Pengaruh Pelatihan dan Pengalaman Kerja
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
ISSN:16934768
ISSN : 1693-4768
Jurnal Media Ekonomi
Volume 20, Nomor 1, April 2015
Tim Redaksi :
Pembina/Penanggung Jawab
Drs. H. Sardiyo, MM
Ketua
Dra. Hj. Jumroh, M. Pd
Penyunting
Prof. Dr. Faizal Badarudin Daud, MP
Ngatijo, S. Pd, MM
Supriyanto, SP, SE, M. Si
Ronal Aprianto, SE, M. Si
Herman Paleni, SE, M. Si
Penerbit
STIE Musi Rawas Lubuklinggau
Alamat Redaksi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas Lubuklinggau
Jl. Yos Sudarso Kel. Lubuk Kupang, Kec. Lubuklinggau Selatan I. Kota
Lubuklinggau Sumatera Selatan
Jurnal Media Ekonomi merupakan sarana komunikasi ilmiah,
Terbit 3 (kali) sekali setahun (April, Agustus, Desember)
Diterbitkan oleh STIE MURA-Lubuklinggau
1
1
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
ISSN:16934768
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas izin dan karunia-Nya, Jurnal
Media Ekonomi yang merupakan Media Komunikasi Ilmiah STIE Mura Lubuklinggau
Volume 20 Nomor 1, April 2015 dapat diterbitkan. Terbitan jurnal ini dapat dilaksanakan
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Jurnal ini berisi hasil-hasil penelitian yang
diharapkan dapat menjadi media informasi dalam penyebaran Ilmu Pengetahuan khususnya
terkait dengan bidang ekonomi sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak pihak
berkepentingan.
Penyusunan Jurnal Media Ekonomi ini dilaksanakan melalui beberapa proses yang
tersistematis sehingga dibutuhkan dukungan beberapa pihak untuk menjalankan dan
mempertahankan kelangsunganya di masa yang akan datang. Pada kesempatan ini, Redaksi
mengharapkan partisipasi para
Dosen dan Tenaga Peneliti Akademis, Swasta, dan
Pemerintah untuk mengirimkan
naskah tulisan hasil penelitiannya pada Jurnal Media
Ekonomi.
Atas keberhasilan diterbitkan jurnal Media Ekonomi ini, Tim Redaksi mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang mendukung.
Lubuklinggau,
Tim Redaksi
1
2
April 2015
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
ISSN:16934768
JURNAL MEDIA EKONOMI
Volume 20, Nomor 1, April 2015
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
ii
ANALISIS PENERAPAN BREAK EVEN POINT
SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA
PADA PD CV. MAWAR LUBUK LINGGAU
Dewi Anggraini & Indah Permata ....................................................................................
1 -18
ANALISIS BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA
PADA USAHA KERUPUK IKAN ASIN
KOTA LUBUK LINGGAU
Eri Trihayati & Novi Yanti ................................................................................................
19 - 39
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DAN LAJU PERTUMBUHAN
EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KRIMINALITAS DI KOTA LUBUK LINGGAU
Wawan Fransisco ................................................................................................................
40 - 50
PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN
NASABAH PADA PT. BANK BCA LUBUK LINGGAU
Astuti Karya Dewi & Anggia Virgi Gebby Aviona ..........................................................
51 - 67
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET TETAP
DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN
PD. DIADI PUTRA GAS KABUPATEN MUSI RAWAS
Aning Kesuma Putri & Sakinah Aprilianti.......................................................................
68 - 77
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MENGUKUR
KINERJA KEUANGAN PADA PT. PLN (PERSERO)
WILAYAH TEBING TINGGI
Yuli Nurhayati & Devi ........................................................................................................
78 - 93
PENGARUH PELATIHAN DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP PROFESIONALISME PEGAWAI
PADA KANTOR LAPAS NARKOTIKA KELAS IIA
KOTA LUBUK LINGGAU
Ronal Aprianto ...................................................................................................................
94 - 110
1
3
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
ISSN:16934768
PENGARUH PELATIHAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP
PROFESIONALISME PEGAWAI PADA KANTOR LAPAS
NARKOTIKA KELAS IIA LUBUKLINGGAU
Ronal Aprianto, SE, M. Si
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji Pengaruh Pelatihan Dan Pengalaman Kerja
Terhadap Profesionalisme Pegawai Pada Kantor Lapas Narkotika Kelas
IIA Lubuklinggau. Metode penelitian ini menggunakan metode angket,
yaitu angket pelatihan, angket pengalaman kerja dan angket
profesionalisme pegawai dengan menggunakan SPSS 20.
Nilai kostanta yang sebesar Y= 10,737 +0,490 X1 +2,475 X2.
Konstanta sebesar 10,737 menjelaskan jika variabel pelatihan dan
pengalaman kerja tidak mengalami perubahan atau nilainya nol, maka
nilai dari variabel profesionalisme pegawai akan mengalami penurunan
sebesar 10,737. Koefisien X1 sebesar 0,490 menunjukkan bahwa apabila
variabel pelatihan meningkat sebesar satu satuan, maka nilai variabel
profesionalisme pegawai akan mengalami perubahan secara positif
sebesar 0,490. Kemudian nilai koefisien X2 sebesar 2,475 menunjukkan
bahwa apabila variabel pengalaman kerja meningkat sebesar satu satuan,
maka nilai variabel profesionalisme pegawai akan mengalami perubahan
secara positif sebesar 2,475 hal ini menunjukkan dengan meningkatkan
pengalaman kerja dapat meningkatkan meningkatkan profesionalisme
pegawai pada Kantor Lapas Narkotika Kelas 2A Lubuklinggau.
Besarnya nilai koefisien determinasi ( R2) yang diperoleh dari hasil
pengelolahan dengan program SPSS.20 adalah sebesar 0,610
menunjukkan pengaruh yang sangat kuat, atau dapat dikatakan pelatihan
dan pengalaman kerja memberikan kontribusi sebesar 0,610 dengan
demikian menujukan bahwa sebesar 61,0% variabel profesionalisme
pegawai dipengaruhi dan dapat dijelaskan oleh variabel pelatihan dan
pengalaman kerja, sedangkan sisanya sebesar 39,0% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti.
Berdasarkan analisis dari uji F pengujian dengan SPSS 20 yang
dilakukan diperoleh df = n-2-1 = 66-2-1= 63, sehinga nilai Ftabel adalah
3,14 sedangkan nilai Fhitung sebesar 49,274 dengan sig 0,000 Fhitung ≥ Ftabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima., kemudian dapat disimpulkan bahwa
pelatihan dan pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap
profesionalisme pegawai pada Kantor Lapas Narkotika Kelas 2A
Lubuklinggau dapat teruji secara statistik.
Kata Kunci : Pelatihan, Pengalaman Kerja, dan Profesionalisme pegawai.
1
4
ISSN:16934768
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
PENDAHULUAN
Pelatihan dapat juga diartikan
Latar Belakang Masalah
sebagai
Saat ini dalam dunia kerja
tidak
hanya
yang
merupakan dasar dari perilaku
yang
manusia, belajar adalah suatu
juga
perubahan yang relatif permanen
dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yang dihasilkan melalui latihan
misalnya
dan pengalaman, sebagai hasil
berkualitas
namun
bisa
dengan mengadakan
pelatihan,
dan
pegawai
pembelajaran
penggunaan
prasarana,
sarana
dari merespon stimulus.
Kegiatan
penempatan
pelatihan
sangat
secara teori maupun praktek.
penting karena bermanfaat guna
Selain itu pengalaman kerja juga
menambah
bisa
ketrampilan
menmpengaruhi
dengan
adanya
maka
karena
pengalaman
mengajarkan
seorang
pegawai untuk bekerja lebih baik
dan benar sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Dalam
ini
evaluasi
mendapatkan
terutama
mempersiapkan
lapangan
bagi
bagi
atau
yang
diri
memasuki
pekerjaan.
Sedangkan
yang
sudah
bekerja
akan
berfungsi sebagai “charger” agar
kemampuan serta kapabilitas kita
selalu terjaga guna mengamankan
hal
dilakukan
pengetahuan
perlu
existensi atau peningkatan karir.
untuk
sumber
daya
Salah
manajemen
satu
fungsi
surmber
daya
manusia yang lebih baik. Hal ini
manusia
dapat
development artinya bahwa untuk
dilakukan
melakukan
dengan
pelatihan
cara
terhadap
adalah
mendapatkan
trainingand
tenaga
kerja
para pegawai, pelatihan sendiri
pendidikan yang bersumber daya
merupakan
proses
manusia yang baik dan tepat
jangka
pendek
menggunakan
sistematis
pendidikan
yang
prosedur
dan
terorganisir,
sangat
perlu
upaya
untuk
para tenaga
mempelajari
untuk
dan
dan
pengembangan. Hal ini sebagai
sehingga tenaga nonmanajerial
pengetahuan
pelatihan
mempersiapkan
kerja pendidikan
menghadapi
tugas
keterampilan teknis untuk tujuan
pekerjaan jabatan yang dianggap
tertentu.
belum
1
5
ISSN:16934768
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
menguasainya. Management
penilaian keprofesinalisme pada
thought yang
pegawainya.
Taylor,
dikemukakan
bahwa
tenaga
kerja
Bagi
seorang
pegawai
kerja
sangat
membutuhkan latihan kerja yang
pengalaman
tepat. Teori ini sangat tepat untuk
penting, karena dengan adanya
rnenghindari
kemungkinan
pengalaman kerja maka pegawai
terburuk dalam kemampuan dan
akan mengerti apa yang akan
tanggung
bekerja,
dilakukan untuk mencapai suatu
sehingga dalam menyelesaikan
tujuan organisasi dengan apa
tugas jabatan lebih efektif dan
yang
efisien
Pimpinan
jawab
sesuai
dengan
aturan
yang telah ditetapkan.
harus
dia
hanya
kerjakan.
memberikan
tugas apa yang mesti dilakukan
Pada
dasarnya
dan pegawaipun akan mengerti
merupakan
apa yang harus dia kerjakan,
satu
pendorong
semua
profesionalisme
seorang
pengalaman
salah
kerja
pegawai,
adanya
perbedaan
dalam
pelatihan
berpengaruh
karna
pengalaman
adanya
dari
seorang
pegawai tersebut.
yang
terhadap
itu
Pengalaman
kerja
bisa
diterapkan dalam suatu instansi
profesionalsme
pegawai
dan
ataupun organisasi jika apa yang
ketidaksesuaian
pelatihan
dan
ingin diterapkan sesuai dengan
profesi yang dikerjakan, karena
apa
dengan adanya pelatihan dan
mempermudah
pengalaman kerja maka dapat
suatu
mendorong kegairahan kerja dan
pengalaman kerja tersebut. Jika
dapat
pegawai
membentuk
hasil
kerja
yang
ada,
tujuan
akan
terselesainya
dengan
mampu
adanya
menerapkan
seorang pegawai, oleh karena itu
pengalaman
hubungan antara pelatihan dan
diperoleh
pengalaman kerja sangatlah kuat
mempermudah
pengaruhnya
tugas
pegawai
yang
dapat menjadikan pekerjaan itu
yang
terhadap
diselesaikan,
kemudian
1
6
dapat
memberikan
suatu
kerja
yang
maka
itu
telah
akan
pekerjaan
sendiri
tanggung
sehingga
jawab
bukan
ISSN:16934768
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
beban. Kantor Lapas Narkotika
sebagai
Kelas
Lubuklinggau
penampilan
satu
sebagai suatu profesi, ada yang
IIA
merupakan
yang
salah
memberikan
kepada
para
didalamnya,
kantor
pelayanan
napi yang
tidak
ada
hanya
itu
profesional
suatu
atau
pekerjaan
profesionalismenya
sedang
tinggi,
dan
rendah.
Profesionalisme juga mengacu
kantor tersebut juga memberikan
kepada
pelatihan
kepada
para
anggota profesi untuk bekerja
pegawainya
supaya
mereka
berdasarkan standar yang tinggi
dapat memberlakukan para napi
dan kode etik profesinya.Untuk
sesuai dengan perlakuan yang
mencapai sukses dalam bekerja,
baik dan memberikannya contoh
seseorang
untuk berlaku lebih baik lagi
bersikap profesional. Profesional
supaya apa yang menjadi tujuan
tidak hanya berarti ahli saja.
baik dapat pula tercapai dengan
Namun selain memiliki keahlian
baik tentunya dengan adanya
juga harus bekerja pada bidang
pelatihan dan pengalaman kerja.
yang sesuai dengan keahlian
Profesionalisme
mempunyai
yang
makna
sikap
dan
komitmen
harus
mampu
dimilikinya
tersebut.
mutu,
Seorang profesional tidak akan
kualitas, dan tindak tanduk yang
pernah berhenti menekuni bidang
merupakan ciri suatu profesi atau
keahlian yang dimiliki.
yang profesional. Profesionalisme
Selain
itu,
seorang
merupakan sikap dari seorang
profesional
profesional. Artinya sebuah term
melakukan
yang menjelaskan bahwa setiap
mengembangkan
pekerjaan hendaklah dikerjakan
yang
oleh seseorang yang mempunyai
bersaing
keahlian dalam bidangnya atau
yang terbaik di bidangnya hal
profesinya.
tersebut
Selain
penggunaan
itui
istilah
pengalaman
khusus
1
7
seseorang
serta
kemampuan
mampu
tetap
menjadi
dapat
derajat
selalu
supaya
untuk
melakukan
harus
inovasi
dimiliki
profesionalisme menunjuk pada
penampilan
juga
dilihat
kerja
dari
maupun
pelatihan-pelatihan
supaya
apa
yang
ISSN:16934768
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
diharapkan
dan penguasaan terhadap suatu
dengan
dapat
tercapai
baik.Setiap
organisasi
pekerjaan.
manapun sangat mengharapkan
Kriteria
pegawai
pada
pegawai yang menjunjung tinggi
Kantor Lapas Narkotika Kelas IIA
profesionalisme
yang
Lubuklinggau dapat terlihat dari
diberikan, oleh karena itu platihan
sifat, perilaku dari para pegawai
dan pengalaman kerja sangat
yang mencerminkan hasil kerja
erat
yang
kerja
hubungannya.
Dengan
hubungan
antara
adanya
telah
dilakukan
dalam
menjalankan
aktivitas
yang
pelatihan dan pengalaman kerja
berpengaruh terhadap hasil kerja.
terhadap
profesionalisme
Semua
Kantor
profesionalisme seorang pagawai
pegawai
pada
Lapas
Narkotika tersebut.
Untuk
dalam
meningkatkan
Lapas
Perlunya
IIA
membentuk
organisasi
dan
dalam menjalankan tugas sesuai
dengan
Kelas
dapat
suatu
profesionalisme pegawai Kantor
Narkotika
itu
yang
diharapkan.
meningkatkan
Lubuklinggau perlu mengadakan
profesionalisme
evaluasi
pegawai,
ada di Kantor Lapas Narkotika
kerja
Kelas IIA Lubuklinggau dalam
terhadap
kurangnya
pelatihan
misalnya
mengadakan
melaksanakan
pegawai
tugas
yang
dan
pertemuan atau meeting dengan
kewajiban
para
pimpinan
mestinya, banyak hal yang mesti
dengan cara memberikan materi
diperhatikan dan dipahami dari
melalui
para napi itu sendiri. Tidak hanya
pegawai
atau
metode-metode
kerja
sebagaimana
baru supaya mendapatkan cara-
itu
cara baru dalam melaksanakan
memberikan ajaran yang baik
pekerjaan sesuai dengan tujuan.
dan bermanfaat bagi mereka,
Selain
oleh karena itu prelunya seorang
itu
pengalaman
kerja
pegawai
juga
perlu
pegawai juga perlu ditingkatkan
pegawai
demi tercapainya kinerja pegawai
untuk memahami pembelajaran
yang
terbaru
diinginkan,
karena
kurangnya tingkat pengetahuan
1
8
mengikuti
pengalaman
dan
pelatihan
memahami
kerja
dan
JURNAL MEDIA EKONOMI
menerapkan
supaya
lebih
bisa
baik
bekerja
lagi
Rumusan Masalah
secara
Berdasarkan
profesional.
mengadakan
maka rumusan masalah dalam
mengetahui
penelitian ini adalah bagaimana
supaya
penyebab
kendala
identifikasi
dan pembatasan masalah di atas,
Pentingnya
observasi
ISSN:16934768
Vol.
20, No.1 April 2015
timbulnya
suatu
misalnya,
perbedaan
tingkat
adanya
Pengaruh Antara Pelatihan Dan
Pengalaman
Kerja
Terhadap
pendidikan
Profesionalisme Pegawai Pada
yang berpengaruh terhadap hasil
Kantor Lapas Narkotika Kelas IIA
kerja
Lubuklinggau ?
pegawai
dan
ketidak
sesuaian pelatihan dan profesi
yang dikerjakan. Kemudian dari
segi pengalaman kerja terdapat
kurangnya
dimiliki
pengetahuan
sehingga
terhadap
berpengaruh
hasil
kurangnya
tentang
kerja
rasa
ingin
pengetahuan
berpengaruh
penyelesaian
yang
serta
tahu
yang
terhadap
suatu
pekerjaan.
Selasin itu untuk meningktakan
profesionalisme
bebrapa
terfdapat
hal
yeng
mempengaruhinya
misalnya,
Belum tepatnya pelatihan dan
pengalaman kerja para pegawai
yang
berpengaruh
terhadap
pencapaian kerja dan Kurangnya
kemauan
untuk
pekerjaan
terhadap
tujuan
ditetapkan.
1
9
yang
melaksanakan
bepengaruh
yang
telah
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini
adalah
untuk
mengetahui
Pengaruh Antara Pelatihan Dan
Pengalaman
Kerja
Terhadap
Profesionalisme Pegawai Pada
Kantor Lapas Narkotika Kelas IIA
Lubuklinggau.
TINJAUAN PUSTAKA
Indikator - indikator Pelatihan
Indikator - indikator
pelatihan
menurut Anwar Prabu Mangku
Negara
(2006,
h.
46),
diantaranya.
1. Instruktur
Mengingat pelatih umumnya
berorientasi
pada
peningkatan skill, maka para
pelatih
yang
dipilih
untuk
memberikan materi pelatihan
harus benar-benar memiliki
JURNAL MEDIA EKONOMI
ISSN:16934768
Vol.
20, No.1 April 2015
memadai
daya manusia yang efektif
sesuai bidangnya, personal
apabila sesuai dengan jenis
dan
materi
kualifikasi
yang
kompeten,selain
pendidikan
intruktur
itu
pun
harus benar-benar baik untuk
dan
komponen
peserta pelatihan.
5. Tujuan
Pelatihan merupakan tujuan
melakukan pelatihan.
yang ditentukan, khususnya
2. Peserta
Peserta pelatihan tentunya
terkait dengan penyusunan
harus diseleksi berdasarkan
rencana aksi (action play)
persyaratan
dan
tertentu
dan
penetapan
sasaran,
kualifikasi yang sesuai,selain
serta hasil yang diharapkan
itu peserta pelatihan juga
dari
yang
akan
harus
diselenggarakan,selain
itu
memiliki
semangat
pelatihan
yang tinggi untuk mengikuti
tujuan pelatihan pula harus
pelatihan.
disosialisasikan
3. Materi
pada
Pelatihan
sumber
daya
manusia merupakan materi
atau kurikulum yang sesuai
dengan
tujuan
pelatihan
para
peserta
Sasaran
yang
dan
materi
memahami
6. Sasaran
hendak
perusahaan
agar
pelatihan tersebut.
ditentukan
oleh
peserta
dapat
sumber daya manusia yang
dicapai
seblumnya
pelatihan
harus
dengan
kriteria
terinci
dan
terukur
(measurable).
pelatihan pun harus update
agar si peserta dapat dapat
memahami
terjadi
pada
masalah
yang
kondisi
yang
Indikator Pengalaman Kerja
Ada beberapa hal juga
untuk
menentukan
berpengalaman tidaknya seorang
sekarang.
4. Metode
pegawai yang sekaligus sebagai
Metode pelatihan akan lebih
indikator pengalaman kerja yaitu
menjamin
Foster( 2001 ,h, 43):
kegiatan
1
10
berlangsungnya
pelatihan
sumber
1. Lama waktu/masa kerja.
JURNAL MEDIA EKONOMI
Ukuran
tentang
Vol.
20, No.1 April 2015
lama
waktu atau masa kerja yang
telah
ditempuh
seseorang
ISSN:16934768
Indikator Profesionalisme
Jenis-jenis
kriteria
profesionalisme
yang
dapat memahami tugas-tugas
dikemukakan oleh Schuler dan
suatu pekerjaan dan telah
Jackson (2006, h. 11-12) terdiri
melaksanakan dengan baik.
dari tiga jenis yaitu :
2. Tingkat
pengetahuan
dan
keterampilan yang dimiliki.
Pengetahuan
pada
prinsip,prosedur,
atau
dibutuhkan
diri
pada
karakteristik pribadi seorang
konsep,
karyawan.
lain
oleh
Memusatkan
merujuk
kebijakan
informasi
1. Kriteria berdasarkan sifat
yang
karyawan.
Loyalitas,
keandalan,
kemampuan
berkomunikasi,
keterampilan
dan
memimpin
Pengetahuan juga mencakup
merupakan
kemampuan untuk memahami
sering dinilai selama proses
dan
penilaian. Jenis kriteria ini
menerapkan
pada
informasi
tanggung
pekerjaan.
jawab
Sedangkan
sifat-sifat
memusatkan
diri
yang
pada
bagaimana seseorang, bukan
keterampilan
merujuk
pada
apa yang dicapai atau tidak
kemampuan
fisik
yang
dicapai
dibutuhkan untuk mencapai
atau menjalankan suatu tugas
atau pekerjaan.
dalam
pekerjaannya.
2. Kriteria berdasarkan perilaku
Terfokus pada bagaimana
3. Penguasaan terhadap
pekerjaan
pekerjaan dan peralatan.
Tingkat
penguasaan
seseorang
dalam
pelaksanaan aspek – aspek
tehnik peralatan dan tehnik
pekerjaan.
seseorang
dilaksanakan.
Kriteria seperti ini penting
sekali bagi pekerjaan yang
membutuhkan
hubungan
antar personal.
3. Kriteria berdasarkan hasil
Terfokus pada apa yang
telah dicapai atau dihasilkan
ketimbang
1
11
bagaimana
JURNAL MEDIA EKONOMI
sesuatu
dicapai
dihasilkan.
semakin
atau
Krietria
populer
semakin
ISSN:16934768
Vol.
20, No.1 April 2015
ini
dengan
ditekankannya
produktivitas dan daya saing.
profesionalisme pegawai sebagai
variabel terikat ( dependen ).
Persamaan umum regresi linier
sederhana
Y = a+b 1 X 1 +b 2 X 2
( Sugiyono, 2012. h. 261 )
METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan :
Populasi dan Sampel
Populasi
adalah
keseluruhan subjek dari peneliti.
Y = Profesionalisme Pegawai
b1 = Koefesien Korelasi
Pelatihan
Dalam hal ini pengertian sampel
yaitu Suatu bagian dari populasi
b2
=
Koefesien Korelasi
Pengalaman Kerja
yang diharapkan akan mampu
mencerminkan
keadaan
dari
populasi, sifat-sifat dan tingkah
lakunya ( Arikunto, 2010. h. 102 ).
Populasi
dalam
penelitian
X1
=
Pelatihan
X2
=
Pengalaman Kerja
a
=
Konstanta
ini
adalah seluruh pegawai yang ada
di Kantor Lapas Narkotika Kelas
IIA Lubuklinggau yang berjumlah
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
Pengujian Linearitas
Pengujian
66 orang pegawai, maka sampel
yang digunakan adalah sampel
PENELITIAN
bertujuan
Uji
untuk
linearitas
mengetahui
apakah dua variabel mempunyai
jenuh.
hubungan yang linear atau tidak
secara signifikan. Uji ini biasanya
Regresi Linier Berganda
Analisis untuk mengetahui
pengaruh antara pelatihan dan
pengalaman
kerja
terhadap
profesionalisme pegawai, dimana
pelatihan dan pengalaman kerja
merupakan
variabel
independen
),
1
12
bebas
(
sedangkan
digunakan
dalam
sebagai
analisis
regresi
prasyarat
korelasi
linear.Pengujian
SPSS
dengan
atau
pada
menggunakan
Test for Linearity dengan pada
taraf
signifikansi
variabel
dikatakan
0,05.
Dua
mempunyai
JURNAL MEDIA EKONOMI
hubungan
yang
linear
Vol.
20, No.1 April 2015
ISSN:16934768
bila
variable bebas terhadap variable
signifikansi (Linearity) kurang dari
terikatnya adalahsebagai berikut :
0,05, hasil pengujian lineritas dua
Tabel 1
ANOVA Table
Sum of Squares
f
(Combined)
Between Linearity
TOTALY Groups
*
Deviation
TOTALX2
from
Linearity
Within Groups
Total
Mean Square
289.941
2
144.970
287.281
1
287.281
2.659
1
2.659
499.817
63
7.934
789.758
65
Tabel 2
ANOVA Table
Sum of Squares
f
TOT
ALY
*
TOT
ALX
1
(Combined)
Betw
Linearity
een
Deviation
Grou
from
ps
Linearity
Within
Groups
Total
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Dari
tabel
menunjukkan
variabel
yang
486.594
1 4
392.482
1
94.111
13
7.239
303.164
51
5.944
789.758
65
36.211 .000
.335 .565
F
Sig.
5.847
.000
392.482 66.026 .000
1.218 .295
differensiasi
pelatihan
dan
pengalaman
kerja
bisa
tersebut,
dimasukkan kedalam pengujian
bahwa
semua
regresi berganda, dan tidak ada
ada
dalam
variabel yang dikeluarkan.
Regresi Linier Berganda
1
34.757
Sig.
18.273 .000
Mean Square
Tabel 3
13
F
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
ISSN:16934768
a
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Std. Error
Beta
10.737
2.934
490
.078
.548
Model
(Constant)
TOTALX1
1
TOTAL
2.475
X2
a. Dependent Variable: TOTALLY
.579
.371
Dari tabel diatas dapat diketahui
0,490
hasil pengujian regresi berganda
bahwa apabila nilai variabel
diperoleh
pelatihan meningkat sebesar
persamaan
sebagai
hal
berikut:
satu–satuan,
Y=10,737 +0,490 X1 +2,475 X2
variabel
persamaan
a.
c.
mengalami
secara
positif
Nilai
koefisien
regresi
Nilai kostanta yang sebesar
variabel
10,737 hal ini menujukan
adalah sebesar 2,475 hal ini
bahwa jika variabel pelatihan
menujukan
dan pengalaman kerja tidak
nilai
mengalami perubahan atau
kerja meningkat sebesar satu
nilai nol, maka nilai dari
- satuan, maka nilai variabel
variabel
profesionalisme
pegawai
profesionalisme
akan
Nilai
koefisien
variabel
pelatihan
pengalaman
bahwa
variabel
pegawai
secara positif sebesar 2,475
regresi
sebesar
Tabel 4
Hasil Uji Determinasi
1
apabila
pengalaman
Koefisien Determinasi
14
kerja
akan mengalami perubahan
mengalami
penurunan sebesar 10,737.
b.
nilai
sebesar 0,490.
diatas, dapat diterangkan sebagai
berikut:
maka
akan
perubahaan
regresi
menujukan
profesionalisme
pegawai
Dari
ini
JURNAL MEDIA EKONOMI
Model
1
R
R
Square
.781
a
ISSN:16934768
Model Summary
Std. Error of
Change Statistics
the Estimate
R Square
F
D
D
Change Change
f1
f2
Adjusted
R Square
.610
Vol.
20, No.1 April 2015
.598
2.21104
.610
49.274
2
Sig. F
Change
63
.000
a. Predictors: (Constant), TOTALX2, TOTALX1
Berdasarkan tabel 4.40 dilihat
Uji F
nilai Determinasi ( R2)
Hipotesi Penelitian :
yang
diperoleh dari hasil pengelolahan
Ho : = 0,
dengan
pelatihan dan pengalaman kerja
program
adalah
SPSS.20.0
sebesar
menunjukkan
0,610
pengaruh
tidak
Menunjukkan
berpengaruh
signifikan
yang
terhadap
profesionalisme
sangat kuat, atau dapat dikatakan
pegawai
pada Kantor Lapas
pelatihan dan pengalaman kerja
Narkotika Kelas 2A Lubuklinggau.
memberikan kontribusi sebesar
HA : 0,
0,610
demikian
pelatihan dan pengalaman kerja
sebesar
berpengaruh signifikan terhadap
dengan
menujukan
61,0%
bahwa
variabel
profesinalisme
Menunjukkan
profesionalisme
pegawai
pada
pegawai dipengaruhi dan dapat
Kantor Lapas Narkotika Kelas 2A
dijelaskan oleh variabel pelatihan
Lubuklinggau.
dan
Ho diterima, jika Fhitung ≤ Ftabel, atau
pengalaman
sedangkan
sisanya
kerja,
sebesar
sing. > α
39,0% dijelaskan oleh variabel
Ha
lain yang tidak diteliti misalnya
Ftabel,atau sing.< α.
motivasi, kemampuan kerja dan
lingkungan kerja.
Tabel 5
a
ANOVA
1
15
diterima,
jika
Fhitung
≥
JURNAL MEDIA EKONOMI
Model
Sum of
Squares
Regression
ISSN:16934768
Vol.
20, No.1 April 2015
481.770
Df
Mean
Square
2
240.885
Residual
307.988
63
Total
789.758
65
a. Dependent Variable: TOTALLY
b. Predictors: (Constant), TOTALX2, TOTALX1
4.889
F
Sig.
b
49.274
.000
1
diatas,
10,737 menjelaskan jika variabel
pengujian dengan SPSS 20 yang
pelatihan dan pengalaman kerja
dilakukan diperoleh df = n-2-1=
tidak mengalami perubahan atau
66-2-1= 63, sehinga nilai Ftabel
nilainya
adalah
variabel profesionalisme pegawai
Berdasarkan
3,15
tabel
sedangkan
nilai
nol,
maka
dari
Fhitung sebesar 49,274 dengan sig
akan
0,000 Fhitung ≥ Ftabel maka Ho
sebesar 10,737.
ditolak dan Ha diterima. karena
Koefisien
Fhitung ≤ Ftabel maka Ha diterima
menunjukkan
dan Ho ditolak, kemudian dapat
variabel
disimpulkan bahwa pelatihan dan
sebesar satu satuan, maka nilai
pengalaman kerja berpengaruh
variabel profesionalisme pegawai
signifikan
akan
Terhadap
mengalami
nilai
X1
penurunan
sebesar
bahwa
pelatihan
0,490
apabila
meningkat
mengalami
perubahan
Profesionalisme Kerja Pegawai
secara positif sebesar 0,490, nilai
pada Kantor Lapas Narkotika
positif ini menunjukkan dengan
Kelas 2A Lubuklinggau
semakin
positifnya
variable
pelatihan maka hal ini dapat
Pembahasan
Berdasarkan
hasil
perhitungan regresi, maka dapat
diperoleh nilai Y= 10,737 +0,490
X1 +2,475 X2. Konstanta sebesar
1
16
meningkatkan
profesionalisme
pegawai
Kantor
pada
Lapas
Narkotika Kelas 2A Lubuklinggau.
Kemudian
sebesar
nilai
2,475
koefisien
X2
menunjukkan
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
bahwa
ISSN:16934768
apabila
variabel
yang dilakukan diperoleh df = n-
kerja
meningkat
2-1 = 66-2-1= 63, sehinga nilai
sebesar satu satuan, maka nilai
Ftabel adalah 3,15 sedangkan nilai
variabel profesionalisme pegawai
Fhitung sebesar 49,274 dengan sig
akan
perubahan
0,000 Fhitung ≥ Ftabel maka Ho
secara positif sebesar 2,475 hal
ditolak dan Ha diterima. karena
ini
dengan
Fhitung ≤ Ftabel maka Ha diterima
meningkatkan pengalaman kerja
dan Ho ditolak, kemudian dapat
dapat
meningkatkan
disimpulkan bahwa pelatihan dan
meningkatkan
profesionalisme
pengalaman kerja berpengaruh
pegawai
Kantor
signifikan
pengalaman
mengalami
menunjukkan
pada
Lapas
terhadap
Narkotika Kelas 2A Lubuklinggau.
profesionalisme
Besarnya
koefisien
Kantor Lapas Narkotika Kelas 2A
Determinasi ( R2) yang diperoleh
Lubuklinggau dapat teruji secara
dari hasil pengelolahan dengan
statistik.
nilai
program
SPSS.20
sebesar
0,610
adalah
menunjukkan
pegawai
Dalam hal ini Pelatihan
(training)
merupakan
pengaruh yang sangat kuat, atau
pembelajaran
dapat dikatakan pelatihan dan
perolehan
keahlian,
pengalaman kerja
peraturan,
atau
memberikan
pada
proses
yang melibatkan
konsep,
sikap
untuk
kontribusi sebesar 0,610 dengan
meningkatkan
demikian
kerja, Pengalaman kerja adalah
menujukan
sebesar
61,0%
bahwa
kinerja
tenaga
variabel
proses
pegawai
pengetahuan atau keterampilan
dipengaruhi dan dapat dijelaskan
tentang metode suatu pekerjaan
oleh
karena
profesionalisme
variabel
pengalaman
sisanya
pelatihan
kerja,
sebesar
dan
sedangkan
39,0%
tersebut
tugas
pembentukan
keterlibatan
dalam
karyawan
pelaksanaan
pekerjaan,
kemudian
dijelaskan oleh variabel lain yang
Profesionalisme
tidak diteliti.
komitmen para anggota suatu
Berdasarkan analisis dari
uji F pengujian dengan SPSS 20
1
17
profesi
untuk
merupakan
meningkatkan
JURNAL MEDIA EKONOMI
kemampuannya
secara
ISSN:16934768
Vol.
20, No.1 April 2015
terus
menerus.
pegawai
akan
mengalami
penurunan sebesar 10,737
Sesuai
dengan
hasil
2. Besarnya
nilai
koefisien
R2)
penelitian ini menunjukkan bahwa
Determinasi
(
pelatihann dan pengalaman kerja
diperoleh
dari
berpengaruh
pengelolahan dengan program
maupun
secara
parsial
secara
terhadap
simultan
profesionalisme
pegawai. Dengan
apabila
pemahaman
pelatihan
pengalaman
kerja
dan
SPSS.20
yang
hasil
adalah
sebesar
0,610 menunjukkan pengaruh
yang sangat kuat, atau dapat
dikatakan
pelatihan
dan
dilakukan
pengalaman
kerja
secara bersama – sama dengan
memberikan
kontribusi
maksimal,
sebesar
maka
akan
memberikan kontribusi yang baik
demikian
dan
sebesar
berdampak
positif
serta
0,610
menujukan
profesionalisme
profesionalisme
dipengaruhi
pada
Kantor Lapas Narkotika Kelas 2A
dijelaskan
Lubuklinggau.
pelatihan
kerja,
bahwa
61,0%
signifikan dalam meningkatkan
pegawai
dengan
variabel
pegawai
dan
oleh
dan
dapat
variabel
pengalaman
sedangkan
sisanya
KESIMPULAN DAN SARAN
sebesar 39,0% dijelaskan oleh
Kesimpulan
variabel lain yang tidak diteliti
1. Berdasarkan hasil perhitungan
3. Berdasarkan
hasil
analisis
regresi, maka dapat diperoleh
yang telah dilakukan maka
nilai Y= 10,737 +0,490 X1
diperoleh
+2,475 X2. Konstanta sebesar
analisis dari uji F pengujian
10,737
menjelaskan
jika
dengan
variabel
pelatihan
dan
dilakukan diperoleh df = n-2-1
kerja
tidak
= 66-2-1= 63, sehinga nilai
perubahan
atau
Ftabel adalah 3,15 sedangkan
pengalaman
mengalami
simpulan
SPSS
20
bahwa
yang
nilainya nol, maka nilai dari
nilai
variabel
dengan sig 0,000 Fhitung ≥ Ftabel
1
18
profesionalisme
Fhitung sebesar
49,274
JURNAL MEDIA EKONOMI
maka
Ho
ditolak
dan
Vol.
20, No.1 April 2015
Ha
3. Disarankan
ISSN:16934768
kepada
peneliti
yang
tertarik
diterima. karena Fhitung ≤ Ftabel
berikutnya
maka
Ho
meneliti variabel lain yang turut
dapat
memengaruhi profesionalisme
Ha
ditolak,
diterima
dan
kemudian
disimpulkan bahwa pelatihan
pegawai,
yakni
menyangkut
dan
pelatihan
dan
pengalaman
pengalaman
berpengaruh
kerja
signifikan
terhadap
profesionalisme
pegawai pada Kantor Lapas
Narkotika
Kelas
2A
Lubuklinggau.
Saran
Dari hasil kesimpulan diatas,
maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Instansi hendaknya harus lebih
serius
lagi
mencari
cara
bagaimana memberikan model
pelatihan
agar
kepada
dapat
pegawai
memberikan
profesionalisme
terhadap
layanan yang diberikan.
2. Hendaknya istansi melakukan
usaha
untuk
meningkatkan
pengalaman kerja, sehingga
gairah kerja, mental kerja, dan
prestasi kerja akan mencapai
hasil yang optimal, bahkan
kreatifitas
berkembang.
1
19
kerja.
pegawai
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Asri,2006.Pengelolaan
Karyawan.BPFE.Yogyakar
ta/http://repository.usu.ac.i
d/bitstrea
Abul
Azuadi,2013Pengaruh
Pendidikan
dan
Pengalaman
Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai
pada Kantor Kecamatan
Muara Kelingi Kabupaten
Musi Rawas
Arikunto,
2010.Prosedur
Penelitian, Jakarta: Rineka
Cipta
Foster
,2001.Manajemen
Kepemimpinan,Bandung:A
lfabeta
www.kumpulanartikel.com/
kinerjapemerintah
Gomes,2006.PengelolaanKaryaw
an.BPFE.Yogyakarta/http:/
/repository.usu.ac.id/bitstre
a
Handoko Hani .2004 Edisi 2
Manajemen
Personalia
Dan
Sumber
Daya
Manusia,
EPFE
Yogyakarta
Hasibuan
,
Melayu.
2010.
Manajemen Sumber Daya
Manusia. jakarta: Bumi
Aksara
Jackson
.2006
Manajemen
Personalia Dan Sumber
ISSN:16934768
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
Daya
Manusia,
EPFE
Yogyakarta
Kuzmits
2002.
Manajemen
Personalia Dan Sumber
Daya
Manusia,
EPFE
Yogyakarta
Keit
Devis,2000.Manajemen
Sumber
Daya
Manusia,Jkarta: Rineka Cipta
Mulyono,
Mauled.
2004.
Penerapan Produktivitas
Dalam
Organisasi.
Jakarta: Bumi Aksara
Mangku
Negara
2006,
Manajemen Semangat Kerja,
Bandung:Alfabeta
Manulang, 2000. Analisis Data
Penelitian
Dengan
Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara
Ranupandojo. 2004 Manajemen
Semangat
Kerja,
Bandung:Alfabeta
Simamora, 2006. Manajemen
Semangat
Kerja,
Bandung:Alfabeta
Sugiyono,
2012.
Metodo
Penelitian
Kualitatif
Kuantitatif.
Bandung:
Alfabeta
Sudarmayanti.
2009.
Tata Kerja dan Produktifitas
Kerja. Bandung: Mandar
Maju
Trijoko.2002. Manajemen dan
Evaluasi Kerja. Lembaga
Penerbit FEUI, Jakarta.
Wibowo,2011.Manajemen
Kinerja,Jakarta:Rajawali
1
20
Vol.
20, No.1 April 2015
ISSN:16934768
ISSN : 1693-4768
Jurnal Media Ekonomi
Volume 20, Nomor 1, April 2015
Tim Redaksi :
Pembina/Penanggung Jawab
Drs. H. Sardiyo, MM
Ketua
Dra. Hj. Jumroh, M. Pd
Penyunting
Prof. Dr. Faizal Badarudin Daud, MP
Ngatijo, S. Pd, MM
Supriyanto, SP, SE, M. Si
Ronal Aprianto, SE, M. Si
Herman Paleni, SE, M. Si
Penerbit
STIE Musi Rawas Lubuklinggau
Alamat Redaksi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas Lubuklinggau
Jl. Yos Sudarso Kel. Lubuk Kupang, Kec. Lubuklinggau Selatan I. Kota
Lubuklinggau Sumatera Selatan
Jurnal Media Ekonomi merupakan sarana komunikasi ilmiah,
Terbit 3 (kali) sekali setahun (April, Agustus, Desember)
Diterbitkan oleh STIE MURA-Lubuklinggau
1
1
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
ISSN:16934768
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas izin dan karunia-Nya, Jurnal
Media Ekonomi yang merupakan Media Komunikasi Ilmiah STIE Mura Lubuklinggau
Volume 20 Nomor 1, April 2015 dapat diterbitkan. Terbitan jurnal ini dapat dilaksanakan
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Jurnal ini berisi hasil-hasil penelitian yang
diharapkan dapat menjadi media informasi dalam penyebaran Ilmu Pengetahuan khususnya
terkait dengan bidang ekonomi sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak pihak
berkepentingan.
Penyusunan Jurnal Media Ekonomi ini dilaksanakan melalui beberapa proses yang
tersistematis sehingga dibutuhkan dukungan beberapa pihak untuk menjalankan dan
mempertahankan kelangsunganya di masa yang akan datang. Pada kesempatan ini, Redaksi
mengharapkan partisipasi para
Dosen dan Tenaga Peneliti Akademis, Swasta, dan
Pemerintah untuk mengirimkan
naskah tulisan hasil penelitiannya pada Jurnal Media
Ekonomi.
Atas keberhasilan diterbitkan jurnal Media Ekonomi ini, Tim Redaksi mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang mendukung.
Lubuklinggau,
Tim Redaksi
1
2
April 2015
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
ISSN:16934768
JURNAL MEDIA EKONOMI
Volume 20, Nomor 1, April 2015
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
ii
ANALISIS PENERAPAN BREAK EVEN POINT
SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA
PADA PD CV. MAWAR LUBUK LINGGAU
Dewi Anggraini & Indah Permata ....................................................................................
1 -18
ANALISIS BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA
PADA USAHA KERUPUK IKAN ASIN
KOTA LUBUK LINGGAU
Eri Trihayati & Novi Yanti ................................................................................................
19 - 39
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DAN LAJU PERTUMBUHAN
EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KRIMINALITAS DI KOTA LUBUK LINGGAU
Wawan Fransisco ................................................................................................................
40 - 50
PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN
NASABAH PADA PT. BANK BCA LUBUK LINGGAU
Astuti Karya Dewi & Anggia Virgi Gebby Aviona ..........................................................
51 - 67
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET TETAP
DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN
PD. DIADI PUTRA GAS KABUPATEN MUSI RAWAS
Aning Kesuma Putri & Sakinah Aprilianti.......................................................................
68 - 77
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MENGUKUR
KINERJA KEUANGAN PADA PT. PLN (PERSERO)
WILAYAH TEBING TINGGI
Yuli Nurhayati & Devi ........................................................................................................
78 - 93
PENGARUH PELATIHAN DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP PROFESIONALISME PEGAWAI
PADA KANTOR LAPAS NARKOTIKA KELAS IIA
KOTA LUBUK LINGGAU
Ronal Aprianto ...................................................................................................................
94 - 110
1
3
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
ISSN:16934768
PENGARUH PELATIHAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP
PROFESIONALISME PEGAWAI PADA KANTOR LAPAS
NARKOTIKA KELAS IIA LUBUKLINGGAU
Ronal Aprianto, SE, M. Si
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji Pengaruh Pelatihan Dan Pengalaman Kerja
Terhadap Profesionalisme Pegawai Pada Kantor Lapas Narkotika Kelas
IIA Lubuklinggau. Metode penelitian ini menggunakan metode angket,
yaitu angket pelatihan, angket pengalaman kerja dan angket
profesionalisme pegawai dengan menggunakan SPSS 20.
Nilai kostanta yang sebesar Y= 10,737 +0,490 X1 +2,475 X2.
Konstanta sebesar 10,737 menjelaskan jika variabel pelatihan dan
pengalaman kerja tidak mengalami perubahan atau nilainya nol, maka
nilai dari variabel profesionalisme pegawai akan mengalami penurunan
sebesar 10,737. Koefisien X1 sebesar 0,490 menunjukkan bahwa apabila
variabel pelatihan meningkat sebesar satu satuan, maka nilai variabel
profesionalisme pegawai akan mengalami perubahan secara positif
sebesar 0,490. Kemudian nilai koefisien X2 sebesar 2,475 menunjukkan
bahwa apabila variabel pengalaman kerja meningkat sebesar satu satuan,
maka nilai variabel profesionalisme pegawai akan mengalami perubahan
secara positif sebesar 2,475 hal ini menunjukkan dengan meningkatkan
pengalaman kerja dapat meningkatkan meningkatkan profesionalisme
pegawai pada Kantor Lapas Narkotika Kelas 2A Lubuklinggau.
Besarnya nilai koefisien determinasi ( R2) yang diperoleh dari hasil
pengelolahan dengan program SPSS.20 adalah sebesar 0,610
menunjukkan pengaruh yang sangat kuat, atau dapat dikatakan pelatihan
dan pengalaman kerja memberikan kontribusi sebesar 0,610 dengan
demikian menujukan bahwa sebesar 61,0% variabel profesionalisme
pegawai dipengaruhi dan dapat dijelaskan oleh variabel pelatihan dan
pengalaman kerja, sedangkan sisanya sebesar 39,0% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti.
Berdasarkan analisis dari uji F pengujian dengan SPSS 20 yang
dilakukan diperoleh df = n-2-1 = 66-2-1= 63, sehinga nilai Ftabel adalah
3,14 sedangkan nilai Fhitung sebesar 49,274 dengan sig 0,000 Fhitung ≥ Ftabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima., kemudian dapat disimpulkan bahwa
pelatihan dan pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap
profesionalisme pegawai pada Kantor Lapas Narkotika Kelas 2A
Lubuklinggau dapat teruji secara statistik.
Kata Kunci : Pelatihan, Pengalaman Kerja, dan Profesionalisme pegawai.
1
4
ISSN:16934768
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
PENDAHULUAN
Pelatihan dapat juga diartikan
Latar Belakang Masalah
sebagai
Saat ini dalam dunia kerja
tidak
hanya
yang
merupakan dasar dari perilaku
yang
manusia, belajar adalah suatu
juga
perubahan yang relatif permanen
dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yang dihasilkan melalui latihan
misalnya
dan pengalaman, sebagai hasil
berkualitas
namun
bisa
dengan mengadakan
pelatihan,
dan
pegawai
pembelajaran
penggunaan
prasarana,
sarana
dari merespon stimulus.
Kegiatan
penempatan
pelatihan
sangat
secara teori maupun praktek.
penting karena bermanfaat guna
Selain itu pengalaman kerja juga
menambah
bisa
ketrampilan
menmpengaruhi
dengan
adanya
maka
karena
pengalaman
mengajarkan
seorang
pegawai untuk bekerja lebih baik
dan benar sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Dalam
ini
evaluasi
mendapatkan
terutama
mempersiapkan
lapangan
bagi
bagi
atau
yang
diri
memasuki
pekerjaan.
Sedangkan
yang
sudah
bekerja
akan
berfungsi sebagai “charger” agar
kemampuan serta kapabilitas kita
selalu terjaga guna mengamankan
hal
dilakukan
pengetahuan
perlu
existensi atau peningkatan karir.
untuk
sumber
daya
Salah
manajemen
satu
fungsi
surmber
daya
manusia yang lebih baik. Hal ini
manusia
dapat
development artinya bahwa untuk
dilakukan
melakukan
dengan
pelatihan
cara
terhadap
adalah
mendapatkan
trainingand
tenaga
kerja
para pegawai, pelatihan sendiri
pendidikan yang bersumber daya
merupakan
proses
manusia yang baik dan tepat
jangka
pendek
menggunakan
sistematis
pendidikan
yang
prosedur
dan
terorganisir,
sangat
perlu
upaya
untuk
para tenaga
mempelajari
untuk
dan
dan
pengembangan. Hal ini sebagai
sehingga tenaga nonmanajerial
pengetahuan
pelatihan
mempersiapkan
kerja pendidikan
menghadapi
tugas
keterampilan teknis untuk tujuan
pekerjaan jabatan yang dianggap
tertentu.
belum
1
5
ISSN:16934768
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
menguasainya. Management
penilaian keprofesinalisme pada
thought yang
pegawainya.
Taylor,
dikemukakan
bahwa
tenaga
kerja
Bagi
seorang
pegawai
kerja
sangat
membutuhkan latihan kerja yang
pengalaman
tepat. Teori ini sangat tepat untuk
penting, karena dengan adanya
rnenghindari
kemungkinan
pengalaman kerja maka pegawai
terburuk dalam kemampuan dan
akan mengerti apa yang akan
tanggung
bekerja,
dilakukan untuk mencapai suatu
sehingga dalam menyelesaikan
tujuan organisasi dengan apa
tugas jabatan lebih efektif dan
yang
efisien
Pimpinan
jawab
sesuai
dengan
aturan
yang telah ditetapkan.
harus
dia
hanya
kerjakan.
memberikan
tugas apa yang mesti dilakukan
Pada
dasarnya
dan pegawaipun akan mengerti
merupakan
apa yang harus dia kerjakan,
satu
pendorong
semua
profesionalisme
seorang
pengalaman
salah
kerja
pegawai,
adanya
perbedaan
dalam
pelatihan
berpengaruh
karna
pengalaman
adanya
dari
seorang
pegawai tersebut.
yang
terhadap
itu
Pengalaman
kerja
bisa
diterapkan dalam suatu instansi
profesionalsme
pegawai
dan
ataupun organisasi jika apa yang
ketidaksesuaian
pelatihan
dan
ingin diterapkan sesuai dengan
profesi yang dikerjakan, karena
apa
dengan adanya pelatihan dan
mempermudah
pengalaman kerja maka dapat
suatu
mendorong kegairahan kerja dan
pengalaman kerja tersebut. Jika
dapat
pegawai
membentuk
hasil
kerja
yang
ada,
tujuan
akan
terselesainya
dengan
mampu
adanya
menerapkan
seorang pegawai, oleh karena itu
pengalaman
hubungan antara pelatihan dan
diperoleh
pengalaman kerja sangatlah kuat
mempermudah
pengaruhnya
tugas
pegawai
yang
dapat menjadikan pekerjaan itu
yang
terhadap
diselesaikan,
kemudian
1
6
dapat
memberikan
suatu
kerja
yang
maka
itu
telah
akan
pekerjaan
sendiri
tanggung
sehingga
jawab
bukan
ISSN:16934768
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
beban. Kantor Lapas Narkotika
sebagai
Kelas
Lubuklinggau
penampilan
satu
sebagai suatu profesi, ada yang
IIA
merupakan
yang
salah
memberikan
kepada
para
didalamnya,
kantor
pelayanan
napi yang
tidak
ada
hanya
itu
profesional
suatu
atau
pekerjaan
profesionalismenya
sedang
tinggi,
dan
rendah.
Profesionalisme juga mengacu
kantor tersebut juga memberikan
kepada
pelatihan
kepada
para
anggota profesi untuk bekerja
pegawainya
supaya
mereka
berdasarkan standar yang tinggi
dapat memberlakukan para napi
dan kode etik profesinya.Untuk
sesuai dengan perlakuan yang
mencapai sukses dalam bekerja,
baik dan memberikannya contoh
seseorang
untuk berlaku lebih baik lagi
bersikap profesional. Profesional
supaya apa yang menjadi tujuan
tidak hanya berarti ahli saja.
baik dapat pula tercapai dengan
Namun selain memiliki keahlian
baik tentunya dengan adanya
juga harus bekerja pada bidang
pelatihan dan pengalaman kerja.
yang sesuai dengan keahlian
Profesionalisme
mempunyai
yang
makna
sikap
dan
komitmen
harus
mampu
dimilikinya
tersebut.
mutu,
Seorang profesional tidak akan
kualitas, dan tindak tanduk yang
pernah berhenti menekuni bidang
merupakan ciri suatu profesi atau
keahlian yang dimiliki.
yang profesional. Profesionalisme
Selain
itu,
seorang
merupakan sikap dari seorang
profesional
profesional. Artinya sebuah term
melakukan
yang menjelaskan bahwa setiap
mengembangkan
pekerjaan hendaklah dikerjakan
yang
oleh seseorang yang mempunyai
bersaing
keahlian dalam bidangnya atau
yang terbaik di bidangnya hal
profesinya.
tersebut
Selain
penggunaan
itui
istilah
pengalaman
khusus
1
7
seseorang
serta
kemampuan
mampu
tetap
menjadi
dapat
derajat
selalu
supaya
untuk
melakukan
harus
inovasi
dimiliki
profesionalisme menunjuk pada
penampilan
juga
dilihat
kerja
dari
maupun
pelatihan-pelatihan
supaya
apa
yang
ISSN:16934768
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
diharapkan
dan penguasaan terhadap suatu
dengan
dapat
tercapai
baik.Setiap
organisasi
pekerjaan.
manapun sangat mengharapkan
Kriteria
pegawai
pada
pegawai yang menjunjung tinggi
Kantor Lapas Narkotika Kelas IIA
profesionalisme
yang
Lubuklinggau dapat terlihat dari
diberikan, oleh karena itu platihan
sifat, perilaku dari para pegawai
dan pengalaman kerja sangat
yang mencerminkan hasil kerja
erat
yang
kerja
hubungannya.
Dengan
hubungan
antara
adanya
telah
dilakukan
dalam
menjalankan
aktivitas
yang
pelatihan dan pengalaman kerja
berpengaruh terhadap hasil kerja.
terhadap
profesionalisme
Semua
Kantor
profesionalisme seorang pagawai
pegawai
pada
Lapas
Narkotika tersebut.
Untuk
dalam
meningkatkan
Lapas
Perlunya
IIA
membentuk
organisasi
dan
dalam menjalankan tugas sesuai
dengan
Kelas
dapat
suatu
profesionalisme pegawai Kantor
Narkotika
itu
yang
diharapkan.
meningkatkan
Lubuklinggau perlu mengadakan
profesionalisme
evaluasi
pegawai,
ada di Kantor Lapas Narkotika
kerja
Kelas IIA Lubuklinggau dalam
terhadap
kurangnya
pelatihan
misalnya
mengadakan
melaksanakan
pegawai
tugas
yang
dan
pertemuan atau meeting dengan
kewajiban
para
pimpinan
mestinya, banyak hal yang mesti
dengan cara memberikan materi
diperhatikan dan dipahami dari
melalui
para napi itu sendiri. Tidak hanya
pegawai
atau
metode-metode
kerja
sebagaimana
baru supaya mendapatkan cara-
itu
cara baru dalam melaksanakan
memberikan ajaran yang baik
pekerjaan sesuai dengan tujuan.
dan bermanfaat bagi mereka,
Selain
oleh karena itu prelunya seorang
itu
pengalaman
kerja
pegawai
juga
perlu
pegawai juga perlu ditingkatkan
pegawai
demi tercapainya kinerja pegawai
untuk memahami pembelajaran
yang
terbaru
diinginkan,
karena
kurangnya tingkat pengetahuan
1
8
mengikuti
pengalaman
dan
pelatihan
memahami
kerja
dan
JURNAL MEDIA EKONOMI
menerapkan
supaya
lebih
bisa
baik
bekerja
lagi
Rumusan Masalah
secara
Berdasarkan
profesional.
mengadakan
maka rumusan masalah dalam
mengetahui
penelitian ini adalah bagaimana
supaya
penyebab
kendala
identifikasi
dan pembatasan masalah di atas,
Pentingnya
observasi
ISSN:16934768
Vol.
20, No.1 April 2015
timbulnya
suatu
misalnya,
perbedaan
tingkat
adanya
Pengaruh Antara Pelatihan Dan
Pengalaman
Kerja
Terhadap
pendidikan
Profesionalisme Pegawai Pada
yang berpengaruh terhadap hasil
Kantor Lapas Narkotika Kelas IIA
kerja
Lubuklinggau ?
pegawai
dan
ketidak
sesuaian pelatihan dan profesi
yang dikerjakan. Kemudian dari
segi pengalaman kerja terdapat
kurangnya
dimiliki
pengetahuan
sehingga
terhadap
berpengaruh
hasil
kurangnya
tentang
kerja
rasa
ingin
pengetahuan
berpengaruh
penyelesaian
yang
serta
tahu
yang
terhadap
suatu
pekerjaan.
Selasin itu untuk meningktakan
profesionalisme
bebrapa
terfdapat
hal
yeng
mempengaruhinya
misalnya,
Belum tepatnya pelatihan dan
pengalaman kerja para pegawai
yang
berpengaruh
terhadap
pencapaian kerja dan Kurangnya
kemauan
untuk
pekerjaan
terhadap
tujuan
ditetapkan.
1
9
yang
melaksanakan
bepengaruh
yang
telah
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini
adalah
untuk
mengetahui
Pengaruh Antara Pelatihan Dan
Pengalaman
Kerja
Terhadap
Profesionalisme Pegawai Pada
Kantor Lapas Narkotika Kelas IIA
Lubuklinggau.
TINJAUAN PUSTAKA
Indikator - indikator Pelatihan
Indikator - indikator
pelatihan
menurut Anwar Prabu Mangku
Negara
(2006,
h.
46),
diantaranya.
1. Instruktur
Mengingat pelatih umumnya
berorientasi
pada
peningkatan skill, maka para
pelatih
yang
dipilih
untuk
memberikan materi pelatihan
harus benar-benar memiliki
JURNAL MEDIA EKONOMI
ISSN:16934768
Vol.
20, No.1 April 2015
memadai
daya manusia yang efektif
sesuai bidangnya, personal
apabila sesuai dengan jenis
dan
materi
kualifikasi
yang
kompeten,selain
pendidikan
intruktur
itu
pun
harus benar-benar baik untuk
dan
komponen
peserta pelatihan.
5. Tujuan
Pelatihan merupakan tujuan
melakukan pelatihan.
yang ditentukan, khususnya
2. Peserta
Peserta pelatihan tentunya
terkait dengan penyusunan
harus diseleksi berdasarkan
rencana aksi (action play)
persyaratan
dan
tertentu
dan
penetapan
sasaran,
kualifikasi yang sesuai,selain
serta hasil yang diharapkan
itu peserta pelatihan juga
dari
yang
akan
harus
diselenggarakan,selain
itu
memiliki
semangat
pelatihan
yang tinggi untuk mengikuti
tujuan pelatihan pula harus
pelatihan.
disosialisasikan
3. Materi
pada
Pelatihan
sumber
daya
manusia merupakan materi
atau kurikulum yang sesuai
dengan
tujuan
pelatihan
para
peserta
Sasaran
yang
dan
materi
memahami
6. Sasaran
hendak
perusahaan
agar
pelatihan tersebut.
ditentukan
oleh
peserta
dapat
sumber daya manusia yang
dicapai
seblumnya
pelatihan
harus
dengan
kriteria
terinci
dan
terukur
(measurable).
pelatihan pun harus update
agar si peserta dapat dapat
memahami
terjadi
pada
masalah
yang
kondisi
yang
Indikator Pengalaman Kerja
Ada beberapa hal juga
untuk
menentukan
berpengalaman tidaknya seorang
sekarang.
4. Metode
pegawai yang sekaligus sebagai
Metode pelatihan akan lebih
indikator pengalaman kerja yaitu
menjamin
Foster( 2001 ,h, 43):
kegiatan
1
10
berlangsungnya
pelatihan
sumber
1. Lama waktu/masa kerja.
JURNAL MEDIA EKONOMI
Ukuran
tentang
Vol.
20, No.1 April 2015
lama
waktu atau masa kerja yang
telah
ditempuh
seseorang
ISSN:16934768
Indikator Profesionalisme
Jenis-jenis
kriteria
profesionalisme
yang
dapat memahami tugas-tugas
dikemukakan oleh Schuler dan
suatu pekerjaan dan telah
Jackson (2006, h. 11-12) terdiri
melaksanakan dengan baik.
dari tiga jenis yaitu :
2. Tingkat
pengetahuan
dan
keterampilan yang dimiliki.
Pengetahuan
pada
prinsip,prosedur,
atau
dibutuhkan
diri
pada
karakteristik pribadi seorang
konsep,
karyawan.
lain
oleh
Memusatkan
merujuk
kebijakan
informasi
1. Kriteria berdasarkan sifat
yang
karyawan.
Loyalitas,
keandalan,
kemampuan
berkomunikasi,
keterampilan
dan
memimpin
Pengetahuan juga mencakup
merupakan
kemampuan untuk memahami
sering dinilai selama proses
dan
penilaian. Jenis kriteria ini
menerapkan
pada
informasi
tanggung
pekerjaan.
jawab
Sedangkan
sifat-sifat
memusatkan
diri
yang
pada
bagaimana seseorang, bukan
keterampilan
merujuk
pada
apa yang dicapai atau tidak
kemampuan
fisik
yang
dicapai
dibutuhkan untuk mencapai
atau menjalankan suatu tugas
atau pekerjaan.
dalam
pekerjaannya.
2. Kriteria berdasarkan perilaku
Terfokus pada bagaimana
3. Penguasaan terhadap
pekerjaan
pekerjaan dan peralatan.
Tingkat
penguasaan
seseorang
dalam
pelaksanaan aspek – aspek
tehnik peralatan dan tehnik
pekerjaan.
seseorang
dilaksanakan.
Kriteria seperti ini penting
sekali bagi pekerjaan yang
membutuhkan
hubungan
antar personal.
3. Kriteria berdasarkan hasil
Terfokus pada apa yang
telah dicapai atau dihasilkan
ketimbang
1
11
bagaimana
JURNAL MEDIA EKONOMI
sesuatu
dicapai
dihasilkan.
semakin
atau
Krietria
populer
semakin
ISSN:16934768
Vol.
20, No.1 April 2015
ini
dengan
ditekankannya
produktivitas dan daya saing.
profesionalisme pegawai sebagai
variabel terikat ( dependen ).
Persamaan umum regresi linier
sederhana
Y = a+b 1 X 1 +b 2 X 2
( Sugiyono, 2012. h. 261 )
METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan :
Populasi dan Sampel
Populasi
adalah
keseluruhan subjek dari peneliti.
Y = Profesionalisme Pegawai
b1 = Koefesien Korelasi
Pelatihan
Dalam hal ini pengertian sampel
yaitu Suatu bagian dari populasi
b2
=
Koefesien Korelasi
Pengalaman Kerja
yang diharapkan akan mampu
mencerminkan
keadaan
dari
populasi, sifat-sifat dan tingkah
lakunya ( Arikunto, 2010. h. 102 ).
Populasi
dalam
penelitian
X1
=
Pelatihan
X2
=
Pengalaman Kerja
a
=
Konstanta
ini
adalah seluruh pegawai yang ada
di Kantor Lapas Narkotika Kelas
IIA Lubuklinggau yang berjumlah
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
Pengujian Linearitas
Pengujian
66 orang pegawai, maka sampel
yang digunakan adalah sampel
PENELITIAN
bertujuan
Uji
untuk
linearitas
mengetahui
apakah dua variabel mempunyai
jenuh.
hubungan yang linear atau tidak
secara signifikan. Uji ini biasanya
Regresi Linier Berganda
Analisis untuk mengetahui
pengaruh antara pelatihan dan
pengalaman
kerja
terhadap
profesionalisme pegawai, dimana
pelatihan dan pengalaman kerja
merupakan
variabel
independen
),
1
12
bebas
(
sedangkan
digunakan
dalam
sebagai
analisis
regresi
prasyarat
korelasi
linear.Pengujian
SPSS
dengan
atau
pada
menggunakan
Test for Linearity dengan pada
taraf
signifikansi
variabel
dikatakan
0,05.
Dua
mempunyai
JURNAL MEDIA EKONOMI
hubungan
yang
linear
Vol.
20, No.1 April 2015
ISSN:16934768
bila
variable bebas terhadap variable
signifikansi (Linearity) kurang dari
terikatnya adalahsebagai berikut :
0,05, hasil pengujian lineritas dua
Tabel 1
ANOVA Table
Sum of Squares
f
(Combined)
Between Linearity
TOTALY Groups
*
Deviation
TOTALX2
from
Linearity
Within Groups
Total
Mean Square
289.941
2
144.970
287.281
1
287.281
2.659
1
2.659
499.817
63
7.934
789.758
65
Tabel 2
ANOVA Table
Sum of Squares
f
TOT
ALY
*
TOT
ALX
1
(Combined)
Betw
Linearity
een
Deviation
Grou
from
ps
Linearity
Within
Groups
Total
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Dari
tabel
menunjukkan
variabel
yang
486.594
1 4
392.482
1
94.111
13
7.239
303.164
51
5.944
789.758
65
36.211 .000
.335 .565
F
Sig.
5.847
.000
392.482 66.026 .000
1.218 .295
differensiasi
pelatihan
dan
pengalaman
kerja
bisa
tersebut,
dimasukkan kedalam pengujian
bahwa
semua
regresi berganda, dan tidak ada
ada
dalam
variabel yang dikeluarkan.
Regresi Linier Berganda
1
34.757
Sig.
18.273 .000
Mean Square
Tabel 3
13
F
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
ISSN:16934768
a
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Std. Error
Beta
10.737
2.934
490
.078
.548
Model
(Constant)
TOTALX1
1
TOTAL
2.475
X2
a. Dependent Variable: TOTALLY
.579
.371
Dari tabel diatas dapat diketahui
0,490
hasil pengujian regresi berganda
bahwa apabila nilai variabel
diperoleh
pelatihan meningkat sebesar
persamaan
sebagai
hal
berikut:
satu–satuan,
Y=10,737 +0,490 X1 +2,475 X2
variabel
persamaan
a.
c.
mengalami
secara
positif
Nilai
koefisien
regresi
Nilai kostanta yang sebesar
variabel
10,737 hal ini menujukan
adalah sebesar 2,475 hal ini
bahwa jika variabel pelatihan
menujukan
dan pengalaman kerja tidak
nilai
mengalami perubahan atau
kerja meningkat sebesar satu
nilai nol, maka nilai dari
- satuan, maka nilai variabel
variabel
profesionalisme
pegawai
profesionalisme
akan
Nilai
koefisien
variabel
pelatihan
pengalaman
bahwa
variabel
pegawai
secara positif sebesar 2,475
regresi
sebesar
Tabel 4
Hasil Uji Determinasi
1
apabila
pengalaman
Koefisien Determinasi
14
kerja
akan mengalami perubahan
mengalami
penurunan sebesar 10,737.
b.
nilai
sebesar 0,490.
diatas, dapat diterangkan sebagai
berikut:
maka
akan
perubahaan
regresi
menujukan
profesionalisme
pegawai
Dari
ini
JURNAL MEDIA EKONOMI
Model
1
R
R
Square
.781
a
ISSN:16934768
Model Summary
Std. Error of
Change Statistics
the Estimate
R Square
F
D
D
Change Change
f1
f2
Adjusted
R Square
.610
Vol.
20, No.1 April 2015
.598
2.21104
.610
49.274
2
Sig. F
Change
63
.000
a. Predictors: (Constant), TOTALX2, TOTALX1
Berdasarkan tabel 4.40 dilihat
Uji F
nilai Determinasi ( R2)
Hipotesi Penelitian :
yang
diperoleh dari hasil pengelolahan
Ho : = 0,
dengan
pelatihan dan pengalaman kerja
program
adalah
SPSS.20.0
sebesar
menunjukkan
0,610
pengaruh
tidak
Menunjukkan
berpengaruh
signifikan
yang
terhadap
profesionalisme
sangat kuat, atau dapat dikatakan
pegawai
pada Kantor Lapas
pelatihan dan pengalaman kerja
Narkotika Kelas 2A Lubuklinggau.
memberikan kontribusi sebesar
HA : 0,
0,610
demikian
pelatihan dan pengalaman kerja
sebesar
berpengaruh signifikan terhadap
dengan
menujukan
61,0%
bahwa
variabel
profesinalisme
Menunjukkan
profesionalisme
pegawai
pada
pegawai dipengaruhi dan dapat
Kantor Lapas Narkotika Kelas 2A
dijelaskan oleh variabel pelatihan
Lubuklinggau.
dan
Ho diterima, jika Fhitung ≤ Ftabel, atau
pengalaman
sedangkan
sisanya
kerja,
sebesar
sing. > α
39,0% dijelaskan oleh variabel
Ha
lain yang tidak diteliti misalnya
Ftabel,atau sing.< α.
motivasi, kemampuan kerja dan
lingkungan kerja.
Tabel 5
a
ANOVA
1
15
diterima,
jika
Fhitung
≥
JURNAL MEDIA EKONOMI
Model
Sum of
Squares
Regression
ISSN:16934768
Vol.
20, No.1 April 2015
481.770
Df
Mean
Square
2
240.885
Residual
307.988
63
Total
789.758
65
a. Dependent Variable: TOTALLY
b. Predictors: (Constant), TOTALX2, TOTALX1
4.889
F
Sig.
b
49.274
.000
1
diatas,
10,737 menjelaskan jika variabel
pengujian dengan SPSS 20 yang
pelatihan dan pengalaman kerja
dilakukan diperoleh df = n-2-1=
tidak mengalami perubahan atau
66-2-1= 63, sehinga nilai Ftabel
nilainya
adalah
variabel profesionalisme pegawai
Berdasarkan
3,15
tabel
sedangkan
nilai
nol,
maka
dari
Fhitung sebesar 49,274 dengan sig
akan
0,000 Fhitung ≥ Ftabel maka Ho
sebesar 10,737.
ditolak dan Ha diterima. karena
Koefisien
Fhitung ≤ Ftabel maka Ha diterima
menunjukkan
dan Ho ditolak, kemudian dapat
variabel
disimpulkan bahwa pelatihan dan
sebesar satu satuan, maka nilai
pengalaman kerja berpengaruh
variabel profesionalisme pegawai
signifikan
akan
Terhadap
mengalami
nilai
X1
penurunan
sebesar
bahwa
pelatihan
0,490
apabila
meningkat
mengalami
perubahan
Profesionalisme Kerja Pegawai
secara positif sebesar 0,490, nilai
pada Kantor Lapas Narkotika
positif ini menunjukkan dengan
Kelas 2A Lubuklinggau
semakin
positifnya
variable
pelatihan maka hal ini dapat
Pembahasan
Berdasarkan
hasil
perhitungan regresi, maka dapat
diperoleh nilai Y= 10,737 +0,490
X1 +2,475 X2. Konstanta sebesar
1
16
meningkatkan
profesionalisme
pegawai
Kantor
pada
Lapas
Narkotika Kelas 2A Lubuklinggau.
Kemudian
sebesar
nilai
2,475
koefisien
X2
menunjukkan
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
bahwa
ISSN:16934768
apabila
variabel
yang dilakukan diperoleh df = n-
kerja
meningkat
2-1 = 66-2-1= 63, sehinga nilai
sebesar satu satuan, maka nilai
Ftabel adalah 3,15 sedangkan nilai
variabel profesionalisme pegawai
Fhitung sebesar 49,274 dengan sig
akan
perubahan
0,000 Fhitung ≥ Ftabel maka Ho
secara positif sebesar 2,475 hal
ditolak dan Ha diterima. karena
ini
dengan
Fhitung ≤ Ftabel maka Ha diterima
meningkatkan pengalaman kerja
dan Ho ditolak, kemudian dapat
dapat
meningkatkan
disimpulkan bahwa pelatihan dan
meningkatkan
profesionalisme
pengalaman kerja berpengaruh
pegawai
Kantor
signifikan
pengalaman
mengalami
menunjukkan
pada
Lapas
terhadap
Narkotika Kelas 2A Lubuklinggau.
profesionalisme
Besarnya
koefisien
Kantor Lapas Narkotika Kelas 2A
Determinasi ( R2) yang diperoleh
Lubuklinggau dapat teruji secara
dari hasil pengelolahan dengan
statistik.
nilai
program
SPSS.20
sebesar
0,610
adalah
menunjukkan
pegawai
Dalam hal ini Pelatihan
(training)
merupakan
pengaruh yang sangat kuat, atau
pembelajaran
dapat dikatakan pelatihan dan
perolehan
keahlian,
pengalaman kerja
peraturan,
atau
memberikan
pada
proses
yang melibatkan
konsep,
sikap
untuk
kontribusi sebesar 0,610 dengan
meningkatkan
demikian
kerja, Pengalaman kerja adalah
menujukan
sebesar
61,0%
bahwa
kinerja
tenaga
variabel
proses
pegawai
pengetahuan atau keterampilan
dipengaruhi dan dapat dijelaskan
tentang metode suatu pekerjaan
oleh
karena
profesionalisme
variabel
pengalaman
sisanya
pelatihan
kerja,
sebesar
dan
sedangkan
39,0%
tersebut
tugas
pembentukan
keterlibatan
dalam
karyawan
pelaksanaan
pekerjaan,
kemudian
dijelaskan oleh variabel lain yang
Profesionalisme
tidak diteliti.
komitmen para anggota suatu
Berdasarkan analisis dari
uji F pengujian dengan SPSS 20
1
17
profesi
untuk
merupakan
meningkatkan
JURNAL MEDIA EKONOMI
kemampuannya
secara
ISSN:16934768
Vol.
20, No.1 April 2015
terus
menerus.
pegawai
akan
mengalami
penurunan sebesar 10,737
Sesuai
dengan
hasil
2. Besarnya
nilai
koefisien
R2)
penelitian ini menunjukkan bahwa
Determinasi
(
pelatihann dan pengalaman kerja
diperoleh
dari
berpengaruh
pengelolahan dengan program
maupun
secara
parsial
secara
terhadap
simultan
profesionalisme
pegawai. Dengan
apabila
pemahaman
pelatihan
pengalaman
kerja
dan
SPSS.20
yang
hasil
adalah
sebesar
0,610 menunjukkan pengaruh
yang sangat kuat, atau dapat
dikatakan
pelatihan
dan
dilakukan
pengalaman
kerja
secara bersama – sama dengan
memberikan
kontribusi
maksimal,
sebesar
maka
akan
memberikan kontribusi yang baik
demikian
dan
sebesar
berdampak
positif
serta
0,610
menujukan
profesionalisme
profesionalisme
dipengaruhi
pada
Kantor Lapas Narkotika Kelas 2A
dijelaskan
Lubuklinggau.
pelatihan
kerja,
bahwa
61,0%
signifikan dalam meningkatkan
pegawai
dengan
variabel
pegawai
dan
oleh
dan
dapat
variabel
pengalaman
sedangkan
sisanya
KESIMPULAN DAN SARAN
sebesar 39,0% dijelaskan oleh
Kesimpulan
variabel lain yang tidak diteliti
1. Berdasarkan hasil perhitungan
3. Berdasarkan
hasil
analisis
regresi, maka dapat diperoleh
yang telah dilakukan maka
nilai Y= 10,737 +0,490 X1
diperoleh
+2,475 X2. Konstanta sebesar
analisis dari uji F pengujian
10,737
menjelaskan
jika
dengan
variabel
pelatihan
dan
dilakukan diperoleh df = n-2-1
kerja
tidak
= 66-2-1= 63, sehinga nilai
perubahan
atau
Ftabel adalah 3,15 sedangkan
pengalaman
mengalami
simpulan
SPSS
20
bahwa
yang
nilainya nol, maka nilai dari
nilai
variabel
dengan sig 0,000 Fhitung ≥ Ftabel
1
18
profesionalisme
Fhitung sebesar
49,274
JURNAL MEDIA EKONOMI
maka
Ho
ditolak
dan
Vol.
20, No.1 April 2015
Ha
3. Disarankan
ISSN:16934768
kepada
peneliti
yang
tertarik
diterima. karena Fhitung ≤ Ftabel
berikutnya
maka
Ho
meneliti variabel lain yang turut
dapat
memengaruhi profesionalisme
Ha
ditolak,
diterima
dan
kemudian
disimpulkan bahwa pelatihan
pegawai,
yakni
menyangkut
dan
pelatihan
dan
pengalaman
pengalaman
berpengaruh
kerja
signifikan
terhadap
profesionalisme
pegawai pada Kantor Lapas
Narkotika
Kelas
2A
Lubuklinggau.
Saran
Dari hasil kesimpulan diatas,
maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Instansi hendaknya harus lebih
serius
lagi
mencari
cara
bagaimana memberikan model
pelatihan
agar
kepada
dapat
pegawai
memberikan
profesionalisme
terhadap
layanan yang diberikan.
2. Hendaknya istansi melakukan
usaha
untuk
meningkatkan
pengalaman kerja, sehingga
gairah kerja, mental kerja, dan
prestasi kerja akan mencapai
hasil yang optimal, bahkan
kreatifitas
berkembang.
1
19
kerja.
pegawai
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Asri,2006.Pengelolaan
Karyawan.BPFE.Yogyakar
ta/http://repository.usu.ac.i
d/bitstrea
Abul
Azuadi,2013Pengaruh
Pendidikan
dan
Pengalaman
Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai
pada Kantor Kecamatan
Muara Kelingi Kabupaten
Musi Rawas
Arikunto,
2010.Prosedur
Penelitian, Jakarta: Rineka
Cipta
Foster
,2001.Manajemen
Kepemimpinan,Bandung:A
lfabeta
www.kumpulanartikel.com/
kinerjapemerintah
Gomes,2006.PengelolaanKaryaw
an.BPFE.Yogyakarta/http:/
/repository.usu.ac.id/bitstre
a
Handoko Hani .2004 Edisi 2
Manajemen
Personalia
Dan
Sumber
Daya
Manusia,
EPFE
Yogyakarta
Hasibuan
,
Melayu.
2010.
Manajemen Sumber Daya
Manusia. jakarta: Bumi
Aksara
Jackson
.2006
Manajemen
Personalia Dan Sumber
ISSN:16934768
JURNAL MEDIA EKONOMI
Vol.
20, No.1 April 2015
Daya
Manusia,
EPFE
Yogyakarta
Kuzmits
2002.
Manajemen
Personalia Dan Sumber
Daya
Manusia,
EPFE
Yogyakarta
Keit
Devis,2000.Manajemen
Sumber
Daya
Manusia,Jkarta: Rineka Cipta
Mulyono,
Mauled.
2004.
Penerapan Produktivitas
Dalam
Organisasi.
Jakarta: Bumi Aksara
Mangku
Negara
2006,
Manajemen Semangat Kerja,
Bandung:Alfabeta
Manulang, 2000. Analisis Data
Penelitian
Dengan
Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara
Ranupandojo. 2004 Manajemen
Semangat
Kerja,
Bandung:Alfabeta
Simamora, 2006. Manajemen
Semangat
Kerja,
Bandung:Alfabeta
Sugiyono,
2012.
Metodo
Penelitian
Kualitatif
Kuantitatif.
Bandung:
Alfabeta
Sudarmayanti.
2009.
Tata Kerja dan Produktifitas
Kerja. Bandung: Mandar
Maju
Trijoko.2002. Manajemen dan
Evaluasi Kerja. Lembaga
Penerbit FEUI, Jakarta.
Wibowo,2011.Manajemen
Kinerja,Jakarta:Rajawali
1
20