PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

PEMANFAATAN
TEKNOLOGI
INFORMASI DAN
KOMUNIKASI (TIK)
DALAM KEGIATAN
PEMBELAJARAN

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.” (Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 3)

4 KOMPETENSI GURU


1.Kompetensi
pedagogik
2.Kompetensi
profesional
3.Kompetensi

Kerucut Pengalaman Belajar

THE CONE OF LEARNING

The summary of Cone of Experience
Berdasarkan gambar tersebut di atas,
dapat kita lihat rentangan tingkat
pengalaman dari yang bersifat
langsung hingga ke pengalaman
melalui simbol-simbol komunikasi,
yang merentang dari yang bersifat
kongkrit ke abstrak, dan tentunya
memberikan implikasi tertentu
terhadap pemilihan metode dan bahan

pembelajaran, khususnya dalam

Defnisi TIK
Menurut Eric Deeson, Harper Collins
Publishers, Dictionary of Information
Technology, Glasgow,UK,1991 menyatakan
bahwa teknologi informasi dan komunikasi
adalah kebutuhan manusia didalam
mengambil dan memindahkan , mengolah
dan memproses informasi dalam konteks
social yang menguntungkan diri sendiri
dan masyarakat secara keseluruhan.

Defnisi TIK
Menurut Anatta Sannai, (2004)
Teknologi Informasi dan komunikasi adalah sebuah
media atau alat bantu dalam memperoleh
pengetahuan antara seseorang kepada orang lain.
Menurut Wikipedia.id, Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris

dikenal dengan istilah Information and
Communication Technologies (ICT), adalah payung
besar terminologi yang mencakup seluruh
peralatan teknis untuk memproses dan
menyampaikan informasi.

Defnisi TIK
Menurut Puskur Diknas Indonesia
– Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua
aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi
Komunikasi.
(1) Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang
berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. (2) Teknologi
Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
– Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah
suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung
pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait

dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan
transfer/pemindahan informasi antar media

TEKNOLOGI
INFORMASI
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi

Teknologi informasi
meliputi segala hal yang
berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat
bantu, manipulasi, dan
pengelolaan informasi

TEKNOLOGI
KOMUNIKASI
teknologi komunikasi

adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu
untuk memproses dan
mentransfer data dari
perangkat yang satu ke
lainnya.

Fungsi TIK dalam
Pembelajaran
Fungsinya berkaitan dengan
pengambilan, pengumpulan
(akuisisi), pengolahan,
penyimpanan, penyebaran,
dan penyajian informasi
(materi pelajaran).

Jenis-jenis TIK
PC
intern

et
Radi
o
Telep
on

intran
et

TIK

telev
isi

LDC
Project
or

print
er


Mengapa menggunakan TIK?
• Membuat konkrit konsep yang abstrak,
misalnya untuk menjelaskan sistem
peredaran darah;
• Membawa obyek yang berbahaya atau
sukar didapat ke dalam lingkungan
belajar, seperti: binatang-binatang buas,
atau penguin dari kutub selatan;
• Menampilkan obyek yang terlalu besar,
seperti pasar, candi borobudur;
• Menampilkan obyek yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang, seperti:
mikro organisme;

Mengapa menggunakan
TIK? (2)
• Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan
lingkungannya;
• Memungkinkan keseragaman pengamatan dan

persepsi bagi pengalaman belajar siswa;
• Membangkitkan motivasi belajar siswa;
• Menyajikan informasi belajar secara konsisten,
akurat, berkualitas dan dapat diulang
penggunaannya atau disimpan sesuai dengan
kebutuhan; atau
• Menyajikan pesan atau informasi belajar secara
serempak untuk lingkup sasaran yang sedikit/kecil
atau banyak/luas, mengatasi batasan waktu (kapan
saja) maupun ruang di mana saja).

Potensi TIK dalam Pembelajaran (1)





Memperluas kesempatan belajar
Meningkatkan efsiensi
Meningkatkan kualitas belajar

Memfasilitasi pembentukan
keterampilan
• Mendorong belajar sepanjang hayat/
berkelanjutan
• Meningkatkan perencanaan
kebijakan dan manajemen
• Mengurangi kesenjangan digital

Potensi TIK dalam Pembelajaran (2)
• Multi-sensory delivery visual, audio, kinestetik
• Belajar secara aktif: interaktif, menarik minat
(stimulating)
• Eksplorasi aktif
• Belajar kooperatif (cooperative learning)
• Individualisasi
• Belajar mandiri (independent learning)
• Pengembangan keterampilan komunikasi
(communication skills)
• Pengembangan keterampilan yang diperlukan
dalam era informasi


Perubahan Paradigma dalam
Pembelajaran
Dengan berkembangnya penggunaan
TIK ada lima pergeseran dalam proses
pembelajaran yaitu:
(1)dari pelatihan ke penampilan,
(2)dari ruang kelas ke di mana dan
kapan saja,
(3)dari kertas ke “on line” atau
saluran,
(4)fasilitas fsik ke fasilitas jaringan

Potensi TIK dalam
Pendidikan/Pembelajaran










Memperluas kesempatan belajar
Meningkatkan efsiensi
Meningkatkan kualitas belajar
Memfasilitasi pembentukan
keterampilan
Mendorong belajar sepanjang hayat/
berkelanjutan
Meningkatkan perencanaan
kebijakan dan manajemen
Mengurangi kesenjangan digital
Multi-sensory delivery: visual, audio,
kinestetik

Potensi TIK dalam
Pendidikan/Pembelajaran
 Belajar secara aktif: interaktif,
menarik minat (stimulating)
 Eksplorasi aktif
 Belajar kooperatif (cooperative
learning)
 Individualisasi
 Belajar mandiri (independent
learning)
 Pengembangan keterampilan
komunikasi (communication skills)
 Pengembangan keterampilan yang
diperlukan dalam era informasi

Potensi TIK
TIK memiliki potensi yang sangat besar dalam
membantu peningkatan efektivitas pembelajaran.
Berdasarkan kerucut pengalaman Dale, potensi TIK
yang dimaksudkan dikemukakan sebagai berikut:
• 10% informasi diperoleh dengan cara membaca
(teks).
• 20% informasi diperoleh dengan cara mendengar
(suara).
• 30% informasi diperoleh dengan cara melihat
(grafs/foto).
• 50% informasi diperoleh dengan cara melihat dan
mendengar (video/animasi).
• 80% informasi diperoleh dengan cara berbicara.
• 90% informasi diperoleh dengan cara berbicara dan
melakukan (interaktif).

Blue Print TIK di Sekolah
Pertama, dapat kita lihat bahwa TIK berfungsi sebagai
gudang ilmu pengetahuan, dapat berupa referensi
berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan dapat
diakses melalui fasilitas TIK, pengelolaan pengetahuan,
jaringan pakar, jaringan antara institusi pendidikan, dll.

Blue Print TIK di Sekolah
Kedua, fungsi TIK sebagai alat bantu
pembelajaran dapat berupa alat bantumengajar
bagi guru, alat bantu belajar bagi siswa, serta
alat bantu interaksi antara guru dengan siswa

Blue Print TIK di Sekolah
Ketiga, TIK sebagai fasilitas pendidikan di
sekolah yang dapat berupa pojok internet,
perpustakaan digital,kelas virtual, laboratorium
multimedia, dan-lain-lain.

Perubahan Paradigma
pada Guru
Telah terjadi pergeseran paradigma mengenai guru, yaitu yang
semula merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswanya,
menjadi salah satu sumber belajar bagi para siswanya.
• Dahulu guru dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar,
Sekarang ………………………………………………………………
• Dahulu guru dianggap paling dan serba tahu,
Sekarang …………………………………………………………………
• Dahulu guru dianggap sebagai yang harus digugu dan ditiru,
Sekarang …………………………………………………………………
• Dahulu kegiatan belajar mengajar berpusat kepada guru,
Sekarang …………………………………………………………………
• Dahulu metode mengajar guru cendrung monoton,
Sekarang ………………………………………………………………
• Dahulu guru cenderung tidak mengembangkan materi ajar,
Sekarang ………………………………………………………………

Perubahan Paradigma pada
Kurikulum
Kurikulum pada masa lalu sepenuhnya
ditentukan oleh pemerintah dan guru
hanya tinggal
mengimplementasikannya. Perubahan
yang terjadi dewasa ini adalah bahwa
penentuan kurikulum telah bergeser,
tidak lagi sepenuhnya di tangan
pemerintah. Justru, masing-masing
satuan pendidikan diberi otonomi
untuk mengembangkan kurikulum

Perubahan Paradigma pada Proses
Pembelajaran

Proes pembelajaran turut mengalami
perubahan. Sebagaimana kita pahami bersama
bahwa “proses pembelajaran yang sebelumnya
adalah didominasi oleh aktivitas guru dan siswa
cenderung pasif” telah bergeser menjadi
“proses pembelajaran yang mendorong siswa
aktif belajar”.
Kemudian, apabila sebelumnya, proses
pembelajaran adalah berbasis sumber belajar
tunggal (single-based learning resources), maka
telah berubah menjadi proses pembelajaran
yang bebasis aneka sumber belajar (variedbased learning resources).

Pergeseran paradigma pembelajaran
Lingkungan
Aktivitas kelas

Berpusat pada
guru

Penekanan
pengajaran

Guru sebagai
sentral dan
bersifat didaktis
Menyampaikan
fakta-fakta, guru
sebagai ahli
Mengingat faktafakta

Konsep
pengetahuan
Penampilan
keberhasilan

Akumulasi fakta
secara kuantitas
Penilaian acuan
norma

Penilaian

Soal-soal pilihan
berganda

Peran guru

Berpusat pada
siswa
Siswa sebagai
sentral dan bersifat
interaktif
Kolaboratif,
kadang-kadang
siswa sebagai ahli
Hubungan antara
informasi dan
temuan
Transformasi faktafakta
Kuantitas
pemahaman ,
penilaian acuan
patokan
Portofolio,
pemecahan

Perubahan Paradigma Pendidikan
FROM

TO

Teachered-centered
Single sense
Single media
Isolated work
Informative delievery
Passive learning
Factual thinking
Knowlwdgw based
information
Reactive response

Student centered
Multisensory stimulation
Multimedia
Collaborative work
Information exchange
Active/inquiry based
Critical thinking
Informed decision

Isolated
Artifcial context

Proactive and planned
response
Authentic
Real-world context

Perubahan Paradigma pada
Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan tidak
terkecuali mengalami perubahan
paradigma pada berbagai
komponennya. Seiring dengan
perkembangan atau kemajuan TIK,
maka lembaga pendidikan yang
sebelumnya hanya menerapkan
moda tunggal (single mode) dalam
menyelenggarakan pendidikan
telah mengalami perubahan

Perubahan paradigma pembelajaran
pada lembaga pendidikan
FROM

TO

studying once a life

life-long learning

ivory towers

competitive markets

single mode

multiple-mode

brooad scope institutions

profled mode institutions

isolated institutions

cooperating institutions

broad basic studies

just-in--time basic studies

curricula-oriiented degrees

knowledge certifcates

term-oriented learning

learning on demand

linearrcurricula

learning spaces

E-LEARNING,
SISTEM
MANAJEMEN
PEMBELAJAR
AN

Pengantar
Internet yang merupakan singkatan dari interconnection
and networking adalah sebuah jaringan informasi global
yang memungkinkan manusia untuk terhubung satu
sama lainnya di seluruh dunia mealui komputer.
Perkembangan internet bermula dari institusi pendidikan
dan penelitian di Amerika Serikat atas prakarsa
Departemen Pertahanan AS. Tercatat empat universitas
AS yang merintis pengenalan cikal bakal internet ini,
yakni University of Utah, University of California di Los
Angeles, University of California di Santa Barbara, dan
Stanford Research Institut. Keempat universitas tersebut
merupakan yang pertama kali membentuk jaringan
komputer yang menghubungkan universitas tersebut

Pengantar
Lahir dan berkembangnya E-Learning dalam dunia
pendidikan diharapkan mampu meningkatkan efektivitas
dan efsiensi sekaligus mengatasi tiga masalah besar
pendidikan khususnya di Indonesia sebagaimana ditulis
dalam Rencana Strategi (Renstra) Pendidikan Nasional
2005-2009, yaitu (1) pemerataan dan akses pendidikan,
(2) mutu, relevansi dan daya saing lulusan, dan (3) tata
kelola atau governance, akuntabilitas dan citra publik
terhadap pendidikan. Pemanfaatan E-Learning sangat
diperlukan dalam membangun sektor pendidikan di
Indonesia, khususnya berkaitan dengan masalah
pemerataan dan akses pendidikan.

Bagian-bagian Distance
Learning
Distance
Learning
Learning
Through
Mail, radio, TV,
etc

E-Learning

Learning
Through
CD/DVD ROM

Online
Learning

Web based
Learning

CAI,
CAL ,CBT
Adaptive
Hypermedia

WBI, WBT,
WBL

AEH

(Aduaptive

Educational
Hypermedia))

Other AHS
Aplplicational

Defnisi E-Learning
E-Learning berasal dari huruf ‘e’ (electronic) dan
‘leaning’ (pembelajaran). Dengan demikian E-Learning
adalah pembelajaran yang menggunakan jasa
elektronika. Secaran umum defnisi E-Learning adalah
pengiriman materi pembelajaran melalui satu media
elektronik seperti internet, intranet/extranet, satellite
broadcast, audio/video tape, interactive TV, CD-ROOM,
dan Computer Based Training (CBT)secara lebih
feksibel demi mendukung dan meningkatkan
pengajaran, pembelajaran, dan penilaian.
secara lebih khusus E-Learning didefnisikan sebagai
pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan
materi pembelajaran, sehingga siswa dapat mengakses
dari mana saja.

Defnisi E-Learning
Pada dasarnya E-Learning adalah pembelajaran
yang mempresentasikan keseluruhan kategori
pembelajaran yang berbasis teknologi. Sementara
pembelajaran online atau juga pembelajaran
berbasis web adalah bagian dari E-Learning.
Namun seiring perkembangan teknologi dan
terjadinya pergeseran konten dan adaptivity, saat
ini defnisi klasik E-Learning tersebut mengalami
perubahan menjadi defnisi yang lebih
kontemporer, yakni suatu pengelolaan
pembelajaran melalui media internet atau web
yang meliputi aspek-aspek materi, evaluasi,
interaksi, komunikasi dan kerjasama.

Conclusion
Dari berbagai defnisi, dapat simpulkan bahwa
e-learning adalah :
• Metode belajar mengajar baru yang
menggunakan media jaringan komputer dan
Internet
• Tersampaikannya bahan ajar (konten) melalui
media elektronik. Otomatis bentuk bahan
ajar juga dalam bentuk elektronik (digital).
• Adanya sistem dan aplikasi elektronik yang
mendukung proses belajar mengajar

Gambaran E-Learning

Bagian-bagian WBL

Terdapat 3 (tiga) fungsi pembelajaran
elektronik (e-learning dengan media
elektronik) terhadap kegiatan pembelajaran,
yaitu :
1. Suplemen (Tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen
(tambahan), apabila peserta didik mempunyai
kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan
materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam
hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta
didik untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta
didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki
tambahan pengetahuan atau wawasan.

Lanjutan…
2. Komplemen (Pelengkap)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen
(pelengkap) apabila materi pembelajaran
elektronik diprogramkan untuk melengkapi
materi pembelajaran yang diterima peserta
didik (Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti
materi pembelajaran elektronik diprogramkan
untuk menjadi materi reinforcement
(pengembangan) atau remedial (pengayaan)
bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran konvensional.

Lanjutan ( 2). Komplemen
Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai
enrichment, apabila kepada peserta didik yang
dapat dengan cepat menguasai/memahami materi
pelajaran yang disampaikan instruktur secara
tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan
untuk mengakses materi pembelajaran elektronik
yang memang secara khusus dikembangkan untuk
mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan
tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran yang disajikan oleh guru/instruktur.

Lanjutan (2). Komplemen
Dikatakan sebagai program remedial, apabila
kepada peserta didik yang mengalami
kesulitan memahami materi pelajaran yang
disajikan instruktur secara tatap muka di kelas
(slow learners) diberikan kesempatan untuk
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik
yang memang secara khusus dirancang untuk
mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin
lebih mudah memahami materi pelajaran yang
disajikan instruktur.

Fungsi ke-3
3. Substitusi (Pengganti)
Beberapa institusi di negara-negara maju memberikan
beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran
kepada para peserta didiknya. Tujuannya agar para
peserta didik dapat secara feksibel mengelola kegiatan
perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain
seharihari peserta didik.
Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang
dapat dipilih peserta didik, yaitu:
• Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional),
• Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi
melalui internet, atau bahkan
• Sepenuhnya melalui internet.

Kelebihan E-Learning
Beberapa kelebihan e-learning dengan menggunakan
jaringan internet adalah :
• Informasi yang disajikan real time
• Interaksi guru/dosen-siswa/mahasiswa terjadi secara
langsung walau tanpa tatap muka
• Terdapat forum diskusi online antar siswa/mahasiswa
• Dapat diakses kapan saja dan dimana saja
• Penyampaian dan pengumpulan tugas dapat
dilakukan secara online
• Penyampaian pengumuman administrasi perkuliahan
dan jadwal secara online

Computer Based Training (CBT)
Basis utama proses belajar mengajar
ini adalah Program Komputer
(Software), yang biasa dipakai untuk
belajar secara interaktif dan feksibel.
Biasanya software-software pelajaran
ini berisikan bagian-bagian
multimedia, seperti animasi dan juga
bagian-bagian tools sebagai alat untuk
menyelesaikan soal-soal latihan.
Bagian multimedia biasanya
digunakan untuk menjelaskan bahan-

Web Based Training (WBT)
Sistem ini merupakan perkembangan
lanjutan dari CBT dan berbasis
teknologi internet. Dengan
menggunakan konsep ini, dapat terjadi
komunikasi multi arah antar
pengguna. Efektifnya proses belajar
dengan menggunakan sistem ini
sangat bergantung kepada
infrastruktur jaringan internet.

Alternatif model kegiatan
pembelajaran
• Sepenuhnya secara tatap
muka (konvensional)
• Sebagian secara tatap muka
dan sebagian lagi melalui
internet, atau bahkan
• Sepenuhnya melalui internet.

Manfaat E-Learning/Pembelajaran
Online via Internet atau Intranet
Services

1. Fleksibilitas
Jika pembelajaran konvensional
di kelas mengharuskan siswa
untuk hadir di kelas pada jamjam tertentu, maka e-learning
memberikan feksibilitas dalam
memilih waktu dan tempat untuk
mengakses pelajaran.

Manfaat E-Learning/Pembelajaran
Online via Internet atau Intranet
Services
2. Independent Learning
E-learning memberikan kesempatan
bagi pembelajar untuk memegang
kendali atas kesuksesan belajar
masing-masing, artinya pebelajar diberi
kebebasan untuk menentukan kapan
akan mulai, kapan akan menyelesaikan,
dan bagian mana dalam satu modul
yang ingin dipelajarinya terlebih dulu

Manfaat E-Learning/Pembelajaran
Online via Internet atau Intranet
Services
3. Biaya
Banyak biaya yang bisa dihemat dari
cara pembelajaran dengan e-learning.
Biaya di sini tidak hanya dari segi
fnansial tetapi juga dari segi nonfnansial.

Manfaat E-Learning/Pembelajaran
Online via Internet atau Intranet
Services
4. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran
antara peserta didik dengan guru atau instruktur
(enhance interactivity).
5. Memungkinkan terjadinya interaksi
pembelajaran dari mana dan kapan saja (time
and place fexibility).
6. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang
luas (potential to reach a global audience).
7. Mempermudah penyempurnaan dan
penyimpanan materi pembelajaran (easy
updating of content as well as archivable
capabilities

Dampak implementasi e-learning
untuk pembelajaran antara lain
adalah:
• Perubahan budaya belajar dan peningkatan mutu
pembelajaran siswa/siswa/mahasiswa dan
guru/guru/dosen.
• Perubahan pertemuan pembelajaran yang tidak fokus pada
pertemuan (tatap muka) dikelas.
• Tersedianya materi pembelajaran di media elektronik
melalui website elearning yang mudah di akses dan
dikembangkan oleh siswa/mahasiswa.
• Memperbanyak materi pembelajaran sesuai dengan
kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan.
• Menciptakan competitive positioning dan meningkatkan
brand image.
• Mengurangi biaya operasi.

Kekurangan e-learning
• Kurangnya interaksi antara
guru/guru/dosen dan
siswa/siswa/mahasiswa atau bahkan antar
siswa/siswa/mahasiswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa
memperlambat terbentuknya values
dalam proses belajar dan mengajar.
• Proses belajar dan mengajarnya
cenderung ke arah pelatihan bukan
pendidikan.

Kekurangan e-learning
• Berubahnya peran guru dari yang semula
menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut menguasai
teknik pembelajaran yang menggunakan
internet.
• Siswa/ yang tidak mempunyai motivasi
belajar tinggi cenderung gagal.
• Tidak semua tempat tersedia fasilitas
internet (mungkin hal ini berkaitan dengan
masalah tersedianya listrik, telepon
ataupun komputer).

Blended Learning
Blended learning dipandang sebagai salah satu kontinum
antara tatap muka konvensional sampai dengan online
penuh. Dengan demikian ada beberapa bentuk kontinuum
blended learning, diantaranya adalah :
• Online penuh, dimana tidak ada face to face sama sekali.
• Online penuh, tapi ada pilihan untuk melakukan face to face.
• Kebanyakan online penuh, tapi ada hari tertentu dilakukan
face to face baik di kelas maupun di lab.
• Kebanyakan online penuh, tapi siswa/mahasiswa tetap
belajar konvensional dalam kelas tiap harinya.
• Pembelajaran konvensional penuh, walaupun ada aktivitas
online tetapi itu tidak dipersyaratkan bagi siswa/mahasiswa
untuk mengikutinya.
• Full pembelajaran konvensional.

Lima kunci untuk melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan
blended learning

1. Live event
Pembelajaran langsung atau tatap
muka (instructor-led instruction)
secara sinkronous dalam waktu dan
tempat yang sama (classroom)
ataupun waktu sama tapi tempat
berbeda (seperti virtual classroom).

Lima kunci untuk melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan
blended learning
2. Self-Paced Learning
Mengkombinasikan dengan pembelajaran
mandiri (self-paced learning) yang
memungkinkan peserta belajar belajar kapan
saja, dimana saja dengan menggunakan
berbagai konten (bahan belajar) yang
dirancang khusus untuk belajar mandiri baik
yang bersifat text-based maupun multimediabased (video, animasi, simulasi, gambar,
audio, atau kombinasi dari kesemuanya).

Lima kunci untuk melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan
blended learning

3. Collaboration
Mengkombinasikan kolaborasi,
baik kolaborasi pengajar, maupun
kolaborasi antar peserta didik
yang kedua-duanya bisa lintas
sekolah/kampus.

Lima kunci untuk melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan
blended learning
4. Assessment
Dalam blended learning, perancang harus mampu
meramu kombinasi jenis assessmen baik yang
bersifat tes maupun non-tes, atau tes yang lebih
bersifat otentik (authentic assessment/portfolio)
dalam bentuk project, produk dan lain-lain.
Disamping itu, juga perlu mempertimbangkan
ramuan antara bentuk-bentuk assessmen online
dan assessmen ofine sehingga memberikan
kemudahan dan feksibilitas peserta belajar
mengikuti atau melakukan assessmen tersebut

Lima kunci untuk melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan
blended learning

5. Performance Support
Materials
Jika kita ingin
mengkombinasikan antara
pembelajaran tatap muka dalam
kelas dan tatap muka virtual,
harus dipastikan sumber daya
untuk mendukung hal tersebut

Metode e-learning
1. Synchrounous e-Learning: Guru
dan siswa dalam kelas dan waktu
yang sama meskipun secara tempat
berbeda

Metode e-learning
2. Asynchronous e-Learning: Guru dan
siswa dalam kelas yang sama (kelas
virtual), meskipun dalam waktu dan
tempat yang berbeda.

Model pengembangan ELearning

1. Web
course
2. Web centric cours

Web enhanced cour

Web Course
Web course adalah penggunaan intenet
untuk keperluan pendidikan yang mana
peserta didik dan pengajar sepenuhnya
terpisah dan tidak diperlukan adanya
tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi,
konsultasi, penugasan, latihan, ujian,
dan kegiatan pembelajaran lainnya
sepenuhnya disampaikan melalui
internet. Dengan kata lain model ini
menggunakan sistem jarak jauh.

Webcentric course
Webcentric course adalah penggunaan
internet yang memadukan antara belajar
jarak jauh dan tatap muka (konvensional).
Sebagian materi disampaikan melalui
internet, dan sebagian lagi melalui tatap
muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam
model ini pengajar bisa memberikan petunjuk
pada siswa untuk mempelajari materi
pelajaran melalui web yang telah di buatnya.
Siswa juga diberikan arahan untuk mencari
sumber lain dari situs-situs yang relevan.

Web enhanced course
Web enhanced course adalah pemanfaatan
internet untuk menunjang peningkatan kualitas
pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi
internet untuk memberikan pengayaan dan
komunikasi antara peserta didik dengan
pengajar, sesame peserta, anggota kelompok,
atau peserta didik dengan nara sumber lain.
Oleh karena itu peran pengajar dalam hal lain
dituntut untuk menguasai tehknik mencari
informasi internet, membimbing
siswa/mahasiswa mencari dan menemukan
situs-situs relevan dengan bahan pembelajaran,
menyajikan materi melalui web yang menarik

Interaktiftas e-learning

Interaktiftas e-learning
dibagi dua tipe:
1.Sistem yang bersifat statis
2.Sistemyang bersifat
dinamis.

Mengembang
kan ELearning

Learning Management System
(LMS)

Yakni sebuah perangkat untuk
membuat materi pembelajaran
berbasis web yang mengelola
kegiatan pembelajaran beserta
hasilnya dan menfasilitasi interaksi
antar guru dan siswa, antar guru
dan guru, dan antar siswa dengan
siswa.

Learning Management
System
LMS mendukung berbagai aktivitas,
antara lain :
 Administrasi
 Penyampaian materi pembelajaran
 Penilaian(tugas, kuis)
 Pelacakan/ tracking dan monitoring
 Kolaborasi
 Komunikasi/interaksi

Keunggulan LMS
• Sederhana, efsien, ringan, dan
kompatibel dengan banyak browser dan
operating system.
• Mudah cara instalasinya sertya
mendukung banyak bahasa, lebih dari 70
bahasa bahasa dari 195 negara, termasuk
bahasa Indonesia.
• Tersedianya manajemen situs untuk
pengaturan situs keseluruhan, mengubah
tema atau tampilan situs, menambah
modul dan sebagainya.
• Tersedianya manajemen user/pengguna.

Keunggulan LMS
• Tersedianya manajemen mata kuliah/ bahan ajar,
penambahan jenis mata kulia/ bahan ajar,
pengurangan atau pengubahan mata
kuliah/bahan ajar.
• Tersedianya modul chat, modul poling, modul
forum, modul untuk jurnal, modul untuk kuis,
modul untuk survey dan workshop, serta masih
banyak lagi modul-modul lainnya yang dapat
ditambahkan kemudian.
• Gratis dan merupakan open source software.

Open source LMS









Moodle
ATutor
Claroline
Dokeos
eFront
ILIAS
KEWL
Lectureshare










LMS Joomla,
OLAT
Sakai Project
WebCT,
Learn.com,
LMS Krawler,
Blackboard
LON-CAPA

Proprietary E-Learning
• Lectora by Trivantis
• Content Point
collaborative elearning platform
• D2L eLearning
Enterprise
• eCollege
• Elluminate
• ANGEL Learning
• Authorware
• Blackboard
• Captivate

• Acrobat Connect
(formerly
Macromedia Breeze)
• Brihaspati
• Tooling University
• FirstClass
• Knowledge Forum
• WebCT
• WebEx
• Xmind
• TutorVista

Syarat LMS
– Kompatibilitas dan kemampuan untuk bekerja dengan
LMS lain.
– Memiliki kemampuan manajemen seperti pengarsipan
elektronik dan manajemen fle
– Bagaimana konten pembelajaran dibuat dan dikelola
sebagai "objek belajar”
– IMS= IP Multimedia Subsystem)
– Pembuatan konten yang cepat, distribusi, integrasi dan
alat otorisasi,
– Dukungan untuk alat menggunakan dalam penciptaan
konten seperti (Dreamweaver, Flash, Word, PowerPoint),
– Kinerja dan extensibility, dan
– Didukung oleh Multi-Bahasa

Syarat LMS
– Classroom management atau manajemen
kelas, memiliki kemampuan untuk
memfasilitasi pengiriman catatan atau alat
bantu belajar lainnya misalnya, dosen/guru
menciptakan sebuah website untuk
mendistribusikan bahan ajar.
– Course management, memiliki fasilitas
pendukung seperti alat-alat untuk evaluasi,
umpan balik, dan diskusi.
– Manajemen kurikulum, menyediakan tools
unruk menyampaikan tujuan pembelajaran,
apa yang mesti dicapai setelah mengikuti
pelajaran, dan hubungan antara tujuan

Pemilihan LMS harus memiliki lima

Syarat LMS

kemampuan kinerja program (2)
– Learning management, belajar diatur untuk
kebutuhan peserta didik. Hal ini memudahkan
self-directed learning, siswa dapat memilih tingkat
pelajaran, dan siswa dapat mengembangkan
pelajaran sesuai tingkat kemampuan siswa. Siswa
dapat memiliki area pribadi dalam sistem,
misalnya biodata siswa, hasil evaluasi siswa, dan
sebagainya (Memfasilitasi penggunaan e-portfolio)
– Community management, memungkinkan
adanya interaksi dan membangun komunitas
belajar, kelas, kurikulum, dan bahkan untuk
kolaborasi dengan kelas tradisional,
memungkinkan untuk berinteraksi dengan kelas
belajar dari berbagai organisasi belajar.

PENGEMBANGAN
BAHAN BELAJAR
BERBASIS WEB

Teknologi selalu mencakup
hardware dan software.
Hardware akan berguna
apabila tersedia software di
dalamnya, demikian pula
sebaliknya software baru
akan dapat bermanfaat
apabila ada hardware yang
menjalankannya

Software
1. Operating System
(OS)
2. Software Aplikasi
3. Software Data/Konten

Dalam pengertian yang paling sederhana,
suatu proses belajar akan terjadi apabila
tersedia sekurang-kurangnya dua unsur, yakni
orang yang belajar dan sumber belajar.
Sumber belajar mencakup orang (nara
sumber), alat (hardware), bahan (software),
lingkungan (latar, setting), dll. Bahan ajar
adalah salah satu jenis dari sumber belajar.
Bahan belajar merupakan elemen penting
dalam elearning. Tidak ada elearning tanpa
ketersediaan bahan belajar. Untuk itu, maka
kemampuan seorang guru dalam
mengembangkan bahan belajar berbasis web
menjadi sangat penting.

Jenis Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala
bentuk konten baik teks,
audio, foto, video,
animasi, dll yang dapat
digunakan untuk belajar

Ditinjau dari subjeknya, bahan ajar
dapat dikatogorikan menjadi dua jenis,
yakni:
1. Bahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar
Bahan belajar yang dirancang adalah bahan yang
dengan sengaja disiapkan untuk keperluan belajar
2. Bahan yang tidak dirancang namun dapat
dimanfaatkan untuk belajar. Banyak bahan yang
tidak dirancang untuk belajar, namun dapat
digunakan untuk belajar, misalnya kliping koran, flm,
sinetron, iklan, berita, dll. Karena sifatnya yang tidak
dirancang, maka pemanfaatan bahan ajar seperti ini
perlu diseleksi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Ditinjau dari sisi fungsinya, bahan
ajar yang dirancang dapat
dikelompokkan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
1. Bahan presentasi,
2. Bahan referensi, dan
3. Bahan belajar mandiri.
Sedangkan ditinjau dari media, bahan
ajar dapat kelompokkan menjadi
bahan ajar cetak, audio, video,
televisi, multimedia, dan web.

Sedangkan ditinjau dari media,
bahan ajar dapat kelompokkan
menjadi:
1. Bahan ajar cetak
2. Audio
3. Video
4. Televisi
5. Multimedia
6. Web

Ciri bahan ajar yang sengaja
dirancang

• adanya tujuan yang
jelas,
• ada sajian materi,
• ada petunjuk belajar,
dan
• ada evaluasi

Bahan Ajar Berbasis Web
Bahan ajar berbasis web
adalah bahan ajar yang
disiapkan, dijalankan, dan
dimanfaatkan dengan
media web. Bahan ajar
sering juga disebut bahan
ajar berbasis internet atau

Tiga karakteristik utama yang
merupakan potensi besar bahan
ajar berbasis web

1.Menyajikan
multimedia
2.Menyimpan,
mengola, dan
menyajikan
infromasi

Unsur-unsur bahan ajar
1.Tujuan
2.Sasaran
3.Uraian materi
4.Sistematika sajian
5.Petunjuk belajar
6.Evaluasi.

Tujuan dan Sasaran
Pembelajaran
Sebuah bahan ajar harus mempunyai tujuan.
Tujuan harus dirumuskan secara jelas dan
terukur mencakup kriteria ABCD (audience,
behavior, criterion, dan degree). Sasaran perlu
dirumuskan secara spesifk, untuk siapa bahan
relajar itu ditujukan. Sasaran bukan sekedar
mengandung pernyataan subjek orang, Namun
juga harus mencakup kemampuan apa yang
menjadi prasyarat yang harus sudah mereka
kuasai agar dapat memahami bahan ajar ini.

Dua langkah pengembangan
1.Secara Makro (garis besar/umum)
Adalah langkah-langkah
pengembangan pembelajaran yang
secara umum diterapkan, berisi garis
besar langkah-langkah pengembangan
2. Secara Mikro (detail/uraian)
Adalah detai langkah-langkah
pengembangan pembelajaran, berisi
langkah-langkah spesifk pengembangan
bahan ajar berbasis web

Langkah-langkah pengembangan
secara MAKRO

1. Analisis kebutuhan
2. Perancangan
3. Pengembangan
4. Implementasi
5. Evaluasi

Langkah-langkah pengembangan
secara MIKRO
1. Penentuan sasaran
2. Pemilihan topik
3. Pembuatan peta materi
4. Perumusan tujuan
5. Penyusunan alat evaluasi
6. Pengumpulan referensi
7. Penyusunan bahan
8. Editing
9. Upload
10.Testing.

Penentuan sasaran
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam
menyusun sebuah bahan ajar adalah
menentukan secara jelas siapa sasaran bahan
ajar tersebut. Di dalam kelas konvensional,
sasaran telah sangat terstruktur, misalnya siswa
kelas dua SMA semester pertama. Pernyataan
tersebut telah mengandung indikasi yang jelas
tentang siapa mereka, kemampuan apa yang
harus mereka kuasai, serta di mana kedudukan
bahan belajar yang akan disajikan dalam
keseluruhan kurikulum sekolah. Demikian pula
pada penyusunan bahan belajar berbasis web
sasaran harus dicantumkan secara spesifk.

Pemilihan topik
Setelah sasaran ditentukan, langkah
selanjutnya adalah memilih topik yang
sesuai dengan kebutuhan sasaran
tersebut. Pemilihan topik dapat
dilakukan dengan pertimbangan,
antara lain; materi sulit, penting
diketahui, bermanfaat, merupakan
sesuatu yang baru, sesuatu yang
belum banyak diketahui, atau bahasan
dari sudut pandang lain, dll.

Pembuatan peta materi
Peta materi sangat membantu dalam
merumuskan keluasan dan kedalaman
materi yang akan dibahas. Membuat peta
materi dapat diibaratkan menggambar
sebuah batang pohon yang bercabang dan
beranting, semakin banyak cabang maka
semakin luas bahasan materi. Sedangkan
apabila kita menghendaki bahasan yang
fokus dan spesifk, maka kembangkanlah
bagian ranting-ranting.

Perumusan tujuan
Gambar peta materi akan sangat
bermanfaat untuk menentukan tujuan.
Setiap ranting dapat dirumuskan
menjadi sebuah indikator tujuan yang
spesifk. Sedangkan cabang menjadi
besaran tujuan tersebut. Tujuan besar
(cabang) dapat dicapai dengan
memenuhi semua tujuan yang spesifk
(ranting).

Penyusunan alat evaluasi
Setelah merumuskan tujuan, langsung diikuti
dengan perumusan alat evaluasi. Alat evaluasi
dimaksudkan untuk mejawab dengan cara
bagaimana kita dapat mengetahui sesuatu tujuan itu
telah tercapai. Setiap indikator tujuan harus dapat
diukur keberhasilannya. Sebuah rumusan tujuan
dapat diukur dengan satu butir alat evaluasi. Dapat
satu set alat evaluasi mengukur serangkai tujuan.
Misalnya kita merumuskan tujuan ?mampu
mengendari sepeda motor?, maka alat evaluasi yang
mungkin adalah lembar observasi tentang
kemampuan mengendarai sepeda motor.

Pengumpulan referensi
Tidak ada bahan ajar yang berdiri sendiri
tanpa sumber referensi. Referensi digunakan
untuk memberi dukungan teoretis, data,
fakta, ataupun pendapat. Referensi juga
dapat memperkaya khasanah bahan belajar,
sehingga pembaca yang menginginkan
pendalaman materi yang dibahas dapat
mencari dari sumber yang disebutkan.
Dalam web, pembaca dapat dengan mudah
diberikan link ke sumber referensi tersebut.

Penyusunan bahan
Penulisan bahan hendaklah konsisten dengan peta
materi dan tujuan yang telah disusun. Secara umum
struktur penulisan sekurang-kurangnya terdiri dari tiga
bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutupan. Pada
pendahuluan kita harus sudah menyampaikan secara
ringkas apa yang akan dibahas pada bahan belajar ini.
Sedangkan bagian isi menguraikan secara gamblang
seluruh materi. Agar lebih jelas, uraian bisa dilengkapi
dengan contoh-contoh. Untuk mengecek pemahaman,
pada bagian ini dapat pula diberikan latihan-latihan.
Pada bagaian penutup sampaikan kembali secara
ringkas apa yang telah dibahas. Proses selanjutnya
adalah editing, upload, dan testing.

Rangkuman
Dengan memanfaatkan internet, kita akan
dengan sangat mudah memperoleh berbgai
informasi dan bahan belajar yang kita perlukan.
Sumber belajar pada dunia maya sangat kaya,
selama kita memahami bahasanya, sumber
belajar dari berbagai belahan dunia dapat kita
peroleh. Dari mana bahan itu datang?
Sesungguhnya, kita tidak akan mendapatkan
apa-apa kalau tidak ada orang yang
menyediakan bahan belajar tersebut di web.
Oleh karena itu, pada dunia web, tidak baik kita
hanya memposisikan diri sebagai konsumen.