PEMBELAJARAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN METODE KARYAWISATA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA SMAN DI KABUPATEN ACEH BARAT

  Jurnal EduBio Tropika, Volume 1, Nomor 2, Edisi Khusus, Desember 2013, hlm. 61-120 Sufiani Dosen Universitas Serambi Mekkah Korespondensi: sufibiologi@gmail.com

PEMBELAJARAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN METODE KARYAWISATA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA SMAN DI KABUPATEN ACEH BARAT

  ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengetahuan siswa SMAN melalui penggunaan me- tode karyawisata pada konsep ekosistem mangrove di Kabupaten Aceh Barat. Sampel sekolah adalah

  3 SMAN yang terletak di kawasan pesisir. Sampel kelas ditetapkan 2 kelas untuk masing-masing se- kolah, sehingga jumlahnya 6 kelas. 3 kelas diajarkan dengan metode karyawisata dan 3 kelas diajar- kan dengan metode konvensional. Sampel siswa ditetapkan dengan teknik purposive sample. Setiap kelas dipilih 10 siswa yang nilainya homogen, sehingga total sampel 60 siswa. 30 siswa diajarkan de- ngan metode karyawisata dan 30 siswa diajarkan dengan metode konvensional. Data pengetahuan di- peroleh dengan tes Analisis data dilakukan dengan uji-t. Hasil uji-t diperoleh harga t-hitung > t-tabel pada taraf 5% (6,333>1,67). Kesimpulan penelitian adalah pengetahuan siswa melalui penerapan me- tode karyawisata tentang ekosistem mangrove lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konven- sional.

  Kata Kunci: metode karyawisata, pengetahuan, ekosistem mangrove

MANGROVE ECOSYSTEM LEARNING METHOD FIELD TRIP TO INCREASE STUDENT JUNIOR HIGH SCHOOL KNOWLEDGE IN WEST ACEH DISTRICT

  ABSTRACT: This research aims to determine the knowledge of State Senior High School students through the use of the field trip methodon the concept of the mangrove ecosystem in West Aceh dis- trict. Sample 3 State Senior High School are located in the coastal region. Sample class is set 2 classes for each school, making the total 6 classes. 3 classes are taught with field trip method and 3 classes are taught by conventional method. Samples of students assigned to the purposive sample technique.

  Each class wasselected by 10 students whose value is homogeneous, so that the total sample of 60 students. 30 students are taught with field trip method and 30 students taught by conventional method. Knowledge of data obtained with the test data analysis was performed with t-test. T-test result of the price obtained t count> t-table at 5% level (6.333>2.002). Conclusion of research is the knowledge of students through the application of a field of mangrove ecosystems method is better than conventional learning.

  Keywords: field trip method knowledge, mangrove ecosystem PENDAHULUAN

  Hasil pengamatan di berbagai kawasan di Ka- akan mengganggu keseim-bangan ekosistem mang- bupaten Aceh Barat, menunjukkan fisiognomi ve- rove khususnya dan eko-sistem pesisir pada umum- getasi hutan mangrove telah mengalami perubahan nya (Suryadiputra, 2006). mendasar. Hasil penanaman mangrove setelah tsu- Usaha dari berbagai pihak untuk menyela- nami tahun 2004 pada kawasan ini, belum menun- matkan hutan mangrove perlu digalakkan. Salah jukkan tingkat keberhasilan menggembirakan ditin- satu caranya melalui sekolah. Persebaran informasi jau dari laju pertumbuhannya maupun luas tutupan yang benar dan akurat, serta memberikan berbagai wilayahnya (covered). Dampak ekologis akibat ber- contoh kegiatan yang dapat membantu mengurangi kurang dan rusaknya ekosistem mangrove adalah bencana lingkungan serta penanaman hutan mang- hilangnya berbagai spesies flora dan fauna yang be- rove, diyakini sangat efektif bila melalui sekolah rasosiasi dengan ekosistem. Dalam jangka panjang (Wahyono, 2009).

  80 Sufiani Guru adalah agen peubah perilaku, terutama perilaku siswa. Mereka berhadapan dengan siswa

  2

  atau kelas kon- trol), diajarkan dengan metode konvensional (cera- mah dan tanya jawab). Pada kelas ini, setiap ke- lompok juga diminta untuk menyusun makalah tentang ekosistem mangrove.

  2

  /kelas eksperimen) diajarkan dengan menggunakan metode karyawisata. Metode ini dilakukan dengan cara mengajak siswa ke lokasi hutan mangrove. Mereka diminta untuk menga- mati dan menganalis berbagai hal terkait dengan mangrove. Hasil karayawisata harus dilaporkan oleh setiap kelompok siswa dalam bentuk laporan ilmiah dengan sistematikanya telah diberikan sebe- lumnya. Jumlah kelompok setiap kelas adalah 10. Ketua kelompok adalah siswa yang ditetapkan sebagai sampel. Kelas kedua (X

  1

  Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengajarkan materi ekosistem, khususnya hutan mangrove sebanyak 3 kali pertemuan. Kelas per- tama (X

  sarkan atas adanya tujuan tertentu. Besar sampel yang dambil untuk setiap kelas adalah 30%. Ala- san karena kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga, dan dana. Setiap kelas dipilih 10 siswa yang didasarkan pada nilai pelajaran biologi pada rapornya. Setiap sekolah ada 20 sampel siswa, sehingga jumlah total 60 siswa. Dalam proses pembelajaran, semua siswa dalam kelas tetap di- perlakukan sama, namun nilai hasil pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini hanya siswa yang telah ditetapkan sebagai sampel. Kelas eksperimen diajarkan dengan metode karyawisata, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ce- ramah dan tanya jawab (konvensional).

  posive sampling, yaitu, pengambilan sampel dida-

  Sampel siswa ditentukan dengan teknik pur-

  sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan meto- de konvensional (metode ceramah dan tanya ja- wab). Alasan penetapan kelas X1 dan X2, karena kedua kelas tersebut di setiap sekolah sampel bu- kan kelas unggul. Sampel dari setiap SMA adalah 2 kelas, sehingga jumlah kelas sampel 6 kelas (3 SMAN).

  ditetapkan sebagai kelas eksperimen (diajarkan menggunakan metode karyawisata) dan kelas X

  6 hari perminggu dan memberikan pelajaran 5-8 jam per hari. Guru adalah seorang yang sangat efektif dalam menyebarkan pengetahuan kepada siswa dari berbagai lapisan melalui jalur pendidi- kan (Wahyono, 2009). Oleh karena itu, pelestarian hutan mangrove dapat diajarkan di sekolah-seko- lah di Kabupaten Aceh Barat.

  1

  . Kelas X

  2

  dan X

  1

  Penelitian ini dilakukan pada siswa SMA Negeri di Kabupaten Aceh Barat. Waktu penelitian dilaksakan pada bulan Oktober 2012 sampai bulan Mei 2013. Sampel sekolah adalah: SMAN 1 Suak Timah, SMAN 1 Lambalek, dan SMAN 1 Meu- topografi dan memiliki hutan mangrove. Kelas yang ditetapkan sebagai kelas populasi adalah kelas X. Hal ini disebabkan, karena materi ajar tentang hutan mangrove diajarkan pada kelas X yaitu pada Kompetensi Dasar: keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah ekosistem, keru- sakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan. Sampel kelas dari setiap SMA yang dijadikan sampel adalah kelas X

  METODE

  Kabupaten Aceh Barat memiliki 9 SMA Ne- geri. Pada SMA tersebut diajarkan pelajaran biolo- gi yang di dalamnya terdapat konsep ekosistem yang mengakaji tentang lingkungan hidup, dianta- ranya lingkungan hutan mangrove. Para materi tersebut, siswa diajak mengkaji lingkungan hutan mangrove dan pelestariannya. Dengan harapan siswa memiliki pengetahuan dan sikap positif terhadap ekosistem hutan mangrove. Rumusan masalah penelitian adalah apakah melalui penggu- naan metode karyawisata pada materi ekosistem mangrove pengetahuan siswa SMA di Kabupaten Aceh Barat lebih baik . Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: mengetahui pengeta- huan siswa SMA melalui penggunaan metode karyawisata pada materi ekosistem mangrove di Kabupaten Aceh Barat.

  Strategi dan metode mengajar yang diguna- kan guru juga mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah. Pembekalan siswa yang menekankan pada pengalaman langsung akan bertahan dalam jangka lama. Jadi, belajar dengan memberikan pe- ngalaman langsung sangat berperan dalam pem- bentukan kemampuan siswa terhadap permasa- lahan yang dihadapi untuk jangka panjang. Untuk itu, guru harus mampu mengembangkan pembela- jaran yang visinya jauh ke depan dalam membe- kali siswa untuk menghadapi berbagai tantangan. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat mem- berikan pengalaman langsung adalah metode kar- yawisata. Menurut Majid (2007), metode karyawi- sata merupakan salah satu metode yang dianjurkan dalam Islam. Metode ini mempunyai pengaruh be- sar dalam menggiatkan fisik dan mental siswa. Siswa dapat belajar langsung di lapangan sehingga pengetahuan yang diperoleh nyata, hidup, bermak- na, dan komperhensif.

  Alat yang digunakan untuk pengumpulan

  • a-

  hasil uji normalitas semua kelompok data 5). Hasil uji normali- tas Data One-Sample

  12.3

  Hasil uji-t terhadap n antara kelas eksperimen menunjukkan ada perbedaa kelas tersebut dengan harga Angka tersebut lebih besar 58) sebesar 1,67 (6,333 > 1 hipotesis yang diajukan “pe melalui penggunaan meto materi ekosistem mangro Barat lebih baik, diterima. H untuk pengetahuan disajikan

  Pembelajaran Eko

  ng nilai rata-rata. Se- otesis dilakukan “uji-

   t-test . Uji nor-malitas Smirnov Test dan uji Levene’s Test . Keselu-

  akan software SPSS

  AN

  an untuk mengetahui ahuan siswa. Uji nor-

  e Sample Kolmogrov-

  v Test Shapiro-Wilk Statis- tic df Sig. .908 30 .013 .965

  12

  30 .407 on

  Gambar 1. Perbandingan N huan Siswa SM laan Hutan M Aceh Barat

  Nilai rata-rata kela 12,30, sedangkan nilai rata lah 9,37. Perbandingan nil eksperimen dengan kontro bar 1.

  14 Ekosistem Mangrove dengan M Uji-t

  Uj

  12, lah eks bar Ga ant me kel An 58) hip me ma Ba unt kan pun nga dib di bag kab seh nya Pen dir kas ma Ba bel dila ber ber pin

  2

  4

  6

  8

  2

  4

  6

  SMAN tentang Pengelo- Mangrove di Kabupaten p nilai pengetahuan siswa n dengan kelas kontrol aan nyata pengetahuan di rga t-hitung sebesar 6.333. sar dari harga t-tabel (db=

  = n A a h s a-

  masing lanjutn t”, yaitu mengg homog ruhan 17.0 fo

  HASIL Uji No

  U normal malitas

  Smirno

  diperol lebih b tas disa Tabel 1

  kelas eksperim Kelas kontrol

  1 h a- s

  9.37 Kelas Kontrol

  81 elas eksperimen adalah ata-rata kelas kontrol ada- nilai rata-rata antara kelas trol disajikan pada Gam- n Nilai Rata-rata Pengeta-

  8

  14 Kelas Eksperimen Metode Karyawisata

  12

  SIL DAN PEMBAHASAN Normalitas

  Uji normalitas dilakukan alitas data skor pengetahu itas menggunakan uji One S

  rnov Test. Berdasarkan ha

  roleh Sig. (p-level) pada sem h besar dari 0,05 (p > 0,05) isajikan pada Tabel .1. el 1. Hasil Uji Normalitas

  • n a ol di 3.

  Kolmogorof-Smirnov T Kolmogorov- Smirnov a Statis- tic Df Sig. erimen .153

  30 .069 s rol .151

  30 .078 lliefors Significance Correction

  10

  10

a. Lillie

  • e- gi h r- at n r-

  memperlihatkan bah- dari variabel terikat ilai alpha yang digu- rarti tidak ada perbe- k data sehingga data ersifat homogen (Ta- gujian normalitas dan iperoleh bahwa varia- a memiliki distribusi antar kelompok data mikian, data hasil pe- arat untuk dianalisis

  U ta skor homog teknik

  a- n

  a, n lu n e-

  gi i- il

  ) .

  B bahwa litas da riabel t

  Uji Ho

  (wisdom) baik yang riil eto, 2003). Selanjutnya, uni (2010) menyebutkan man praktik sangat perlu merangsang kemampuan naknya, akan terlintas be- ari persoalan yang dihada- akan mempertimbangkan

  , baik di sekolah, surat aupun dalam pergaulan tahuan itu sendiri sebenar- u tak berguna (priceless). liki akan bermakna bagi au pengetahuan itu diapli-

  a. Hasil perhitungan t-tes kan pada Tabel 2. diperoleh siswa merupa- ajaran baik di kelas mau- tahuan yang diperoleh de- an langsung lebih tinggi ngetahuan yang di peroleh pat diperoleh melalui ber-

  > 1,67). Dengan demikian “pengetahuan siswa SMA etode karyawisata pada grove di Kabupaten Aceh

  Varian

  t of Equality of Error terikat.

  H wa nil yang d nakan daan v pengeta bel 2.).

  B homog bel teri data ya adalah nelitian dengan ing-masing kelas dihitung utnya, untuk menguji hipote aitu Independent Sample t-t ggunakan Kolmogorov-Sm ogenitas menggunakan Lev n uji tersebut menggunak for Windows .

  Berdasarkan data Tabel 1. a tidak ada penyimpanga data setiap veriabel bebas, el terikat dinyatakan berdistr

  Homogenitas

  Uji homogenitas data dila kor pengetahuan siswa. Ha ogenitas antar varian yang ik statistik Levene’s Test o

  iances terhadap variabel teri

  Hasil uji homogenitas me nilai probabilitas (sig.) da diuji lebih besar dari nila n (0,131 > 0,05). Ini berar varian antar kelompok d etahuan siswa adalah bers

  .).

  Pengetahuan yang di kan hasil proses pembelaja pun di luar kelas. Pengetah ngan memberi pengalaman dibandingkan dengan penge di kelas. Pengetahuan dapat bagai media pendidikan, kabat, televisi, radio mau sehari-hari. Tetapi pengetah nya kosong (empty) atau t Pengetahuan yang dimilik diri dan sesama kita kalau kasikan dengan kearifan (w maupun spiritual (Slameto Baharuddin dan Wahyuni belajar melalui pengalama dilakukan guru untuk me berpikir siswa. Dalam bena berapa alternatif solusi dari pinya. Kemudian siswa ak

  Berdasarkan hasil penguj ogenitas data tersebut, dipe terikat pengetahuan siswa yang normal dan varian an ah homogen. Dengan demi tian telah memenuhi syara an statistik.

  Hasil perhitungan uji ng dilakukan dengan

  l 1. dapat disimpulkan gan terhadap norma- as, sehingga data va- istribusi normal. ilakukan terhadap da-

  82 Sufiani apakah suatu solusi tepat untuk dipilih atau tidak.

  Pada saat berpikir, siswa belajar membuat solusi atas segala persoalan.

  Pemberian pengalaman langsung dilakukan dengan metode karyawisata. Metode karyawisata

  (karya=kerja, wisata=pergi) ialah suatu cara penya- jian bahan pelajaran dengan membawa siswa lang- sung kepada obyek yang dipelajari di luar kelas. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar me- ngajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan da- lam waktu singkat beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari. Tujuan penggu- naan metode karyawisata antara lain: 1) untuk me- lengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau kelas; 2) untuk melihat, mengamati, mengha- yati secara langsung dan nyata mengenai obyek tersebut; 3) untuk menanamkan nilai moral pada siswa.

  Kelebihan metode karyawisata adalah: 1) Karyawisata mempunyai prinsip pengajaran mo- dern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam proses belajar mengajar. 2) Membuat apa yang di- pelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat. 3) Pengajaran deng- an metode karyawisata dapat lebih merangsang kreatifitas siswa. 4) Informasi sebagai bahan pela- jaran lebih luas, mendalam dan aktual.

  Melalui penggunaan metode karyawisata, siswa memperoleh pengalaman yang nyata menge- nai obyek studi. Selain itu, metode ini dapat dapat memberikan motivasi untuk mendalami materi pelajaran yang diberikan. Penggunaan metode kar- yawisata berkaitan erat dengan teori belajar ber- makna Ausubel. Menurut teori Ausubel, belajar seharusnya merupakan apa yang disebut asimilasi bermakna. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya. Diperlukan dua persyaratan untuk itu, yaitu: 1) materi yang secara potensial bermakna, dan dipilih serta diatur oleh guru, dan 2) situasi belajar yang secara potensial bermakna. Faktor motivasional memegang peranan penting, sebab mahasiswa tidak akan mengasimilasi materi baru tersebut apabila mereka tidak mempunyai keinginan dan pengeyahuan bagaimana melaku- kannya. Hal ini perlu diatur oleh guru, sehingga materi tidak dipelajari secara hafalan. Belajar me- mahami lebih baik daripada dengan hanya meng- hafal tanpa pengertian penyajian (Soekamto dan Winataputra, 1997). Selain itu, metode karyawisata juga berkaitan erat dengan model pembelajaran Experiental learning . Model ini menekankan pada sebuah model pembelajaran yang holistic dalam proses belajar. Belajar didefinisikan sebagai proses dimana pengetahuan diciptakan melalui transfor- masi pengalaman (experience). Pengetahuan meru- pakan hasil perpaduan antara memahami dan men- transformasi pengalaman. Menurut Kolp dalam Baharuddin dan Wahyuni (2010), Experiental learning didefinisikan sebagai tindakan untuk mencapai sesuatu berdasarkan pengalaman yang secara terus-menerus mengalami perubahan guna meningkatkan keefektifan dari hasil belajar itu sendiri.

  Tujuan akhir dari proses belajar dan menga- jar adalah siswa memiliki keterampilan transfer of learning, sehingga diharapkan siswa dapat men- transfer pengetahuan yang didapatkan kesituasi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Baharuddin dan Wahyuni (2010) menyatakan, keterampilan,

  Tabel 2. Hasil uji-t Data Pengetahuan Siswa Terhadap Ekosistem Mangrove di SMA Kabupaten Aceh Barat

  Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

  95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df Sig.

  (2-tailed) Mean Difference Std. Error

  Difference Lower Upper Pengeta- huan

  Equal variances assumed 2.351 .131 6.333 58 .000 3.10000 .48947 2.12022 4.07978 Equal variances not assumed

  6.333 54.288 .000 3.10000 .48947 2.11880 4.08120

  Keterangan: t-tabel pada taraf signifikan 5% dengan db 58 = 1,67

  Pembelajaran Ekosistem Mangrove dengan Metode Karyawisata

  ngembangkan Kompetensi Guru). Bandung: Rosdakarya.

  am dan Lingkungan Hidup.SMA dan Sede- rajat Kelas X . Fauna & Flora International-

  Fauna & Flora International-IP, Banda Aceh. Wahyono, E.H. 2009.Pendidikan Pelestarian Al-

  rian Alam dan Lingkungan Hidup. Untuk Guru SMA dan Sederajat di Provinsi Aceh.

  gramme/CPSG. Universitas Syiah Kula, Banda Aceh. Wahyono, E.H. 2009. Modul Pendidikan Pelesta-

  Lingkungan Pasca Tsunami di Beberapa Lokasi Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias . Wetlands International Indonesia Pro-

  Suryadiputra, I.N.N. (editor) 2006. Kajian Kondisi

  Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.

  Slameto., 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Soekamto, T., dan Winataputra, U.s. 1997. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran.

  Majid, A., 2007. Perencanaan Pembelajaran (Me-

  83

  cational Perspective . (Terj. Hamdiah dan Fa-jar). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

  Schunk, D.H., 2012. Learning Theories and Edu-

  jar dan Pembelajaran . Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

  Baharuddin dan Wahyuni, E.N., 2010. Teori Bela-

  DAFTAR RUJUKAN

  Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpul- kanan bahwa, pengetahuan siswa melalui penggu- naan metode karyawisata terhadap pelestarian eko- sistem mangrove di Kabupaten Aceh Barat lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional (t-hitung > t-tabel atau 6,33 > 1,67).

  SIMPULAN

  transfer of learning adalah keterampilan individu mengontrol pengetahuan yang diperoleh untuk diaplikasikan dalam masalah baru atau situasi nyata. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami keberhasilan dengan mem- berikan kebebasan siswa untuk belajr secar man- diri.

  IP, Banda Aceh.