BAB II - BAB II PAk.doc

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL SERTA PENGAJUAN HIPOTESI II. Kerangka Teoritis II.1 Pendidikan Agama kristen ( PAK) 2.1

  1 Pengertian Pendidikan Agama Kristen (PAK0 Agar dimengerti apa yang dimaksud dengan pengertian Pendidikan

  Agama Kristen, sebaiknya terlebih dahulumemelihat apa yang dimaksud dengan istilah Pendidikan Agama Kristen berasal dari bahasa inggris Chistian Education.

  Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai “Pendidikan Agama Kristen” karena istilah Pendidikan Agama Kristen mempunyai arti yang agak berbeda dengan istilah “Pendidikan Kristen’ . Pendidikan Kristen dalam bahasa Indonesia menunjuk pada pengajaran biasanya diberikan dalam suasana Kristiani, namun dapat juga diartikan sekolah-sekolah yang dijalankan oleh gereja atau organisasi atau yayasan Kristen. Istilah Pendidikan Agama Kristen dibedakan dengan Pendidikan (PK) karena Pendidikan Agama Kristen merupakan yang berporos pada pribadi Tuhan Yesus Kristus dan Alkitab ( firman Allah) sebagai dasar atau sumber acuannya.

  Untuk memberikan gambaran tentang pengertian Pendidikan Agama Kristen, berikut ini diuraikan beberapa pandangan tokoh dan lembaga gereja.

  1. Hieronimus mengatakan PAK adalah pendidikan yang tujuannya mendidikan jiwa sehingga menjadi “ bait Tuhan”. Haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang disurga adalah sempurna (Mat

  2. Agustinus mengatakan PAK adalah Pendidikan yang bertujuan mengajar orang supaya melihat Allah “dengan hidup bahagia”.

  Dalam pendidikan ini para pelajar sudah diajar secara lengkap dari ayat pertama kitab kejadian “ pada mulanya Allah menciptan langit dan bumi”.

  Samapi arti penciptaan itu pada masa gereja sekolah ini. Pelajaran difokuskan pada perbuatan Allah.

  3. Jhon Calvin mengatakan PAK adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua putra- putri gereja agar mereka.

  a. Terlihat dalam penelaahan Alkitab secara cerdas. Sebagaimana dengan bimbingan Roh Kudus.

  b. Mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan gereja

  c. Diperlengkapi untuk memilih cara-cara mengarahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggung jawab dibawah kedaulatan Allah demi kemulianNya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dalam Yesus Kristus.

  Setelah diketahui arti dari pengertian, maka dapatlah dikatakan apa yang dimaksud dengan “penngertian Pendidikan Agama Kristen”, yuiti bagaimana Pendidikan Agama Kristen dapat dipahami dalam kehidupan sebagai makhluk yang beragama dan beriman bukan sebatas pengusaan materi saja tetapi dapa muwujukan/melakoninya di dalam gerak kehidupan sehari-hari sebagai bukti dari pemahamanya terhadap Pendidikan Agama Kristen Kristen (PAK).

  Pengertian Pendidikan adalah sesuatu perbuatan yang sengaja oleh orang dewasa terhadap yang belum dewasa. Dalam bukunya yang berjudul: “Tinjauan Pendidikan Humaniora” menyatakan sebagai berikut:

  “Mendidik berarti membantu seseorang kepada kedewasaan, dipahami sebagai tahap hidup manusia ketika dia dapat dengan bebas bertindak dan bersikap secara bertanggung jawab dalam kesetiaan dengan sesamanya, maka mendidik itu lebih luas dari mengajar karena mendidik adalah pemanusiaan. Dalam pengertiannya yang kaya ini, mendidik adalah membentuk seseorang untuk menagkap nilai-nilai hidup manusia dan mewartakannya”.

  Pendidikan dalam arti luas meliputi semua perbuatan adan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya serta ketrampilan orang menanamkan ini juga “mengalihkan’ kebudayaan dalam bahasa belanda (Culturoverdracht)kepad generasi muda sebagai usaha menyiapkan agr dapat memenuhi fungsi hidupnya jasmaniah maupun rohani. Dalam arti ini sampai tingkat tertentu dikatakan. Bahwa binatang yang melatih anaknya untuk dapat berdiri sendiri juga “mendidik anakya”. Tetapi pada manusia masih ada satu faktor penting yaitu adanya rasa tanggung jawab dalam hubungan ini maka pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk membawa sianak yang belum dewasa ketingkat kedewasaan dalam arti sadar dan mampu memikul tanggung jawab atas segala perbuatanya. Secara moril dapat pula dikatakan, bahwa pendidikan itu adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan sianak kedewasaan yang selalu diartikan mampu memikul tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. Pendidikan tentang Pendidikan Nasional dari Ki Hajar Dewantara adalah:

  Pendidikan Nasional dalam UU No. 20 Tahun 2003 bertujuan membentuk manuia yang berpotensi, beriman,cakap, terampil kratif, berahklak mulia dan mandiri.

  Dari kutipan tersebut di atas dapat di katakan bahwa pendidikan itu bersifat usaha yang dilakuan dengan sengaja, dan intinya mengarah kepada pengembangan kepribadian dan kemampuan manusia. Dengan demikian tingkat kedewasaan yang dicapai oleh seseorang tergantung pada proses pemberian bimbingan dan pendidikan oleh lingkunganya .

  Jika hal tersebut di atas dirangkaikan ngan Agama Kristen dalam hal ini Pendidikan Agama Kristen (PAK) yang adalah usaha sadar (sengaja) dilakukan untuk mengembangkan kpribadian dan kemampuan manusia menurut ajaran dan iman Kristiani. Jika sasaran yang ditinjau adalah kepribadian seseorang maka ia dapat berkembang dan mampu melakukan perintah Allah di dalam hidupnyasecara dewasa dan bertanggung jawab.

  PAK adalah Pendidikan Agama Kristen yang sarat dengan niai-nilai kristiani yang bersumber dari Alkitab. Dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Agama Kristen” mengungkapkan:

  Pendidikan Agama Kristen berpangunkal kepada persekutuan umat Tuhan di dalam perjanjian Lama, jadi pada hakekatnya dasar-dasar Pendidikan Agama Kristen sudah terdapat dalam sejarah suci purbakala, mulai terpanggilnya Abraham menjadi nenek moyang umat pilihan Tuhan, bahwa Pendidikan Agama Kristen berpokok kepada Allah sendiri, karena Allah menjadi pendidik agung bagi umatnya. Pendidikan Agama Kristen sudah mulai dalam masa perjanjian lama yang berpokok kepada Allah sendiri , oleh sebab itu Pendidikan Agama Kristen mengarakhan hidup manusia. Perbuatan kasih dari Allah telah menetapkan ajaran- Nya untuk sebarkan keseluruh bumi agar menjadi tuntunan bagi keselamatan banyak orang. Hal ini dimulai dan dikenakan Allah dalam keluarga umat pilihan- Nya penegasan Allah tersebut dapat dipilih dalam ulangan 6:6 dan 7 yang bunyinya:

  “ Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anakmu dan membicarakannya apabila engaku duduk dirumahmu, apabila engkau bangun”. (juga terdapat dalam: Efesus 6:4, Amsal 22:6, dan 2 Timotius3: 16).

  Anak di dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, haruslah memahami bahwa Pendidikan Agaman Kristen berasal dari Allah, oleh Allah dan untuk Allah. Kehadiran dan keberadaan Pendidikan Agama Kristen bukanlah merupakan hasil kompromi Allah dengan makhluk lainnya dan bukanlah pula karena hasil penemuan atau hasil karya manusia semata-mata seperti ilmu bumi, ilmu fisika, ilmu matematika, ilmu biologi atau ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang semuanya itu berasal dan berdasarkan hasil penelitian manusia secara biologis.

  Pendidikan Agama Kristen sebagai tugas panggilan gereja adalah usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan peserta didik agar pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati Kasih Allah dalam Yesus Kristus, yang dinyatakannya dalam kehidupan sehari-hari terhadap sesama dan lingkungan hidupnya.

  Melalui Pendidikan Agama Kristen, Allah mengintruksikan bagi umat generasi. Allah sebagai pengajaran dan pendidikan yang agung di dalam di dalam Perjanjian lama dan, telah diteruskan didalam diri Tuhan Yesus sendri dimana Yesus disampingkan penebus dan pembebas, ia juga menjadi seorang guru yang agung. Itulah sebabya ia disebut rabbi. Oleh sebab itu setiap guru dalam mengajar harus meneladani Yesus Sang Guru Agung itu. Yesus seorang pengajar yang ahli tentang kebenaran Allah. Guru–guru Agama adalah pengajar Pendidikan Agama Kristen yang meneruskan pengajaran Yesus sesuai dengan amanat agung yang tertulis dalam Matius 28:19-20:

  “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid Ku, baptiskanlah mereka dalam nama Bapa Anak dan Rohkudus dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan kepadamu……………”

  Dari seluruh kutipan diatas maka dapatlah dikatakan bahwa pengertian PAK dapat dimengerti/dipahami dalam kehidupan sebagai makluk yang beragama dan beriman tidak sebatas mengusai materi saja tetapi mampu mewujudkan/melakoninya dalam gerak kehidupan sehari-hari yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain disekitarnya.

  2.1.2 Tujuan Pendidikan Agama Kristen James D. Smart dalam bukunya “ The Teaching Ministry of the Church” merumuskan tujuan Pendidikan Agama Kristen dapat terikat kepada Allah secara penuh dengan memahaminya serta mengimaninya secara pribadi sehingga memungkinkan mereka memberikan kesaksian yang menyakinkan baik dengan kata-kata maupun perbuatan di tengah-tengah dunia.

  Sedangkan Wenner C. Graendorf dalam bukunya “Introduction to Biblical untuk membimbing individu-individu pada semua tingkat perkembangannya, dengan cara pendidikan kontemporer, menuju pengenalan dan pengalaman akan tujuan rencana Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan dan juga untuk memperlengkapi mereka demi pelayanan yang efektif.

  Konferensi kurikulum I PAK yang diselenggarakan oleh KOMPAK DGI di Sukabumi 12 Juni 14 Juni 1963, merumuskan tujuan pendidikan Agama Kristen yaitu : mengajak, membantu, menghantar seseorang untuk mengenal akan kasih Allah yang nyata dalam Yesus Kristus, sehingga dengan pimpinan Roh Kudus, ia datang ke dalam satu persekutuan hidup pribadi dengan Tuhan. Hal ini dinyatakan dalam kasihnya kepada Allah dan sesamanya manusia yang dihayatinya dalam hidup sehari-hari, baik dengan kata-kata, maupun dengan perbuatab selaku anggota Tubuh Kristus.

  Dari rumusan tujuan Pendidikan Agama Kristen tersebut di atas, dapat ditarik intinnya, bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen membawa anak untuk percaya kepada injil dan mewujudkan di dalam imin melalui perkataan dan tindak laku dalam seluruh aspek kehidupannya sebagai respon kasih Allah yang telah di berikanNya melalui Yesus Kristen.

  Secara khusus dapat dilihat tujuan Pendidikan Agama Kristen bagi yang belum percaya kepada Yesus Kristus adalah : menolong anak untuk mempercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Sebab tidak ada dasar seseorang berkata bahwa dirinya telah di selamatkan pada hal tidak percaya atau tidak beriman kepada Yesus. Siswa yang belum beriman kepada Yesus belum bisa Firman Tuhan berkata : “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga, selain di dalam dia sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehNya kita diselamatkan.” (Kis 4:12) Dan di dalam Injil Yohannes 14 :6,

  Yesus dengan jelas dan tegas berkata: “ Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapak, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6)

  Bagi orang yang sudah percaya dan menerima Yesus maka tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah : untuk menolong anak membimbing dan menentukannya dalam pertumbuhan dan perkembangan imannya, sehingga melalui Pendidikan Agama Kristen (PAK) mereka dapat mengenal Allah dengan benar.

  Dari uraian di atas maka dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bagi orang yang belum percaya dan tujuan Pendidikan Agama Kristen yang sudah pecaya tidak jauh berbeda. Semuanya bertujuan agar mereka dapat mengenal Allah dan menyembah Dia di dalam Yesus dengan benar dalam iman percaya yang kokoh.

  Firman Tuhan berkata dalam Injil Yohannes 3: 16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia, sehingga ia telah mengaruniakan Anaknya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, malainkan beroleh hidup yang kekal.”

  Ayat ini menunjukkan kepada satu arti bahwa barangsiapa yang percaya kepada Anak, ia boleh hidup yang kekal, namun sebaliknya barangsiapa yang tidak percaya kepada Anak, ia tidak melihat hidup, melainkan murka Allah tetap

  Di dalam kurikulum berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Agama Kristen (PAK), mengembangkan dua tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum Pendidikan Agama Kristen yang dirumuskan adalah.

  1. Memperkenalkan Allah Bapa, Putra Roh Kudus dan karya-karya_Nya.

  2. Menghasilkan manusia indonesia yang mampu menghayati imannya secara bertanggung jawab di tengah-tengah masyarakat yang pluralistik.

  Sedangkan tujuan khususnya pendidikan Agama Kristen – Kurikulum berbasis Kompetensi yang dirumuskan disini adalah :

  “Menanamkan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan pribadi dan sosial sehingga siswa mampu menjadikan nilai Kristiani sebagai acuan hidup personal maupun komunitas”. Sejalan dengan itu Hartoko mengatakan “Pendidikan Agama Kristen” bertujuan :

  “Agar seorang Kristen secara bertahap diantar untuk semakin mengenal rahasia rencana penyelamatan Allah serta dapa belajar berbakti kepada Allah Bapa dan kepada sesama manusia dalam Roh kebenaran”.

  Dari seluruh kutipan di atas maka dapatlah dikatakan bahwa tujuan PAK mengarah kepada aspek kehidupan anak yaitu :

  1. Anak sebagai makhluk religius yang harus bertanggung jawab. Dalam hal ini anak sebagai makhluk religius dididik untuk mengetahui peristiwa , pengajaran yang terdapat dalam Alkitab diberikan untuk tujuan agar dapat membentuk iman percayanya kepada Yesus Kristus sebagai jurusselamat serta tanggung jawab dalam memuliakan Tuhan melalui semua sendi-sendi kehidupannya sebagai orang Kristen.

  2. Anak didik sebagai mahkluk sosial (bermasyarakat) yang harus

  Dalam hal ini anak dididik dan dibina perilakunya menjadi perilaku Kristen yang sebenarnya agar ia menjadi manusia yang mampu menghayati imannya melalui hidupnya sehari-hari, baik di dalam lingkungan keluarga maupun terhadap sesama manusia di tengah-tengah masyarakat yang pluralistik dengan penuh tanggung jawab.

  Jadi jelas, bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen bukanlah persoalan ilmu pengetahuan semata, melainkan agar di dalam diri anak dapat terjadi perubahan sikap dan tingkah laku serta komitmen yang relevan dengan kebenaran Allah. Hal ini sesuai dengan pola pelayanan Yesus sendiri, dengan pengajaran-Nya senatiasa membawa akibat-akibat yang sungguh-sungguh mampun merubah aktivitas- aktivitas para pendengarnya. Ia berkata : “Mari ikutlah Aku, kamu akan Kujadikan penjala manusia.” (Mat 4:19), seketika itu juga Simon Petrus dan Andreas saudaranya segera meninggalkan jalanya dimana mereka yang selama ini bekerja sebagai nelayan dilaut, lalu mengikut Yesus. Begitu juga dua orang saudara yang pekerjaannya sebagai nelayan mereka adalah Yakobus dan Yakobus dari, Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu mereka lalu mengikuti Yesus (Mat 4:18-22). Perubahan aktivitas Simon Petrus, Andreas,Yakobus dan Yohannes dari penjala ikan menjadi penjala manusia, adalah suatu akibat pengajaran Yesus sendiri yang sungguh-sungguh menyentuh hati dan kehidupan mereka yang mendengar.

  Anak –anak Kristen merupakan sasaran Pendidikan Agama Kristen yang utama di sekolah melalui pengajaran Pendidikan Agama Kristen mereka dibawa sasaran Pendidikan Agama Kristen, dituntut perubahan-perubahan yang objektif, terarah kepada ketaatan dan kesetiaan berdasarkan iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Hal ini disebabkan karena mereka telah terlihat sebagai pribadi yang menerima keselamatan dalam diri Yesus Kristus. Oleh sebab itu mereka yang telah menerima keselamatan Yesus Kristus, sebagai konsekuensinya, anak tidak hanya berdiam diri melainkan dituntut untuk menampakkannya dalam aksi atau perbuatan melalui sikap, perbuatan dan perkataan sehari-hari ditengah-tengah keluarga dan ditengah-tengah masyarakat. Mereka sebagai anak harus mampu menunjukan sikap yaitu, sikap perbuatan yang menjunjung tinggi kebenaran Injil Yesus Kristus.

  Dari seluruh jabaran tujuan Pendidikan Agama Kristen di atas maka dapat dikatakan bahwa anak Kristen merupakan sasaran Pendidikan Agama Kristen yang utama di sekolah. Untuk itu kepada mereka dituntut perubahan-perubahan yang objektif yan terarah kepada ketaatan dan kesetiaan berdasarkan iman kepada Yesus Kristus, oleh sebab itu sebagai konsekuensinya anak tidak hanya berdiam diri tetapi di tuntut suatu sikap perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai Kristiani ditengah-tengah masyarakat dan kepribadian yang bertanggung jawab kepada masyarakat dan Tuhan.

  2.2.1 Pengertian Minat Menurut kamus Bahasa Indonesia minat adalah perhatian : kesukaan perburuan , tak ada minat untuk belajar Pendidikan Agama Kristen. Berminat : menaruh minat , cenderung hati kepada ; suka (akan) miasalnya; filsafat itu minat mencapai kebenaran yang asli ; tiada lagi minat untuk mengarang ; meminat , memperhatikan, mengindahkan , memperhatikan (menghormati) kedatangan orang ,peminat orang yang menaruh minat kepada sesuatu misalnya melukis.

  Menurut pengertian yang paling dasar, minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan demikian, minat studi adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang anak dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang berbagai bidang pengetahuan ilmiah yang di tuntut d sekolah. Minat sebagai landasan bagi konsentrasi. Minat dalam belajar merupakan suatu kewajiban yang menyertai anada ke kelas dan menemani anda selama setiap tugas studi, dengan demikian memungkinkan anda berhasil dalam kegiatan studi. Pelajaran berjalan lancar bila ada minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak adanya minat. Minat adalah keinginan, kehendak, kesukaan, kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar. Tiap-tiap pelajaran harus dapat menarik minat dari murid-murid. Minat merupakan suatu kaidah pokok dalam didaktik.

  Dapat dikatakan bahwa minat adalah suatu bentuk kesadaran, keinginan seseorang terhadapa suatu objek, suatu soal atau suatu situasi dimana hal tersebut mengandung sangkut paut terhadap dirinya sendiri.

  Minat antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara berikut : a. Bangkitkan suatu kebutuhan (kebutuhan untuk menghargai keindahan,untuk mendapatkan penghargaan, dan sebagainya).

  b. Hubungkan dengan pengalaman yang lampau.

  c. Beri kesempatan untuk mendapatkan hasil baik, “Nothing success like success”. Tak ada yang lebih memberi hasil yang lebih baik daripada hasil yang baik. Untuk itu bahan pelajaran disesuaikan dengan kesanggupan individu.

  d. Gunakan berbagai bentuk mengajar seperti diskusi, kerja kelompok membaca, demonstrasi dan sebagainya.

  2.2.2 Minat sebagai tujuan pendidikan Oleh karena seorang yang terdidik dapat ditandai dari adanya minat yang luas serta bernilai maka jelaslah sudah bahwa memperkembangkan minat semacam itu merupakan tujuan yang penting. Minat terlalu kerap diturunkan derajatnya, sehingga hanya dianggap sebagai suatu alat saja untuk mencapai sesuatu lain.

  Arti minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek seseorang suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Rupa-rupa minat harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar kalau tidak demikian minat itu tidak mempunyai arti sama sekali. Oleh sebab itu pengetahuan atau informasi tentang seseorang atau suatu objek pasti harus ada lebih dahulu daripada minat terhadap orang tau objek tadi. Dalam pekerjaan sekolah murid-murid kadang- kadang berkata : “ saya tidak mau mempelajari suatu mata pelajaran tertentu. Oleh mengetahui suatu apapun tentang pelajaran itu seperti biasa terjadi dalam hal semacam itu sebenarnya tidak dapatlah ia mengetahui , apakah mata-pelajaran mempunyai sangkut paut dengan dirinya atau tidak oleh sebab itu tidak mungkin ia tidak berminat. Kalau mengajar dan belajar murid-murid dapat mempunyai kesadaran yang penuh tentang apa yang sebenarnya mempunyai sangkut paut dengan dirinya selama ia hidup maka hal yang semacam ini akan merupakan suatu penolong yang bukan main pentingnya.

  Minat primitif dabn minat kultural karena kekurangan