Interaksi sosial dan lembaga sosial FIX

INTERAKSI ANTARA SOSIOLOGI, POLITIK DAN EKONOMI

DISUSUN OLEH
Nama : Lutfi Resa Fahlefi
Kelas : T
NPM : 0216101629

MANAJEMEN
FAKULTAS BISNIS MANAJEMEN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2016

i

Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah tentang “Interaksi antara sosiologi, politik, dan ekonomi”. Tidak lupa
kami juga berterimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk

maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 25 September 2016

Penyusun

Daftar Isi

BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
DASAR TEORI.......................................................................................................3
BAB III....................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
3.1 Pengertian Sosiologi.......................................................................................6

3.2 Pengertian Politik...........................................................................................7
3.3 Pengertian ekonomi........................................................................................8
BAB IV..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
4.1 Kesimpulan...................................................................................................13
4.2 Usul dan saran..............................................................................................14
Daftar Pustaka........................................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Ilmu sosiologi, politik, dan ekonomi saling berhubungan satu sama lain,
dimana :
1. Ketiganya membicarakan dan menelaah objek yang sama yaitu manusia
sebagai individu maupun kelompok masyarakat. Membicarakan tingkah
laku dan gejala sosial akibat dari interaksi serta status dan peran dalam
masyarakat.
2. Walaupun objek sama namun sudut pandang berbeda tentang tingkah laku
manusia beserta gejala sosial yang ditimbulkannya, diantaranya ada

“kepentingan” tertentu atau alasan yang saling berkaitan.
3. Hubungan ketiganya menghasilkan cabang ilmu baru. Hubungan sosiologi
dan politik menghasilkan cabang ilmu sosiologi politik, hubungan
sosiologi dan ekonomi menghasilkan cabang ilmu sosiologi ekonomi, dan
hubungan antara ekonomi dan politik menghasilkan cabang ilmu ekonomi
politik.
Keterkaitan ketiga ilmu sosial menghasilkan ilmu baru dengan spesifikasi
menelaah ilmu sosiologi, politik dan ekonomi, yang populer dengan sebutan
Sosiologi dan Politik. Sosiologi politik merupakan ilmu yang mempelajari
mata rantai antara politik dan masyarakat, antara struktur-struktur sosial dan
struktur -struktur politik, antara tingkah laku sosial dengan tingkah laku
politik. Sementara Sosiologi ekonomi sebagaimana yang dikemukakan
Damsar (2002) adalah sebgai studi tentang bagaimana cara orang atau

msayarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap jasa dan barang
langka dengan menggunakan pendekatan sosiologi.
Fenomena hubungan ketiga ilmu tersebut memperjelas bahwa
pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang
mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat
dan institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan

ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan
(M.P. Todaro, 2000). Jadi, pada hakekatnya pembangunan itu harus
mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem
sosial secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan
keinginan individu maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya,
untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebik baik,
secara material maupun spiritual. Dalam konteks ini, pembangunan ekonomi
didefinisikan sebagai suatu proses dimana pendapatan perkapita suatu negara
meningkat selama kurun waktu yang panjang dengan catatan bahwa jumlah
penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan absolut tidak meningkat dan
distribusi pendapatan tidak semakin timpang.

1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah mengenai interaksi sosiologi, politik, dan
ekonomi oleh penulis antara lain untuk :
1. Memahami pengertian sosiologi, politik, dan ekonomi
2. Memahami interaksi sosiologi, politik, dan ekonomi

3. Memahami hubungan sosiologi, politik, dan ekonomi


BAB II
DASAR TEORI

Teori yang dikemukakan Simmel mengenai realitas sosial terlihat dari
konsepnya yang menggambarkan adanya empat tingkatan yang sangat mendasar.
Pertama, asumsi-asumsinya yang merujuk kepada konsep-konsep yang sifatnya
makro dan menyangkut komponen-komponen psikologis dari kehidupan sosial.
Kedua, dalam skala luas, mengungkap masalah-masalah yang menyangkut
berbagai elemen sosiologis terkait dengan hubungan yang bersifat inter-personal.
Ketiga, adalah konsep-konsepnya mengenai berbagai struktur dan perubahanperubahan yang terjadi dan terkait dengan apa yang dinamakannya sebagai spirit
(jiwa, ruh, substansi), yaitu suatu esensi dari konsep sosio-kultural. Keempat,
yaitu penyatuan dari ketiga unsur di atas yang melibatkan prinsip-prinsip
kehidupan metafisis individu maupun kelompok.
Menurut Simmel, ada tiga elemen yang masing-masing ‘menempati’
wilayahnya sendiri di dalam sosiologi yang terkait dengan tingkatan-tingkatan
realitas sosial. Elemen pertama adalah apa yang dijelaskannya sebagai sosiologi
murni (pure sociology), di mana variabel-variabel psikologis dikombinasikan
dengan bentuk-bentuk interaksi. Konsepnya yang dianggap bersifat mikro adalah
yang menyangkut bentuk-bentuk (forms) di mana interaksi yang terjadi di
dalamnya melibatkan berbagai tipe (types) dan ini menyangkut individu yang

terlibat di dalam interaksi itu. Elemen kedua adalah sosiologinya yang bersifat
umum dan terkait dengan produk-produk sosio-kultural dari sejarah manusia.

Sedangkan elemen ketiga adalah konsepnya mengenai sosiologi filsafat yang
terkait dengan pandangan-pandangannya menyangkut konsepsi dasariah (hukum)
alam serta takdir manusia. Untuk mengatasi masalah-masalah interrelasi di antara
tiga tingkatan dari realitas sosial itu, Simmel melakukan pendekatan dialektik
seperti yang terdapat di dalam ajarannya Marx, meskipun tujuannya berbeda.
Dengan pendekatan ini, Simmel berupaya menyatukan fakta dan nilai, menolak
ide-ide yang memisahkan antara berbagai fenomena sosial, memfokuskan pada
kurun waktu masa lalu dan masa yang akan datang, serta sangat memperhatikan
konflik dan kontradiksi. Simmel mewujudkan komitmen atas konsep-konsepnya
melalui cara (berpikir) dialektis, dengan selalu mengkaji berbagai hubungan yang
ada, dan selalu merujuk kepada konsep dualisme yang menggambarkan
konflik dankontradiksi.
Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,
distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata “ekonomi” sendiri
berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan
νόμος (nomos), atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan
sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Sementara yang

dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep
ekonomi dan data dalam bekerja. Ilmu yang mempelajari ekonomi disebut sebagai
ilmu ekonomi.
Ilmu ekonomi menurut M. Manulang merupakan suatu ilmu yang
mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran
(kemakmuran suatu keadaan di mana manusia dapat memenuhi kebutuhannyabaik
barang-barang maupun jasa).
Kata “ekonomi” berasal dari bahasa latin oikonomia yang mengandung
pengertian pengaturan rumah tangga. Rumah tangga disini mungkin kecil seperti
sebuah keluarga, mungkin juga besar seperti negara. Pengaturan demikian
bertujuan untuk mencapai kemakmuran. Berbeda dengan hukum, pengaturan
melalui ekonomi di atas terbatas pada usaha-usaha manusia untuk mencapai

kemakmuran dengan menggunakan sumber daya ekonomi yang tersedia secara
lebih efisien dan produktif. Jadi, belum berorientasi pada pencapaian keadilan dan
kepastian hukum dalam penggunaan sumber daya ekonomi tersebut yang dapat
dilakukan melalui hukum. Dapat juga ditambahkan, misalnya: pembangunan
ekonomi, kesulitan ekonomi, golongan ekonomi lemah, pelayanan ekonomi, dan
banyak lagi.
Istilah ekonomi mula-mula berasal dari perkataan Yunani. Oikos berarti

rumah tangga, dan nomos berarti aturan. Perubahan kata ekonomis menjadi
ekonomi mengandung arti aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup
dalam suatu rumah tangga ekonomi: Peraturan rumah tangga. Rumah tangga
dalam hal ini dapat meliputi rumah tangga perorangan (keluarga), badan usaha
atau perusahaan rumah tangga pemerintah dsb.
Dalam perkembangannya, kita mengenal seorang tokoh sekaligus sebagai
Bapak Ekonomi yaitu Adam Smith (1723 – 1790). Dalam bukunya An Inquiry
into the Nature and Causes of the Wealth of Nation, biasa disingkat The Wealth of
Nation, yang diterbitkan pada tahun 1776. Secara sistematis untuk pertama
kalinya Adam Smith menguraikan kehidupan ekonomi secara keseluruhan serta
menunjukkan bagaimana semua itu berhubungan satu sama lain. Sejak itu jumlah
pemikir ekonomi bertambah banyak, dan akhirnya ilmu ekonomi mengalami
perkembangan yang pesat sebagai suatu cabang ilmu yang berdiri sendiri.
Selain itu ilmu ekonomi juga dibahas khusus secara teori yaitu makro
ekonomi dan mikro ekonomi. Ilmu ekonomi teori ini membahas gejala-gejala
yang timbul sebagai akibat perbuatan manusia dalam usahanya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Dalam hal ini makro ekonomi, mengkaji tentang pendapatan nasional, kesempatan
kerja, pengangguran, inflasi, dsb
Bagaimana kaitan ilmu ekonomi dengan ilmu-ilmu yang lain? Karena

perbuatan manusia sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup,

maka ilmu ekonomi dapat dikatakan memegang peranan penting dalam kehidupan
sosial.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di mana socius
memiliki arti kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara. Menurut Bapak
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahanperubahan sosial.
Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu
yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak,
berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut
memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang
dihasilkan dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk
meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi

dengan lingkungan sosialnya.
Pokok bahasan dari ilmu sosiologi adalah seperti kenyataan atau fakta sosial,
tindakan sosial, khayalan sosiologis serta pengungkapan realitas sosial.

Bapak sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857) berasal dari perancis yang
merupakan manusia pertama yang memperkenalkan istilah sosiologi kepada
masyarakat luas. Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi di dunia
internasional. Di Indonesia juga memiliki tokoh utama dalam ilmu sosiologi yang
disebut sebagai Bapak Sosiologi Indonesia yaitu Selo Soemardjan / Selo Sumarjan
/ Selo Sumardjan.
3.2 Pengertian Politik
Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota
atau negara kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti
warganegara, politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan negara,
politika yang berarti pemerintahan dan negara politikos yang berarti
kewarganegaraan.
Aristoteles (384-322 SM) dapat dianggap sebagai orang pertama yang
memperkenalkan kata politik melalui pengamatannya tentang manusia yang ia
sebut zoon politikon. Dengan istilah itu ia ingin menjelaskan bahwa hakikat
kehidupan sosial adalah politik dan interaksi antara dua orang atau lebih sudah

pasti akan melibatkan hubungan politik. Aristoteles melihat politik sebagai
kecenderungan alami dan tidak dapat dihindari manusia, misalnya ketika ia
mencoba untuk menentukan posisinya dalam masyarakat, ketika ia berusaha
meraih kesejahteraan pribadi, dan ketika ia berupaya memengaruhi orang lain agar
menerima pandangannya.
Aristoteles berkesimpulan bahwa usaha memaksimalkan kemampuan individu
dan mencapai bentuk kehidupan sosial yang tinggi adalah melalui interaksi politik
dengan orang lain. Interaksi itu terjadi di dalam suatu kelembagaan yang
dirancang untuk memecahkan konflik sosial dan membentuk tujuan negara.
Dengan demikian kata politik menunjukkan suatu aspek kehidupan, yaitu
kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai kehidupan yang menyangkut segisegi kekuasaan dengan unsur-unsur: negara (state), kekuasaan (power),

pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy, beleid), dan
pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik (politics) adalah bermacam-macam
kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses
menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu.
Pengambilan keputusan (decision making) mengenai apakah yang menjadi tujuan
dari sistem politik itu menyangkut seleksi terhadap beberapa alternatif dan
penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Sedangkan untuk
melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan kebijakan-kebijakan umum
(public policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian (distribution) atau
alokasi (allocation) dari sumber-sumber (resources) yang ada.
Untuk bisa berperan aktif melaksanakan kebijakan-kebijakan itu, perlu dimiliki
kekuasaan (power) dan kewenangan (authority) yang akan digunakan baik untuk
membina kerjasama maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul
dalam proses itu. Cara-cara yang digunakan dapat bersifat meyakinkan
(persuasive) dan jika perlu bersifat paksaan (coercion). Tanpa unsur paksaan,
kebijakan itu hanya merupakan perumusan keinginan (statement of intent) belaka.
Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki.
Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di
lingkungan kekuasaan negara atau tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh
penguasa negara. Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia sering melakukan
tindakan politik, baik politik dagang, budaya, sosial, maupun dalam aspek
kehidupan lainnya. Demikianlah politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari
seluruh masyarakat (public goals) dan bukan tujuan pribadi seseorang (private
goals). Politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk partai politik
dan kegiatan-kegiatan perseorangan (individu).

3.3 Pengertian ekonomi

sebuah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana manusia mencukupi
kebutuhan hidupnya. Ini didasarkan dari asal kata ekonomi yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu oikos dan nomos. Oikos adalah rumah tangga dan nomos
berarti ilmu. Dari gabungan kata tersebut, terbentuklah pengertian ekonomi.
Dimana dalam pengertian tersebut, menunjukkan sebuah kondisi yang merujuk
pada pengertian tentang aktivitas manusia. Khususnya pada usaha untuk bisa
mengolah sumber daya yang ada di lingkungan sekitarnya, sebagai alat pemenuh
kebutuhan.
1. Interaksi sebagai proses sosial
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok.
Interaksi sosial merupakan proses komunikasi diantara orang-orang untuk
saling mempengaruhi perasaan, pikiran dan tindakan.
Interaksi sosial akan berlangsung apabila seorang individu melakukan
tindakan dan dari tindakan tersebut menimbulkan reaksi individu yang lain.
Interaksi sosial terjadi jika dua orang atau lebih saling berhadapan, bekerja
sama, berbicara, berjabat tangan atau bahkan terjadi persaingan dan pertikaian.

Interaksi sosial merupakan hubungan tersusun dalam bentuk tindakan
berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Dan
disinilah dapat kita amati atau rasakan bahwa apabila sesuai dengan norma
dan nilai dalam masyarakat, interaksi tersebut akan berlangsung secara baik,
begitu pula sebaliknya, manakala interaksi sosial yang dilakukan tidak sesuai
dengan norma dan nilai dalam masyarakat, interaksi yang terjadi kurang
berlangsung dengan baik.

Faktor-faktor yang mendasari proses terbentuknya interaksi sosial adalah :
1. Imitasi yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain,

baik sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya.
Imitasi pertama kali muncul di lungkungan keluarga, kemudian lingkungan
tetangga dan lingkungan
2. Indentifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk
menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya. Proses
identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkain proses peniruan pola
perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiwaaan yang sangat mendalam.
3. Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan sesorang
individu kepad individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau
melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.
4. Motivasi yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan seorang
individu kepada individu lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti
tau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh
rasa tanggung jawab . Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang memiliki
status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya dari seorang ayah kepada
anak, seorang guru kepada siswa.
5. Simpati adalah proses kejiwaan , dimana seorang individu merasa tertarik
kepada seseorang atau kelompok orang, karena sikapnya, penampilannya,
wibawanya atau perbuatannya yang sedemikian rupa.
6. Empati yaitu mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan
kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang
sangat intens/dalam.
2. Hubungan interaksi sosiologi, politik, dan ekonomi
Sosiologi Ekonomi mempelajari berbagai macam kegiatan yang sifatnya
kompleks dan melibatkan produksi, disribusi, pertukaran dan konsumen barang
dan jasa yang bersifat langka dalam masyarakat. Fokus analisis untuk Sosiologi
Ekonomi adalah pada kegiatan ekonomi, dan mengenai hubungan antara variablevariabel sosiologi yang terlibat dalam konteks non-ekonomis. Pola dan sistem
yang berlaku dalam mekanisme pasar interaksi ekonomi yang dilakukan antar
individu dan masyarakat sebenarnya berawal dari hubungan yang sederhana

antara individu dan masyarakat (interaksi sosial) dalam rangka mengatasi
kelangkaan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, ekonomi tidak dapat dipisahkan dari
aspek sosial. Bahkan aktivitas ekonomi selalu melekat dalam sosialitas tempat
kejadian ekonomi itu berlangsung. Begitupun berlaku yang sebaliknya.
Sebagai misal proses produksi dan proses distribusi dengan berbagai analisa
yang digunakan disiplin ekonomi ternyata masih mempunyai sisa untuk
dipandang dari segi ilmu sosiologi. Proses produksi dalam pandangan sosiologis
ternyata memiliki peran yang cukup vital dalam rangka mempertahankan
eksistensi (keberadaan) sebuah masyarakat. Proses produksi dilihat sebagai
institusi ekonomi berperan untuk mengadakan kebutuhan-kebutuhan ekonomis
sebuah masyarakat. Oleh karena itu, proses produksi tidak hanya dilihat dari segi
ekoomis tetapi juga sosiologis yang mempunyai peran subsistem dalam sebuah
struktur masyarakat. Dalam proses distribusi atau pertukaran terlihat proses relasi
antara rumah tangga produksi dan rumah tangga konsumsi. Dengan mencermati
proses distribusi kita bisa melihat secara sosiologis bagaimana kegiatan
masyarakat berkegiatan dalam bidang ekonomi. Dalam proses inilah yang
merupakan relasi antara permintaan dan penawaran kita semakin melihat manusia
sebagai makhluk ekonomis dan juga makhluk sosial.

Jika ditinjau dari segi kehidupan masyarakat pengaruh ilmu politik dan
ekonomi jelas saling bergantung, keduanya saling membutuhkan, bisa dikatakan
salah satu diantara keduanya tidak bisa berjalan tampa iringan satu sama lain.
Maka lazimya untuk mempelajari kedua pelajaran ini amat terkait dan terhubung.
Ekonomi berpengaruh dalam politik hanya dibeberapa titik saja, dimana titik
penghasilan dan penyaluran dari kekayaan sangatlah besar pengaruhnya didalam
pemerintahan. Bahkan juga disebabkan dari berbagai penyelesaian permasahan
yang memang lazim timbul didalam Bernegara.

Terdapat perbedaan yang mendasar antara konsep politik dan konsep ekonomi,
akan tetapi meski demikian kedua istilah tersebut sering di jumpai secara
bersamaan atau bergandengan, seperti istilah “politok ekonomi, ekonomi politik
atau politik dan ekonomi” hal itu menurut hemat pemakalah menunjukkan bahwa
antara “Politik” dan “Ekonomi” memiliki keterkaitan. Keterkaitan yang dimaksud
ialah bahwa disatu sisi, konsepsi politik yang banyak membicarakan persoalan
tatanegara, selalu berusaha untuk mewujudkan sebuah sistem ketatanegaraan yang
baik, untuk mewujudkan kesejahteraan negaranya. Sementara disisi lain konsepsi
ekonomi yang banyak membicarakan tentang kebutuhan hidup warga negara
(produksi, komsumsi, dan distribusi) selalu berusaha untuk memberikan solusi
dan mekanisme agar kebutuhan warga negara bisa terpenuhi.
Ronald H. Cilcote dalam bukunya “Teori Perbandingan Politik” pada bagian awal
beranggapan bahwa persoalan politk bisa diisolasi dari pertanyaan-pertanyaan
non-politik, akan tetapi dengan analisis yang sangat mendalam ia berkesimpulan
bahwa ternyata politik tidak bisa dilepaskan dari pertanyaan-pertanyaaa nonpolitik, termasuk social dan ekonomi, menurutnya dalam usahanya mencari
sebuah paradigma radikal, para ahli politik selalu menghubungkan dengan ide
Marx dan pertanyaan-pertanyaan tentang ekonomi politik.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Interaksi adalah proses dimana kemampuan berpikir dikembangkan dan
diperlihatkan yang tidak hanya selama sosialisasi dan memperbesar kemampuan
berpikir tetapi pemikiran membentuk proses interaksi
Dalam hal hubungan, sosial, politik dan ekonomi mempunyai hubungan dan
keterkaitan yang sangat erat. Sama-sama kita ketahui, bahwa dunia politik pastilah
langsung berkenaan dengan dunia sosial bermasyarakat. Sosial adalah keadaan
dimana terdapat kehadiran orang lain. Kehadiran itu bisa nyata anda lihat dan
anda rasakan, namun juga bisa hanya dalam bentuk imajinasi. Sedangkan politik
adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.
Jika kita lihat definisi antara sosial dan politik, maka kita akan menemukan satu
kata “masyarakat”. Dalam hal ini, menegaskan bahwa masyarakatlah yang
menjadi penghubung antara sosial dan politik itu sendiri. Masyarakat atau
manusia adalah makhluk sosial yang artinya adalah tidak bisa hidup sendiri, dan
politik membutuhkan masyarakat sebagai pelaku atau yang menjalankan politik

itu sendiri. Dan ekonomi adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana
manusia sebagai masyarakat dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
Dari ketiga ilmu tersebut intinya adalah seseorang tidak akan lepas dari sosiologi,
politik maupun ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan interaksi
adalah salah satu cara agar ke tiga ilmu itu berkesinambungan.

4.2 Usul dan saran
1. diharapkan kepada mahasiswa/i agar kiranya dapat mengerti bahwa hubungan
antara sosiologi, politik, dan ekonomi saling berkaitan satu sama lain
2. sebagai tindak lan jut dari makalah ini kiranya kita dapat menerapkan interaksi
sosiologi, politik dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari
3. saya menanti kritik dan saran lain dari pembaca agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya lebih baik lagi.

Daftar Pustaka

Ivonna, A. (2015, October 3). Diambil kembali dari ASTALOG.COM:
http://www.astalog.com/6348/interaksi-politik-adalah.htm
Yusnita, D. (2013, Februari 27). sciencelogi. Diambil kembali dari
http://sciencelogi.blogspot.co.id/2013/02/pelaku-ekonomi-daninteraksi.html
Zakapedia. (2015, Agustus 08). Artikelsiana. Diambil kembali dari
http://www.artikelsiana.com/2015/08/interaksi-sosial-pengertian-bentukciri.html