PENGEMBANGANCRITICAL SUCCESS FACTOR CSF. docx

PENGEMBANGANCRITICAL SUCCESS FACTOR (CSF) UNTUKMENUNJANG
KINERJA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)DALAM PEMBANGUNAN
JEMBATAN KETAPANGDI BANYUWANGI
‘Tugiman, dan ‘Bambang Syairudin’
Jurusan Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Email : tgm.pjnwil1@gmail.com
Abstrak
Proyek Jembatan merupakan pekerjaan yang sangat komplek dengan teknologi tinggi.
Dalam pelaksanaannya terdahulu sering terjadi kegagalan antara lain, keterlambatan
pelaksanaan, kelebihan pembayaran dan kegagalan lainnya. Maka perlu dilakukan
pengembangan Critical Success factor (CSF) untuk menunjang kinerja Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya dalam pelaksanaan
proyek jembatan.Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan
untuk mendapatkan gambaran mengenai persepsi atas CSF. Metode yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang kompleks dalam penelitian ini menggunakan Analytical
Hierarchy Process (AHP).Adapun hasil dari penelitian ini faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap keberhasilan pelaksanaan proyek jembatan adalah kemampuan PPK dalam membuat
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dengan nilai Rasio Konsistency (0,038), kemampuan
Konsultan untuk membantu dan memberikan petunjuk kepada Kontraktor dalam perijinan
dengan nilai Ratio Konsistency (0,002) dan kemampuan Kontraktor dalam membuat Berita

Acara Penyerahan Pertama (PHO) dengan nilai Ratio Konsistency (0,001). Dengan demikian
ketiga faktor tersebut sangat dominan sekali untuk menunjang kinerja PPK dalam
Pembangunan
Jembatan.
Kata kunci : Critical success Factor, Analitycal Hierarchy Process, PPK, Jembatan
Ketapang
Abstract
Bridge Project is a very complex work with high technology.In the project’s execution
there are to many problem, such as delays of implementation, overpayment and other
failures.It is necessary to develop of Critical Success factor (CSF) to support the performance
of Committing Officer (PPK) in the execution of it’s duties and responsibilities in the
implementation of the bridge project.The purpose of this study to identify the factors that are
relevant to get an idea of the perception of CSF.The method used to solve complex problems
in this study using Analytical Hierarchy Process (AHP).The results of this study, the factors
that affected the successful implementation of the bridge project, is the ability of the PPK in
making Self-Estimated Price (HPS) with the value (0,038), the ability of consultants to assist
and provide guidance to the contractor in the licensing value Ratio Consistency (0,002) and
the ability Contractor in making the First Project Handover (PHO)value Consistency Ratio
(0.001). The conclusion is that three factors are very affected to support the performance of
Committing Officer (PPK) in the execution of bridge project.

Keywords: Critical Success Factor, Analytical Hierarchy Process, PPK, KetapangBridge.
1.
1

2. PENDAHULUAN
2.1.

Latar Belakang
2.3. PejabatPembuatKo
mitmenberdasarkanPerpres
RI
Nomor
4tahun2015tentangPerubahankeem
patatasPerpres nomor 54 tahun
2010
tentangPengadaanBarangdanJasaPe
merintahan, yang disebut PPK
adalahPejabat
yang
bertanggungjawabataspelaksanaan

BarangdanJasa.Sedangkanberdasar
kanPeraturanPemerintah nomor 45
tahun 2013 tentang Tata Cara
PelaksanaanAnggaranPendapatand
anBelanja
Negara,
PPK
adalahPejabat
yang
diberikewenanganolehPenggunaAn
ggaran
atau
KuasaPenggunaAnggaranuntukme
ngambildanataumelakukantindakan
yang
dapatmengakibatkanpengeluaranA
nggaranBelanja Negara.
2.4. Berdasarkanpengertianterse
but, maka PPK adalahpejabat yang
berwenanguntukmengambilkeputusandanti

ndakan yang berakibatpadapengeluaran
Anggarandanbertanggungjawabataspelaksa
naanPengadaanBarangdanJasa.Jikakitamel
ihatpencairanAnggaranBelanjaNegara,
makaperan
PPK
adapadamekanismeuangpersediaandanmek
anismelangsung.PadamekanismeUangPanj
ar (UP), Peraturan Menteri Keuangan
(PMK)berwenanguntukmengambiltindaka
n
yang
berakibatpadapengeluaran,
sedangkanpadamekanisme LS (Lumpsum),
PPK
bertanggungjawabataspelaksanaanpengada
an.
2.5.
Oleh karena itu
Dalam

penelitian
ini

2.2.
diharapkan akan memenuhi
hasil dari analisis faktor-faktor
dan
sub
faktor
dalam
keberhasilan suatu proyek. Dari
faktor-faktor dan sub-sub faktor
sebagai bahan kuisioner untuk
disebarkan kepada responden
dalam hal ini adalah tim ahli
dalam konstruksi jembatan
yang
terdiri
dari
PPK,

Konsultan dan Kontraktoruntuk
memberikan nilai pembobotan.
Kemudian dilakukan proses
perbandingan
berpasangan
antara faktor-faktor dan sub
faktor. Kemudian memasukkan
hasil
perbandingan
berpasangan tersebut kedalam
sofware expert choice, Hasil
kuisioner kemudian dianalisis
dengan metode AHP guna
menentukan prioritas CSF. AHP
dipilih karena kelebihan yang
dimilikinya
yaitu
dapat
menangani
struktur

yang
berhirarki pada faktor yang
dipilih sampai pada sub faktor
yang paling dalam. Hasil dari
penelitian ini adalah urutan
prioritas CSF yang paling
berpengaruh untuk menentukan
faktor penunjang kinerja PPK
dalam Pembangunan Jembatan
Ketapang di Banyuwangi.
1.2.

2.6.
Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang
telah di uraikan diatas, maka dirumuskan
persoalan penelitian yang akan dikaji
adalah Bagaimana melakukan identifikasi
faktor penjamin kesuksesan kinerja PPK

dalam
pelaksanaan
pembangunan
Jembatan Ketapang dengan metode CSF
(Critical
Succes
Factor)dan
AHP
2.7.

(Analytical Hierarchy Process).
2.8.

1.1.3.
2

Tujuan Penelitian

2.9.
Sesuai latar belakang

masalah,tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi faktor penjamin
kesuksesan kinerja PPK dalam
pelaksanaan pembangunan Jembatan
Ketapang.
2. Menentukan pembobotan masingmasing faktor penjamin kesuksesan
kinerja PPK.
1.1.4.
Batasan Masalah
2.12. Adapun batasan masalah yang

3. Mengimplementasikan
Critical
Success
Factor
(CSF)
dalam
pelaksanaan proyek pembangunan
Jembatan Ketapang.
2.10.

2.11.

Success Factor ( CSF ) diperoleh
dengan
cara
interview
dengan
Kontraktor
Profesional
Malaysia
bertaraf Internasional. Dari review
tersebut diperoleh 40 CSF. Kemudian
dikelompokan menjadi enam katagori
antara lain :
2.15.
Faktor Manajemen Proyek :
 Faktor Pengadaan.
 Faktor Owner.
 Faktor desainer.
 Faktor Kontraktor.

 Faktor Manajemen Proyek.

dibahas pada penelitian ini adalah:

1. Obyek amatan dalam penelitian ini
adalah
Proyek
Pembangunan
Jembatan Ketapang yang dikelola oleh
PPK Wilayah Situbondo-KetapangBanyuwangi dibawah pengawasan
Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional V Provinsi Jawa Timur.
2. Tugas dan tanggung jawab PPK yang
akan dikaji dalam penelitian ini sesuai
Perpres 4 tahun 2015 pasal 11 ayat 1
huruf c,d,e,h dan pasal 11 ayat 2
huruf a point 1 dan huruf b dan
mengacu pada PMK Pasal 13 Tahun
2012 tentang Pelaksanaan Anggaran.
3. Tidak ada perubahan kebijakan dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) yang
terkait dengan proyek Jembatan
Ketapang.
4. Tidak ada kejadian force majeure
selama pelaksanaan proyek jembatan
ketapang.

 Faktor
Lingkungan
(lingkungan pekerjaan).
2.

5. Lokasi
penelitian
adalah
Pembangunan Jembatan Ketapang
yang terletak di Banyuwangi Km.
Surabaya 280+651.
2.13.
2. Dasar Teori
2.14. 2.1.
Sebelumnya

Bisnis

Mohamad Soqib, Rizwan U,Farooqui,
Sarosh H.LodiHasil penelitian ini,
keberhasilan proyek terdiri tujuh
faktor danSub faktor antara lain :
 Faktor Manajemen Proyek.
 Faktor yang berkaitan dengan
pengadaan.
 Faktor yang berkaitan dengan
Klien.
 Faktor yang berkaitan dengan tim
desain.
 Faktor yang berkaitan dengan
kontraktor.
 Faktor yang berkaitan dengan
Pimpro.
 Faktor yang berkaitan dengan
bisnis dan lingkungan kerja.
3. Arti
J.
Jari,
Pankaj,
P.Bhangale.Dalam penelitian ini,
kriteria keberhasilan proyek terdiri
dari lima kriteria antara lain:
 Kriteria Owner.
 Desainer.

Penelitian

1. Penelitian oleh Derrich J – Z Tan and
F.E Muhamad Ghazali ( 2011 ),
diperoleh hasil penelitian Critical
3

 Kontraktor.
 Kriteria umum.
 Kriteria unik.

D.DANIEL dari Mc Kintey dan company
pada tahun 1961.
2.21. Analytical
Process(AHP)

2.16. Faktor-faktor
tersebut
sangat bersesuaian dengan
faktor-faktor yang diturunkan
dari Perpres no.4 tahun 2015
dan PMK pasal 13 tahun
2012dimana dalam peraturan
tersebut,sangat spesifik dengan
rencana
penelitian
yang
akanpenulis lakukan Critical
Success Factor (CSF)Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK).
2.17.

Hierarchy

2.22. Analytic Hierarchy Process
(AHP) telah diterima sebagai model
pengambilan keputusan yang bersifat
multikriteria, oleh orang-orang akademik
maupun praktisi (Mauro, 2001). Kriteriakriteria dibandingkan dalam bentuk
perbandingan
berpasangan,
untuk
membentuk suatu matriks preferensi,
demikian
pula
halnya
dengan
alternatifalternatif. Salah satu kehandalan
AHP adalah dapat melakukan analisis
secara simultan dan terintegrasi antara
parameter parameter yang kualitatif atau
bahkan yang ’intangible’ dan yang
kuantitatif (Roy, B., M. Paruccini, 1994).
AHP Menggunakan struktur hierarki,
matriks, dan algebra linier dalam
memformulasikan prosedur pengambilan
keputusan. Disamping itu, AHP juga
menggunakan prinsip-prinsip eigenvector
dan eigenvalue dalam proses pembobotan
(saaty, 1990) . Menurut Saaty (1993),
hirarki didefinisikan sebagai suatu
representasi dari sebuah permasalahan
yang kompleks dalam suatu struktur multi
level dimana level pertama adalah tujuan,
yang diikuti level faktor, kriteria, sub
kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga
level terakhir dari alternatif. Dengan
hirarki, suatu masalah yang kompleks
dapat diuraikan ke dalam kelompokkelompoknya yang kemudian diatur
menjadi suatu bentuk hirarki sehingga
permasalahan
akan
tampak
lebih
terstruktur dan sistematis. (saaty, 2010)
2.23. Tahap-tahap atau prosedur
AHP (Rochmasari, 2010),
meliputi hal-hal sebagai berikut
:
1. Mendefenisikan struktur hierarki
masalah.
2. Penilaian kriteria dan alternatif dengan
melakukan
perbandingan.
berpasangan.

.2. Critical Success Factor
2.18. Critical Success Factor
adalah faktor atau variabel yang kritis bagi
keberhasilan pelaksanaan proyek yang
harus dikerjakan,dimana tanpa adanya
faktor tersebut, maka proyek tidak akan
sukses atau berhasil dalam target maupun
goal tertentu. Pada suatu proyek atau
pekerjaan Critical Success Factor (CSF)
ini
penting
sekali
untuk
mengidentifikasikan
sebelum
proyek
dimulai. Dalam wikipeda disebutkan
definisi Critical Success Factors (CSF) is
the form for an element that necessary for
an organization or projeck to achivie its
mission. It is a critical factor or actifity
required for ensuring the success of a
company or an organizations. The term
was unitialy used in the word of data
analysis and business analysis”.
2.19.
“Critical
success
factors are those few things that must go
will to ensure succes for a manager or an
organizations,and. That must be give
special and continual altention to buing
about high performance. CSFs include
inssues vital to an organizations curred
operating activities and to its future
success.
2.20.
Konsep
faktor
sukses (success factors) dibangun oleh

2.24.
4

2.25.
2.26.
2.27.
2.28.
2.29.
2.30.
2.31.
2.32.
2.33.
2.34.

2.58.

Gambar 2.1 Dekomposisi
permasalahan dalam bentuk
model hierarki AHP (Saaty,
1990).

2.35.

diantara dua
penilaian yang
berdampingan

jika diperlukan
kompromi

Kebalikan

2.59.
Bila
elemen
ke-ij
pada faktor i
mendapat nilai
nilai x maka
elemen
ke-ji
pada faktor ke-j
mendapat nilai
1/x

2.60. Membuat
matriks
kriteria
berpasangan, Tabel 1. skala penilaian
perbandingan
BerpasanganMembuat
matriks berpasangan kriteria terhadap
kriteria:
1. Menjumlahkan matrik kolom
2. Menghitung nilai elemen kolom
kriteria dengan cara membagi setiap
nilai elemen kolom dengan jumlah
matrik kolom
3. Menentukan prioritas kriteria jumlah
baris (n kriteria)
4. Menghitung prioritas alternatif dengan
membuat
matrik
berpasangan
alternatif terhadap alternatif sebanyak
jumlah kriteria.
5. Hitung konsistensi.

2.36.
Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan
Pasangan
2.37.
2.38.
2.39.
Tin
Defin
Ketera
i
ng
s
an
i
2.41.
Kedu 2.42.
Kedua
a elemen sama elemen
2.40.
pentingnya
seimbang sama
1
besar pada sifat
tersebut
2.44.
Elem
2.45.
Pengal
en yang satu
aman
sedikit lebih
2.43.
menyatakan
penting
3
sedikit memihak
daripada
pada
satu
elemen
elemen
lainnya
2.47.
Elem 2.48.
Pengal
en yang satu aman
2.46. lebih penting menunjukkan
5
daripada
secara
kuat
elemen
memihak pada
lainnya
satu elemen
2.51.
Pengal
2.50.
Satu
aman
elemen jelas menunjukkan
lebih mutlak secara
kuat
2.49.
penting
disukai
dan
7
daripada
didominasi satu
elemen
elemen
yang
lainnya
sangat
jelas
lebih penting
2.53.
Satu
2.54.
Pengal
elemen mutlak aman
2.52. penting
menunjukkan
9
daripada
satu
elemen
elemen
sangat
jelas
lainnya
lebih penting
2.55. 2.56.
Nilai 2.57.
Nilai
2,4, tengah
ini
diberikan

..............(1.1)
Σ (Y / X) 2.61.
2.62......................................................................................
n
2.63.
2.64.
Keterangan :
2.65.
Y =
perkalian antara
matriks
2.66.
perbandingan
dengan
bobot
2.67.
X
=
hasil
matriks
perbandingan normalisasi
2.68.
n = jumlah baris /
attribut
6. Konsisensi Indeks (CI)
2.69.
CI = maks – n
2.70.............................
(1.2) n – 1
2.71.
2.72.
Keterangan :

5

..........

2.73.
maks = nilai konsistensi.
2.74.
n
= jumlah baris.
7.

Consistency Ratio ( CR ), merupakan
pernyataan yang menyatakan seberapa
besar derajat Inconsistency dari
penetapan nilai perbandingan antar
kriteria yang telah dibuat, yaitu :
2.75.
CR = CI / RI
2.76...................................
(1.3)
2.77.
Keterangan :
2.78.
CR= Consistency Ratio
2.79.
CI
=
Consistency
Index
2.80.
RI
= Index Random

..........

2.91.

5

2.93.

6

2.95.

7

2.97.

8

2.99.

9

2.101. 1
0
2.103. 1
1
2.105. 1
2

2.92.
,12
2.94.
,24
2.96.
,32
2.98.
,41
2.100.
,45
2.102.
,49
2.104.
,51
2.106.
,58

1
1
1
1
1
1
1
1

2.107.

2.81.
2.82.
Tabel 2.2. Daftar Random
Index (RI)
2.83. U
2.84. N
kura
ilai
n
RI
Mat
riks
2.85. 1
2.86. 0
,2
,00
2.87. 3
2.88. 0
,58
2.89. 4
2.90. 0
,90

.

2.108. Apabila nilai CR ≤ 0,10
maka data konsisten / dapat
ditoleransi tetapi bila
CR ≥
0,10 maka data tidak konsisten
dan perlu dilakukan revisi.
Apabila nilai CR = 0, dapat
dikatakan
“Perfectly
Consistent“.
2.109.
METODE PENELITIAN

2.110.
Metodologi
penelitian
adalah gambaran langkah – langkah yang
ditempuh dalam menjalankan penelitian
dijelaskan sebagai berikut :

3.1 Rancangan Penelitian
a. Studi literatur dilakukan untuk mencari
bahan-bahan referensi yang akan
3.2 digunakan dalam penelitian ini.
Dengan
mengacu
pada
laporan
JustifikasiTeknik, laporan Rencana
Mutu Kontrak, laporan Pra Contraction
Meeting (PCM) mengenai pemilihan
prioritas.

c. Pengolahan data yang diperoleh dari
hasil wawancara dan pengisian
kuisioner
dilakukan
dengan
menggunakan
perangkat
lunak
pendukung Expert Choice.
3.3
3.4 Adapun diagram alir penelitian
dapat dilihat pada diagram
berikut ini :
3.5

b. Wawancara dan pengisian kuisioner
dengan para pakar/ahli jembatan dalam
pengambilan
keputusan
terhadap
pemilihan prioritas ketepatan proyek
jembatan Ketapang untuk mendapatkan
kriteria dan alternatif dari tender
tersebut.

3.6
3.7

6

3.8

prioritas yang utama dalam
menghindari faktor kegagalan
dalam
memanage
sebuah
proyek.Sumber data sekunder
diperoleh dari data justifikasi
teknik (Justek).

3.9
3.10
3.11

III.4 Proses
Penentuan
Prioritas
Sebuah Proyek
3.22
Di
dalam
keberhasilan sebuah proyek
perlu diperhatikan kriteria dan
alternatif dari tiap-tiap proyek
melalui dokumen kontrak yang
dinyatakan
secara
tertulis
maupun
informasi-informasi
lainnya yang tidak tertulis.
Informasi-informasi
yang
diperoleh dari sumber tertulis
disebut dengan kriteria dan
laporan justifikasi teknik disebut
dengan alternatif. Dari kriteria
dan alternatif yang diperoleh
ditentukan peringkat untuk
mendapatkan
kriteria
dan
alternatif
yang
terpenting
terhadap
tujuan
pengoptimalisasian
terhadap
proyek-proyek
dengan
melibatkan
PPK
yang
bersangkutan dengan pihak
kontraktor beserta konsultan
supervisi dalam pengambilan
keputusan
terhadap
suatu
keberhasilan
proyek
dan
didukung dengan perangkat
lunak expert choice sebagai alat
bantu
untuk
mengambil
keputusan multi-kriteria dengan
menyederhanakan kompleksitas
yang ada. Dari hasil pengolahan
data
menggunakan
expert
choice
diperoleh
prioritas
sebuah proyek yang akan dipilih
dengan
melihat
dan
mempertimbangkan
semua
kriteria dan alternatif yang ada
dan disesuaikan dengan tujuan
dan kepentingan perusahaan
yang hendak dicapai dari
pemilihan proyek tersebut.

3.12
3.13
3.14
3.15

3.16

Gambar 3.1. Bagan Alir
Penelitian

3.17 Perangkat
Digunakan

lunak

Tools

yang

3.18 Expert Choice v.11
3.19 Dipergunakan sebagai alat bantu
untuk menampilkan hasil analisis dari :
3.20 Data perbandingan antara kriteria –
kriteria yaitu Design, tinjauan keadaan
lapangan, inventarisasi volume, mobilisasi
alat, metode pembayaran, ruang lingkup
pekerjaan, jadwal pekerjaan, nilai strategis
proyek terhadap alternatif yang ada yaitu
item-item pekerjaan dalam dokumen
kontrak, survey Jembatan Ketapang dan
kuantitas item pekerjaan.
III.3

Metode pengumpulan data
3.21
Sumber data primer
diperoleh
dari
dokumendokumen kontrak pekerjaan
proyek yang terkait dan
melakukan wawancara maupun
pengisian kuisioner dengan
pihak-pihak
pengambil
keputusan dalam hal ini para
pakar
jembatan
terhadap
kriteria-kriteria yang menjadi
pertimbangan keberhasilan PPK
dalam melaksanakan sebuah
proyek untuk
mendapatkan
7

III.5

Metode analis
3.23
Berdasarkan hasil
identifikasi faktor-faktor yang
berpengaruh
pada
proses
pengambilan
keputusan
keberhasilan
proyek
dapat
dibuat hierarki keputusan dari
tingkat paling atas adalah
tujuan, yaitu pengoptimalisasian
waktu proyek sesuai dokumen
kontrak pada proyek jembatan
ketapang.

harusmempertimbangkan aspek
kuantitatif dan kualitatif. AHP
mengurangi
kerumitansuatu
keputusan menjadi rangkaian
perbandingan
satu-satu,
kemudianmensintesis
hasil
perbandingan tersebut. Dengan
demikian,
AHP
tidak
hanyabermanfaat
dalam
pembuatan keputusan yang
terbaik
tetapi
juga
memberikandasar yang kuat
bahwa
keputusan
tersebut
merupakan keputusan yang
terbaik.Estimasi
dengan
menggunakan metode AHP
dapat
dilakukan
dengan
mudahdengan
menggunakan
perangkat lunakkhusus yang
disebut Expert Choice.
3.28

III.6 Keterkaitan Data dan Analisis
Terhadap Metode AHP & Expert
Choice
3.24
Data
dalam
penelitian ini terdiri dari tujuan,
kriteria, dan alternatif. Adapun
tujuan dari sebuah proses tender
adalah pemilihan proyek dalam
suatu tender. Kriteria yang
diperoleh meliputi :

4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Analisa Input

3.25 Harga, yaitu besarnya nilai sebuah
proyek.

3.29
Identifikasi faktor penjamin
kesuksesan kinerja PPK dalam
pelaksanaan pembangunan Jembatan
Ketapangini menggunakan metode
AHP
dan
dimaksudkan
untuk
membantu
dalampengambilan
keputusan untuk menentukan faktor
keberhasilan
PPK.
Dalam
penentuannya ada tiga kriteria yaitu
PPK, Konsultan dan Kontraktor.

1. Metode pembayaran, yaitu termin
pembayaran terhadap proyek yangakan
dilaksanakan.
2. Ruang lingkup pekerjaan, yaitu lingkup
pekerjaan yang menjaditanggungjawab
dari PPK dan Penyedia Jasa.
3. Jadwal pekerjaan, yaitu waktu yang
harus
dipenuhi
dalam
menyelesaianpekerjaan.
3.26
3.27
Dalam hal ini, AHP
merupakan proses perumusan
kebijakan
yang
powerful
danfleksibel dalam menentukan
prioritas,
membandingkan
kriteria, alternatif danmembuat
keputusan yang terbaik ketika
pengambil
keputusan

a) Kriteria : PPK, Konsultan dan
Kontraktor
b) Alternatif : Faktor 1 (Tugas pokok
dan wewenang PPK), Faktor 2
(Tugas pokok dan wewenang
Konsultan), Faktor 3 (Tugas pokok
dan wewenang Kontraktor)
c) Sub alternatif : Sub Faktor 1, Sub
Faktor 2, Sub Faktor 3.

3.30
3.31
3.32

3.34
3.35
3.36

3.33
8

3.37

keberhasilan kinerja PPK dalam
Pembangunan Jembatan Ketapang.
Selain itu, dengan aplikasi ini dapat
mengetahui indikator (KPI) setiap Sub
faktor penting yang mempunyai nilai
tertinggi dan terendah sehingga
memudahkan PPK untuk memperbaiki
KPI
yang
rendah
sehingga
mengantisipasi agar tidak terjadinya
kegagalan-kegagalan pada proyekproyek jembatan terdahulu.

3.38
3.39
3.40
3.41
3.42
3.43

4.3 Implementasi Sistem
a. Halaman Utama.

3.44

3.57 Halaman ini berfungsi
sebagai tampilan awal ketika
menjalankan
aplikasi
Expert
Chioce Versi 11.
3.58
3.59

3.45
3.46
3.47
3.48

3.60

3.49

3.61

3.50

3.62

3.51

3.63
3.64

3.52

Gambar 4.2 Tampilan

pertama kali saat user
menjalankan program.

3.53
3.54
3.55
Gambar 4.1 Struktur
Hirarki Critical Succes Factor
dengan metode AHP.

3.65
3.66
3.67

4.2 Bobot dan Anaslisa Output
3.56 Teknik pembobotan yang
digunakan untuk mengetahui tingkat
kepentingan dan peranan dari tiap KPI
dan perspektif adalah AHP. Keluaran
yang dihasilkan dalam aplikasi ini
adalah
perbandingan
faktor

3.68
3.69
3.70

Gambar 4.3 Tampilan saat
userakan memulai input data
kuisioner.

b.
c.

Proses pengisian kuisioner

3.71
Proses
Kuisionersesuai data

9

pengisian
dari hasil

penyebaran
masing-masing
koresponden dari tim ahli BBPJN V.

3.72
3.73

3.74

3.90
3.91
3.92
3.93
3.94
3.95
3.96

3.75
3.76
3.77
3.78
3.79

3.97
Gambar 4.4Tampilan saat
usermemulai input data
kuisioner

c. Perhitungan Bobot Sub Faktor
Konsultan
3.98
Dari
perhitungan
Penginputan kuisioner AHP dapat
dilakukan analisa berdasarkan hasil
akhir (Skor Terbobot) tiap KPI.
Dibawah ini merupakan analisa hasil
Subfaktor dari konsultan.
3.99

4.4 Analisa Hasil
a. Perhitungan Bobot Kriteria PPK
3.80
Dari
perhitungan
Penginputan kuisioner AHP dapat
dilakukan analisa berdasarkan hasil
akhir (Skor Terbobot) tiap KPI.
Dibawah ini merupakan hasil analisa
faktor dari tiap-tiap kriteria.

3.100

3.81

3.101

3.82

3.102

3.83

3.103

3.84

3.104

3.85
3.86

Gambar 4.5Analisa Proses
Sub faktor PPK dengan CR
0.09.

3.105 Gambar 4.6Analisa Proses
Sub faktor Konsultan dengan
CR 0,00.

Gambar 4.4Analisa Proses
kriteria dengan CR 0.05.

b. Perhitungan Bobot Sub Faktor PPK
3.87
Dari
perhitungan
Penginputan kuisioner AHP dapat
dilakukan analisa berdasarkan hasil
akhir (Skor Terbobot) tiap KPI.
Dibawah ini merupakan hasil analisa
Subfaktor PPK..
3.88
3.89

d. Perhitungan Bobot Sub Faktor
Kontraktor
3.106 Dari perhitungan Penginputan
kuisioner AHP dapat dilakukan analisa
berdasarkan hasil akhir (Skor Terbobot)
tiap KPI. Dibawah ini merupakan analisa
hasil Subfaktor dari kontraktor.
3.107
3.108
10

3.109

pelaksanaan
pembangunan
Jembatan
Ketapang di Banyuwangi dengan metode
CSF (Critical Succes Factor)dan AHP
(Analytical Hierarchy Process) dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:

3.110
3.111
3.112
3.113

1.1

3.114

1.5

3.115

1.6 Faktor 1-Tugas Pokok dan
Wewenang PPK

1.10

Faktor 2- Tugas
Pokok dan Wewenang
Konsultan

1.9

1.14

1.13

3.116 Gambar 4.7Analisa Proses
Sub faktor Kontraktor dengan
CR 0,00.

Faktor 3- Tugas
Pokok dan Wewenang
Kontraktor

1.17
3.127

3.117
Dari hasil perhitungan
Kuisioner dan AHP dapat dibuat strategi
map. Berikut strategi map yang dibangun:
3.118

1.18

3.128
bobot grobal

3.129

3.119
3.120
3.121
3.122
3.123

1.2 Faktor

Gambar 4.8 strategi map

3.124
Strategi map merupakan
sebuah diagram yang menunjukan visi,
misi, strategi yang diimplementasikan
dalam mengukur kinerja keberhasilan
dengan menggunakan KPI. Dengan
menggunakan strategi mapdapat di dilihat
dengan jelas keterkaitan antar visi, misi
organisasi dengan KPI. Berdasarkan
strategi map diatas dapat dijelaskan bahwa
(KPA, PPK, Konsultan, Kontraktor) yang
mempunyai kedudukan paling tinggi dan
paling berpengaruh.
3.125
5. Kesimpulan
3.126
Setelah
menyelesaikan
Rancangan Perangkat Lunak Pengukuran
penjamin kesuksesan kinerja PPK dalam
11

Total

1.3

1.4

Bobot

Bobot

1.7

1.8

0,709

0,709

1.11 1.12
0,179

0,179

1.15 1.16
0,113

0,113

1.19 1.20
1,00

1,00

Perhitungan bobot lokal dan

3.130

(Field Engineer)

1.21
3.160

1.78

Sub Faktor 2.11Kemampuan mengidentifikasi
masalah yang mendesak yang
harus di rapatkan segera

1.77

1.82

Sub Faktor 2.12Kemampuan melaporkan dan
teknis, administrasi kepada PA/KPA
mengenai prosentase dan bobot
semua item yang akan dikerjakan

1.81

1.86

1.85

Sub Faktor 2.13Kemampuan melaporkan pekerjaa
riil sesuai jadwal pelaksanaan

1.90

Sub Faktor 2.14Kemampuan membuat laporan
bahan-bahan bangunan yang
dipakai, jumlah tenaga kerja, dan
alat yang dipakai

1.89

1.94

1.93

Sub Faktor 2.15-Ketelitian
dalam meneliti shop drawing yang
diajukan oleh kontraktor

1.98

Sub Faktor 2.16Kemampuan membuat berita
Acara sehubungan dengan
selesainya pekerjaan

1.97
1.101

1.102

Sub Faktor 2.17Kemampuan dalam menyiapkan
daftar volume dan nilai pekerjaan
untuk dibayarkan

1.79 1.80
0,037

0,007

1.83 1.84
0,045

0,008

1.87 1.88
0,028

0,005

1.91 1.92
0,019

0,003

1.95 1.96
0,091

0,016

1.99 1.100
0,022

0,004

0,170

0,030

1.105
1.109

1.110

1.1071.108
0,031

0,006

1.1111.112
Total

0,179

3.131
3.135
3.134

3.132

membuat dokumen justifikasi
teknik
Sub-Faktor
Sub Faktor
1.1- Konsultan
Kemampuan membuat (HPS)

1.113 1.261.114
1.25

3.133 Sub-Faktor Kontraktor

3.138

3.140

1.39 1.40
0,093 3.174
0,0663.175
1.127
1.128

kontrak
1.129 3.177
1.130
Faktor 2.4Sub FaktorSub
3.11-Kemampuan
Kemampuan
pengawasan
secara
membuat
Job Mix
Formula (JMF)
1.46
Sub Faktor
1.61.45
rinci kebenaran
ukuran kualitas
Kemampuan
Mengendalikan
3.176

3.184

3.188

1.141 1.58
1.142
1.57
3.192

1.145 1.62
1.146
1.61
3.196

1.149 1.66
1.150
1.65
3.200

3.148

3.152

3.156

3.151

3.155

3.157 Sub Faktor 3.6-Ketelitian dalam
membuat laporan kajian teknis

3.158

3.159

12

0,098 0,025
0,069 0,004

0,078

0,014

1.43 1.44
0,078
0,055
1.1313.179
1.132
3.178
1.470,130
1.480,023
0,100

0,071
3.182

1.1353.183
1.136
1.510,056
1.520,010
0,098

0,069

1.1393.187
1.140
0,097
0,017
1.55 1.56
3.186

0,086

0,061
3.190
3.191

1.591.143
1.601.144
0,077 0,017
0,055 0,003
3.194
3.195

1.631.147
1.641.148
0,074 0,012
0,052 0,002
3.198

3.199

1.671.151
1.681.152
0,104 0,103
0,074 0,018
3.202

3.203

3.207
1.753.2061.76

3.147

3.154

0,058 0,020
0,041 0,004

3.204
1.73

3.143

3.153 Sub Faktor 3.5-Ketelitian dalam
mengoperasikan alat ukur

3.167

1.711.155
1.721.156

3.220
3.150

3.166

1.69
1.153 1.70
1.154

3.145 Sub Faktor 3.3-Kemampuan
membuat laporan PCM

3.149 Sub Faktor 3.4-Kemampuan
memanfaatkan uang muka sebesar
20% dari nilai kontrak

dan kualitas dari bahan dan
Pelaksanaan
peralatan
Sub Faktor
1.73.181 Sub Faktor
3.12-Kemampuan
Sub
2.5melakukanmembuat
TrialFaktor
di lapangan
Kemampuan
Kemampuan
Monitoring
laporan
Program fisik
pekerjaan tiap
dan mengambil
kepadaPA/KPA
tindakan yang
tepat dan
periode(harian,
Mingguan
dancepat
3.185
Sub Faktor 3.13-Kemampuan
bulanan)
Sub Faktor 2.6membuat jadwal pelaksanaan
Kemampuan
meyakinkan
secara
Sub Faktor
1.8pekerjaan
teknismemeriksa
tentang penambahan
Ketelitian
sertifikat atau
pengurangan
biaya
dan
waktu
Bulanan (MC) untuk tagihan
pekerjaan
untuk mendapatkan
kontraktor
3.189
Sub
Faktor 3.14-Kemampuan
persetujuan
dari PA/KPA
membuat
struktur
organisasi
Sub Faktor 1.9Sub Faktor 2.7Ketelitian dalam
Kemampuanpersetujuan
memerintah secara
menandatangani
langsung kepada kontraktor
pembayaran(SPP)
3.193
Sub Faktor 3.15-Kemampuan
sejauh tidak melanggar kontrak
membuat laporan progress fisik
Sub
Faktor 1.10harian,
mingguan
dan2.8bulanan
Sub Faktor
Kemampuan memeriksa,
Kemampuan
membantu
bahwa
pekerjaan sudah
100% memberi
petunjuk
kontraktor
Kepada
PA/KPAkepada
3.197
Sub Faktor
3.16-Kemampuan untuk
dalam perijinan
melakukan uji mutu
Sub Faktor 1.11Sub Faktor 2.9Kemampuan membuat berita
acaraKemampuan
penyerahan mengkonsultasikan
pertama
masalah
dan alternatif
(PHO)segala
kepada
PA/ KPA
3.201 Sub
Faktor 3.17-Kemampuan
solusinya
kepada PA/KPA
membuat
laporan1.12back up data
Sub Faktor
quality danSub
quantity
Faktorsebagai
2.10Kemampuan dan menjaga
pendukung
pembayaran
Kemampuan
keutuhan
dokumenmembuat risalah
rapat yang diadakan tiap 1
3.205 Sub
Faktor
3.18-Ketelitian dalam
bulan
, 2 bulan
membuat Monthly certificate (MC)
pembayaran atas pekerjaan yang
telah dilakukan

1.133 1.50
1.134
1.49
3.180

3.216

3.144

0,038

1.38
1.37
1.125 1.126
3.172
1.42
1.41

3.141 Sub Faktor 3.2-Kemampuan dalam
memahami hukum kontrak
3.146

0,053

1.353.170
1.36
3.171
1.123
1.124

3.212
3.142

1.271.115
1.281.116
Bobot
Bobot

1.33
3.168
1.121 1.34
1.122

Jasa Kemampuan menyusun program
kerja pengawasan
Sub Faktor 1.33.169 Sub FaktorSub
3.9-Kemampuan
Faktor 2.2Kemampuan merancang
membuat
Rencana
Mutu Kontrak
Kemampuan
memeriksa
jadwal
kontrak
(RMK)
pelaksanaan yang diajukan oleh
kontraktor
Sub Faktor 1.4Kemampuan dalam
Faktor 2.3- dalam
3.173 Sub FaktorSub
3.10-Kecepatan
memahami hukum kontrak
melakukan
testpengawasan
semua material ke
Kemampuan
laboratorium
Balai
V untuk
kegiatan
di lapangan
secara
Sub Faktor
1.5pembuatan
desain
teknis
maupun
administrasi
Kemampuan melaksanakan

3.139

3.137 Sub Faktor 3.1-Kemampuan
memahami dokmen spesifikasi
teknis

Bobot 3.162Bobot3.163

1.311.119
1.321.120

3.208

3.136

1.23 1.24

3.165 Sub Faktor 3.8-Kemampuan
Sub Faktor 1.2membuat dokumen
1.29
1.117 1.30
1.118
Sub Faktorpeneliti
2.1Kemampuan
kontrak memilih Penyedia
3.164

1.137 1.138
1.54
1.1031.104 1.53

1.106

Sub Faktor 2.18Kemampuan dalam membuat
formulir Laporan dan berita acara
kemajuan pekerjaan, penyerahan
pertama (PHO) dan formlir lainnya
yang diperlukan dalam dokumen

1.22
Sub-Faktor
PPK
3.161 Sub Faktor
3.7-Kemampuan

3.224

1.74

0,081 0,017
0,057 0,003

Total

0,709

3.210

3.211

3.214

3.215

3.218

3.219

3.222

3.223

3.226

3.227

3.209 Sub Faktor 3.19-Kemampuan
membuat dokumen Foto Kondisi
0%, 50%, dan 100%

3.213 Sub Faktor 3.20-Kemampuan
membuat surat permintaan PHO
kepada PPK

3.217 Sub Faktor 3.21-Kemampuan
membuat Berita Acara Penyerahan
Pertama Proyek (PHO)

3.221 Sub Faktor 3.22-Kemampuan
melakukan pengarsipan dokumen
pelaksanaan pekerjaan (Back Up)

3.225

3.228 Gambar 5.1Hasil perhitungan
bobot secara global

3.229 .

3.232

1. Berdasarkan

hasil
perhitungan
Analytic Hierarchy Process (AHP)
menggunakan inputan kuisioner data
koresponden, Kinerja sub faktor
1,2dan Sub Faktor 3 dalam hal ini
PPK, Konsultan dan Kontraktor untuk
mencapai
keberhasilan
dalam
mengantisipasi agar tidak terjadinya
kegagalan pada proyek Jembatan
Ketapang di Banyuwangi, PPK harus
harus melakukan hal-hal sebagai
berikut:
3.230

3.233

Gambar 5.3. Faktor kunci
keberhasilan Konsultan.
3.234

3.231

Gambar 5.2. Faktor kunci
keberhasilan PPK

3.235

Gambar 5.4. Faktor kunci
keberhasilan Kontraktor.

2. Penentuan bobot dan target pada
setiap indikator mempengaruhi hasil
pengukuran kinerja karena setiap
bobot dan target menghasilkan tingkat
kepentingan dan skor dari perhitungan
kuisioner AHP. sesuai dengan
perhitungan bobot tertinggi sehingga
dapat disimpulkan bahwa faktor
keberhasilan dalam penelitian ini
diambil bobot yang tertinggi.
3. Sesuai dengan hasil penelitian ini,
bahwa nilai bobot faktor yang paling
tinggi adalah tugas pokok dan
13

wewenang PPK (0.709), disebabkan
karena tanggung jawab PPK dimulahi
dari Perencanaan, proses Pengadaan
Barang/Jasa, Pelaksanaan samapi
dengan Penyerahan Pertama Proyek
(PHO) bahkan sampai dengan
Penyerahan Akhir Proyek (FHO).
Sedangkan
tugas
pokok
dan
wewenang konsultan (0,179). Tugas
pokok dan wewenang kontraktor
(),113), karena kerja konsultan dan
kontraktor hanya awal pelaksanaan
sampai Penyerahan Pertama Proyek
(PHO). Sedangkan sub faktor yang
sangat dominan terhadap keberhasilan
pelaksanaan
proyek
Jembatan
Ketapang adalah kemampuan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dalam
membuat Harga Perkiraan Sendiri
(HPS). Kemampuan Konsutan untuk
membantu dan memberikan petunjuk
kepada kontraktor dalam perijinan.
Kemampuan
kontraktor
dalam
membuat Berita Acara Penyerahan
Pertama Proyek (PHO).

3.238
Derrick J-Z Tan and F.E.
Mohamed Ghazali. (2011).
3.239 Critical Success Factor for
Malaysian Contractor Project
using AHP.Singapore, :EPPM.
3.240
Muhammad
RizwanU. Farooqui (2008),

3.241 Assessment of Critical
Success Factors for Construction
Projects in Pakistan.. ICCIDC-I :
NED University of Engeenering.
3.242
David Scott, Albert P.C &
AdaP.L.chan (2004).
3.243 Factors
Affecting
the
Success
of A Construction
Project.Technical Notes : journal
3.244
Gunawan, Moch. Afifudi,
Ibnu abbas majid (2014),
3.245 Critical
Success
FactorPelaksanaan
Proyek
KontruksiJalan Dan Jembatan Di
Kabupaten Pidie Jaya, Banda
Aceh : Jurnal Teknik Sipil Pasca
Sarjana Universitas Syiah Kuala.
3.246
Perpres RI nomor 4 tahun
2015 tentang:
3.247
perubahan ke empat atas
perpres nomor 54Tahun 2010 tentang
Pengadaan
Barang
dan
Jasa
Pemerintah.
3.251 Paket
Pembangunan
Jembatan
Ketapang
Tahun
Anggaran 20016.

6. Daftar Pustaka
3.236
Eduardo Shimoda
Sérgio França (2014).

&

3.237 Critical Succes Factor in
Project Managemen sudy of an
Energy Company in Brazil, USA:
Global Journals Inc.
3.248
Perpres RI
tahun 2013 tentang:

nomor

Saqib,

45

3.249 Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatandan Belanja
Negara.

3.252
Laporan Rencana Mutu
Kontrak (RMK),

3.250
Laporan Pre Construction
Meeting (PCM),

3.253 Penyedia Jasa PT. Galory
Jasa Sarana Paket Pembangunan
14

Jembatan
Ketapang
Anggaran 2016.
3.254
Teknik,

Laporan

tahun

Justifikasi

3.255
paket
Pembangunan
Jembatan
Ketapang
Tahun
Anggaran 2016.
3.256
Laporan Rencana Mutu
Pelaksanaan (RMP)
3.257 Konsultan pengawasan PT.
AdhiyasaDesicon.
3.258
A Guide to the PROJECT
MANAGEMENT
BODY
OF
KNOWLEDGE( PMBOK GUIDE).
Fifth Edition.

15

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR KINERJA PEGAWAI LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) RIZKI JEMBER ANALYSIS OF FACTOR EMPLOYEE PERFORMANCE ON AMIL ZAKAT INSTITUTIONS (LAZ) RIZKI JEMBER

0 50 89

PERBEDAAN POTENSI EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) TOPIKAL BERBAGAI DOSIS DENGAN NATRIUM DIKLOFENAK TOPIKAL DALAM MENURUNKAN EKSPRESI TUMOR NECROSIS FACTOR α (TNFα) PADA KORNEA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus novergicus strain wistar) MODEL INFLAMASI

0 33 24

AN ANALYSIS OF JORDAN BELFORT’S STRUGGLE TO GET SUCCESS FOUND IN “THE WOLF OF WALL STREET” MOVIE

0 22 21

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE ( CHARANTIA KAPPA BETA (NF MOMORDICA CHARANTIA) TERHADAP KADAR NUCLEAR FACTOR NF-kB) PADA TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET ATEROGENIK

0 5 17

FACTOR ANALYSIS SEBAGAI PENDEKATAN ALTERNATIF SOLUSI FLUKTUASI LABA SWALAYAN GEDE YOGYAKARTA

0 7 87

KAJIAN FLUKTUASI NILAI PERUSAHAAN BERBASIS GCG DAN CSR BANK PERSERO DI INDONESIA (PENDEKATAN ANALISIS FAKTOR) (STUDY FLUCTUATIONS OF VALUE COMPANY BASED ON GCG AND CSR PERSERO BANK IN INDONESIA (APPROACH TO FACTOR ANALYSIS))

0 5 6

MODEL KONSELING TRAIT AND FACTOR

0 2 9

ANALISIS EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN SISTEM BAGI HASIL (Suatu Kasus di Desa Kirisik Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang) EFFICIENCY ANALYSIS OF PRODUCTION FACTOR AND INCOME IN WETLAND RICE FARMING WITH SHARECR

0 0 11

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT PADA KUCING MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

0 0 8

IMPLEMENTASI CERTAINTY FACTOR PADA SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

0 0 6