Smack Down dan Jeratan Kapitalisme Telev

SABTU 9 DESEMBER 2006

OPINI

Smack Down dan
Jeratan Kapitalisme TeJevisi
Ibarat badai yang bertiup ken- sasntri Pondok Pesantren Darul
cang, tayangan gulat bebas Ulum mengalami retak pada
Smack Down telah menyapu pergeIangan tangan kiri, karena
anak-anak dari berbagai wilayah terjatuh saat di-Smack Down
negeri ini, tennasuk Jombang. ternan sekamamya (Radar MoSemula, badai Smack Down jokerto, 3 Desember 2006). Di
hanya menimpa seorang anak SD kota ini pula, Helmi Abidin, 9
berusia 7 tahun di Bandung yang tahun , menderita gegar otak
mati sia-sia karena dibanting ringan setelah dibanting ternan
temannya. Matinya bocah bema- mainnya (Radar Mojokerto, 6
rna Reza Ikhsan itu seolah men- Desember 2006).
Anak-anak itu adalah segeIintir
jadi pemicu sapuan badai
SmackDown ke ban yak daerah. korban -iii antara banyak korban
Tak pelak, korban pun berja- di daerah lain-aeara-Smack
tuhan. Ada yang meninggal, ada Down yang tersihir oleh kekuapula yang pingsan . Ada yang . tan magis tayangan televisi.

patah tulang, ada juga yang Mereka tidak bisa dipersalahkan,
karena meniru aksi para tokoh
memar-memar.
Di Surabaya, Fikri Gifani me- idolanya di televisi. Sebab, anakngalami luka punggung setelah anak memang eenderung mediseret teman-temannya menu- nirukan apa yang mereka lihat
runi tangga (Metropolis, Jawa sehari-hari, apalagi jika tontonan
Pas, 2 Desember 2006) . Di itu dikemas secara menarik. KaSitubondo, Bagoes Perkasa (13 rena pala pikirnya yang belum rnatahun) mengalami patah tulang tang, mereka tidak pemah bisa
lengan kanan karena ditindihi menyadari bahwa tontonan tetemannya yang meloneat (Jawa levisi tidak sepenuhnya memperPas, 2 Desember 2006). Di lihatkan realitas sesungguhnya.
Jombang, M. Zakusa (12 tahun), Realitas yang tampak dalam
globalisasi informasi, mereka
hadir di setiap sudut bumi.
Seiring d globalisasi teknologi
infonnasi yang virusnya telah
merasuki hampir
semua ranah kehidupan mllsyarakat, roh kapitalisme bersemayam di rumah-rumah kita
melalui tayangan teIevisi. Ciri
umumnya adalah, ketika tonto nan
yang disajikan televisi tak pemah
dipertimbangkan apakah bisa
menjadi tuntunan atau tidak I
セ@ 8aca Smack Down' Hal 43


1111 REIIISI
Kini, rubrik Opini hadir setiap Senin
dan Sabtu. Redaksi menerima kiriman
naskah opini, maksimal3 halaman folio spasi 1,5, font 12. Naskah bisa
dikirim via email ke radannojokerto@jawapos.coJd atau melalui disketl
CDlflash disk ke kantor Redaksi Radar Mojokerto JI RA. Basuni 96 Lantai
II, Jampirogo, Sooko , Mojokerto,
dengan menyertakan nama, alamat
lengkap dan nomor telepon. Naskah
yang masuk menjadi milik redaksi. Redaksi berhak mengedit naskah dengan
lidak mengubah substansi isinya. r)

• SMACK DOWN.••
Sambungan dad hal 34

Repotnya, inilah yang sekanmg
sedang menggejala dalam stasiun
televisi kita.
Jujur saja, stasiun televisi di

negeri ini tidak mampu menyajikan tontonan yang bisa dijadikan tuntunan dalam berperilaku. Alih-alih mengajak pemirsa untuk hidup dalam budaya beradab dan bennartabat,
stasiun televisi yang kita miliki
malah menyeret pemirsa terjerumus datam budaya hidup
permisif, konsumtif dan hedonis Coba saja eennati sinetron
yang ditayangkan berbagai stasiun televisi; kebanyakao di
antaranya mempertontonkan
gaya hidup westernized yang
aogat tidak sesuai dengan kultur
sosial budaya kita.
K tika kita amali, mayoritas
ioetron Indonesia be rk isah
tentang dunia sekolah yang

Oleh: Safrit Mubah •
dunia pertelevisian merupakan
realitas semll yang berhasrat kuat
untuk menjerat pemirsa masuk
dalam lingkaran pengaruh sang
pemilik modal alias para agen
kapitalis pemilik program televisi.

Tayangan Smack Down merupakan produk dari agen kapitalis
itu. Di negeri asalnya (Arnerika
Serikat), tayangan ini memiliki
rating yang sangat tinggi. Penontonnya tak hanya anak-anak,
tetapi juga dari berbagai lapisan
usia yang memang menggemari
tontonan kekerasan. Jutaan pemirsa siap nongkrong di de pan
layar televisi kala Smack Down
diputar. Karena itu, tidaklah
mengherankan apabila aeara ini
dibanjiri para pemasang iklan yang
reIa merogoh koeeknya dalamdalam agar produknya laku.
Efeknya sudah jelas: Smack
Down mendatangkan keuntungan yang sangat besar bagi
pengelolanya.
Barangkali itulah sebabnya,

stasilm tekv isi Lativi tergiur untuk
membeli hak tayang Smack Down
di Indonesia. Celakanya. pengelola

stasiun tclevisi di n geri ini tid
pemah berpikir efhl