Studi Modifikasi Pengapian Ganda pada Sepeda Motor Terhadap Emisi Gas Buang (Study of Double Ignition Modification on Motorcycle to Exhaust Gas Emission)

  

DAFTAR ISI

Electronic Control Unit untuk Motor Bakar Diesel 2 Silinder dengan Konsep

Homogeneous Charge Compression Ignition

  

Aam Muharam, M.T., Arifin Nur, S.T., Kristian Ismail, M.T. E-1

Desain & Pembuatan Coran Footstep Holder Sepeda Motor Honda Grand Astrea dengan Bahan Ac12 Achmad Sambas, S.T., M.T.

  E-9

Peningkatan Kualitas Sepatu Rem Sepeda Motor Produk IKM melalui Proses ‘Grain Refining’

  Ahmad Supriyadi, A. P. Bayuseno, Sri Nugroho E-14

  Analisis Pengaruh Variasi Tebal Plat Bimetal Terhadap Besar Defleksi Yang Terjadi Amat Umron, S.T.; Muhammad Usamah, S.T.

  E-20 Analisis Variabilitas Tekanan Ruang Bakar Motor Diesel IDI dengan Menggunakan Analisis Data Statistik Arifin Nur, S.T.; Aam Muharam, M.T.

  E-26 Pembuatan Dan Pengujian Blade Mesin Shot Blasting Hasil Perancangan Ulang Darma Firmansyah Undayat, M.T.

  E-32

Shape Memory Effect Dua Arah Paduan Berbasis Ni-Ti

  

Efendi Mabruri, Bambang Sriyono, Bintang Adjiantoro, D.N.Adnyana E-41

Penyebaran Serat Karbon Dalam Mortar Semen Putih

  

Eko Sulistiyono, Yulinda Lestari, Wildan Panji Tresna, Marga Asta Jaya E-45

Studi Modifikasi Pengapian Ganda pada Sepeda Motor Terhadap Emisi Gas Buang (Study of Double Ignition Modification on Motorcycle to Exhaust Gas Emission)

  Greg. Sukartono, Harjono E-49

Studi Kelayakan Renovasi Unit Penghancur Batu (Stone Crusher) di Unit Pelaksana Teknis Balai Pengolahan Mineral Lampung, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (UPT.BPML-LIPI)

  

Kusno Isnugroho, David C Birawidha, Achmad Shofi E-53

Peningkatan Ketahanan Aus Baja Mangaan SCMnH11 pada Produk Coal Crusher Lilik Dwi Setyana, S.T.,M.T.; Ir. Tarmono, M.T.

  E-60 Pengembangan Model Multiobjektif untuk Penjadwalan Job Shop Dinamis

Peran dan Aplikasi Program Simulasi Pengecoran Logam dalam Industri Pembuatan Baja Cor: Studi Kasus pada Pembuatan Track Link Excavator

  

Mochamad Achyarsyah, S.T., SST., M.T.; Mohammad Nurdin, ST., MBA E-70

Karakteristik Perambatan Retak Velg dari Bahan A356 dengan Variasi Putaran Centrifugal Casting

  Muhammad Syukron, Jamasri, Priyo Tri Iswanto E-74

Sintesa Ca

  3 Co

  4 O

  

9 Sebagai Bahan Termoelektrik dengan Menggunakan Metode

Sintering

  Ir. Rahardjo Binudi, Lusiana, M.T.; Sigit Dwi Yudanto, S.T.; Rahadian Roberto, A.Md.; E-79 Heri Nugraha, A.Md

Studi Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Komposit Epoxy-Alumina

  Rusnoto, M.Wazis Wildan, Kusmono E-84

  Peningkatan Kekuatan Serat Batang Salak dengan Perlakuan Benzoylation Seno Darmanto, S.T., M.T.

  E-89

Pemanfaatan Panas Buang di Muffler Kendaraan Roda Dua untuk Pembangkitan Listrik Menggunakan Thermoelektrik Generator

  

Sugiyanto, S.T.; Prof. Dr-ing., Ir. Harwin Saptoadi, MSE E-92

Pengaruh Twist Ratio Terhadap Karakteristik Perpindahan Panas dan Faktor Gesekan pada Penukar Kalor Pipa Konsentrik dengan Twisted Tape Insert

  

Tri Istanto, S.T., M.T.; Wibawa Endra Juwana, S.T., M.T.; Indri Yaningsih, S.T. E-97

Pengelasan Dissimilar Antara Baja Karbon Rendah St 37 dengan Stainless Steel Austenitik Sus 304 dengan Metoda Friction Welding (Fw) (The Dissimilar Welding Between Low Carbon Steel St 37 and Austenitic Stainless Steel Sus 304 with Friction Welding (Fw Method)

  

Widia Setiawan, S.T., M.T.; Nugroho Santoso, S.T. E-105

Pengaruh Penambahan Kadar Serat Karbon Terhadap Electrical Resistivity pada Aplikasi Beton Cerdik

  

Wildan Panji Tresna, Marga Asta Jaya Mulya, Yulinda Lestari E-110

Uji Prestasi dan Emisi Terhadap Mesin Diesel Injeksi Langsung Tanpa Modifikasi dengan Penambahan Hidrogen

  Yanuandri Putrasari, S.T., M.Eng.; Arifin Nur, S.T.; Widodo Budi Santoso, Ir., M.T.; E-115 Mochamad Ichwan, Dr.-Ing.

  Pengaruh Serat Karbon Terhadap Kuat Tekan Mortar Bermatriks Semen-Fly Ash

  Pengembangan Sistem Pemberian Lapisan dengan Teknik Penyemprotan Ledakan Termal di Puslit Fisika - LIPI

Muchiar, Farid W. Machmud, Masbah R.T. Siregar, Gerard E. Timuda, Cece, Suryadi. E-133

  SUSUNAN PERSONALIA PANITIA SEMINAR NASIONAL TEKNOIN 2011

  5. Purtojo, ST., M.Sc.

  3. Agus Sumarjono, ST.

  1. Supardiman 2. Pardiya, ST.

  3. Suwati Sie. Konsumsi dan perlengkapan:

  2. Bagus Prabowo Aji, ST.

  1. Harwati, ST. MT.

  2. Ratna Kumala Dewi, A.Md. Sie. Acara dan Publikasi: Koordinator Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng., Sc.

  1. Heri Susilo, S.Pd.T.

  1. Muhammad Susilo Atmodjo 2. Pangesti Rahman, SE. Sie Sertifikat: Koordinator Arif Bintoro Johan, S.Pd.T., M.Pd.T.

  6. Haryadi, S.Pd.Si 7. Yoga Dwi Kurniawan, ST. Sekretariat: Koordinator Sri Indrawati, S.T., M.Eng.

  4. Firdaus, ST.

  Penanggung Jawab : Ir. Gumbolo Hadi Susanto, M.Sc. Dekan Pengarah : Wahyudi Budi Pramono, ST., M.Eng Wakil Dekan

  3. Dhomas Hatta Fudholi, ST., M.Eng.

  2. Yuli Agusti Rochman, ST., M.Eng.

  1. Dyah Retno Sawitri, ST.

  6. Muhammad Ridlwan, ST., MT. Makalah & Prosiding: Koordinator Winda Nur Cahyo, ST., MT.

  5. Ir. Hj. Budi Astuti, MT.

  4. Izzati Muhimmah, ST., M.Sc. Ph.D.

  3. Agus Mansur, ST., M.Eng., Sc.

  2. Yustiasih Purwaningrum, ST., MT. Reviewer : 1. Ir. Erlangga Fausa, M.Cis 2. Dr. Ir. Farham HM Saleh, MSIE.

  Bendahara : 1. Nashrullah Setiawan, ST., M.Sc.

  Dr. Sri Kusumadewi, S.Si., M.T. Direktur Pascasarjana MTI Dra. Kamariah Anwar, MS. Ketua Jurusan Teknik Kimia Drs. M. Ibnu Mastur, MSIE Ketua Jurusan Teknik Industri Yudi Prayudi, S.Si, M.Kom Ketua Jurusan Teknik Informatika Tito Yuwono, ST., M.Sc Ketua Jurusan Teknik Elektro Agung Nugroho Adi, ST., MT. Ketua Jurusan Teknik Mesin Ketua Pelaksana : Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, MT.

  4. Sri Handayani Sarjudi

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Persaingan bisnis saat ini menunjukkan persaingan yang cukup ketat bahkan sampai pada persaingan

global. Oleh karena itu industri dituntut untuk melakukan inovasi di semua aspek agar mampu

mempertahankan tingkat persaingan. Jiwa kewirausahaan harus dimiliki oleh para pemangku

kepentingan yang ada di industri untuk menghadapi ketatnya persaingan bisnis saat ini. Melakukan

berbagai inovasi bisnis merupakan suatu keharusan bagi para wirausahawan (entrepreneurs), agar

dapat mengkonversi tantangan/hambatan menjadi suatu peluang (opportunity).

Iklim bisnis di Indonesia dewasa ini ditandai dengan ketidakpastian dan penurunan kinerja sejumlah

aktifitas bisnis. Hal ini disebabkan karena para wirausahawan belum memanfaatkan potensi yang ada

secara optimal yang dapat digunakan sebagai modal dalam menghadapi persaingan, baik lokal maupun

internasional. Indonesia memiliki potensi yang berdaya saing tinggi, sebuah peluang bagi para

wirausahawan untuk mengolah potensi yang ada menjadi keunggulan bisnis.

Peranan pendidikan tinggi dalam membangun jiwa kewirausahaan menjadi cukup penting untuk

dikembangkan. Sehingga pendidikan tinggi dapat dijadikan sebagai pusat pengembangan inovasi

kewirausahaan maupun dapat dijadikan sebagai pencetak para wirausahaan yang unggul. Seminar

Nasional ini dirancang untuk memberikan wawasan mengenai pentingnya mengembangkan peran

entrepreneurs yang ada dan bila memungkinkan ditularkan kepada yg lain berkaitan dengan

keberhasilan dan rencana pengembangannya. Beragam konsep, hasil pemikiran, dan hasil riset tentang

kewirausahaan akan disajikan dan dibahas pula pada Seminar Nasional ini dalam mendorong

tercapainya pembangunan berkelanjutan.

Sebagai sebuah forum ilmiah, seminar ini diharapkan sebagai media diseminasi informasi hasil

penelitian dan perkembangan mutakhir antar pihak dengan berbagai latar belakang, mulai dari

kalangan perguruan tinggi, lembaga penelitian, pemerintah/pengambil kebijakan, dan pihak industri.

Diskusi antarpihak dengan berbagai perspektif ini diharapkan dapat memperluas social networking

dan menghadirkan visualisasi yang lebih lengkap atas berbagai perkembangan penelitian di bidang

teknologi industri, dan pada gilirannya diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan

teknologi dan pemanfaatannya di Indonesia.

Atas nama Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, saya menyampaikan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi atas terselenggaranya Seminar

Nasional Teknoin 2011 ini. Seminar ini dapat berlangsung karena usaha terbaik dari panitia pelaksana.

  Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh Yogyakarta, 19 November 2011 Dekan, Ir. Gumbolo Hadi Susanto, M.Sc. Seminar Nasional Teknoin 2011 ISBN 978-979-96964-8-9

  

Peningkatan Ketahanan Aus Baja Mangaan SCMnH11 pada Produk Coal Crusher

Lilik Dwi Setyana, ST.,MT

Ir. Tarmono, MT

  

Program Diploma Teknik Mesin, Sekolah Vokasi, UGM

Jl. Grafika No 2A, Yogyakarta

Email:

  

Abstrak

Salah satu produk yang dihasilkan industri pengecoran di Ceper, Klaten adalah Coal

Crusher yang digunakan untuk menghancurkan bongkahan batu bara di pertambangan batu

bara. Produk dibuat dari baja mangaan yang mempunyai ketahanan aus tinggi (High

Manganese Steel), namun ternyata produk yang dihasilkan ketahanan ausnya belum tinggi.

Penelitian ini bertujuan meningkatkan ketahanan aus baja mangaan tersebut untuk

meningkatkan umur pakai coal crusher.

  Penelitian yang dilakukan dengan cara perlakuan panas baja mangaan SCMnH11 sebagai bahan baku produk coal crusher dengan variasi. temperatur pemanasan 650 o

  C, 850 o

  C, dan 950 o

  C, kemudian dicelup cepat ke dalam air. Pengujian yang dilakukan meliputi komposisi kimia, struktur mikro, keausan dan kekerasan. Hasil menunjukkan bahwa Struktur mikro as cast baja mangaan SCMnH11 sebagai

bahan baku pembuatan coal crusher adalah austenite dengan ferrit di batas butir. Perlakuan

panas sehingga menghasilkan struktur austenite dengan paling sedikit ferrit di batas butir

adalah temperature 850 o

  • -8

  C sehingga dihasilkan tingkat keausan terendah 4,16.10

  mm

  2 /kg.

  

Temperatur yang disarankan agar produk coal crusher lebih awet adalah perlakuan panas

dengan temperatur 850 o C kemudian dilanjutkan proses quenching.

  Kata kunci : SCMnH11, Manganese Steel, Ketahanan Aus

Tinjauan Pustaka

Latar Belakang

  Pengembangan material untuk aplikasi dibidang teknik secara berkelanjutan terus dikembangkan untuk menemukan sifat-sifat yang lebih unggul. Baja merupakan material yang terus dikembangkan karena sifat fisis dan mekanisnya yang dapat diperbaiki dengan penambahan unsur paduan ataupun dengan perlakuan panas sehingga banyak digunakan dalam berbagai aplikasi dibidang teknik.

  Manganese steel ditemukan oleh R.A. Hadfield

  pada tahun 1882 yang mempunyai sifat tahan aus dan ketangguhan impak yang tinggi. Baja paduan jenis ini mempunyai paduan utama 1,2% C – 12% Mn yang dengan struktur austenit pada temperatur kamar. Sifat yang menonjol selain ketangguhan adalah mempunyai regangan yang tinggi dan bersifat paramagnetik (Katila, 1994).

  Dobrzanski dkk (2009), melakukan penelitian tentang perubahan struktur mikro selama proses

  thermomechanical pada high manganese steel (HMS)

  yang dilakukan proses austenisasi 900

  o

  C, 1000

  o

  C dan 1100

  o

  C, kemudian di celup cepat ke dalam air, diperoleh bahwa semakin tinggi temperatur austenisasi maka besar butir semakin meningkat (10 µ m, 17 µ m dan 50 µ m) . Struktur mikro terlihat dominasi austenit dengan annealing twins dan fraksi e martensit plate

  Industri pengecoran di Ceper, Klaten menghasilkan berbagai produk yang sebagian besar adalah pesanan dari berbagai industri yang diharapkan langsung dapat dipakai/diaplikasikan dengan kekuatan yang distandarkan. Salah satu produk yang dihasilkan adalah coal crusher yang digunakan untuk menghancurkan batu bara di tambang batu bara. Produk dibuat dengan bahan baja mangaan dengan ketahanan aus tinggi (High Manganese Steel) Seminar Nasional Teknoin 2011 ISBN 978-979-96964-8-9 dilakukan austenisasi (1050

  o

  − 11.0-

  0.04 1.50- −

  0.07

  14.0 SCMnH11 0.90- ≤ 11.0-

  1.30

  0.05 − −

  0.1

  Cr Other s SCMnH1 0.90-

  0.80

  S

  Number C Si Mn P

  0.08 Steel

  0.02 V

  0.11 S

  0.02 Cu

  1.30

  14.0

  C)-quenching media air menggunakan alat uji MLDF-10. Korosi dan abrasi dilakukan dalam acid-ironstone selama 2 sampai dengan 16 jam. Hasil menunjukkan bahwa selama pengujian impact corrosion and abrasion, wear mass

  0.80

  14.0 Tabel 2. Komposisi baja mangaan standar JIS G5131 (1991)

  0.80

  1.20

  0.7 SCMnH3 0.90- 0.30- 11.0- 0.05 0.04 − −

  3.00

  14.0

  1.35

  2.50 SCMnH2 0.90- ≤ 11.0-

  0.04 2.00- V0.4-

  0.07

  14.0 SCMnH21 1.00- ≤ 11.0-

  0.80

  1.30

  0.04 − −

  0.07

  0.01 P

  13.50 Al

  0.16 Mn

  Baja mangaan (manganese steel) merupakan baja paduan dengan ketahanan aus tinggi dengan komposisi carbon, mangaan, silikon, cromium, molibdenum dan atau tungsten dengan komposisi seperti terlihat dalam Tabel 2. Baja paduan ini banyak digunakan untuk stone crushers, excavtor

  C), kekerasan bisa meningkat hingga 550 BHN (Katila, 1994).

  o

  C (berkisar 950-1100

  o

  Struktur mikro baja mangaan didominasi oleh austenit yang mempunyai keuletan yang tinggi dengan harga kekerasan 200 – 250 BHN, namun dengan perlakuan panas austenisasi-quenching dibawah 1100

  buckets dan loader shovels, karena mempunyai sifat ketahanan impak dan ketahanan aus yang tinggi.

  yang tinggi. Dibandingkan dengan Hadfield steel, terjadi peningkatan kekerasan 60% - 120%, dan peningkatan ketahanan aus 50%–140%.

  0.63 Ni

  density and stacking faults dengan stabilitas austenit

  penelitian menunjukkan terjadinya dislocation

  under non- severe impact-loading conditions. Hasil

  Zhen-Ming He, dkk (2003) melakukan penelitian tentang metode peningkatan kekerasan dan ketahanan aus material austenitic manganese steel

  peningkatan energi impak yang diberikan saat pengujian.

  loss high manganese steel meningkat seiring

Metode Penelitian

  Penelitian dilakukan dengan melebur baja dengan komposisi yang sesuai untuk membuat

  manganese steel SCMnH11 dengan dapur induksi,

  menuang cairan logam dalam cetakan specimen untuk dibuat spesimen uji keausan, kekerasan dan struktur mikro. Proses perlakuan panas dilakukan dengan variasi temperatur as cast, 650, 850 dan 950

  o

  1.22 Mo <0.20 Si

  2.46 C

  81.80 Cr

  Tabel 1. Hasil pengujian komposisi kimia Fe

  o C.

  C kemudian di quenching terlihat sturktur austenite dengan ferrit yang berada di batas butir dengan ukuran kecil dan menyebar. Sifat kemagnetannya rendah (diamagnetic), namun tingkat keausannya menjadi agak tinggi karena jumlah ferrit yang lebih banyak daripada spesimen dengan perlakuan panas temperatur 850

  Spesimen dengan perlakuan panas temperatur 950

  o C.

  C kemudian di quenching tampak struktur austenite dengan sedikit struktur ferrite di batas butir yang menjadikan sifat kemagnetannya menurun (diamagnetic) dan menjadikan tingkat keausannya meningkat.

  o

  C) kemudian di quenching media air tampak struktur ferrite dengan ukuran lebih besar yang mengakibatkan sifat ferromagnetic dan ketahanan ausnya semakin menurun (Gambar 6), namun mempunyai tingkat kekerasan yang lebih tinggi (Gambar 5). Spesimen dengan perlakuan panas temperatur 850

  o

  Spesimen dengan perlakuan panas dibawah temperature austenisasi (650

  material (as cast) terlihat struktur austenite dengan ferrite yang berada pada batas butir. Ferrite yang berada pada batas butir menjadikan baja mangaan bersifat ferromagnetic, selain itu juga menjadikan material ketahanan ausnya menurun.

Hasil Dan Pembahasan Pengujian Komposisi Kimia

  Pengujian komposisi kimia dilakukan di PT Baja Kurnia, Ceper, Klaten dengan hasil seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Paduan utama berupa unsur Mn, Cr, C, Si telah sesuai dengan standar JIS G5131 (1991) sebagai baja mangaan seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 2. Penggolongan berdasar unsur paduan termasuk dalam baja SCMnH11 karena kandungan unsur Cr sebesar 2.46%wt dan Vanadium 0.08%wt yang membedakan dengan jenis SCMnH21.

Pengamatan Struktur Mikro

  Seminar Nasional Teknoin 2011 ISBN 978-979-96964-8-9

  Pengujian Kekerasan

  25 µm 25 µm 25 µm 25 µm Autenit

  C dengan tingkat kekerasan 305 VHN.

  o

  Tingkat kekerasan spesimen berpengaruh terhadap tingkat keausan, namun unsure Mn yang menyebabkan struktur austenite juga mempunyai pengaruh yang besar tehadap tingkat keausan material, sehingga tingkat keausan terendah justru terjadi pada specimen dengan perlakuan panas 850

  C kemudian di quenching, hal ini disebabkan bentuk struktur martensit dan ferrit di batas butir yang kecil dan menyebar dengan butir austenite yang besar.

  o

  C kemudian di quenching. Peningkatan kekerasan disebabkan tumbuhnya martensit dan ferrit dibatas butir. Kekerasan terendah terjadi pada specimen setelah mengalami perlakuan panas 950

  o

  Pengujian kekerasan dilakukan dengan metode indentasi Vickers yang dapat dilihat pada Gambar 5, yang menunjukkan kekerasan tertinggi terjadi pada spesimen setelah mengalami perlakuan panas 650

  o C.

  a.

  C; d. austenisasi 950

  o

  c. austenisasi 850

  C;

  o

  Gambar 4. Struktur mikro baja mangaan a. raw material; b. austenisasi 650

  d.

  c.

  b.

  Ferrit

Pengujian Keausan

  • 8
  • 8

Kesimpulan

  manganese steel during the thermome-chanical processing. , Materials Science and Engineering

  3

  /kg.m

  4. Temperatur yang disarankan agar produk coal

  crusher lebih awet adalah perlakuan panas

  dengan temperature 850

  o

  C kemudian dilanjutkan proses quenching.

  [1] DobrzaƄski. L.A., Grajcar. A and Borek. W., 2009., Microstructure evolution of high-

  [2] Raghavan. V., 1979., Materials Science and Engineering-a first course, 2nd Ed., Prentice-Hall of India Private Limited., New Delhi

  37/2 page 69-76.

  C kemudian dilakukan quenching dengan tingkat keausan 4,16.10

  [3] Surdia. T., dan Saito. S., 1997, ”Pengetahuan Bahan Teknik”, PT Pradnya Paramita, Jakarta

  [4] Xiaodong. D, Guodong. S, Yifei. W, Jianfeng, and Haoyu Y., 2009.,

  Abrasion Behavior of HighManganese Steel under Low Impact Energy and Corrosive Conditions ., Materials Science and

  Engineering, China [5] Zhen-Ming H., Qi-Chuan J., Shao-Bo F. and Jing-

  Pei X., 1987., Improved work-hardening ability

  and wear resistance of austenitic manganese steel under non-severe impact-loading conditions .,

  Department of Metallic Materials Engineering, Jilin University of Technology, Changchun China

  mm

  o

  C dengan tingkat keausan 9,15.10

  3. Tingkat keausan terendah terjadi pada specimen dengan perlakuan panas 850

  wear dengan hasil seperti terlihat pada Tabel 4 dan

  Gambar 6. Tingkat keausan terendah terjadi pada spesimen dengan perlakuan panas 850

  o

  C dengan tingkat keausan 4,16.10

  mm

  3

  /kg.m. Tingkat keausan tertinggi terjadi pada spesimen dengan perlakuan panas 950

  o

  mm

  Seminar Nasional Teknoin 2011 ISBN 978-979-96964-8-9

  3 /kg.m.

  Tingkat keausan suatu material sangat dipengaruhi oleh tingkat kekerasan dan struktur mikronya. Struktur mikro austenite dengan sedikit martensit dan ferrit di batas butir menjadikan tingkat keausannya rendah.

  Gambar 6. Grafik pengujian keausan

  Setelah melakukan pengujian dan analisa, dapat diambil kesimpulan:

  1. Struktur mikro as cast baja mangaan SCMnH11 sebagai bahan baku pembuatan coal crusher adalah austenite dengan ferrit di batas butir

  2. Perlakuan panas sehingga menghasilkan struktur austenite dengan paling sedikit ferrit di batas butir adalah temperature 850

  o

  C dilanjutkan dengan quenching.

  Pengujian keausan dilakukan dengan universal

  • 8