A. PENDAHULUAN - TURUNAN HIDROKARBON
|
—
C
—
C
—
C
C —
OH
|
C
C
OH
—
C
—
OH C
- –CHO) Keton/karbonil
- –CO–)
X C —
C n H 2n O C n H n O
X C n H 2n+2 O
—
R R
—
C —
- –COOH) Ester (
- –COO–)
| —
— C | — C
OH C C
|
— C | — C
C
—
OH C
|
C
— C
C
C
C —
COO C
— C | —
C
—
C OH C
|
C
—
O O
— — ||
OH O R C
Homolog Gugus fungsi Rumus umum Alkanol
Ester alkil alkanoat alkil triviat Halogen halo alkana alkil halida
karboksilat
Keton/karbonil alkanon alkil alkil keton Karboksil asam alkanoat asam trivioat asam alkana
Alkohol alkanol alkil alkohol Eter alkoksi alkana alkil alkil eter Aldehida alkanal alkil aldehida trivialdehida
IUPAC Trivial
Gugus fungsi
Tata nama turunan hidrokarbon didasarkan atas aturan IUPAC atau menggunakan nama trivial (nama umum/dagang). Penamaan IUPAC dan trivial pada turunan hidrokarbon:
Alkil alkanoat –COO– Haloalkana –X B . TATA NAMA TURUNAN HIDROKARBON
Alkoksi alkana –O– Alkanal –CHO Alkanon –CO– Asam alkanoat
Homolog turunan hidrokarbon terdiri atas:
— ||
Halogen ( –X)
(
Karboksil
(
(
Alkohol ( –OH) Eter ( –O–) Aldehida
Turunan hidrokarbon adalah senyawa turunan homolog alkana yang mengandung gugus fungsi. Gugus fungsi turunan hidrokarbon terdiri atas:
PENDAHULUAN
Turunan Hidrokarbon A .
Penamaan trivial pada bentuk rantai karbon, cabang dan posisi gugus fungsi: 1) Posisi primer (terikat pada atom C primer) 2) Posisi sekunder (terikat pada atom C sekunder) 3) Posisi tersier (terikat pada atom C sekunder) 4) Posisi iso (pada rantai karbon terdapat satu cabang pada nomor kedua)
Posisi iso dapat sama dengan posisi sekunder.
5) Posisi neo (pada rantai karbon terdapat dua cabang pada nomor kedua) Posisi neo dapat sama dengan posisi tersier.
Penamaan trivial pada suku-suku homolog alkanal, asam alkanoat dan alkil alkanoat:
R
—
O C
||
R
— —
H O R C
— — ||
R R C
—
O
—
OH R
—
R
- –OH
- –COOH
2 C n H 2n+1
Rantai/ rangka beda rantai utama/induk atau alkil seluruh turunan hidrokarbon
Isomer Perbedaan Homolog Struktur
Keisomeran turunan hidrokarbon terdiri atas:
10 kapr- C .
1 form- 6 kapro- 2 aset- 7 enant- 3 propio- 8 kapril- 4 butir- 9 pelargon- 5 valer-
Atom C Nama trivial Atom C Nama trivial
KEISOMERAN TURUNAN HIDROKARBON
Posisi beda posisi gugus fungsi selain asam alkanoat
CH 2 C
—
CH 3 CH 2
—
CH 3 CH 3
| |
OH
—
— —
—
CH 3
—
CH 3
—
CH 2
—
OH CH
CH 3 CH
CH 2
CH 2
—
CH 3 CH 3
| |
OH
— —
CH 2
—
CH 3 CH
CH 3 CH 3 CH
— —
| |
OH
— —
CH 3 C
—
CH 3 CH 2
|
OH
|
jumlah isomer optis = 2 n
Fungsi beda homolog, namun sama rumus umum alkanol-alkoksi alkana, alkanal-alkanon, asam alkanoat-alkil alkanoat
enansiomer berbeda (rasemat) bersifat optis tak aktif. Keisomeran optis disebabkan oleh atom C kiral
1) Penamaan didasarkan atas gugus alkil sebagai cabang gugus alkohol.
Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus alkohol memiliki nomor kecil. Aturan penamaan trivial alkanol:
Posisi cabang dan gugus alkohol ditentukan dengan penomoran rantai utama.
Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi akhiran -ol. Gugus alkohol dianggap cabang. 2)
Aturan penamaan IUPAC alkanol: 1)
D . ALKANOL DAN ALKOKSI ALKANA
(asimetris), yaitu atom karbon yang mengikat 4 gugus yang seluruhnya berbeda. Semakin banyak atom C kiral, semakin banyak isomer optis. Jika n adalah jumlah atom C kiral:
optis aktif, sedangkan campuran dua senyawa
IUPAC : metanol Trivial : metil alkohol (spirtus)
Hubungan dua isomer optis dapat berupa enansiomer (saling mencerminkan), dan diastereoisomer (tak saling mencerminkan). Campuran senyawa enansiomer sejenis bersifat
2) Bentuk dekstro (D-) menyatakan senyawa memutar polarimetri ke kanan.
1) Bentuk levo (L-) menyatakan senyawa memutar polarimetri ke kiri.
Untuk membedakannya, kedua rumus bangun diberi notasi L- dan D-.
Pada isomer optis, dua buah rumus bangun memiliki nama yang sama, namun berbeda jika dilewatkan cahaya terpolariasi.
Optis beda pemutar polarimetri alkanol atau mengan- dung gugus alkohol
Ruang
Contoh: CH 3 —OH
CH 3 —CH 2 —OH
Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus eter memiliki nomor kecil. θ cahaya tak terpolarisasi polarisator senyawa berisomer optis cahaya terpolarisasi
tidak ada
Posisi cabang dan gugus eter ditentukan dengan penomoran rantai utama.
Gugus karbon yang lebih pendek dianggap cabang, diberi akhiran –oksi. 2)
b.
Rantai utama adalah gugus karbon terpanjang.
a.
Penamaan didasarkan atas gugus karbon di sekitar gugus eter.
Aturan penamaan IUPAC alkoksi alkana: 1)
IUPAC : 2,3-dimetil-1-butanol Trivial :
IUPAC : etanol Trivial : etil alkohol (alkohol di pasaran)
IUPAC : 2,2-dimetil-1-propanol Trivial : neopentil alkohol
IUPAC : 3-metil-1-butanol Trivial : isopentil alkohol
IUPAC : 2-metil-2-butanol Trivial : terspentil alkohol
IUPAC : 3-pentanol Trivial : sekpentil alkohol
IUPAC : 1-pentanol Trivial : pentil alkohol
CH 3 —CH 2 —CH 2 —CH 2 —CH 2 —OH
IUPAC : 1-propanol Trivial : propil alkohol
CH 3 —CH 2 —CH 2 —OH
2) Penamaan ditulis sebagai alkil alkohol.
3) Gugus eter selalu ditulis paling awal daripada cabang.
C C
C C
—
C
—
C
—
C O
|
C
—
C
—
— |
C O
C
—
C C
|
C
— —
C
—
OH C
—
C
—
|
—
|
C
C
|
C
—
C
—
OH C C
| —
C
|
C
—
—
C
C
—
OH C
—
C C
— |
C
—
C
—
OH C
— |
C C
C
Aturan penamaan trivial alkoksi alkana: 1)
C 5 H 12 O, 1.
Misalnya 1-metoksipentana dengan rumus molekul C 6 H 14 O, memiliki keisomeran posisi dengan, C — O— C— C— C— C— C 1. 1-etoksibutana
Alkoksi alkana
2,2-dimetil-1-propanol
— C— C— C— C—OH 2. 3-metil-2-butanol 3.
1-pentanol C
Misalnya 3-pentanol dengan rumus molekul C 5 H 12 O, memiliki keisomeran posisi dengan, 1.
Alkanol
Pada isomer posisi, dua buah rumus bangun memiliki rumus molekul yang sama namun nomor gugus fungsi berbeda (alkanol) atau posisi gugus fungsi berbeda (alkoksi alkana). Contoh isomer posisi:
2-metoksi-2-metilpropana (rantai utama C 3 )
1-metoksi-2-metilpropana (rantai utama C 3 ) 3.
C — O— C— C— C— C 2.
1-metoksibutana (rantai utama C 4 )
Alkoksi alkana , contoh: berikut ini isomer rantai
C — C— C— O— C— C— C Pada isomer fungsi, dua buah rumus bangun memiliki rumus umum yang sama namun homolog (keluarga) yang berbeda. Contoh isomer fungsi:
3,4-dimetil-1-pentanol (rantai utama C 5 )
) 3.
1-heptanol (rantai utama C 7 ) C — C— C— C— C— C— C—OH 2. 5-metil-1-heksanol (rantai utama C 6
, contoh: berikut ini isomer rantai C 7 H 16 O, 1.
Alkanol
Pada isomer rantai, dua buah rumus bangun memiliki rumus molekul yang sama namun rantai utama berbeda (alkanol) atau gugus alkil berbeda (alkoksi alkana). Contoh isomer rantai:
IUPAC : 2-etoksipropana Trivial : etil sekpropil eter/etil isopropil eter
CH 3 —CH 2 —O—CH 2 —CH 2 —CH 3 IUPAC : 1-etoksipropana Trivial : etil propil eter
IUPAC : 1-metoksi-2-metilpropana Trivial : isobutil metil eter
CH 3 —O—CH 2 —CH 2 —CH 2 —CH 3 IUPAC : 1-metoksibutana Trivial : butil metil eter
Penamaan gugus diurut berdasarkan abjad (sebelum diberi indeks, sek-, ters-, iso-, dan neo-) sesuai nama gugus alkil di sekitar gugus eter sebagai alkil alkil eter. Contoh:
Penamaan didasarkan atas gugus karbon di sekitar gugus eter. 2)
C — C— O— C— C— C— C 2. 1-propoksipropana
Senyawa dengan rumus molekul C 5 H 12 O, 1.
—
O
C
—
C
—
OH C
— —
CH 3 CH 3
|
CH
—
CH 2
—
—
1-pentanol C
CH 3 CH 3
|
CH 3
—
CH
—
CH 2
—
O
—
C — O— C— C— C— C Pada isomer optis, dua buah rumus bangun memiliki nama yang sama, namun menghasilkan cahaya terpolarisasi berbeda. CH 3
— C— C— C— C—OH 2. 1-metoksi butana
| CH 3 Contoh isomer optis:
|
2-butanol CH 3 C CH 2 CHO 3 2 3
— — — |
CH CH CH CH
— — — |
CH 3 OH
IUPAC : 3,3-dimetilbutanal H H
Trivial : neokaproaldehida
| |
CH 3 CH 2 CH CHO H 5 C 2 C CH 3 H 3 C C * C 2 H 5 — — —
- | | |
— — — —
CH 2 OH HO
|
L-2-butanol D-2-butanol 3 CH
IUPAC : 2-etilbutanal 3-metil-3-heksanol
Trivial : sekkaproaldehida CH 3
|
CH 3 CH 3 CH 2 CH 2 C CH 2 CH 3
— — — — — | |
CH 3 CH 2 C CHO
— — —
OH
|
CH 3 H 3 C CH 3
| |
IUPAC : 2,2-dimetilbutanal
C * C
- H 7 C 3 C C 2 H 5 H 5 C 2 3 H 7
- –oat. Gugus karboksil dianggap cabang, namun atom karbonnya dihitung sebagai rantai utama.
- –at. 4)
- – C – H – C – Cl H H Cl – Cl H – Cl | | tetra-, dst.).
- H 2 d H Contoh:
- HBr d
- – CH(OH) – CH
- – CHBr – CH
- –OH + C 2 H 5 –I CH 3 –O–C 2 H 5 + 2HI d CH 3 –I + C 2 H 5 –I + H 2 O<
- –OH + 2M d 2R–ONa + H 2 Eter (tidak bereaksi) Contoh:
- –OH d R=R + H 2 O
- –O–C 2 H 5 + H 2 O 6) Reaksi dengan oksidator (oksidasi)
- –O–C 2 H 5 + PCl 5 d CH 3 –Cl + C 2 H 5 –Cl + POCl 3 4) Reaksi dengan asam halida (HX)
- CHO + Cu + H 2 O CH 3 -CH 2 -OH + Cr 2 O 7 2- + H + d CH 3 -COOH + 2Cr 3+ + H 2
- MnO 4 - + H + d CH 3 -CO-CH 3 + Mn 2+ + H 2 O CH 3 CH<
- –O–R 2 + 2HI
- d asam propanoat metanol
- H 2 O<
- H 2 d
- H 2
- –OH dari basa kuat, menghasilkan alkanol. Contoh: C 2 H 5 Cl + KOH d C 2 H 5 OH + KCl CH 3 I + NaOH d CH 3 OH + NaI<
- – CHF – CH 2 F dapat ditulis CH 3 – CH = CH 2 + F 2 CH 3 – CHBr – CH 3 dapat ditulis
- + + H +
- – CHCl – CH 2 – CH 3 dapat ditulis CH 3 – CH = CH – CH 3 + HCl
— — — — | |
Trivial : terskaproaldehida HO OH
Aturan penamaan IUPAC alkanon: L-3-metil-3-heksanol D-3-metil-3-heksanol
1) Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi akhiran -on. Gugus keton dianggap
E . ALKANAL DAN ALKANON
cabang, namun atom karbonnya dihitung Aturan penamaan IUPAC alkanal: sebagai rantai utama.
1) Penamaan didasarkan atas rantai utama dan
2) Posisi cabang dan gugus keton ditentukan diberi akhiran -al. Gugus aldehida dianggap dengan penomoran rantai utama. cabang, namun atom karbonnya dihitung
Penomoran dilakukan sedemikian rupa sebagai rantai utama. sehingga gugus keton memiliki nomor kecil. 2) cabang ditentukan dengan
Posisi penomoran rantai utama. Aturan penamaan trivial alkanon:
1) Atom karbon gugus aldehida dihitung Penamaan didasarkan atas gugus karbon di sebagai rantai utama dan selalu menjadi sekitar gugus keton. atom karbon nomor 1 (gugus aldehida tidak
2) Penamaan gugus diurut berdasarkan abjad perlu diberi nomor).
(sebelum diberi indeks, sek-, ters-, iso-, dan neo-) sesuai nama gugus alkil di sekitar Aturan penamaan trivial alkanal: gugus keton sebagai alkil alkil keton.
1) Penamaan didasarkan atas jumlah atom C
Contoh: dan bentuk rantai.
CH 3 —CO—CH 2 —CH 2 —CH 2 —CH 3
2) Penamaan ditulis sebagai trivialdehida.
IUPAC : 2-heksanon Contoh:
H Trivial : butil metil keton —CHO
CH 3 2 2 2 3 IUPAC : metanal —CH —CO—CH —CH —CH
IUPAC : 3-heksanon Trivial : formaldehida (formalin) 3 2 2 2 2 Trivial : etil propil keton
CH —CH —CH —CH —CH —CHO 3 2 3 IUPAC : heksanal CH CO CH CH CH
— — — — |
Trivial : kaproaldehida CH 3 CH 3 CH CH 2 CH 2 CHO
— — — —
IUPAC : 4-metil-2-pentanon
|
CH 3 Trivial : isobutil metil keton
IUPAC : 4-metilpentanal Pada isomer rantai, dua buah rumus bangun memiliki rumus molekul yang sama namun rantai
Trivial : isokaproaldehida utama berbeda (alkanal) atau gugus alkil berbeda (alkoksi alkana).
ASAM ALKANOAT DAN ALKIL ALKANOAT
Aturan penamaan IUPAC asam alkanoat: 1)
Contoh isomer rantai:
Alkanal
, contoh: berikut ini isomer rantai C 6 H 12 O, 1. heksanal (rantai utama C 6 )
C — C— C— C— C—CHO 2. 3-metilpentanal (rantai utama C 5
Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi kata asam di depan dan akhiran
C 6 H 12 O, 1.
C C
—
C CO
|
C
—
C
—
| |
—
C
—
C
—
CHO C C
| —
C
—
C
C
—
—
CH 3
|
CH 3
—
CH
—
CH 2
CH 2
—
—
COOH
— |
C
—
C CO
|
C C
C
C
2-heksanon (rantai utama C 6 )
C — C— C— C— C—CHO 2.
Nama trivial 1
ditentukan dengan penomoran rantai utama. Atom karbon gugus karboksil dihitung sebagai rantai utama dan selalu menjadi atom karbon nomor 1. Aturan penamaan trivial asam alkanoat:
cabang
2) Posisi
) 3. 3,3-dimetilbutanal (rantai utama C 4 )
Alkanon , contoh: berikut ini isomer rantai
3-heksanon C — C— CO— C— C—C
F .
Senyawa dengan rumus molekul C 6 H 12 O, 1. heksanal
2) Penamaan ditulis sebagai asam trivioat.
C — C— C— CO— C—C—C Pada isomer fungsi, dua buah rumus bangun memiliki rumus umum yang sama namun homolog (keluarga) yang berbeda. Contoh isomer fungsi:
C — C— CO— C— C—C—C 2. 4-heptanon
C — CO— C— C— C—C—C 1. 3-heptanon
Misalnya 2-heptanon dengan rumus molekul C 7 H 14 O, memiliki keisomeran posisi dengan,
alkanon :
Pada isomer posisi, dua buah rumus bangun memiliki rumus molekul yang sama namun posisi gugus fungsi berbeda. Alkanal tidak mempunyai isomer posisi. Contoh isomer posisi
3,3-dimetil-2-butanon (rantai utama C 4 )
C — CO— C— C— C—C 2. 4-metil-2-pentanon (rantai utama C 5 ) 3.
1) Penamaan didasarkan atas jumlah atom C dan bentuk rantai.
Nama trivial 2
—
2) asam metana karboksilat CH 3
CHO C C
—
IUPAC : asam 4-metilpentanoat Trivial : 1) asam isokaproat
2) asam pentana-1-karboksilat
IUPAC : asam heksanoat Trivial : 1) asam kaproat
—CH 2 —CH 2 —CH 2 —CH 2 —COOH
IUPAC : asam etanoat Trivial : 1) asam asetat
1) Penamaan didasarkan atas rantai utama sebagai alkana yang diberi kata asam didepannya. Gugus karboksil dianggap cabang, dan atom karbonnya tidak dihitung sebagai rantai utama.
—COOH
2) tidak ada CH 3
IUPAC : asam metanoat Trivial : 1) asam formiat
H —COOH
Penamaan ditulis sebagai asam alkana karboksilat. Contoh:
Gugus karboksil selalu ditulis paling akhir dan diberi akhiran
Penomoran dilakukan sedemikian rupa sehingga gugus keton memiliki nomor kecil. 3)
2) Posisi cabang dan gugus karboksil ditentukan dengan penomoran rantai utama.
2) asam 3-metilbutana-1-karboksilat IUPAC : asam 3,3-dimetilbutanoat Trivial : 1) asam neokaproat
2) asam 2,2-dimetil-1-karboksilat
CH 2
CH 3
—
CH 3 COO
—
CH 3
|
CH
—
CH 3
—
—
CH 3
CH 3 COO
|
CH 3
—
CH
—
CH 3
—
CH 2
—
—
|
—
|
—
C
—
C C
|
C
—
C
—
COO
C
C
—
C
—
C
—
COOH C C
—
CH 3
|
CH 3
—
COO
CH 3
IUPAC : asam 2-etilbutanoat Trivial : 1) asam sekkaproat
—CH 2 —CH 2 —COO—CH 2 —CH 3 IUPAC : etil butanoat Trivial : etil butirat
Alkil alkanoat
)
C — C— C— C— C—COOH 2. asam 3-metilpentanoat (rantai utama C 5
C 6 H 12 O 2 , 1. asam heksanoat (rantai utama C 6 )
Asam alkanoat , contoh: berikut ini isomer rantai
Pada isomer rantai, dua buah rumus bangun memiliki rumus molekul yang sama namun rantai utama berbeda (asam alkanoat) atau gugus alkil berbeda (alkil alkanoat). Contoh isomer rantai:
IUPAC : metil-2,2-dimetilpropanoat Trivial : metil neovalerat/metil tersvalerat
IUPAC : etil-2-metilpropanoat Trivial : etil isobutirat/etil sek butirat
IUPAC : metil-3-metilbutanoat Trivial : metil isovalerat
CH 3 —CH 2 —CH 2 —CH 2 —COO—CH 3 IUPAC : metil pentanoat Trivial : metil valerat
Trivial : propil propionat CH 3
) C —C— C— C— COO—C 2. metil-3-metilbutanoat (rantai utama C 5 )
Contoh: CH 3 —CH 2 —COO—CH 2 —CH 2 —CH 3 IUPAC : propil propanoat
1) Penamaan didasarkan atas jumlah atom C dan bentuk rantai.
Atom karbon gugus ester dihitung sebagai rantai utama dan selalu menjadi atom karbon nomor 1. Aturan penamaan trivial alkil alkanoat:
Posisi cabang pada rantai utama ditentukan dengan penomoran rantai utama.
Gugus karbon yang berikatan dengan C gugus ester dianggap sebagai alkil dan diletakkan di depan. 2)
b.
Gugus karbon yang berikatan dengan O gugus ester adalah rantai utama diberi akhiran –oat.
a.
1) Penamaan didasarkan atas gugus karbon di sekitar gugus ester.
2) asam pentana-3-karboksilat Aturan penamaan IUPAC alkil alkanoat:
, contoh: berikut ini isomer rantai C 6 H 12 O, 1. metil pentanoat (rantai utama C 6
Pada isomer posisi, dua buah rumus bangun memiliki rumus molekul yang sama namun posisi gugus fungsi berbeda. Asam alkanoat tidak mempunyai isomer posisi. Contoh isomer posisi
|
CH 2
CH 3 CH 2
—
CH 2
—
CH
—
CH 3 COOH
|
CH 3
|
—
alkil alkanoat :
C
—
CH 2
—
2) Penamaan ditulis sebagai alkil trivioat.
C — C— COO— C— C—C COOH
C — C— C— C— C—COOH 2. propil propanoat
Senyawa dengan rumus molekul C 6 H 12 O 2 , 1. asam heksanoat
C — C— C— COO— C—C—C Pada isomer fungsi, dua buah rumus bangun memiliki rumus umum yang sama namun homolog (keluarga) yang berbeda. Contoh isomer fungsi:
C — C— COO— C— C—C—C 2. propil butanoat
C — COO— C— C— C—C—C 1. butil propanoat
Misalnya pentil etanoat dengan rumus molekul C 7 H 14 O 2 , memiliki keisomeran posisi dengan, G .
2) Reaksi substitusi
HALOALKANA
Adalah reaksi penggantian 1 atom H dengan Aturan penamaan IUPAC haloalkana: unsur lain (biasanya halogen).
1) Penamaan didasarkan atas rantai utama.
Halogen dianggap cabang, dan diberi
Alkana + Halogen akhiran –o.
d Haloalkana + Asam Halida 2)
Posisi cabang dan halogen ditentukan
3 + 2 d 4 + 1 dengan penomoran rantai utama.
Reaksi substitusi terjadi pada seluruh a.
Penomoran dilakukan sedemikian rupa turunan hidrokarbon. sehingga halogen memiliki nomor kecil.
Contoh reaksi substitusi : b.
Jika terdapat >1 halogen, maka prioritas CH + 4 Cl 2 3 Cl + HCl d CH penomoran adalah F > Cl > Br > I.
H H 3)
Cabang sejenis yang jumlahnya >1 cukup | | ditulis sekali, namun diberi indeks (di-, tri-,
H H 4)
Jika terdapat lebih dari satu macam jenis 3) Reaksi adisi (reduksi) cabang, maka urutan penamaan cabang
Adalah reaksi penjenuhan/pemutusan ikatan diurut berdasarkan abjad dalam bahasa 2 2 rangkap oleh H , X atau HX.
Inggris (sebelum diberi indeks, sek-, ters-,
3 + 2 d 5 iso-, dan neo-).
Reaksi adisi terjadi pada homolog turunan
Aturan penamaan haloalkana: hidrokarbon selain alkohol dan eter.
1) Penamaan didasarkan atas gugus alkil
Contoh reaksi adisi: sebagai cabang halogen (jika tunggal).
O — H 2)
| ||
O Penamaan ditulis sebagai alkil halogen.
CH 3 — CH 2 — C —
| CH 3 CH — 2 — C —
H H CH 3 —Cl
O — Br
IUPAC : klorometana O | ||
CH 3 — C — O — CH 3
Trivial : metil klorida 3 3 CH — C — O — CH | H CH 3 3
—CHBr—CH 4) Reaksi eliminasi
IUPAC : 2-bromopropana Adalah reaksi pembentukan ikatan rangkap
Trivial : isopropil bromida dengan melepas dua gugus di sekitar 2 atom C CH 3 F F
I Cl 2 2 yang berikatan, dan melepas X , HX atau H O.
| | | | |
CH 2 C C CH — CH
— — —
Reaksi eliminasi menggunakan dehidrator
| | | o
berupa H 2 SO 4 pekat pada suhu 180 C.
Cl Br Br
5 d 3 + 2
IUPAC : 4,5-dibromo-3,5-dikloro-1,2-difluoro-3-
Reaksi eliminasi terjadi pada seluruh
iodo-4-metilpentana homolog turunan hidrokarbon. Trivial : tidak ada
Pada reaksi eliminasi HX atau H 2 O berlaku H .
REAKSI-REAKSI TURUNAN HIDROKARBON aturan Saytzeff tentang arah eliminasi.
Reaksi-reaksi umum pada turunan hidrokarbon Atom H yang tereliminasi adalah yang terdiri atas: terikat pada atom C yang mengikat lebih
1) Reaksi pembakaran /redoks sedikit atom H (miskin makin miskin).
Adalah reaksi redoks dengan jalan pembakaran menggunakan O 2 .
Contoh reaksi eliminasi:
CH 3 3 dapat ditulis
T. Hidrokarbon + O 2 2 + H 2 O
d CO OH H
H SO 2 4 Reaksi pembakaran terjadi pada seluruh | | 3 2 2 CH – CH = CH + H O sssd
CH 3 CH — CH 2 — homolog turunan hidrokarbon.
CH 3 3 dapat ditulis
Contoh reaksi pembakaran:
Br H C 2 H 5 OH + 3O 2
2CO 2 + 3H 2 O
d H SO 2 4
| | 3 2 CH – CH = CH + HBr
sssd
CH 2 CH 3 CH — —
| | OH
sssd H 2 SO 4 C 2 H 5 OH
— —
OH C 2 H 5
sssd H 2 SO 4 CH 3 CH
— — CH 3 OH
|
Alkohol + Logam Alkali
d Alkali Alkoksida + H 2 Alkohol + PCl 3 /PBr 3 /PI 3 d Haloalkana + H 3 PO 3 Alkohol + PCl 5 /PBr 5 /PI 5 d Haloalkana + Asam Halida + POX 3 Eter + PCl 5 /PBr 5 /PI 5 d Haloalkana 1 + Haloalkana 2 + POX 3 Alkohol + HF/HCl/HBr/HI d Haloalkana + H 2 O
Eter + HI
d Alkohol + Haloalkana
Eter + HI
d
R 1
Haloalkana 1 + Haloalkana 2 + H 2 O
d R 1 I + R 2 I + H 2 O
H 2 SO 4 p Alkohol sssd Eter + H 2 O 130-140 o C
2R –OH d 2R–O–R + H 2 O
H 2 SO 4 p Alkohol
sssd Alkena + H 2 O
170-180 o C
R
Alkohol P. + CuO
d Alkanal + Cu + H 2 O
Alkohol P. + Cr 2 O 7 2- /MnO 4 - + H +
d Asam Alkanoat + Cr 3+
/Mn 2+ + H 2 O Alkohol S. + Cr 2 O 7 2- /MnO 4 - + H +
d Alkanon + Cr 3+
— — CH 2 H
Eter (tidak bereaksi)
Contoh: CH 3 -CH 2 -OH + CuO d CH 3
Alkohol
Reaksi-reaksi alkohol dan eter: 1) Reaksi dengan logam alkali
Alkohol
2R
2C 2 H 5 –OH + 2Na d 2C 2 H 5 –ONa + H 2 2) Reaksi dengan fosfor trihalogen (PX 3 )
Alkohol
3R –OH + PX 3 d 3R–X + P(OH) 3 Eter
(tidak bereaksi)
Contoh:
3C 2 H 5 –OH + PCl 3 d 3C 2 H 5 –Cl + H 3 PO 3 3) Reaksi dengan fosfor pentahalogen (PX 5 )
Alkohol (menghasilkan asam halida)
R –OH + PX 5 d RX + HX + POX 3 Eter (tidak menghasilkan asam halida) R 1 –O–R 2 + PX 5 d R 1 X + R 2 X + POX 3 Contoh:
C 2 H 5 –OH + PCl 5 d C 2 H 5 –Cl + HCl + POCl 3 CH 3
R –OH + HX d RX + H 2 O
Alkohol sekunder tidak teroksidasi oleh oksidator lemah, sedangkan alkohol tersier tidak teroksidasi sama sekali.
Eter (tidak menghasilkan asam halida)
Eter hanya bereaksi dengan asam halida terkuat, yaitu HI. Asam iodida cukup (1 : 1)
R 1 –O–R 2 + HI d R 1 OH + R 2 I Asam iodida berlebih (1 : 2)
Contoh: C 2 H 5 –OH + HCl d C 2 H 5 –Cl + H 2 O CH 3 –O–C 2 H 5 + HI d CH 3
5) Reaksi eliminasi Disebut juga reaksi dehidrasi alkohol karena melepas air.
Alkohol Eter (tidak bereaksi)
Contoh: C 3 H 7 –OH dapat ditulis
CH 3 –CH=CH 2 + H 2 O C 2 H 5 –OH dapat ditulis C 2 H 5
Oksidator terdiri atas: a.
Oksidator lemah, yaitu tembaga pijar (CuO).
b.
Oksidator kuat, yaitu ion Cr 2 O 7 2- dan MnO 4 - pada suasana asam (H + ).
Alkohol
/Mn 2+ + H 2 O
| CH 3 CH 3
— — C O ||
— — CH 3 OH
| C 2 H 5 C
— — O OH ||
C 2 H 5 C — —
Contoh:
Reaksi esterifikasi Reaksi hidrolisis ester
2) Reaksi esterifikasi-hidrolisis ester Merupakan dua reaksi yang berkebalikan.
O ||
CH 3 —
O CH 3 CH — — CH 2 F | |
Aldehida /Alkanal + H 2
d Alkohol Primer
Keton
/Alkanon + H 2 d Alkohol Sekunder
Asam Alkanoat (Karboksil) + Alkohol
d Alkil Alkanoat (Ester) + Air
Alkil Alkanoat (Ester) + Air
d Asam Alkanoat (Karboksil) + Alkohol
R 1 –CO–R 2 + H 2 d R 1 –CH(OH)–R 2 Contoh:
Keton
R –CHO + H 2 d R–CH 2 –OH
Aldehida
Reaksi-reaksi aldehida dan keton: 1) Reaksi adisi H 2 Reaksi adisi H 2 adalah kebalikan dari reaksi alkohol dengan oksidator.
—
— H CH 2 CH 2
Bahan bakar spirtus (CH 3 OH) dan etanol (C 2 H 5 OH).
d Garam Alkanoat + Air
Reaksi saponifikasi/penyabunan (ester/
OH -
R –COO - H + + Kat + OH - d R–COOKat
Reaksi netralisasi (karboksil/asam alkanoat)
Aldehida /Alkanal + Pereaksi Tollens
d Asam Alkanoat + Ag + 2NH 3 Aldehida /Alkanal + Pereaksi Fehling d Asam Alkanoat + Cu 2 O
Asam Alkanoat + Basa Kuat
I .
Ester (Lemak) + Basa Kuat
H — — CH 3
d Garam Ester (Sabun) + Alkohol (Gliserol)
Reaksi-reaksi karboksil dan ester: 1) Reaksi dengan basa kuat
Aldehida Keton (tidak bereaksi)
Oksidatornya adalah oksidator lemah berupa pereaksi Tollens dan pereaksi Fehling. Pereaksi Tollens (perak amoniakal), [Ag[(NH 3 ) 2 ] + tereduksi menjadi Ag (cermin perak), sedangkan pereaksi Fehling, Cu(OH) 2 te- reduksi menjadi Cu 2 O (endapan merah bata).
Reaksi dengan oksidator (oksidasi)
Haloalkana + Basa Kuat
d Alkanol + Garam CH 3 H O
sssd KOH
Cl | |
2) Alkohol rumah tangga 70% (C 2 H 5 OH).
— — CH 3 OH
3) Sebagai pelarut organik. CH 3 CH 2
Kegunaan alkohol dan eter: 1)
CH 3 – CH = CH 2 + HBr CH 3
Contoh: CH 3
2) Reaksi eliminasi Reaksi eliminasi ini seperti reaksi eliminasi umum.
— C O ||
— CH 3 CH
1) Reaksi substitusi Adalah reaksi penggantian 1 atom halogen dengan gugus
sssd H 2 SO 4 CH 3 CH — — CH
il propanoat Reaksi-reaksi haloalkana:
met
Contoh: CH 3 COOH + NaOH d CH 3 COONa + H 2 O C 2 H 5 COOH + KOH d C 2 H 5 COOK + H 2 O
(akan dipelajari di bagian Biokimia)
alkil alkanoat)
F
sssd H 2 SO 4 CH 3 CH — — CH 2 Br
| | H
KEGUNAAN TURUNAN HIDROKARBON
4) Zat antiketukan penambah nilai oktan, yaitu
A. alkanoat Alkohol
fat
3) Ester lemak (
wax ) digunakan untuk membatik, pemoles mobil dan lantai.
2) Ester lilin (
etil format rum metil salisilat sarsaparila metil sinamat stroberi propil asetat pir etil nonanoat anggur geranil butirat ceri isoamil asetat pisang oktil asetat jeruk nonil kaprilat metil butirat apel amil valerat etil butirat nanas amil asetat
Ester Aroma
) digunakan untuk campuran makanan yang menghasilkan aroma, dan sebagai pelarut organik.
essence
Ester buah-buahan (
Lemak >10 suku tinggi gliserol 1)
Buah ≤10 suku rendah suku rendah Lilin >10 suku tinggi suku tinggi
Ester Suku Reaksi esterifikasi
MTBE (metil tersbutil eter) dan etanol (C 2 H 5 OH).
Asam cuka sebagai campuran makanan (CH 3 COOH). Kegunaan ester:
(HCOOH). 2)
1) Asam format sebagai penggumpal lateks/ getah pohon karet dan penyamakan kulit
Bahan baku industri, misalnya plastik termoset (tahan leleh) dan parfum. Kegunaan karboksil (asam karboksilat):
, aseton/propanon (penghilang kuteks). 3)