Pengaruh Faktor-faktor produksi terhadap hasil tangkapan ikan nelayan pukat cincin Di Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo

  

Pengaruh Faktor-faktor produksi terhadap hasil tangkapan ikan nelayan pukat

cincin Di Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo

  Kusaini, Universitas Negeri Gorontalo Pembimbing I. DR. Abdul Hafidz Olii

   Pembimbing II. DR. Alfi Sahri R. Baruadi

Abstrak

  Permasalahan utama penelitian ini adalah bagaimana pengaruh faktor-faktor produksi (ukuran kapal, kekuatan mesin, konsumsi bahan bakar minyak, panjang pukat, tinggi pukat, jumlah ABK dan atlaktor/ponton) terhadap hasil tangkapan nelayan pukat cincin di Kabupaten Gorontalo Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi (ukuran kapal, kekuatan mesin, konsumsi bahan bakar minyak, panjang pukat, tinggi pukat, jumlah ABK dan atlaktor/ponton) terhadap hasil tangkapan nelayan pukat cincin di Kabupaten Gorontalo Utara.

  Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga bulan September 2013 di Pelabuhan Perikanan Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey. Ruang lingkup penelitian hanya terbatas pada faktor-faktor produksi yang mempengaruhi hasil tangkapan seperti variabel ukuran kapal, daya mesin kapal, panjang pukat cincin, dalam pukat cincin, jumlah awak kapal, bahan bakar minyak (BBM), dan atlaktor/ponton. Analisis data menggunakan model analisis regresi berganda.

  Hasil penelitian melalui analisis regresi tentang pengaruh faktor-faktor produksi terhadap

  

hasil tangkapan ikan oleh nelayan yang menggunakan pukat cincin di Kabupaten Gorontalo

Utara dapat disimpulkan bahwa: (1) Faktor-faktor produksi secara simultan memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan ikan oleh nelayan yang menggunakan pukat

cincin; dan (2) Secara parsial, faktor-faktor produksi yang memberikan pengaruh signifikan

terhadap hasil tangkapan ikan adalah panjang pukat cincin (X 3 ). Adapun faktor-faktor produksi

  yang tidak memberikan pengaruh signifikan adalah ukuran kapal (X

  1 ), daya mesin kapal (X 2 ),

  tinggi pukat cincin (X

  4 ), jumlah awak kapal (X 5 ), jumlah Bahan Bakar Minyak atau BBM (X 6 )

  dan jumlah atlaktor/ponton (X 7 ). Kata Kunci: faktor-faktor produksi, hasil tangkapan ikan, nelayan, pukat cincin

  

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

  Gorontalo Utara sebagai salah satu daerah di ProvinsiGorontalo yang memiliki potensi perikanan dan kelautan yang besar. Sektor perikanan dan kelautan merupakan salah satu sektor unggulan yang dijadikan prioritas dalam bidang ekonomi. Sektor ini didukung oleh potensi alamnya disebabkan garis pantai yang dimiliki cukup panjang, dimana garis pantai utara yang memiliki panjang ± 320 km (BP4K Gorontalo Utara, 2009).

  Luas perairan laut Kabupaten Gorontalo Utara yang cukup besar menghadap ke Laut Sulawesi merupakan areal Zona Economic Exclusive ( ZEE) yang kaya dengan hasil laut bernilai ekonomi tinggi seperti ikan, kepiting, kerang-kerangan, dan rumput laut. Jenis ikan di zona tersebut di antaranya adalah pelagis besar, pelagis kecil dan jenis demersal serta crustacean dan molusca. Untuk mengeksploitasi sumber daya tersebut diperlukan armada penangkapan ikan dengan menerapkanteknologi penangkapan ikan yang efektifdan efisien. Sehingga program peningkatanproduksi tidak semata-mata padapenambahan secara umum armadapenangkapan ikan beserta alat tangkapnya,namun memperhatikan variabel-variabelmana yang sangat peka terhadap perubahanpeningkatan produksi (Suharso et al., 2006).

  Pemanfaatan potensi perairan laut (tangkap) yang dapat dimanfaatkan secara lestari termasuk di perairan laut Gorontalo Utaratentunya memberikan konstribusi yang sangat besar bagi pembangunan nasional dan daerah. Sebagaidaerah yang memiliki sumberdaya hasil perikanan dan kelautan yang sangat besarseperti sumberdaya ikan laut tentunya tidak disia-siakan oleh para nelayan perikanan tangkap.Para nelayan dalam melaksanakan kegiatan operasi penangkapanikan, membutuhkan perahu/kapal sebagai sarana angkutan air dalampenangkapan ikan. Sarana angkutan ini dapat berupa perahu tanpa motor,perahu motor tempel dan kapal motor.Selain perahu/kapal, saranapenangkapan yang dibutuhkan adalah alat tangkap dan teknologi untukmemanfaatkan sumberdaya perikanan laut (Suharso, 2006).

  Sampai saat ini usaha perikanan tangkap masih terus dilakukan dengan dukungan fasilitas sarana dan prasarana perikanan yang memadai seperti penggunaan pukat cincin (Purse Seine) dengan mayoritas ukuran kapal di atas 10 GT (Gross Tonage). Pukat cincin merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Gorontalo Utara.Hasil survei tentang perikanan tangkap yang menggunakan pukat cicin dan masih beroperasi di Gorontalo Utara sebanyak 27 unit (Olii, 2007).

  Kurang menunjangnya faktor-faktor produksi pukat cincin dapat menyebabkan kurangnya hasil tangkapan nelayan pukat cincin di Gorontalo Utara. Hal ini perlu diperhatikan oleh Pemerintah Gorontalo Utara bersama masyarakat nelayanagar sesegera mungkin melakukan perbaikan guna mengurangi biaya penangkapan ikan dengan tingkat produktivitas penangkapanikan cukup tinggi (Olii, 2007).Untuk mengeksploitasisumberdaya ikan secara maksimal diperlukan armadapenangkapan ikan dengan menerapkanteknologi penangkapan ikan yang efektifdan efisien. Sehingga program peningkatanproduksi tidak semata-mata padapenambahan secara umum armadapenangkapan ikan beserta alat tangkapnya,namun memperhatikan variabel-variabelmana yang sangat peka terhadap perubahanpeningkatan produksi.Armada kapal pukat cincin yang tingkat produktivitasnya cukup tinggi, ditunjukkan oleh ukuran kapal, kekuatan mesin, konsumsi bahan bakar minyak, panjang pukat, tinggi pukat, jumlah ABK dan jumlah atlaktor/ponton. Armada kapal pukat cincin sangat terkait dengan masalah identifikasi penggunaan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi hasil tangkapan dalam memanfaatkan sumberdaya ikan (Suharso et al., 2006). Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian mengenai pengaruh faktor-faktor produksi terhadap hasil tangkapan nelayan pukat cincin di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo perlu dilakukan.

  1.2 Rumusan masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang ada dalampenelitian ini adalah: “Bagaimana pengaruh faktor-faktor produksi (ukuran kapal, kekuatan mesin, konsumsi bahan bakar minyak, panjang pukat, tinggi pukat, jumlah ABK dan atlaktor/ponton) terhadap hasil tangkapan nelayan pukat cincin di kabupaten Gorontalo Utara? ”.

  1.3 Tujuan penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi (ukuran kapal, kekuatan mesin, konsumsi bahan bakar minyak, panjang pukat, tinggi pukat, jumlah ABK dan atlaktor/ponton) terhadap hasil tangkapan nelayan pukat cincin di Kabupaten Gorontalo Utara.

  1.4 Manfaat penelitian

  Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

  1. Sebagai bahan informasi kepada para nelayan pukat cicin mengenai faktor-faktor produksi yang dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan di kabupaten Gorontalo Utara.

  2. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk penangkapan ikan agar dapat terpelihara dengan baik.

METODE PENELITIAN

  3.1 Waktu dan tempat

  Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Agustus

  • – September 2013 di pelabuhan Perikanan Kwandang,Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo yang berada pada posi

  Sumber : Ranperda RTRW Kabupaten Gorontalo Utara 2011-2013

  Gambar 2. Peta Gorontalo Utara

  3.2 Pengumpulan data Objek penelitianadalah kapal ikan yang mengunakan alat tangkap pukat cincin yang aktif.

  Objek yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 15 unit kapal pukat cincin dari 27 unit kapal pukat cincin yang ada. Pengambilan objek penelitian sebanyak 15 unit kapal sudah dianggap mewakili 27 kapal yang ada karena saat peneliti melakukan pengumpulan data, 12 unit kapal lainnya sementara menghentikan operasi penangkapan dan masih dalam tahap perbaikan.

  Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada faktor-faktor produksi yang mempengaruhi hasil tangkapan yaitu ukuran kapal, daya mesin kapal, panjang pukat cincin, ukuran mata pukat, jumlah awak kapal, BBM dan Atlaktor/ponton.

  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey dengan menggunakan lembar observasi. Teknik demikian ditempuh berdasarkan pertimbangan bahwa semua obyek yang diteliti didaerah penelitian mempunyai pola usaha penangkapan ikan dengan menggunakan tipe kapal pukat cincin yang seragam.

  Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung terhadap nelayan yang menjadi responden, yaitu dengan menggunakan daftar pertayaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung seperti studi pustaka.

3.3 Analisis data

  Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada faktor-faktor produksi yang mempengaruhi hasil tangkapan sepertivariabel ukuran kapal, daya mesin kapal, panjang pukat cincin, lebar pukat cincin, jumlah awak kapal, bahan bakar minyak (BBM), dan atlaktor/ponton.Variabel- variabel yang dianalisis tersebut sebagai berikut: a.

  Hasil tangkapan (Y), adalah besarnya hasil dari usaha penangkapan yang diperoleh nelayan berupa ikan (kg).

  b.

  Ukuran kapal (X1), adalah bobot kapal kotor yang dinyatakan dalam Gross Tonage (GT).

  c.

  Daya mesin kapal (X2), adalah besarnya tenaga/kekuatan mesin (motor) kapal yang digunakan dikapal dengan fungsi sebagai penggerak kapal, dinyatakan dalam Horse Power (HP). d.

  Panjang pukat cincin (X3), adalah panjang net (jaring), dihitung dari ujung pukat sebelah kiri sampai ujung pukat sebelah kanan, tidak termasuk panjang tali pelampung utama. Satuan pengukurannya adalah meter (m).

  e.

  Tinggi pukat cincin (X4), adalah panjang net (jaring), dihitung dari ujung pukat atas sampai ujung pukat bawah. Satuan pengukurannya adalah meter (m).

  f.

  Jumlah Awak Kapal (X5), adalah nelayan pekerja dengan tingkat tanggung jawab rendah dan tidak terikat dengan kontrak kerja (orang).

  g.

  BBM (X6), adalah jumlah bahan bakar yang digunakan oleh nelayan pukat cincin untuk melaut, dinyatakan dalam (liter).

  h.

  Atlaktor/ponton (X7), adalah atlaktor/ponton yang digunakan untuk mengumpulkan ikan di sekitar daerah penangkapan, dinyatakan dalam (unit).

  Data yang diperoleh di lapangan kemudian dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan Model Analisis Regresi Berganda dimana terdapat sejumlah variabel bebas yang dihubungkan dengan satu variabel terikat (tidak bebas). Jika variabel bebas dalam penelitian ini adalah X1, X2, X3,…, X7 dan variabel terikatnya Y maka bentuk/rumus umum dari Regresi Berganda adalah sebagai berikut:

  Y = a+b

  1 X 1 +b

  2 X 2 +b

  3 X 3 +b

  4 X 4 +b

  5 X 5 +b

  6 X 6 +b

  

7

X

  7 Dimana:

  Y = Hasil tangkapan (Kg) X1 = Ukuran kapal (GT) X2 = Daya mesin kapal (HP) X3 = Panjang pukat cincin (m) X4 = Tinggi pukat cincin (m)

  X5 = Jumlah awak kapal (orang) X6 = BBM (L) X7 = Jumlah atlaktor/ponton (unit) a = Parameter yang dicari b

  1 , b 2 , b 3 n = Koefisien regresi tiap-tiap faktor produksi

  ,…, b Langkah-langkah analisi regresi linear berganda dilakukan untuk menguji keeratan hubungan antara variabel bebas (X1, X2, X3,…, X7) dengan variabel terikat (Y) digunakan

2 Koefisien Determinasi (R ).

  Untuk menguji pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3,…, X7) secara serempak/simultan terhadap variabel terikat (Y). Analisis data secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan program aplikasi statistik SPSS 16.0.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan faktor-faktor produksi dan hasil tangkapan ikan

  Perkembangan usaha perikanan laut yang menggunakan pukat cincin yang mendaratkan

hasil tangkapannya di Kabupaten Gorontalo UtaraProvinsi Gorontalo cukup banyak sehingga

mendukung untuk pelaksanaan penelitian ini. Jumlah kapal pukat cincin yang dijadikan sebagai

sampel penelitian sebanyak 15 sampel.Data hasil penelitian dapat dilihat pada Lampiran

  

1.Berdasarkan data tersebut dapat diketahui keadaan faktor-faktor produksi dan hasil tangkapan

ikan oleh nelayan yang menggunakan pukat cincin. Analisis data hasil penelitian menggunakan

model regresi linear ganda. Data analisis regresi tersebut disajikan pada tabel 1.

  

Tabel 1. Data Hasil Analisis Regresi

Coefficients a

  Model Unstandardized

  Coefficients Standardized

  Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -5263,088 1562,813 -3,368 0,012

  X1 -2,144 35,444 -0,011 -0,060 0,953 X2 11,691 5,207 0,364 2,245 0,060 X3 16,103 5,878 0,526 2,740 0,029 X4 18,061 15,827 0,163 1,141 0,291 X5 74,569 52,279 0,215 1,426 0,197 X6 -0,303 0,151 -0,324 -2,003 0,085 X7 33,491 54,822 0,094 0,611 0,561

  a. Dependent Variable: Y

  

Nilai masing-masing koefisien regresifaktor-faktor produksi (X) dari model regresi linier pada

tabel 1 memberikan gambaran bahwa:

  1.

  1 ) sebesar

  Koefisien regresi variabel ukuran kapal (X – 2,144 menggambarkan bahwa ukuran kapal mempunyai pengaruh negatif terhadap jumlah hasil tangkapan ikan, artinya dengan semakin besar ukuran kapal maka hasil tangkapan akan semakin sedikit; 2.

  ) sebesar 11,691 menggambarkan bahwa

  2 Koefisien regresi variabel daya mesin kapal (X

  daya mesin kapal yang dinyatakan dalam horsepower (HP) mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah hasil tangkapan ikan, artinya dengan semakin tinggi daya mesin kapal maka hasil tangkapan akan semakin banyak; 3.

  3 ) sebesar 16,103 menggambarkan bahwa

  Koefisien regresi variabel panjang pukat cincin (X panjang pukat cincin mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah hasil tangkapan ikan, artinya dengan semakin panjang pukat cincin maka hasil tangkapan akan semakin banyak; 4.

  4 ) sebesar 18,061 menggambarkan bahwa

  Koefisien regresi variabel tinggipukat cincin (X dalam pukat cincin mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah hasil tangkapan ikan, artinya dengan semakin dalam pukat cincin maka hasil tangkapan akan semakin banyak; 5.

  ) sebesar 74,569 menggambarkan bahwa

  5 Koefisien regresi variabel jumlah awak kapal (X

  jumlah awak kapal mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah hasil tangkapan ikan, artinya dengan semakin banyak jumlah awak kapal maka hasil tangkapan akan semakin banyak; 6.

  6 ) sebesar

  Koefisien regresi variabel Bahan Bakar Minyak atau BBM (X

  • – 0,303 menggambarkan bahwa jumlah BBM mempunyai pengaruh negatif terhadap jumlah hasil tangkapan ikan, artinya dengan semakin banyak jumlah BBM maka hasil tangkapan akan semakin sedikit;

7. Koefisien regresi variabel jumlah atlaktor/ponton (X ) sebesar 33,491 menggambarkan

  7

  bahwa jumlah atlaktor/ponton mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah hasil tangkapan ikan, artinya dengan semakin banyak jumlah atlaktor/ponton maka hasil tangkapan akan semakin banyak.

  4.2 Analisis pengaruh faktor-faktor produksi terhadap hasil tangkapan ikan secara simultan

  Hasil uji signifikansi koefisien korelasi ganda faktor-faktor produksi terhadap hasil tangkapan ikan secara simultan/bersama-sama dapat dilihat pada tabel 2.

  Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Secara Simultan

  b ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. a

  1 Regression 2,248E7 7 3210819,830 9,891 0,004 Residual 2272409,337 7 324629,905 Total 2,475E7

  14

  a. Predictors: (Constant), X7, X3, X6, X5, X4, X2, X1

  b. Dependent Variable: Y Untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap hasil tangkapan ikan (Y)secara simultan/bersama-sama, maka dilakukan analisis regresi linear berganda dengan parameter pengujian dilakukan pada taraf nyata (α) 5%. Hasil uji signifikansi koefisien korelasi ganda berdasarkan tabel diketahui nilai F hitung sebesar9,891.Nilai signifikansi pada taraf

  α = 5% atau 0,05 sebesar 0,004. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian secara simultan (bersama-sama), variabel X (semua faktor-faktor produksi) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (hasil tangkapan ikan).

  4.3 Analisis pengaruh faktor-faktor produksi terhadap hasil tangkapan ikan secara parsial

  Data hasil analisi signifikansi koefisien korelasi ganda faktor-faktor produksi terhadap hasil tangkapan ikan secara parsial/terpisah dapat dilihat pada tabel 3.

  Coefficients a

  Model Unstandardized

  Coefficients Standardized

  Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -5263,088 1562,813 -3,368 0,012

  X1 -2,144 35,444 -0,011 -0,060 0,953 X2 11,691 5,207 0,364 2,245 0,060 X3 16,103 5,878 0,526 2,740 0,029 X4 18,061 15,827 0,163 1,141 0,291 X5 74,569 52,279 0,215 1,426 0,197 X6 -0,303 0,151 -0,324 -2,003 0,085 X7 33,491 54,822 0,094 0,611 0,561

  a. Dependent Variable: Y Hasil analisis secara parsial pada tabel 3 digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Berdasarkan hasil analisi data tersebut, dapat disimpulkan bahwa: 1.

  Variabel ukuran kapal (X

  1

  ), nilai t hitung -3,418 dannilai signifikansi pada taraf α = 5% atau

  0,05 sebesar 0,953 sehingga ukuran kapal tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan ikan.

  2. Variabel daya mesin kapal (X

  2

  ), nilai t hitung 2,245 dan nilai signifikansi pada taraf α = 5% atau 0,05 sebesar 0,060 sehinggadaya mesin kapal tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan ikan.

  3. Variabel panjang pukat cincin (X

  3 ), nilai t hitung 2,740 dan nilai signifikansi pada taraf

  α = 5% atau 0,05 sebesar 0,029 sehingga panjang pukat cincin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan ikan.

  4.

  4 ), nilai t hitung 1,141 dan nilai signifikansi pada taraf

  Variabel tinggi pukat cincin (X α = 5% atau 0,05 sebesar 0,291 sehinggatinggipukat cincin tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan ikan.

  5. ),nilai t hitung 1,426 dan nilai signifikansi pada taraf

  α = 5% atau 0,05 sebesar 0,197 sehingga jumlah awak kapal tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan ikan.

5 Variabel jumlah awak kapal (X

  6.

  6 ), nilai t hitung -2,003 dan nilai signifikansi

  Variabel Bahan Bakar Minyak atau BBM (X pada taraf α = 5% atau 0,05 sebesar 0,085 sehingga Bahan Bakar Minyak atau BBM tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan ikan.

  7.

  7 ), nilai t hitung 0,611 dan nilai signifikansi pada taraf

  α = Variabel jumlah atlaktor/ponton (X

  5% atau 0,05 sebesar 0,561 sehingga jumlah atlaktor/pontontidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan ikan.

4.4 Pengaruh faktor-faktor produksi terhadap hasil tangkapan ikan

  Hasil tangkapan ikan yang menggunakan alat penangkap berupa pukat cicindipengaruhi oleh faktor-faktor produksi. Pada penelitian ini, faktor-faktor produksi yang diambil adalah ukuran kapal, daya mesin kapal, panjang pukat cincin, tinggipukat cincin, jumlah awak kapal, jumlah Bahan Bakar Minyak atau BBM dan jumlah atlaktor/ponton.Berdasarkan hasil analisis data penelitian, faktor-faktor produksi secara simultan/bersama-sama memberikan pengaruh

  

yang signifikan terhadap hasil tangkapan ikan. Adapun hasil analisis faktor-faktor produksi

secara parsial/sendiri-sendiri, yang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil

tangkapan ikan adalah panjang pukat cincin (X

3 ).

  Besarnya ukuran kapal berhubungan langsung dengan produktifitas dan produksi tangkapan. Ukuran kapal umumnya diukur dalam satuan Gorss Tonnage (GT). Untuk menduga produksi nelayan, selain didasarkan atas teknologi alat tangkap dan jumlah kapal, juga ditentukan oleh tonnage kapal yang dimiliki (DJPT, 2005). Keberhasilan dalam operasi penangkapan hendaknya didukung oleh ukuran kapal yang sesuai dengan kebutuhan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ukuran kapal tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan secara signifikan. Besar hasil tangkapanikan tidak dipengaruhi oleh ukuran GT kapal.Walaupun tidak memberikan pengaruh yang signifikan, kemampuan kapal untuk memuatpukatukuran besar dan alat lain.Bentuk dan ukuran kapal dapat berpengaruh terhadap kekuatan kapal tersebut di atas laut seperti kecepatan dan kemampuan menahan suatu ombak, namun berdampak negatif terhadap kecepatan melakukan gerakan memutar saat operasi penangkapan sehingga hasil tangkapan ikan menjadi kurang maksimal. Pernyataan yang sama oleh Suryana, et al. (2013) bahwa semakin besar dimensi kapal maka kemampuan kapal tersebut untuk membawa pukat dan alat bantu penangkapan ikan lainnya semakin besar, dengan demikian jarak jangkau

  

fishingground -nya akan semakin luas. Selain itu ukuran kapal berpengaruh juga terhadap

pergerakan kapal tersebut dilaut seperti gerakan memutar.

  Daya mesin kapal yang digunakan harus sesuai dengan ukuran kapal. Semakin besar ukuran kapal maka daya mesinnya juga harus semakin besar. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan atau daya mesin dalam satuan Horse Power (HP)tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan ikan. Walaupun tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah tangkapan ikan, kecepatan kapal dalam melakukan gerakan memutar ketika melingkarkan pukat pada saat operasi penangkapan tentunya sangat menentukan jumlah ikan yang dapat terperangkap dalam pukat sebelum lolos dari operasi penangkapan. Menurut Wijopriono dan Genisa (2003), kapal dengan kecepatan yang relatif tinggi dapat menghalangi atau menyaingi kecepatan renang ikan. Oleh karena itu, kapal yang bergerak relatif lebih cepat dari kecepatan renang ikan akan meningkatkan peluang tertangkapnya ikan. Kekuatan mesin yang besar, maka proses pelingkaran gerombolan ikan juga lebih cepat sehingga kemungkinan ikan untuk lolos juga semakin kecil. Jika proses pelingkaran berlangsung lambat, maka kemungkinan ikan banyak yang lolos. Untuk itu, kecepatan menjadi faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan penangkapan ikan menggunakan pukat cincin.

  Selain faktor ukuran dan daya mesin kapal yang digunakan, faktor panjang pukat juga cukup menentukan jumlah hasil tangkapan. Hal ini sesuai dengan hasil analisis data secara parsial menunjukkan bahwa panjang pukat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan ikan. Semakin panjang pukat yang digunakan makan semakin banyak ikan yang terperangkap karena areal lingkaran pukat pada saat operasi penangkapan menjadi luas. Hal ini sejalan dengan pendapat Rizwan et al. (2001) bahwa semakin panjang alat tangkap pukat cincin maka luasan pelingkaran semakin luas, sehingga diharapkan ikan yang berada dalam lingkaran tersebut akan semakin besar jumlahnya. Namun, hal tersebut juga akan terkendala bila dalam proses pelingkaran pukat tidak dilakukan dengan cepat karena gerombolan ikan tersebut bisa lolos dari bagian bawah pukat apabila tidak segera dikerucutkan pukatnya. Hal ini dapat diantisipasi dengan memperbanyak jumlah tenaga kerja saat operasi penangkapan.

  Awak kapal yang berperan sebagai tenaga kerja dalam operasi penangkapan ikan sangat dibutuhkan. Menurut Rizwan et al. (2011), penggunaan tenaga manusia (awak kapal) dibutuhkan untuk menarik pelampung dan badan pukat pada saat penarikan pukat, menata alat tangkap, dan mengangkat hasil tangkapan dari badan pukat ke atas geladak kapal. Efisiensi tenaga kerja dalam setiap operasi penangkapan ditujukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil analisis data menunjukkan bahwa jumlah awak kapal tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan ikan.

  Sekalipun tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap hasil tangkapan ikan, banyaknya tenaga kerja dalam operasi penangkapan ikan sangat menentukan kecepatan saat operasi penangkapan. Semakin banyak tenaga kerja, maka durasi waktu penangkapan dapat dipercepat sehingga kemungkinan ikan untuk lolos dapat diminimalisir. Sesuai dengan pernyataan Suryana et al. (2013) bahwa kemampuan nahkoda sangat dibutuhkan dalam menentukan fishing ground yang akan di tuju. Nahkoda merupakan pemimpin kapal dalam mengoperasikan kapal. Namun di sisi lain pengalaman nahkoda tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan atau produksi. Hal ini dikarenakan gerombolan ikan tidak selalu berada di tempat atau area yang sama.Menurut Rizwan et al. (2011) awak kapal terutama diperlukan pada saat melakukan penarikan tali pengerut pukat sehingga ikan yang berada di bagian bawah pukat tidak meloloskan diri dari celah yang terbuka. Segala kemungkinan kesalahan dapat diantisipasi dengan cepat karena banyaknya tenaga kerja yang siaga dalam melakukan operasi penangkapan.

  Ukuran dan bentuk pukat cincin sangat beragam, tergantung pada panjang pukat, tinggi pukat, ukuran mata pukat, dan ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Walaupun ukuran panjang pukat sama, namun tinggipukat berbeda-beda. Nilai koefisien korelasi hasil tangkapan ikan terhadap tinggipukat cincin mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah hasil tangkapan ikan, artinya dengan semakin tinggipukat cincin maka hasil tangkapan akan semakin banyak. Namun, hasil pengujian mengenai tinggi pukat secara parsial tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap banyaknya hasil tangkapan. Sekalipun pukat yang digunakan cukup tinggi/dalam, namun pada saat operasi penangkapan proses pengerucutan bagian bawah pukat berlangsung lambat maka kemungkinan ikan yang dapat lolos menjadi banyak. Apabila pelingkaran pukat tidak dilakukan dengan cepat maka gerombolan ikan tersebut bisa lolos dari bagian bawah pukat. Sehingga kecepatan proses pengerucutanlah yang dapat menentukan banyaknya ikan yang terperangkap dalam pukat walaupun tinggi pukat turut menentukan.

  Menurut Sudirman dan Mallawa (2004), tinggi/kedalaman pukat cincin harus ditentukan dengan memperhatikan perilaku dari ikan yang akan ditangkap dan kondisi perairan setempat. Minimum tinggipukat dimaksudkan untuk mengikuti kedalaman renang dari gerombolan ikan tersebut.

  Penggunaan mesin dalam pelaksanaan operasi penangkapan ikan di laut dengan menggunakan pukat cincin tentunya menggunakan bahan bakar minyak (BBM) untuk menggerakkan mesin. Menurut Rizwan et al. (2011), BBM merupakan salah satu dari faktor sarana produksi yang merupakan inti dari berbagai faktor produksi lainnya. Tanpa tersedianya BBM maka tidak mungkin dilaksanakan kegiatan operasi penangkapan ikan. Ketersediaan BBM dalam jumlah yang tepat akan mempengaruhi kelancaran proses produksi dan jangkauan operasi penangkapan lebih jauh. Hasil analisis data menunjukkan bahwa banyak sedikitnya penggunaan BBM tidak memberikan hasil yang signifikan terhadap jumlah hasil tangkapan. Banyaknya BBM yang digunakan dipengaruhi oleh jarak tempuh lokasi penangkapan dengan pelabuhan atau tempat pembongkaran ikan. Setiap kapal penangkap ikan sudah mempunyai lokasi atau sasaran penangkapan dengan jarak tempuh yang berbeda-beda dengan jumlah sebaran ikan yang berbeda-beda pula. Ada yang lokasinya cukup dekat dan ada yang lokasinya sangat jauh. Semakin dekat lokasi penangkapan semakin sedikit jumlah BBM yang digunakan, sebaliknya semakin jauh semakin banyak BBM yang digunakan. Walaupun lokasi penangkapan sangat jauh dengan BBM yang digunakan sangat banyak, namun hasil tangkapan ikan terkadang jumlah sedikit. Sehingga, jumlah tangkapan tidak dipengaruhi oleh jumlah BBM yang digunakan.

  Menurut Irianto dan Soesilo (2007), penggunaan BBM dalam operasi penangkapan menjadi permasalahan yang dihadapi oleh para nelayan karena tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk BBM (bahan bakar minyak). Lokasi penangkapan yang semakin jauh menyebabkan biaya operasional penangkapan yang dikeluarkan menjadi semakin besar dan justru memberatkan pengusaha dalam bidang perikanan tangkap karena biaya yang dikeluarkan terkadang lebih banyak dibanding dengan hasil tangkapan.

  Di setiap lokasi penangkapan penangkapan biasanya dilengkapi dengan ponton atau atlaktor yang berfungsi untuk memancing ikan untuk berkumpul pada satu titik. Jumlah ponton atau atlaktor setiap kapal penangkap berbeda-beda. Berdasarkan hasil analisis data faktor jumlah ponton atau atlaktor tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah tangkapan ikan. Sebaran ikan di laut umumnya tidak merata dan gerombolan ikan biasanya tidak selalu berada di tempat atau area yang sama. Hal ini menyebabkan, jumlah ikan yang berada di sekitar ponton/atlaktor menjadi tidak tetap, terkadang sedikit terkadang juga dalam jumlah yang banyak. Selain itu, faktor musim juga turut menentukan banyak sedikitnya jumlah ikan yang berkumpul di area sekitar ponton.Hal inilah yang menyebabkan jumlah ponton tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah tangkapan ikan.

SIMPULAN DAN SARAN

  5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pada pembahasan,maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Faktor-faktor produksi secara simultan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan ikan oleh nelayan yang menggunakan pukat cincin.

  2. Secara parsial,faktor-faktor produksi yang memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil tangkapan ikan adalah panjang pukat cincin. Adapun faktor-faktor produksi yang tidak memberikan pengaruh signifikan adalah ukuran kapal, daya mesin kapal, tinggi pukat cincin, jumlah awak kapal, jumlah Bahan Bakar Minyak atau BBM dan jumlah atlaktor/ponton.

  5.2 Saran Sesuai dengan hasil penelitian maka dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi

tingginya hasil tangkapan ikan secara signifikan. Demimeningkatnya hasil tangkapan ikan secara

maksimal, oleh nelayan yang menggunakan pukat cincin maka faktor utama yang perlu

diperhatikan adalah panjang pukat cincin.

  

DAFTAR PUSTAKA

Baruadi,A.2012.Pengembangan perikanan tangkap di Gorontalo Utara. kses Tanggal 11 Januari 2013.

  BP4KGorontaloUtara. 2009. https://sites.google.com/site/bp4kgor/ SEJARAH BP4K Gorontalo Utara. Diakses Tanggal 4 September 2013.

  Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT). 2005. Petunjuk Pelaksanaan Pengukuran

Volume Palkah Kapal Perikanan, Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkap Ikan,

  Jakarta.

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT). 2007. Statistik Pelabuhan Perikanan Nusantara.

  Jakarta.

Fiqrin. 2008. Purse SeineDiakses

Tanggal 14 Januari 2014.

  

Irianto dan Soesilo. 2007. Dukungan Teknologi Penyediaan Produk Perikanan. Badan Riset

Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Bogor.

Martasuganda, S. 2004. Teknologi Untuk Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Seri Alat Tangkap

Ikan. Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia. Jakarta.

  Mudztahid.2011.Metode Penangkapan danAlatTangkapPukatCincin (Purse

  Seine ). adzwarmudztahid.files.wordpress.com/2011/04/purse-seine.pdf/ Diakses Tanggal 11 Januari 2013.

  Mukhtar. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Tangkapan Pukat Cicin. Diakses Tanggal 11 Januari 2013.

  Muntaha, A., Soemarno, Muhammad, S. dan Wahyudi, S. 2012. Kajian Kecepatan Kapal Purse

Seine Dengan Permodelan Operasional Terhadap Hasil Tangkapan Yang Optimal

(Artikel). Dipresentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura.

  

Olii , A.H. 2007. AnalisisKapasitasPerikananTangkapDalamRangkaPegelolaan Armada

  Penangkapa. DiaksesTanggal 25 Februari 2013.

  

Ranperda RTRW Kabupaten Gorontalo Utara. 2013. Peta Administrasi Kabupaten Gorontalo

Utara. POkja Sanitasi Kabupaten Gorontalo Utara.

Rizwan, Setiawan, I., dan Aprilla, R.M. 2011. Effect of Production Factors On Purse Seine Fish

Capture In The Lampulo Coastal Fisheries Port, Banda Aceh. Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Jurnal Natural Vol. 11 (1). Hal: 24

  • 29

  Kajian Ekonomis Penggunaan Daya Mesin Kapal Purse Seine Di Perairan Sa’id, S.D. 2009. Pekalongan. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang

  

Subani, W., dan Barus, H.R. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang di Indonesia. Balai

Penelitian dan Perikanan Laut. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Sudirman dan Mallawa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan, Rineka Cipta, Jakarta. Dinas Kelautan

dan Perikanan, Statistik Perikanan Tangkap Provinsi Aceh, Banda Aceh.

Sugiarta. 1992. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Suharso. 2006. Elastisitas Produksi Perikanan Tangkap Kota Tegal (Tesis). Program

Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang.

Suharso, Bambang. A.N., dan Asriyanto. 2006. Elastisitas Produksi Perikanan Tangkap Kota

Tegal. Jurnal Pasir Laut, 2 (1): 26

  • – 36.

    Suryana, S.A., Rahardjo, I.P., dan Sukandar. 2013. Pengaruh Panjang Jaring, Ukuran Kapal, Pk

    Mesin Dan Jumlah Abk Terhadap Produksi Ikan Pada Alat Tangkap Purse Seine Di Perairan Prigi Kabupaten Trenggalek – Jawa Timur. PSPK Student Journal, I (1): 36 – 43.

  Soekartawi. 2002. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas. Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Wijopriono dan Genisa, 2003, Kajian Terhadap Laju Tangkap dan Komposisi Hasil Tangkapan

Purse Seine Mini Di Perairan Pantai Utara Jawa Tengah, Torani, Vol. 13 (1) Maret 2003

  : 44-50.