771) (121.927.718.286)

LABA KOTOR

  47.138.124.819 30.277.346.166 BEBAN USAHA 3o, 26

  Penjualan (5.602.132.181) (4.877.610.691) Umum dan administrasi

  (13.763.937.092) (13.455.365.196) Jumlah Beban Usaha (19.366.069.273) (18.332.975.887)

LABA USAHA

  27.772.055.546 11.944.370.279

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

  

Penghasilan bunga 3o 80.677.669 62.354.910

  • Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap 3m, 3o, 11 8.820.000

    Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih 3c, 3o (1.888.552.516) 1.151.772.528

    Beban bunga dan keuangan 3o, 27 (6.854.778.772) (5.208.856.693)

    Lain-lain - bersih 3o 959.106.083 1.106.843.688

    Jumlah Beban Lain-lain - Bersih (7.703.547.536) (2.879.065.567)

LABA SEBELUM PAJAK LABA SEBELUM PAJAK

  20.068.508.010 20.068.508.010 9.065.304.712 9.065.304.712 MANFAAT (BEBAN) PAJAK 3q, 28

  Pajak kini (5.365.969.215) (2.898.177.825) Pajak tangguhan

  373.090.275 (1.029.552.454) Manfaat (Beban) Pajak (4.992.878.940) (3.927.730.279)

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 15.075.629.070 5.137.574.433

  Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) (LANJUTAN) UNTUK BULAN-BULAN YANG BERKAHIR PADA 31 MARET 2012 DAN 2011

  31 MARET 2012

  31 MARET 2011 CATATAN PERIODE 3 BULAN PERIODE 3 BULAN Rp Rp

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA: 2, 21, 22

  Keuntungan (kerugian) belum terealisasi dari pemilikan efek 244.464.894 (101.936.793) Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 622.090.504 (1.234.159.340)

  Pendapatan Komprehensif Lain Tahun Berjalan Setelah Pajak 866.555.398 (1.336.096.133)

LABA BERSIH KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 15.942.184.468 3.801.478.300

  Laba yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 3b 13.617.232.909 4.596.172.615

Kepentingan nonpengendali 3b 1.458.396.162 541.401.818

  15.075.629.071 5.137.574.433 Laba bersih komprehensif yang dapat diatribusikan kepada:

  

Pemilik entitas induk 3b 14.459.917.339 3.237.334.020

Kepentingan nonpengendali 3b, 22 1.482.267.130 564.144.280

15.942.184.469 3.801.478.300

  LABA PER SAHAM 3r, 29

  99

  33 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

  PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) UNTUK BULAN-BULAN YANG BERKAHIR PADA 31 MARET 2012 DAN 2011 Pemilik Entitas Induk Keuntungan Saldo laba (kerugian) belum Selisih kurs Tambahan Ditentukan Belum ditentukan direalisasi dari karena penjabaran Kepentingan Total Catatan Modal disetor modal disetor penggunaannya penggunaannya pemilikan efek laporan keuangan Total nonpengendali Ekuitas Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo per 1 Januari 2011 34.500.000.000 575.000.000 5.290.411.041 154.286.664.834 (181.871.611) 6.949.704.402 201.419.908.666 22.543.705.891 223.963.614.557

Perubahan Ekuitas pada tahun 2011: Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 21,22

  4.596.172.615 (124.679.255) (1.234.159.340) 3.237.334.020 564.144.280 3.801.478.300

Saldo per 31 Maret 2011 34.500.000.000 575.000.000 5.290.411.041 158.882.837.449 (306.550.866) 5.715.545.062 204.657.242.686 23.107.850.171 227.765.092.857

Saldo per 1 Januari 2012 34.500.000.000 575.000.000 6.900.000.000 180.284.674.860 110.401.828 10.325.955.720 232.696.032.408 21.810.643.521 254.506.675.929

Perubahan Ekuitas pada tahun 2012: Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 21,22

  13.617.232.909 220.593.926 622.090.504 14.459.917.339 1.482.267.130 15.942.184.469

Saldo per 31 Maret 2012 34.500.000.000 575.000.000 6.900.000.000 193.901.907.769 330.995.754 10.948.046.224 247.155.949.747 23.292.910.651 270.448.860.398

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

  

5

LAPORAN ARUS KAS (TIDAK DIAUDIT) UNTUK BULAN-BULAN YANG BERKAHIR PADA 31 MARET 2012 DAN 2011

  31 MARET 2012

  31 MARET 2011 Rp Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 201.026.413.089 137.032.124.429

Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (160.389.312.656) (140.352.192.469)

Kas dihasilkan dari operasi

  40.637.100.433 (3.320.068.040)

Pembayaran bunga dan beban keuangan (7.661.323.684) (5.864.180.934)

Pembayaran pajak penghasilan

  (2.525.942.363) (2.006.356.494)

Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi 30.449.834.386 (11.190.605.468)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan Efek

  100.000.000 - Pendapatan bunga 80.677.669 62.354.910

  • Hasil penjualan aset tetap

  8.820.000 Perolehan aset tetap (4.148.791.174) (10.813.463.682)

Kenaikan uang muka pembelian aset tetap (8.051.207.182) (8.597.275.796)

  

Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (12.119.320.687) (19.239.564.568)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman bank

  118.484.433.241 166.604.796.832 Pembayaran pinjaman bank (104.057.080.165) (155.294.055.137)

Pembayaran hutang sewa guna usaha Pembayaran hutang sewa guna usaha (3.481.013.359) (3.481.013.359) (1.890.734.510) (1.890.734.510)

  

Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan 10.946.339.717 9.420.007.185

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 29.276.853.416 (21.010.162.851)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 39.517.297.061 41.505.927.942

  Perubahan kurs mata uang asing (446.699.881) (351.854.699)

  

TOTAL KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 68.347.450.596 20.143.910.392

PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Penambahan aset tetap melalui: Hutang pembelian aset

  1.564.295.241 1.264.516.704 Uang muka tahun lalu 7.951.894.811 16.177.302.817 Penurunan nilai aset tetap melalui:

  Penghapusbukuan

  • (54.103.467) Penambahan (penurunan) investasi sementara melalui: Bunga dan dividen

  13.913 1.789.139 Keuntungan (kerugian) belum realisasi 244.464.894 (101.936.793) Keuntungan (kerugian) selisih kurs yang belum terealisasi 11.200.000 (28.200.000) Penambahan (penurunan) hutang bank melalui Kerugian (keuntungan) selisih kurs yang belum terealisasi 788.595.829 (1.132.462.036) Penambahan (penurunan) hutang sewa guna usaha melalui Kerugian (keuntungan) selisih kurs yang belum terealisasi 431.315.037 (698.246.322) Penambahan hutang sewa guna usaha melalui

  • Pembiayaan langsung

  11.306.010.855

LAPORAN ARUS KAS (TIDAK DIAUDIT) UNTUK BULAN-BULAN YANG BERKAHIR PADA 31 MARET 2012 DAN 2011

  31 MARET 2012

  31 MARET 2011 Rp Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 201.026.413.089 137.032.124.429

Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (160.389.312.656) (140.352.192.469)

Kas dihasilkan dari operasi

  40.637.100.433 (3.320.068.040)

Pembayaran bunga dan beban keuangan (7.661.323.684) (5.864.180.934)

Pembayaran pajak penghasilan

  (2.525.942.363) (2.006.356.494)

Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi 30.449.834.386 (11.190.605.468)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan Efek

  100.000.000 - Pendapatan bunga 80.677.669 62.354.910

  • Hasil penjualan aset tetap

  8.820.000 Perolehan aset tetap (4.148.791.174) (10.813.463.682)

Kenaikan uang muka pembelian aset tetap (8.051.207.182) (8.597.275.796)

  

Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (12.119.320.687) (19.239.564.568)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman bank

  118.484.433.241 166.604.796.832 Pembayaran pinjaman bank (104.057.080.165) (155.294.055.137)

Pembayaran hutang sewa guna usaha Pembayaran hutang sewa guna usaha (3.481.013.359) (3.481.013.359) (1.890.734.510) (1.890.734.510)

  

Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan 10.946.339.717 9.420.007.185

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 29.276.853.416 (21.010.162.851)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 39.517.297.061 41.505.927.942

  Perubahan kurs mata uang asing (446.699.881) (351.854.699)

  

TOTAL KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 68.347.450.596 20.143.910.392

PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Penambahan aset tetap melalui: Hutang pembelian aset

  1.564.295.241 1.264.516.704 Uang muka tahun lalu 7.951.894.811 16.177.302.817 Penurunan nilai aset tetap melalui:

  Penghapusbukuan

  • (54.103.467) Penambahan (penurunan) investasi sementara melalui: Bunga dan dividen

  13.913 1.789.139 Keuntungan (kerugian) belum realisasi 244.464.894 (101.936.793) Keuntungan (kerugian) selisih kurs yang belum terealisasi 11.200.000 (28.200.000) Penambahan (penurunan) hutang bank melalui Kerugian (keuntungan) selisih kurs yang belum terealisasi 788.595.829 (1.132.462.036) Penambahan (penurunan) hutang sewa guna usaha melalui Kerugian (keuntungan) selisih kurs yang belum terealisasi 431.315.037 (698.246.322) Penambahan hutang sewa guna usaha melalui

  • Pembiayaan langsung

  11.306.010.855 SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT)

  a. Pendirian dan Informasi Umum PT Berlina Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-undang No. 12 tahun 1970 dan perubahan yang terakhir Undang-undang No. 25 tahun 2007, berdasarkan akta No. 35 tanggal 18 Agustus 1969 dari Julian Nimrod Siregar Gelar Mangaradja Namora S.H, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A. 5/423/18 tanggal 12 Desember 1973 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1977.

  Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris No. 14 tanggal 4 Juli 2008 dari Dyah Ambarwaty Setyoso. S.H, notaris di Surabaya. Mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. AHU-93754.AH.01.02. tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 serta diumumkan dalam lembaran Berita Negara No. 92 tanggal 16 Nopember 2010. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Tifa Lt. 5, JI. Kuningan Barat 26, Jakarta Selatan. Berdasarkan Akta No. 9 tanggal 24 Juni 2011, keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kantor pusat Perusahaan dipindahkan ke Jl. Jababeka Raya Blok E No. 12- 17, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Perusahaan mempunyai pabrik yang berlokasi di Pandaan (Jawa Timur), Tangerang (Banten) dan Cikarang (Jawa Barat).

  Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri plastik dan industri lainnya yang menggunakan bahan pokok plastik dan fiber glass. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1970. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri.

  Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata 641 karyawan tahun 2012 dan 2011. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) yang dimiliki PT. Dwi Satrya Utama. Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tertanggal 19 Nopember 2010 yang mana telah di notarialkan oleh Notaris Dyah Guntari, SH dengan akte No. 8, maka susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

  2012 2011 Presiden Komisaris : Lisjanto Tjiptobiantoro Lisjanto Tjiptobiantoro Komisaris : Oei Han Tjhim Oei Han Tjhim Komisaris Independen : Tjipto Surjanto Tjipto Surjanto

  Antonius Hanifah Komala Antonius Hanifah Komala Presiden Direktur : Lim Eng Khim Lim Eng Khim

Direktur : Lukman Sidharta Lukman Sidharta

Lioe Cu Ling

  Pada tanggal 6 Oktober 2011, Lioe Cu Ling telah mengundurkan diri sebagai Direktur Perusahaan. SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) Pada tanggal 19 Juni 2009, Dewan Komisaris telah menyetujui pembentukan Komite Audit.

  Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011, susunan Komite Audit sebagai berikut :

  2012 2011

Ketua : Tjipto Surjanto Tjipto Surjanto

Anggota : Oei Wahyu Soetjahya Kusuma Rudy Kurniawan

Hady Maria Sari Liana

  Pada tanggal 31 Agustus 2010, Rudy Kurniawan telah mengundurkan diri sebagai anggota Komite Audit Perusahaan dan telah digantikan oleh Oei Wahyu Soetjahya Kusuma. Pada tanggal 1 April 2011, Maria Sari Liana telah mengundurkan diri sebagai anggota Komite Audit Perusahaan dan telah digantikan oleh Hady.

  b. Entitas Anak Perusahaan memiliki saham Entitas Anak sebagai berikut :

  Tahun Operasi Persentase Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha Komersial Pemilikan Jumlah Aset Sebelum Eleminasi 2012 2011

  31 Maret 2012

  31 Desember 2011 Rp Rp PT Lamipak Primula Sidoarjo, Jawa Industri laminasi plastik 1986 70% 70% 153.579.481.276 146.194.297.196 Indonesia (LPI) Timur dan kemasan Hefei Paragon Plastic Hefei, China Industri botol & cap plastik 2004 100% 100% 197.305.060.260 171.948.059.930 Packaging Co. Ltd. (HPPP) dan sikat gigi Berlina Singapore Pte. Ltd. Singapura, Industri plastik dan - 100% 100% 145.061.934 149.071.082 (BPL) Singapura perdagangan umum

  Pada tanggal 20 Januari 2009, Perusahaan mendirikan Berlina Pte Ltd. Singapura (BPL) dengan kepemilikan 100%.

  c. Penawaran Umum Saham Perusahaan Saham Pada tanggal 12 September 1989, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan dengan suratnya No. SI-048/SHM/MK-10/1989, untuk melakukan penawaran umum atas saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 15 Nopember 1989 saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 21 Juni 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. 0154/PM/1993, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 17.250.000 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Juli 1993.

  Pada tanggal 7 Agustus 2008, Perusahaan menetapkan pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 500 per saham menjadi Rp 250 per saham. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan

  31 Desember 2011, seluruh saham Perusahaan sejumlah 138.000.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.

  SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

  INTERPRETASI STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)

  a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan

  Pada tahun berjalan, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:

  • PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan
  • PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas
  • PSAK 3 (revisi 2010): Laporan Keuangan Interim
  • PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
  • PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi
  • PSAK 7 (revisi 2010): Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi
  • PSAK 8 (revisi 2010): Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
  • PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
  • PSAK 15 (revisi 2009): Investasi pada Entitas Asosiasi
  • PSAK 19 (revisi 2010): Aset Takberwujud
  • PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis
  • PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan
  • PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan

  Kesalahan

  • PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset
  • PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
  • PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang

  Dihentikan

  • ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
  • ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purna Operasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa
  • ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan
  • ISAK 11: Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
  • ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
  • ISAK 14: Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web
  • ISAK 17: Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai

  b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan

  Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012:

  • PSAK No. 10 (Revisi 2010): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
  • PSAK No. 13: Properti Investasi
  • PSAK No. 16: Aset Tetap
  • PSAK No. 24 (Revisi 2010): Imbalan Kerja
  • PSAK No. 26: Biaya Pinjaman
  • PSAK No. 28: Akuntansi Asuransi Kerugian
  • PSAK No. 30: Sewa
  • PSAK No. 33: Aktivitas Pengelupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum
  • PSAK No. 34 (Revisi 2010): Akuntansi Kontrak Konstruksi
  • PSAK No. 46 (Revisi 2010): Akuntansi Pajak Penghasilan
  • PSAK No. 50 (Revisi 2010): Instrumen Keuangan:Penyajian
SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) PSAK No. 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

  • PSAK No. 56: Laba per Saham
  • PSAK No. 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan
  • PSAK No. 62: Kontrak Asuransi
  • PSAK No. 64: Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
  • ISAK No. 15: Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan
  • Interaksinya

  ISAK No. 16: Perjanjian Konsesi Jasa

  • ISAK No. 20: Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para
  • Pemegang Saham

  ISAK No. 22: Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan

  • ISAK No. 23: Sewa Operasi – Insentif
  • ISAK No. 24: Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk
  • Legal Sewa

  ISAK No.25: Hak atas Tanah

  • ISAK No. 26: Penilaian Ulang Derivative Melekat
  • PPSAK No.11: Pencabutan PSAK No.39 (Akuntansi Kerjasama Operasi)
  • Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional ( ).

  International Financial Reporting Standards

  Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan konsolidasian.

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI

  Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah seperti dijabarkan di bawah ini: a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

  Laporan keuangan konsolidasian ini telah disusun sesuai dengan menggunakan prinsip dan praktek pelaporan akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G7. tanggal 13 Maret 2000, dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bapepam bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.

  Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp), dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing- masing akun tersebut.

  Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (

  direct-

  ) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan

  method pendanaan.

  Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: Nilai aset dan liabilitas dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi - pada tanggal laporan keuangan konsolidasian.

  • Jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

  b. Prinsip-prinsip Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (Entitas Anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan keuangan dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk Perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak lebih dari 50% hak suara.

  Pada saat akuisisi, aset dan liabilitas Entitas Anak diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi diakui sebagai dan diamortisasi dengan

  goodwill

  mengunakan metode garis lurus selama 10-20 tahun karena aset Entitas Anak dapat memberikan manfaat kepada Perusahaan selama masa tersebut. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 ( ) “Kombinasi

  Revisi 2010

  bisnis”, yang diperoleh dari kombinasi bisnis sebelum 1 Januari 2011 untuk dihentikan

  goodwill amortisasinya sejak awal tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011.

  Kepentingan nonpengendali (dahulu disebut Hak minoritas) terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi bagian minoritas yang melibihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.

  Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan Entitas Anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan. Seluruh transaksi, saldo, penghasilan dan beban antar perusahaan dieliminasi saat konsolidasi.

  c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan LPI, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi- transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal Laporan Posisi Keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun yang bersangkutan.

  Pembukuan HPPP diselenggarakan dalam mata uang Renminbi China (Rmb) dan BPL dalam mata uang Dolar Singapura (SGD). Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas HPPP dan BPL pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (dahulu neraca) dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal Laporan Posisi Keuangan. Penambahan dan pelepasan aset tetap dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs rata-rata. Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata pada tahun yang bersangkutan. Penyesuaian selisih kurs karena penjabaran tersebut disajikan sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lainnya dan komponen ekuitas lainnya. SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan)

  d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Dalam menjalankan aktivitas operasinya, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi.

  Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 ( 2010)

  Revisi

  “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang berelasi sebagai berikut: 1) Perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan

  Perusahaan pelapor (termasuk dan );

  holding companies, subsidiaries fellow subsidiaries

  2) Perusahaan asosiasi; 3) Perorangan yang memiliki baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan pelapor);

  4) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan pelapor, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

  5) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) dan (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan pelapor. Semua transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.

  e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Efektif mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, PSAK No. 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pegukuran”, yang menggantikan PSAK 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”.

  PSAK 50 (Revisi 2006), berisi persyaratan penyajian dari instrument keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrument keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) keuangan, liabilitas keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non- keuangan. SAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrument keuangan pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

  1. Aset Keuangan Pengakuan awal Aset keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVPL), pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo (HTM), atau aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS), mana yang sesuai.

  Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode keuangan. Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada FVPL, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

  Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku dipasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

  Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak meliputi kas dan setara kas, piutang lainnya dan aset keuangan lancar dan tidak lancar lainnya. Pengakuan setelah pengakuan awal Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:

  • Pinjaman yang diberikan dan piutang

  Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai harga di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi ( amortized cost ) dengan menggunakan metode suku bunga efektif ( ). Keuntungan

  effective interest rate

  dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi. Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, piutang pihak berelasi, aset keuangan lancar lainnya, piutang jangka panjang dan aset keuangan tidak lancar lainnya Perusahaan termasuk dalam kategori ini.

  2. Liabilitas Keuangan Pengakuan awal Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan hutang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrument lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar FVPL dan, dalam hal pinjaman dan hutang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) hutang pajak, hutang pembelian aset tetap dan hutang lainnya, biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang, hutang pihak berelasi, instrumen keuangan derivatif dan liabilitas keuangan lancar dan tidak lancar lainnya. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut :

  • Pinjaman dan hutang

  Setelah pengakuan awal, pinjaman dan hutang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

  3. Saling hapus dari instrument keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam Laporan Posisi Keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan.

  4. Nilai wajar instrument keuangan Nilai wajar instrument keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang berkeinginan dan memahami (

  recent arm’s length

  ); penggunaan nilai wajar terkini instrument lain yang secara

  market transactions substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain.

  Penyesuaian Risiko Kredit Perusahaan dan Entitas Anak menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak lawan antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Perusahaan dan Entitas Anak terkait dengan instrument harus diperhitungkan.

  5. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan Amortisasi atas biaya perolehan dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premi atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

  6. Penurunan nilai dari aset keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka mereka memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan secara kolektif. Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan dan piutang yang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunanaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga efektif aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan penyisihan terkait, akan dihapuskan pada saat tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Perusahaan dan Entitas Anak. Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika penghapusan kemudian dipulihkan, maka pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

  7. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan Aset Keuangan Aset keuangan (atau nama yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat:

  (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian “ ”; dan

  pass-through

  baik (a) Perusahaan telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.

  Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

  Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing- masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi. SERTA 31 DESEMBER 2011 (DIAUDIT) (Lanjutan) Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, cerukan ( ) dan semua investasi yang

  bank overdraft

  jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

  g. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontijensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

  h. Investasi Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya.

  Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas sampai pada saat efek tersebut dijual atau telah terjadi penurunan nilai. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas dibebankan dalam laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.

  Efek yang tersedia untuk dijual yang dimiliki sementara disajikan sebagai investasi sementara. Untuk menghitung laba atau rugi komprehensif konsolidasian yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang. i. Piutang Usaha

  Piutang usaha disajikan sebesar jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih. j. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu